Kelas : 4C_Pendidikan Matematika Matkul : Perkembangan Peserta Didik (PPD) Tugas Daring 1 Arti Penting Mempelajari Perkembangan Peserta Didik Perkembangan secara etimologi berasal dari dari kata “kembang” yang berarti maju atau menjadi lebih baik. Secara termitologis perkembangan adalah proses kualitatif yang mengacu pada penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri seseorang dan berlangsung sepanjang hidup manusia. Hakikat dari pemkembangan dikemukaan oleh Makmun,. (2007) dan Desmita., (2009). Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep dasar perkembangan, perlu dipahami beberapa konsep lain yang terkandung didalamnya, diantaranya: pertumbuhan, kematangan, dan perubahan. Aspek-aspek perkembangan meliputi: perkembangan fisik-motorik dan otak, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosio-emosional. Masing-masing aspek perkembangan dihubungkan dengan pendidikan, sehingga para guru diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan atau menggunakan strategi pemebelajaran yang relevan dengan karakteristik perkembangan tersebut. Spikier yang dikutip oleh Muhammad Syamsussabri mengemukakan dua macam pengertian yang harus dihubungkan dengan perkembangan yaitu: 1) Ontogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa 2) Filogenetik, perkembang dari asal-usul manusia sampai sekarang Perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin membesar , melainkan di dalamnya juga tergantung serangkaian perubahan yang berlangsung secara terusmenerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jamaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap pematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar Ciri-ciri perkembangan adalah bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk atau tahap ke bentuk atau tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian. Hurlock (1997: 29) menjelaskan bahwa prinsip-prinsip perkembangan tersebut meliputi: 1) Perkembangan melibatkan adanya perubahan perkembangan selalu ditandai adanya perubahan yang bersifat progresif 2) Perkembangan awal lebih kritis dari perkembangan selanjutnya 3) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar Kematangan merupakan hasil perkembangan melalui tahapan-tahapan yang kompleks dan saling terkait dari tahapan-tahapan awal ke tahapan-tahapan selanjutnya. Aspek-aspek perkembangan peserta didik kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Piaget menyatakan bahwa cara berpikir anak bukan hanya kurang matang dibandingkan dengan orang dewasa karena kalah pengetahuan, tetapi juga berbeda secara kualitatif. Menurut penelitiannya tahap-tahap perkembangan individu serta perubahan umur sangat mempengaruhi kemampuan belajar individu. Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Aspek perkembangan fisik adalah perkembangan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak dalam kandungan hingga ia dewasa atau mencapai tingkat kematangan pertumbuhannya. Pertumbuhan fisik setelah kelahiran yang akan menyempurnakan struktur dan fungsi dari fisik peserta didik. Setiap bagian fisik seseorang atau individu akan terus mengalami perubahan karena pertumbuhan, sehingga masing-masing komponen tubuh akan mencapai tingkat kematangan untuk menjalankan fungsinya. Pertumbuhan fisik dipengaruhi oleh berbagai faktor,antara lain faktor nutrisi yangtelah terasa pengaruhnya sejak bayi belum lahir dan sesudah lahir, faktor perawatanyang menyangkut perawatan fisik maupun psikis seperti kasih sayang atau cinta kasih. Aspek perkembangan psikomotorik adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf pusat, saraf tepi dan otot. Perkembangan motorik meliputi dua tahapan yaitu motorik kasar dimana gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Dan kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Aspek perkembangan afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Emosi adalah setiap keadaan pada diri seseorang dan berhubungan dengan kondisi afektifnya dengan tingkatan yang lemah maupun yang kuat. Keadaan afektif yang dimaksud adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat menghadapi suatu situasi tertentu, seperti rasa senang, bahagia, benci, dan lain-lain. Keadaan emosi pada setiap anak berbeda, kadang ada anak yang dapat mengontrol sehingga emosinya tidak tercetus keluar dengan perubahan atau tanda-tanda fisiknya. Pada aspek perkembangan hubungan sosial Syamsu Yusuf menyatakan bahwa perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak anak memasuki usia 6 bulan. Disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain terutama yang dekat dengan dirinya yaitu ibu atau anggota keluarga yang lain. Anak mulai mampu membedakan arti senyum, marah,tidak senang, terkejut, dan kasih sayang. Tahapan perkembangan peserta didik dilalui dengan beberapa tahap: 1) Tahap pertama disebut periode sensorik motorik (sekitar 0-2 tahun) Pada tahap ini anak (bayi) menggunakan alat indera dan kemampuan mmotorik untuk memahami dunia sekitarnya. 2) Tahap kedua disebut periode praoperasional (sekitar 2-7 tahun) Pada tahap ini anak dapat membuat penyesuaian perseptual dan motorik terhadap objek dan kejadian yang direpresentasikan dalam bentuk simbol (bayangan mental, kata-kata, isyarat) dalam meningkatkan bentuk logika. 3) Tahap ketiga disebut periode konkret operasional (sekitar 7-11 tahun) Pada tahap ini anak mendapatkan struktur logika tertentu yang membuatnya dapat melaksanakan berbagai macam operasi mental, yang merupakan tindakan terinternalisasi yang dapat dikeluarkan bila perlu, sedangkan operasi adalah hubungan-hubungan logis di antara konsep-konsep atau skema-skema. 4) Tahap keempat disebut periode formal operasional (sekitar 11-15 tahun) Pada tahap ini operasi mental pada anak tidak lagi terjadi pada objek konkret, tapi juga dapat diaplikasikan pada kalimat verbal atau logika. Arti penting mempelajari perkembangan peserta didik adalah membantu guru mengenali kapan perkembangan normal dengan sesungguhnya dimulai. Dengan mempelajarinya guru atau calon pengajar bisa Menyusun pedoman dalam bentuk skala tinggi-berat, skala usia- berat, skala usia-menal, dan perkembangan sosial atau emosional.