Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KULIAH

ILEGAL MINING

DALAM ASPEK ILMU LINGKUNGAN

OLEH

SURYA KUSUMA PURBA

NIM.200101018

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


DIREKTORAT PASCASARJANA
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2020
A. PENDAHULUAN

A.1. Ilegal Mining dan Kerusakan Lingkungan .

ilegal mining merupakan istilah lain pertambangan liar. Ilegal Mining adalah kegiatan
penambangan atau penggalian Sumber Daya Alam yang tidak memiliki izin, prosedur
operasional, aturan dari pemerintah maupun prinsip penambangan yang baik dan benar atau
sering disebut sebagai Good Mining Practise ( agincourtresources ). Faktor pendorong
terjadinya praktik pertambangan liar salah satunya disebabkan faktor ekonomi masyarakat
yang sulit disekitar pertambangan.

Pasal 1 angka (1) UU Minerba berbunyi, “ Pertambangan adalah sebagian atau


seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral
atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangutan dan penjualan, serta kegiatan
pasca tambang.”

Pertambangan ilegal, atau Ilegal mining Pada umumnya dilakukan oleh masyarakat
dengan peralatan yang sederhana, tidak berizin, tidak berwawasan, lingkungan dan
keselamatan serta melibatkan pemodal dan pedagang. Pada kasus tertentu, terdapat juga
pertambangan ilegal yang dilakukan oleh perusahaan.

Salah satu kriteria utama yang digunakan untuk mendefinisikan penambangan liar
adalah tidak dimilikinya hak atas tanah, lisensi pertambangan, izin eksplorasi atau
transportasi mineral atau dokumen apapun yang sah untuk operasi pertambangan. Banyaknya
jumlah penambangan liar atau pertambangan milik rakyat tanpa izin memperbesar potensi
kerusakan lingkungan pada lahan terbuka. Hal tersebut karena mereka tak punya kewajiban
untuk melakukan pengelolaan lingkungan.

Beberapa jenis tambang terbuka yang sering dilakukan masyarakat secara illegal
antara lain dalah tambang emas dan tambang batu bara C, dalam hal pertambangan yang
dilakukan masyarakat secara illegal menimbulkan kerusakan lingkungan antara lain :

Akibat pengalian tanah yang dilakukan dalam pertambangan emas, tanah mengalami
pencemaran akibat pertambangan, yaitu terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak mungkin
ditutup kembali yang menyebabkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang
sangat tinggi. Air kubangan tersebut mengadung zat kimia seperti Fe, Mn, SO 4, Hg dan Pb.
Fe dan Mn dalam jumlah banyak bersifat racun bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman
tidak dapat berkembang dengan baik. SO4 berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan PH
tanah, akibat pencemaran tanah tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati.

Lokasi penambangan emas secara tradisional di lapangan ditemukan bahwa aktivitas


penambangan berpotensi meningkatkan ancaman tanah longsor. Dilihat dari teknik
penambangan, dimana penambang menggali bukit tidak secara berjenjang (trap-trap), namun
asal menggali saja dan nampak bukaan penggalian yang tidak teratur dan membentuk dinding
yang lurus dan menggantung (hanging wall) yang sangat rentan runtuh (longsor) dan dapat
mengancam keselamatan jiwa para penambang.

Penambang (pendulang) yang menggali tanah atau material tidak melakukan upaya
reklamasi atau reboisasi di areal penggalian, tapi membiarkan begitu saja areal penggalian
dan pindah ke areal yang baru. Tampak di lapangan bahwa penambang membiarkan lokasi
penggalian begitu saja dan terlihat gersang. Bahkan penggalian yang terlalu dalam membetuk
kolam-kolam pada permukaan tanah yang kedalamannya mencapai 3-5 meter.

Areal bekas penggalian yang dibiarkan begitu saja berpotensi mengalami erosi
dipercepat karena tidak adanya vegetasi penutup tanah. Kali kecil yang berada di dekat lokasi
penambangan juga terlihat mengalami erosi pada tebing sisi kanan dan kirinya. Selain itu
telah terjadi pelebaran pada dinding tebing sungai, akibat diperlebar dan diperdalam guna
melakukan aktivitas pendulangan dengan memanfaatkan aliran kali untuk mencuci tanah.

Penambangan secara langsung Juga menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah
tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah pencucian tersebut
mencemari air sungai sehingga warna air sungai menjadi keruh, asam, dan menyebabkan
pendangkalan sungai akibat endapan pencucian batubara tersebut. Limbah pencucian
batubara setelah diteliti mengandung zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia
jika airnya dikonsumsi. Limbah tersebut mengandung belerang (b), merkuri (Hg), asam
slarida (HCn), mangan (Mn), asam sulfat (H2SO4), dan timbal (Pb). Hg dan Pb merupakan
logam berat yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit.

Penambang memanfatkan aliran sungai membuat air menjadi keruh,pembuangan


tanah sisa hasil pendulangan turut meningkatkan jumlah transport sedimen mengakibatkan
pendangkalan aliran sungai.

Dampak kegiatan pertambangan terhadap Kesehatan antara Limbah pencucian zat-zat


yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi dapat menyebabkan
penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit. Karena Limbah tersebut mengandung
belerang (b), Merkuri (Hg), Asam Slarida (Hcn), Mangan (Mn), Asam sulfat (H2sO4), di
samping itu debu menyebabkan polusi udara di sepanjang jalan yang dijadikan aktivitas
pengangkutan. Hal ini menimbulkan merebaknya penyakit infeksi saluran pernafasan, yang
dapat memberi efek jangka panjang berupa kanker paru-paru, darah atau lambung.

Proses penambangan dan penggunaannya.produk buangannya, berupa abu ringan, abu


berat, dan kerak sisa pembakaran, mengandung berbagai logam berat : seperti arsenik, timbal,
merkuri, nikel, vanadium, berilium, kadmium, barium, cromium, tembaga, molibdenum,
seng, selenium, dan radium, yang sangat berbahaya jika dibuang di lingkungan.

Pertambangan emas secara liar menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup


yang cukup parah, baik itu air, tanah, Udara, dan hutan, Air Penambangan Batubara
secaralangsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah penducian batubara tersebut
dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah pencucian tersebut mencemari air
sungai sehingga warna air sungai menjadi keruh, Asam, dan menyebabkan pendangkalan
sungai akibat endapan pencucian emas tersebut. Limbah pencucian emas setelah diteliti
mengandung zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi.
Limbah tersebut mengandung belerang ( b), Merkuri (Hg), Asam Slarida (Hcn), Mangan
(Mn), Asam sulfat (H2sO4), dan Pb. Hg dan Pb merupakan logam berat yang dapat
menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit.
B. PEMBAHASAN

B.1 Pertamabangan mineral illegal

Penambangan mineral adalah ekstraksi (pemindahan) mineral dan logam dari Bumi,
misalnya, mangan, emas, tembaga, timah, dll

Kegiatan pertambangan selain mendatangkan devisa dan menyerap tenaga kerja juga
rentan terhadap kerusakan lingkungan, Banyaknya kegiatan penambangan mengundang
sorotan masyarakat sekitar karena perusakan lingkungan, terlebih lagi penambangan emas
tanpa izin yang selain merusak lingkungan juga membahayakan nyawa penambang karena
pengetahuan yang terbatas dari para penambang dan karena tidak adanya pengawasan dari
pihak yang kompeten.

Salah satu dampak terhadap kerusakan lingkungan akibat penambangan illegal adalah
Pencemaran air dari kegiatan penambangan diakibatkan oleh pembuangan limbah yang
mengandung bahan kimia beracun seperti sianida dan bahan kimia organik lainnya yang
digunakan dalam pengolahan bijih mineral. Bahan kimia ini bersama-sama dapat
menghasilkan limbah dengan kadar asam tinggi yang dapat merembes ke air bawah tanah
atau mengalir ke lingkungan (badan air permukaan) yang menimbulkan bahaya bagi
masyarakat sekitar terutama yang bergantung pada badan air tersebut untuk minum dan
keperluan rumah tangga lainnya. Perhatian lain berkaitan dengan pencucian oksida logam
berat (termasuk timbal dan seng oksida) yang kadang-kadang masuk ke lingkungan dan lebih
spesifik meresap ke dalam badan air permukaan dan bawah tanah, menimbulkan bahaya bagi
kehidupan akuatik serta komunitas yang bergantung padanya. sumber daya tersebut.

Selain hal tersebut pertambangan mineral liar juga berdampak pada perubahan
struktur tanah dan perubahan vegetasi, pembukaan lahan tambang secara sembarangan
mengakibatkan terjadinya erosi tanah yang sering kali berkibat pada longsoran tanah yang
kadang mengakibatkan korban jiwa.

B.2 Pertamabangan Batubara terbuka

Sistem penambangan batubara di Indonesia umumnya dilaksanakan dengan cara-cara


tambang terbuka (open pit mining) dengan metoda gali-isi kembali (back filling methods)
yang disesuaikan dengan kondisi cadangan dan kualitas struktur geologi batubara yang ada,
kegiatan penambangan secara illegal dapat berdampak lingkungan.
Kegiatan pertambangan batu bara secara terbuka dapat menyebabkan hilangnya
keanekaragaman hayati, terjadinya degradasi pada daerah aliran sungai, perubahan bentuk
lahan dan terlepasnya logam-logam berat yang dapat masuk ke lingkungan perairan.

Selain itu, juga berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem permukaan tanah,


menurunkan produktivitas tanah serta mutu lingkungan. Itu juga, permukaan lahan menjadi
tidak teratur, kesuburan tanah rendah dan rawan erosi sehingga daya dukung tanah untuk
tanaman rendah. Tanah bagian atas digantikan tanah dari lapisan bawah yang kurang subur,
sebaliknya tanah lapisan atas yang subur berada di lapisan bawah. Demikian juga populasi
hayati tanah yang ada di tanah lapisan atas menjadi terbenam, sehingga hilang/mati dan tidak
berfungsi sebagaimana mestinya dampak lingkungan akibat penambangan dapat berupa
penurunan produktivitas tanah, pemadatan tanah, erosi dan sedimentasi, gerakan tanah dan
longsoran, gangguan terhadap flora dan fauna, gangguan terhadap keamanan dan kesehatan
penduduk serta perubahan iklim mikro. Selain itu air asam tambang dikenal sebagai masalah
lingkungan utama dalam pertambangan batubara. Pencemaran air baik air permukaan
maupun air tanah dalam juga dapat terjadi akibat penambangan batubara.

Pengerukan tanah dan pemindahan tanah tanpa study kelayakan mengakibatkan


buruknya sistem tata air dan aerasi yang secara langsung mempengaruhi fase dan
perkembangan akar. Tesktur dan struktur tanah menjadi rusak sehingga mempengaruhi
kapasitas tanah untuk menampung air dan nutrisi. Lapisan tanah tidak berprofil sempurna,
sehingga akan berpengaruh dalam membangun pertumbuhan tanaman yang kondusif. Akibat
pemadatan tanah menyebabkan pada musim kering tanah menjadi padat dan keras. Pada
tanah yang bertekstur padat ini, penyerapan air ke dalam tanah berlangsung lambat karena
pori-pori tanah sangat kecil, sehingga akan dapat meningkatkan laju aliran air permukaan
yang berdampak pada peningkatan laju erosi.

Wilayah cekungan bekas galian tambang berubah menjadi danau kecil pada saat
hujan, air yang tergenang tersebut mengandung asam tinggi yang berbahaya bagi lingkungan
pad keadan terntentu kolam-kolam air ini dapat memiliki kadar toksik.

B.3 Pertamabangan Minyak Bumi

Produksi minyak bumi yang dilakukan secara tradisional tanpa adanya pengelolaan
sesuai standart operasional procedure akan menimbulkan dampak di lingkungan sekitar.
Eksploitasi produksi minyak bumi melibatkan aspek kegiatan yang beresiko terjadi
pencemaran. Eksploitasi dalam membongkar permukaan bebatuan atau tanah dengan
kegiatan proses pengambilan bijih dan peleburan serta penyulingan minyak dapat
menyebabkan hamburan dan penimbunan sejumlah besar logam seperti HG, Cd, Pb dan As
ke saluran pembuangan disekitarnya, Minyak bumi serta turunannya merupakan salah satu
contoh dari hidrokarbon yang banyak digunakan oleh manusia dan berpotensi mencemari
lingkungan (Notodarmojo 2005). Menurut Hadi (2004), minyak bumi mengandung senyawa
belerang 0-6%, nitrogen 0-0.5%, dan oksigen 0-3.5%, dimana senyawa belerang yang ada
dapat menyebabkan korosi dan pencemaran udara.

Pencemaran berupa logam berat yang diemisikan ke udara berbentuk partikel-partikel


kecil yang disebabkan oleh pemuaian dengan suhu tinggi. Sifat logam serta perpindahannya
ke udara bergantung pada sifat fisik dan kimia yang dimiliki oleh masing-masing logam,
ukuran partikel, perubahan angin dan kecepatan angin serta kondisi cuaca. Logam berat yang
berbentuk partikel sebagian akan menempel pada tanaman, salah satunya pada bagian daun,
partikel tersebut akan terserap ke dalam ruang stomata

Pencemaran logam berat oleh gas yang dihasilkan kegiatan pertambangan selain dapat
berpengaruh terhadap kehidupan hewan dan manusia juga dapat mempengaruhi fisiologis
tanaman secara langsung. Kemampuan masing-masing tanaman dalam menyesuaikan
lingkungannya terhadap pencemaran yaitu berbeda-beda sehingga dapat menyebabkan
perbedaan tingkat kepekaan.

Kandungan dalam minyak mentah setidaknya terdapat empat bahan berbahaya yang
berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat. Ada benzene (C6H6), toluene (C7H8),
cylene (C8H10), serta sejumlah logam berat seperti tembaga (cu), arsen (ar), merkuri (hg),
dan timbal (pb). Senyawa-senyawa tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan. Orang yang
terkena benzene akan mengalami pusing atau sakit kepala, mual, pingsan, iritasi kulit dan
mata, bahkan menyebabkan kanker darah.

Sementara yang terpapar toluene dan cylene akan menyebabkan hal yang
sama, namun jika sudah kronis dapat mengganggu syaraf pusat. Sementara yang terpapar
arsen, dapat merusak ginjal dan berpotensi memicu kanker.

Selain itu pengelolan sumur-sumur tradiosinal tanpa penanganan tepat bersiko


meminmbulkan kecelakaan antara lain ledakan dan kebakaran sreta kecelakan kerja akibat
penggunaan APD yang tidak tepat, pengambilan minyak dengan tidak memperhatikan
dampak lingkungan akan menyebabkan kekosongan struktur tanah, yang dikhawatirkan akan
terjadi penurunan atau longsor. “Jika hal ini dibiarkan akan mengancam kehidupan
masyarakat karena sumber air mereka tercemar. Ini juga akan berpengaruh pada lahan
pertanian.

C. Simpulan
Pertambangan tradiosinal secara ilegal pada dasarnya memberikan dampak positif
terhadap perkembangan ekomomi masyarakat jangka pendek, namun pengaruh negative yang
diakibatkan olehnya bernampak jangka Panjang, bahkan akan diperlukan ongkos yang cukup
besar untuk memperbaiki lingkungan yang rusak akibatnya, serta biaya Kesehatan yang
cukup tinggi akibat kualitas kesehan yang terganggu akibat pencemaran lingkungan.

Referensi :

As’Ad 2005 Pengelolaan Lingkungan pada Penambangan Rakyat (Studi Kasus Penambangan Intan
Rakyat di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Propinsi Kalimantan Selatan)Tesis MIL
UNDIP.

Deslian, 2018 Analisis Kerusakan Lahan Pada Penambangan Emas di Kecamatan IV Nagari
Kabupaten Sijunjung, STKIP PGRI Sumatera Barat.

Duncan, 2020 The Dangerous Couple: Illegal Mining and Water Pollution—A Case Study in
Fena River in the Ashanti Region of Ghana, HINDAWI Journal of Chemistry

Yusran, 2018 Pengaruh Kegiatan Penambangan Tradisional Minyak Bumi Pada Sumur Tua
TerhadapKualitas Air Sungai, Tesis UNDIP .

Anda mungkin juga menyukai