DISUSUN OLEH :
NICO FERDINAND SINURAT
GENTAR DANIEL SATRIA WIRATAMA
RIVALDI ASYAFAH GUNAWAN
KELAS N1G
FAKULTAS VOKASI
2021
0
Kata Pengantar
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang etika dalam dunia bisnis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna tetapi semoga saja
pembaca makalah ini bisa mendapatkan ilmu yang banyak dan bermanfaat. ,
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Penulis,
Kelompok 13
i
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ii
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Etika berasal dari bahasa Yunani ethikos yang berarti timbul dari kebiasaan. Etika mencakup
analisis dan penerapan nilainilai seperti benar, salah, baik, buruk dan tanggung jawab. Etika
dan moral harus diterapkan dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Meski
berupa dunia digital, teknologi informasi dan komunikasi hanyalah media yang dikendalikan
oleh manusia. Salah satu contoh penerapan etika dalam teknologi informasi dan komunikasi
adalah netiket atau etika dan sopan santun berkomunikasi melalui Internet. Meski komunikasi
melalui Internet banyak terjadi melalui tulisan dan simbol, namun pengguna Internet harus
menjaga tutur katanya dan menerapkan etika yang baik. Jika seseorang memiliki etika yang
baik, maka orang tersebut juga memiliki moral yang baik. Begitu juga sebaliknya. Dalam hal
penggunaan perangkat lunak, etika serta moral berkaitan erat dengan hak seseorang, yakni
pembuat perangkat lunak tersebut. Pembuat perangkat lunak telah bekerja keras untuk
berkarya sehingga hasil karyanya itu patut dihargai dan dilindungi dengan undang-undang.
Indonesia sebagai negara hukum memiliki undang-undang yang mengatur hak atas kekayaan
intelektual. Selain memperhatikan etika dan moral, penggunaan komputer dan alat-alat
teknologi informasi dan komunikasi lainnya harus juga memperhatikan prinsip kesehatan dan
keselamatan kerja. Penggunaan perangkat keras yang tidak sesuai prosedur dapat
mendatangkan dampak negatif bagi pengguna. Dalam dunia kerja, terlebih dunia kerja yang
sifatnya massal dan besar, faktor-faktor kesehatan dan keselamatan kerja perlu diperhatikan
dengan saksama. Pada kemajuan teknologi informasi komunikasi saat ini tidak hanya
memberikan dampak yang positif tetapi juga memberikan dampak yang buruk. Penyampaian
akan informasi begitu cepat dimana setiap orang telah dengan mudah memproduksi
informasi, dan informasi yang begitu cepat tersebut melalui beberapa media sosial seperti
facebook, twitter, ataupun pesan telpon genggam seperti, whatsapp dan lain sebagainya yang
tidak dapat difilter dengan baik.
Informasi yang dikeluarkan baik orang perorang maupun badan usaha melalui media sosial
dan elektronik ketika telah terkirim dan dibaca oleh banyak orang dapat mempengaruhi
3
emosi, perasaan, pikiran bahkan tindakan seseorang atau kelompok. Sangat disayangkan
apabila informasi yang disampaikan tersebut adalah informasi yang tidak akurat terlebih
informasi tersebut adalah informasi bohong (hoax) dengan judul yang sangat provokatif
mengiring pembaca dan penerima kepada opini yang negatif. Opini negatif, fitnah, penyebar
kebencian yang diterima dan menyerang pihak ataupun membuat orang menjadi takut,
terancam dan dapat merugikan pihak yang diberitakan sehingga dapat merusak reputasi
dan menimbulkan kerugian materi.
CNN Indonesia menyebutkan bahwa dalam data yang dipaparkan oleh Kementerian
Komunikasi dan Informatika menyebutkan ada sebanyak 800 ribu situs di Indonesia yang
terindikasi sebagai penyebar berita palsu dan ujaran kebencian (hate speech) (Pratama, 2016).
Kemkominfo juga selama tahun 2016 sudah memblokir 773 ribu situs berdasar pada 10
kelompok. Kesepuluh kelompok tersebut di antaranya mengandung unsur pornografi, SARA,
penipuan/dagang ilegal, narkoba, perjudian, radikalisme, kekerasan, anak, keamanan internet,
dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Dari jumlah itu, paling banyak yaitu unsur pornografi
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu etika?
2. Bagaimana berkomunikasi dan bersikap di media sosial?
3. Apa itu hoax?
1.3 TUJUAN
1. Untuk Mengetahui apa itu etika
2. Untuk mengetahui berkomunikasi dan bersikap di media sosial
3. Untuk mengetahui apa itu hoax
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etika dalam teknologi informasi
Etika bermakna sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, tata cara
mengenai benar salah tentang hak dan kewajiban yang di anut oleh suatu golongan atau
masyarakat.
Teknologi informasi, dalam kontek yang lebih luas ,merangkum semua aspek yang
berhubungan dengan mesin (computer dan telekomunikasi) dan teknik yang digunakan untuk
menangkap (mengumpulkan), meyimpam, memanipulasi, menghantarkan dan menampilkan
suatu bentuk informasi. komputer yang mengendalikan semua bentuk ide dan informasi
memainkan peranan penting dalam pengumpulan, penrosesan, penyimpanan dan penyebaran
informasi suara, gambar, teks dan angka yang berasaskan mikroelektronik. Teknologi
informasi bermakna menggabungkan bidang teknologi seperti komputer, telekomunikasi dan
elektronik dan bidang informasi seperti data, fakta dan proses.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa etika dalam teknologi informasi adalah
sekumpulan nilai mengenai benar salah dalam proses mengumpulkan data, menyimpan data,
dan menampilkan bentuk informasi kepada masyarakat melalui perangkat teknologi
informasi.
6
bertindak dan memahami baik buruk perbuatannya. Sekarang, banyak orang yang tidak
mengindahkan etika, terbukti dari kasus di atas.
Pertukaran data digital, baik dalam bentuk film, musik, software, atau bahkan e-book telah
menjadi hal yang lumrah di dunia maya. Dengan mengunjungi situs-situs tertentu dan
melakukan klik beberapa kali, kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan secara gratis.
Jika ingin mendengarkan lagu, meng-install software, atau baca buku sekalipun, kita bisa
mendapatkanya dengan men-download gratis dan kualitasnya pun sama saja. Hal seperti ini
sama dengan pembajakan, namun karena menjamurnya situs-situs yang menawarkan jasa
download gratis, toh hal ini dianggap sebagai sesuatu yang lumrah. Padahal, dengan
mendownload hal-hal tersebut, kita tak lain dengan seorang pembajak.
Melihat fenomena di atas, peranan etika dalam teknologi informasi sangat penting dan sangat
dibutuhkan dunia saat ini untuk meminimalisir dampak negatif perkembangan teknologi
informasi.
Etika yang harus diperhatikan dalam Tekonologi Informasi
Berikut beberapa etika yang harus diperhatikan dalam penggunaan Teknologi Informasi:
Menggunakan fasilitas teknologi informasi untuk melakukan hal yang bermanfaat.
Tidak memasuki sistem informasi orang lain secara illegal.
Tidak memberikan user ID dan password kepada orang lain untuk masuk ke dalam sebuah
sistem. Tidak diperkenankan pula untuk menggunakan user ID orang lain untuk masuk ke
sebuah sistem.
Tidak mengganggu dan atau merusak sistem informasi orang lain dengan cara apa pun.
Menggunakan alat pendukung teknologi informasi dengan bijaksana dan merawatnya dengan
baik.
Tidak menggunakan eknologi informasi dalam melakukan perbuatan yang melanggar hukum
dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Menjunjung tinggi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Misalnya, pencantuman url
website yang menjadi referensi tulisan kita baik di media cetak atau elektronik
Tetap bersikap sopan dan santun walaupun tidak bertatap muka secara langsung.
7
2.2 Bagaimana berkomunikasi dan bersikap di media sosial
Media sosial merupakan alat informasi dan aplikasi jejaring pertemanan yang
potensial di Indonesia, bahkan hampir semua masyarakat Indonesia mengakses media sosial
dalam mencari informasi.
Karena luasnya jangkauan media sosial ini, kita terkadang lupa akan adab dalam
berkomunikasi dengan baik. Hal yang sering terjadi dalam bermedia sosial seperti menghina
suku, budaya, agama lain. Untuk itu kita perlu memperhatikan etika berkomunikasi dalam
berinteraksi ketika menggunakan sosial media.
Etika berkomunikasi dalam menggunakan sosial menggunakan sosial media sangat penting
dan harus diterapkan, agar tidak terjadinya perpecahan persatuan dan kesatuan di negara
Indonesia dan juga tidak berdampak buruk bagi kehidupan kita dan orang lain sesama
pengguna sosial media, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut pandangan psikologis, ada dua faktor yang dapat menyebabkan seseorang
cenderung mudah percaya pada hoax. Orang lebih cenderung percaya hoax jika informasinya
sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki (Respati, 2017). Contohnya jika seseorang
penganut paham bumi datar memperoleh artikel yang membahas tentang berbagai teori
konspirasi mengenai foto satelit maka secara naluri orang tersebut akan mudah percaya
karena mendukung teori bumi datar yang diyakininya. Secara alami perasaan positif akan
timbul dalam diri seseorang jika opini atau keyakinannya mendapat afirmasi sehingga
cenderung tidak akan mempedulikan apakah informasi yang diterimanya benar dan bahkan
mudah saja bagi mereka untuk menyebarkan kembali informasi tersebut. Hal ini dapat
diperparah jika si penyebar hoax memiliki pengetahuan yang kurang dalam memanfaatkan
internet guna mencari informasi lebih dalam atau sekadar untuk cek dan ricek fakta.
Terdapat empat mode dalam kegiatan penemuan informasi melalui internet, diantaranya
adalah:
9
1. Undirected viewing
Pada undirected viewing, seseorang mencari informasi tanpa tahu informasi tertentu dalam
pikirannya. Tujuan keseluruhan adalah untuk mencari informasi secara luas dan sebanyak
mungkin dari beragam sumber informasi yang digunakan, dan informasi yang didapatkan
kemudian disaring sesuai dengan keinginannya.
1. Conditioned viewing
Pada conditioned viewing, seseorang sudah mengetahui akan apa yang dicari, sudah
mengetahui topik informasi yang jelas, Pencarian informasinya sudah mulai terarah.
1. Informal search
Mode informal search, seseorang telah mempunyai pengetahuan tentang topik yang akan
dicari. Sehingga pencarian informasi melalui internet hanya untuk menambah pengetahuan
dan pemahaman tentang topik tersebut. Dalam tipe ini pencari informasi sudah mengetahui
batasan-batasan sejauh mana seseorang tersebut akan melakukan penelusuran. Namun dalam
penelusuran ini, seseorang membatasi pada usaha dan waktu yang ia gunakan karena pada
dasarnya, penelusuran yang dilakukan hanya bertujuan untuk menentukan adanya tindakan
atau respon terhadap kebutuhannya.
1. Formal search
Pada formal search, seseorang mempersiapkan waktu dan usaha untuk menelusur informasi
atau topik tertentu secara khusus sesuai dengan kebutuhannya. Penelusuran ini bersifat formal
karena dilakukan dengan menggunakan metode-metode tertentu. Tujuan penelusuran adalah
untuk memperoleh informasi secara detail guna memperoleh solusi atau keputusan dari
sebuah permasalahan yang dihadapi
10
BAB III
1. Semakin besarnya jumlah penguna internet dan dengan mudahnya mendapatkan informasi
saat ini menjadikan berita hoax semakin dengan mudah tersebar.
2. Aturan dan pasal untuk menjerat hukuman untuk penyebar hoax belum mampu
mengendalikan jumlah jumlah berita hoax yang terus terproduksi setiap waktu.
3. Biasnya budaya-budaya pada negara yang sudah melek internet/media sosial membuat berita
hoax semakin mudah tersebar.
1.2 SARAN
Masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan akan internet Sehat dengan Literasi media
sehingga dapat mengenali ciri-ciri berita hoax, dan penerima berita dapat mengakses,
menganalisis, mengevaluasi, dalam mengambil makna dari suatu berita
11
DAFTAR PUSTAKA
https://blog.ub.ac.id/dilazhr/tugas-dasar-ti/etika-dalam-penggunaan-teknologi-informasi/
https://stikara.ac.id/etikasosialmedia/
https://bpip.go.id/bpip/berita/1035/683/etika-berkomunikasi-dalam-menggunakan-sosial-
media-sesuai-dengan-pancasila.html
https://mti.binus.ac.id/2017/07/03/penyalahgunaan-informasiberita-hoax-di-media-sosial/
12