Disusun oleh
Sri Muji Wahyuni
161211015
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program imunisasi di Indonesia dalam lima tahun terakhir tidak
mengalami perubahan yang signifikan. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2018
Kementerian Kesehatan RI menunjukkan cakupan status imunisasi dasar
lengkap (IDL) pada anak usia (12-23 bulan) menurun dari 59,2% (2013)
menjadi 57,9% (2018). Artinya, dari sekitar 6 juta anak berusia 12-23
bulan hanya sekitar 2,5 juta anak saja yang lengkap diimunisasi. Jumlah
anak yang belum di imunisasi lengkap itu hampir setara dengan separuh
jumlah penduduk singapura.
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada
neonates, balita, dan anak pra sekolah sehingga dapat digunakan sebagai
berkas penulis didalam melaksanakan tugas sebagai bidan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan asuhan
kebidanan pada neonatus, balita, dan anak pra sekolah.
3. Bagi Klien dan Keluarga
Agar klien mengetahui dan memahami perubahan pada neonates, balita,
dan anak pra sekolah secara fisiologis maupun psikologis serta
masalahnya sehingga timbul kesadaran bagi klien untuk memperhatikan
masa nifas.
4. Bagi lahan Praktek
Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga
kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dan selalu menjaga mutu pelayanan.
5. Bagi Masyarakat
Merupakan informasi kepada masyarakat tentang perubahan fisiologi yang
terjadi pada bayi, balita, dan anak pra sekolah baik secara biologis
dan psikologis.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Dan Batasan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah
1. Neonatus adalah bayi berumur 0 ( baru lahir ) sampai dengan usia 1 bulan
sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut
adalah bayi dengan usia 7-28 hari. Masa neonatal adalah masa sejak lahir
sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran (Wafi Nur
Muslihatun, 2010).
2. Menurut Dep Kes Ri (2007), bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan
2500 gram sampai 4000 gram yang berusia.
3. Anak balita adalah anak yag telah menginjak usia di atas satu tahun lebih
poluler dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006)
Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun(balita) dan anak
prasekolah 3-5 tahun ( Sutomo. B dan Anggraeni. DY, 2010).
4. Anak pra sekolah yaitu anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Biechler dan
snowman, 2010).
Tanda Skor
0 1 2
A=Apperance colon biru pucat Badan merah, Seluruh tubuh
(warna kulit ) ekstermitas biru kemerahan
b. Tahap II
Transisional selama aktifitas yaitu pengkajian selama 24 jam pertama
juga penting.
c. Tahap III
Periodic, pengkajian, setelah 24 jam pertama masing-masing sistem
tubuh diperiksa.
5. Pemantauan tanda-tanda vital
Suhu tubuh, nadi, pernapasan bayi baru lahir bervariasi dalam berspon
terhadap lingkungan
a. Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar anatra 36,5-37,5 C.
b. Denyut nadi bayi baru lahir normal 120-140 x/menit.
c. Pernafasan 30-60 kali/ menit.
d. Tekanan darah bayi baru lahir rendah dan sulit untuk diukur secara
cepat dan akurat. Rata-rata tekanan darah pada waktu lahir adalah
80/64 mmHg.
6. Penatalaksanan awal dan suhan bayi baru lahir.
a. Membersihkan jalan nafas
Letakkan bayi pada posisi telentang di temapt yang keras dan
hangat
Posisi kepala diatur sedikit tengadah ke belakang
Bersihkan hidung, rogga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari
tangan yang dibungkus kassa steril
Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit
bayi dengan kain keirng dan kasar agar bayi segera menangis
b. Memotong dan merawat tali pusat
Setelah bayi lahir, tali pusat di potong 5 cm dari dinding perut bayi
dengan gunting steril khusus untuk menggunting tali pusat dan diklem
dengan klem tali pusat. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat
dengan perawatan terbuka tanpa dibubuhi apapun. Dilakukan
perawatan luka kering.
c. Pemberian vitamin K
Kejadian perdarahan karena defiensi vitamin K pada bayi baru lahir
dilaporkan cukup tinggi, sekitar 0,25-0,5 %. Untuk mencegah
terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan
cukup bulan perlu diberi vitamnin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari,
sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K dengan dosis 0,5-1 mg
IM.
d. Mepmpertahankan suhu tubuh bayi
Cegah terjadinya panas dengan mengeringkan tubuh bayi dengan
handuk atau kain bersih kemudian selimuti bayi dengan selimut atau
kain yang hangat, kering dan bersih. Tutupi bagian kepala bayi dengan
topi dan anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya sera
jangan segera menimbna atau memandikan bayi baru lahir karena bayi
mudah kehilangan panas tubuhnya.
e. Upaya profilaksis terhadap gangguan mata
Pemberian obat tetes mata eritromisisn 0,5% atau tetrasiklin 1%
dianjurkan untuk mecegah penyakit mata karena klamidia (penyakit
menular seksual ). (Abdul Bari Saifuddin, 2009). Tetes mata / salep
antibiotik harus diberikan dalam waktu 1 jam pertama setelah
kelahiran.
C. Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah
1. Kebutuhan Imunisasi
a. Pengertian imunisasi Imunisasi adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kekebalan aktif seseorang terhadap suatu penyakit dengan memasukkan
vaksin ke dalam tubuh bayi atau anak. Imunisai dasar adalah pemberian
imunisai untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindugan
(Depkes, 2005). Yang dimaksud dengan imunisasi dasar lengkap
menurut Ranuh dkk 2001 adalah pemberian imunisasi BCG 1x,
hepatitis B 3x, DPT 3X, polio 4x, dan campak 1x sebelum bayi berusia
1 tahun.
b. Macam-macam imunisasi dasar menururt Theophilus 2007.
1) Imunisasi BCG
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit
tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2
bulan. BCG ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya
diragukan. Vaksin disuntikkan secara intrakutan pada lengan atas,
untuk bayi berumur kurang dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,05 mL
dan untuk anak berumur lebih dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,1
mL. Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin
hidup yang dilemahkan,sebanyak 50.000-1.000.000
partikel/dosis.Kontraindikasi untuk vaksinasi BCG adalah penderita
gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita leukemia, penderita
yang menjalani pengobatan steroid jangka panjang, penderita infeksi
HIV).
2) Imunisasi polio
Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.
Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu
maupun kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan
kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan. Polio
bisa menyebabkan kematian. Terdapat 2 macam vaksin polio: IPV
(Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio
yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan OPV (Oral
Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah
dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan. Bentuk
trivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk
monovalen (MOPV)efektif melawan 1 jenis polio.
Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II, III, dan IV)
dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.Imunisasi polio ulangan
diberikan 1 tahun setelah imunisasi polio IV, kemudian pada saat
masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12 tahun).
Di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan
sebanyak 2 tetes (0,1 mL) langsung ke mulut anak atau dengan
menggunakan sendok yang berisi air gula.
3) Imunisasi campak
Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek).
Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak
berumur 9 bulan atau lebih. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan
pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian. Vaksin
disuntikkan secara subkutan dalam sebanyak 0,5 mL.
4) Imunisasi MMR
memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak
Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Vaksin MMR adalah vaksin
3-in-1 yang melindungi anak terhadap campak, gondongan dan
campak Jerman. Suntikan pertama diberikan pada saat anak berumur
12-15 bulan. Suntikan pertama mungkin tidak memberikan
kekebalan seumur hidup yang adekuat, karena itu diberikan suntikan
kedua pada saat anak berumur 4-6 tahun (sebelum masuk SD) atau
pada saat anak berumur 11-13 tahun (sebelum masuk SMP). Pada
90-98% orang yang menerimanya, suntikan MMR akan memberikan
perlindungan seumur hidup terhadap campak, campak Jerman dan
gondongan. Suntikan kedua diberikan untuk memberikan
perlindungan adekuat yang tidak dapat dipenuhi oleh suntikan
pertama.
5) Imunisasi Hib
membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b.
Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi
tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak. Vaksin
Hib diberikan sebanyak 3 kali suntikan, biasanya pada saat anak
berumur 2, 4 dan 6 bulan.
6) Imunisasi varisella
Memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar air ditandai
dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, kemudian secara
perlahan mengering dan membentuk keropeng yang akan
mengelupas. Setiap anak yang berumur 12-18 bulan dan belum
pernah menderita cacar air dianjurkan untuk menjalani imunisasi
varisella. Anak-anak yang mendapatkan suntikan varisella sebelum
berumur 13 tahun hanya memerlukan 1 dosis vaksin. Kepada anak-
anak yang berumur 13 tahun atau lebih, yang belum pernah
mendapatkan vaksinasi varisella dan belum pernah menderita cacar
air, sebaiknya diberikan 2 dosis vaksin dengan selang waktu 4-8
minggu. Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster dan sangat
menular.
7) Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B
dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir atau jika ibunya
memiliki HBsAg negatif, bisa diberikan pada saat bayi berumur 2
bulan. Imunisasi dasar diberikan sebanyak 3 kali dengan selang
waktu 1 bulan antara suntikan HBV I dengan HBV II, serta selang
waktu 5 bulan antara suntikan HBV II dengan HBV III. Imunisasi
ulangan diberikan 5 tahun setelah suntikan HBV III. Sebelum
memberikan imunisasi ulangan dianjurkan untuk memeriksa kadar
HBsAg. Vaksin disuntikkan pada otot lengan atau paha.
Kepada bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif, diberikan
vaksin HBV pada lengan kiri dan 0,5 mL HBIG (hepatitis B immune
globulin) pada lengan kanan, dalam waktu 12 jam setelah lahir.
Dosis kedua diberikan pada saat anak berumur 1-2 bulan, dosis
ketiga diberikan pada saat anak berumur 6 bulan. Kepada bayi yang
lahir dari ibu yang status HBsAgnya tidak diketahui, diberikan HBV
I dalam waktu 12 jam setelah lahir. Pada saat persalinan, contoh
darah ibu diambil untuk menentukan status HbsAg nya; jika positif,
maka segera diberikan HBIG (sebelum bayi berumur lebih dari 1
minggu).
a. Jadwal imunisasi
j.
b. Dosis dan cara pemberian
Lokasi
BCG 0,05 cc IC
0 bulan hepatitis B0
9 bulan Campak
18 bulan DPT-HB-Hib
24 bulan Campak
kelas 2 SD Td November
kelas 3 SD Td November
A.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subjektif
1. Identitas Bayi
Nama : By. E
Umur : 1 bulan
JK : Laki-laki
Orang tua
Nama Ibu : Ny. A Suami : Tn. M
Umur : 28 tahun Umur : 29 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Dusun ngadirno, Klero Tengaran Kab.Semarang
2. Alasan Datang Ibu mengatakan ingin mengimunisasi anaknya yang
berumur 1 bulan
3. Riwayat Kelahiran
Tanggal Lahir : 08 Februari 2022
Jenis Persalinan : Norma
Penolong : Bidan
BB Lahir : 3000 gram
PB : 49 cm
LK : 32cm
Komplikasi : Tidak Ada
Laktasi : ASI Lancar
Telah di berikan vit k
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan bahwa By. E sehat, tidak sedang terserang
penyakit apapun.
b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan bayinya tidak sedang menderita penyakit apapun
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarga dalam keadaan sehat, tidak sedang
sakit
d. Riwayat Penyakit Menular, Kronis, GenetisIbu mengatakan tidak
mempunyai riwayat penyakit menurun seperti diabetes, darah
tinggi, juga tidak mempunyai riwayat penyakit kronis seperti
jantung.
5. Riwayat Imunisasi
Hb0 tanggal 08 Februari 2022
6. Pola Kebutuhan Sehari-Hari Nutrisi
Ibu mengatakan By. E mendapatkan nutrisi yang baik, By. E
masih diberikan ASI esklusif
7. Pola Kebutuhan Sehari-Hari
a. Nutrisi
Ibu mengatakan By. E mendapatkan nutrisi yang baik, By. E
masih Asi Eksklusif sampai 6 bulan tanpa makanan pendampin
b. Eliminasi Ibu mengatakan By. E dapat BAK lancar, BAB lancar, dan
tidak ada tanda-tanda penyulit
c. Istirahat Ibu mengatakan By. E istirahat cukup,tidur siang 4-5 jam,
tidur malam 10-11 jam.
d. Hygiene Ibu mengatakan bahwa By. E mandi 2 kali sehari.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. keadaan umum : baik
b. Kesehatan : ComposMentis
c. suhu : 36°C
d. berat badan : 5600 gram
2. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : hitam, bersih
b. Mata : simetris, bersih, konjugtiva berwarna merah muda
dan sklera putih
c. Hidung : bersih dan tidak ditemukan adanya pengeluaran
secret berlebihan
d. Telinga : simetris anatra telinga kanan dan kiri, tidak ada
pembengkakan di bagian telinga
e. Mulut : bersih tidak ada bibir sumbing
f. Leher : tidak ditemukan adanya pembesaran pada kelenjar
limfe dan tiroid
g. Dada : simetris, tidak ada tarikan dinding dada saat
bernafas
h. Abdomen : berbentuk bulat, tidak ada kelainan i. Genetalia :
tidak ada kelainan
i. Tungkai kaki : tidak ada kelainan, gerakan aktif
j. Punggung : tdak ada pembengkakan
k. Kulit : bersih, tidak ada tanda iritas
C. Assesment
By. E umur 1 bulan berat badan 5600 gram dengan imunisasi BCG dan
polio
D. Perencanaan
1. Memberitahu ibu tentang keadaan anaknya dan memberikan inform
consent.
2. Menyiapkan alat utuk imunisasi BCG .
3. Menyuntikkan vaksin BCG (0,05 ml) pada By. E secara intracutan pada
lengan kanan atas.
4. Meneteskan vaksin polio 1 ke mulut bayi 2 tetes.
5. Memberitahukan kepada ibu tentang efek samping dari pemberian
imunisasi BCG dan polio.
6. Mengingatkan ibu untuk selalu mengikuti posyandu.
7. Mengingatkan ibu untuk tetap memberikan ASI secara on demand.
8. Memberitahu ibu untuk imunisasi bulan berikutnya sesuai jadwal yang
telah ditulis dibuku.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi E dengan imunisasi BCG
dan polio dalam pengkajian dan analisa data ditemukan diagnosa yaitu bayi E
akan di imunisasi BCG dan Polio 1.
Dalam asuhan kebidanan ini peran serta kerjasama yang baik antara ibu
pasien dengan bidan sangat diperlukan supaya tujuan Asuhan Kebidanan
dapat tercapai dengan baik.
B. Saran
1. Bagi Bidan
Sebaiknya petugas kesehatan mencuci tangan dahulu sebelum melakukan
tindakan pemberian imunisasi.
2. Bagi Mahasiswa
Lebih menggali ilmu semaksimal mungkin untuk menambah pengetahuan
dan keterampilan tentang masalah-masalah dan cara imunisasi pada bayi
yang benar.
DAFTAR PUSTAKA