Anda di halaman 1dari 16

KEPEMIMPINAN OPERASIONAL, ORGANISASI DAN PUBLIK

            NAMA MAHASISWA   : Ilham Ruser


            NIM                                  : 2172111002
            DOSEN PENGAMPU     : Drs. Syamsul Arif, M.Pd
            MATA KULIAH                   : Kepemimpinan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
Oktober 2017

i
ABSTRAK
Sering kali kita bingung ketika masalah dalam hal kepemimpinan muncul tanpa
kita sadari.Terkadang kita tidak sadar saat masalah kepemimpinan itu muncul di
hadapan kita. Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa
kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun
masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain
dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. Gaya
partisipatif dan orientasi prestasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal
ini mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan apabila gaya
partisipatif dan orientasi prestasi terus ditingkatkan. Variabel gaya partisipatif dan
orientasi prestasi merupakan variabel yang memiliki pengaruh terbesar dalam
hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa gaya partisipatif
dan orientasi prestasi sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Hubungan antara Gaya
Pengasuh dengan Kinerja Karyawan Pengujian hipotesis ini terbukti bahwa gaya
pengasuh berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Kepemimpinan meliputi
proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku
pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan
budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Sebutan
pemimpin terlepas dari perbedaan definisi, perbedaan status formal dan non-formal,
perbedaan strata atau job title-nya, mengarah pada satu pemahaman sebagai sumber
solusi suatu urusan. Jadi pemimpin adalah orang yang isi pikirannya berupa solusi
bukan masalah yang ia rasakan. Perilaku pemimpin merupakan salah satu faktor
penting yang dapat mempengaruhi kinerja. Hubungan yang akrab dan saling tolong-
menolong dengan teman sekerja serta dengan pemimpin adalah sangat penting dan
memiliki hubungan kuat dengan kinerja pegawa, semakin baik pemimpin dalam
membawahi karyawannya semakin nyaman dan puas juga para karyawan dalam
melakukan pekerjaanya, begitu pula sebaliknya Kepuasan kerja

ii
juga ditemukan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Semakin tinggi kepuasan kerja perawat, semakin tinggi kinerja

Often we are confused when problems in terms of leadership appear without us knowing. Sometimes we
are not aware when the leadership problems that appear in front of us. Many definitions of leadership
illustrate the assumption that leadership is connected with the process of influencing both individuals and
society. In this case, deliberately affect from person to person in the arrangement of its activities and
relationships within groups or organizations. Participatory style and achievement orientation have a
positive effect on employee performance. This implies that employee performance can be improved if the
participative style and achievement orientation are continuously improved. Participatory style variables
and achievement orientation are the variables that have the greatest influence in relation to employee
performance. This shows that participative style and achievement orientation greatly affect employee
performance. Relationship between Caregiver Style with Employee Performance Testing this hypothesis
proved that the nanny style has a positive effect on employee performance. Leadership involves
influencing processes in determining organizational goals, motivating follower behavior to achieve goals,
influencing to improve groups and culture. Leadership has a close relationship with motivation. The name
of a leader regardless of the difference in definition, the difference in formal and non-formal status, the
strata difference or the title of the title, leads to an understanding as the source of the solution of an affair.
So the leader is the person whose mind is a solution not a problem he feels. Leader behavior is one of the
important factors that can affect performance. A close relationship and mutual help with co-workers and
with leaders is very important and have a strong relationship with the performance of the employee, the
better the leader in supervising employees more comfortable and satisfied also the employees in doing
the work, and vice versa Job satisfaction is also found to be influential positively and significantly to
employee performance. The higher the nurse's job satisfaction, the higher the performance
iii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telahmemberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami, sehingga mampu
menyelesaikan tugas Rekayasa Ide Kepemimpinan.
Rekayasa ide ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua mengenai Bagaimana merekayasa sebuah kepemimpinan itu agar mendekati sempurna
dengan metode self leadership yang diterapkan sejak dini.Apabila dalam tugas ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan,saya mohon maaf karena sesungguhnya pengetahuan dan
pemahaman saya masih terbatas.
Karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini.akhir katas kami berharap semoga rekayasa ide ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya,
Atas perhatiannya Saya mengucapkan terima kasih.

                                                                                                Medan,   November 2017

                                                                                                            Penulis
iv

DAFTAR  ISI

ABSTRAK.......................................................................................  i

KATAPENGANTAR ........................................................................... iii

DAFTAR  ISI....................................................................................  iv

BAB I PENDAHULUAN........................................................................  1

Rasionalisasi Permasalahan Isu ...........................................................  1

Tujuan TRI.....................................................................................  1

Manfaat TRI ...................................................................................  1

BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPEMIMPINAN..................................  2

A. Permasalahan Umum.....................................................................  3

B. Identifikasi Permasalahan...............................................................  5

BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN.........................................................   9

BAB IV PENUTUP.............................................................................   14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 15
1

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Rasionalisasi pentingnya TRI
            Sering kali kita bingung ketika masalah dalam hal kepemimpinan muncul tanpa kita
sadari.Terkadang kita tidak sadar saat masalah kepemimpinan itu muncul di hadapan
kita.Misalnya dari masalah Kepemimpinan Operasional, organisasi, dan publik dalam
kemimpinan .
Oleh karena itu, penulis membuat Tugas Rekayasa Ide ini untuk mempermudah pembaca
dalam memilih dan memilah tentang permasalahan dalam  kepemimpinan.
B.  Tujuan penulisan TRI
            Melihat dan mencari permasalahan yang ada dalam konteks kepimpinan. Setelah kita
dengan teliti mencari tahu permasalahannya dalam kepemimpinan, kita mencari solusi
yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
C.  Manfaat TRI
• untuk menambah wawasan tentang kepemimpinan.
• Untuk mengetahui metode dan sifat-sifat seorang pemimpin.
• Untuk mengetahui prinsip apa yang ditanam dalam pemimpin

2
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEPEMIMPINAN
Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa
kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun
masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain
dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C.
Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau
mendapatkan pengikut.Adapun pendapat lain tentang kepemimpinan adalah sbb:
·    Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung
melalui proses  komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu
(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
·      Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk
mencapai tujuan  yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
·       Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang
diatur untuk  mencapai  tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
·     Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok
atau orang    mengikuti dan menaati segala keinginannya.
     Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan)
pada kerjasama    dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai
tujuan (Jacobs & Jacques, 1990,     281).
Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi
pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya
atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian

3
dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan
kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah.
Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang
ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana,
dan kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip
(Stephen R. Coney) sebagai berikut:
    Seorang yang belajar seumur hidup  Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi
juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan
mendengar. Mempunyai        pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai
sumber belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan  Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani,
sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani  berdasarkan karir sebagai tujuan
utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada
pelayanan yang baik.  
·    3.Membawa energi yang positif Setiap orang mempunyai energi dan
semangat.Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan
mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif  untuk
membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk
Jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan.

A. Permasalahan Umum Kepemimpinan


Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Persepsi Kepemimpinan oleh Karyawan
Menurut Lord & Maher (Nye &Simonetta, 1996, dalam Muh Su’ud, 2000),seseorang
menjadi pemimpin karena dipersepsikan pihak lain sebagai pemimpin. Pemimpin
adalah obyek persepsi, apakah akan dipersepsi sebagai orang yang kredibel, juga
tergantung pada pelaku persepsi (perceiver) dalam menyeleksi, mengorganisasikan,
dan menafsirkan informasi yang diterimanya. Penjelasan yang lebih spesifik tentang
gaya kepemimpinan dikemukakan oleh

4
Hersey dan Blanchard (dalam Thoha, 2001), yaitu pola perilaku yang diperlihatkan
oleh orang itu pada saat mempengaruhi aktivitas orang lain seperti yang dipersepsikan
orang lain. Gaya kepemimpinan yang dimaksudkan dalam pengertian ini merupakan
persepsi orang lain, pengikut atau bawahan yang akan dipengaruhi perilakunya dan
bukannya persepsi pemimpin itu sendiri. Segala sesuatu yang dikatakan, dilakukan dan
segala perasaan yang ditunjukkan adalah diamati oleh orang lain dan memiliki
pengaruh terhadap organisasi. Para pemimpin mewarisi tanggung jawab untuk
memberi teladan perilaku yang diinginkan bukan hanya untuk memberi manfaat bagi
organisasi, tetapi juga bagi manfaat orangorang yang mereka bimbing. Di sepanjang
sejarah, model-model memiliki pengaruh yang penting terhadap pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Seperti yang terbukti benar pada seluruh agama dan
pemerintahan
yang sukses; para pemimpin memodelkan standar, iklim dan ekspektasi bagi
organisasi.
(Scarnati, 2002) Dengan demikian, kredibilitas pemimpin mempunyai peranan penting,
karena bawahan atau pengikut akan bersedia menerima kepemimpinan seseorang
setelah mempunyai persepsi bahwa pemimpin organisasi kredibel, kemudian baru
mengikuti langkah-langkah pemimpin dalam mencapai tujuan organisasi. Persepsi dari
para karyawan digunakan untuk mengevaluasi kinerja kepemimpinan dan untuk
menunjukkan kelemahan dan area-area perbaikan. Mengingat bahwa karyawan
merupakan satu dari publik terpenting sistem organisasi, penelitian yang berlangsung
tentang pandangan mereka menyangkut kepemimpinan dianggap sangat penting
(Menon, 2002)
Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan, Komitmen dan Kinerja
Karyawan Seperti yang telah dikemukakan oleh Porter dan Miles (dalam Stoner dan
Freeman, 1989) bahwa ada 3 hal yang mempengaruhi kinerja seseorang, yaitu
motivasi, kemampuan dan persepsi peran. Timpe (1999) juga menyatakan bahwa yang
berpengaruh terhadap kinerja seseorang karyawan adalah perilaku manajemen dan
desain jabatan. Jadi kalau seseorang karyawan memiliki persepsi yang positif tentang
karir masa depannya yang merupakan salah satu kebijakan dari pihak manajemen,
maka ia akan memiliki kinerja yang positif

5
pula.(dalam Rahayu, 2001) Studi yang dilakukan Redmond et.al (1993), melaporkan
bahwa kreativitas pekerja meningkat jika pemimpin menerima dan menunjukkan
penghargaan terhadap perbedaan kognitif dan ketidaksesuaian. Demikian juga apabila
para pemimpin memiliki dorongan motivasi yang kuat terhadap tugas-tugas kreatif
karyawan yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja pekerja itu sendiri. (dalam
Tierney, et.al, 1999). Untuk mempertimbangkan interaksi antara para pemimpin dan
pekerja, kinerja yang tinggi akan menjadi satu kesatuan dalam kontribusi yang
tergantung pada kedua belah pihak. (Le Pine, Hollenbeck, Ilgen&Hedlund, 1997 dalam
Tierney, et.al, 1999)
B. Identifikasi Permasalahan
1. Permasalahan Hubungan antara Gaya Partisipatif, Orientasi Prestasi dengan
Kinerja Karyawan
Gaya partisipatif dan orientasi prestasi berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan. Hal ini mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan
apabila gaya partisipatif dan orientasi prestasi terus ditingkatkan. Variabel gaya
partisipatif dan orientasi prestasi merupakan variabel yang memiliki pengaruh
terbesar dalam hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa
gaya partisipatif dan orientasi prestasi sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil
pengujian hipotesis ini memperkuat hasil penelitian empiris dari Griffin (1980), Mc
Nesse-Smith (1996) dan Alimuddin (2001) yang menyatakan adanya korelasi positif
antara sikap pimpinan gaya partisipatif dan orientasi prestasi dengan kinerja
karyawan. Hubungan antara Gaya Direktif dengan Kinerja Karyawan Pengujian
hipotesis ini terbukti bahwa gaya direktif berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan. Hal ini mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan
apabila gaya direktif dijaga. Variabel gaya direktif merupakan variabel yang memiliki
pengaruh terbesar dalam hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan
bahwa gaya direktif sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil

6
Pengujian hipotesis ini memperkuat hasil
penelitian empiris dari Griffin (1980), Mc Nesse-Smith (1996) dan Alimuddin (2002)
yang menyatakan adanya korelasi positif antara sikap pimpinan gaya direktif dengan
kinerja karyawan. Hubungan antara Gaya Supportif dengan Kinerja Karyawan
Pengujian hipotesis ini terbukti bahwa gaya supportif berpengaruh positif terhadap
kinerja karyawan. Hal ini mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat
ditingkatkan apabila gaya supportif terus dijaga dan ditingkatkan. Variabel gaya
supportif merupakan variabel yang memiliki pengaruh terbesar dalam hubungannya
dengan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa gaya supportif sangat
mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil pengujian hipotesis ini memperkuat hasil
penelitian empiris Griffin (1980) dan Mc Nesse-Smith (1996) yang menyatakan adanya
korelasi positif antara sikap pimpinan dan perilaku kepemimpinan dengan kinerja
karyawan.

2. Permasalahan Hubungan Gaya Pengasuh dengan Kinerja Karyawan


Hubungan antara Gaya Pengasuh dengan Kinerja Karyawan Pengujian hipotesis
ini terbukti bahwa gaya pengasuh berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal
ini mengandung pengertian bahwa kinerja karyawan dapat ditingkatkan apabila gaya
pengasuh terus dijaga dan ditingkatkan. Variabel gaya pengasuh merupakan variabel
yang memiliki pengaruh terbesar dalam hubungannya dengan kinerja karyawan. Hal
ini menunjukkan bahwa gaya pengasuh sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil
pengujian hipotesis ini memperkuat hasil penelitian empiris dari Griffin (1980) dan Mc
Nesse-Smith (1996) yang menyatakan adanya korelasi positif antara sikap pimpinan
gaya pengasuh dengan kinerja karyawan.
3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja
Karyawan.

7
Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi secara simultan berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja karyawan. Budaya terlahir dari pemimpinnya dan
pemimpin mencerminkan budaya organisasinya. Ibarat dua sisi mata uang.
dalam satu koin. Setiap pemimpin memiliki perangai yang berbeda-beda yang
nantinya akan menciptakan budaya yang mencerminkan kepribadiannya. Senada
dengan apa yang terjadi di semua tempat. Dimana pemimpinnya menjunjung tinggi
nilai-nilai kedisiplinan sehingga mampu menjadikan dirinya sebagai changeagent untuk
mempengaruhi karyawan dalam meningkatkan kedisiplinan yakni penegakan hukuman
disiplin karyawan melalui budaya birokrasi. Disamping itu pemimpin sangat dekat
dengan para karyawan, turut menciptakan suasana yang nyaman dan akrab dalam
bekerja sehingga karyawan menjadikan dirinya teladan dalam membangun budaya
suportif yang tercermin dari rasa kekeluargaan yang cukup solid. Tak hanya
menjadi change agent dan teladan dalam membangun budaya birokratif dan suportif.
Menjadi Pilot Project dalam pengembangan diri melalui sharing knowledge, berbagi
pengalaman pekerjaan, sehingga mampu mendorong para karyawan untuk lebih
meningkatkan potensi yang mereka miliki. Hal ini dicerminkan melalui budaya
inovatif.

4. Pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja karyawan.


budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan. Budaya organisasi merupakan nilai-nilai yang dianut oleh
orang-orang yang ada di dalam organisasi.Dibudaya organisasi sangat dijunjung tinggi.
Budaya organisasi sudah tertanam, bahkan mendarah daging pada para karyawan,
walaupun telah munculnya sebuah budaya yang bisa dikatan budaya yang masih baru
yaitu budaya transparansi atau peningkatan citra. Walaupun mereka fokus pada
budaya transparansi, namun mereka tetap mempertahankan keunggulan kompetitif
mereka melalui eksistensi dengan budaya yang lama. Budaya organisasi mampu
menggerakkan nurani dan pikiran untuk melakukan sesuatu menjadi lebih baik.
Budaya Birokrasi dicerminkan melalui penegakan hukuman disiplin karyawan,
pembagian tugas dilakukan

8
secara merata, yang sesuai dengan standar dan kompetensi karyawan. Salah satu
contoh, rata-rata karyawan menyelesaikan pekerjaan sesuai standar yang ditetapkan,
itu terjadi karena sudah menjadi budaya organisasi. Sehingga budaya tersebut mampu
menjadi motivator dalam diri para karyawan untuk meningkatkan kinerjanya. Budaya
Inovatif diwujudkan dengan pemberian kesempatan kepada karyawan untuk berkarya
dan mengembangkan diri melalui pendidikan dan pelatihan formal maupun informal.
Didukung dengan Budaya Suportif melalui membangun komunikasi yang baik antar
sesama karyawan, dan adanya rasa kekeluargaan.
9
BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN

1. Cara Pemimpin

Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,


memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat
dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin
dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat
tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi
dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan pimpinan itu sendiri dan
pimpinan/pemimpin perlu membuka komunikasi dua arah (two way communications),
yaitu untuk membantu bawahan dalam meningkatkan motivasi kerjanya. Dalam dunia
jasa konstruksi kepemimpinan yang baik mana kala seorang pemimpin dapat
menjalankan atau memotifasi rekan-rekan ataupun karyawannya untuk lebih baik lagi
dan untuk itu semua di butuhkan seorang pemimpin yang memiliki jiwa ;
1.Percaya sama orang lain
2.Keseimbangan dalam kehidupan
3.Melihat hidup sebagai tantangan
4.Sinergi
5.dll

10
Gaya kepemimpinan yang efektif terdiri atas tiga jenis, yaitu : 
1.Eksekutif. Gaya ini mempunyai perhatian yang banyak terhadap tugas-tugas
pekerjaan dan hubungan kerja. Manajer seperti ini berfungsi sebagai motivator yang
baik dan mau menetapkan  produktivitas yang tinggi. 
2.Pencinta Pengembangan (Developer). Pada gaya ini lebih mempunyai perhatian yang
penuh terhadap hubungan kerja, sedangkan perhatian terhadap tugas-tugas pekerjaan
adalah minim.
3.Otokratis yang baik. Gaya kepemimpinan ini menekankan perhatian yang maksimum
terhadap pekerjaan (tugas-tugas) dan perhatian terhadap hubungan kerja yang
minimum sekali, tetapi tetap berusaha  agar menjaga perasaan bawahannyaSedang
Gaya-gaya kepemimpinan yang perlu di hindari adalah : 1.Pencinta Kompromi
(Compromiser). Gaya Kompromi ini menitikberatkan perhatian kepada tugas
dan  hubungan kerja berdasarkan situasi yang kompromi2.Missionari Manajer seperti
ini menilai keharmonisan sebagai suatu tujuan, dalam arti memberikan  perhatian
yang besar dan maksimum pada orang-orang dan hubungan kerja tetapi sedikit
perhatian  terhadap tugas dan perilaku yang tidak sesuai.
3.Otokrat Pemimpin tipe seperti ini memberikan perhatian yang banyak terhadap
tugas dan sedikit perhatian terhadap hubungan kerja dengan perilaku yang tidak
sesuai. 
4.Lari dari tugas (Deserter) Manajer yang memiliki gaya kepemipinan seperti ini sama
sekali tidak  memberikan perhatian, baik kepada tugas maupun hubung kerja. 

11
2.  Membangun Sifat Kepemimpinan DalamPermasalahan Hubungan Gaya Pengasuh
dengan Kinerja Karyawan
1. Belajar Siap Dipimpin Dalam hal kepemimpinan, dunia ini hanya memberikan dua
pilihan antara anda dipimpin atau memimpin sesuai dengan kapabilitas, kualitas, dan
kekuatan anda. Kekacauan akan segera terjadi ketika anda dipimpin tetapi melakukan
hal-hal yang seharusnya dilakukan pemimpin atausebaliknya. Untuk menjadi
pemimpin, maka anda harus mengawalinya dengan kesiapan untuk mau dipimpin.
Dalam organisasi, bawahan yang tidak siap dipimpin akan kehilangan kesempatan
emas untuk mempelajari bagaimana kelak ia akan menjadi seorang pemimpin. Seluruh
waktu dan energinya dihabiskan hanya untuk menciptakan reaksi-reaksi sesaat yang
sia-sia. Di bidang politik seringkali terjadi kepemimpinan yang diraih dengan cara
yang melupakan proses kesiapan dipimpin akan berakhir dengan cara yang sama
dengan ketika ia mendapatkannya. Sebelum anda memimpin orang lain, maka wujud
dari kesiapan untuk dipimpin adalah begaimana memimpin diri anda (Personal
Mastery). Wilayah yang harus anda kuasai adalah self understanding (pemahaman diri)
dan self management (pengelolaan diri) yang meliputi perangkat nilai hidup, tujuan
hidup, misi hidup anda. Kedua kemampuan tersebut akan mengantarkan anda menuju
pola kehidupan beradab dan efektif. Dengan kata lain, self understanding dan self
management pada saat anda dipimpin akan menciptakan tradisi hidup sehat di mana
fokus adalah tujuan akhir, bukan lagi egoisme posisi jangka pendek tetapi realisasi
misi. Jika tujuan akhir anda adalah kemajuan dan kebahagian, maka tinggalkan tradisi
"Ngerumpi" tentang begitu jelasnya kesalahan hidup yang dilakukan oleh pemimpin
anda sehingga akan menjadikan anda kabur melihat sesuatu yang perlu anda lengkapi
untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin.

12
3. Melatih Diri Sejak Dini Mampu Memimpin Dalam Pengaruh Gaya Kepemimpinan
dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan.
Sebutan pemimpin terlepas dari perbedaan definisi, perbedaan status formal dan non-
formal, perbedaan strata atau job title-nya, mengarah pada satu pemahaman sebagai
sumber solusi suatu urusan. Jadi pemimpin adalah orang yang isi pikirannya berupa
solusi bukan masalah yang ia rasakan. Maka syarat mutlak yang bersifat fundamental
adalah memiliki paket keahlian dan paket kekuatan. Paket keahlian merujuk pada
kualitas personal yang sifatnya internal mulai dari skill, knowledge, attitude, atau
lainnya sedangkan paket kekuatan merujuk pada power yang bisa berbentuk
kekayaan, networking, atau mungkin kekuatan fisik. Keahlian berguna untuk
memimpin kelompok ahli sementara kekuatan berguna untuk memimpin khalayak
umum.  Kedua paket tersebut yang menjadikan pemimpin sebagai pemilik suatu
urusan bukan lagi menjadi bagiannya, mulai dari urusan pribadi, khalayak, system,
atau kiblat hidup orang banyak. Karena sebagai pemilik urusan, maka harga seorang
pemimpin senilai dengan harga jumlah orang - orang yang dipimpinnya. Satu Mahatma
Gandhi atau satu Soekarno nilainya sama dengan jutaan manusia yang mengkuasakan
urusan kehidupan kepadanya. Di dunia ini tidak ditemukan calon pemimpin yang siap
pakai. Tetapi bisa diselesaikan dengan cara belajar mengembangkan diri. Pemimpin
yang berhenti mengembangkan keahlian dan kekuatannya maka akan muncul
fenomena di mana tantangan kepemimpinan lebih besar dari kapasitasnya sehingga
akan cepat sampai pada titik di mana ia harus di-disqualified-kan untuk segera
diganti. Mengapa? Karena semua keputusan yang dihasilkan dari kepemimpinannya
ibarat bumbu ayam goreng yang hanya dipoleskan pada permukaan sehingga rasanya
tidak menyeluruh atau meresap hingga ke dalam daging ayam tersebut. Setiap orang
tua pernah menjadi anak-anak, setiap atasan pernah menjadi bawahan tetapi tidak
semua orang tua dan atasan mampu memimpin ketika ia dinobatkan menjadi
pemimpin. Banyak alasan mengapa hal itu terjadi yang antara lain karena keputusan
kepemimpinannya kehilangan konteks atau keahlian dan kekuatan memimpin yang
digunakan sudah tidak lagi berlaku pada zamannya alias sudah kadaluwarsa.

13
Ketika anda memimpin pahamilah isi pikiran anda ketika menjadi bawahan; ketika
anda menjadi atasan jangan lantas melupakan bagaimana anda dahulu menjadi
bawahan. Selain itu gunakan keahlian dan kekuatan yang masih relevan untuk kondisi
saat itu. 

4. Pengaruh antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja karyawan

Hal ini juga berarti bahwa perilaku pemimpin merupakan salah satu faktor
penting yang dapat mempengaruhi kinerja. Hubungan yang akrab dan saling tolong-
menolong dengan teman sekerja serta dengan pemimpin adalah sangat penting dan
memiliki hubungan kuat dengan kinerja pegawa, semakin baik pemimpin dalam
membawahi karyawannya semakin nyaman dan puas juga para karyawan dalam
melakukan pekerjaanya, begitu pula sebaliknya Kepuasan kerja juga ditemukan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Semakin tinggi
kepuasan kerja perawat, semakin tinggi kinerja. Hasil penelitian ini searah dengan
hasil studi yang dilakukan Ostroff (1992), yang menunjukkan hubungan positif antara
kepuasan kerja dengan kinerja karyawan. Selanjutnya diungkapkan lebih khusus,
organisasi dengan karyawan yang lebih puas, berkomitmen, sesuai dan tidak stress
tinggi akan memiliki tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada karyawan yang kurang
puas, kurang berkomitmen, kurang mampu menyesuaikan dan lebih banyak mengalam

14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan/pemimpin dapat mempengaruhi


bawahannya/orang lain, agar bawahan/orang lain tersebut mau melakukan apa yang
diinginkan oleh pimpinan/pemimpin tersebut. Gaya kepemimpinan adalah cara yang
digunakan pimpinan/pemimpin dalam mempengaruhi bawahan/orang lain, agar
tercapai apa yang diinginkannya. Produktivitas kerja adalah hasil kerja yang nyata
diperoleh oleh tenaga kerja yang didasari sikap mental yang patriotik yang
menganggap bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus
lebih baik dari hari ini. Cara-cara kerja hari ini harus lebih baik dari cara-cara kerja
kemarin, dan cara-cara kerja hari esok harus lebih baik dari cara- cara kerja hari ini.
Untuk meningkatkan Produktivitas kerja, gaya kepemimpinan situasional adalah gaya
yang paling sesuai diterapkan seorang pemimpin/pimpinan saat ini, mengingat bahwa
penerapan gaya ini disesuaikan dengan tingkat kematangan bawahan/pengikut. Hal ini
didasari asumsi bahwa setiap bawahan/orang lain akan memiliki tingkat kematangan
yang berbeda satu sama lain.

B.Rekomendasi

Adapun saran yang saya dapat berikan dalam pengplikasian rekayasa ide
melatih jiwa kepemimpinan ini adalah pada bagian pendalaman aspek-aspek yang
berkaitan dengan bagaimana cara kita memimpin diri sendiri secara bertahap dan
selanjutnya bagaimana memimpin orang lain maupun kelompok.

 15
DAFTAR PUSTAKA
Andre Wijaya.2015.Kepemimpinan Dengan Metode  Memimpin Diri Sendiri http://intisari-
online.com.Diakses Pada 20 Oktober 2017

Bayu Pradana.2012.Kepemimpinan Dengan Metode Memimpin Diri


Sendiri.http://ekonomi.kompasiana.com. Diakses Pada 24 Oktober 2017

Kartono,kartini.2017.Pemimpin dan Kepemimpinan.Jakarta :Rajawali Press

Thoha,Miftha.2013.Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Ali,Erdi.2013.Merajut Jiwa Kepemimpinan.Bogor:PT Penerbit IPB Press

http://www.artikata.com/arti-319094-animo.html
http://id.scribd.com/doc/54057570/Arti-Kader-Dan-Pengkaderan

http://christhoper.wordpress.com/2010/12/21/masalah-dalam-kepemimpinan-di-organisasi-saat-
ini.com

Anda mungkin juga menyukai