Oleh :
HASNA AFIFAH
NIM 1815471025
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas semua berkat dan rahmat-Nya
sehingga dapat terselesaikannya studi kasus yang berjudul Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Normal Terhadap Bayi Ny.Y di PMB Dian Mustika,Amd.Keb untuk memenuhi salah satu tugas
pada program studi diploma III kebidanan.
Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan kali
ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Warjidin Aliyanto, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
2. Islamiyati, AK., MKM sebagai Ketua Program Studi DIII Kebidanan Metro Politeknik
Kesehatan TanjungKarang dan selaku Pembimbing Institusi Pendidikan DIII Prodi Kebidanan
Metro Politeknik Kesehatan TanjungKarang
3. Dian Mustika, Amd.keb sebagai pembimbing lapangan
4. Pasien Mahasiswa yang telah bekerjasama dan saling mendukung selama penyusunan laporan
ini.
5. Rekan-rekan mahasiswa yang telah bekerjasama dan saling mendukung selama penyusunan
studi kasus ini.
6. Semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusunan studi kasus yang tidak dapat di
sebutkan satu persatu.
Semoga segala amal kebaikannya dapat diterima dan dibalas oleh Allah SWT. Kritik dan
saran untuk penyempurnaan studi kasus ini sangat di harapkan. Demikianlah, atas perhatiannya
diucapkan terimakasih.
Natar, 2020
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ 1
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................... 2
KATA PENGANATAR........................................................................................... 3
DAFTAR ISI............................................................................................................. 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................. 5
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 6
C. Tujuan........................................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Neonatus...................................................................................... 7
B. Rencana Asuhan BBL 2-6 Hari..................................................................... 7
C. Cara menyusui yang benar............................................................................ 10
D. Tanda Bayi Cukup ASI................................................................................. 11
E. Tanda-Tanda Bahaya Bayi............................................................................ 12
F. Asuhan Sayang Bayi..................................................................................... 12
BAB III ASUHAN KEBIDNANA
A. Data Subjective............................................................................................. 15
B. Data Objective............................................................................................... 16
C. Assesment..................................................................................................... 16
D. Plan............................................................................................................... 16
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................... 25
B. Saran............................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 26
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia kematian bayi baru lahir (neonatal) masih menjadi permasalahan
kesehatan.Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia adalah 32/1000 kelahiran hidup dan
kematian neonatal 19/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).
Data laporan Riskesdas tahun 2007 menyatakan bahwa sebesar 1,4 % bayi baru lahir usi
0-6 hari pertama kelahiran dan 18, 1 % bayi baru lahir usia 7-28 hari meninggal disebabkan
karena kelainan bawaan. (Kemenkes RI, 2016)
Rencana asuhan pada bayi hari ke-2 sampai hari ke-6 setelah lahir harus dibuat secara
menyeluruh dan rasional sesuai dengan temuan pada langkah sebelumnya atau sesuai dengan
keadaan bayi pada saat itu, apakah dalam keadaan sehat, normal atau sakit.Pada bayi-bayi
yang lahir di rumah sakit atau klinik-klinik bersalin, asuhan pada bayi usia 2-6 hari ini juga
harus diinformasikan atau diajarkan kepada orang tua bayi, sehingga saat kembali kerumah,
mereka sudah siap dan dapat melaksanakannya sendiri.
Secara umum asuhan yang diberikan kepada bayi usia 2-6 hari meliputi hal-hal yang
berkaitan dengan minum, BAK, BAB, Tidur, kebersihan kulit, keamanan, tanda-tanda bahaya
dan penyuluhan.BBL dalam hari-hari pertamanya merupakan masa kehidupan yang rentan dan
beresiko tinggi mengalami berbagai komplikasi atau gangguan kesehatan. Untuk
mengantisipasinya perlu diberikan asuhan yang sesuai, oleh karena itu sangat penting
menentukan rencana asuhan yang komprehensif pada bayi usia 2-6 hari.(Sari Wahyuni
2012&Ana Wigunantiningsih 2011)
Menurut Marmi, (2015) Asuhan pada bayi 2-6 hari setelah lahir harus dilakukan secara
menyeluruh. Asuhan pada bayi 2-6 hari juga harus diinformasikan dan diajarkan kepada orang
tua bayi, sehingga saat kembali ke rumah orang tua sudah siap dan dapat melaksanakannya
sendiri.
Secara umum, selama enam bulan pertama bayi membutuhkan energi sebesar kira-kira
115-120 kkal/kgBB/hari yang kemudian berkurang hingga mencapai sekitar 105-110
kkal/kgBB/hari pada enam bulan sesudahnya. (Arisman 2002). Kebutuhan bayi enam bulan
pertama dapat dicukupi dengan ASI eksklusif. ASI eksklusif sendiri berarti bayi hanya di beri
ASI saja tanpa tambahan cairan maupun makanan padat selama enam bulan. Kandungan gizi
dalam ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi. (Marmi, 2015:379)
Rencana asuhan untuk memenuhi kebutuhan minum dan makan bayi adalah dengan
membantu bayi mulai menyusu melalui pemberian ASI ekslusif. Prinsip umum menyusui
secara dini dan ekslusif adalah sebagai berikut:
5
a. Bayi harus disusui sesegera mungkin setelah lahir (terutama dalam 1 jam pertama)
dan melanjutkannya selama 6 bulan pertama kehidupan.
b. Kolostrum harus diberikan, tidak boleh dibuang.
c. Bayi harus diberi ASI ekslusif selama 6 bulan pertama. Artinya tidak boleh memberi
makanan apapun pada bayi selain ASI selama masa tersebut.
d. Bayi harus disusui kapan saja ia mau,siang atau malam (on demand) yang akan
meransang payudara memproduksi ASI secara adekuat.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan neonatus?
2. Bagaimana asuhan bayi baru lahir?
3. Apa tanda-tanda bahaya bayi baru lahir?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian neonatus.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan asuhan bayi baru lahir.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan tanda bahaya bayi baru lahir.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Neonatus
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari (Depkes RI, 2010).Bayi
baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma
kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2011).
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah
kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah
lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari.Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-8 hari.
(Wafi Nur Muslihatun, 2010).
7
b. Kolostrum harus diberikan, tidak boleh dibuang.
c. Bayi harus diberi ASI ekslusif selama 6 bulan pertama. Artinya tidak boleh memberi
makanan apapun pada bayi selain ASI selama masa tersebut.
d. Bayi harus disusui kapan saja ia mau,siang atau malam (on demand) yang akan
meransang payudara memproduksi ASI secara adekuat.
Mendapatkan ASI dalam jumlah cukup, seorang ibu perlu menjaga kesehatannya
sebaik mungkin. Ia perlu minum dalam jumlah cukup, makan makanan bergizi, dan
istirahat yang cukup. Oleh sebab itu, bidan harus mengingatkan hal ini pada ibu.Jumlah
rata-rata makanan seorang bayi cukup bulan selama 2 minggu pertama sebanyak 30-60
ml setiap 2-3 jam.Selama 2 minggu pertama, bayi baru lahir hendaknya dibangunkan
untuk makan paling tidak setiap 4 jam.Sesudah itu, jika bayu sudah bertambah berat
badannya, bayi boleh tidur dalam periode yang lebih lama (terutama malam hari).Untuk
meyakinkan bahwa bayimendapat cukup makanan, ibu harus mengamati dan mencatat
secerapa sering bayi berkemih.Berkemih paling sedikit 6 kali selama 2-7 hari setelah
lahir, ini menunjukkan asupan cairannya adekuat.
Secara umum, selama enam bulan pertama bayi membutuhkan energi sebesar kira-
kira 115-120 kkal/kgBB/hari yang kemudian berkurang hingga mencapai sekitar 105-110
kkal/kgBB/hari pada enam bulan sesudahnya. (Arisman 2002). Kebutuhan bayi enam
bulan pertama dapat dicukupi dengan ASI eksklusif. ASI eksklusif sendiri berarti bayi
hanya di beri ASI saja tanpa tambahan cairan maupun makanan padat selama enam bulan.
Kandungan gizi dalam ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi. (Marmi, 2015:379)
8
3. Buang Air Kecil
BBL cenderung sering BAK yaitu 7-10 kali sehari.Untuk menjaga bayi tetap
bersih, hangat dan kering makan setelah BAK harus diganti popoknya minimal 4-5 x
sehari. (Marmi, 2015:80)
4. Tidur
Bayi dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normlanya sering tidur, BBL
sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari. Bayi perlu banyak tidur,
sediakan bayi lingkungan yang nyaman dan minimalkan gangguan atau stimulasi.Dan
atur posisi bayi anda telentang ketika tidur. (Marmi, 2015:81)
Jumlah total tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi,
pola ini dapat terlihat pada table berikut:
Table 1
Total istirahat tidur bayi sesuai usia bayi perhari
Usia Lama tidur
1 minggu 16,5 jam
1 tahun 14 jam
2 tahun 13 jam
5 tahun 11 jam
9 tahun 10 jam
(Rukiah dan yulianti, 2010; h. 66-82)
5. Perawatan kulit
Bersihkan bayi dengan menggunakan sabun lembut, jangan merendam seluruh
badan bayi sampai punting tali pusat lepas dan kering. Itu akan terjadi dalam 1-2 minggu.
Sebelum tali pusat lepas, apus sekeliling dasar tali pusat dengan kain yang lembab.
(Marmi, 2015:73-82)
6. Keamanan
Jangan sekali-kali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu.Hindari
pemberian apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak.Jangan
menggunakan alat penghangat buatan ditempat tidur bayi. (Marmi, 2015:83)
7. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk melindungi
diri untuk melawan penyakittertentu dengan memasukkan suatu zat kedalam tubuh
melalui penyuntikan atau secara oral.(Rukiah dan Yulianti, 2010; h. 66-82)
Vaksin yang diberikan untuk melindungi bayi :
a. BCG untuk mencegah penyakit TBC
9
b. Hepatitis B mencegah hepatitis virus B
c. Polio untuk mencegah poliomielitis
d. DPT untuk mencegah difteri, pertusis dan tetanus
e. Campak untuk mencegah penyakit campak
Tabel 2
Sasaran Imunisasi pada Bayi
Jumlah Interval
Jenis Imunisasi Usia Pemberian
Pemberian Minimal
Hepatitis B 0-7 hari 1 -
BCG 1 bulan 1 -
Polio/IPV 1,2,3,4 bulan 4 4 minggu
DPT-HB-Hib 2,3,4 bulan 3 4 minggu
Campak 9 bulan 1 -
Sumber: Ditjen PP dan PL Depkes RI, 2005
8. Menjaga kehangatan bayi
Ketika dalam kandungan, bayi berada dalam lingkungan yang bersuhu tetap 37,7
derajat celcius. Setelah lahir, bayi masuk ke suasana yang jauh lebih sejuk.Suhu ruangan
persalinan yang hanya 21 derajat celcius menyebabkan tubuh bayi cepat mendingin pada
saat air ketuban menguap pada tubuhnya.
Luas permukaan kulit yang berbanding lurus dengan massa tubuh bayi
menyebabkan bayi beresiko kehilangan panas, terutama dari bagian kepala bayi yang
merupakan 25% dari ukuran seluruh tubuhnya.
Bayi yang baru lahir mungkin penuh berlumur darah dan cairan amniotik, kadang-
kadang juga dengan vernix, substansi mirip keju yang melindungi kulit bayi ketika masih
ada di dalam rahim. Kulit bayi yang baru lahir mungkin dilapisi bulu halus yang hitam,
bernama lanugo, yang akan lenyap dalam 2 bulan kehidupan awalnya. Warna kulit
mungkin mula-mula kelihatan biru tua, tetapi setelah bayi mulai bernafas akan berubah
menjadi merah jambu sehat.
Menjaga kehangatan bayi dapat dilakukan dengan cara:
b. Cepat keringkan bayi setelah dimandikan
c. Gunakan kain yang kering hangat dan pakaian yang tidak ketat
d. Hindari ruangan atau lingkungan yang terlalu dingin atau panas
e. Beri ruang pada bayi untuk bergerak (apabila bayi dibungkus)
(Sari Wahyuni 2012)
10
1. Menyususi dalam posisi dan perlekatan yang benar sehinggabayi dapat menyusu secara
efektif
2. Menyusui minimal 8 kali sehari semalam (24 jam)
3. Menyusui pada payudara kanan-kiri secara bergantian, hanya berpindah ke sisi lain
setelah mengosongkan payudara yang sedang disusukan.
a. Mencegah kandungan ASI atau pembengkakan payudara.
b. Meningkatkan produksi ASI
c. Bayi mendapatkan komposisi ASI yang lengkap (ASI awal dan akhir) atau
kolostrum hingga ASI matur.
4. Tanda-tanda perlekatan menyusu yang baik, yaitu:
a. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
b. Mulut bayi terbuka lebar
c. Bibir bawah bayi membuka lebar
d. Areola bagian atas ibu tampak lebih banyak.
5. Teknik Melepaskan Hisapan Bayi (Elisabeth, 2015:30)
Setelah selesai menyusui kurang lebih selama 10 menit, lepaskan hisapan bayi dengan
cara:
a. Masukan jari kelingking ibu yang bersih kesudut mulut bayi
b. Menekan dagu bayi ke bawah
c. Dengan menutup lubang hidung bayi agar mulutnya membuka
d. Jangan menarik putting susu untuk melepaskan.
6. Cara menyendawakan bayi setelah minum ASI
Setelah bayi melepaskan hisapannya, sendawanya bayi sebelum menyusukan dengan
payudara yang lainnya dengan cara
a. Sandarkan bayi dipundak ibu, tepuk punggungnya dengan pelan sampai bayi
bersendawa
b. Bayi di telungkupkan dipangkuan ibu sambil digosok punggungnya
11
3. Sesudah menyusui tidak memberikan reaksi apabila dirangsang (disentuh pipinya, bayi
tidak mencari arah sentuhan).
4. Bayi tumbuh dengan baik
5. Bayi pada minggu pertama karena ASI banyak mengandung air, maka salah satu tanda
adalah bayi tidak dehidrasi, antara lain:
a. Kulit lembab dan kenyal
b. Turgo kulit negatif
c. Jumlah urine sesuai jumlah ASI/PASI yang diberikan/24 jam. (kebutuhan ASI bayi
mulai 60 ml/kg BB/hari, setiap hari bertambah mencapai 200 l/kg BB/hari, pada hari
ke 14)
d. Selambatlambatnya sesudah 2 minggu BB waktu lahir tercapai lagi
e. Bayi kencing setidaknya 6x dakan 24 jam warnanya jernih sampai kuning muda
f. Penurunan BB faali selama 2 minggu sesudah lahir tidak melebihi 10% BB waktu
lahir.
g. Usia 5-6 bulan BB mencapai 2x BB waktu lahir, 1 tahun 3x waktu lahir dan 2tahun 4
lahirnya. Naik 2kg/tahun atau sesuai dengan kurve KMS
h. BB usia 3 bulan+20% BB lahir = usia 1 tahhun + 50% BB lahir.
12
3) Alat resusitasi untuk pernafasan
4) Obat-obatan : glikosa 40%, larutan bikarbonas natrikus 7,5%, nalorf in sebagai
antidotum morfin dan petidin
5) Alat pemotong,pengikat, dan antiseptik tali pusat
6) Tanda pengenal bayi (identifikasi ) yang sama dengan ibu
7) Tempat tidur bayi dan inkubator bayi
8) Stop-watch dan thermometer
b. Pertolongan pada waktu bayi lahir
1) Mulai melakukan pembersihan lendir pada saat kepala keluar dengan
pembersihan mulut, hidung, dan mata dengan kapas atau kasa steril
2) Jam lahir dicatat dengan stop-watch.
3) Lendir diisap sebersih mungkin sambil bayi ditidurkan denagn kepala lebih
rendah dari kaki dalam posisi sedikit ekstensi, supaya lendir mudah keluar.
4) Tali pusat diikat dengan baik dan bekas luka diberi antiseptik kemudian
dijepit dengan klem jepit plastik atau diikat dengan pita atau benang tali
pusat.
5) Segera setelah lahir, bayi yang sehat akan menangis kuat, bernapas, serta
menggerakkan tangan dan kakinya, kulit akan berwarna kemerahan.
6) Bayi dimandikan dan dibersihkan dengan air hangat-hangat kuku dari
lumurandarah, air ketuban, mekoneum, dan verniks kaseosa. Ada pula yang
membersihkannya denga minyak kelapa atau minyak zaitun.
7) Jangan lupa menilai bayi dangan nilai Apgar.
8) Bayi ditimbang berat badannya dan diukur panjang badan lainnya kemudian
dicatat dalam status.
9) Perawatan mata bayi : mata bayi, dibersihkan, kemudian diberikan obat untuk
mencegah blenorrhoe :
a) Metode Crede : dengan tetesan nitras argenti 1-2% sebanyak 2 tetes pada
masing-masing mata.
b) Penisilin salep atau gramycin salep mata.
10) Diperiksa juga anus, genetalia eksterna, dan jenis kelamin pada bayi. Pada bayi
laki-laki, periksa apakah ada fimosis dan apakah descensus testikulorom telah
lengkap. Di beberapa negara Barat, pada bayi laki-laki segera dilakukan
sirkumsisi, apalagi jika terdapat fimosis.
11) Bayi akhirnya diperlihatkan kepada ibu, ayah, dan keluarga yang mendampingi.
c. Perawatan bayi 2 pekan pertama
1) Kebersihan
a) Kencing dan berak harus dijaga da selalu dibersihkan, popok diganti.
13
b) Tempat tidur dan pakaian bayi harus bersih dan hangat.
2) Menyusukan bayi
Pada jam 12 pertama bayi puasa kemudian baru disusui.
3) Makanan tambahan, kalau ASI kurang.
4) Mandikan bayi dan rawat tali pusat. (Lilah lubis 2010)
14
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
TERHADAP BAYI Ny.W DI BPM DIAN MUSTIKA, Amd.Keb
NATAR, LAMPUNG SELATAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama Bayi : Bayi Ny.W
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 18 Oktober 2020
Anak Ke : Dua
1. Riwayat Kehamil
Trimester I : ANC 2 kali di Bidan
Trimester II : ANC 2 kali di Bidan
Trimester III : ANC 3 kali di Bidan
2. Riwayat persalinan
Kala I : 2 jam
Kala II : 15 menit
Kala III : 10 menit
Kala IV : 2 jam
15
B. DATA OBYEKTIF
1. Penilaian sepintas
a. Cukup bulan : YA
b. Menangis kuat : YA
c. Bergerak aktif : YA
d. Kulit kemerahan: YA
2. Antopometri
PB : 48 cm
BB : 3000 gram
LK : 33 cm
LD : 30 cm
C. ASSASMENT
By.Ny.Y lahir pukul 09.20 WIB
D. PLAN
1. Melakukan penilaian sepintas pada bayi
2. Mengeringkan tubuh bayi
3. Pemotongan tali pusat
4. Lakukan IMD
5. Menjaga kehangatan bayi
6. Memberikan salep mata pada bayi
16
LEMBAR IMPLEMENTASI
17
CATATAN PERKEMBANGAN 1 (6 JAM)
Tanggal : 16-10-2020
Pukul : 15.20 WIB
18
Simetris, tidak ada kaku kuduk, tidak terdapat bendungan vena jugularis, tidak
terdapat kelenjar tyroid, tidak terdapat pembesaran kelenjar bull neck.
9. Dada
Simetris, bentuk dada peagen chess, tidak terdapat tarikan dinding dada, gerakan
nafas baik, putig susu dan areola simetris.
10. Genetalia
Perempuan : Labia mayora sudah menutupi labia minora dan klitoris.
11. Anus
Lubang sudah terbentuk
12. Ekstermitas
a. Atas
Simetris, tidak ada fraktur, tidak ada polydaktili dan sindaktily, akral hangat,
tidak odem.
b. Bawah
Simetris, tonus otot normal, tidak ada kelainan pada kaki, tidak ada kelainan
bentuk pes ekufagus dan pesuagus, tidak odem, tidak ada polydaktily dan
sindaktily.
13. Punggung
a. Spina utuh, tidak ada lubang, tidak ada massa, tidak ada ( kurva menonjol ) :
sesuai
b. Keadaan tulang punggun, bahu, skapula, crista iliaka, pangkal tulang : normal
14. Reflek
a. Reflek moro : Baik, dibuktikan dengan gerakan tangan yang simetris apabila
kepala tiba-tiba digerakkan
b. Reflek rooting : Baik, dibuktikan dengan bayi menoleh saat pipinya disentuh
c. Reflek sucking ( menghisap ) : Baik, dibuktikan dengan bayi menelan saat
menyentuh lehernya
d. Reflek walking ( berjalan ) : Baik, dibuktikan dengan bayi mengangkat kaki
saat kaki ditempel ditempat tidur
e. Reflek grapsh / plantar : Baik, dibuktikan dengan bayi memegang bila jari
pemeriksaan menyentuh sisi luar menuju telapak dengan cepat telapak tangan
bayi akan ditekan
f. Reflek tonic neck : Baik, dibuktikan dengan gerakan spontan dari otot duduk
bila bayi ditengkurapkan spontan akan memiringkan kepalanya ke samping
19
g. Reflek menjulurkan lidah : Baik, dibuktikan dengan kontraksi otot disekitar bila
dilakukan perkusi
h. Reflek babinski : Baik, dibuktikan dengan dengan bila bayi telapak kakinya
digores dengan jari pemeriksa maka jari kaki bayi berusaha untuk menggenggam
P:
1. Beritahu ibu keadaan bayinya
2. Jelaskan kepada ibu tanda-tanda bayi ikterik atau bayi kuning
3. Jelaskan kepada ibu cara perawatan bayi baru lahir
4. Ajarkan kepada ibu teknik menyusui yang benar
5. Suntik imunisasi hepatitis B0
6. Menjelaskan kepada ibu tentang ASI eksklusif
7. Jelaskan tentang tanda – tanda bahaya bayi baru lahir
8. Beritahu ibu dan keluaga cara perawatan tali pusat
20
LEMBAR IMPLEMENTASI
Ibu mengerti
4. Mengajarkan kepada ibu teknik
menyusui yang benar : langkah-langkah
teknik menyusui
Bayi tampak tenang
Badan bayi menempel pada perut
ibu
Mulut bayi terbuka lebar
Dagu menempel pada payudara
ibu
Sebagian besar aerola masuk
kedalam mulut bayi.
Bayi tampak menghisap kuat
dengan irama perlahan.
Puting susu ibu tidak terasa nyeri.
Telinga dan lengan terletak pada
21
garis lurus.
Kepala tidak menengadah HB0 telah
disuntikkan
5. Menyuntikkan imunisasi HB0
Ibu mengerti
tentang ASI
6. Menjelaskan kepada ibu tentang eksklusif
ASI eksklusif yaitu ASI yang
diberikan sejak bayi lahir hingga
bayi berusia 6 bulan, tanpa Ibu mengerti
tambahan asupan apapun tentang tanda-
7. Menjelaskan tentang tanda – tanda tanda bahaya bayi
bahaya bayi baru lahir yakni : Tidak
bisa menyusu, Kejang, Frekuensi baru lahir
napas < 20 kali/menit atau apnu
(pernapasan berhenti selama>15
detik), Frekuensi napas >60
kali/menit, Merintih, Tarikan dada
bawah ke dalam yang kuat, Ibu mengerti
Sianosis sentral ( kebiruan)
tentang perawatan
A : By. Ny. M usia 6 hari, tali pusat sudah lepas dengan nutrisi Asi eksklusif
P:
1. Jelaskan keadaan bayi
2. Bertanya kepada ibu berapa kali bayi BAK setiap harinya
3. Bertanya kepada ibu apakah bayi menyusu dengan sering
4. Jaga kehangatan bayi
5. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene bayinya
6. Berikan edukasi tentang nurtisi untuk bayi
LEMBAR IMPLEMENTASI
23
24-10-2020 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan Ibu mengerti
dan kondisi bayi dalam keadaan tentang keadaan
09:00 WIB
baik dan normal anaknya saat ini
BAB 1V
PENUTUP
24
A. Kesimpulan
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari (Depkes RI, 2010).
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami
trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan
intrauterine ke kehidupan ekstrauterin.
Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah
kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan
sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi
berusia 7-8 hari.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka perlu adanya upaya meningkatkan pelayanan
yang lebih baik, oleh karena itu peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi ibu
Dapat lebih bekerjasama dengan petugas kesehatan serta mendukung dalam
asuhan kebidanan yang diberikan.
2. Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan pengetahuan dan menguasai teori
sehingga mampu meningkatkan keterampilan di lahan.
3. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan mampu bekerjasama dengan petugas
kesehatan lain sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam asuhan
kebidanan sehingga sesuai dengan prosedur dan dapat lebih meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan dalam asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan
ileus obstruksi.
DAFTAR PUSTAKA
25
Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: Salemba Medika.
Dwi Maryanti, sujianti dan tri budiarti.2011. Buku Ajar Asuhan Neonatus
Bayi dan Anak Balita .Jakarta: TIM, CV. Trans Info Media
26