Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Microteacing
Pengajaran Mikro (micro-teacing) merupakan salah satu bentu model praktek
kependidikan atau pelatihan mengajar1. Dalam konteks yang sebenarnya,, mengajar
mengandung banyak tindakan, baik mencakup teknis pengampaian materi, penguatan
metode, penggunaan media, bimbingan belajar, memberi motifasi, mengelola kelas,
meberikaan ppenilaian. Dengan kat lain bahwa pembuatan mengajar itu sangat kompleks.
Oleh karena itu, dalam rangka penguasaan keteramplan mengajar, 2calon Guru/Dosen
perlu berlaitih secara parsial, artinya tiap-tiap komponen keretampilan dasar mengajar itu
perlu dikuasai secara terpisah-pisah. Berlaiti untuk menguasai Keterampilan Dasar
Mengajar seperti itulah yang dinamakan Micro-teacing.
Menurut Waskito mendefinisikan “Micro Teacing” adalah suattu metode belajar
megajar atas dasar performance yang tekninknya dengan cara mengisolasikan komponen-
komponen proses belajar mengajar sehingga calon guru dapat menguasai setiap
komponen satu per satu dalam situasi yang disederhanakan atau dikecilkan. 3
Microteacing secara umum adalah prosedur yang sistematis dalam pelatihan guru melalui
pengalaman laboratoris yang bersifat tercontrol tentang berbagai keterampilan dasar
mengajar.
Dari pengertian diatas, ada beberapa hal yang harus kita
pahami. Pertama, microteacing merupakan prosedur yang sistematis, artinya pelaitah
guru melalui microteacing dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu yang sudah
ada di buku. Kedua, microteacing dilakukan dalam situasi laboratoris, artinya
pengalaman melalui microteacing diarahkan dalam atihan”secara spesifik, sehingga
pengalaman yang dipperoleh benar-benar terkontol pada keterampilan tertentu yang
hendak dilatihkan. Dalam situasi laboratoris, microteacing dapat memberikan data yang
lengkap mengenai penampilan calon gurudi didalam kelas, sehingga memungkinkan
adanya feedback bagi calon guru yang sedang berlatih.[3] (FIP-Upi, 2007)
Jadi dapat kami simpulkan bahwa microteachng adalah pelatihan keterampilan
mengajar terbatas dalam suasana proses pembelajaran yang sebenarnya. Dalm membuat
persiapan mengajar dan melaksanakan proses belajar mengajar dan melaksanakkan
proses pembelajaran dihadapan siswa sesuai perencanaan yang dirancang.
B. Tujuan Micro Teaching
Tujuan pengajaran micro teaching dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu, tujuan
umum dan tujuan khusus, yaitu :
1. Tujuan umum
Tujuan micro teaching menurut beberapa ahli sebagai berikut:

1
Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal. 8
2
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-Upi, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. (Jakarta:
Grasindo, 2007), hal. 156-157
3
Helmiati.  Micro Teaching Melatih Keteranpilan Dasar Mengajar. (Yogjakarta: Aswaja
Pressido. 2013). Hal. 26
1) Menurut Rostiyah
Tujuan micro teaching adalah untuk mempersiapkan calon guru
untuk menghadapi pekerjaan sepenuhnya dimuka kelas dengan memiliki
pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai seorang guru profesional.4
2) Dwight Allen
Mengemukakan, bahwa tujuan pembelajaran mikro yaitu sebagai
berikut :
 Bagi siswa calon guru
I. Memberikan pengalaman belajar yang nyata dan latihan sejumlah
keterampilan dasar mengajar secara terpisah.
II. Calon guru dapat mengembangkan keterampilan mengajarnya sebelum
mereka terjun kekelas yang sebenarnya.
III. Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk menguasai beberapa
keterampilan dasar mengajar serta memahami kapan dan bagaimana
keterampilan itu diterapkan, sehingga calon guru mammpu menciptakan
proses pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik.
 Bagi guru
I. Memberikan penyegaran dalam program pendidikan.
II. Guru mendapatkan pengalaman belajar mengajar yang bersifat in
III. dividual demi perkembangan
IV. Mengembangkan sikap terbuka bagi guru pembaharuan yang berlangsung
di pranata pendidikan.
Adapun tujuan umum dari micro teaching adalah, mengembangkan atau
meningkatkan keterampilan dasar mengajar yang dimiliki seorang calon pendidik
(guru), sehingga mereka memiliki kesiapan diri untuk mengajar di suatu lembaga
pendidikan (sekolah), dan dalam konteks mengajar yang sesungguhnya.
1. Tujuan khusus
Secara khusus, micro teaching memiliki tujuan yaitu:
a. Calon guru mampu menganalisis tingkah laku pembelajaran kawannya dan
dirinya sendiri.
b. Calon guru mampu melaksanakan berbagai jenis keterampilan dalam proses
pembelajaran.
c. Calon guru mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif, produktif dan
efisien.
d. Calon guru mampu bertindak profesional
Fungsi micro teaching sebagai sumber belajar micro teaching ialah untuk
memperkuat program pengalaman lapangan. Berlatih micro teaching menyebabkan
merasa lebih terampil serta yakin dalam melaksakan PPL. Hal ini didukukung oleh
beberapa hal di bawah ini:
 Mahasiswa yang baik dalam micro teaching lebih terampil dalam PPL.
 Mahasiswa yang lulus micro teaching lebih terampil dalam PPL dari pada yang
tidak mengikuti micro teaching

4
Barnawi dan M. Arifin, Microteaching: Teori dan Praktik Pengajaran yang efektif dan
kreatif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016).
 Mahasiswa yang telah mengikuti program micro teaching memperoleh nilai itnggi
dalam PPL.
 Micri teaching sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang berprestasi sedang,
sedangkan bagi yang kemampuannya lambat atau sangat pandai kurang
bermanfaat.
 Interaksi antar guru-siswa menjadi lebih baik calon guru yang telah mengikuti
program micri teaching.
Pengajaran Mikro (Micro Teaching) dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan model
praktik pengajaran tradisional. Melalui Pengajaran Mikro (Micro Teaching), keterampilan
mengajar yang potensial dapat diorganisasikan dalam satu penampilan yang utuh.
Praktikan akana lebih siap dan terampil untuk mengantisipasi prilaku mengajar yang
sebenarnya di kelas. Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa pengajaran micro
teaching memberikan pengaruh positif dalam melatih keterampilan mengajar di
kelas. 5Brown dan  Ametrong (1975), mencatat hasil Riset tentang manfaat pengajaran
Mikro (Micro Teaching) sebagai berikut :
1. Korelasi antara Pengajaran Mikro (Micro Teaching) dan Praktik Keguruan sangat tinggi.
Artinya : Calon Guru/Dosen yang berpenampilan baik dalam pengajaran mikro (Micro
Teaching), akan baik pula dalam praktik mengajar di kelas.
2. Praktikan yang lebih dahulu menempuh program Pengajaran mikro (Micro Teaching)
ternyataa lebih baik/lebih terampil dibandingkan praktik yang tidak mengikuti pengajaran
Mikro (Micro Teaching).
3. Praktikan yang menempuh Pengajaran Mikro (Micro Teaching) menunjukan prestasi
mengajar yang lebih tinggi.
4. Bagi Praktikn yang telah memiliki kemampuan tinggi dalam pengajaran, Pengajaran
Mikro (Micro Teaching) kurang bermanfaat.
5. Setelah mengikuti Pelajaran Mikro (Micro Teaching), praktikan dapat menciptakan
interaksi dengan siswa secara lebih baik.
6. Penyajian model rekaman mengajar lebih baik dari pada model lisan sehingga lebih
signitifkan dengan keterampilan mengajar.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan bahwa praktikan yang
memiliki prestasi tinggi dalam Pembelajaran Pengajaran Mikro (Micro Teaching) akan
berprestasi pula dalam praktik mengajar. Oleh karena itu, perbedaan prestasi Pengajaran
Mikro (Micro Teachig) diantara praktikan, akan diikuti pula oleh perbedaan prestasi
praktik mengajarnya.6
Dapat kami simpulkan bahwa tujuan microteachimg adalah memberikan
pengelaman belajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara
terpisah dan mempersiapkan calon guru untuk menghadapi pekerjaan sepenuhnya di
kelas dengan memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai seorang guru
profesional.7

5
Laila nusibad, Proses Pembelajaran  Micro teaching,,,, Ibid, hal. 66
6
Ahmad Rohani, Ibid, hal.190
7
C. Karateristik Micro Teaching
Microteching merupakan pembelajaran dalam skala kecil. Karateristik yang khas dalam
microteahing adalah komponen-komponen dalam yang di mikrokan atau di sederhanakan.
Dalam pengajaran sesungguhnya (real Teaching) lingkup pembelajaran bisa tidak dibatasi,
tetapi dalam microteaching terbatas pada satu materi pokok bahasan tertentu. Demikian pula
alokasi waktunya terbatas antara 10-15 menit, dengan jumlah siswa juga dikecilkan hingga
berkisar 7-10 siswa, serta keterampilan dasar yang dilatihkan juga terbatas (terisolasi).
Dengan demikian, ciri khas microteaching adalah pengajaran yang disederhanakan dalam hal :
jumlah siswa, alokasi waktu, keterampilan, kompetensi dasar, dan materi pembelajaran.
Setiap calon guru membuat persiapan mengajar yang kemudian dilaksanakan dalam proses
pembelajaran bersama siswa dengan seting kondisi dan konteks kegiatan belajar mengajar
yang sesungguhnya.8
Penyederhanaan komponen pengajaran sebagai karateristik microteaching didasarkan
pada asumsi-asumsi sebagai berikut :
1. Seluruh komponen keterampilan dasar mengajar akan dapat dikuasai secara mudah
apabila terlebih dahulu menguasai komponen keterampilan dasar mengajar tersebut
secara terpisah (terisolasi) satu demi satu.
2. Penyederhanaan situasi dan kondisi latihan, memungkinkan perhatian praktikan terarah
pada keterampilan yang dilatihkan.
3. Penyederhanaan situasi dan kondisi dengan bantuan kamera memudahkan melakukan
observasi dan bermanfaat untuk umpan balik (Freed Back).

8
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2005).
DAFTAR PUSTAKA

Barnawi, & Arifin, M. (2016). Microteaching Teori dan Praktek Pembelajaran . Jogjkarta: Ar-
Ruzz Media.

FIP-Upi, T. P. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. tk, 156.

Helmiati. (2003). Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar . Yogjakarta: Aswaja


Presido.
Mulyasa. (2005). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nusibad, L. (2018). Proses Pembelajaran Microteaching. Jakarta: Rineka Cipta.

Rohani, A. (2010). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Supardi. (2014). Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai