Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FITOKIMIA

“KROMATOGRAFI KERTAS”

Disusun Oleh:

A.Nurfachrayana Ismail (PO714251201001)


A.Tenri Awaru (PO714251201002)
Adhela Khusnul Khatimah S (PO714251201003)
Al Fathya Wardah Qani’ah (PO714251201005)
Aliah Nur Adinda (PO714251201006)
Alifa Amaliah Malik (PO714251201007)
Ananda Putri (PO714251201009)
Andi Anisa Asdar (PO714251201010)
Andi Fadlan Maccirinna (PO714251201011)
Andi Nabila Zahra (PO714251201012)

KELAS D-IV FARMASI

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN FARMASI

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat selesai sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang selalu kita
nantikan syafa’atya di akhirat kelak.

Makalah ini berjudul “Kromatografi Kertas”. Makalah ini dibuat dalam


rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Fitokimia yang meliputi
nilai tugas kelompok. Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari sifat sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah ini
selanjutnya. Akhirnya semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca dalam memahami materi
kromatografi kertas.

Makassar, 03 Maret

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Pengertian Kromatografi Kertas.........................................................................3
B. Prinsip Kerja Kromatografi Kertas.....................................................................5
C. Metode Kromatografi Kertas..............................................................................6
D. Jenis Kromatografi Kertas..................................................................................7
E. Mekanisme Kromatografi Kertas.....................................................................10
F. Perhitungan Nilai Rf.........................................................................................11
BAB III PENUTUP...................................................................................................13
Kesimpulan..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman membuat ilmu pengetahuan semakin berkembang,


begitu pula dengan ilmu kefarmasian. Banyak obat baru yang ditemukan dan juga
semakin banyak komposisi atau campuran obat yang digunakan untuk membuat obat
mempunyai efek yang lebih optimum. Zat-zat aktif yang ada dicampuran obat ini
dapat diketahui melalui berbagai macam proses dan cara yang bervariasi diantaranya
dapat diketahui melalui percobaan kromatografi dimana zat-zat ini dipisahkan oleh
perbedan pengikatan (partisi, adsorpsi,dsb) pada fase diam dan fase gerak. Seluruh
bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung
pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam
dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama.

Kromatogafi pertama kali dikembangkan oleh ahli botani dari Rusia Mikhail
S. Tswett (1872-1919) yang melakukan teknik pemisahan pigmen tanaman berwarna
Teknik ini dalam publikast kemudian dinamakannya chromatography yang
merupakan penggabungan dari dua kata dari bahasa Yunani, yaitu chroma (bahasa
Inggris: colour) yang berarti warna dan graphein (bahasa Inggris : to write) yang
berarti menulis, jadi awalnya kromatografi berarti menulis dengan warna": untuk
mengindikasikan pita-pita warna yang teramati oleh Tswett dalam risetnya Pada saat
yang bersamaan. Tswett juga berhasil melakukan pemisahan bahan-bahan yang tidak
berwarna dengan tekniknya tersebut. Michael Tsweet dalam percobaannya ia berhasil
memisahkan klorofil dan pigmen-pigmen warna lain dalam ekstrak tumbuhan dengan
menggunakan serbuk kalsium karbonat yang diisikan ke dalam kolom kaca dan
petroleum eter sebagai pelarut. Proses pemisahan itu diawali dengan menempatkan
larutan cuplikan pada permukaan atas kalsium karbonat, kemudian dialirkan pelarut
petroleum eter. Hasilnya berupa pita-pita berwarna yang terlihat sepanjang kolom

1
sebagai hasil pemisahan komponen-komponen dalam ekstrak tumbuhan (Alimin,
2007, hal: 73). Kromatografi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom,
perbedaan kemampuan adsorpsi terhadap zat-zat yang sangat mirip mempengaruhi
resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang disebut kromatogram (Khopkar,
2008, hal: 137).
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :


1. Apa yang dimaksud dengan kromatografi kertas?
2. Bagaimana prinsip kerja kromatografi kertas?
3. Apa saja metode dalam kromatografi kertas?
4. Apa saja jenis-jenis kromatografi kertas?
5. Bagaimana mekanisme kromatografi kertas?
6. Bagaimana perhitungan nilai RF?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu :


1. Untuk mengetahui pengertian dari kromatografi kertas
2. Untuk mengetahui prinsip kerja kromatografi kertas
3. Untuk mengetahui metode-metode kromatografi kertas
4. Untuk mengetahui jenis-jenis kromatografi kertas
5. Untuk mengetahui mekanisme kromatografi kertas
6. Untuk mengetahui cara perhitungan nilai RF

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kromatografi Kertas

Kromatografi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom,


perbedaan kemampuan adsorpsi terhadap zat-zat yang sangat mirip mempengaruhi
resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang disebut kromatogram (Khopkar,
2008, hal: 137).

Kromatografi kertas merupakan contoh kromatografi partisi dalam bentuk


planar yang sudah sangat konvensional. Kromatografi kertas adalah metode
pemisahan suatu komponen zat didalam campuran dengan jalan penyarian
menggunakan fase gerak zat cair dan fase diam yang berupa air yang berada dalam
serat-serat selulosa pada kertas. Kromatografi kertas merupakan merupakan bentuk
yang paling sederhana, murah dan mudah. Dalam kromatografi kertas fase diam
adalah kertas adalah kertas serap yang seragam. Fase gerak adalah pelarut atau
campuran pelarut. Fase diam dalam kromatografi berupa air yang terikat pada
selulosa kertas sedangkan fasa geraknya berupa pelarut organik nonpolar.

Pengenalan Kromatografi Kertas

3
Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan
sukses besar. Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam
amino larut dalam air dan tidak mudah menguap (tidak mungkin didistilasi),
pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir
abad 19 dan awal abad 20. Jadi penemuan kromatografi kertas merupakan berita
sangat baik bagi mereka.

Kimiawan Inggris Richard Laurence Millington Synge (1914-1994) adalah


orang pertama yang menggunakan metoda analisis asam amino dengan kromatografi
kertas. Saat campuran asam amino menaiki lembaran kertas secara vertikal karena
ada fenomena kapiler, partisi asam amino antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang
teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketika pelarut mencapai ujung
atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang
jarak tertentu. Dari nilai R, masing-masing asam amino diidentifikasi. Kromatografi
kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan lembaran kecil, dan
sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut.

Kromatografi kertas termasuk dalam kelompok kromatografi planar, dimana


pemisahannya menggunakan medium pemisah dalam bentuk bidang (umumnya
bidang datar) yaitu benuk kertas. Berbagai jenis pemisahan yang sederhana dengan
Kromatografi kertas telah dilakukan dimana proses dikenal sebagai "analisa Kapiler".
Metoda-metoda ini sangat sesuai dengan kromatografi serapan, dan sekarang
kromatografi kertas dipandang sebagai perkembangan dari sistem partisi. Salah satu
zat padat dapat digunakan untuk menyokong fasa tetap yaitu bubuk selulosa.

Pada kromatografi Kertas peralatan yang dipakai tidak perlu alat-alat yang
mahal. Hasil-hasil yang baik dapat diperoleh dengan peralatan dan materi-materi
yang sangat sederhana. Senyawa-senyawa yang terpisahkan dapat dideteksi pada
kertas dan dapat segera diidentifikasikan. Bahkan jika dikehendaki, komponen-

4
komponen yang terpisahkan dapat diambil dari kertas dengan jalan memotong-
motongnya, kemudian dilarutkan secara terpisah.

B. Prinsip Kerja Kromatografi Kertas

Prinsip kromatografi kertas adalah adsorbsi dan kepolaran, dimana adsorbsi


didasarkan pada panjang komponen dalam campuran yang diadsorbsi pada
permukaan fase diam dan kepolaran komponen berpengaruh karena komponen akan
larut dan terbawa oleh pelarut jika memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan
migrasi pada fase diam dan fase gerak (Yazid, 2005)

Media dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa.


Sampel berupa tinta berwarna yang akan dianalisis ditotolkan ke ujung kertas yang
kemudian digantung dalam wadah. Kemudian dasar kertas saring dicelupkan kedalam
pelarut yang mengisi dasar wadah. Fasa gerak dapat saja beragam. Bisa
menggunakan: air, etanol, asam asetat atau campuran zat-zat ini dapat digunakan.

5
Kromatografi kertas termasuk kromatografi partisi. Fasa diamnya air dan fasa
penyokongnya adalah selulosa. Fasa geraknya biasanya merupakan campuran dari
salah satu pelarut-pelarut organik atau air. Setelah elusi selesai, noda ditandai dengan
penanda.

Kecepatan elusi pada kromatografi kertas dipengaruhi oleh:

a) Ketebalan kertas
b) Kekentalan eluen
c) Pelarut, jangan menggunakan pelarut yang terlalu cepat menguap.

Kertas kromatografi yang sering digunakan adalah kertas whatmann yang beredar
bermacam-macam seperti ukuran 20 x 20 cm, 5 x 100 cm dan 50 x 50 cm.

Pelarut organik yang sering digunakan sebagai fasa gerak

C. Metode Kromatografi Kertas

1. Kromatografi kertas metode Ascending


Ascending chromatography sesuai dengan namanya chromatogram (pola
pemisahan sampel) naik ke atas. Ini terjadi karena pada kertas larutan naik
melewati kertas. Fase gerak berada pada bagian bawah bejana. Sampel

6
dititik-kan pada bagian bawah fase gerak sehingga sampel akan terbawa oleh
fase gerak ke atas.
2. Kromatografi kertas metode Descending
Pada kromatografi ini pemisahan sampel terjadi karena fase gerak arah turun
pada kertas. Fase gerak pelarut beraada pada bagian atas. Pergerakan solven
dibantu oleh adanya gravitasi dan juga gaya kapiler.

D. Jenis Kromatografi Kertas

Kromatografi kertas adalah kromatografi yang menggunakan kertas selulosa


murni yang mempunyai afinitas besar terhadap air atau pelarut polar lainnya.
Kromatografi kertas memiliki 2 jenis, berikut adalah penjelasannya:

1. Kromatografi kertas satu arah


 Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang
sangat seragam. Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut
yang sesuai.Sampel tinta diteteskan pada garis dasar pinsil pada
selembar kromatografi kertas.

 Beberapa pewarna larut dalam jumlah yang minimum dalam pelarut


yang sesuai, dan itu juga di teteskan pada garis yang sama. Dalam

7
gambar, pena ditandai 1, 2 dan 3 serta tinta pada pesan ditandai
sebagai M.

Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis pelarut


atau campuran pelarut yang sesuai didalamnya. Perlu diperhatikan
bahwa batas pelarut berada dibawah garis pada bercak diatasnya.

Karena pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen


yang berbeda dari campuran tinta akan bergerak pada laju yang
berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan
bercak warna.
2. Kromatografi kertas dua arah
 Kromatografi kertas dua arah dapat digunakan dalam menyelesaikan
masalah pemisahan substansi yang memiliki nilai Rf yang sangat
serupa. Waktu ini kromatogram dibuat dari bercak tunggal dari
campuran yang ditempatkan kedepan dari garis dasar.

8
 Kromatogram ditempatkan dalam sebuah pelarut sebelum dan
sesudah sampai pelarut mendekati bagian atas kertas. Dalam gambar,
posisi pelarut ditandai dengan pinsil sebelum kertas kering.
 Posisi ini ditandai dengan SF1 yaitu untuk pelarut pertama. Kita
menggunakan dua pelarut yang berbeda.

 Dua pewarna dalam campuran memiliki nilai Rf yang hampir sama.


Kertas diputar 90o untuk perlakuan kromatogram kembali dengan
pelarut yang kedua yaitu SF2. Contohnya dapat dilihat pada gambar
di bawah ini

 Gambar berikutnya menunjukkan apa yang mungkin terjadi pada


berbagai bercak pada kromatogram awal. Posisi pelarut kedua juga
ditandai. Kromatogram akhir akan tampak seperti ini:

9
E. Mekanisme Kromatografi Kertas

Kertas dibuat dari serat selulosa. Selulosa merupakan polimer dari gula
sederhana, yaitu glukosa. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring,
yakni selulosa. Cara melakukannya, cuplikan yang mengandung campuran yang akan
dipisahkan diteteskan/diletakkan pada daerah yang diberi tanda di atas sepotong
kertas saring dimana ia akan meluas membentuk noda yang bulat. Bila noda telah
kering kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang sesuai dengan satu ujung,
dimana tetesan cuplikan ditempatkan, tercelup dalam pelarut yang dipilih sebagai fase
gerak (jangan sampai noda tercelup karena berarti senyawa yang akan dipisahkan
akan terlarut dari kertas).

Pelarut bergerak melalui serat kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan
komponen dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut.
Bila permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah
waktu yang telah ditentukan, kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari
permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-

10
senyawa berwarna maka mereka akan terlihat sebagai pita atau noda yang terpisah.
Jika senyawa tidak berwarna maka harus dideteksi dengan cara fisika dan kimia yaitu
dengan menggunakan suatu pereaksi-pereaksi yang membiarkan semua warna
terhadap beberapa atau semua senyawa. Bila daerah dari noda yang terpisah telah
dideteksi, maka perlu mengidentifikasi tiap senyawa. Metode identifikasi yang paling
mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan
pelarut menggunakan harga Rf.

Noda yang tidak berwarna dapat diidentifikasi dengan cara berikut ini:
       Secara fisika
   Identifikasi noda secara fisika dilakukan dengan melakukan pengamatan di
bawah sinar UV dengan panjang gelombang yang digunakan adalah 370 nm dan 254
nm.
     Secara kimia
1.       Penyemprotan
Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan pereaksi sehingga noda yang terdapat
pada kertas menjadi berwarna. Bahan yang biasa digunakan: etanol, propanol, n-
butanol, kloroform. Larutan ninhidrin digunakan untuk mendeteksi asam amino, baru
memberikan warna setelah 24 jam
2.       Pencelupan
Pencelupan dilakukan dengan menggunakan pereaksi yang dimasukkan dalam bejana
yang dangkal kemudian lembaran kertas dicelupkan di dalamnya. Bahan yang
digunakan sama dengan bahan yang digunakan pada penyemprotan. 

F. Perhitungan Nilai Rf

Harga Rf merupakan parameter karakeristik kromatografi kertas dan


kromatografi lempeng tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu
senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran

11
karakteristik dan reprodusibel. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara
jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal.
Untuk setiap senyawa berlaku rumus sbb:
jarak yang ditempuh oleh senyawa
Rf =
jarak yang ditempuh oleh pelarut

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Kromatografi kertas adalah salah satu metode untuk identifikasi komponen


kimia dari suatu campuran zat.
2. Kromatografi kertas digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya
(campuran zat) menjadi komponen-komponennya (pita-pita kromatogram).
3. Fasa diam dari kromatografi kertas adalah kertas serap dan fasa gerak adalah
pelarut (campuran pelarut yang sesuai).
4. Secara umum cara kerja kromatografi kertas yaitu: kertas dimasukkan dalam
bejana tertutup untuk dijenuhkan dengan uap pelarut (eluen) dalam waktu yang
ditentukan dan dilakukan elusi. Lalu kertas diambil dan dikeringkan untuk
mengetahui bercak noda yang terbentuk. Bila senyawa yang diidentifikasi
berwarna maka setelah dikeringkan bercak noda yang terpisah akan tampak,
tetapi jika senyawa yang diidentifikasi tidak berwarna maka setelah dikeringkan
tidak tampak bercak noda,untuk mengetahui bercak noda tersebut harus
direaksikan dengan pelarut tertentu.
5. Prinsip kromatografi kertas adalah adsorbsi dan kepolaran, dimana adsorbsi
didasarkan pada panjang komponen dalam campuran yang diadsorbsi pada
permukaan fase diam dan kepolaran komponen berpengaruh karena komponen
akan larut dan terbawa oleh pelarut jika memiliki kepolaran yang sama serta
kecepatan migrasi pada fase diam dan fase gerak.
6. Alat yang digunakan dalam kromatografi kertas ini adalah bejana yang terbuat
dari gelas,platina/logam tahan karat yang di atasnya ditutup.
7. Kromatografi kertas menggunakan kertas Whatmann No. 1, 2, 31 dan 3 MM.
Kertas yang lain biasa digunakan adalah kertas asam asetil, kertas kieselguhr,
kertas silicon, kertas penukar ion dan kertas selulosa murni. Kertas dalam
pemisahan mempunyai pengaruh pada kecepatan aliran pelarut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Alimin, dkk. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press, 2007.

Anonim, 2017, Jenis-jenis Kromatografi Kertas,


https://yoeselynwangi.blogspot.com/2017/12/jenis-jenis-kromatografi-
kertas.html diakses pada tanggal 3 Maret 2022

Anonim, 2017, Teknik Dasar Kromatografi Kertas,


http://yotietunika.blogspot.com/2017/01/teknik-dasar-kromatografi-
kertas.html diakses pada tanggal 3 Maret 2022

Day, R.A dan Underwood. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi


Keempat. Jakarta:Erlangga.

Hendayana, Sumar. 2010. Kimia pemisahan metode kromatografi dan elektroforesis


modern. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ilmu Kimia Analitik Dasar, W Harjadi. 1990

Khopkar, S.M (2008). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press

Robert I. Pesok. 1968. Modern Methods Of Chemical Analysis Second Edition.


University Of Hawaii

Rubiyanto, 2017 " Metode Kromatografi: Prinsip Dasar, Praktikum dan Pendekatan
Pembelajaran"

Yazid, Estien.2005. Kimia Fisika Untuk Para Medis. Yogyakarta: ANDI

14

Anda mungkin juga menyukai