Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya

kita masih diberikan kesehatan jasmani dan rohani, sehingga kami dapat

menyelesaikan Makalah KIMIA ANALISIS DASAR yang berjudul “IDENTIFIKASI

KATION GOLONGAN 1 DAN 2 “. Makalah ini dimaksudkan untuk menyelesaikan

tugas IMUNOLOGI serta untuk menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibuk Rahma

Dona M.Si, Apt selaku dosen KIMIA ANALISIS DASAR dan rekan-rekan yang

telah membantu menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah yang

dibuat ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan sehingga kami

membutuhkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat membuat makalah yang

lebih baik lagi.


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang sediaan obat dan zat-zat

yang terkandung di dalamnya, serta cara-cara pengolahanya. Seluk beluk tentang

pengidentifikasian dan pemisahan suatu zat dalam suatu sampel. Untuk itu,

pengetahuan tentang analisiskualitatif sangat esensial untuk di jadikan salah satu

keahlian bagiseorangfarmasis.

Reaksi identifikasi adalah suatu cara untuk mengenal ion-ion, baik kation

maupun anion dalam larutan dengan menggunakan pereaksi-peraksi tertentu. Setiap

ion akan memberikan hasil reaksi tertentu yang dapat membedakan dengan ion-ion

yang lain.

Analisis kualitatif adalah analisa yang dilakukan untuk mengidentifikasi suatu

zat. Analisa ini sangat diperlukan dalam dunia kefarmasian, karena dalam

kefarmasian banyak berhubungan dengan bahan-bahan obat. Analisa kualitatif

dilakukan untuk menentukan macam atau jenis zat / komponen-komponen bahan

yang dianalisa yaitu apa isi dari bahan atau zat tersebut. Sehingga sebagai seorang

farmasis diharapkan kita dapat mengetahui zat-zat apa saja yang dikandung dalam

suatu sediaan obat.

Dalam analisis kualitatif dilakukan identifikasi kation dan anion. Identifikasi

untuk sebuah sampel untuk menentukan kation I sampai VI dan anion I sampai VI.

Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-anion diklasifikasikan dalam enam

golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Reagensia


golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam

klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida dan ammonium karbonat. klasifikasi ini

didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan

membentuk endapan atau tidak. Jadi, klasifikasi kation yang paling umum di

dasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation

tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dibutuhkan untuk analisis

2. Apakah yangng dimaksud dengan (Pb2+) (Ag+) (Hg2+)

3. Golongan apa saja yang terdapat dalam analisis kation golongn 1 dan 2

1.3 Tujuan

1. Mengetahu apa saja yang dibutuhkan untuk analisis

2. Mengetahi apa yang dimaksud dengan (Pb2+) (Ag+) (Hg2+)

3. Mengetahui golongan yang terdapat dalam analisis kation golongan 1 dan 2


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Kation

Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut

analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi

zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu

sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan

mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan

banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Prosedur yang biasa digunakan

untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui, pertama kali adalah membuat sampel

(contoh) yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan). Selanjutnya terhadap larutan

yang dihasilkan dilakukan uji ion-ion yang mungkin ada. Kesulitan yang lebih besar

dijumpai pada saat mengidentifikasi berbagai konsentrasi dalam suatu campuran

untuk ion, biasanya dilakukan pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses

pengendapan, selanjutnya dilakukan pelarutan kembali endapan tersebut. Kemudian

diadakan uji-uji spesifik untuk ion-ion yang akan diidentifikasi. Uji spesifik

dilakukan dengan menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang kan memberikan

larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik (khas) untuk ion-ion

tertentu.

Analaisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara

sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan masing-masing

golongan ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan dalam

golongan didasarkan perbedaan sifat kimianya dengan cara menambahkan pereaksi


yang akan mengendapkan ion tertentu dan memisahkan dari ion-ion lainnya. Sebagai

suatu gambaran, penambahan HCl dalam larutan yang mengandung semua ion hanya

akan mengendapkan klorida dari ion-ion timbal (Pb 2+), perak (Ag+) dan raksa

(Hg2+). Setelah ion-ion golongan ini diendapkan dan dipisahkan, ion-ion lain yang

ada dalam larutan tersebut dapat diendapkan dan penambahan H2S dalam suasana

asam. Setelah endapan dipisahkan perlakuan selanjutnya dengan pereaksi tertentu

memungkinkan terpisahnya golongan lain. Jadi dalam analisis kualitatif sistematik

kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan, berdasarkan sifat-sifat kation

terhadap beberapa pereaksi antara lain adalah asam klorida, hidrogen sulfida,

amonium sulfida dan amonium karbonat. Umumnya klasifikasi kation didasarkan atas

perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation-kation tersebut.

Skema di bawah ini memperlihatkan pemisahan kation-kation dalam golongan I

sampai dengan V berdasarkan sifat kimianya. Setelah pemisahan dilakukan uji

spesifik untuk masing-masing kation. Setelah dilakukan uji spesifik untuk masing-

masing kation. Berikut ciri khas pada kation golongann 1 dan 2:

1. Golongan I:

Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion

golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. Dalam suasana asam, klorida dan kation

dari golongan lain larut. Penggunaan asam klorida berlebih untuk

pengendapkan kation golongan I memiliki dua keuntungan yaitu

memperoleh endapan klorida semaksimal mungkin dan menghindari

terbenuknya endapan BIOCI dan SbOCI. Kelebihan asam klorida yang


terlalu banyak dapat menyebabkan AgCl dan PbCl  2 larut kembali dalam

bentuk kompleks sedangkan klorida raksa (I), Hg, Cl2 , tetap stabil.

2. Golongan II

Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk

endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion

golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn. Kation golongan II dibagi

dalam dua sub-golongan yaitu sub golongan tembaga dan sub golongan

arsenik. Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam

ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari sub golongan tembaga tidak

larut dalam regensia ini, sulfida dari sub grup arsenik melarut dengan

membentuk garam tio. Golongtan II sering disebut juga sebagai asam

hidrogen sulfida atau glongan tembaga timah. Klorida, nitrat, dan sulfat

sangat mudah larut dalam air. Sedangkan sulfida, hidroksida dan

karbonatnya tak larut.

2.3 Sistematika Analisis Kation

Prossedur yang biasa dilakukan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui,

pertama kali adalah membuat sampel yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan).

Selanjutnya terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji ion ion yang maungkin

ada.

Analisis campuran kation kation memerlukan pemisahan kation secara

sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan golongan kedalam sub

golongan dan komponen komponennya. Pemisahhan dalam golongan didasarkan atas


perbedaan sifat kimianya dengan cara menambahkan pereaksi yang dapat

mengendapkan ion tertentu dan memisahkannya dari ion ion lainnya.

1. Analisis Pendahuluan

Pada cuplikan dilakukan “pemeriksaan pendahuluan” yaitu pengamatan

sifat fisik fisika yaitu warna , bau , bentuk dan test kelarutan dalam air.

2. Tes Nyala

Untuk menganalisis suatu kation dalam cuplikan , dapat dilakukan tes

nyala.Beberapa logam mempunyai warna nyala tertentu bila dipanaskan dalam

bunsen dengan menggunakan kawat Ni-Cr.

3. Penentuan golongan kation

Untuk identifikasi kation secara sistematis, harus dilakukan pemisahan

golongan.Setelah itu baru di lakukan uji spesifik setiap kation yang  ada dalam

golongan tersebut untuk mengidentifikasi keberadaan di dalam cuplikan.

Berikut analisis kation golongan 1 dan 2:

a. Golongan 1 :  akan mengendap sebagai garam klor dalam kondisi

asam yang kuat.

b. Golongan 2 : akan mgengendap sebagai garam sulfida atau

hidroksida dalam suasana sedikit basa.

2.4 Reaksi Identifikasi Terhadap Beberapa Kation

a. Golongan 1
1. Timbal (Ag+)

Timbal adalah logam yang berwarna abu-abu kebiruan, dengan kerapatan

yang tinggi (11,4 g/ml pada suhu kamar. Timbel mudah melarut dalam

asam nitrat yang tingkat kepekatannya sedang (8M) dan terbentuk

nitrogen oksida .

Berikut reaksi-reaksi dari ion timbal

1.asam klorida encer : terbentuk endapan putih dalam larutan yang


dingin dan
tak terlalu encer :
2+ -
Pb + 2Cl PbCl2
2. hidrogen sulfide dalam suasana netral atau asam encer : endapan
hitam timbel sulfide
2+ +
Pb + H2S PbS + 2H
3. Larutan amonia : endapan putih timbel hidroksida :
2+
Pb + 2NH3 +2H2O Pb(OH)2
Endapan tak larut dalam reagen berlebihan
4. natrium hidroksida : endapan putih timbel hidroksida :
2+ -
Pb +2OH Pb(OH)2

5. asam sulfat encer : endapan putih


2+ 2-
Pb + SO4 PbSO4
6. kalium kromat dalam larutan netral, asam asetat atau ammonia : endapan
kuning
Pb2+ + Cr042- PbCrO4
7. kalium iodide : endapan kuning
Pb2+ + 2I- PbI2
8. Natrium sulfit dalam larutan netral
2+ 2+
Pb + SO3 PbSO3
b. Merkurium atau raksa (Hg).

Merkurium adalah logam cair yang putih keperakan pada suhu biasa, dan

mempunyai kerapatan 13,534 g/ml pada 25℃ . Asam nitrat yang dingin dan
sedang pekatnya (8M), dengan merkurium yang berlebihan menghasilkan ion

merkurium (I).

Berikut reaksi-reaksi dari ion merkuri

1. Asam klorida encer : endapan putih


2+ -
Hg2 + 2Cl → Hg2Cl2
2. Hidrogen sulfide dalam suasana netral atau asam encer : endapan hitam
2+ +
Hg2 + H2S → Hg + HgS + 2H  
3. Larutan ammonia : endapan hitam
2+ - +
2Hg2 + NO 3 + 4NH3 +H2O HgO.Hg + 2Hg +3NH 4  
4. Natrium hidroksida : endapan hitam merkurium (I) oksida
2+ -
Hg2 + 2OH → Hg2O + H2O
5. Kalium kromat dalam larutan panas : endapan kristalin merah
2+ 2-
Hg2 + CrO 4 → Hg2CrO4
.
6. Kalium iodide, ditambahkan perlahan-lahan dalam larutan dingin : endapan hijau
merkurium
(I) iodide.
H22+ + 2I- → Hg2I2
7. Natrium Karbonat dalam larutan dingin : endapan kuning merkurium (I) karbonat
Hg22+ + CO2-3 → Hg2CO3
Endapan berubah menjadi abu-abu kehitaman ketika merkurium (II) oksida dan
merkurium
terbentuk :
Hg2CO3 → HgO + Hg + CO2

c. Perak (Ag+)

Perak adalah logam yang putih, dapat di tempa dan di liat. Rapatannya tinggi

(10,5 g/ml) dan melebur pada 960,5 ℃ . Perak tidak larut dalam asam klorida,
asam sulfat encer (1M) atau asam nitrat encer (2M) tetapi dapat larut dalam

asam nitrat yang lebih pekat (8M) atau dalam asam pekat panas.

Berikut reaksi-reaksi pada Ag+

1. Asam klorida encer : endapan putih perak klorida


+ -
Ag + Cl → AgCl
2. Hidrogen sulfide dalam suasana netral atau asam : endapan hitam perak sulfide
+ +
2 Ag + H2S → Ag2S + 2H
3. Larutan Amonia : endapan coklat perak oksida
+ +
2Ag + 2NH3 +H2O → Ag2O + 2NH4
4. Natrium hidroksida : endapan coklat perak oksida
+ -
2Ag + 2OH → Ag2O + H2O
5. Kalium iodide : endapan kuning perak iodide
+ -
Ag + I → Agl

2.5 Cara Identifikasi Ktion golongan I

1. Pb2+ dapat direaksikan dengan K2CrO4 yang akan membentuk PbCrO4

(endapan kuning).

Pb2+ + CrO4- → PbCrO4 (endapan kuning)

2. . Hg (I) dapat diidentifikasi dari warna endapan yang terjadi pada

pemisahannya dengan Ag+, adanya Hg22+ ditandai dengan adanya endapan

berwarna hitam.

Hg2Cl2 + 2NH3 → {Hg(NH2)Cl + Hg} (endapan hitam) + NH4+ + Cl-

3. Ag+ dapat diidentifikasikan dengan mereaksikan dengan KI sehingga

terbentuk AgI (endapan kuning muda) Ag+ + I- → AgI

Anda mungkin juga menyukai