Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Anak
Berbakat dengan dosen pengampu Dr. H. Sunardi, M.Pd. dan Dr. Yuyus
Suherman, M.Si.
Disusun oleh:
Amirul Muttaqin
(2010349)
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia-Nya saya
mampu menyelesaikan laporan akhir dengan judul Analisis Pelaksanaan Kelas
Akselerasi di SMAN 1 KOTA SUKABUMI. Laporan akhir ini merupakan tugas
mata kuliah Pendidikan Anak Berbakat.
Melalui laporan yang saya susun diharapkan dapat menunjang nilai saya
dalam mata kuliah Pendidikan Anak Berbakat. Selain itu, dengan hadirnya
laporan ini dapat memberikan informasi-informasi yang dapat menjadi
pengetahuan baru bagi pembaca.
Pada kesempatan ini saya juga berterima kasih kepada Dr. H. Sunardi, M.Pd
dan Dr. Yuyus Suherman, M.Si. selaku dosen Pendidikan Anak Berbakat serta
kepada seluruh pihak yang terlibat di dalam penyusunan laporan akhir ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan laporan ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif untuk kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
PEMBAHASAN
A. Sekolah/Program Akselerasi
Sistem peloncatan atau percepatan atau lumrah disebut akselerasi
merupakan suatu wadah penyelenggaraan pendidikan yang mewadahi anak
berbakat (Gifted) untuk berembang sesuai dengan kemampuannya. Anak
berbakat selain bisa mengikuti sekolah/program akselerasi terdapat beberapa
sistem yang bisa menunjang tingkat keberbakatannya, yaitu: (1) Segregation
atau terpisah merupakan program di mana anak gifted mendapat program
pengajaran tersendiri dan terpisah dari anak biasanya. (2) Enrichment atau
pengayaan merupakan program pendidikan untuk anak berbakat yang
disekolahkan di sekolah reguler atau sekolah khusus dengan diberikan materi
tambahan untuk menunjang keberbakatannya. (3) Acceleration atau
percepatan adalah program yang dirancang dengan sistem pembelajaran yang
cepat yang ditujukan dan disesuaikan dengan keberbakatan dan kematangan
anak Gifted dan identik dengan loncatan kelas.
Untuk mengakomodasi perbedaan individu pada sekolah akselerasi
terdapat empat prinsip yakni: (1) Siswa masuk sekolah berdasar usia mental
dan bukan usia kronologisnya. (2) Loncat kelas. (3) Waktu pendidikan
dipersingkat. (4) Masuk sekolah menengah atau universitas lebih awal
(Eliot,dkk:1999).
B. Profil Kelas Akselerasi
Sekolah yang menjadi objek penelitian melalui observasi anak didik dan
wawancara daring yaitu di SMA Negeri 1 KOTA SUKABUMI. Di sekolah
ini menerapkan sistem percepatan sebagai bentuk baru dari hilangnya
akselerasi pada tahun ajaran 2015/2016. Keunggulan kelas percepatan ini dari
pada kelas akselerasi sebelumnya adalah pada jurusan yang dapat menjadi
kelas akselerasi. Pada model akselerasi yang dapat mengikuti kelas akselerasi
hanyalah siswa yang berada di jurusan IPA, namun berbeda dengan kelas
percepatan. Kelas/program ini selain mencakup anak yang berada di jurusan
IPA, kelas/program percepatan juga memberikan peluang kepada siswa yang
berada di jurusan IPS dan bahasa untuk ikut serta ke dalam kelas akselerasi.
Jumlah keseluruhan kelas pada sekolah tersebut yaitu sebanyak 12 kelas
dengan klasifikasi kelasnya yaitu 11 kelas reguler dan 1 kelas percepatan
dengan jumlah siswa termasuk siswa akselerasi mencapai 396 murid dengan
jumlah tenaga pendidik/guru sekitar 60 orang. Kelas percepatan merupakan
kelas yang yang ditujukan bagi para siswa yang memiliki kemampuan
kognitif/intelegensi di atas rata-rata siswa pada umumnya, di SMAN 1 KOTA
SUKABUMI mengklasifikasikan anak yang dapat masuk ke dalam kelas
percepatan yaitu anak-anak dengan tingkat IQ mencapai 140 ke atas.
Salah seorang guru yang merupakan staf kesiswaan dalam program
percepatan yang menjadi sumber informasi pada penelitian ini menuturkan
kalau program akselerasi di Indonesia telah dihilangkan sejak tahun ajaran
2015/2016 silam. Hal tersebut benar adanya dibuktikan dengan pernyataan
dirjen pendidikan menengah kementrian pendidikan dan kebudayaan
(kemendikbud) Achmad Jazidie mengatakan bahwa program akselerasi akan
di hapus mulai tahun ajaran 2015/2016. Penghapusan ini terkait dengan
diberlakukannya kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 sekaligus
penghapusan ini bertujuan untuk menghilangkan diskriminasi antara anak
gifted dan anak yang reguler. Seiring berjalannya waktu program tersebut
berubah menjadi program/kelas percepatan dengan sistem SKS. Di SMAN 1
KOTA SUKABUMI penerapan sistem percepatan ini masih menggunakan
kaidah sebagaimana program/kelas akselerasi hanya saja ada sedikit
perubahan nama pada penerapannya, kelas percepatan ini juga menggunakan
sistem pemadatan materi pelajaran yang seharusnya diperoleh dalam kurun
waktu tiga tahun masa belajar hanya menjadi dua tahun. Di SMAN 1 KOTA
SUKABUMI siswa yang akan mengikuti atau yang akan terseleksi ke dalam
kelas akselerasi harus melewati tahap seleksi yang cukup ketat, salah satu
seleksinya selain tes IQ yaitu terletak pada kriteria nilai. Di SMAN 1 KOTA
SUKABUMI mengelompokkan siswa yang layak masuk ke dalam kelas
percepatan/akselerasi ini yaitu anak yang memiliki nilai rata-rata di semester
satu yaitu 85,0. Siswa yang memiliki nilai 85,0 atau lebih berhak mengikuti
program percepatan/akselerasi.
Kelas ini dilihat dari infrastruktur sekolahnya mendapatkan fasilitas yang
sangat baik dan memadai, di dalam kelas terdapat pendingin ruangan (air
conditioner) dan LCD yang disediakan untuk mendukung kenyamanan dan
kelancaran proses pembelajaran.
Kelas akselerasi/percepatan di SMAN 1 KOTA SUKABUMI juga
menerapkan waktu belajar yang dipersingkat atau di pangkas,konsekuensinya
yaitu dari kelas akselerasi harus menerima pemadatan jam pelajaran. Kondisi
ini terlihat dari waktu masuk sekolah yang dimulai lebih awal atau lebih pagi
dari kelas yang lain. Pada hari Senin sampai hari Rabu, contoh kelas
akselerasi memulai kelas pukul 06.15 WIB, sedangkan hari Kamis sampai
Sabtu kelas dimulai pada jam 06.30 WIB. Waktu pulang sekolah setiap hari
adalah pukul 14.00 WIB kecuali pada hari Jumat yakni pukul 11.20 WIB.
Jam istirahat pertama untuk contoh akselerasi berbeda dengan kelas lainnya
walaupun masih sama-sama belajar di sekolah dengan siswa yang lain.
Istirahat pertama dimulai pada pukul 09.00-09.15 WIB, sedangkan istirahat
kedua waktunya disamakan dengan kelas lain untuk salat dan makan siang .
dalam proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), di dampingi oleh dua
pengajar. Satu guru bertugas menyampaikan materi melalui LCD dan guru
yang lain menemani dan membantu ketika ada siswa yang ingin bertanya.
C. Kelebihan dan kekurangan kelas percepatan/akselerasi
1. Kelebihan Akselerasi secara umum
Southern dan Jones (1991 dalam Hawadi, 2004) menyebutkan beberapa
keuntungan dari dijalankannya program akselerasi bagi anak berbakat:
a. Meningkatkan Efisiensi
Siswa yang telah siap dengan bahan-bahan pengajaran dan menguasai
kurikulum pada tingkat sebelumnya akan belajar lebih baik dan lebih
efisien.
b. Meningkatkan Efektivitas
Siswa yang terikat belajar pada tingkat kelas yang dipersiapkan dan
menguasai keterampilan-keterampilan sebelumnya merupakan siswa yang
paling efektif.
c. Penghargaan
Siswa yang telah mampu mencapai tingkat tertentu sepantasnya
memperoleh penghargaan atas prestasi yang dicapainya.
d. Meningkatkan Waktu untuk Karier
Adanya pengurangan waktu belajar akan meningkatkan produktivitas
siswa, penghasilan, dan kehidupan pribadinya.
e. Membuka siswa pada kelompok barunya
Dengan program akselerasi, siswa dimungkinkan untuk bergabung dengan
siswa lain yang memiliki kemampuan intelektual dan akademis yang
sama.
f. Ekonomis
Keuntungan bagi sekolah ialah tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk
mendidik guru khusus anak berbakat.
Identitas Instansi
Identitas Guru
Identitas Mahasiswa