ILEGAL MINING
OLEH
NIM.200101018
ilegal mining merupakan istilah lain pertambangan liar. Ilegal Mining adalah kegiatan
penambangan atau penggalian Sumber Daya Alam yang tidak memiliki izin, prosedur
operasional, aturan dari pemerintah maupun prinsip penambangan yang baik dan benar atau
sering disebut sebagai Good Mining Practise ( agincourtresources ). Faktor pendorong
terjadinya praktik pertambangan liar salah satunya disebabkan faktor ekonomi masyarakat
yang sulit disekitar pertambangan.
Pertambangan ilegal, atau Ilegal mining Pada umumnya dilakukan oleh masyarakat
dengan peralatan yang sederhana, tidak berizin, tidak berwawasan, lingkungan dan
keselamatan serta melibatkan pemodal dan pedagang. Pada kasus tertentu, terdapat juga
pertambangan ilegal yang dilakukan oleh perusahaan.
Salah satu kriteria utama yang digunakan untuk mendefinisikan penambangan liar
adalah tidak dimilikinya hak atas tanah, lisensi pertambangan, izin eksplorasi atau
transportasi mineral atau dokumen apapun yang sah untuk operasi pertambangan. Banyaknya
jumlah penambangan liar atau pertambangan milik rakyat tanpa izin memperbesar potensi
kerusakan lingkungan pada lahan terbuka. Hal tersebut karena mereka tak punya kewajiban
untuk melakukan pengelolaan lingkungan.
Beberapa jenis tambang terbuka yang sering dilakukan masyarakat secara illegal
antara lain dalah tambang emas dan tambang batu bara C, dalam hal pertambangan yang
dilakukan masyarakat secara illegal menimbulkan kerusakan lingkungan antara lain :
Akibat pengalian tanah yang dilakukan dalam pertambangan emas, tanah mengalami
pencemaran akibat pertambangan, yaitu terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak mungkin
ditutup kembali yang menyebabkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang
sangat tinggi. Air kubangan tersebut mengadung zat kimia seperti Fe, Mn, SO 4, Hg dan Pb.
Fe dan Mn dalam jumlah banyak bersifat racun bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman
tidak dapat berkembang dengan baik. SO4 berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan PH
tanah, akibat pencemaran tanah tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati.
Penambang (pendulang) yang menggali tanah atau material tidak melakukan upaya
reklamasi atau reboisasi di areal penggalian, tapi membiarkan begitu saja areal penggalian
dan pindah ke areal yang baru. Tampak di lapangan bahwa penambang membiarkan lokasi
penggalian begitu saja dan terlihat gersang. Bahkan penggalian yang terlalu dalam membetuk
kolam-kolam pada permukaan tanah yang kedalamannya mencapai 3-5 meter.
Areal bekas penggalian yang dibiarkan begitu saja berpotensi mengalami erosi
dipercepat karena tidak adanya vegetasi penutup tanah. Kali kecil yang berada di dekat lokasi
penambangan juga terlihat mengalami erosi pada tebing sisi kanan dan kirinya. Selain itu
telah terjadi pelebaran pada dinding tebing sungai, akibat diperlebar dan diperdalam guna
melakukan aktivitas pendulangan dengan memanfaatkan aliran kali untuk mencuci tanah.
Penambangan secara langsung Juga menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah
tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah pencucian tersebut
mencemari air sungai sehingga warna air sungai menjadi keruh, asam, dan menyebabkan
pendangkalan sungai akibat endapan pencucian batubara tersebut. Limbah pencucian
batubara setelah diteliti mengandung zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia
jika airnya dikonsumsi. Limbah tersebut mengandung belerang (b), merkuri (Hg), asam
slarida (HCn), mangan (Mn), asam sulfat (H2SO4), dan timbal (Pb). Hg dan Pb merupakan
logam berat yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit.
Penambangan mineral adalah ekstraksi (pemindahan) mineral dan logam dari Bumi,
misalnya, mangan, emas, tembaga, timah, dll
Kegiatan pertambangan selain mendatangkan devisa dan menyerap tenaga kerja juga
rentan terhadap kerusakan lingkungan, Banyaknya kegiatan penambangan mengundang
sorotan masyarakat sekitar karena perusakan lingkungan, terlebih lagi penambangan emas
tanpa izin yang selain merusak lingkungan juga membahayakan nyawa penambang karena
pengetahuan yang terbatas dari para penambang dan karena tidak adanya pengawasan dari
pihak yang kompeten.
Salah satu dampak terhadap kerusakan lingkungan akibat penambangan illegal adalah
Pencemaran air dari kegiatan penambangan diakibatkan oleh pembuangan limbah yang
mengandung bahan kimia beracun seperti sianida dan bahan kimia organik lainnya yang
digunakan dalam pengolahan bijih mineral. Bahan kimia ini bersama-sama dapat
menghasilkan limbah dengan kadar asam tinggi yang dapat merembes ke air bawah tanah
atau mengalir ke lingkungan (badan air permukaan) yang menimbulkan bahaya bagi
masyarakat sekitar terutama yang bergantung pada badan air tersebut untuk minum dan
keperluan rumah tangga lainnya. Perhatian lain berkaitan dengan pencucian oksida logam
berat (termasuk timbal dan seng oksida) yang kadang-kadang masuk ke lingkungan dan lebih
spesifik meresap ke dalam badan air permukaan dan bawah tanah, menimbulkan bahaya bagi
kehidupan akuatik serta komunitas yang bergantung padanya. sumber daya tersebut.
Selain hal tersebut pertambangan mineral liar juga berdampak pada perubahan
struktur tanah dan perubahan vegetasi, pembukaan lahan tambang secara sembarangan
mengakibatkan terjadinya erosi tanah yang sering kali berkibat pada longsoran tanah yang
kadang mengakibatkan korban jiwa.
Wilayah cekungan bekas galian tambang berubah menjadi danau kecil pada saat
hujan, air yang tergenang tersebut mengandung asam tinggi yang berbahaya bagi lingkungan
pad keadan terntentu kolam-kolam air ini dapat memiliki kadar toksik.
Produksi minyak bumi yang dilakukan secara tradisional tanpa adanya pengelolaan
sesuai standart operasional procedure akan menimbulkan dampak di lingkungan sekitar.
Eksploitasi produksi minyak bumi melibatkan aspek kegiatan yang beresiko terjadi
pencemaran. Eksploitasi dalam membongkar permukaan bebatuan atau tanah dengan
kegiatan proses pengambilan bijih dan peleburan serta penyulingan minyak dapat
menyebabkan hamburan dan penimbunan sejumlah besar logam seperti HG, Cd, Pb dan As
ke saluran pembuangan disekitarnya, Minyak bumi serta turunannya merupakan salah satu
contoh dari hidrokarbon yang banyak digunakan oleh manusia dan berpotensi mencemari
lingkungan (Notodarmojo 2005). Menurut Hadi (2004), minyak bumi mengandung senyawa
belerang 0-6%, nitrogen 0-0.5%, dan oksigen 0-3.5%, dimana senyawa belerang yang ada
dapat menyebabkan korosi dan pencemaran udara.
Pencemaran logam berat oleh gas yang dihasilkan kegiatan pertambangan selain dapat
berpengaruh terhadap kehidupan hewan dan manusia juga dapat mempengaruhi fisiologis
tanaman secara langsung. Kemampuan masing-masing tanaman dalam menyesuaikan
lingkungannya terhadap pencemaran yaitu berbeda-beda sehingga dapat menyebabkan
perbedaan tingkat kepekaan.
Kandungan dalam minyak mentah setidaknya terdapat empat bahan berbahaya yang
berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat. Ada benzene (C6H6), toluene (C7H8),
cylene (C8H10), serta sejumlah logam berat seperti tembaga (cu), arsen (ar), merkuri (hg),
dan timbal (pb). Senyawa-senyawa tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan. Orang yang
terkena benzene akan mengalami pusing atau sakit kepala, mual, pingsan, iritasi kulit dan
mata, bahkan menyebabkan kanker darah.
Sementara yang terpapar toluene dan cylene akan menyebabkan hal yang
sama, namun jika sudah kronis dapat mengganggu syaraf pusat. Sementara yang terpapar
arsen, dapat merusak ginjal dan berpotensi memicu kanker.
C. Simpulan
Pertambangan tradiosinal secara ilegal pada dasarnya memberikan dampak positif
terhadap perkembangan ekomomi masyarakat jangka pendek, namun pengaruh negative yang
diakibatkan olehnya bernampak jangka Panjang, bahkan akan diperlukan ongkos yang cukup
besar untuk memperbaiki lingkungan yang rusak akibatnya, serta biaya Kesehatan yang
cukup tinggi akibat kualitas kesehan yang terganggu akibat pencemaran lingkungan.
Referensi :
As’Ad 2005 Pengelolaan Lingkungan pada Penambangan Rakyat (Studi Kasus Penambangan Intan
Rakyat di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Propinsi Kalimantan Selatan)Tesis MIL
UNDIP.
Deslian, 2018 Analisis Kerusakan Lahan Pada Penambangan Emas di Kecamatan IV Nagari
Kabupaten Sijunjung, STKIP PGRI Sumatera Barat.
Duncan, 2020 The Dangerous Couple: Illegal Mining and Water Pollution—A Case Study in
Fena River in the Ashanti Region of Ghana, HINDAWI Journal of Chemistry
Yusran, 2018 Pengaruh Kegiatan Penambangan Tradisional Minyak Bumi Pada Sumur Tua
TerhadapKualitas Air Sungai, Tesis UNDIP .