Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL JOURNAL REPORT

Perkembangan Peserta Didik

NAMA : PUTRI RISKY HASIBUAN

NIM : 1211111022

KELAS : PGSD REGULER B 2021

DOSEN PENGAMPU : Dra. Risma Sitohang, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya , yang
salah satunya saya dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Report ini dengan baik serta tepat
waktu

Adapun tujuan dibuatnya tugas Critical Journal Review ini adalah salah satu tugas
individu dalam Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik di Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan tugas ini penulis merasa banyak kekurangan baik pada teknik penulisan
maupun materi, mengingat kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kiritik dan saran dari
semua pihak sangat diharapkan.

Dan tidak lupa ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam pembutan
tugas ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan arahan , sehingga tugas ini
dapat diselesaikan

Harapannya , untuk penyempurnaan tugas ini kami sangat menerima saran dankritik yang
membangun dan kiranya makalah ini dapat memberikan manfaat yang sebanyak-banyaknya
kepada para pembaca .

Lubuk Pakam , 12 oktober 2021

Penulis
A. IDENTITAS JURNAL 1
1.
Judul
Lingkungan Sosial Dalam Perkembangan Psikologis Anak

2.
Jurnal
Jurnal Ilmu Komunikasi

3.
Download
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jika/article/view200

4.

Volume dan Halaman


Volume 2,(1) Hal 32-38

5.
Tahun
2015

6.
Penulis
R. Nuruliah Kusumari

7.
Reviewer
Putri Risky Hasibuan

8.
Tanggal
12 oktober 2021

9.
Abstrak Penelitiaan

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : mencari atau menemukan makna dari hal-hal yang
esensial atau mendasar dari
pengalaman hidup anak usia 11-15 tahun

Subjek Penelitian
Anak SD kelas 5 di kota dan anak SMP kelas 1 di Desa.

Assesment Penelitian
Analisis data yang dilakukan merujuk pada pola yang
dirumuskan oleh Miles dan Huberman melalui tahap-tahap
sebagai berikut; kategorisasi, pembentukan narasi-narasi,
interpretasi data, pengambilan kesimpulan, dan melakukan
verifikasi.

Kata Kunci
lingkungan sosial, psikologi anak
10.

Pendahuluan

Latar Belakang dan Teori


Latar Belakang :
Tahap formal operasional adalah, masa dimana seorang anak sudah mulai mampu
berfikir tingkat tinggi, mulai ingin lepas dari ikatan orang tua, mudah menyerap
hal-hal yang baru ia temui, mencoba hal-hal tersebut dan mengomentari. karena
perkembangan sikap dan perilaku di usia ini sangat berpengaruh besar terhadap
perkembangan sikap dan perilaku di usia remaja kelak. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bentuk tingkah laku sosial seorang anak dan untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku seorang
anak serta hubungan lingkungan dengan perubahan sikap dan perilaku anak.
Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi dengan pendekatan subjektif
(kualitatif). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi yang
sudah pernah dilakukan peneliti, wawancara mendalam dengan para nara sumber
yang diwawancarai oleh peneliti, dan studi dokumentasi data-data yang terdapat di
koleksi para nara sumber. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa ternyata Faktor
lingkungan . keluarga dan sekolah termasuk faktor yang paling penting dalam
perubahan sikap dan perilaku seorang anak.

Teori :
Sikap merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas
unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Dalam ilmu psikologi
sosial, lima puluh tahun terakhir studi mengenai sikap ini banyak sekali diteliti,
dari mulai teori, konstruktur, konsep sampai dengan pengukurannya .Sikap
manusia telah didefinisikan dalam berbagai versi oleh para ahli psikologi
terkemuka. Secara operasional, pengertian sikap merupakan konotasi adanya
kesesuaian reaksi terhadap kategori stimulus tertentu dan dalam penggunaan
praktis, sikap sering dihadapkan dengan rangsang sosial dan reaksi yang bersifat
emosional. pengertian sikap. Berikut ini pengertian sikap dari beberapa ahli: a.
Notoatmodjo S. (1997): Sikap adalah reaksi atau respons yang masih tertutup dan
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. b. Bimo Walgito, (2001): Sikap
adalah organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi
yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar
pada orang tersebut untuk membuat respons atau berpenilaku dalam cara tertentu
yang dipilihnya. Umumnya, ada tiga jenis sikap manusia: a. Kognitif, yang
berkaitan dengan apa yang dipelajari, tentang apa yang diketahui tentang suatu
objek; b. Afektif, atau sering disebut faktor emosional, yang berkaitan dengan
perasaan (bagaimana perasaan tentang objek); c. Psikomotorik atau konatif, yakni
perilaku (behavioral) yang terlihat melalui predisposisi suatu tindakan. Mulyana
(2002: 180-195) Menyatakan bahwa “penentuan nara sumber kunci (key
informant) atau disebut sebagai nara sumber sebagai subjek penelitian merupakan
langkah yang sangat penting”. Hal ini terutama dalam mempertimbangkan tingkat
representatif para nara sumber yang diwawancarai. Dalam perkembangan menuju
kematangan sosial, anak mewujudkan dalam bentuk-bentuk interkasi sosial
diantarannya : 1. Pembangkangan (Negativisme) Bentuk tingkah laku melawan.
Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan
orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. 2. Agresi
(Agression) Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun
kata-kata (verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi
( rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). 3. Berselisih
(Bertengkar) Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh
sikap atau perilaku anak lain. 4. Menggoda (Teasing) Menggoda merupakan
bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental terhadap
Porang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang
menimbulkan marah pada orang yang digodanya. 5. Persaingan (Rivaly) Yaitu
keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain. Sikap ini
mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan prestice dan pada usia enam
tahun semangat bersaing ini akan semakin baik. 6. Kerja sama (Cooperation) .
Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. 7. Tingkah laku berkuasa
(Ascendant behavior) Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial,
mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa,
meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya. 8. Mementingkan diri sendiri
(selffishness) Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya
9. Simpati (Sympaty) Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk
menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan
dirinya
11.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi dengan pendekatan subjektif
(kualitatif). Tujuan dari penelitian fenomenologi ini adalah mencari atau
menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman
hidup anak usia 11-15 tahun, penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam
yang lama dengan anak SD kelas 5 di kota dan anak SMP kelas 1 di Desa.

Langkah Penelitian

penentuan narasumber kunci (key informant) atau disebut sebagai nara sumber
sebagai subjek penelitian merupakan langkah yang sangat penting”. Hal ini
terutama dalam mempertimbangkan tingkat representatif para nara sumber yang
diwawancarai. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi yang
sudah pernah dilakukan peneliti, wawancara mendalam dengan para nara sumber
yang diwawancarai oleh peneliti, dan studi dokumentasi data-data yang terdapat di
koleksi para nara sumber Untuk mendapatkan hasil analisis yang mendalam, maka
diperlukan data dari setiap tahapan penelitian. Analisis data yang dilakukan
merujuk pada pola yang dirumuskan oleh Miles dan Huberman melalui tahap-
tahap sebagai berikut; kategorisasi, pembentukan narasi-narasi, interpretasi data,
pengambilan kesimpulan, dan melakukan verifikasi.

Hasil Penelitian
Usia anak 11-15 tahun sangat rentan terpengaruh oleh
lingkungan dimana mereka tinggal, dari penelitian yang
peneliti lakukan terihat perbedaan yang amat jauh antara
anak yang tinggal di desa dan anak yang tinggal di kota,
Setelah melakukan wawancara didapatkan beberapa
kesimpulan yang dapat menjawab seluruh pertanyaan
kesimpulan tersebut adalah Faktor lingkungan,keluarga, dan
sekolah sangat mempengaruhi sikap dan perilaku sosial
Teknologi dan Informasi lebih mudah di dapatkan di
lingkungan kota, sehingga hal itu mempengaruhi wawasan
anak yang berada di Kota Anak yang berada di Kota
cenderung memiliki wawasan pendidikan intelektual, teknologi dan bahasa yang
lebih baik dibandingkan dengan anak yang berada di desa
Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak
mewujudkan dalam bentuk-bentuk interkasi sosial
diantarannya :
1. Pembangkangan (Negativisme) ,Tingkah laku ini terjadi
sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan
orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan
kehendak anak. Tingkah laku ini mulai muncul pada usia 18
bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga tahun dan
mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun.
2. Agresi (Agression) , Yaitu perilaku menyerang balik
secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi
merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi ( rasa
kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau
keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan
menyerang seperti ; mencabut, menggigit, menendang dan
lain sebagainya.
3. Berselisih (Bertengkar) , Sikap ini terjadi jika anak merasa
tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak
lain.
4. Menggoda (Teasing) ,Menggoda merupakan bentuk lain
dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental
terhadap Porang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan
atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang
digodanya.
5. Persaingan (Rivaly) , Yaitu keinginan untuk melebihi
orang lain dan selalu didorong oleh orang lain. Sikap ini
mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan
prestice dan pada usia enam tahun semangat bersaing ini
akan semakin baik.
6. Kerja sama (Cooperation) , Yaitu sikap mau bekerja sama
dengan orang lain. Sikap ini mulai nampak pada usia tiga tahun atau awal empat
tahun, pada usia enam hingga tujuh
tahun sikap ini semakin berkembang dengan baik.
7. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior) , Yaitu
tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi
atau bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini adalah ;
memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.
8. Mementingkan diri sendiri (selffishness) , Yaitu sikap
egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya
9. Simpati (Sympaty) , Yaitu sikap emosional yang
mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap
orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya .

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap dan Perilaku


Sosial:
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan
pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak,
termasuk perkembangan sosialnya. Proses pendidikan yang
bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak
ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi
dengan orang.
2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan
kematangan fisik dan psikis sehingga mampu
mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima
pnasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual
dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa
juga sangat menentukan.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial
ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan
kondisi normatif yang telah
ditanamkan oleh keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah.
Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang
normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak
didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang
akan datang.
5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak
hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan
berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali
terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang
berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan
berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan
ketiganya seimbang maka akan sangat menemtukan
keberhasilan perkembangan sosial anak.

Pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku


Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan
dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi
diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari
hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran
dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering
ada yang menyembunyikannya atau merahasiakannya.

Diskusi Penelitian

Daftar Pustaka

12.

Analisis Jurnal

Kekuatan Penelitian

1. Menggunakan bahasa yang dapat dengan mudah dipahami,


2. Memiliki kesimpulan yang bagus,
3. Terdapat beberapa warna yang membuatnya terlihat lebih menarik,
4. Sistem penulisannya rapi dan tidak membosankan.

Kekurangan Penelitian
1. Tidakmemiliki saran untuk penelitian selanjutnya,
2. Pada beberapa bagian, ada yang penuh dengan tulisan, danmembuatnya
terlihat monoton.
13.

Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan
dalam belajar mengajar. Hasil penelitian keterampilan dasar mengajar guru
menyatakan rata-rata guru di daerah perbatasan khususnya di SDN 002 Sebatik
Tengah tidak terampil dalam menerapkan keterampilan dasar mengajar pada
pembelajaran meliputi keterampilan membuka dan menutup pelajaran, bertanya,
menjelaskan, membimbing diskusi kelompok kecil, mengajar perorangan,
mengelola kelas, memberi penguatan dan memberi variasi
14.

Saran

Pada jurnal “ANALISIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU DI


SDN 002 SEBATIK TENGAH”, Keterampilan Dasar Mengajar guru menyatakan
rata-rata guru di SDN 002 Sebatik Tengah belum terampil dalam menerapkan
keterampilan dasar mengajar. Untuk meningkatkan keterampilan dasar mengajar
guru dapat melakukan beberapa hal seperti : guru dapat melatih peserta untuk
berani mengungkapkan pendapatnya sesuai pemahaman siswa tersebut, dengan
membuat suasana kelas menjadi menyenangkan, memberikan usapan kasih sayang
dan sebagainya, membuka dan menutup pelajaran dengan doa, dan guru dapat
membantu/mengarahkan murid untuk mengerjakan tugas. Dan peneliti hendaknya
dapat menyertakan saran di dalam hasil penelitiannya

15.

Referensi
Kartini, & Muis, A. (2018). Analisis Keterampilan Dasar Mengajar Guru Di SDN
002 Sebatik Tengah. Jurnal Edukasi A, 5 (2).

B. IDENTITAS JURNAL II

1. Judul
2. Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Era Revolusi

3. Download -

4. VolumedanHalaman Halaman 199-210

5. Tahun 2018

6. Penulis Mas Roro Diah Wahyulestari

7. Reviewer Kelompok 3
1. Naura Agil Aulia
2. NurQolbi Harahap
3. Nurul Fadillah Hasibuan
4. PutriI Anggita Simanjuntak
5. Putri Risky Hasibuan
6. Putri Sri Wulandari
7. Rahmat Efraim Silitonga
8. Silvia Varanisa Nainggolan

8. Tanggal 27 September 2021

9. Abstrak Penelitian

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui tentang


hakekat keterampilan dasar mengajar terutama bagian
membuka dan menutup pembelajaran.
Subjek Penelitian Penulis menggunakan media cetak sebagai sumber data
berupa buku
Asssesment Penelitian Sumber data diperoleh dari jurnal Seminar Nasional
Pendidikan Era Revolusi dengan judul Keterampilan
Dasar Mengajar Di Sekolah Dasar
Kata Kunci Keterampilan dasar mengajar, Keterampilan
pengelolaan kelas, Guru.
10. Pendahuluan
Latar Belakang dan Latar belakang:
Teori Pendidikan bukan sekedar persoalan teknik pengolahan
informasi, bahkan penerapan “teori belajar” di kelas
atau menggunakan hasil “ujian prestasi” yang berpusat
pada mata pelajaran. Pendidikan merupakan usaha yang
kompleks untuk menyesuaikan kebudayaan dengan
kebutuhan anggotanya dan menyesuaikan anggotanya
dengan cara mereka mengetahui kebutuhankebudayaan.
Menurut Ki Hajar Dewantoro, pendidikan umumnya
berarti daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi
pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan
tubuh anakBelajar merupakan proses manusia untuk
mencapai berbagai macamkompetensi, keterampilan,
dan sikap semua ini biasa dilakukan setiap orang sejak
lahir sapai akhir hayat.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
secaraetimologis belajar memiliki artinya
“berusahamemperoleh kepandaian atau ilmu”.
Sedangkan pembelajaran merupakan suatu uasha
sadaruntuk mengelola proses belajar mengajar.Namun
belajar biasa diidentikan kegiatan yang dilakukan dalam
sebuah sekolah maupun sebuah bimbingan belajar. Di
dalam Sekolah Dasar mempunyai tingkatkan-tingkatan
berbeda yang bisa kita sebut dengan tingkatan kelas.
Sedangkan kegiatan yang terjadi di dalam kelas disebut
pembelajaran. Di dalam kelas inilah biasanya peran
guru sangat penting. Keberhasilan mengajar, selain
ditentukan oleh faktor kemampuan, motivasi, dan
keaktifan peserta didik dalam belajar dan kelengkapan
fasilitas atau lingkungan belajar, juga akan tergantung
pada kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai
keterampilan mengajar. Keterampilan-keterampilan ini
sudah sepantasnya dikuasai guru, lebih-lebih bagi
guru sekolah dasar dalam menghadapi perilaku anak
yang benar-benar unik.Keterampilan-keterampilan
mengajar yang dimaksudkan itu paling tidak meliputi
keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya,
keterampilan menggunakan variasi, keterampilan
memberi penguatan, keterampilan membuka dan
menutup pelajaran, keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan, keterampilan mengelola kelas,
dan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
di Sekolah Dasar Melihat pentingnya peran guru dalam
mengelola kelas maka guru haruslah
mempunyaiketerampilan dasar dalam mengajar agar
bisa efekti
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui tentang Hakekat Keterampilan Dasar
Mengajar.Untuk mengetahui proses Keterampilan Dasar
Mengajar. Untuk mengetahui tentang Macam-macam
Keterampilan Dasar Mengajar.

Teori :
keterampilan mengajar. Kemampuan ini membekali
guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pengajar. Keterampilan mengajar adalah untuk
mencapai tujuan pengajaran. Adapun pengertian
keterampilan mengajar guru adalah sebagaimana
pendapat Amstrong dkk (1992:33) yaitu kemampuan
menspesifikasi tujuan performasi, kemampuan
mendiagnosa murid, keterampilan memilih strategi
penajaran, kemampuan berinteraksi dengan murid, dan
keterampilan menilai efektifitas pengajaran.Mengajar
merupakan proses yang kompleks, tidak sekedar
menyampaikan informasi dari guru kepada siswa,
banyak kegiatan maupun tindakan yang harusdilakukan,
terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik
pada siswa. Menurut Ali (1987:12)mengartikan
mengajar adalah : “Segala upaya yang disengaja dalam
rangka memberi kemungkinan bagi
siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan
tujuan yang dirumuskan”. Sedangkan menurut Nasution
(1995:4) memberikan definisi mengajar yang lengkap
sebagai berikut: (1) Mengajar adalah menanamkan
pengetahuan kepada anak; (2) Mengajar adalah
menyampaikan kebudayaan kepada anak; (3) Mengajar
adalah suatu aktivitas mengorganisir atau mengatur
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan
anak sehingga terjadi proses belajar.Berdasarkan
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
keterampilan mengajar adalah keterampilan yang
berkaitan dengan semua aspek kemampuan guru yang
berkaitan erat dengan berbagai tugas guru
yangberbentuk keterampilan dalam rangka memberi
rangsangan dan motivasi kepada siswa
untukmelaksanakan aktuvitas oleh guru adalah
ketermpilan untuk membimbing, mengarahkan,
membangun siswa dalam belajar guna mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditentukan secara
terpadu.Keterampilan dasar mengajar (teaching skills)
adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat
khusus (most specific instructional behaviors) yang
harus dimiliki oleh guru,
dosen, instruktur atau widyaiswara agar
dapatmelaksanakan tugas mengajar secara efektif,
efisien dan profesional (As. Gilcman,1991). Dengan
demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan
dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang
bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga
pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus
dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu;1)
Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan
(what to teach), 2) Menguasai metodologi atau cara
untuk membelajarkannya (how to teach)Keterampilan
dasar mengajar termasuk kedalam aspek no. 2 yaitu cara
membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar
mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga
pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar
memberikan pengertian lebih dalam mengajar.
Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan
materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas
seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan
dan nilai-nilaiKeterampilan Dasar Mengajar (Generic
Teaching Skill) atau Keterampilan Dasar Teknik
Instruksional yaitu keterampilan yang bersifat generik
atau yang harus dikuasai oleh setiap guru, terlepas dari
tingkat kelas dan mata pelajaran yang diajarkan.
Keterampilan Dasar Mengajar (KDM) merupakan
keterampilan yang kompleks, yang pada dasarnya
merupakan pengintegrasian utuh dari
berbagaiketerangan yang jumlahnya sangat banyak.
Diantara keterampilan yang sangat banyak tersebut,
terdapat 8 KDM yang dianggap sangat berperan
dalamkeberhasilan kegiatan belajar mengajar. Setiap
keterampilan mengajar memiliki komponen dan prinsip-
prinsip dasar tersendiri. Berikut diuraikan delapan
keterampilan tersebut dan cara menggunakannya agar
tercipta pembelajaran yang kreatif, profesional, dan
menyenangkan.
11. Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam jurnal ini
adalah kualitatif pustaka karena dalam jurnal ini hanya
terdapat penjelasan berupa teori penjabaran tentang
keterampilan dasar mengajar di sekolah dasar.
Langkah Penelitian
Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 8 KDM yang
dianggap sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan
belajar mengajar, yaitu keterampilan bertanya,
keterampilan memberikan penguatan, keterampilan
mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan,
keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
keterampilan mengelola kelas, keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perseorangan.
Diskusi Penelitian
Daftar Pustaka Wahyulestari, M. R. (2018). Keterampilan Dasar
Mengajar Di Sekolah Dasar. Jurnal Seminar Nasional
Pendidikan Era Revolusi , 199-210.

12. Analisis Jurnal

Kekuatan Penelitian 1. Materi yang dipaparkan sangat jelas dan


lengkap,
2. Memiliki kesimpulan dan saran yang bagus,
3. Sisitematika penulisan yang bagus,
4. Terdapat sub bab, yang membuat pembaca lebih
mudah untuk mengerti.

Kekurangan Penelitian 1. Terlihat monoton karena warna nya yang hitam


putih saja.
13. Kesimpulan Keterampilan Dasar Mengajar (KDM) merupakan
keterampilan yang kompleks, yang pada dasarnya
merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai
keterangan yang jumlahnya sangat banyak. Diantara
keterampilan yang sangat banyak tersebut, terdapat 8
KDM yang dianggap sangat berperan dalam
keberhasilan kegiatan belajar mengajar, yaitu
keterampilan bertanya, keterampilan memberikan
penguatan, keterampilan mengadakan variasi,
keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan
menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas,
keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan.

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran ini


bukanlah hal yang mudah dan juga bukan hal yang sulit
sebenarnya tapi terkadang guru lupa akan pentingnya
keterampilan ini. Karena guru seringnya berfikir hal
yang terpenting hanya memberikan materi kepada siswa
itu sudah cukup. Guru terkadang lupa akan pentingnya
menarik minat siswa agar siswa termotivasi untuk
mengikuti pelajaran dan penasaran akan materi apa
yang akan diberikan oleh guru. Hal inilah yang tercakup
dalam membuka pelajaran. Guru terkadang juga lupa
dalam menekankan materi-materi penting dalam
kegiatan belajar dan mencari tahu seberapa besar siswa
itu mengerti apa yang dia ajarkan kepada siswanya. Hal
inilah yang tercakup pada kegiatan menutup pelajaran.
14. Saran Guru haruslah menguasai semua keterampilan dasar
mengajar yang berjumlah 8 bukan hanya keterampilan
membuka dan menutup pelajaran, karena semua
keterampilan itu saling berhubungan. Jika seorang guru
hanya terampil dalam satu atau dua saja keterampilan
dasar mengajar hasil dari kegiatan belajar mengajar
tidak akan maksimal. Selain itu dengan terampil dalam
mengajar akan berdampak baik pada semuanya bukan
hanya siswa saja tetapi juga akan berdampak baik
kepada guru itu sendiri.
15. Referensi Wahyulestari, M. R. (2018). Keterampilan Dasar
Mengajar Di Sekolah Dasar. Jurnal Seminar Nasional
Pendidikan Era Revolusi , 199-210.

Anda mungkin juga menyukai