Anda di halaman 1dari 11

Etika dalam Teknologi Informasi dan komunikasi,

Bagaimana berkomunikasi dan bersikap di media sosial,


Penyalahgunaan informasi (HOAX)

ANGGOTA KELOMPOK 13
1. Rivaldi Asyafah Gunawan
2. Gentar Daniel
3. Nico Ferdinand
Etika Dalam Teknologi informasi dan
komunikasi
Dalam hal penggunaan perangkat lunak, etika serta moral berkaitan erat dengan hak seseorang, yakni pembuat
perangkat lunak tersebut. Pembuat perangkat lunak telah bekerja keras untuk berkarya sehingga hasil karyanya itu
patut dihargai dan dilindungi dengan undang-undang. Indonesia sebagai negara hukum memiliki undang-undang
yang mengatur hak atas kekayaan intelektual. Selain memperhatikan etika dan moral, penggunaan komputer dan alat-
alat teknologi informasi dan komunikasi lainnya harus juga memperhatikan prinsip kesehatan dan keselamatan kerja.
Penggunaan perangkat keras yang tidak sesuai prosedur dapat mendatangkan dampak negatif bagi pengguna. Dalam
dunia kerja, terlebih dunia kerja yang sifatnya massal dan besar, faktor-faktor kesehatan dan keselamatan kerja perlu
diperhatikan dengan saksama.
Bagaimana Berkomunikasi

dan
Bersikap Di Media Sosial
Media sosial merupakan alat informasi dan aplikasi jejaring pertemanan yang potensial di Indonesia,
bahkan hampir semua masyarakat Indonesia mengakses media sosial dalam mencari informasi.

Karena luasnya jangkauan media sosial ini, kita terkadang lupa akan adab dalam berkomunikasi
dengan baik. Hal yang sering terjadi dalam bermedia sosial seperti menghina suku, budaya, agama
lain. Untuk itu kita perlu memperhatikan etika berkomunikasi dalam berinteraksi ketika
menggunakan sosial media.

Etika berkomunikasi dalam menggunakan sosial menggunakan sosial media sangat penting dan
harus diterapkan, agar tidak terjadinya perpecahan persatuan dan kesatuan di negara Indonesia dan
juga tidak berdampak buruk bagi kehidupan kita dan orang lain sesama pengguna sosial media, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Beberapa hal penting etika dalam menggunakan jejaring sosial
1.Etika Dalam Berkomunikasi.
Dalam melakukan komunikasi antar sesama pada situs jejaring sosial, biasanya kita melupakan etika dalam berkomunikasi. Sangat banyak kita temukan kata-kata kasar yang muncul dalam
percakapan antar sesama di jejaring sosial, baik itu secara sengaja ataupun tidak sengaja. Sebaiknya dalam melakukan komunikasi kita menggunakan kata-kata yang layak dan sopan pada
akun-akun jejaring sosial yang kita miliki. Pergunakan bahasa yang tepat dengan siapa kita berinteraksi.
2. Hindari Penyebaran SARA, Pornografi dan Aksi Kekerasan.
Ada baiknya anda tidak menyebarkan informasi yang berhubungan dengan SARA (Suku, Agama dan Ras) dan pornografi di jejaring sosial. Sebarkanlah hal-hal yang berguna yang tidak
menyebabkan konflik antar sesama pada situs jejaring tersebut. Hindari mengupload foto – foto kekerasan seperti Foto korban kekerasan, korban kecelakaan lalu lintas maupun fhoto
kekerasan lainnya.
3. Periksa Kebenaran Berita
Berita yang menjelekkan orang lain sangat sering kita jumpai di jejaring sosial. Hal tersebut kadang bertujuan untuk menjatuhkan nama pesaing dengan berita-berita yang direkayasa. Oleh
karena itu pengguna jejaring sosial dituntut untuk cerdas dalam menangkap sebuah informasi, bila ingin ikut menyebarkan informasi tersebut, ada baiknya kita melakukan kroscek akan
kebenaran informasi terlebih dahulu.
4. Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Saat menyebarkan informasi baik itu berupa tulisan, foto atau video milik orang lain, ada baiknya kita mencantumkan sumber informasi sebagai bentuk penghargaan untuk hasil karya
seseorang.
5. Jangan Terlalu Mengumbar Informasi Pribadi Anda
Dalam menggunakan jejaring sosial ada baiknya kita sebagai pengguna harus bijak dalam menginformasikan privasi / kehidupan pribadi. Jangan terlalu mengumbar hal-hal pribadi di
jejaring sosial, apalagi sesuatu yang sensitif dan sangat pribadi.
Penyalahgunaan

Informasi
(HOAX)
Hoax adalah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya untuk mempercayai
sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa berita tersebut adalah palsu. Salah
satu contoh pemberitaan palsu yang paling umum adalah mengklaim sesuatu barang atau kejadian
dengan suatu sebutan yang berbeda dengan barang/kejadian sejatinya. Suatu pemberitaan palsu
berbeda dengan misalnya pertunjukan sulap; dalam pemberitaan palsu, pendengar/penonton tidak
sadar sedang dibohongi, sedangkan pada suatu pertunjukan sulap, penonton justru mengharapkan
supaya ditipu
Bagaimana HOAX Bekerja ?
Menurut pandangan psikologis,
ada dua faktor yang dapat menyebabkan seseorang cenderung mudah percaya pada hoax. Orang
lebih cenderung percaya hoax jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki (Respati, 2017). Contohnya jika
seseorang penganut paham bumi datar memperoleh artikel yang membahas tentang berbagai teori konspirasi mengenai foto satelit
maka secara naluri orang tersebut akan mudah percaya karena mendukung teori bumi datar yang diyakininya. Secara alami
perasaan positif akan timbul dalam diri seseorang jika opini atau keyakinannya mendapat afirmasi sehingga cenderung tidak akan
mempedulikan apakah informasi yang diterimanya benar dan bahkan mudah saja bagi mereka untuk menyebarkan kembali

informasi tersebut. Hal ini dapat diperparah jika si penyebar hoax memiliki pengetahuan yang kurang dalam memanfaatkan
internet guna mencari informasi lebih dalam atau sekadar untuk cek dan ricek fakta.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai