Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

(Definisi Smart)

Disusun oleh :
Muhamad Fadhil Hendrawan
(3332210059)

Fakultas Teknik (Teknik Elektro)


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas rahmat, karunia

serta kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Definisi SMART

dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir,

penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. tidak

lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Wakil Dekan

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan

kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan,

walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis usahakan.

Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki

kesalahan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 20 Agustus 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. i

DAFRAR ISI . ………………………………………………………………………... ii

PENDAHULUAN. …………………………………………………………………... iii

A.Latar Belakang Masalah……………………………………………………………… 1

B Pembatasan Masalah …………………………………………………………………. 3

C.Perumusan Masalah …………………………………………………………………...4

D.Tujuan Penelitian …………………………………………………………………...... 4

E.Manfaat Penelitian…………………………………………………………………….. 4

PENUTUP.........................................................................................................................

A.Kesimpulan …………………………………………………………………………….

B.Saran dan Penutup ……………………………………………………………………

\
(PENDAHULUAN)

A.Latar Belakang Masalah

Kata smart berasal dari bahasa inggris yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia

menjadi pintar atau cerdas kecerdasan yang dimiliki manusia merupakan salah satu potensi yang

dianugerahkan oleh Allah Swt,yang menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia

dibandingkan makhluk lainnya,dengan kecerdasannya manusia dapat terus menerus

mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks.melalui proses

berpikir dan belajar terus menerus.dalam hal ini manusia pantasnya bersyukur,mesti secara fisik

tidak begitu besar dan kuat , namun berkat kecerdasan yang dimilkinya hingga saat ini masih

dapat mempertahankan kelangsungan peradaban hidupnya

Kecerdasan merupakan alat untuk belajar, menyelesaikan masalah, dan menciptakan

semua hal yang bisa digunakan manusia. Gardner (2003) tidak memandang kecerdasan manusia

berdasarkan skor tes standar semata, namun kecerdasan adalah sebagai kemampuan untuk

menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia, kemampuan untuk menghasilkan

persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau untuk

menawarkan jasa yang akan menimbulkan penhargaan dalam budaya seseorang. Definisi

tersebut menegaskan hakekat teorinya (Campbell,dkk, 2006).

Gardner (2003) mengemukakan sebuah teori yang baru ditemukannya, yaitu kecerdasan

minimal yang dimiliki seseorang meliputi delapan kemampuan intelektual yang berbeda disebut

dengan teori multiple intelligences. Kedelapan kecerdasan tersebut terdiri atas: linguistik

intelligence (kecerdasan linguistik), logical-mathematical intelligence (kecerdasan matematika

dan logika), spatial intelligence (kecerdasan spasial), bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan

kinestetik-tubuh), musical intelligence (kecerdasan musik),

interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal), intrapersonal intelligence (kecerdasan


intrapersonal), dan natural intelligence (kecerdasan natural).

Sumber kecerdasan ditentukan oleh tiga hal yaitu genetis, asupan makanan, dan

lingkungan. Tetapi, pada akhirnya, ketiga sumber kekuatan kecerdasan tersebut bermuara di

sekolah. Penemuan kekuatan kecerdasan siswa menjadi tanggung jawab moral sekolah. Peran

sekolah seharusnya seperti detektif pencari minat, bakat, dan kekuatan kecerdasan siswa.

Sebagaimana perbedaan pada pola genetis setiap siswa, maka perbedaan kemunculan kekuatan

siswa pun berbeda satu sama lain. Dengan demikian, banyak cara menuju kecerdasan dan banyak

tanda pula untuk melihat kecerdasan siswa (Chatib, 2012).

Selama ini kecerdasan intelektual sangat dihargai, sementara kecerdasan lainnya

dipandang sebelah mata. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang dialami pendidik di kelas.

Pertama, kurikulum sebagai patokan pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan bertahun-tahun

lamanya, begitu menitikberatkan pada penguasaan konsep (kecerdasan intelektual). Kedua,

kecerdasan lainnya tidak dievaluasi baik dalam ujian akhir nasional maupun ujian sekolah. Soal-

soal yang dipergunakan untuk mengevaluasi masih berkutat pada pengujian penguasaan konsep

siswa (Coles, 2003).

Pada pembelajaran di kelas, guru juga seringkali menerapkan metode pembelajaran

yang kurang bervariasi dan tetap menganggap dirinya sebagai pusat pembelajaran yaitu

pembelajaran konvensional. Padahal paradigm seperti itu sudah tidak relevan lagi. Sudah

saatnya siswa diajak untuk aktif sebagai pembelajar. Siswa perlu diberikan kesempatan untuk

mengembangkan kecerdasan lain yang dimilikinya. Menurut Joko (2010), dalam penelitiannya

menunjukkan perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang belajar menggunakan

model pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk dibandingkan dengan siswa yang menerima

pembelajaran konvensional dalam program diklat Elektronika Dasar. Dengan membandingkan

pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan konvensional diharapkan para pendidik

mempertimbangkan dalam menerapkan metode-metode pembelajaran inovatif yang dapat


mengembangkan kecerdasan-kecerdasan yang dimiliki siswa.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka akan dilakukan penelitian dengan judul

“perbandingan pembelajaran berbasis multiple intelligences dengan pembelajaran konvensional

ditinjau dari hasil belajar Biologi siswa di SMP Negeri 95 Jakarta tahun ajaran 2016/2017”.

B. Pembatasan Massalah

Untuk mempermudah di dalam penelitian dan menanggulangi terjadinya perluasan masalah serta

mempermudah dalam memahami masalah, maka dibatasi sebagai berikut :

1. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini yaitu siswa di SMP Negeri 95 Jakarta tahun ajaran

2016/2017

2. Obyek penelitian

Obyek dalam penelitian ini yaitu pembelajaran berbasis multiple intelligences.

3. Parameter penelitian

Hasil belajar yang diukur yaitu setelah proses pembelajaran multiple intelligences dan

konvensional kemudian dilakukan penilaian kognitif, afektif dan psikomotor.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya di

atas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagi berikut: Bagaimana perbandingan

pembelajaran berbasis multiple intelligences dan pembelajaran konvensional ditinjau dari hasil

belajar biologi di SMP Negeri 95 Jakarta tahun ajaran 2016/2017

D. Tujuan Penilitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang diharapkan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui perbandingan pembelajaran berbasis multiple intelligences dan

pembelajaran konvensional ditinjau dari hasil belajar Biologi di SMP Negeri 95 Jakarta tahun
ajaran 2016/2017

E. Manfaat Penilitian

1. Manfaat teoritis, memberikan masukan pengetahuan tentang pengembangan

kecerdasan majemuk (multiple intelligences) dalam pembelajaran biologi. Selain itu dapat

memberikan sumbangan pemikiran dan tolak ukur kajian pada penelitian yang lebih lanjut.

2. Manfaat praktis, a) manfaat bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberikan alternatif

pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran multiple intelligences. b) manfaat bagi peneliti,

menyampaikan informasi tentang pengaruh dari pembelajaran berbasis multiple intelligences

dengan pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar biologi dan perbandingannya.

(PENUTUP)
A.Kesimpulan

Kecerdasan yang dimiliki manusia merupakan salah satu potensi yang dianugerahkan oleh

Allah Swt,yang menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan makhluk

lainnya,dengan kecerdasannya manusia dapat terus menerus mempertahankan dan

meningkatkan kualitas hidupnya yang semakin kompleks.melalui proses berpikir dan belajar

terus menerus.dalam hal ini manusia pantasnya bersyukur,mesti secara fisik tidak begitu besar

dan kuat , namun berkat kecerdasan yang dimilkinya hingga saat ini masih dapat

mempertahankan kelangsungan peradaban hidupnya macam macam kecerdasan yang dimiliki

manusia antara lain yaitu kecerdasan Linguistic intelligence (kecerdasan linguistik), logical-

mathematical intelligence (kecerdasan matematika dan logika), spatial intelligence (kecerdasan

spasial), bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan kinestetik-tubuh), musical intelligence

(kecerdasan musik), interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal), intrapersonal

intelligence (kecerdasan intrapersonal), dan natural intelligence (kecerdasan natural).

Selama ini kecerdasan intelektual sangat dihargai, sementara kecerdasan lainnya


dipandang sebelah mata. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang dialami pendidik di kelas.

Pertama, kurikulum sebagai patokan pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan bertahun-tahun

lamanya, begitu menitikberatkan pada penguasaan konsep (kecerdasan intelektual). Kedua,

kecerdasan lainnya tidak dievaluasi baik dalam ujian akhir nasional maupun ujian sekolah. Soal-

soal yang dipergunakan untuk mengevaluasi masih berkutat pada pengujian penguasaan konsep

siswa

B.Saran dan penutup

Demikianlah makalah yang dapat Saya susun,Saya sadar makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan . Oleh karena itu ,kritik dan saran yang membangin sangat Saya harapkan demi

perbaikan selanjutnya .Saya mohon maaf apabila ada kesalah dalam penulisan dan isi makalah

ini . Semoga makalah bermanfaat bagi kita semua .Aamin

Anda mungkin juga menyukai