SEDASI
3. Obat-obat sedasi
a) Midazolam
Rute pemberian per oral: 0,25-0,5 mg/kgBB, diberikan 30-45 menit sebelum
prosedur
Rute pemberian intranasal: 0,2-0,6 mg/kgBB/dosis inhalasi, diberikan 10 menit
sebelum prosedur
Rute pemberian intramuskular: 0,1-0,2 mg/kgBB, diberikan 30-45 menit
sebelum prosedur
Rute pemberian intravena: 0,05-0,1 mg/kgBB, diberikan 3 menit sebelum
prosedur. Tidak melebihi dosis kumulatif total, yaitu 0,4 mg/kgBB, atau 6 mg
Rute pemberian per rektal: 0,3-0,5 mg/kgBB/dosis, diberikan 30-45 menit
sebelum prosedur
Dosis diturunkan 30-50%, apabila dikombinasikan dengan analgesik opioid,
seperti fentanil
Anak balita, dapat memerlukan dosis yang lebih tinggi, hingga 0,6
mg/kgBB/dosis
b) Ketamin per oral
Dosis: 6-10 mg/kgBB/dosis
Dikonsumsi bersama dengan cola, atau minuman lainnya, 30 menit sebelum
prosedur
c) Ketamin intra muscular
Dosis: 2-5 mg/kgBB/dosis
d) Ketamin intra vena
Dosis loading: 1-2 mg/kgBB
Dosis lanjutan: 0,25-1 mg/kgBB, tiap 10-15 menit
Pemberiannya secara perlahan
Dosis tidak melebihi:0,5 mg/kgBB/menit
Obat ini memberikan efek sedasi dan analgesia yang sangat baik. Obat ini
menjadikan pasien berada dalam suatu keadaan yang disosiatif.
e) Propofol : Rute pemberian intra vena
Dosis loading: 1-1,5 mg/kgBB
Dosis lanjutan: 0,25-0,5 mg/kgBB, tiap 3-5 menit
Atau, dapat diberikan dengan dosis 50-150 mcg/kgBB/menit secara
kontinuMemberikan efek anestesi yang cepat. Namun, apnea dapat terjadi pada
saat induksi karenanya, dapat menyebabkan kehilangan reflek napas secara
tidak terduga, sekalipun diberikan dosis sedasi. Efek samping lainnya adalah
iritasi, dan rasa terbakar pada tempat masuknya jarum IV.
4. Diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan Sebelum pemberian obat
sedatif,hipnotik, dan ankhiolitik menurut Sheila S. Ralph, et.al (2005) adalah:
1.Gangguan pola tidur b.d ketidak sinkronan “circadian”
2.Kelelahan b.d cemas, kurang tidur, kondisi penyakit.
3.Kurangnya pengetahuan tentang pengobatan b.d keterbatasan
kognitif,interpretasi yang salah tentang informasi.
Sedangkan diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan setelah pemberian obat
sedatif, hipnotik, dan ankhiolitik adalah :
1.Resiko pola nafas tidak efektif b.d efek depresan pernafasan karena
barbituratpenurunan energi/kelelahan
2.Gangguan pola tidur b.d perubahan tahap tidur normal akibat efek barbiturate dan
benzodiazepin
3.Resiko cidera b.d efek depresan dari obat terhadap sistem saraf pusat,
perubahan sensori-persepsi sekunder terhadap perubahan kognitif akibat obat
Benzodiazepine dan amnesia anterograde.
5. Intervensi keperawatan
1. Gangguan pola tidur
a.Tetapkan pola tidur/aktivitas pasien dan perkirakan siklus bangun/tidur reguler
pasien dalam asuhan keperawatan.
b.Jelaskan pentingnya istirahat yang cukup.
c.Tetapkan efek pengobatan pada pola tidur pasien.
d.Monitor pola tidur , jumlah jam tidur, dan
e.Catat observasi fisik yang ditemukan misalnya “sleep apnea”, sumbatan
jalan nafas, dsb.
f.Awasi pola tidur pasien, pertahankan lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan
tidur pasien, dan hindari memberikan obat pada jam tidur pasien
g.Bantu menghilangkan situasi stress sebelum tidur.
2. Kelelahan :
a. Informasikan pada pasien generik dan merek dagang dari masing-masing obat,
instruksikan pada pasien untuk memperhatikan maksud dan kerja masing-masing obat.
c. Jelaskan tentang tanda dan gejala kelebihan dan kekurangan dosis obat pada pasien.
5. Resiko cidera :
a. Jelaskan pada pasien dan keluarga efek samping obat kelompok barbiturat
atau benzodiazepine seperti : perasaan mengantuk, mata berkunang-kunang/pusing.
c. Tekankan untuk membatasi penggunaan obat barbiturate untuk efek hipnotik paling
lama 2 minggu.
d. Anjurkan untuk tidak mengkonsumsi alkohol, kopi, dan latihan yang berat selama
menggunkan obat kelompok barbiturat atau benzodiazepine