Anda di halaman 1dari 4

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar 4.1
Sediaan Tablet Paracetamol

4.2 Pembahasan
Tablet merupakan bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau lebih
zat aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien (yang meningkatkan mutu sediaan
tablet, kelancaran sifat alir, sifat kohesivitas, kecepatan disintegrasi dan sifat
antilekat) dan dibuat dengan mengempa suatu campuran serbuk dalam mesin
tablet (Siregar dan Wikarsa 2010).
Pada percobaan ini pembuatan tablet dilakukan dengan zat aktif yaitu
paracetamol dan zat tambahan lain yaitu PVP ( Polivinil Pirolidon), mg stearat,
talk, dan laktosa. Hal pertama yang dilakukan pada praktikum ini adalah
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian dibersihkan alat
yang akan digunakan menggunakan alkohol 70%. Penggunaan alkohol bertujuan
untuk sterilisasi alat menghindari terjadinya kontaminasi pada alat yang akan
digunakan. Menurut Sudjaswadi, R (2002) penggunaan alkohol 70% karena
alkohol bekerja lebih cepat dibandingkan air untuk membunuh kuman/mikroba,
sedangkan menurut Pratiwi (2008) alkohol 70% dapat mempercepat proses
pembersihan alat dari mikroorganisme.
Ditimbang bahan tambahan yang digunakan sesuai dengan perhitungan
yang telah didapatkan kemudian dicampur bahan fase dalam terlebih dahulu
yaitu Paracetamol, Amilum dan Laktosa. Digunakan laktosa pada pembuatan
tablet yaitu sebagai pengisi. Menurut Rowe et al (2009) Laktosa berkhasiat
sebagai bahan pengisi dengan tujuan untuk memenuhi bobot tablet yang
diinginkan, dimana laktosa ini mempunyai sifat alir dan kompaktibilitas yang
baik sehingga dapat memperbaiki sifat alir massa serbuk yang dihasilkan
(Bolton, 1997)..
Ditambahkan bahan fase dalam selanjutnya yaitu PVP ( Polivinil
Pirolidon) ditambahkan air sedikit demi sedikit. Digunakan PVP ( Polivinil
Pirolidon) pada pembuatan tablet ini yaitu karena PVP dapat digunakan sebagai
bahan pengikat. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa menurut
Banker dan Anderson (1986) salah satu bahan pengikat yang digunakan adalah
PVP ( Polivinil Pirolidon) granul dengan PVP ( Polivinil Pirolidon) memiliki
sifat alir yang baik, sudut dalam minimum daya kompatibilitasnya lebih baik.
PVP ( Polivinil Pirolidon) sebagai bahan pengikat dapat digunakan dalam
bentuk larutan berair maupun alkohol, PVP ( Polivinil Pirolidon) juga digunakan
sebagai pengikat kering.
Bahan fase dalam yang telah dicampurkan yaitu zat aktif paracetamol,
PVP ( Polivinil Pirolidon), dan laktosa kemudian digerus hingga merata dan
membentuk massa granul yang kemudian diayak sehingga menghasilkan granul
yang sempurna. Proses penggerusan bertujuan untuk memperkecil ukuran zat
padat yang selanjutnya akan mempengaruhi luas permukaan, tingkat
homogenitas dan juga tingkat kerja optimal dari zat aktif. Suatu zat yang digerus
akan mengalami perubahan menjadi bentuk partikel yang lebih kecil atau lebih
halus sehingga luas permukaanya akan meningkat. Jika ditambah dengan zat lain
pun maka pencamuran yang merata dan homogen akan mudah tercapai
(Kurniawan, Dhadang, 2011).
Granul yang didapatkan kemudian dikeringkan pada oven. Menurut
Barajas et.a, (2012) pengeringan granul dalam penelitian menggunakan oven
karena sering digunakan dalam produk komersial dengan waktu proses yang
wajar serta kontrol pengeringan yang baik. Pengeringan bee pollen segar
menggunakan oven sebelumnya telah dilakukan dengan hasil optimal pada suhu
45°C selama 156-198 menit. (Barajas et al, 2012)
Bahan fase luar kemudian ditambahkan yaitu Magnesium stearat
digunakan sebagai bahan pelican dan talk digunakan sebagai glidan. Hal ini
sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa mg stearat digunakam sebagai
pelicin dan antioksidan untuk mengurangi gesekan gesekan antara partikulat
hingga mengalir dari lubang yang dan akhirnya kedalam lubang kempa mesin
tablet (Siregar, 2010). Menurut Banker and Andrian (1994) talk berfungsi
sebagai glidan talk juga digunakan secara luas mempunyai sifat menguntungkan
yaitu meminimalkan setiap kandungan zat yang melekat pada permukaan pori.
Evaluasi dalam pembuatan tablet yang pertama uji sifat fisik granul
alasan di uji sifat fisik granul karena didapatkan formula tablet yang optimum
bedasarkan uji sifat fisiknya dan syaratnya yaitu waktu alir granul tidak lebih
dari 10 detik (siregar,1992) yang kedua uji keseragaman bobot alasan di uji
keseragaman bobot karena bobot yang dilakukan untuk mengetahui
keseragaman sediaan dan memastikan setiap tablet mengandung sejumlah obat
dan bahan aktif dengan takaran yang aktif tepat dan merata yaitu syaratnya
untuk tablet bobot rata rata 700 (depkes RI,1979) yang ketiga uji keseragaman
ukuran alasan di uji keseragaman ukuran yaitu dilakukan dengan meliputi
keseragaman diameter dan tebal tablet syaratnya yaitu tidak lebih dari 3 kali dan
tidak kurang dari 1/3 kali tebal tablet (dirjenpom, 1979) uji kekerasan tablet
alasan di uji kekerasan tablet yaitu melihat kekerasanya satu persatu yang
diletakan pada landasan mesin syartnya yaitu kekerasan tablet 4-8 kg
(soekemi,1987) uji kerapuhan tablet syaratnya yaitu kehilangan bobot lebih dari
1% (soekemi 1987) uji waktu hancur alasan di uji waktu hancur tablet untuk
menjamin bahwa tablet akan hancur pada cairan tubuh. syaratnya yaitu bila 1
atau 2 tablet tidak hancur sempurna maka ulangi pengujian hingga tablet hancur
sempurna. (siregar 1992)
Hasil yang diperoleh yaitu granul dengan evaluasi sifat fisiknya yaitu
waktu alirnya 10 detik. Hasil yang diperoleh ini kemudian siap untuk
dikompresi.
Kemungkinan kesalahan pada percobaan ini yaitu saat melakukan
formulasi terjadi kesalahan dalam perhitungan sehingga membuat bahan yang
akan dibuat tidak sempurna ketika ditambahkan dan kesalahan dalam
menentukan eksipien yang digunakan dalam formulasi sehingga dapat membuat
kegagalan dalam proses pembuatan tablet serta kesalahan dalam mengetahui
sifat alir dari zat aktif sehingga berpengaruh pada penentuan metode pembuatan
tablet yang akan digunakan.

Anda mungkin juga menyukai