Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BEKANG
Pada zaman sekarang ini negara Indonesia telah memasuki era globalisasi, tentu segala
sesuatu telah mengalami perubahan dan kemajuan yang lebih baik. Yang harus didukung
juga oleh pendidikan yang baik pula, sehingga pendidikan tersebut membuat masyarakat
bisa hidup dalam era globalisasi yang memerlukan kemampuan yang baik dari masing –
masing individu tersebut.
Pendidikaan merupakan hal yang paling penting pada suatu bangsa, karena dapat
menentukan nasib dari bangsa itu sendiri pada masa mendatang. Oleh karena itu
pendidikan tidak lepas dari kurikulumnya yang mencetak siswasiswanya.
Kurikulum merupakan sejumlah tahapan yang didesain untuk siswa dengan petunjuk
institusi pendidikan yang isinya berupa proses yang statis ataupun dinamis dengan
kompetensi yang harus dimiliki.
Karena kurikulum pendidkan itu sangat penting maka kurikulum harus mempunyai
bagian – bagian penyusun yang kokoh dan pijakan atau landasan yang kuat sehingga
pendidikann itu tidak akan mudah terombang-ambing oleh keadaan zaman karena yang
pertaruhkanya adalah manusia yang dihasilkan oleh pendidkan itu sendiri. Landasan
pendidikan sutu bangsa di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti landasan filosofis,
landasan psikologis, landasan sosiologis, dan landasan penegetahuan dan teknologi,
sehingga setiap bangsa pasti memiliki kurikulum yang berbeda dengan bangsa-bangsa
lainnya yang disesuaikan dengan factorfaktor diatas.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kurikulum?
2. Apa saja fungsi kurikulum?
3. Apa komponen – komponen (anatomi) kurikulum?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertin dari kurikulum
2. Untuk mengethui fungsi dari kurikulum
3. Untuk mengetahui apa saja komponen – komponen penyusun
kurikulum

1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. PENGER TIAN KURIKULUM


Kata kurikulum berasal dari bahasa Latin currere, yang berarti lapangan perlombaan
lari. Kurikulum juga bisa berasal dari kata curriculum yang berarti a running course, dan
dalam bahasa Prancis dikenal dengan carter berarti to run (berlari). Dalam
perkembangannya (BMPM, 2005 : 1). Menurut J. Galen Sailor dan William M Alexander
(1974 : 74), curriculum is defined reflects volume judgments regarding the nature of
education. The definition used also influences haw curriculum will be planned and
untilized.
Secara terminologi, kurikulum berarti suatu program pendidikan yang berisikan
berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan
dirancangkan secara sistematika atas dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan
pedoman dalam proses pembelajaran bagi pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan
Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) memuat beberapa sistem pendidikan yang
ada di Indonesia. Salah satunya menjelaskan arti kurikulum. Kurikulum yang
dimaksudkan adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kemudian menurut Hilda taba,
kurikulum merupakan sebuah rencana belajar dengan mengungkapkan, bahwa a
curriculum is a plan for learning
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan di sana dijelaskan, bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu (BSNP, 2008: 6).
(Munir, 2008: 28). Dari definisi ini menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu
kegiatan yang menpunyai tujuan tertentu, merupakan program yang direncanakan, disusun
dan diatur untuk kemudian dilaksanakan oleh sekolah melalui cara-cara yang telah
ditentukan pula. Kurikulum ini sendiri dapat berupa: (1) rancangan kurikulum, yaitu buku
kurikulum suatu lembaga pendidikan; (2) Pelaksanaan kurikulum, yaitu proses pendidikan

2
untuk mencapai tujuan pendidikan; dan (3) evaluasi kurikulum, yaitu penilaian atau
penelitian hasil-hasil pendidikan. Dalam lingkup pendidikan, kegiatan merancang,
melaksanakan dan menilai kurikulum yaitu untuk mencapai tujuan pendidikan
dilaksanakan sebagai program pengajaran.
B. FUNGSI KURIKULUM
Fungsi berarti jabatan, kedudukan, atau kegiatan. Fungsi dari kurikulum adalah
sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Kalau salah satu komponen dalam
kurikulum tidak berfungsi akan mengakibatkan komponen lain terganggu.
1) Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan
proses pembelajaran.
2) Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk melaksanakan
supervisi kurikulum terhadap para guru pemegang mata pelajaran.
3) Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi untuk mendorong sekolah agar dapat
menghasilkan berbagai tenaga yang berkualitas

C. ANATOMI ATAU KOMPONEN KURIKULUM

Bagan diatas ini menggambarkan bahwa system kurikulum terbentuk oleh 4 komponen
yaitu, komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi, pencapaian tujuan dan
komponen evaluasi. Sebagai suatu system,setiap komponen harus saling berkaitan satu
sama lain. Manakala salah satu komponen yang terbentuk sister kurikulum terganggu atau
tidak berkaitan dengan komponen lainnya maka system kurikulum juga akan terganggu.

3
Kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisme manusia atau binatang, yang
memiliki susunan anatomi tertentu. Unsur dari anatomi tubuh kurikulum yang utama
adalah tujuan, isi materi, proses atau sistem penyampaian dan media, serta evaluasi.
Keempat komponen tersebut berkaitan erat satu sama lain.
Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi:
1) Kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan,kondisi dan
perkembangan masyarakat.
2) Kesesuaian antar komponen-komponen kurikulum, yaitu isi sesuai dengan tujuan,
proses sesuai dengan isi dan tujuan,demikian juga evaluasi sesuai dengan proses,
isi dan tujuan kurikulum.
Untuk lebih jelasnya uraian di bawah ini menjabarkan tentang komponen-komponen
kurikulum, yaitu:
A. Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam
sekala macro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau system
nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu
masyarakat yang dicita-citakan. Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai
tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat
diukur,yang kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan
menjadi 4, yaitu :
a) Tujuan Pendidikan Nasional ( TPN)
b) Tujuan Institusional ( TI )
c) Tujuan Kurikuler ( TK )
d) Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran ( TP )
1) Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan
sasaran yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan. Tujuan
pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai
dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah
dalam bentuk undan-undang. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber
dari system nilai pancasila dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehudupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang

4
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
2) Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setip lembaga pendidikan.
Tujuan institusional merupan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang
dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, misalnya
standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan jejnjang pendidikan
tinggi.
3) Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang setudi atau mata
pelajaran. Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk
mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus
dpat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.
4) Tujuan Pembelajaran yang merupakn bagian dari tujuan kurikuler,dapat didefinisikan
sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari
bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena hanya
guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang
akan melakukan pembelajaran disuatu sekolah, maka menjabarkan tujuan
pembelajaran adalah tugas guru.
Menurut Bloom, dalam bukunya yang berjudul Taxonomy of Educational Objectives
yang terbit pada tahun 1965, bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat
digolongkan kedalam 3 klasifikasi atau 3 domain ( bidang ), yaitu domain kognitif, afektif
dan psikomotor.
a. Domain Kognitif
Domain Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan
intelektual atau kemampuan berfikir seperti kemampuan mengingat dan kemampuan
memecahkan masalah. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan yaitu :
1) Pengetahuan ( Knowledge )
Pengetahuan ( knowledge ) adalah kemampuan mengingat dan kemampuan
mengingkapkan kembali informasi yang sudah dipelajarinya ( recall ). Kemapuan
pengetahuan ini merupakan kemampuan taraf yang paling rendah. Kemampuan
dalam bidang kemampuan ini dapat berupa : Pertama, pengetahuan tentang
sesuatu yang khusus ; pengetahuan tentang fakta. Pengetahuan mengingat fakta

5
smacam ini sangat bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi.
Kedua, pengetahuan tentang cara/ prosedur atau cara suatu proses tertentu.

2) Pemahaman ( comprehension )
Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami suatu objek atau subjek
pembelajaran. Kemampuan untuk memahami akan mungkin terjadi manakala
didahului oleh sejumlak pengetahuan ( knowledge ). Oleh sebab itu, pemahaman
lebih tinggi ditingkatkanya dari pengetahuan. Pemahaman bukan hanya sekedar
mengingat fakta, tetapi berkenaan dengan kemampuan menjelaskan,
menerangkan, menafsirkan, atau kemampuan mengankap makna atau arti suatu
konsep. Kemampuan pemahaman ini bisa merupakan kemampuan
menerjemahkan, menafsirkan ataupun kemampuan ekstrapolasi. Kemampuan
menjelaskan yakni kesanggupan untuk menjelaskan makna yang terkandung
dalam sesuatu, pemahaman menafsirkan sesuatu, dan pemahaman ekstrapolasi.
3) Penerapan ( application )
Penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur
ada situasi tertentu. Kemampuan menerapkan merupakan tujuan kognitif yang
lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan pengetahuan dan pemahaman.
Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan mengamplikasikan suatu bahan
pelajaran yang sudah dipelajari seperti teori, rumus-rumus, dalil, hokum,konsep,
ide dan lain sebagainya kedalam sesuatu yang lebih konkrit.
4) Analisis
Analisis adalah kemampuan menguraikan atau memecah suatu bahan
pelajaran kedalam bagian-bagian atau unsur-unsur serta hubungn antar bagian
bahan itu. Analisis merupakan tujuan pembelajaran yang komplek yang hanya
mungkin dipahami dan dikuasai oleh siswa yang telah dapat menguasai
kemampuan memahami dan menerapkan. Analisis berhubungan dengan
kemampuan nalar. Oleh karena itu biasanya analisis diperuntukan bagi
pencapaian tujuan pembelajaran untuk siswa-siswa tingkat atas.
5) Sintesis
Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian kedalam suatu
keseluruhan yang bermakna, seperti merumuskan tema, rencana atau meliaht
hubungan abstrak dari berbagai informasi yang tersedia. Sintesis merupakan

6
kebalikan dari analisis. Kalau analisis mampu menguraikan menjadi bagian-
bagian, maka sintesis adalah kemampuan menyatukan unsure atau bagian-
bagian menjadi sesuatu yang utuh. Kemampuan menganalisis dan sintesis,
merupakan kemampuan dasar untuk dapat mengembangkan atau menciptakan
inovasi dan kreasi baru.
6) Evaluasi
Evaluasi adalah tujuan yang paling tinggi dalam doain kognitif tujuan ini
berkenaan dengan kemampuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan
maksud atau kriteria tertentu. Dalam tujuan ini, terkandung pula kemampuan
untuk memberikan suatu keputusan dengan berbagi pertimbangan dan ukuran-
ukuran tertentu. Untik dapat memiliki kemampuan memberikan penilaian
dibutuhkan kemampuan - kemampuan sebelumnya.
Tiga tingkatan tujuan kognitif yang pertama, yaitu pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi,
dikatakan sebagai tujuan kognitif tingkat rendah ; sedangkan tiga tingkatan selanjutnya
yaitu analisis, sintesis, dan evaluasi dikatakan sebagai tujuan kognitif tingkat tinggi.
b. Domain afektif
Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai, dan apresiasi. Domain ini
merupakan bidang tujuan pendidikan kelanjutan dari domain kognitif. Artinya,
seseorang hanya akan memiliki sikap tertentu terhadap suatu objek manakala telah
memiliki kemampuan kognitif tingkat tinggi. Menurut Krathwohl dan kawan-
kawan ( 1964 ), dalam bukunya Taxonomi of Educational Objectives : Affective
Domain, Domain afektif memiliki tingkatan yaitu :
1) Penerimaan
Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala,
kondisi, keadaan atau suatu masalah. Seseorang memiliki perhatian yang positif
terhadap gejala-gejala tertentu manakal mereka memiliki kesadaran tentang
gejala, kondisi atau kondisi yang ada. Kemudian mereka juga menunjukan
kerelaan untuk menerima, bersedia untuk memerhatikan gejala, atau kondisi
yang diamatinya itu. Akhirnya, mereka memiliki kemauan untuk mengarahkan
segala perhatiannya terhadap objek itu.
2) Merspon
Merespon atau menanggapi ditunjukan oleh kemauan untuk berpartisipasi
aktif dalam kegiatan tertentu seperti kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat

7
waktu, kemauan untuk mengikuti diskusi, kemauan untuk membantu orang lain
dan sebagainya. Respon biasanya diawali dengan diam-diam, kemudian
dilakukan dengan sungguh-sungguh dan kesadaran, setelah itu baru dilakukan
dengan penuh kegembiraan dan kepuasan.
3) Menghargai Tujuan ini berkenaan dengan kemauan untuj memberi penilaian
atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu. Menghargai terdiri
dari penerimaan suatu nilai dengan keyakinan tertentu seperti menerima adanya
keasan atau persamaan hak antara laki-laki dan perempuan; mengutamakan
suatu nilai seperti memiliki keyakinan akan kebenaran suatu ajaran tertentu,
serta komitmen akan kebenaran yang diyakininya dengan aktivitas.
4) Mengorganisasi Tujuan yang berhubungan dengan organisasi ini berkenaan
dengan pengembangan nilai kedalam system organisai tertentu, termasuk
hubungan antar nilai dan tingkat prioritas nilai-nilai itu. Tujuan ini terdiri dari
mengkonseptualisasikan nilai, yaitu memahami insur-unsur abstrak dari suatu
nilai yang dimiliki dengan nilai-nilai yang datang kemudian; serta
mengorganisasi suatu system nilai, yaitu nengembangkan suatu system nilai
yang saling berhubungan yang konsisten dan bulat dan termasuk nilai-nilai yang
lepas-lepas.
5) Karakterisasi Nilai Tujuan ini adalah mengadakan sintesis dan internalisasi
system nilai dengan pengkajian secara mendalam , sehingga nilai-nilai yang
dibangunkannya itu dijadikan pandangan ( falsafah ) hidup serta dijadikan
pedoman dalam bertindak dan berperilaku.
6) Domain Psikomotor Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan
dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Ada tujuh tingkatan yang
termasuk kedalam domain ini :
1. Persepsi ( Perception )
2. Kesiapan ( Set )
3. Meniru ( Imitation )
4. Membiasakan ( habitual )
5. Menyesuaikan ( Adaptation )
6. Menciptakan ( Organization )

8
Persepsi merupanan kemampuan seseorang dalam memandang sesuatu yang
dipermasalahkan. Persepsi pada dasarnya hanya mungkin dimiliki oleh seseorang
sesuai dengan sikapnya. Kesiapan berhubungan dengan kesediaan seseorng untuk
melatih diri tentang keterampilan tertentu yang direfleksikan dengan perilaku-
perilaku khusus.

Meniru adalah kemampuan seseorang dalam mempralktekan dalam gerakan-


gerakan sesuai dengan contoh yang diamatinya. Kemampuan meniru tidak
selamanya diikuti oleh pemahaman tentang pentingnya serta makna gerakan yang
dilakukannya.

Kemampuan habitual sudah merupakan kemampuan yang didorong oleh kesadaran


dirinya walaupun gerakan yang dilakukannya masih seperti pola yang ada. Baru
dalam tahapan berikutnya, yaitu kemampuan yang berhadaptasi gerakan atau
kemampuan itu sudah disesuaikan dengan keadaan situasi dan kondisi yang ada.
Tahap akhir dari keterampilan ini adalah tahap mengorganisasikan, yakni kemapuan
seseorang untuk berkreasi dan mencipta sendiri suatu karya. Tahap ini merupakan
tahap puncak dari keseluruhan kemampuan, yang tergambardari kemampuanya
menghasilkan sesuatu yang baru.
B. Komponen Isi /Materi Pelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar
yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang
berhubungan dengan pengetahuan atau mteri pelajaran yang biasanya tergambarkan
pada isi setiap mta pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa.
Baik materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang
ditentukan.
Untuk mencapai tiap tujuan mengajar yang telah ditentukan diperlukan materi.
Bahan ajar (materi) tersusun atas topik dan sub-topik tertentu. Tiap topik dan sub-
topik mengandung ide-ide pokok yang relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Topik atau sub-topik tersebut tersusun dalam sekuens tertentu yang membentuk suatu
sekuens bahan ajar, yaitu:
a) Sekuens kronologis, untuk menyusun bahan ajar mengandung urutan waktu.

9
b) Sekuens kausal, berhubungan dengan peristiwa sebab akibat dari sebuah
kejadian.
c) Sekuens struktural, bagian bahan ajar suatu bidang studi telah mempunyai
struktur tertentu.
d) Sekuens logis dan psikologis, bahan ajar disusun berdasarkan urutan logis.
e) Sekuens spiral, bahan ajar dipusatkan pada topik tertentu baru kemudian
diperdalam.
f) Rangkaian kebelakang, sekuen ini mengajar dimulai dengan langkah terakhir
dan mundur kebelakang.
g) Sekuens berdasarkan hirarki belajar, dimana tujuan khusus utama
pembelajaran dianalisis kemudian dicari suatu hirarki urutan bahan ajar untuk
mencapai tujuan tersebut (Nana Syaodih, 2005: 105).
C. Metode/Strategi
Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam pengembangan
kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat
penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Begitu pula dengan
pendapat T. Rakjoni yang mengartikan strategi pembelajaran sebagai pla dan urutan
umum perbuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan Dari dua pengertian diatas ada dua hal yang
perlu diamati, yaitu:
1) Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian tindakan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan sebagai sumber daya/kekuatan
dalam pembelajaran.
2) Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Metode adalah upaya
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata
agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode juga digunakan
untuk merealisasikan strategiyang telah ditetapkan. Dalam satu strategi
pembelajaran digunakan beberapa metode. Strategi berbeda dengan metode.
Strategi menunjuk pada a plan of operation achieving something, sedangkan
metode adalah a way in achieving something. Istilah lain yang juga memiliki
kemiripan dengan strategi adalah pendekatan ( approach). Sebenarnya pendekatn
berbeda dengan strategi maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudutpandangterhadapp proses pembelajaran.

10
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam mengajar. Menurut Rowntree
dalam Nana Syaodih (2008: 107) membagi strategi mengajar itu atas Exposition-
Discovery Learning dan Groups- individual Learning.
Kemudian Ausebel dan Robison membaginya atas strategi Reception Learnin-
Discovery Learning dan rote Learning-Meaningful Learning.
Reception dan exposition sesungguhnya memiliki makna yag sama, perbedaannya
terletak pada pelakunya. Reception Learning ilihat dari siswa sedangkan Exposition
Learning dilihat dari guru. Kedua strategi keseluruhan bahan ajar disampaikan
kepada siswa dalam bentuk akhir, baik secara lisan maupun tulisan. Siswa tidak
dituntut untuk mengolah, atau melakukan aktivitas lain kecuali menguasainya.
Sedangkan dalam Rote Learning bahan ajar disampaikan kepada siswa tanpa
memperhatikan arti atau maknanya bagi siswa. Siswa menguasai bahan ajar dengan
menghafalkannya. Dalam meaningful learning penyampaian bahan mengutamakan
maknanya bagi siswa. Menurut Ausabel dan Robinson dalam Nana Syaodih (2008:
108) sesuatu bahan ajar bermakna bila dihubungkan dengan struktur kognitif yang ada
pada siswa. Struktur kognitif terdiri atas Fakta, data, konsep, proporsi, dalil, hukum
dan teori yang telah dikuasai sebelumnya, yang tersusun membentuk struktur dalam
pikiran anak.
Terkir yaitu Group Learning dan Individual Learning, merupakan bentuk kegiatan
pembelajaran secara kelompok maupun individual. Walaupun masing-masing
mempunyai kekurangan, untuk kelompok akan semakin membuat jarak antara siswa
yang aktif dengan yang kurang aktif. Anak yang aktif membuat dirinya semakin
memahami bahan ajar, sedang yang kurang aktif cenderung akan menunggu dan
menonton kegiatan (Nana Syaodih: 2008: 107- 108).
Selain strategi pembelajaran ada hal penting lainnya yang akan mendukung
pembelajaran terseut yaitu media pembelajaran yang akan mempermudah dalam
melakukan pembeljaran. Media belajar merupakan segala macam bentuk perangsang
dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar. Perumusan di atas
menggambarkan pengertian media yang cukup luas, mencakup berbagai bentuk
perangsang belajar yang sering disebut audio visual aid, serta berbagai bentuk alat
penyaji perangsang belajar, berupa alat-alat elektronika seperti LCD, video, gambar
dan laptop. Kurikulum dan teknologi pendidikan saling melengkapi. Teknologi

11
pendidikan berfungsi memperkuat pengembangan kurikulum. Bagaimana kurikulum
dikembangkan, maka itu menjadi fungsi teknologi pendidikan. Terminologi teknologi
tidak hanya berkaitan dengan mesin atau alat, namun juga berkaitan dengan kegiatan
menerapkan ilmu atau pengetahuan untuk memecahkan masalah (Munir, 2008: 74).
Rowntree dalam Nana Syaodih (2005: 108-109) mengelompokan media mengajar
menjadi lima macam, yaitu:
a) Interaksi Insani, yaitu merupakan komunikasi langsung antara dua orang atau
lebih.
b) Realita, yaitu bentuk perangsang nyata seperti peristiwa yang bisa diamati
oleh siswa.
c) Pictorial, adalah bentuk penyajian berbagai bentuk variasi gambar dan
diagram.
d) Simbol Tertulis, merupakan media penyajian informasi yang paling umum,
tetapi tetap efektif, seperti buku teks dan buku paket.
e) Rekaman suara, adalah berbagai bentuk informasi yang dapat disampaikan
kepada siswa dalam bentuk rekaman suara.
D. Evaluasi Pengajaran
Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan - tujuan yang telah ditentukan
serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan. Tiap kegiatan akan
memberikan umpan balik, demikian juga dalam pencapaian tujuan-tujuan belajar dan
proses pelaksanaan mengajar. Umpan balik tersebut digunakan untuk mengadakan
berbagai usaha penyempurnaan baik bagi penentuan dan perumusan tujuan mengajar,
penentuan sekuens bahan ajar, strategi dan media mengajar (Nana Syaodih, 2005: 110).
Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga dimensi, yakni diemnsi
I (formatif-sumatif), dimensi II (proses-produk) dan dimensi iii ( operasi keseluruhan
proses kurikulum atau hasil belajar siswa). Dengan adanya tiga dimensi itu, maka dapat
diga,mbarkan sebagai kubus. Selain itu dapat lagi kurikulum ditinjau dari segi historis,
yakni bagaimanakah kurikulum sebelumnya yang dipandang oleh anteseden.
Oleh sebab ketiga dimensi itu masing-masing mempunyai dua komponen, maka
keseluruhan evaluasi terdiri dari enam komponen yang bertkaitan satu sama lainnya.

12
a. Dimensi I
a) Formatif : evaluasi dilakukan sepanjang oelaksanaan kurikulum. Data
dikumpilkan dan dianalisis untuk menemukan masalah serta mengadakan
perbaikan sedini mungkin.
b) Sumatif : proses evaluasi dilakukan pada akhir jangka waktu tertentu, misalnya
pada akhir semester , tahun pelajaran atau setelah lima tahun untuk mengetahui
evektifitas kurikulum dengan menggunakan semua data yang dikumpulkan
selama pelaksanaan dan akhir proses implementasi kurikulum.
b. Dimensi II
a) Proses : yang dievaluasi ialah metode dan proses dalam pelaksanaan kurikulum.
Tujuannya ialah untuk mengetahui metode dan proses yang digunakan dalam
implementasi kurikulum. Metode apakah yang digunakan? Apakah tepat
penggunaannya? Apakah berhasil baik atau tidak? Kesulitan apa yang dihadapi?
b) Produk : yang dievaluasi ialah hasil-hasil yang nyata, yang dapat dilihat dari
silabus, satuan pelajaran dan alat-alat pelajaran yang dihasilkan oleh guru dan
hasil-hasil siswaberupa hasil test, karangan, termasuk tesis, makalah, dan
sebagainya.

c. Dimensi III
a) Operasi : disini dievaluasi keseluruhan proses pengembangan kurikulum
termasuk perencanaan , disain, implementasi, administrasi, pengawasan,
pemantauan dan penilaiannya. Juga biaya, staf pengajar, penerimaan
siswa,pendeknya seluruh operasi lembaga pendidikan itu.
b) Hasil belajar siswa : disini yang dievaluasi ialah hasil belajar siswa berkenaan
dengan kurikulum yang harus dicapai, dinilai berdasarkan standar yang telah
ditentukan dengan mempertimbangkan determinan kurikulum, misi lembaga
pendidikan serta tuntutan dari pihak konsumen luar Pengembangan kurikulum
merupakan proses yang tidak pernah berakhir ( Olivia, 1988 ). Proses tersebut
meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Evaluasi merupakan
komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Fungsi evaluasi menurut
Scriven ( 1967 ) adalah evaluasi sebagai fingsi sumatif dan evaluasi sebagai
fungsi formatif. Evaluasi sebagai alat untuk meliahat keberhasilan pencpaian
tujuan dapt dikelompokan kedalam du jenis, yaitu tes dan non tes.

13
1) Tes
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau
tingkat penguasai materi pmbelajaran. Hasil tes biasanya diolah secara
kuantitatif. Proses pelaksanaan tes hasil belajar dilakukan setelah berakhir
pembahasan satu pokok bahasan, atau setelah selesai satu caturwulan atau
satu semester.
a) Kriteria Tes sebagai Alat Evaluasi Sebagaialat ukur dalam proses
evaluasi, tes harus memiliki dua kriteria, yaitu kriteria validitas dan
reliabilitas. Tes sebagai suatu alat ukur dikatakan memiliki tingkat
validitas seandainya dapat mengukur yang hendak diukur. Tidak
dikatakan tes memiliki tingkat validitas seandainya yang hendak diukur
kemahiran mengoprasikan sesuatu, tetapi yang digunakan adalah te
tertulis yang mengukur keterpahaman suatu konsep. Tes memiliki tingkat
reliabilitas atau keandalan jika tes tersebut dapat menghasilkan informasi
yang konsisten. Ada beberapa teknik untuk menetukan tingkat reliabilitas
tes, yaitu :
1) Pertama, dengan tes-retes, yaitu dengn mengkorelasikan hasil testing
yang pertama dengan hasil testing yang kedua.
2) Kedua, dengan mengkorelasikan hasil testing antara item ganjil
dengan item genap ( idd-even method ) 3) Ketiga, dengan memecah
hsil testing menjadi dua bagian, kemudiankeduannya dikorelasikan.

b) Jenis-jenis Tes Tes hasil belajar dapat dibedkan atas beberapa jenis.
1) Berdasarkan jumlah peserta.
a. Tes kelompok adalah tes yang dilakukan terhadap sejumlah siswa
secara bersama-sama
b. Tes individual adalah tes yang dilakukan kepada seorang sisw secara
perorangan.
2) Berdasarkan cara penyusunannya.
a. Tes buatan guru disusun untuk menghasilkan informasi yang
dibutuhkan oleh guru bersangkutan. Tes buatan guru biasanya tidak
terlalu memperhatikan tingkat validitas dan reliabilitas.

14
b. Tes standar adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa sehingga berdasarkan kemampuan tes tersebut, tes standar dapat
memprediksi keberhasilan belajar siswa pada masa yang akan dating.
3) Dilihat dari pelaksanaannya
a. Tes tertulis adalah tes yang dilakukan dengan cara menjawab sejumlah
item soal dengan cara tertulis. Ada dua jenis tes yang termasuk
kedalam tes tertulis ini, yaitu tes esai dan tes objektif.
a) Tes esai adalah bentuk tes dengan cara siswa diminta untuk
menjawab pertanyaan secara terbuka yaitu menjelaskan atau
menguraikan melalui kalimat yang disusunnya sendiri.
b) Tes objektif adalah bentuk tes yang mengharapkan siswa memilih
jawaban yang sudah ditentukan.
b. Tes lisan adalah bentuk tes yang menggunakan bahasa secara lisan.
Tes ini bagus untuk menilai kemampuan nalar siswa. Tes lisan hanya
mungkin dapat dilakukan manakala jumlah siswa yang dievaluasi
sedikit, srta menilai sesuatu yang tidak terlalu luas akan tetapi
mendalam.
c. Tes perbuatan adalah tes dalambentuk peragaan.tes ini cocok manakala
kita ingin mengetahui kemampuan dan keterampilan seseorang
mengenai sesuatu.
2) Non Tes
Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek
tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Ada beberapa jenis non tes
sebagai alat evaluasi, diantaranya wawancara, observasi, studi kasus, dan skala
penilaian.
a) Observasi
Observasi adalah teknik penilaian dengan cara mengamati tingkal laku
pada situasi tertentu. Ada dua jenis observasi, yaitu observasi partisipatif
dan non partisipatif.
a. Observasi partisipatif adalah observasi yang dilakukan dengan
menempatkan observer sebagai bagian dimana observasi itu dilkukan.
b. Observasi non partisipatif adalah observasi yang dilakukan dengan
cara observer murni sebagai pengamat. Artinya, observer dalam

15
melakukan pengamatan tidak aktif sebagai bagian dari itu, akan tetapi
ia berperan smata-mata hanya sebagai pengamat saja.
b) Wawancara
Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang diwawancarai dan
yang mewawancarai. Ada dua jenis wawancra, yaitu wawancara langsung
dan wawancara tidak langsung.
a. Wawancara langsung dimna pewawancara melakukan komunikasi
dengan subjek yang ingin dievaluasi.
b. Wawancara tidak langsung dilakukan dimana pewawancara ingin
mengumpulkan data subjek melalui perantara.
c) Studi Kasus Studi kasus dilaksanakan untuk mempelajari individu dalam
periode tertentu secara terus-menerus.
d) Skala Penilaian Skala penilaian atau biasa disebut rating scale merupakan
salah satu alat penilaian dengan menggunakan skala yang telah disusun
dari ujung negatif sampai dengan ujung positif, sehingga pada skala
tersebut penilaian tinggal member tanda cek ( √ )

16
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Apabila kurikulum diibaratkan sebagai bangunan gedung yang tidak menggunakan
landasan atau fondasi yang kuat, maka ketika diterpa angina tau terjadi goncangan, bangunan
gedung tersebut akan mudah roboh. Demikian pula halnya dengan kurikulum, apabila tidak
memiliki dasar pijakan yang kuat, yang dipertaruhkan adalah manusia (peserta didik) yang
dihasilkan oleh pendidikan itu sendiri.
Komponen-komponen pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu
gagasan, suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum.
Komponen-komponen pokok dalam pengembangan kurikulum adalah komponen
tujuan, komponen isi/materi pelajaran, komponen metode/strategi, dan komponen evaluasi.
Komponen tujuan, yaitu asumsi-asumsi tentang tujuan pendidikan, tujuan pendidikan
nasional, tujuan isntitusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran
yang menjadi komponen utama dalam mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi
komponen tujuan tersebut berimplikasi pada perumusan arahan atau hasil yang diharapkan
Komponen isi/materi pelajaran, yaitu asumsi-asumsi yang berhubungan dengan
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa.
Komponen metode/strategi, yaitu asumsi-asumsi yang berhubungan dengan
implementasi kurikulum.
Komponen evaluasi, yaitu asumsi-asumsi untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195705101985031-
ENDANG_RUSYANI/Landasan_Pengembangan_Kurikulum.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/
196610191991021-RUDI_SUSILANA/KP4-KOMPONEN_KURIKULUM.pdf

http://eprints.walisongo.ac.id/136/3/Mualimin_Tesis_Bab2.pdf

http://eprints.walisongo.ac.id/136/3/Mualimin_Tesis_Bab2.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_JEPANG/195201281982031-
WAWAN_DANASASMITA/TUGAS_MAHASISWA/BAB_I-KONSEP_KURIKULUM.pdf

18
LAMPIRAN

Soal – soal
1. Apa pengertian kurikulum?
2. Bagaimana jika tidak ada kurikulum dalam dunia pendidikan?
3. Apakan fungsi dari kurikulum?
4. Dalam sebuah kurikulum, harus ada anatomi penyusunnya, apa yag dimaksut dengan
anatomi kurikulum tersebut?
5. Agar kurikulum bisa berjalan dengan baik, makan anatomi penyusunnya harus baik
pula, sebutkan dan jelaskan anatomi penyusun kurikulum!
6. Apa yang terjadi jika salah satu komponen dalam kurikulum tidak ada didalamnya?
Jelaskan pedapat anda!
7. Apa yang dimaksut dengan tujuan pendidikan nasional? Jelaskan secara singkat
pendapat anda tentang tujuan tersebut!
8. Dalam sebuah kurikulum tentu ada hal – hal yang harus diperhatikan, terutama tetang
komponen penyusunnya, seberapa penting anatomi kurikulum didalam kurikulum
tersebut!
9. Mengapa kurikulum 2013 dihentikan? Apakah ada komponn yang tidak diterapkkan
didalamnya? Jelaskan menutut pendapat anda!
10. Jelaskan secara singkat tentang komponen evaluasi, dan seberapa penting didalam
komponen kurikulum

19
Jawaban

1. Secara singkat Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai


tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

2. Kurikulum merupakan seatu rencana pembelajaran yang didunia, masing – masing


Negara mempunyai kurikulum untuk menncerdaskan generasi mudanya agar memiliki
kemampuan yang berkualitas yang akan membangun Negara dan membuat
pendidikan didunia semakin baik lagi mengikuti perkembangan zaman, oleh karena
itu kurikulum sagat penting dalam suatu Negara, jika tidak ada kurikulum maka
pendidikan di Indonesia bahkan di dunia akan kacau karena tidak ada yang mengatur,
dan pendidkan diindonesia pun tidak akan merata, jadi kurikulum itu penting dan
harus ada dalam dunia pendidikan.

3. Beberapa fungsi dari kurikulum :


1) Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk melaksanakan
kegiatan proses pembelajaran.
2) Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk
melaksanakan supervisi kurikulum terhadap para guru pemegang mata
pelajaran.
3) Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi untuk mendorong sekolah agar dapat
menghasilkan berbagai tenaga yang

4. Anatomi kurikulum adalah bagian – bagian dari kurikulum, Kurikulum dapat


diumpamakan sebagai suatu organisme manusia atau binatang, yang memiliki
susunan anatomi tertentu. Unsur dari anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah
tujuan, isi materi, proses atau sistem penyampaian dan media, serta evaluasi.

5. Anatomi kurikulum sebagai berikut :


a. Tujuan kurikulum
Tujuan kurikulum merupakan komponen yang sangat penting yang ada dalam
kurikulum yang pencangkup tujuan pendidikan nasional, Komponen tujuan

20
berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam sekala macro
rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau system nilai
yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu
masyarakat yang dicita-citakan.
b. Materi/Bahan ajar
Materi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Materi kurikulum itu
menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan atau
mteri pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mta pelajaran yang
diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Materi ini terdiri atas sub bab
tertentu yang akan disampaikan kepada peserta didik.
c. Strategi/Metode Pengjaran
Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam pengembangan
kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang
sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum.
d. Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen kurikulum yang terakhir yang berperan sangat
penting dalam kurikulum, evaluasi berguna untuk penyempurnaan baik bagi
penentuan dan perumusan tujuan mengajar, penentuan sekuens bahan ajar,
strategi dan media mengajar (Nana Syaodih, 2005: 110).

6. Apabila salah satu sistem komponen kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan
komponen lainnya maka system kurikulum juga akan terganggu, halite akan
menyebabkan tidak tercapainya tujuan nasional dari suatu bangsa.

7. Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan
sasaran yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan. Tujuan
pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai
dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh pemerintah
dalam bentuk undan-undang. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber
dari system nilai pancasila dirumuskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3, bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehudupan bangsa,

21
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

8. Anatomi kurikulum atau komponen penyusun kurikulum merupakan hal yang paling
penting yang harus ada dalam kurikulum, seberti halnya manusia yang mempunyai
anatomi tubuh jika salah satu anatomi tersebut tidak ada maka tubuh manusia tidak
akan sempurn dan tidak akan bisa melakukan kerja dengan maksimal, begitu pula
dengan kurikulm yang memiliki anatomi yang akan bejerja sesuai dengan tujuan
nasional dan salah satu dari anatomi tersebut tidak ada maka , kurikulum tersebut kan
terganggu system kerjanya dan tak bisa maksimal, oleh kerena itu natom kurikulum
sangat penting untuk pengembangan kurikulum.

9. Menurut pendapat kelompok kami, kurikulum 2013 dihentikan katena belum


melakukan tahapan yang ada dalam komponen kurikumum, kurikulum 2013 belum
mengalami pematangan, tetapi sudah angsung diterapkan oleh sebab itu kebanyakan
sekolah yang ada didaerah mengalami kesulitan dalam menerapkan kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 kini telah ditangguhkan dan sedang mengalami evaluasi agar lebih
merata dan bisa diterapkan diseluruh Indonesia, baik dikota maupun didesa terpencil.

10. Evaluasi, proses terakhir yang ada dalam komponen kurikumu yang harus ditetapkan
dalam kurikulum, jika evaluasi itu tidak ada maka kurikulum tersebut tidak kan
sempurna, harus dievalusi terlebih dulu baru bisa diterapkan dalam dunia pendidikan.
Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan - tujuan yang telah ditentukan
serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan. Tiap kegiatan akan
memberikan umpan balik, demikian juga dalam pencapaian tujuan-tujuan belajar dan
proses pelaksanaan mengajar.

22

Anda mungkin juga menyukai