Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH HUKUM TELEMATIKA

DOSEN PENGAMPU:
KHRISTYAWAN WISNU WARDANA S.H., M.H.

DISUSUN OLEH:

Agung Prasetyo 2008016162 Muhammad Wildam Al Anzhari 2008016173


Tasya Nabila 2008016175 Wiranthy Rara Rante Marampa 2008016181
Widya Damayanti 2008016180 Jiyad Rivaldo 2008016149
Vika Permatasari 2008016187 Mario Imanuel Putra Werdy 2008016163
Tiya Aprilliyani 2008016167 Andi Muh. Alif Akbar Suyuti 2008016185
Tasya Miranda 2008016193 Melinda Tri Wulan 2008016170
Novi 2008016200 Levis Yoal 2008016267
Zakiyatun Nafsiyah 2008016166 Tarigan, Ayub Febrianta 2008016171
Andi Pallawaruka 2008016154 Monika Maylinda 2199016423
Dody Kurniawan 2008016153 Nadila Dinda Safira 2008016183
Agustina Rahayu 2008016168 Diah Uminatun Nasi'ah 2199016425

KELAS D (2020)
PROGRAM STUDI S1 ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah.......................................................................................................................... 2
BAB II .......................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 3
2.1 Etika ............................................................................................................................................. 3
2.2 Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) ........................................................................................... 5
2.3 Hak Cipta Perangkat .................................................................................................................. 8
2.4 Hak Cipta Perangkat Lunak .................................................................................................... 10
2.5 Masa Berlaku Hak Cipta.......................................................................................................... 13
2.6 Cara Menghargai HAKI .......................................................................................................... 14
2.7 Tata Cara Mengutip/Menyalin Hasil Karya Orang Lain ..................................................... 14
2.8 Sanksi Pelanggaran UU Hak Cipta ......................................................................................... 15
2.9 Penghargaan Terhadap Kreativitas Orang Lain ................................................................... 17
2.10 Studi Kasus dan Penyelesaiannya ........................................................................................... 19
2.11 Dasar Hukum Etika dan Moral Penggunaan Teknologi ....................................................... 21
BAB III....................................................................................................................................................... 22
PENUTUP.................................................................................................................................................. 22
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 22
3.2 Saran .......................................................................................................................................... 22
3.3 Daftar Pustaka .......................................................................................................................... 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika merupakan pengetahuan tentang baik dan burukmaupun tentang hak-hak dan kewajiban
moral (akhlak) yang harusdisandang oleh seseorang maupun sekelompok orang. Sedangkanmoral
adalah ajaran tentang baik dan buruk yang diterima umumatau yang menyangkut akhlak, budi
pekerti, dan susila.
Saat kita masuk dalam suatu lingkungan sosial bersamatetangga atau teman di kuliah dan di
rumah, kita wajib mematuhietika dan moral yang ada. Hal yang sama berlaku pada saat
kitamenggunakan teknologi Informasi dan Komunikasi. Contoh yangsederhana adalah etika
mengucapkan salam saat bertemu teman.Etika pengucapan salam juga diterapkan pada saat
mengirim Emailatau berkomunikasi dalam forum chating.
Contoh lain adalah laranganmencuri barang orang lain baik di lingkungan sosial maupun di
bidangteknologi informasi. Lalu pencurian apakah yang terjadi di bidangteknologi informasi?
Pada bidang ini yang sering dicuri adalahinformasi berharga serta hak cipta dari sebuah perangkat
lunak.
Dengan mengetahui pengertian etika dan moral, kita diharapkandapat menerapkannya dalam
bidang teknologi informasi dan komunikasi,
Etika (ethic) bermakna sekumpulan azaz atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, tata cara
(adat, sopan santun) mengenai benar salah tentang hak dan kewajiban yang di anut oleh suatu
golongan atau masyarakat .TIK dalam kontek yang lebih luas ,merangkum semua aspek yang
berhubungan dengan mesin computer dan telekomunikasi) dan teknik yang digunakan untuk
menangkap (mengumpulkan), meyimpam, memanipulasi, menghantarkan dan menampilkan suatu
bentuk informasi. komputer yang mengendalikan semua bentuk ide dan informasi memainkan
peranan penting dalam pengumpulan, penrosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi suara,
gambar, teks dan angka yang berasaskan mikroelektronik. Teknologi informasi bermakna
menggabungkan bidang teknologi seperti komputer, telekomunikasi dan elektronik dan bidang
informasi seperti data, fakta dan proses. Dalam beberapa aspek TIK ada kaitan erat dengan etika
profesi, keterhubungan tersebut terutama dalam memahami dan menghormati budaya kerja yang
ada, memahami profesi dan jabatan, memahami peraturan perusahaan dan organisasi, dan
memhami hukum. Etika profesi yang juga harus di pahami adalah kode etik dalam bidang TIK
yang juga sering dikenal dengan istilah netiket, di manapun pengguna harus mampu memilih
sebuah program ataupun software yang akan mereka gunakan apakah legal atau illegal, karena
program atau sistem operasi apapun di gunakan selalu ada aturan penggunaan atau license
agreement. Seperti yang kita ketahui perkembangan dunia IT berlangsung sangat cepat. Dengan
pekembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup
manusia. Dalam perkembangannya, informasi yang beredar di internet tidak hanya berisi
informasi yang benilai positif. Banyak diantaranya dilakukan dengan sengaja dan dengan tujuan
tertentu seperti mencari keuntungan atau mencemarkan nama baik seseorang. Sebagai contoh,
maraknya pornografi di dunia maya. Sebagai salah satu media penyedia informasi yang paling
atraktif, internet kerap kali dijadikan media untuk mendistribusikan kontenkonten pornografi.
Tidak hanya melalui situs-situs tertentu, tapi juga dapat dilakukan melalui forum. Pengaksesan

1
situs-situs ini oleh mereka yang belum cukup umur dan tidak mengerti, dapat menyebabkan
degradasi moral. Hal ini merupakan salah satu contoh pentingnya etika dalam teknologi
informasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Etika ?


2. Apa yang dimaksud dengan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) ?
3. Apa yang dimaksud dengan Hak Cipta Perangkat ?
4. Apa yang dimaksud dengan Hak Cipta Perangkat Lunak ?
5. Bagaimana terkait Masa Berlaku Hak Cipta ?
6. Bagaimana Cara Menghargai HAKI ?
7. Bagaimana Pengaturan Tata Cara Mengutip/Menyalin Hasil Karya Orang Lain ?
8. Bagaimana Sanksi Pelanggaran UUD Hak Cipta ?
9. Bagaimana Penghargaan Terhadap Kreatifitas Orang Lain ?
10. Bagaimana Studi Kasus dan Penyelesaiannya ?
11. Apa Dasar Hukum Etika dan Moral Penggunaan Teknologi ?

1.3 Tujuan Makalah

1. Untuk Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Etika


2. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)
3. Untuk Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Hak Cipta Perangkat
4. Untuk Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Hak Cipta Perangkat Lunak
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Terkait Masa Berlaku Hak Cipta
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Menghargai HAKI
7. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengaturan Tata Cara Mengutip/Menyalin Hasil Karya Orang
Lain
8. Untuk Mengetahui Bagaimana Sanksi Pelanggaran UUD Hak Cipta
9. Untuk Mengetahui Bagaimana Penghargaan Terhadap Kreatifitas Orang Lain
10. Untuk Mengetahui Bagaimana Studi Kasus dan Penyelesaiannya
11. Untuk Mengetahui Apa Dasar Hukum Etika dan Moral Penggunaan Teknologi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Etika

Etika dan Moral sangat diperlukan dalam menggunakan perangkat teknologi informasi
dan komunikasi. Etika berasal dari bahasa Yunani ethikos yang berarti timbul dari kebiasaan.
Etika merupakan pengetahuan tentang apa yang baik dan apa yang buruk maupun hak hak yang
kewajiban moral (akhlak) yang harus disandang oleh seseorang maupun kelompok orang.
Sedangkan moral adalah ajaran yang baik dan buruk yang diterima umum atau yang menyangkut
akhlak, budi perkerti, dan susila. Jadi, orang yang memiliki etika dan moral tidak akan melakukan
tindakan yang dapat merugikan hasil karya hak cipta orang lain, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Teknologi informasi, dalam kontek yang lebih luas ,merangkum semua aspek yang
berhubungan dengan mesin (computer dan telekomunikasi) dan teknik yang digunakan untuk
menangkap (mengumpulkan), meyimpam, memanipulasi, menghantarkan dan menampilkan suatu
bentuk informasi. komputer yang mengendalikan semua bentuk ide dan informasi memainkan
peranan penting dalam pengumpulan, penrosesan, penyimpanan dan penyebaran informasi suara,
gambar, teks dan angka yang berasaskan mikroelektronik. Teknologi informasi bermakna
menggabungkan bidang teknologi seperti komputer, telekomunikasi dan elektronik dan bidang
informasi seperti data, fakta dan proses.

Peran Etika dalam Teknologi Informasi


Sebenarnya seberapa pentingkah peran etika dalam teknologi informasi?
Sebagaimana yang kita tahu, perkembangan teknologi yang sangat pesat akan diiringi oleh
kemudahan masyarakat mendapatkan informasi secara cepat dan akurat. Hal ini selain
membawa dampak positif bagi kehidupan, juga membawa dampak negatif.
Sebagai contoh, maraknya pornografi di dunia maya. Sebagai salah satu media penyedia
informasi yang paling atraktif, internet kerap kali dijadikan media untuk mendistribusikan
konten-konten pornografi. Tidak hanya melalui situs-situs tertentu, tapi juga dapat dilakukan
melalui forum. Pengaksesan situs-situs ini oleh mereka yang belum cukup umur dan tidak
mengerti, dapat menyebabkan degradasi moral. Hal ini merupakan salah satu contoh pentingnya
etika dalam teknologi informasi. Etika merupakan pegangan bagi seseorang untuk bertindak dan
memahami baik buruk perbuatannya. Sekarang, banyak orang yang tidak mengindahkan etika,
terbukti dari kasus di atas.
Pertukaran data digital, baik dalam bentuk film, musik, software, atau bahkan e-book
telah menjadi hal yang lumrah di dunia maya. Dengan mengunjungi situs-situs tertentu dan
melakukan klik beberapa kali, kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan secara gratis. Jika
ingin mendengarkan lagu, meng-install software, atau baca buku sekalipun, kita bisa
mendapatkanya dengan men-download gratis dan kualitasnya pun sama saja. Hal seperti ini
sama dengan pembajakan, namun karena menjamurnya situs-situs yang menawarkan jasa
download gratis, toh hal ini dianggap sebagai sesuatu yang lumrah. Padahal, dengan
mendownload hal-hal tersebut, kita tak lain dengan seorang pembajak. Melihat fenomena di

3
atas, peranan etika dalam teknologi informasi sangat penting dan sangat dibutuhkan dunia saat
ini untuk meminimalisir dampak negatif perkembangan teknologi informasi.

Etika yang harus diperhatikan dalam Tekonologi Informasi Berikut beberapa etika yang harus
diperhatikan dalam penggunaan
Teknologi Informasi:
1. Menggunakan fasilitas teknologi informasi untuk melakukan hal yang bermanfaat.
2. Tidak memasuki sistem informasi orang lain secara illegal.
3. Tidak memberikan user ID dan password kepada orang lain untuk masuk ke dalam sebuah
sistem. Tidak diperkenankan pula untuk menggunakan user ID orang lain untuk masuk ke sebuah
sistem.
4. Tidak mengganggu dan atau merusak sistem informasi orang lain dengan cara apa pun.
5. Menggunakan alat pendukung teknologi informasi dengan bijaksana dan merawatnya dengan
baik.
6. Tidak menggunakan eknologi informasi dalam melakukan perbuatan yang melanggar hukum
dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
7. Menjunjung tinggi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Misalnya, pencantuman url
website yang menjadi referensi tulisan kita baik di media cetak atau elektronik
8. Tetap bersikap sopan dan santun walaupun tidak bertatap muka secara langsung. Kode Etik
dalam Bidang Teknologi Informasi (Cyber Ethics) Berbicara mengenai etika profesi dan kode etik
dalam bidang teknologi informasi, ada satu contoh skenario sebelum membahas lebih jauh
mengenai etika profesi dan kode etik dalam
bidang teknologi informasi.
“Salah satu karyawan perusahaan dengan jabatan administrator yang memiliki akses luas ke
sistem perusahaan. Supervisor dari karyawan tersebut meminta untuk mengarsipkan semua email
dan aktivitas yang berhubungan dengan web dari salah seorang karyawan lain. Pada awalnya
komunikasi antar karyawan tersebut dan supervisornya berlangsung dalam kondisi formal dan
tidak ada yang mecurigakan. Namun, karyawan tersebut merasa ada sesuatu yang tidak benar dan
mungkin saja bertentangan dengan prosedur standar dalam perusahaan. Karyawan tersebut
berusaha menyampaikan kepada supervisornya atas kekhawatirannya. Namun, supervisornya
menyampaikan bahwa hal tersebut adalah kepentingan rahasia yang bersifat sensitif dan tidak
dapat memberitahukan secara detail terhadap karyawan tersebut. Setelah terjadi obrolan panjang,
karyawan tersebut mulai berpikir apakah ia akan kehilangan pekerjaannya jika terus bertanya
lebih jauh mengenai permintaan atasannya atau ketika ia tidak melakukan apa yang diperintahkan
atasannya”.
Lalu bagaimana solusi untuk masalah tersebut?
Dalam skenario diatas kode etik sangat berperan besar. Kode etik dalam lingkup teknologi
informasi memuat kajian ilmiah mengenai prinsip – prinsip yang berkaitan dengan hubungan
antara profesionalitas dengan pekerjaan yang menyangkut masalah teknologi informasi, seperti
pemegang database perusahaan, pengelola sistem perusahaan atau sebagainya. Sebagaimana
jabatan karyawan di skenario tersebut, adalah seorang administrator yang bertugas mengelola
data-data karyawan lain, karyawan tersebut harus melindungi data-data yang ada di kendalinya
baik data perusahaan maupun data pribadi milik karyawan lain. Jika ada yang meminta salah satu
data secara pribadi atau dengan alasan yang tidak dapat diterima, bainya dipastikan kepada atasan

4
yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sistem perusahaan, sebelum memberikan data
tersebut tanpa mengetahui apapun.
Membahas lebih jauh mengenai kode etik dalam bidang teknologi informasi, banyak pelanggaran
pelanggaran yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang berhubungan dengan
teknologi informasi, atau dapat dikatakan cybercrime sepert phising, hacking, defacing atau
lainnya. Lalu, mengapa berbagai sarana informasi menjadi sasaran yang empuk untuk melakukan
perbuatan melawan hukum Bagaimana keterlibatan kode etik dalam mengatur segala perbuatan
tersebut?. untuk menjawab beberapa pertanyaan diatas, dapat dilihat dari sistem hukum yang
berlaku sudah berjalan dengan baik atau belum, khususnya di Indonesia.
Hukum yang mengatur mengenai teknologi informasi di Indonesia masih cukup awam untuk
diterapkan khususnya mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Hal tersebut disebabkan
kurangnya pengetahuan sumber daya manusia dalam menerapkan hukum pada bidang IT
(Teknologi Informasi) khususnya di Indonesia. Ciri dari perkembangan teknologi informasi yang
semakin meningkat ditandai dari kecenderungan masyarakat yang banyak menggunakan
teknologi informasi sebagai wadah untuk menciptakan dan menyebarkan karya intelektualnya
dalam dunia maya, tujuannya supaya semua orang tanpa dibatasi daerah ataupun waktu
mengetahui informasi tentang karya dan pembuat karya tersebut. Oleh karena itu banyak orang
yang memandang bahwa ketika informasi dimasukkan dalam dunia maya akan memperoleh
banyak keuntungan. Khususnya hal ini diterapkan bagi mereka yang ingin berkarya di e
commerce, e-bussiness, e-library, blog, dan website jejaring sosial. Setiap orang yang
menciptakan karya memiliki Hak Kekayaan Intelektual dan hak tersebut dilindungi oleh Negara.

2.2 Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)

A. Pengertian HAKI
Hak Kekayaan Intelektual atau yang biasa disebut dengan HAKI adalah hak yang didapatkan dari
hasil olah pikir manusia untuk dapat menghasilkan suatu produk, jasa, atau proses yang berguna
untuk masyarakat. Jadi dapat disimpulkan bahwa HAKI adalah hak untuk menikmati secara
ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam kekayaan intelektual
berupa karya yang dihasilkan oleh kemampuan intelektual manusia. Istilah HAKI di dapat
dari Intellectual Property Right (IPR) yang telah diatur dalam UU Nomor 7 Tahun 1994
mengenai pengesahan WTO.

B. Tujuan dan Fungsi HAKI


Berikut ini adalah fungsi dan tujuan utama dari diciptakan nya HAKI, antara lain :
 Sebagai perlindungan hukum terhadap pencipta yang dipunyai perorangan ataupun
kelompok atas jerih payahnya dalam pembuatan hasil cipta karya dengan nilai ekonomis
yang terkandung di dalamnya..
 Mengantisipasi dan juga mencegah terjadinya pelanggaran atas HAKI milik orang lain.
 Meningkatkan kompetisi, khususnya dalam hal komersialisasi kekayaan intelektual.
Karena dengan adanya HAKI akan mendorong para pencipta untuk terus berkarya dan
berinovasi, dan bisa mendapatkan apresiasi dari masyarakat.

5
 Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan strategi penelitian, industri yang
ada di Indonesia.

C. Ruang Lingkup HAKI


Perlindungan terhadap hak cipta mempunyai dua ruang lingkup yang berbeda, berikut adalah
penjelasan lengkapnya :

 Hak Ekonomi
Hak yang memiliki hubungan dan dampak langsung terhadap ekonomi perusahaan, seperti hak
pengadaan, hak distribusi, hak penyiaran, hak pertunjukan, dan juga hak pinjam masyarakat.
 Hak atas Ciptaan
Hak yang merujuk langsung terhadap subjek ciptaanya, seperti program komputer, buku, fotografi,
database, dan lainya.

D. Dasar Hukum HAK


Dasar hukum mengenai Hak Kekayaan Intelektual cakupanya cukup luas, berikut adalah
beberapa di antaranya :
 UU Nomor 19/2002 diganti oleh UU No. 28/2014 Tentang Hak Cipta.
Berisi tentang hak cipta, pencipta, perlindungan hak cipta, dan juga ciptaan yang dilindungi.
 UU Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Paten.
Berisi tentang inventor dan juga pemegang hak paten.
 UU Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek
Berisi tentang merek, merek dagang, merek jasa, merek kolektif, dan jangka waktu perlindungan
terhadap merek.
 UU Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri.
Berisi tentang desain industri, dan jangka waktu perlindungannya.
 UU Nomor 32 Tahun 20000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
Berisi tentang desain tata letak, dan juga sirkuit terpadu.
 UU Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang
Berisi tentang rahasia dagang, lingkup rahasia dagang, dan juga perlindungan terhadap rahasia
dagang.

E. Prinsip HAKI
HAKI memiliki empat prinsip yang sudah diterapkan sejak awal, yaitu :

 Prinsip Ekonomi
HAKI memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang dapat memberikan keuntungan terhadap
pemilik hak cipta.

 Prinsip Kebudayaan
HAKI meningkatkan pengembangan kebudayaan baik dari ilmu pengetahuan maupun aspek
lainya dan meningkatkan taraf kehidupan bagi masyarakat.

6
 Prinsip Keadilan
HAKI memiliki kekuasaan dalam penggunaan hak terhadap karya cipta miliknya, dan tidak dapat
dimanfaatkan tanpa izin dari pemilik hak cipta.

 Prinsip Sosial
HAKI merupakan suatu kesatuan yang dibuat dengan memikirkan keseimbangan antara
kepentingan individu dan juga masyarakat luas.

F. Jenis HAKI
Secara garis besar Hak atas Kekayaan Intelektual terbagi menjadi dua jenis, yaitu Hak Cipta dan
juga Hak Kekayaan Industri. Berikut adalah detail lebih jelasnya :

Hak Cipta
Hak cipta diberikan khusus kepada para pencipta dan mereka memiliki hak eksklusif untuk dapat
mengumumkan atau memperbanyak hasil ciptaannya. Hak cipta yang dimaksud adalah yang
dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan, kesenian, dan kesusasteraan.

Hak Kekayaan Industri


Hak kekayaan industri adalah hak yang melindungi suatu perusahaan dari berbagai macam
plagiarisme dan juga dapat mengatur segala sesuatu dalam lingkungan industri. Berikut adalah
jenis perlindungannya
 Paten
Hak paten adalah hak eksklusif yang diberikan kepada orang atau kelompok yang
berhasil memecahkan masalah tertentu dengan sebuah teknologi.
 Merek
Merek merupakan tanda berupa gambar dan nama yang terdiri dari kata, huruf dan angka
yang ditujukan agar menjadi suatu pembeda dalam kegiatan perdagangan produk atau
jasa.
 Desain Industri
Desain industri adalah olahan karya mengenai bentuk, komposisi warna dan garis yang
memberikan suatu kesan pada barang.
 Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Sirkuit terpadu merupakan suatu produk jadi atau setengah jadi yang di dalamnya
terdapat banyak elemen-elemen pembentuk yang terintegrasi sehingga menghasilkan
fungsi elektronik.
 Rahasia Dagang
Rahasia dagang merupakan hak informasi yang berkaitan teknologi atau bisnis dan
memiliki nilai ekonomi namun tidak perlu diketahui oleh masyarakat.
 Indikasi Geografis
Hak untuk melindungi suatu produk atau jasa yang menunjukkan daerah asal suatu
barang atau jasa.

7
G. Simbol Terkait HAKI
Saat ini untuk dapat mengetahui karya yang telah tercatat HAKI nya maka telah dibuat simbol di
produk tertentu yang gunanya untuk mempermudah masyarakat mengetahui HAKI suatu produk.
Berikut adalah simbol beserta penjelasanya :
 Trade Mark (TM)
Simbol TM memiliki arti bahwa produk atau merek sedang dalam masa pengajuan
kepemilikan.

 Service Mark (SM)


Simbol SM digunakan untuk menandai suara-suara tertentu, misal suara unik yang ada
dalam suatu film.

 Registered Mark (R)


Simbol R menandakan produk tersebut sudah terdaftar dengan legal Hak atas Kekayaan
Intelektualnya.

 Copyright ©
Simbol C artinya menunjukan kepemilikan hak cipta. Maka jika ingin dilakukan
publikasi perlu dicantumkan sang pemilik hak cipta.

2.3 Hak Cipta Perangkat

A. Pengertian Hak Cipta

Pasal 1 ayat (1) UU No. 28 Tahun 2014:


Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secaraotomatis berdasarkan prinsip deklaratif
setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. Pengertian Perangkat Lunak

Menurut Al Bahra bin Ladjamudin menjelaskan bahwa perangkat lunak adalah objek tertentu yang
dapat dijalankan seperti kode sumber, kode objek atau sebuah program yang lengkap. Produk
perangkat lunak memiliki pengertian perangkat lunak yang ditambahkan dengan semua item dan
pelayanan pendukung yang secara keseluruhan dapat memenuhi kebutuhan pemakai. Produk
perangkat lunak memiliki banyak bagian yang meliputi manual, referensi, tutorial, intruksi instalasi,
data sampel, pelayanan pendidikan, pelayanan pendukung teknis dan sebagainya. Semua yang
dihasilkan oleh proyek perangkat lunak adalah produk kerja (workproduct).
Jadi dapat disimpulkan bahwa perangkat lunak adalah sekumpulan perintah yang ditulis dengan
bahasa pemrograman yang dipahami oleh komputer sehingga perangkat lunak tersebut mampu
menginstruksikan perintah-perintah tertentu yang dapat dijalankan oleh komputer.
Perangkat Lunak (software)dan komputer tidak dapat dipisahkan karena komputer akan bekerja jika
ada software yang ditulis oleh seorang programmer.

8
C. Jenis-Jenis Perangkat Lunak Pada Komputer

1. Perangkat Lunak Sistem Operasi


Contoh: Microsoft Windows, Linux, Ubuntu, dan Macintosh milik Apple.
2. Perangkat Lunak Driver (pengendali)
Contoh: Sound Card, yaitu perangkat yang bertanggung jawab untuk mengatur keluar masuknyasuara
di komputer.
3. Perangkat Lunak Aplikasi
Contoh:
a. Perangkat lunak perkantoran
Contohnya seperti Microsoft Office dari Microsoft yang meliputi Microsoft Word, Excel,
Power Point dan sebagainya.
b. Perangkat lunak multimedia
Contoh:
1) Perangkat Lunak Pemutar Audio & Video,seperti Windows Media Player.
2) Perangkat Lunak Pengolah Gambar, di komputer dengan sistem operasi
windows disebut dengan software “paint”.
3) Perangkat lunak Internet, contohnya seperti Mozilla, Google Chrome, Opera,
Safari dan yang lainnya.
4) Perangkat Lunak Game, contohnya seperti game Call of Duty, Minecraft,
GuildWars dan lainnya.
4. Perangkat Lunak Perusak
Contoh: Ransomware
5. Perangkat Lunak Antivirus
Contoh: Smadav, NOD 32, Avast, dan lain sebagainya.
6. Perangkat Lunak Maintenance
Contoh: Ccleaner, TuneUp, Utilitis dan lain-lain.

D. Karakteristik Perangkat Lunak

1. Perangkat lunak dibangun dan dikembangkan, tidak dibuat dalam bentuk klasik.
2. Perangkat lunak tidak pernah usang (ketinggalan jaman).
3. Sebagian besar perangkat lunak dibuat secara custum-built, serta dapat dirakit dari komponen
yang sudah ada.

Meneliti dan memahami fitur perangkat lunak sangat penting untuk mendapatkan pemahaman tentang
perangkat lunak yang secara fundamental berbeda dari hal-hal buatan manusia yang lain. Ketika
perangkat lunak dibuat dengan proses yang kreatif oleh manusia (analisis, desain, konstruksi dan
pengujian) itu diterjemahkan ke dalam bentuk fisik, perangkat lunak lebih merupakan elemen logis
daripada elemen sistem fisik.
Menciptakan perangkat lunak bukan merupakan pekerjaan yang mudah karena banyak sekali aturan-
aturan dan kemampuan intelektual yang dbutuhkan dari seorang analis sistem (systemanalyst) dan
pemrograman.
Oleh karena itu, dengan berlakunya Undang-Undang Hak Cipta, pekerjaan seorang analis sistem dan
pemrograman mendapatkan perlindungan hukum atas hak cipta mereka.

9
2.4 Hak Cipta Perangkat Lunak

Rancangan Undang-Undang Hak Cipta telah ditetapkan menjadi undang-undang. UU Hak Cipta
yang baru ini (“UU Hak Cipta Baru”) akan mengganti Undang Undang No. 19 Tahun 2002 tentang
Hak Cipta (“UU 19/2002”).
Melalui Pasal 1 UU Hak Cipta Baru, dapat kita lihat bahwa UU Hak Cipta baru memberikan definisi
yang sedikit berbeda untuk beberapa hal. Selain itu, dalam bagian definisi,
dalam UU Hak Cipta Baru juga diatur lebih banyak, seperti adanya definisi atas “fiksasi”,
“fonogram”, “penggandaan”, “royalti”, “Lembaga Manajemen Kolektif”, “pembajakan”,”penggunaa
n secara komersial”, “ganti rugi”, dan sebagainya. Dalam UU Hak Cipta Baru juga diatur lebih detail
mengenai apa itu hak cipta. Hak cipta merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak
ekonomi.
Mengenai perbedaan antara UU 19/2002 dengan UU Hak Cipta Baru, dapat dilihat dalam
Penjelasan Umum UU Hak Cipta Baru yang mengatakan bahwa secara garis besar, UU Hak Cipta
Baru mengatur tentang:
1. Perlindungan hak cipta dilakukan dengan waktu lebih panjang;
2. Perlindungan yang lebih baik terhdap hak ekonomi para pencipta dan/atau pemilik hak terkait,
termasuk membatasi pengalihan hak ekonomi dalam bentuk jual putus (sold flat);
3. Penyelesaian sengketa secara efektif melalui proses mediasi, arbitrase, atau pengadilan, serta
penerapan delik aduan untuk tuntutan pidana;
4. Pengelola tempat perdagangan bertanggung jawab atas tempat penjualan dan/atau pelanggaran hak
cipta dan/atau hak terkait di pusat tempat
perbelanjaan yang dikelolanya;
5. Hak cipta sebagai benda bergerak tidak berwujud dapat dijadikan objek jaminan fidusia;
6. Menteri diberi kewenangan untuk menghapus ciptaan yang sudah dicatatkan, apabila ciptaan
tersebut melanggar norma agama, norma susila, ketertiban umum, pertahanan dan keamanan negara,
serta ketentuan peraturan perundang-undangan;
7. Pencipta, pemegang hak cipta, pemilik hak terkait menjadi anggota Lembaga Manajemen Kolektif
agar dapat menarik imbalan atau royalti;
8. Pencipta dan/atau pemilik hak terkait mendapat imbalan royalti untuk ciptaan atau produk hak
terkait yang dibuat dalam hubungan dinas dan digunakan secara komersial;
9. Lembaga Manajemen Kolektif yang berfungsi menghimpun dan mengelola hak ekonomi pencipta
dan pemilik hak terkait wajib mengajukan permohonan izin operasional kepada Menteri;
10. Penggunaan hak cipta dan hak terkait dalam sarana multimedia untuk merespon perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi.

Sebagai benda bergerak, baik dalam UU 19/2002 dan UU Hak Cipta Baru diatur mengenai
cara mengalihkan hak cipta. Akan tetapi dalam Pasal 16 ayat (1) UU Hak Cipta Baru ditambahkan
bahwa hak cipta dapat dialihkan dengan wakaf. Masih terkait dengan hak cipta sebagai benda
bergerak, dalam UU 19/2002 tidak diatur mengenai hak cipta sebagai jaminan. Akan tetapi, dalam
Pasal 16 ayat (3) UU Hak Cipta Baru dikatakan bahwa hak cipta adalah benda bergerak tidak
berwujud yang dapat dijaminkan dengan jaminan fidusia.
Mengenai jangka waktu perlindungan hak cipta yang lebih panjang, dalam Pasal 29 ayat (1)

10
UU 19/2002 disebutkan bahwa jangka waktu perlindungan hak cipta adalah selama hidup pencipta
dan berlangsung hingga 50 tahun setelah pencipta meninggal dunia, sedangkan dalam UU Hak Cipta
Baru, masa berlaku hak cipta dibagi menjadi 2 (dua) yaitu masa berlaku hak moral dan hak ekonomi.
Hak moral pencipta untuk (i) tetap mencantumkan atau tidak mencatumkan namanya pada
salinan sehubungan dengan pemakaian ciptaannya untuk umum; (ii) menggunakan nama aliasnya
atau samarannya; (iii) mempertahankan haknya dalam hal terjadi distorsi ciptaan, mutilasi ciptaan,
modifikasi ciptaan, atau hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau reputasinya, berlaku tanpa
batas waktu (Pasal 57 ayat (1) UU Hak Cipta Baru). Sedangkan hak moral untuk (i) mengubah
ciptaannya sesuai dengan kepatutan dalam masyarakat; dan (ii) mengubah judul dan anak judul
ciptaan, berlaku selama berlangsungnya jangka waktu hak cipta atas ciptaan yang bersangkutan
(Pasal 57 ayat (2) UU Hak Cipta Baru).
Kemudian untuk hak ekonomi atas ciptaan, perlindungan hak cipta berlaku selama hidup
pencipta dan terus berlangsung selama 70 tahun setelah pencipta meninggal dunia, terhitung mulai
tangga l 1 Januari tahun berikutnya (Pasal 58 ayat (1) UU Hak Cipta Baru). Sedangkan jika hak cipta
tersebut dimiliki oleh badan hukum, maka berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali dilakukan
pengumuman.
Perlindungan sebagaimana diatur dalam Pasal 58 tersebut hanya berlaku bagi ciptaan berupa:a. buku,
pamflet, dan semua hasil karya tulis lainnya;
b. ceramah, kuliah, pidato dan Ciptaan sejenis lain;
c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
d. lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
e. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat,
patung, atau kolase;
g. karya arsitektur;
h. peta; dan
i. karya seni batik atau seni motif lain.
Akan tetapi, bagi ciptaan berupa:
a. karya fotografi;
b. potret;
c. karya sinematografi;
d. permainan video;
e. program komputer;
f. perwajahan karya tulis;
g. terjemahan, tafsiran, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi,
dan karya lain dari hasil transformasi;
h. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi atau modifikasi ekspresi budaya
tradisional;
i. kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan program komputer atau
media lainnya; dab
j. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan karya yang
asli; berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali dilakukan pengumuman. (Pasal 59 ayat (1)
UU Hak Cipta Baru.
Kemudian untuk ciptaan berupa karya seni terapan, perlindungan hak cipta berlaku selama 25 tahun

11
sejak pertama kali dilakukan pengumuman (Pasal 59 ayat (2) UU Hak Cipta Baru).
UU Hak Cipta Baru ini juga melindungi pencipta dalam hal terjadi jual putus (sold flat).
Ciptaan buku, dan/atau semua hasil karya tulis lainnya, lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks
yang dialihkan dalam perjanjian jual putus dan/atau pengalihan tanpa batas waktu, hak ciptanya
beralih kembali kepada pencipta pada saat perjanjian tersebut mencapai jangka waktu 25 tahun
(Pasal 18 UU Hak Cipta Baru). Hal tersebut juga berlaku bagi karya pelaku pertunjukan berupa lagu
dan/atau musik yang dialihkan dan/atau dijual hak ekonominya, hak ekonomi tersebut beralih
kembali kepada pelaku pertunjukan setelah jangka waktu 25 tahun (Pasal 30 UU Hak Cipta Baru).
Hal lain yang menarik dari UU Hak Cipta Baru ini adalah adanya larangan bagi pengelola tempat
perdagangan untuk membiarkan penjualan dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran hak cipta
dan/atau hak terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya (Pasal 10 UU Hak Cipta Baru). Dalam
Pasal 114 UU Hak Cipta Baru diatur mengenai pidana bagi tempat perbelanjaan yang melanggar
ketentuan tersebut, yaitu pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Selain itu, dalam UU Hak Cipta Baru juga ada yang namanya Lembaga Manajemen Kolektif.
Lembaga Manajemen Kolektif adalah institusi yang berbentuk badan hukum nirlaba yang diberi
kuasa oleh pencipta, pemegang hak cipta, dan/atau pemilik hak terkait guna mengelola hak
ekonominya dalam bentuk menghimpun dan mendistribusikan royalti (Pasal 1 angka 22 UU Hak
Cipta Baru). Hak Cipta diatur di dalam Undang-Undang No. 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta (UU
Hak Cipta). Di dalam pasal 1 angka 1 UU Hak Cipta disebutkan bahwa Hak Cipta adalah hak
eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan
diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Di dalam UU Hak Cipta sendiri ternyata mengatur mengenai 2 macam hak,
yaitu Hak Cipta dan Hak Terkait. Hak Terkait merupakan hak yang berkaitandengan Hak Cipta yang
merupakan hak eksklusif bagi pelaku pertunjukan, produser fonogram, atau lembaga Penyiaran. Hak
Cipta melekat pada produk ciptaan sebagaimana diatur dalam pasal 40 ayat (1) UU Hak Cipta, antara
lain lagu, novel, atau potret. Sedangkan hak terkait melekat pada produk ciptaan yang disiarkan atau
ditayangkan sehingga produknya meliputi karya pertunjukan, karya rekaman, atau karya siaran.
Lebih lanjut diterangkan bahwa Hak Cipta merupakan hak eksklusif yang terdiri dari hak
moral dan hak ekonomi, sebagaimana diatur dalam pasal 4 UU Hak Cipta. Makna hak eksklusif
adalah hak yang hanya diperuntukkan bagi pencipta, sehingga tidak ada pihak lain yang dapat
memanfaatkan hak tersebut tanpa izin pencipta. Pemegang Hak Cipta yang bukan pencipta, hanya
memiliki sebagian dari hak eksklusif berupa hak ekonomi. Hak ekonomi merupakan hak untuk dapat
mempergunakan ciptaan dalam tujuan komersial atau mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan.
Sedangkan hak moral adalah hak yang bersifat absolut ada pada diri Pencipta.
Tidak hanya itu, ketentuan-ketentuan hukum lain dalam UU Hak Cipta seperti tentang
ketentuan Pencipta, Ciptaan yang dilindungi hukum, hasil karya yang tidak dilindungi Hak Cipta,
masa berlaku Hak Cipta dan produk hak terkait, peralihan Hak Cipta, perjanjian lisensi, penyelesaian
sengketa pelanggaran Hak Cipta, serta ketentuan pidana atas pelanggaran Hak Cipta. Diterangkan
pula mengenai prosedur pencatatan Hak Cipta yang ternyata tidak bersifat wajib seperti pendaftaran
Hak Merek ataupun Paten, karena sejatinya Hak Cipta memiliki sifat automatic protection atau
perlindungan yang secara otomatis muncul berdasarkan prinsip Deklaratif ketika suatu ciptaan
diwujudkan dan dipublikasikan. Namun pencatatan ciptaan tetap dirasa perlu untuk memudahkan
pembuktian sengketa Hak Cipta, dan memberi rasa aman bagi pemilik atau pemegang Hak Cipta.
Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2021 Tentang Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan

12
Musik (PP 56/2021) yang baru disahkan oleh Presiden RI pada 30 Maret 2021 lalu. Dalam PP
56/2021 tersebut dinyatakan bahwa setiap orang yang melakukan penggunaan secara komersial lagu
dan/atau musik dalam bentuk layanan publik yang bersifat komersial harus membayar royalti kepada
pencipta, pemegang Hak Cipta, dan/atau pemilik hak terkait melalui LMKN (Lembaga Manajemen
Kolektif Nasional). Layanan publik yang dimaksud meliputi seminar dan konferensi komersial,
restoran, kafe, pub, bar, bistro, kelab malam, konser musik, pesawat udara, bus, kereta api, dan kapal
laut, serta pameran, dan bazar. Kemudian juga bioskop, nada tunggu telepon, bank dan kantor,
pertokoan, pusat rekreasi, lembaga penyiaran televisi, lembaga penyiaran radio, hotel, kamar hotel,
dan fasilitas hotel, dan usaha karaoke

2.5 Masa Berlaku Hak Cipta

Masa Berlaku Hak Cipta bedasarkan Undang-Undang Hak Cipta 2014


A. Hak Moral
Masa berlaku hak moral terkait pencantuman nama pada salinan ciptaan seseorang, pencantuman
nama samarannya, perlindungan ciptaan seseorang atas perbuatan distorsi, mutilasi, modifikasi, dan
hal-hal yang berpotensi merusak kehormatan pencipta ciptaan tersebut berlaku tanpa batas waktu.
Sedangkan hak untuk mengubah nama ciptaan agar sesuai dengan kepatutan masyarakat, dan
mengubah judul dan anak judul ciptaan, berlaku selama jangka waktu hak cipta pencipta yang
bersangkutan.
B. Hak Ekonomi
Untuk perlindungan ciptaan dengan jenis:
- Buku, pamflet, atau karya tulis lainnya;
- Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya;
- Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
- Drama, drama musikal, tari, koreografi, perwayangan, pantomim;
- Karya seni rupa dalam segala bentuk (lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung,
atau kolase);
- Karya arsitektur;
- Peta;
-Karya seni batik atau seni motif lain.
Berlaku selama masa hidup pencipta dan terus berlangsung selama 70 tahun setelah pencipta
meninggal, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya. Dengan ketentuan:
i.) Apabila ciptaan tersebut melibatkan 2 pencipta atau lebih, maka hak ciptanya akan berlaku selama
masa hidup pencipta yang meninggal paling akhir dan terus berlangsung selama 70 tahun setelah
pencipta tersebut meninggal, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya.
ii.) Apabila hak cipta tersebut dipegang oleh badan hukum maka masa berlaku perlindungannya
adalah 50 tahun semenjak ciptaan pertama kali diumumkan.
Untuk perlindungan ciptaan jenis:
- Karya Fotografi;
- Potret;
- Karya Sinematografi;
- Permainan Video;
- Program Komputer;

13
- Perwajahan Karya Tulis;
- Terjemahan, tafsiran, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi
karya lain, dan hasil transformasi;
- Adaptasi, aransemen, transformasi atau modifikasi ekspresi budaya tradisional;
- Kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan Program
Komputer atau media lainnya;
- Kompilasi ekspresi budaya tradisional (Selama kompilasi tersebut merupakan karya yang
asli)
Berlaku selama 50 tahun semenjak ciptaan tersebut pertama kali diumumkan. Perlindungan
untuk karya seni terapan hanya berlaku selama 25 tahun semenjak ciptaan tersebut pertama
kali diumumkan. Apabila hak cipta suatu karya ekspresi budaya tradisional dipegang oleh
negara, maka perlindungannya tidak mengenal batas waktu.

2.6 Cara Menghargai HAKI

Cara Mengharagai Haki: Caranya cukup mudah, yaitu dengan selalu mencantumkan kredit nama
pencipta karya, meminta izin pada pemilik hak cipta, hindari mengubah isi karya orang lain, dan
selalu berbagi hasil bila mendapatkan keuntungan dari karya orang lain tersebut, dapat juga
dilakukan, dengan membeli barang/perangkat keras atau perangkat lunak yang asli dari penciptanya
atau pihak yang diberi lisensi, dan tidak menirunya atau memperbanyak hasil karya tersebut tanpa ijin
dari penciptanya. Menghargai hak atas kekayaan intelektual perlu sekali dilakukan oleh seluruh
masyarakat sehingga para penemu tidak merasa dirugikan. Apabila hak atas kekayaan intelektual
benar-benar dihargai, maka hal ini akan dapat mendorong masyarakat untuk mengembangkan
kratifitasnya. Dengan adanya pengembagan kreatifitas tersebut yang pada giirannya akan dihasilkan
penemuan-penemuan atau hasil karya baru yang bermanfaat bagi orang banyak. Pada akhirnya
masyarakat, bangsa atau Negara akan maju. pemerintah juga berusaha untuk memberi penghargaan
hak atas kekayaan intelektual, penghargaan yang diberikan pemerintah diwujudkan dalam suatu
undang-undang yang melindungi hasil karya atas penemuan baru yaitu undang-undang tentang hak
cipta konten yang melanggar di media sosial dengan cara mengambil konten dan hak cipta orang lain,
bisa dilaporkan ke aduankonten.id.

2.7 Tata Cara Mengutip/Menyalin Hasil Karya Orang Lain

Ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan dalam mengutip maupun menyalin hasil karya
orang lain. Jadi siapapun tidak bisa bebas menggunakan hasil karya cipta tersebut. Hal ini sudah di
atur dalam UU Hak Cipta. Namun sebelum itu ada beberapa hal yang perlu kita ketahui sebelum
mengutip atau menyalin hasil karya orang lain.

UU Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 14


Tidak di anggap sebagai pelanggaran hak cipta jika :
1. Pengumuman dan perbanyakan lambang negara dan lagu kebangsaan menurut sifatnya yang asli;
2. Pengumuman dandiperbanyak oleh atas nama pemerintah, kecuali apabila hak cipta itu
dinyatakan dilindungi. baik dengan peraturan perundang-undangan maupun dengan pernyataan pada
ciptaan itu sendiri, atau ketika ciptaan itu di umumkan dan atau diperbanyak;

14
3. Pengambilan berita aktual baik berupa seluruhnya maupun sebagian dari kantor berita, lembaga
penyiaran, dan surat kabar atau sumber sejenis lain. dengan ketentuan sumbernya harus disebutkan
secara jelas dan lengkap.”

UU Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 15


Dengan syarat bahwa sumbernya harus disebutkan atau dicantumkan, tidak dianggap sebagai
pelanggaran Hak Cipta :

1. Penggunaan ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidkan, penelitian, penulisan karya ilmiah,
penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan
kepentingan wajar dari pencipta.
2. Pengambilan ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan pembelaan
didalam atau diluar pengadilan.
3. Ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuanPertunjukan atau
pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar
dari pencipta.
4. Perbanyakan suatu ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra dalam huruf braile guna
keperluan para tunanetra, kecuali jika perbanyakan itu bersifat komersial;
5. Perbanyakan suatu ciptaan selain program komputer secara terbatas dengan cara atau alat apapun
atau proses yang serupa oleh perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan
pusat dokumentasi yang bersifat nonkomersial semata-mata untuk keperluan aktifitasnya;

2.8 Sanksi Pelanggaran UU Hak Cipta

(UU Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta) dan ( UU Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta)
Hak Cipta adalah hak khusus yang diperuntukkan kepada pencipta atau penerima hak untuk
memperbanyak dan mempublikasikan ciptaannya, serta dapat juga memberikan izin untuk itu.
Sanksi-Sanksi Terhadap Pelanggaran Hak Cipta
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-
masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta
rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan,memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada
umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan
komersial suatu Program Komputer dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
4. Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 17 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

15
5. Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 19, Pasal 20, atau Pasal 49 ayat (3) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 150.000.000,00
(seratus lima puluh juta rupiah).
6. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 24 atau Pasal 55 dipidana dengan
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 150.000.000,00
(seratus lima puluh juta rupiah).
7. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 25 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh
juta rupiah).
8. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 27 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh
juta rupiah).
9. Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 28 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta
rupiah).

UU Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta


Pasal 8

Hak ekonomi merupakan hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat
ekonomi atas Ciptaan.
Pasal 9

1. Pencipta atau Pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 memiliki hak ekonomi
untuk melakukan:
a. penerbitan Ciptaan;
b. Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya;
c. penerjemahan Ciptaan;
d. pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian Ciptaan;
e. Pendistribusian Ciptaan atau salinannya;
f. pertunjukan Ciptaan;
g. Pengumuman Ciptaan;
h. Komunikasi Ciptaan; dan
i. penyewaan Ciptaan.
2. Setiap Orang yang melaksanakan hak ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
mendapatkan izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta.
3. Setiap Orang yang tanpa izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta dilarang melakukan
Penggandaan dan/atau Penggunaan Secara Komersial Ciptaan.

Pasal 52

Setiap Orang dilarang merusak, memusnahkan, menghilangkan, atau membuat tidak berfungsi sarana
kontrol teknologi yang digunakan sebagai pelindung Ciptaan atau produk Hak Terkait serta pengaman
Hak Cipta atau Hak Terkait, kecuali untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara, serta sebab lain

16
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, atau diperjanjikan lain.

Pasal 113

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000
(seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam
bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

2.9 Penghargaan Terhadap Kreativitas Orang Lain

Pada dasarnya, menghargai adalah salah satu bentuk kita untuk mengapresiasi serta
mengkritik dengan bentuk memberikan solusi bila karya atau kerjaan kita ada kesalahan, baik
kesalahan yang besar ataupun kecil. Bukan bermaksud menggurui, namun kita di dalam membuat
karya ataupun bekerja, sama-sama saling belajar juga kok, tidak ada yang merasa paling pandai,
dan terkadang kita harus bisa merendah diri. Agar tidak ada ego dalam diri kita Jangan mudah
untuk menghakimi bahkan menjelek-jelekan karya orang lain dengan bantahan dan kritik pedas yang
kita lontarkan kepadanya. Sebab dengan hal tersebut, orang lain akan memandang kita sebagai lawan,
lalu mereka akan berusaha untuk menunjukkan karya terbaiknya hanya untuk membuat kita terdiam
dan respect kepadanya, serta hasil yang telah lama dia kerjakan juga tidak terlalu baik, dan dikerjakan
dengan tergesa-gesa.
Sikap saling menghargai memang perlu dimiliki oleh banyak orang, tak terkecuali diriku
sendiri. Hal tersebut beguna dalam melakukan aktivitas, baik belajar maupun bekerja. Coba
bayangkan saja, menghargai karya dan usaha orang lain akan berdampak pada diri kita juga. Kita
semakin percaya diri untuk terus berusaha memberikan yang terbaik. Sikap tersebut juga dapat
menghindari kita dari yang namanya permusuhan dan persaingan tidak sehat antar individu lainnya.
Mereka akan menilai kita sebagai pesaing atau kompetitor yang sehat dan tidak mudah menyerah,
serta mereka juga akan terpacu untuk melakukan hal yang kita lakukan juga, yaitu sikap saling
menghargai, terutama pada karya yang dihasilkan.Jangan gengsi saat memberikan applause atau rasa
kagum dan takjub dengan karya orang lain. Karena kita telah menujukkan rasa bangga dan
menghargai karyanya, dan hal tersebut akan menjadi pemicu semangat.

17
Memberikan apresiasi pada karya orang lain harus dimulai dari diri sendiri. Penghargaan
untuk mau mengakui, menghargai dan memberi ruang-ruang berinovasi pada mereka yang berkarya.
Sama seperti kita ingin dihargai, sikap apresiasi juga ditunggu-tunggu oleh yang lain. Saat karyanya
terpampang, dipamerkan, atau mendadak tenar karena pemberitaan media nasional maupun sosial.
Mereka yang telah bekerja keras membutuhkan pujian dan dukungan untuk mengembangkan
karyanya lebih baik lagi. Mungkin saja, sedikit dukungan dari kita akan menjadi pemecut semangat
hingga menjadikan karyanya lebih baik. Namun efeknya tidak berhenti sampai di sini saja.
Membiasakan diri memberi apresiasi juga membuat hati ini lebih bersih dan damai. Jauh dari rasa
dengki atau iri. Di samping tentunya membuat mereka yang dihargai merasa bahagia. Merawat
hubungan lebih harmonis dan hangat di antara sesama. Tanpa ada apresiasi, barangkali kebudayaan
manusia akan bergerak lambat. Tidak ada ruang berkreasi dan berinovasi. Menghasilkan produk-
produk yang mampu mengimbangi kebutuhan dari masa ke masa. Kebutuhan untuk memuaskan
jasmani dan rohani, seperti karya seni. Tidak ada batasannya. Anda bisa melayangkan penghargaan
pada pasangan, anak, keluarga, teman, mitra kerja, hingga sang maestro pujaan.
Perkembangan teknologi informasi tentunya membuat semua orang dapat mengakses dengan
mudah beragam konten yang tersebar di internet maupun social media. Hal ini juga yang membuat
para pembuat konten semakin banyak dan beragam berkat kemajuan internet dan social media yang
semakin cepat setiap saat. Salah satu permasalahan yang dikeluhkan oleh para pembuat konten adalah
rendahnya apresiasi dari masyarakat yang menikmati karya mereka. Mulai dari pembajakan, cacian
yang sering terjadi di social media dan sering kita sebut Cyber Bullying, hingga stigma negatif dari
masyarakat kerap mereka dapatkan.
Cara yang Dapat Dilakukan Untuk Mengapresiasi Hasil Karya Orang Lain :
1. MemberikanSarandan Kritikyangmembangun
Jika kamu menemukan sesuatu yang menurutmu adalah kekurangan dalam sebuah karya, kamu
bisa memberikan saran serta kritik yang sopan dan bersifat membangun bagi pembuat karya
tersebut. Tentunya, sebelum memberikan saran atau kritik, kamu bisa memulai kata-katamu
dengan sejumlah kalimat bernada apresiasi positif terhadap karya tersebut. Dengan demikian, si
pembuat karya akan merasa senang karena kamu bisa memberikan pujian sekaligus kritikan yang
bisa meningkatkan kemampuannya.
2. Meskipuntidakmenyukai karya tersebut, diam adalah salah satu ide yang tepat
Jika kamu tidak bisa memberikan saran atau kritikan ketika mengomsumsi karya orang lain,
sebaiknya kamu tidak perlu menjelek-jelekan buatan orang lain apalagi melabelinya dengan
sejumlah sebutan yang bersifat meredahkan martabat manusia.
3. Bukan pelaku atau penikmat karya bajakan
Menikmati karya asli serta menghindari tindakan pembajakan merupakan salah satu bentuk
penghargaan kepada para konten tindakan. Kamu juga tidak perlu berurusan dengan pihak yang
berwajib jika suatu saat tertangkap akibat melakukan tindakan pembajakan maupun
menggunakannya.Selain itu, kamu bisa menikmati karya orang lain dari sumber aslinya atau
sumber yang terpercaya dan kredibel. Misalnya di channel YouTube pembuat karya, Spotify,
JOOX, bioskop, maupun di situs resminya.
4. Tidak menjiplak karya orang lain untuk membuat karya sendiri
Mencari inspirasi lewat karya orang lain memang hal yang sah-sah saja untuk dilakukan. Akan
tetapi, jika kamu berniat membuat karya yang memiliki kemiripan dengan karya orang lain, lebih
baik buat karyamu sendiri sekreatif mungkin hasil pikiranmu sendiri.

18
5. Menggunakan software yang asli atau dengan membeli nomor lisensi.
Tidak memakai atau mendownload software dari sembarang situs web karena selain berbahaya
bagi perangkat yang kita gunakan juga melanggar lisensi.

DASAR HUKUM
1. Pasal 27 UU ITE Tahun 2008: Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan
atau transmisikan atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan atau dokumen elektronik
yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Ancaman pidana pasal 45(1) KUHP. Pidana
penjara paling lama 6(enam) tahun dan atau denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar
rupiah). Diatur pula dalam KUHP pasal 282 mengenai kejahatan terhadap kesusilaan.
2. Pasal 34 Undang-Undang ITE Tahun 2008 : Setiap orang yang sengaja dan tanpa hak atau
melawan hukum memproduksi, menjual, mengadakan untuk digunakan, mengimpor,
mendistribusikan, menyediakan atau memiliki.
3. Pasal 35 Undang-Undang ITE Tahun 2008: Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau
melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan informasi
elektronik dan atau dokumen elektronik dengan tujuan agar informasi elektronik dan atau dokumen
elektronik tersebut seolah-olah data yang otentik (penipuan situs).

2.10 Studi Kasus dan Penyelesaiannya

Jenis-jenis pelanggaran etika penggunaan teknologi informasi dan komunikasi


1. Hacker dan cracker
Hacker pada awalnya merupakan sebutan untuk seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang
komputer yang lebih baik ketimbang yag telah dirancang bersama.
Menurut Mansield hacker didefinisikan sebagai seorang yang memiliki keinginann untuk Melakukan
eksplorasi dan penetrasi terhadap sebuah siste, operasi dan kode komputer pengaman lainnya tetapi
tidak melakukan tindakan pengerusakan apapun dan tidak juga mencuri uang atau informasi.
Sedangkan cracker adalah sisi gelap dari hacker dan memiliki ketertarikan untuk mencuri informasi,
melakukan berbagai macam kerusakan dan melumpuhkan seluruh sistem komputer.
Ada 3 penggolonga hacker dan cracker, yaitu:
 Recreational hackers
Kejahatan yang dilakukan ialah hanya sekedar mencoba kekurangan handalan system
sekuritas suatu perusahaan
 Crackers/ criminal minded hackers
Kejahatan ini dilakukan dengan motif mendapatkan keuntungan financial dengan cara n
pengerusakan data perusahaan.
 Political hackers
Aktifis politis yang melakukan pengrusakan terhadap ratusan situs web untuk
mengkampanyekan programnya dan tidak jarang juga dipergunakan untuk
mendiskreditkan lawannya.
2. Denial of service attack
Suatu usaha untuk membuat suatu sumber daya komputer yang ada tidak bisa digunakan oleh para
pemakai.
3. Pelanggaran piracy

19
Pembajakan perangkat lunak (software).
4. Fraud
Merupakan kejahatan menipulasi informasi dengan tujuan mengeruk keuntungan yang sebesar
besarnya. Biasanya kegiatan ini memanipulasi informasi keuangan.
5. Pornography dan paedophilia
Merupakan jenis kejahatan dengan menampilkan bentuk tubuh tanpa busana, erotis, dan kegiatan
seksual lainnya dengan tujuan merusak moral.
6. Data forgery
Kejahatan ini dilakukan dengan memalsuka data pada dokumen-dokumen penting yang ada di internet
yang biasanya dimilki oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis web database.

Contoh Kasus :
Pembobolan situs KPU yang terjadi pada 17 april 2004 sempat menghebohkan masyatrakat.
Pembobolan tersebut dllakukan oleh Dani firmansyah (25 tahun) yang seorang pekerja di PT. Dana
reksa jakarta pusat sekaligus mahasiswa jurusan hubungan internasional di universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Dani sebelumnya yakni pada tanggal 16 april 2004 sudah menembus
sistem website KPU, namun tidak berhasil dirusak. Kemudian pada tanggal 17 april 2004 dini hari,
tersangka mencoba lagi untuk menyerang server tnp.kpu.go.id dan berhasil menembus serta
melakukan up date table nama partai pada jam 11.24 WIB dengan teknik penyesatan (spoofing) dan
SQL Injection (dilakukan dengan cara mengetikkan string atau perintah tertentu di address bar
browser). Tersangka berhasil merubah tampilan 24 parpol menjadi nama-nama yang unik seperti partai
kolor ijo, partai mbah jambon, partai jambu, dan lain sebagainya. Kemudian tersangka juga diduga
mencoba mengubah hasil perolehan suara dikali 10 tetapi tidak berhasil karena jumlah suara tidak
sama dengan file yang tersangka tulis di sintaks penulisan. Modus dari kasus ini adalah bahwa
tersangka hanya ingin mengetes sistem keamanan server tnp.kpu.go.id setelah adanya pernyataan dari
pejabat KPU bahwa sistem teknologi informasi yang digunakan sudah canggih sehingga tidak
mungkin untuk ditembus hacker.

Penyelesaiannya :
Polisi melakukan pengejaran ke Yogyakarta untuk melacak IP Address yang di dapat dari data KPU
yang tercatat dalam log file yang disita. Hasilnya polisi menemukan identitas pelaku yang ternyata
telah pidah ke jakarta sejak awal april 2004. Kemudian polisi dapat mengamankan pelaku dan
mengamankan barang bukti berupa router, log file kabinet, server warna warnet Yogyakarta, server
danareksa, server kpu, grafik koneksi berupa webalizer, dua cd software, satu boks file dan dua buku
komputer. Sedangkan saksi yang diperiksa sebanyak sembilan orang yang terdiri dari, tiga orang IT
KPU, tiga orang karyawan PT. Dana Reksa, satu orang Cyber indo aditama, dua orang pemiliki
warnet warna yogyakarta.
Kasus ini ditangani di pengadilan negeri jakarta pusat. Jaksa penuntut umum menuntut Dani
Firmansyah berdasar dengan UU No.36 tahun 1999 tentang telekomunikasi. Tepatnya Dani
Firmansyah diduga melanggar pasal 22 Jo. Pasal 50.
Dani Firmansyah dituntut satu tahun penjara dan denda sebesar Rp. 10.000.000 atas perbuatan yang
dilakukannya. Namun majelis hakim pengadilan negeri jakarta pusat menjatuhkan hukuman 6 bulan
21 hari penjara.

20
2.11 Dasar Hukum Etika dan Moral Penggunaan Teknologi

Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Undang Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang ITE
Undang Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak cipta

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

3.3 Daftar Pustaka

Bin Ladjamudin, Al-Bahra. 2006. Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta. Graha Ilmu.

UU Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.

Carsya Nafebra, Andika. HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) Dalam Teknologi Informasi Dan
Komunikasi. Diakses selasa, 23 November 2021.

https://www.hipwee.com/narasi/pentingnya-menghargai-karya-orang-lain/

https://www.idntimes.com/life/inspiration/irvin-nofrianto-pabane/5-cara-kekinian-menghargai-karya-
orang-lain-di-era-digital-im3-c1c2/5

https://fti.unissula.ac.id/wp-content/uploads/2021/05/02-Bab-1-Etika-Penggunaan-TIK.pdf

https://www.scribd.com/doc/45827302/Makalah-Etika-Dalam-Penggunaan-TIK

22

Anda mungkin juga menyukai