Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PERTEMUAN 5

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Geografi Desa Kota yang diampu oleh:
Rery Novio, S.Pd.,M.Pd.

DISUSUN OLEH :
Ilhan Erdeannda 20045012

PRODI PENDIDIKAN GEOGRAFI, JURUSAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL (FIS)
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
PERTANYAAN
1. Pilih salah satu dari 3 strategi pengembangan desa yang ada dalam materi sesuai dengan
wilayah anda tinggal! Kemukakan mengapa memilih strategi itu!
2. Salah satu kawasan agropolitan yang di Indonesia, jelaskan bagaimana pengembangannya
dan pengaruh yang terjadi terhadap pembangunan desa tersebut!
3. Buatlah secara manual difusi pengembangan dari wilayah Anda tinggal, dengan
menggunakan peta dari 3 periode waktu berbeda 1990-2000-2021 (dibuat secara manual
atau menggunakan aplikasi arcgis/envi ) kemudian kategorikan sesuai teoritis yang
terdapat dalam bacaan

JAWABAN
1. Berbicara dari ketiga strategi pengembangan desa yang tersedia, dengan berkaca pada
kondisi desa termuda di kecamatan Rangsang Barat yang di kenal sebagai desa
agrowisata maritim yaitu desa Permai, namun atas iktikad dan kesepakatan bersama yang
paling cocok dan sesuai dengan kondisi ini adalah Strategi growth with distribution
(pertumbuhan dengan pemerataan). Dengan pengembangan di sektor ini maka akan
tercipta pemerataan antara tiap dusun di desa Permai, sebagaimana terdapat
pengembangan tanaman pertanian hidroponik juga tengah dilakukan dan di coba untuk
dusun Motong di mana memiliki lahan yang kurang layak untuk ditanami produk
pertanian, berhubung jarak yang terlalu dekat dengan air asin serta pemerintah desa
berupaya merealisasikan desa Permai sebagai agrowisata. Pertanian yang dikembangkan
sekalipun juga turut telah dilakukan di dua dusun lainnya yaitu Pelayar dan ayun dengan
pertanian organik. Kembali lagi, mengecilkan ruang lingkup dan objek pembahasan yaitu
desa Permai sekalipun memiliki tiga komponen kelebihan yang bisa dimaksimalkan dan
terus menjadi poros untuk dilakukan pembaharuan yaitu sisi maritim / kelautan, agraris
atau pertaniannya, serta pariwisata namun pemerintah desa tetap menjadikan pola
pemerataan sebagai haluan sehingga tidak terjadi kecemburuan sosial apalagi disintegrasi.

Berbicara lebih lanjut dan merujuk pada sisi historis dalam strategi growth with
distribution (pertumbuhan dengan pemerataan), dapat dilihat bahwa dusun pelayar
merupakan suatu dusun yang sedari dulu dikenal adalah masyarakat yang suka
berinteraksi dengan lautan, berlayar, menangkap ikan dengan skala besar lalu di
perjualbelikan pada masa lampau, hal ini, pula menjadikan dusun ini disebut pelayar.
Selain itu, desa ayun sedari dulu dikenal sebagai lumbungnya para pemuka agama
dengan poros peradaban agama bermula disini alhasil nama dusun ini dengan nama
Hidayatul ‘Ain artinya sang penyuluh hidayah atau mata yang membawa penglihatan
berupa rahmat dan keberkahan serta di sis lain sudah terbiasa bercocok tanam, dan
berladang . Sedangkan, Motong merupakan tempat masuk dan keluarnya pelayaran
karena terletak di ujung pulau serta tanjung sehingga kerap terkena hantaman ombak
sehingga terpotong dan bermula pula sebutan Tanjung Motong sampai sekarang.
Sekalipun, memiliki potensi yang beragam namun keputusan untuk menetapkan strategi
pemerataan adalah solusi terbaik dan sesuai serta dianggap paling pas dengan meninjau
keberagaman, perbedaan, historis yang tak sama, namun di satukan dalam pijakan tanah
yang serupa. Oleh sebab itu, diperlukan pengambilan keputusan dengan merata tanpa
harus mengedepankan satu identitas masing-masing daerah, sehingga tiada ketimpangan,
semua bisa mendapatkan perlakuan sama tanpa harus mendahulukan komoditi tertentum
demi mengecilkan konflik yang bakal terjadi. Pengembangan secara merata, telah
ditujukan lewat pembangunan fasilitas umum tanpa pandang bulu dan tebang pilih, serta
perbaikan kualitas SDM masyarakat desa, menciptakan peluang kerja salah satunya lewat
fokus pertanian telah dilangsungkan sedari demi menggapai cita agrowisata maritim.

Dengan berkaca pada pola potensi dan sejarah serta mengidentifikasi kelebihan masing-
masing dusun maka tentunya akan menjadikan aparat desa semakin terarah program
pemerataan demi pertumbuhan desa yang dijalankan kedepannya. Hal ini, dapat dilihat
pada melampirkan atau mengusulkan potensi agrowisata dan pantai Tanjung Motong saja
sudah menjadi ikon di Kabupaten Kepulauan meranti. Dilanjutkan, upaya menjadikan
ketahanan pangan melalui pemberdayaan agraris di dusun Ayun, ataupun pengembangan
potensi maritim dengan meninjau jejak historis yang telah berlaku sedari dulu di daerah
Pelayar.

Sehingga, dengan meninjau pada strategi yang sudah sedari lama dijalankan aparat desa
setempat, sedari pertama berdiri tepatnya sampai telah mencapai sedekade pada saat ini.
Walaupun jika ditinjau daerah Permai bisa menggunakan tiga strategi tersebut bahkan tak
jarang dilabeli kontemporer atau gabungan dari ketiganya. Namun, progress, dan dampak
yang positif serta berkemajuan yng telah dijalankan melalui strategi growth with
distribution (pertumbuhan dengan pemerataan), melalui pengembangan secara merata
serta merujuk pada pola strategi yang menekankan bahwasanya strategi untuk mengatasi
ketimpangan pembangunan :
a) Perbaikan kualitas SDM masyarakat desa, menciptakan peluang kerja diperdesaan
dengan kelompok sasaran penduduk miskin pedesaan. Dalam stategi ini termasuk :
 Strategi pemenuhan kebutuhan dasar (basic needs) (1980-an dan seterusnya):
Kebutuhan dasar keluarga : pangan, perumahan, sandang dan beberapa peralatan
rumah tangga.
 Kebutuhan masyarakat secara keseluruhan : air minum, sanitasi, angkutan umum
dan jalan, kesehatan, pendidikan.
b) Strategi pemberdayaan masyarakat desa.
Maka dari itu, meninjau dan menilai tolak ukur serta keberhasilan desa permai dalam
beberapa aspek, baik sebagai administratif dan pelayanan terbaik se-kecamatan tahun, dan
terbaik ketiga di kabupaten dalam tiga tahun terakhir. Dilanjutkan sebagai desa wisata
terkemuka, pesta dan pasar buah di mana pantai motong menjadi tuan rumah, sumber
katahanan pangan melalui beras dan ikan. Puncaknya, di ajang keagamaan sekalipun
menjadi juara umum MTQ tingkat kecamatan Rangsang Barat tahun 2018. Alhasil,
penerapan strategi yang sudah baik dan keputusan yang dianggap sudah pas. Namun
dengan menitikberatkan pada pola pemerataan jelas menjadi keputusan yang tepat, adil
serta bijak. Sehingga, sudah selayaknya diberdayakan dan dilanjutkan agar tidak terjadi
stagnan, apalagi khawatir akan terjadi perpecahan yang bisa terjadi kapan saja. Sehingga,
misi menjadikan desa permai berkemajuan melalui pemberdayaan strategi tepat sasaran
akan mampu realisasikan 2030 desa Permai sebagai desa madani, berkeadilan dengan
Agrowisata-Maritim menjadi haluan terkemuka di Riau, bahkan di Indonesia serta
baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
2. Salah satu kawasan agropolitan di Indonesia adalah di daerah Imogiri, adalah salah satu
kecamatan di kabupaten Bantul, yang terletak di DIY Yogyakarta. Kecamatan ini terdiri
memiliki potensi di bidang pertanian, peternakan, pertanian, kehutanan, dan perikanan.
Tetapi perkembangan hari ini telah menyebabkan kesenjangan antara daerah perkotaan
dan pedesaan dan bias perkotaan. Kondisi ini ditunjukkan dengan tingkat urbanisasi yang
relatif tinggi urbanisasi dan dampak pada sektor pertanian. Oleh karena itu diperlukan
strategi alternatif untuk pembangunan pedesaan, salah satunya adalah melalui
pengembangan agropolitan. KSA adalah fungsi dari kelembagaan yang mengembangkan
usaha tani on / off farm yang efektif, efisien, dan kompetitif.

Pengembangan yang telah dilakukan dalam upaya pengembangan kawasan agropolitan


antara lain dimulai dari pemahaman konsep dasar pengembangan kawasan agropolitan
bahwasanya sebagai upaya menciptakan pembangunan inter-regional berimbang. Hal ini
memiliki artian untuk meningkatkan keterkaitan pembangunan kota-desa melalui
pengembangan kawasan perdesaan yang terintegrasi dalam sistem perkotaan. Dalam
upaya mengembangkan kawasan agropolitan menyeluruh, terintegrasi, dan berkelanjutan
diperlukan Pengembangan Kawasan Agropolitan di kecamatan Imogiri kabupaten
Bantul”. Pengembangan kawasan agropolitan kecamatan Imogiri selain mendasarkan
pada juga turut di dasari pada beberapa hal, yaitu kondisi fisik dasar, tata guna dan
kesesuaian lahan, komoditas unggulan, kesesuaian agribisnis, kependudukan, ekonomi,
fungsi kawasan serta sarana dan prasarana.

Mengingat kecamatan Imogiri akan menjadi pusat pengembangan kawasan agropolitan maka
perlu disusun suatu perencanaan yang matang dalam pengembangan komoditas unggulan agar
tidak terjadi masalah-masalah baru setelah proses produksi berhasil dilaksanakan, mengingat sifat
produk primer pertanian bersifat mudah rusak, sehingga cenderung dikonsumsi segar.
Perencanaan merupakan bagian yang sangat vital dari suatu konsep manajemen, begitu juga
dalam konsep manajemen pertanian yang mendukung pengembangan agropolitan di kecamatan
Imogiri. Rencana pengembangan komoditas unggulan terpilih dapat didasarkan pada dua hal
penting, yaitu permintaan pasar dan ketersediaan/kecukupan lahan sehingga sangat dimungkinkan
pengembangan komoditas unggulan dengan wilayah produksi di luar kawasan pengembangan
agropolitan. Bawang merah dan cabe merah sebagai komoditas unggulan di kecamatan Imogiri
memerlukan kestabilan jumlah produksi mengingat masih seringnya petani mengganti jenis
komoditas yang ditanam. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya fluktuasi jumlah produksi yang
dapat menyebabkan harga yang cenderung tidak stabil, belum lagi mementingkan kuantitas
hingga menyepelekan kualitas. Penetapan zonasi komoditas yang baik diikuti sosialisasi rencana
program yang mantap dan disertai kemudahan bagi petani untuk mendapatkan input berupa sarana
produksi baik modal kerja, bibit unggul berkualitas, bimbingan teknis yang memadai. Dalam
rencana pengembangan komoditas unggulan sebaiknya tidak hanya terfokus pada produk akhir
tanaman yang diperdagangkan tetapi dapat juga dikembangkan usaha perbenihan, sehingga hasrat
untuk mengembangkan komoditas secara individu dapat difasilitasi. Bahkan bukan saja soal cabe
atau bawang, hal semacam bearas yang turut potensial di daerah ini, perlu difasilitasi oleh
pemerintah daerah, sehingga kawasan Agropolitan Imogiri nantinya tidak hanya dikenal sebagai
sentra produksi beras organik tapi juga menjadi sentra benih (Seed Center) khususnya komoditas
padi organik.

Rencana pengembangan komoditas unggulan terpilih dapat didasarkan pada dua hal
penting, yaitu permintaan pasar dan ketersediaan / kecukupan lahan sehingga sangat
dimungkinkan pengembangan komoditas unggulan dengan wilayah produksi di luar
kawasan pengembangan agropolitan. Pengembangan komoditas unggulan semacam ini
buat masa mendatang diharapkan harus memperhatikan anasir agroklimaologis yang
membatasi (limiting factors) agar dapat dirumuskan dengan baik cara mengatasinya dan
besaran potensi untuk dikembangkannya komoditas tersebut. Penetapan zonasi komoditas
yang baik diikuti sosialisasi rencana program yang mantap dan disertai kemudahan
sekaligus tepat sasaran bagi petani tentunya akan mempengaruhi dalam hal mendapatkan
input berupa sarana produksi baik modal kerja, bibit unggul berkualitas, bimbingan teknis
yang memadai. Alhasil misi kawasan agropolitan terealisasi dan tercapai serta dapat
menimbulkan beragam sisi positif terkhsusus daerah yang bisa melaksanakan seacra
maksimal dan optimal. Serta daerah imogiri pada dasarnya juga telah beberapa kali
masuk nominasi di agropolitan award walaupun belum bisa memenangkan jelas itu
adalah prestasi luar bisa dan membanggakan, bahkan tak menutup kemungkinan akan
terus meningkat serta bisa meraihnya di masa mendatang.

3.
Difusi pengembangan wilayah di desa Permai tergolong pada difusi ekspansi dalam hal
ini merujuk pada sisi pertanian. Berkaca pada peta dari 3 periode waktu berbeda dimulai
pada tahun 1990, dilanjutkan sepuluh tahun berselang tepatnya 2000, dan diakhiri pada
2021/2022 sebagaimana terlihat pada peta di atas. Sederhananya, difusi ekspansi
merupakan klasifikasi sebaran di mana sebuah fenomena memiliki sumber dan berdifusi
keluar pada area yang lebih baru. Dalam istilah lain difusi ekspansi atau expantion
diffusion merupakan proses di mana informasi, material, dan sebagainya menjalar melalui
suatu populasi dari satu daerah ke daerah lain, Dalam hal ini, terkadang tetap ada dan
menjadi lebih intensif di tempat asalnya. Berbicara lebih lanjut, maka dapat dianalisis dan
disimpulkan perkembangan desa permai berkaitan pada pembahasan pertanyaan pertama
yaitu pengembangan tanaman pertanian dari sisi agropolitan juga turut dikembangkan di
mana kunci perkembangan pada ayun dalam sisi organik, sedangkan pertanian hidroponik
sedang dilakukan dan diberdayakan pada dusun Motong di mana memiliki lahan yang
kurang layak untuk ditanami produk pertanian, berhubung jarak yang terlalu dekat dengan
air asin serta pemerintah desa berupaya merealisasikan desa Permai sebagai agrowisata
maritime pada priode waktu ketiga. Walaupun upaya pertanian telah dilakukan sejak
waktu pertama, dan kedua namun tak menemui hasil signifikan ditanbah saat itu belum
terjadi pemekaran serta faktor kondisi lingkungan. Sedangkan dusun Ayun sedari dulu
sudah dikenal sebagai dusun agamis dengan pola pencaharian pertanian sejak masa
lampau, yang mana telah dimulai pada priode waktu pertama dan berkembang pesat pada
kedua dan ketiga. Sementara, pola pertanian di dusun pelayar mulai terasa pada priode
waktu kedua dan ketiga. Hal ini terjadi akibat pola penghidupan masyarakat setempat
lebih pada berlayar ataupun menjadi nelayan ketimbang bertani serta mulai dijajaki
setelah keberhasilan priode waktu pertama di daerah ayun ataupun percobaan pembukaan
lahan pertanian di motong bagian perbatasan.

Anda mungkin juga menyukai