Anda di halaman 1dari 8

Edu Geography 5 (2) (2017)

Edu Geography

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo

KONTRIBUSI PENDIDIKAN POKDARWIS (KELOMPOK SADAR WISATA)


TERHADAP UPAYA PENGEMBANGAN DESA WISATA KANDRI KOTA
SEMARANG

Annis Farida, Moch. Arifien, Saptono Putro

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Salah satu upaya untuk mengembangkan desa wisata adalah dengan memberikan pendidikan bagi
Diterima April 2017 pokdarwis (kelompok sadar wisata) sebagai tuan rumah. Manfaat pendidikan yang diperoleh
Disetujui Mei 2017 anggota pokdarwis diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam upaya pengembangan desa
Dipublikasikan Juni 2017 wisata Kandri Kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah Pokdarwis Suko Makmur
________________ yang berjumlah 175 orang di desa wisata Kandri Kota Semarang. Sampelnya diambil sebesar 20%
Keywords: berjumlah 35 orang diperoleh dengan menggunakan teknik random sampling. Metode pengambilan
Education of pokdarwis (a data dalam penelitian ini adalah dengan teknik kuesioner dan wawancara. Jenis penelitian ini
group of conscious tour), The adalah kuantitatif dengan metode deskriptif persentase. Berdasarkan persentase perhitungan
development effort, Tourist pendidikan pokdarwis berkontribusi sebesar 79,17% dalam upaya pengembangan desa wisata
villages Kandri. Kandri ini tegolong dalam kategori tinggi.
____________________

Abstract
___________________________________________________________________
One of the efforts to develop the tourism village is to provide education for pokdarwis (a group of conscious tour)
as a stakeholder. Education benefits that accrue to members of pokdarwis expected to contribute in the efforts of
the development of village tourism Kandri Semarang. The population in this research is Pokdarwis Suko
makmur totalling 175 people in the tourist village Kandri Semarang. Samples taken by 20% totalling 35
people obtained using random sampling techniques. Data retrieval method in this research is by questionnaire
and interview techniques. This research type is quantitative descriptive method percentage. Based on the
percentage calculations account for pokdarwis education 79.17% in the development effort of tourist villages
Kandri belonged in high category.

© 2017 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6684
Gedung C1 Lantai 2 FIS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: geografiunnes@gmail.com

52
Annis Farida, dkk / Edu Geography 5 (2) (2017)

PENDAHULUAN pembangunan Nasional Indonesia (Sulistiyani


dalam Purbaningrum, 2014;27).
Pendidikan menjadi pusat perhatian di Beraneka macam latar belakang
masa sekarang ini karena pendidikan pendidikan yang ada dimasyarakat turut serta
merupakan tugas dan tanggung jawab bersama mempengaruhi kehidupan di masyarakat.
serta kebutuhan yang harus dipenuhi setiap Sehingga tebentuklah Institusi lokal menurut
individu. Seperti di dalam Undang-Undang Uphoff (Putra, 2013;228) memiliki beberapa
Pasal 28C ayat (1) yang menyatakan “Setiap bentuk yang dapat menawarkan pendampingan
orang berhak mengembangkan diri melalui dalam pengembangan suatu objek, dalam hal ini
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak adalah dalam pengembangan desa wisata yaitu
mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat diantaranya administrasi lokal (bank lokal),
dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan pemerintah lokal, organisasi atau komunitas
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya setempat, koperasi, dan bisnis swasta.
dan demi kesejahteraan umat manusia.”. Ini Khusus dalam dunia pariwisata, organisasi
merupakan suatu acuan yang menjadikan atau komunitas setempat itu hadir dalam wujud
pendidikan setiap manusia menjadi sama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
kedudukannya di mata hukum karena Pokdarwis akan berperan sebagai perantara
merupakan suatu hak yang diterima sebagai untuk menciptakan sebuah lingkungan yang
warga negara. pengertian Pendidikan menurut: kondusif untuk pengembangan destinasi
1) UU No. 2 tahun 1989 yang menyatakan pariwisata, serta untuk membangun peran serta
pendidikan adalah usaha sadar untuk masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan di daerah sekitarnya yang memiliki potensi
bimbingan, pengajaran, dan pelatihan bagi pariwisata. Iklim atau lingkungan kondusif
peranannya di masa yang akan datang; 2) dikaitkan dengan perwujudan Sadar Wisata dan
GBHN yang menyatakan pendidikan adalah Sapta Pesona yang dikembangkan secara
usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian konsisten di kalangan masyarakat yang tinggal
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah di sekitar destinasi pariwisata (Disbudpar, 2012)
dan berlangsung seumur hidup. Pengertian SADAR WISATA dalam hal ini
pendidikan yang telah disebutkan, pada digambarkan sebagai bentuk kesadaran
dasarnya pengertian pendidikan yang masyarakat untuk berperan aktif dalam 2 (dua)
dikemukakan memiliki kesamaan yaitu usaha hal berikut, yaitu:
sadar, terencana, sistematis, berlangsung terus- a) Masyarakat menyadari peran dan
menerus sepanjang hayat. Baik itu merupakan tanggung jawabnya sebagai tuan rumah (host)
bentuk bimbingan, pengajaran, maupun yang baik bagi tamu atau wisatawan yang
pelatihan. Didalam kelas maupun diluar kelas. berkunjung untuk mewujudkan lingkungan dan
Pendidikan juga dapat dijadikan sebagai wahana suasana yang kondusif sebagaimana tertuang
bagi negara untuk memperbaiki sumber daya dalam slogan Sapta Pesona.
manusia supaya tercipta negara yang lebih maju b) Masyarakat menyadari hak dan
demi pembangunan negara yang akan lebih kebutuhannya untuk menjadi pelaku wisata atau
meningkat dan terus berkembang secara wisatawan untuk melakukan perjalanan ke suatu
mandiri. Kemandirian masyarakat yang daerah tujuan wisata, sebagai wujud kebutuhan
terbentuk secara luas sangat potensional untuk dasar untuk berekreasi maupun khususnya
memberikan kontribusi berharga di dalam dalam mengenal dan mencintai tanah air.
pengelolaan lingkungan, pemukiman, dan (Disbudpar, 2012)
prasarana wilayah, sektor informal, sosial SAPTA PESONA, sebagaimana yang
budaya, dan pendidikan yang merupakan sektor sedikit dibahas di atas adalah: “7 (tujuh) unsur
penting atau pengembangan wilayah sebagai pesona yang harus diwujudkan bagi terciptanya
bagian integral dari program-program
53
Annis Farida, dkk / Edu Geography 5 (2) (2017)

lingkungan yang kondusif dan ideal bagi akan tetapi juga mencangkup hal-hal yang
berkembangnya kegiatan kepariwisataan di konkrit. Maka dalam hal ini pengembangan
suatu tempat yang mendorong tumbuhnya berarti usaha untuk membuat suatu objek
minat wisatawan untuk berkunjung (Dirjen menjadi lebih besar, lebih luas yang memeiliki
Pengembangan Destinasi Pariwisata, 2012)”. hasil guna yang dapat dinikmati bersama, dalam
Ketujuh unsur Sapta Pesona yang dimaksud di hal ini adalah pariwisata.
atas adalah: 1) Aman; 2) Tertib; 3) Bersih; 4) Douglas G Pearce untuk pengembangan
Sejuk; 5) Indah; 6) Ramah, 7) Kenangan. kepariwisataan harus ada unsur-unsur
Terwujudnya ketujuh unsur Sapta Pesona pengadaan (supply), (Sitaresmi, 2011;27) yang
di dalam pengembangan kepariwisataan di meliputi: 1) Atraksi; 2) Transportasi; 3)
daerah diharapkan akan mampu: 1. Akomodasi; 4) Fasilitas dan Pelayanan; 5)
Meningkatnya minat kunjungan wisatawan ke Infrastuktur.
destinasi; 2. Tumbuhnya iklim usaha Desa Wisata adalah suatu bentuk
kepariwisataan yang prospektif; 3. integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas
Meningkatnya lapangan pekerjaan dan peluang pendukung yang disajikan dalam suatu struktur
pendapatan, serta dampak ekonomi multi ganda kehidupan masyarakat yang menyatu dengan
pariwisata bagi masyarakat tata cara dan tradisi yang berlaku
Sebagai stakeholder maupun motor (Permenbudpar NOMOR:
penggerak dalam pengembangan potensi wisata KM.18/HM.001/MKP/2011). Mengacu pada
di daerahnya pada hakikatnya Pokdarwis dapat konsep pengembangan desa wisata dari
melaksanakan berbagai jenis kegiatan yang Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (2001),
disesuaikan dengan keadaan dan kondisi maka pola pengembangan desa wisata
masing-masing kelompok. Namun semua jenis diharapkan memuat prinsip-prinsip: a). Tidak
kegiatan tersebut harus diarahkan untuk: bertentangan dengan adat istiadat atau budaya
1.Peningkatan pengetahuan dan wawasan para masyarakat; b). Pembangunan fisik untuk
anggota Pokdarwis; 2. Peningkatan kemampuan meningkatkan kualitas lingkungan desa; c).
dan keterampilan pada anggota dalam Memperhatikan unsur kelokalan dan keaslian;
mengelola bidang usaha pariwisata; 3. d). Memberdayakan masyarakat desa wisata; e)
Mendorong atau memotivasi masyarakat agar Memperhatikan daya dukung dan berwawasan
menjadi tuan rumah yang baik bagi wistawan; 4. lingkungan. Serta masyarakat memperoleh nilai
Mendorong atau memotivasi masyarakat untuk manfaat ekonomi yang signifikan dari
meningkatkan daya tarik pariwisata setempat pengembangan kegiatan kepariwisataan yang
melalui upaya perwujudan Sapta Pesona; 5. meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
Mengumpulkan, mengolah, dan memberikan sosial, ekonomi, dan budaya (Sunaryo,
pelayanan informasi kepariwisataan kepada 2013;218-219).
wisatawan dan masyarakat setempat; 5. Peran serta pemerintah dalam membantu
Memberikan masukan kepada aparat pengembangan desa wisata yaitu selain
pemerintah yang berwenang dalam bidang memberikan pelatihan-pelatihan untuk
pariwisata (Putra, 2013;228). Peran serta yang menambah keterampilan penggerak wisata
aktif dari Pokdarwis sangat mempengaruhi maka pemerintah juga memberikan bantuan
pengembangan desa wisata yang telah dibangun. berupa dana yang dimasukkan kedalam program
Definisi pengembangan menurut Kamus PNPM (Program Nasional Pemberdayaan
Umum Bahasa Indonesia (1991) memiliki arti Masyarakat) Mandiri Pariwisata, PNPM
mekar, terbuka, menjadi besar, luas dan banyak Mandiri Pariwisata adalah bagian dari PNPM
serta menjadi bertambah sempurna dalam hal Mandiri yang pelaksanaannya melalui
kepribadian,pikiran, pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat, peningkatan
sebagainya. Dengan demikian pengembangan kapasitas para pemangku kepentingan dan
tidak hanya meliputi aspek yang abstrak saja pemberian bantuan langsung masyarakat dalam
54
Annis Farida, dkk / Edu Geography 5 (2) (2017)

rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat pokdarwis, sedangkan variabel terkaitnya


dengan pembangunan kepariwisataan di desa adalah
wisata, desa di sekitar daya tarik wisata dan desa upaya pengembangan desa wisata Kandri.
di sekitar usaha pariwisata seperti yang telah Metode pengumpulan data dalam
dituliskan dalam (Permenbudpar No: penelitian ini adalah dengan menggunakan:
KM.18/HM.001/MKP/2011). 1. Angket atau Kuisioner
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Kuesioner atau angket yang digunakan
kontribusi pendidikan pokdarwis terhadap dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner atau
pengembangan desa wisata Kandri, mengetahui angket langsung yang tertutup karena responden
upaya yang dilakukan oleh pemerintah, hanya tinggal memberikan tanda centang (√)
Pokdarwis, dan masyarakat agar program desa pada salah satu jawaban yang dianggap benar.
wisata Kandri yang dibentuk dapat berkembang. 2. Wawancara
Manfaat penelitian dapat dibedakan menjadi Wawancara ini dilakukan dengan metode
dua, yaitu manfaat yang bersifat teoritis dan wawancara terstruktur untuk menggali informasi
manfaat yang bersifat praktis : 1. Manfaat kontribusi pendidikan pokdarwis dalam upaya
teoritis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat pengembangan desa wisata Kandri.
mengembangkan pengetahuan dan wawasan 3. Observasi
tentang desa wisata Kandri dan dapat menjadi Peneliti dapat melakukan pengamatan
sumbangsih tentang pengenalan desa wisata bebas mencatat apa yang tertarik, melakukan
Kandri supaya lebih banyak dikenal lagi serta analisis dan kemudian dibuat kesimpulan
acuan perbaikan penelitian pada waktu yang (Sugiyono, 2008;146). Metode observasi
akan datang; 2. Manfaat praktis: Bagi digunakan untuk mengamati pengembangan
Pemerintah, sebagai masukan bagi pemerintah desa wisata Kandri.
agar selalu memperhatikan dan mengelola desa 4. Dokumentasi
wisata Kandri dengan baik dan mampu Hasil penelitian dipercaya apabila
mewujudkan tujuan bersama masyarakat didukung oleh foto-foto maupun data-data yang
dengan selaras, dan bagi masyarakat, sebagai diperoleh setelah peneliti melakukan penelitian
motivasi ikut mendukung program pemerintah lapangan di desa wisata Kandri
turut serta menjaga dan melestarikan desa Sedangkan metode analisis data yang
wisata Kandri. Supaya program ini dapat terus digunakan pada penelitian adalah teknik analisis
berlangsung dengan baik dan mendatangkan deskriptif presentase (DP).
manfaat yang lebih banyak pula.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang telah
Populasi dalam penelitian ini adalah dilakukan di desa wisata Kandri, Kelurahan
Pokdarwis Suko Makmur yang berjumlah 175 Gunungpati, Kota Semarang diperoleh hasil
orang di desa wisata Kandri Kota Semarang. sebagai berikut:
Pada penelitian ini karena jumlah populasinya
lebih dari 100 maka besarnya pengambilan 1. Lokasi Penelitian
sampel sebesar 20% dari jumlah populasi yaitu, Secara Administrasi kawasan Desa
35 orang dari anggota populasi dengan wisata Kandri yang berada di dusun
penggunaan teknik random sampling karena Talunkacang, merupakan bagian dari Kelurahan
setiap individu memiliki kesempatan yang sama Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota
untuk mewakili individu yang lain. Semarang, yang secara astronomis terletak
Dalam penelitian ini terdiri dari dua antara 70°.1’.7” LS sampai dengan 70°.6’.58”
variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas. LS dan 110°.20’ .46” BT sampai dengan
Variabel bebasnya adalah kontribusi pendidikan 110°.21’.40” BT.
55
Annis Farida, dkk / Edu Geography 5 (2) (2017)

Berdasarkan letak secara Administrasi Sebelah Selatan : Kelurahan Cepoko


kawasan Desa wisata Kandri yang berada Sebelah Barat : Kelurahan Jatirejo
didusun Talunkacang, merupakan bagian dari Sebelah Timur : Kelurahan Pogangan
Kelurahan Kandri Kecamatan Gunungpati dan Nongkoawit
dengan batas-batas sebagai berikut: Adapun peta lokasi penelitian yang bisa
Sebelah Utara : Kelurahan Sadeng dilihat pada lampiran gambar 1 yang merupakan
dan Kedung pane peta administrasi kelurahan Kandri.

Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian


Sumber: BAPPEDA dan Survei Lapangan

56
Annis Farida, dkk / Edu Geography 5 (2) (2017)

2. Hasil Penelitian persentase 24%-43%, kriteria rendah dengan


Setelah di jumlahkan dari persentase hasil persentase sebesar 44%-62%, termasuk kriteria
angket tanggapan anggota pokdarwis terhadap tinggi dengan persentase sebesar 63%-81%, dan
pengembangan desa wisata dan kemudian di kriteria sangat tinggi dengan persentase sebesar
konsultasikan kedalam tabel deskripsi persentase 82%-100%, maka dapat diperoleh hasil sebagai
menggunakan kriteria sangat rendah dengan tabel 1 berikut:

Tabel . Hasil analisis deskripsi persentase (%)


No Indikator Presentase DP(%) Kriteria
Motivasi Sumber Daya Manusia untuk
1 88,57 Sangat Tinggi
lebih berkembang
2 Kualitas Sumber Daya Manusia meningkat 83,92 Sangat Tinggi
Pengalaman Sumber Daya Manusia lebih
3 83,33 Sangat Tinggi
banyak
4 Dampak bagi Sumber Daya Manusia 76,28 Tinggi
5 Atraksi di desa wisata 83,38 Sangat Tinggi
6 Akomodasi di desa wisata 66,07 Tinggi
7 Transportasi di desa wisata 71,90 Tinggi
8 Fasilitas dan pelayanan di desa wisata 74,52 Tinggi
9 Infranstruktur di desa wisata 74,35 Tinggi
Jumlah Rata-rata 79,17 Tinggi

Sumber: Hasil analisis penelitian 2016

Pada hasil perhitungan persentase baik berupa pendidikan di dalam maupun diluar
menunjukkan bahwa terdapat kontribusi kelas merupakan suatu proses yang akan terus
pendidikan pokdarwis terhadap upaya berjalan dari individu lahir hingga meninggal.
pengembangan desa wisata Kandri jika dihitung Peranan penting pendidikan di masyarakat baik
dengan rata-rata sebesar 76,17% termasuk berupa pendidikan formal, nonformal, maupun
kedalam persentase kriteria tinggi. informal akan terus mempengaruhi aspek
kehidupan masyarakat.
3. Pembahasan Peranan pendidikan terhadap suatu
Pendidikan adalah suatu usaha sadar kelompok juga sangat berpengaruh dalam
untuk mengembangkan kepribadian dan kemajuan kelompok masyarakat itu sendiri.
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan Banyaknya pendidikan seperti pelatihan yang
berlangsung seumur hidup. Pendidikan didapatkan mampu terus meningkatkan
memegang peranan penting dalam mewujudkan kemampuan anggota untuk terus berkembang
pembangunan bangsa. Melalui pendidikan akan menjadi lebih baik. Semakin meningkat
lahir manusia-manusia yang mampu kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan
memberikan sumbangan kepada negara dengan kelompok sendiri mampu memberikan dampak
potensi dan bakat yang dimiliki. Agar lahir positif kepada lingkungan sekitarnya.
manusia-manusia yang memberikan sumbangan Subjek dalam penelitian ini adalah
terhadap pembangunan bangsa. Maka proses anggota pokdarwis (kelompok sadar wisata)
pendidikan harus mendapatkan peran yang suko makmur di desa wisata Kandri yang
sangat penting. bekerja dalam sektor pariwisata baik berupa
Memahami pendidikan itu berlangsung seumur pedagang, penyedia jasa, maupun persewaan di
hidup. Maka pendidikan apapun yang diterima desa wisata Kandri. Berdasarkan data yang
57
Annis Farida, dkk / Edu Geography 5 (2) (2017)

diperoleh dari tanggapan anggota pokdarwis ini di latar belakangi oleh keinginan anggota
terhadap kontribusi pendidikan pada upaya pokdarwis menambah income dengan
pengembangan desa wisata sendiri terdapat meningkatkan kualitas akomodasi.
persentase sebesar 76,17% dengan kategori Pengembangan transportasinya juga rata-
tinggi. Menurut anggota pokdarwis pendidikan ratanya sekitar 71,90% termasuk kategori tinggi
berupa pelatihan yang banyak diadakan oleh meskipun hanya berupa kendaraan pribadi
berbagai pihak di desa wisata Kandri sendiri namun transportasi untuk menjangkau desa
sangat berpengaruh dalam upaya pengembangan wisata mudah. Fasilitas dan pelayanan di desa
desa wisata Kandri. Menurut hasil data yang wisata juga upaya pengembangannya menjadi
diperoleh pelatihan mampu memotivasi sumber rata-rata 74,52% termasuk kategori tinggi karena
daya manusia pokdarwis untuk lebih terdapat inisiatif warga untuk mendirikan WC
berkembang dengan jumlah rata-rata 88,57% umum secara pribadi untuk memenuhi
termasuk dalam kriteria sangat tinggi ini kebutuhan pengunjung. Diikuti pula dengan
dipengaruhi oleh pengetahuan dan wawasan perkembangan infrastruktur di desa wisata
yang bertambah sehingga menambah motivasi. dengan rata-rata sebesar 74,35% termasuk
Kualitas sumber daya manusia pokdarwis kategori tinggi karena infrastuktur sudah
meningkat setelah mengikuti banyak pelatihan memenuhi seperti infrastuktur jalan yang sudah
dengan jumlah rata-rata sebanyak 83,92% memadahi.
termasuk kriteria sangat tinggi ini dikarenakan Sehingga dapat dilihat hasilnya,
setelah banyak mengikuti pelatihan keahlian pendidikan pokdarwis (kelompok sadar wisata)
pokdarwis bertambah dan mampu menambah terhadap upaya pengembangan desa wisata
kualitas sumber daya manusia pokdarwis suko Kandri Kota Semarang kontribusi sebanyak
makmur pula. Pengalaman sumber daya 79,17% dengan kategori tinggi.
manusia pokdarwis lebih banyak setelah Menurut beberapa anggota pokdarwis
mengikuti pelatihan dengan jumlah rata-rata banyak pelatihan yang masuk ke desa wisata
sebanyak 83,33% termasuk dalam kriteria sangat Kandri sangat mendukung dalam upaya
tinggi setelah mengikuti pelatihan maka pengembangan desa wisata. Pelatihan yang
pengalaman anggota pokdarwis bertambah pernah ada biasanya dari berbagai universitas
untuk mengembangkan desa wisata. baik dari dalam maupun luar Kota Semarang.
Dampaknya sendiri bagi pokdarwis yang sebagai contoh pelatihan dari Universitas Negeri
dirasakan setelah adanya pelatihan dengan Semarang, Universitas PGRI Semarang,
jumlah rata-rata sebanyak 76,28% termasuk Universitas Katolik Soegijo Pranoto, Univeristas
dalam kriteria tinggi setelah adanya pelatihan Kristen Satya Wacana, dan lain lain. Pelatihan
dampak positif yang dirasakan anggota pelatihan yang telah dijalankan itu mendapatkan
pokdarwis banyak berupa pengetahuan, respon yang baik dari para anggota pokdarwis.
wawasan dan keahlian. Antusias anggota pokdarwis untuk mengikuti
Setelah mengikuti banyak pelatihan dan pelatihan ini dilatar belakangi keinginan untuk
menerima pengalaman maka kemampuan menambah wawasan, keterampilan dan
sumber daya manusia Pokdarwis Suko Makmur pengetahuan untuk mengembangkan desa
dapat memanfaatkan atraksi di desa wisata yang wisata Kandri dan mendapatkan pemasukan
mampu mengalami perkembangan dengan rata- secara ekonomi tentunya. Namun anggota
rata sebanyak 83,38% ini termasuk kategori pokdarwis yang sudah melakukan pelatihan
tinggi karena setelah pelatihan anggota biasanya memiliki kendala untuk memasarkan
pokdarwis memiliki bekal yang dapat di produksinya dari hasil pelatihan yang telah
manfaatkan untuk mengembangkan atraksi dilaksanakan.
wisata. Begitu halnya juga dengan akomodasi di Pelatihan yang banyak diadakan dan
desa wisata yang upaya pengembangan rata- diikuti anggota pokdarwis suko makmur di desa
ratanya sekitar 66,07% termasuk kategori tinggi wisata Kandri berupa pelatihan kuliner,
58
Annis Farida, dkk / Edu Geography 5 (2) (2017)

cinderamata, home stay, guide, pelatihan tergolong dalam kategori yang tinggi. Pelatihan
bahasa, dan lain sebagainya. Ini cukup diadakan oleh pihak-pihak universitas,
membantu membuka wawasan anggota pemerintah, dan lain-lain berupa pelatihan
pokdarwis dan memberikan manfaat positif bagi kuliner, cinderamata, pelatihan bahasa, guide,
pengembangan desa wisata Kandri. Meskipun dan sebagainya. Kendala yang biasanya
belum maksimal namun terus berproses menjadi dihadapi anggota pokdarwis setelah pelatihan
lebih baik lagi. Pengaruhnya bagi adalah dibagian pemasaran.
pengembangan desa wisata Kandri juga sangat
baik. Dalam pengelolaan pelayanan dan DAFTAR PUSTAKA
penyajian di atraksi wisata menjadi lebih baik.
Kebutuhan pengunjung yang harus dipenuhi A. Yoeti, Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata.
juga dapat dikelola dengan lebih baik. Meskipun Bandung: Angkasa.
terdapat sedikit kekurangan dalam segi Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif
transportasi dari pihak pemerintah sendiri dirasa Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
kurang membantu karena moda transportasi Purbaningrum, Anniza. 2014. Pemberdayaan
yang ada sangat terbatas sehingga untuk Masyarakat dalam Pengembangan Desa
menarik pengunjung datang dirasa kurang Wisata Kandri Kota Semarang. Skripsi.
maksimal. Surakarta: FISIP UNS.
Putra, T.R. 2013. Peran Pokdarwis dalam
SIMPULAN Pengembangan Atraksi Wisata di Desa
Wisata Tembi, Kecamatan Sewon-Kabupaten
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Bantul. Dalam Biro Penerbit Planologi
bahwa terdapat kontribusi pendidikan Undip. No. 9. Halaman 225-235.
Pokdarwis terhadap upaya pengembangan desa Sitaresmi, Galuh. 2011. Analisis Potensi Wilayah
wisata Kandri Kota Semarang. Pendidikan Pesisir Untuk Pengembangan Pariwisata di
pokdarwis berkontribusi sebesar 79,17% dalam Kabupaten Banyumas. Skripsi. Semarang:
upaya pengembangan desa wisata Kandri ini FIS UNNES.

59

Anda mungkin juga menyukai