Anda di halaman 1dari 11

KEPALA DESA..................................

KECAMATAN.........................KABUPATEN OGAN ILIR

PERATURAN DESA...............................
NOMOR 00 TAHUN 2022
TENTANG KERJASAMA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA...............................,
Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 91 Undang-undang nomor 6
tahun 2014 tentang Desa, Desa dapat mengadakan kerjasama dengan desa
lain dan/atau kerjasama dengan pihak ke tiga ;
b. Bahwa dalam rangka melaksanakan kerjasama antar-Desa dan/atau
kerjasama dengan pihak ke tiga Desa perlu menetapkan Peraturan Desa
tentang Kerja sama Desa.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4916);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 213, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2015 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5717);
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Pedoman Teknis Penyusunan Perdes (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 2091);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 2093);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri omor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2094);
6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal
Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 158);
7. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan dalam Musyawarah Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 159).
8. Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilir Nomor xx Tahun xxxx tentang
Kerjasama Desa

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA....................
dan
KEPALA DESA..............................

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG KERJASAMA DESA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :

1. Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa,
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
4. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang
melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
5. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
6. Musyawarah Antar Desa adalah musyawarah yang diikuti oleh delegasi desa yang melakukan
kerjasama antar-Desa.
7. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah
dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
8. Peraturan Kepala Desa adalah Peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa dan bersifat mengatur.
9. Peraturan Bersama Kepala Desa adalah Peraturan yang ditetapkan oleh dua atau lebih Kepala Desa
dan bersifat mengatur.
10. Keputusan Kepala Desa adalah penetapan yang bersifat konkrit, individual dan final.
11. Perjanjian Bersama adalah perjanjian bersama yang dibuat antara Desa dengan pihak ketiga dalam
rangka melaksanakan kerja sama desa
12. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.
13. Aset Desa adalah barang milik desa yang berasal dari kekayaan asli desa, dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainya yang sah.
14. Aset Dana Bergulir adalah Dana yang berasal dari Dana Bantuan Langsung Masyarakat Program
Pengembangan Kecamatan, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan yang
telah dikembalikan ke Unit Pengelola Kegiatan sebagai pengelola dan digulirkan kembali ke
Masyarakat.
15. Program Pengembangan Kecamatan adalah Program Penanggulangan kemiskinan yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan, memperkuat institusi lokal, dan
meningkatkan kinerja pemerintah daerah.
16. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan adalah Program untuk
mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan yang berbasis pada
pembangunan partisipatif.
17. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kwajiban Desa.
18. Pemberdayaan masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan
masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan,
kesadaran, serta memanfaatkan sumberdaya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan
pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.
19. Camat adalah perangkat daerah yang mempunyai wilayah kerja di tingkat Kecamatan
20. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah Kabupaten.
21. Kerjasama Desa adalah suatu rangkaian kegiatan Desa untuk melakukan kerjasama antar-Desa
dan/atau dengan pihak ketiga dalam bidang pengembangan usaha bersama yang dimiliki oleh Desa
untuk mencapai nilai ekonomi yang berdaya saing, kegiatan kemasyarakatan, pelayanan,
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat antar Desa, bidang keamanan dan ketertiban.
22. Kerjasama antar-Desa adalah suatu rangkaian kegiatan bersama antar-Desa dalam bidang
pengembangan usaha bersama yang dimiliki oleh Desa untuk mencapai nilai ekonomi yang berdaya
saing, kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat antar-
Desa, bidang keamanan dan ketertiban.
23. Badan Kerjasama antar-Desa adalah pelaksana kerjasama antar-Desa yang ditetapkan melalui
Peraturan Bersama Kepala Desa
24. Pihak ketiga adalah Lembaga, Badan Hukum dan perseorangan diluar pemerintahan Desa
25. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat RPJMDesa, adalah Rencana
kegiatan pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun.
26. Rencana kerja Pemerintah Desa selanjutnya disebut RKPDesa, adalah Penjabaran dari RPJMDesa
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
27. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUMDesa, adalah Badan Usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola asset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk
sebesar- besarnya untuk kesejahteraan Masyarakat Desa.
28. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa, adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD yang
ditetapkan dengan Peraturan Desa.

BAB II
RUANG LINGKUP DAN BIDANG KERJASAMA

Pasal 2
Ruang Lingkup Kerjasama Desa meliputi:
a. Kerja sama antar-Desa; dan
b. Kerja sama Desa dengan pihak ketiga.

Pasal 3

(1) Desa dapat melakukan kerjasama antar-Desa sesuai dengan kewenangan yang
dimilikinya.
(2) Desa dapat melakukan kerjasama dengan pihak ketiga.
Pasal 4

Ruang lingkup kerjasama antar-Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) meliputi bidang :
a. Pengembangan usaha bersama yang dimiliki oleh desa untuk mencapai nilai ekonomi yang berdaya
saing;
b. Kegiatan kemasyarakatan, pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat antar-Desa;
c. dan/atau keamanan dan ketertiban.

Pasal 5
(1) Ruang lingkup bidang kerjasama Desa dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat
(2) meliputi :
a. meningkatkan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar;
b. mengadakan sarana prasarana Desa;
c. melestarikan sumberdaya alam dan lingkungan Desa;
d. meningkatkan kapasitas desa dalam menyelenggarakan pemerintahan Desa;
e. meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan Desa;
f. meningkatkan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
Desa;
g. meningkatkan partisipasi masyarakat;
h. menguatkan peran dan fungsi lembaga kemasyarakatan.

(2) Ruang lingkup bidang kerjasama Desa dengan pihak ketiga yang bersifat strategis meliputi :
a. Pengembangan ekonomi Perdesaan;
b. Pengembangan dan pelestarian sosial budaya masyarakat desa;
c. Pengembangan dan perlindungan kearifan lokal desa;
d. Pengembangan dan perlindungan aset desa; dan
e. Hal-hal lain yang disepakati melalui musyawarah desa.

Pasal 6

(1) Bidang kerjasama antar-Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf a meliputi :
a. kerjasama BUM Desa antar-Desa;
b. pembentukan BUM Desa bersama;
c. pendayagunaan sumberdaya alam dan lingkungan;
d. pengembangan pasar antar-Desa;
e. pengembangan sarana prasarana ekonomi antar-Desa;
f. pengembangan komoditas unggulan desa;
g. pengembangan dan pengelolaan aset dana bergulir hasil kegiatan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan dan dana bergulir hasil program lainnya.

(2) Bidang kerjasama antar-Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf b meliputi :
a. pengembangan kapasitas pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, kelembagaan
kemasyarakatan Desa, BUM Desa, dan unsur masyarakat Desa lainnya;
b. pengembangan sistem dan kelembagaan hasil Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan dan Program Pemberdayaan lainnya;
c. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
d. peningkatan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan antar-Desa;
e. pengembangan seni dan budaya;
f. peningkatan mutu layanan kebutuhan dasar kepada masyarakat antar-Desa;

(3) Bidang kerjasama antar-Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf c meliputi :
a. Peningkatan keamanan dan ketertiban masyarakat antar desa;
b. Pencegahan dan penyelesaian masalah sosial ;
c. Pencegahan dan penyelesaian konflik antar desa;

Pasal 7

Kerjasama antar-Desa dapat dilakukan antara:


a. Desa dengan Desa dalam 1 (satu) Kecamatan; dan
b. Desa dengan Desa di lain Kecamatan dalam satu kabupaten / kota

Pasal 8

Apabila Desa dengan Desa di lain Kabupaten dalam 1 (satu) Provinsi mengadakan kerjasama maka harus
mengikuti ketentuan Kerjasama Antar-Daerah.

Pasal 9

Kerjasama Desa dengan pihak ketiga dapat dilakukan dengan perseorangan, lembaga swadaya masyarakat,
perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan, atau perusahaan sesuai dengan obyek yang dikerjasamakan.

Pasal 10

(1) Pelaksanaan Kerja sama Desa tidak boleh bertentangan dengan Arah kebijakan Daerah dan Desa yang
tertuang dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa;
(2) Pelaksanaan Kerjasama Desa yang menyangkut penggunaan kekayaan Desa harus dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 11

(1) Pelaksanaan kerjasama antar-Desa diatur dengan Peraturan Bersama Kepala Desa;
(2) Pelaksanaan kerjasama Desa dengan pihak ketiga diatur dengan Perjanjian Bersama yang
disyahkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang perjanjian kerjasama.

BAB III
TATA CARA DAN KETENTUAN PELAKSANAAN KERJASAMA

Pasal 12

(1) Rencana kerjasama Desa dibahas dalam musyawarah Desa dan dipimpin oleh Ketua Badan
Permusyawaratan Desa;
(2) Musyawarah Desa yang diselenggarakan dalam rangka Rencana kerjasama antar-Desa atau kerjasama
Desa dengan pihak ke tiga membahas antara lain:
a. Ruang lingkup dan bidang kerjasama;
b. Tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerjasama;
c. Delegasi desa dalam badan kerjasama antar-Desa
d. Delegasi Desa dalam pembahasan kerjasama desa dengan pihak ke tiga;
e. Jangka waktu;
f. Hak dan kewajiban;
g. Pendanaan;
h. Tata cara perubahan, penundaan dan pembatalan;
i. Penyelesaian perselisihan; dan
j. Lain-lain ketentuan yang diperlukan.
(3) Delegasi Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 ayat (2) huruf c dan huruf d dipimpin oleh
kepala desa dan beranggotakan dari unsur meliputi:
a. Perangkat Desa;
b. Anggota BPD;
c. Lembaga Kemasyarakatan Desa;
d. Lembaga Desa lainnya; dan
e. Tokoh Masyarakat dengan mempertimbangkan keadilan Gender.
(4) Keputusan Musyawarah Desa perihal delegasi desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) menjadi
lampiran dari berita acara hasil musyawarah desa dan untuk selanjutnya ditetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala Desa.

Pasal 13

(1) Hasil kesepakatan pembahasan rencana kerjasama Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 12
dibahas bersama dengan Desa lain melalui musyawarah antar desa.
(2) Hasil pembahasan rencana kerja sama Desa sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dituangkan
dalam rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa untuk selanjutnya dibahas dan ditetapkan oleh
Kepala Desa yang melakukan kerja sama menjadi Peraturan bersama Kepala Desa.
(3) Hasil kesepakatan pembahasan rencana kerja sama Desa dengan pihak ke tiga sebagaiman dimaksud
dalam pasal 12 dibahas antara delegasi Desa dengan pihak ke tiga hasil pembahasan selanjutnya
dituangkan dalam perjanjian bersama.
(4) Peraturan bersama atau perjanjian bersama paling sedikit memuat :
a. Ruang lingkup kerjasama;
b. Bidang kerjasama;
c. Tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerjasama;
d. Jangka waktu;
e. Hak dan kewajiban;
f. Pendanaan;
g. Tata cara perbahan, penundaan, dan pembatalan; dan
h. Penyelesaian perselisihan.

Pasal 14

(1) Kerja sama antar-Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (2) dilaksanakan oleh Badan
Kerjasama antar-Desa;
(2) Badan Kerja sama antar-Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibentuk atas dasar
kesepakatan musyawarah antar-Desa dan ditetapkan melalui Peraturan Bersama Kepala Desa;
(3) Badan kerja sama antar-Desa Melaksanakan Peraturan Bersama Kepala Desa dan ketentuan lain yang
ditetapkan dalam Musyawarah antar-Desa;
(4) Ketentuan Teknis tentang Badan Kerja sama antar-Desa diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bersama
Kepala Desa.

BAB IV
JANGKA WAKTU

Pasal 15

Jangka waktu kerjasama Desa ditentukan dalam kesepakatan oleh para pihak yang melakukan kerjasama
yang dituangkan dalam Peraturan Bersama Kepala Desa atau perjanjian bersama

Pasal 16

(1) Penentuan jangka waktu Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 antara lain harus
memperhatikan:
a. Ketentuan yang berlaku;
b. Ruang lingkup;
c. Bidang kerjasama;
d. Pembiayaan;
e. Ketentuan lain mengenai Kerjasama Desa.
(2) Penentuan jangka waktu Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memperhatikan saran
dari Camat selaku pembina dan pengawas Kerjasama Desa.

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 17

Desa berhak:
a. mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal usul, adat istiadat dan nilai
sosial budaya masyarakat Desa;
b. mendapatkan nilai manfaat dari hasil kerjasama;
c. mendapatkan sumber pendapatan dari hasil usaha bersama antar-Desa atau pihak ke tiga;
d. Mengirim delegasi desa pada musyawarah antar-Desa; dan
e. Menyampiakan pendapat pada musyawarah antar-Desa.
f. Menerima hasil kerjasama antar desa sebagai pendapatan asli desa dan dituangkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa.
g. Desa berkewajiban:
h. Mematuhi peraturan bersama kepala desa;
i. Mematuhi tata tertib musyawarah antar-Desa;
j. Berpartisipasi dalam pembiayaan kerja sama antar-Desa yang telah disepakati pada
musyawarah antar-Desa;
k. Membayar biaya kerugian yang diakibatkan dalam kerja sama antar-Desa;
l. Menjalankan Perjanjian Bersama antara desa dengan pihak ke tiga;
m. Melindungi dan menjaga persatuan kesatuan, serta kerukunan dengan para pihak yang
melakukan kerja sama.

Pasal 18

Pihak ke tiga yang melakukan kerjasama Desa mempunyai kewajiban:


a. Mentaati segala ketentuan yang telah disepakati bersama;
b. Memberdayakan masyakat desa;
c. Mempunyai orientasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan
d. Mengembangkan potensi obyek yang dikerjasmakan dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan hidup.

BAB VI
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB

Pasal 19

(1) Kepala Desa selaku pemimpin penyelenggaraan pemerintahan Desa mempunyai tugas
memimpin pelaksanaan kerjasama antar- Desa;
(2) Kepala Desa mempunyai tugas mengkoordinasikan penyelenggaraan kerjasama antar-Desa
secara partisipatif;
(3) Kepala Desa wajib memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban pelaksanaan
kerjasama antar-Desa kepada masyarakat melalui BPD.

BAB VII
PENDANAAN

Pasal 20

(1) Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yang membebani masyarakat dan desa,
harus mendapatkan persetujuan BPD;
(2) Segala kegiatan, biaya dan pendapatan dari bentuk Kerjasama Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib dituangkan dalam APBDesa.

Pasal 21

Pendanaan dalam rangka Kerjasama Desa dibebankan kepada pihak- pihak yang melakukan
kerjasama;

BAB VIII
PERUBAHAN, PENUNDAAN DAN PEMBATALAN
Pasal 22
Perubahan, penundaan dan pembatalan Kerjasama Desa harus dimusyawarahkan untuk mencapai
mufakat dengan melibatkan berbagai pihak yang terikat dalam Kerjasama Desa.

Pasal 23

Perubahan kerjasama Desa dapat dilakukan apabila:


a. terjadi situasi force majeur;
b. atas permintaan salah satu pihak yang melakukan kerja sama;
c. atas hasil pengawasan dan evaluasi Badan Permusyawaratan Desa;
d. kerjasama desa telah habis masa berlakunya.

Pasal 24

Penundaan kerjasama Desa dapat dilakukan apabila:


a. terjadi situasi force majeur;
b. atas permintaan salah satu pihak yang melakukan kerjasama;

Pasal 25

Pembatalan kerjasama desa dapat dilakukan apabila:


a. salah satu pihak dan atau kedua belah pihak melanggar kesepakatan;
b. kerjasama desa bertentangan dengan ketentuan diatasnya; dan
c. merugikan kepentingan masyarakat.

BAB IX
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 26

Setiap perselisihan yang timbul dalam Kerjasama Desa harus diselesaikan secara musyawarah dan
mufakat serta dilandasi dengan semangat kekeluargaan.

Pasal 27

(1) Perselisihan Kerjasama Desa dalam satu Kecamatan, difasilitasi dan diselesaikan oleh Camat;
(2) Perselisihan Kerjasama Desa lain Kecamatan pada satu Kabupaten difasilitasi dan diselesaikan
oleh Bupati;
(3) Perselisihan Kerjasama Desa lain Kabupaten/Kota dalam satu Provinsi difasilitasi dan
diselesaikan oleh Gubernur.

Pasal 28
Penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 bersifat final dan ditetapkan dalam
suatu keputusan.

BAB X
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 29

(1) Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib membina dan mengawasi pelaksanaan
Kerjasama Desa;
(2) Pembinaandan Pengawasan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. menetapkan pengaturan yang berkaitan dengan kerjasama desa;
b. memberikan pedoman teknis pelaksanaan kerjasama desa;
c. melakukan evaluasi dan pengawasan pelaksanaan kerjasama desa; dan
d. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan kerjasama desa.
(3) Pembinaan dan Pengawasan Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
memfasilitasi kerjasama desa;
a. melakukanpengawasan kerjasama desa;dan
b. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan kerjasama desa.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 30

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini sepanjang mengenai pelaksanaannya, diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Kepala Desa

Pasal 31

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Ditetapk : ...............................
an di : ......
Pada ...............................
tanggal ......
KEPALA DESA.....................................

.............................................

Diundangkan di : ..................................
Pada tanggal : .................................
SEKRETARIS DESA................................

...........................................

LEMBARAN DESA............................... TAHUN 2022 NOMOR .......

Anda mungkin juga menyukai