“KROMATOGRAFI KERTAS”
Disusun Oleh:
JURUSAN FARMASI
2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat selesai sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang selalu kita
nantikan syafa’atya di akhirat kelak.
Makassar, 03 Maret
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Pengertian Kromatografi Kertas.........................................................................3
B. Prinsip Kerja Kromatografi Kertas.....................................................................5
C. Metode Kromatografi Kertas..............................................................................6
D. Jenis Kromatografi Kertas..................................................................................7
E. Mekanisme Kromatografi Kertas.....................................................................10
F. Perhitungan Nilai Rf.........................................................................................11
BAB III PENUTUP...................................................................................................13
Kesimpulan..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kromatogafi pertama kali dikembangkan oleh ahli botani dari Rusia Mikhail
S. Tswett (1872-1919) yang melakukan teknik pemisahan pigmen tanaman berwarna
Teknik ini dalam publikast kemudian dinamakannya chromatography yang
merupakan penggabungan dari dua kata dari bahasa Yunani, yaitu chroma (bahasa
Inggris: colour) yang berarti warna dan graphein (bahasa Inggris : to write) yang
berarti menulis, jadi awalnya kromatografi berarti menulis dengan warna": untuk
mengindikasikan pita-pita warna yang teramati oleh Tswett dalam risetnya Pada saat
yang bersamaan. Tswett juga berhasil melakukan pemisahan bahan-bahan yang tidak
berwarna dengan tekniknya tersebut. Michael Tsweet dalam percobaannya ia berhasil
memisahkan klorofil dan pigmen-pigmen warna lain dalam ekstrak tumbuhan dengan
menggunakan serbuk kalsium karbonat yang diisikan ke dalam kolom kaca dan
petroleum eter sebagai pelarut. Proses pemisahan itu diawali dengan menempatkan
larutan cuplikan pada permukaan atas kalsium karbonat, kemudian dialirkan pelarut
petroleum eter. Hasilnya berupa pita-pita berwarna yang terlihat sepanjang kolom
1
sebagai hasil pemisahan komponen-komponen dalam ekstrak tumbuhan (Alimin,
2007, hal: 73). Kromatografi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom,
perbedaan kemampuan adsorpsi terhadap zat-zat yang sangat mirip mempengaruhi
resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang disebut kromatogram (Khopkar,
2008, hal: 137).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan
sukses besar. Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam
amino larut dalam air dan tidak mudah menguap (tidak mungkin didistilasi),
pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir
abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan kromatografi kertas merupakan berita
sangat baik bagi mereka.
Pada kromatografi Kertas peralatan yang dipakai tidak perlu alat-alat yang
mahal. Hasil-hasil yang baik dapat diperoleh dengan peralatan dan materi-materi
yang sangat sederhana. Senyawa-senyawa yang terpisahkan dapat dideteksi pada
kertas dan dapat segera diidentifikasikan. Bahkan jika dikehendaki, komponen-
4
komponen yang terpisahkan dapat diambil dari kertas dengan jalan memotong-
motongnya, kemudian dilarutkan secara terpisah.
5
Kromatografi kertas termasuk kromatografi partisi. Fasa diamnya air dan fasa
penyokongnya adalah selulosa. Fasa geraknya biasanya merupakan campuran dari
salah satu pelarut-pelarut organik atau air. Setelah elusi selesai, noda ditandai dengan
penanda.
a) Ketebalan kertas
b) Kekentalan eluen
c) Pelarut, jangan menggunakan pelarut yang terlalu cepat menguap.
Kertas kromatografi yang sering digunakan adalah kertas whatmann yang beredar
bermacam-macam seperti ukuran 20 x 20 cm, 5 x 100 cm dan 50 x 50 cm.
6
dititik-kan pada bagian bawah fase gerak sehingga sampel akan terbawa oleh
fase gerak ke atas.
2. Kromatografi kertas metode Descending
Pada kromatografi ini pemisahan sampel terjadi karena fase gerak arah turun
pada kertas. Fase gerak pelarut beraada pada bagian atas. Pergerakan solven
dibantu oleh adanya gravitasi dan juga gaya kapiler.
7
gambar, pena ditandai 1, 2 dan 3 serta tinta pada pesan ditandai
sebagai M.
8
Kromatogram ditempatkan dalam sebuah pelarut sebelum dan
sesudah sampai pelarut mendekati bagian atas kertas. Dalam gambar,
posisi pelarut ditandai dengan pinsil sebelum kertas kering.
Posisi ini ditandai dengan SF1 yaitu untuk pelarut pertama. Kita
menggunakan dua pelarut yang berbeda.
9
E. Mekanisme Kromatografi Kertas
Kertas dibuat dari serat selulosa. Selulosa merupakan polimer dari gula
sederhana, yaitu glukosa. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring,
yakni selulosa. Cara melakukannya, cuplikan yang mengandung campuran yang akan
dipisahkan diteteskan/diletakkan pada daerah yang diberi tanda di atas sepotong
kertas saring dimana ia akan meluas membentuk noda yang bulat. Bila noda telah
kering kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang sesuai dengan satu ujung,
dimana tetesan cuplikan ditempatkan, tercelup dalam pelarut yang dipilih sebagai fase
gerak (jangan sampai noda tercelup karena berarti senyawa yang akan dipisahkan
akan terlarut dari kertas).
Pelarut bergerak melalui serat kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan
komponen dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut.
Bila permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah
waktu yang telah ditentukan, kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari
permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-
10
senyawa berwarna maka mereka akan terlihat sebagai pita atau noda yang terpisah.
Jika senyawa tidak berwarna maka harus dideteksi dengan cara fisika dan kimia yaitu
dengan menggunakan suatu pereaksi-pereaksi yang membiarkan semua warna
terhadap beberapa atau semua senyawa. Bila daerah dari noda yang terpisah telah
dideteksi, maka perlu mengidentifikasi tiap senyawa. Metode identifikasi yang paling
mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan
pelarut menggunakan harga Rf.
Noda yang tidak berwarna dapat diidentifikasi dengan cara berikut ini:
Secara fisika
Identifikasi noda secara fisika dilakukan dengan melakukan pengamatan di
bawah sinar UV dengan panjang gelombang yang digunakan adalah 370 nm dan 254
nm.
Secara kimia
1. Penyemprotan
Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan pereaksi sehingga noda yang terdapat
pada kertas menjadi berwarna. Bahan yang biasa digunakan: etanol, propanol, n-
butanol, kloroform. Larutan ninhidrin digunakan untuk mendeteksi asam amino, baru
memberikan warna setelah 24 jam
2. Pencelupan
Pencelupan dilakukan dengan menggunakan pereaksi yang dimasukkan dalam bejana
yang dangkal kemudian lembaran kertas dicelupkan di dalamnya. Bahan yang
digunakan sama dengan bahan yang digunakan pada penyemprotan.
F. Perhitungan Nilai Rf
11
karakteristik dan reprodusibel. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara
jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal.
Untuk setiap senyawa berlaku rumus sbb:
jarak yang ditempuh oleh senyawa
Rf =
jarak yang ditempuh oleh pelarut
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
Rubiyanto, 2017 " Metode Kromatografi: Prinsip Dasar, Praktikum dan Pendekatan
Pembelajaran"
14