Anda di halaman 1dari 21

IMPLIKASI ETIS DARI TEKNOLOGI

INFORMASI DAN KOMUNIKASI


MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Sistem Informasi dan E-Hospital

Oleh :
Rabiatul Adawiyah 20090319010

Dosen :
Dr. Nurdin., Se., M.Si
Mukhlis Rasjid., Drs., MARS

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah


SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah system informasi management
dan E-hospital di Pascasaraja Universitas Islam Bandung yang berjudul
“Implikasi etis dari teknologi informasi dan komunikasi”.
Penulis menceritakan bahwa dalam penggunaan sistem informasi di dalam

management rumah sakit harus memerhatikan implikasi etik, agar terhindar dari

penyalahgunaan teknologi yang ada.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu sehingga dapat terselesaikannya makalah ini. Penulis memahami jika

dalam pengerjaan makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan,

maka penulis membutuhkan kritik dan saran guna memperbaiki penulisan karya-

karya yang lain.

Bandung, Juli 2020

Penulis

ii
iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Bismillahirrahmanirrahim

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa karya ilmiah yang

berjudul “IMPLIKASI ETIS DARI TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI”. Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa karya tulis

tersebut diatas benar ditulis oleh saya dengan referensi yang dinyatakan dalam

daftar pustaka.

Menyatakan bahwa tulisan tersebut bukan hasil plagiat dengan cara apapun yang

tidak dibenarkan.

Menyatakan bersedia diberikan nilai E bila ternyata dikemudian hari karya ilmiah

tersebut ternyata hasil plagiat.

Bandung, 20 Agustus 2020

Saya yang menyatakan :

Rabiatul Adawiyah

iii
iii

DAFTAR PUSTAKA
Hal
KATA PENGANTAR …………………………………………………...... I
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. II
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 2
1.3 Tujuan Makalah ……………………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………… 5
2.1 Moral, etika dan hukum dalam teknologi informasi ………………….. 4
2.2. Definisi Moral, etika dan hukum………………………………………. 4
2.3 Etika Komputer di Indonesia …………………………………….......... 5
2.3.1 Etika dan Teknologi Informasi……………………………………. 5
2.3.2 Etika  Pemanfaatan Teknologi Informasi………………………. 6
2.3.3. Peranan Etika …………………………………………………….. 9
2.4    Hukum pada Teknologi Informasi …………………………………… 9
2.4.1 Hukum Telematika ……………………………………………….. 10
2.4.2 Relevansi Etika dan Teknologi …………………………………. 11
2.5 Menetapkan Moral, Etika, dan Hukum dalam Perspektif …………….. 12
2.5.1 Penerapan Budaya Etika …………………………………………. 13
2.5.2 Etika Dan Jasa Informasi ……………………………………….. 13
2.5.3 Kontrak sosial jasa informasi …………………………………….. 14
2.5.4 Kode Etik ………………………………………………………… 14
2.5.5 Etika dan CIO (Chief Information Officer) ……………………. 15
BABAB III KESIMPULAN ………………………..…………………………. 16
5 3.1 Kesimpulan …………………………………………………………… 16
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...… 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sifat dinamis dari bidang teknologi informasi komunikasi dan sistem


informasi serta manajemen, mengharuskan para profesional yang bekerja di
perusahan-perusahan (industri) dan tenaga pendidik dilingkungan pendidikan
dasar, menengah, atas dan tinggi, baik formal dan non formal, mengetahui
teknologi-teknologi terbaru maupun yang sedang berkembang untuk dapat tetap
eksis dan up-to-date terhadap perkembangan bidang tersebut. Bidang moral, etika
dan hukum tidak terlepas dari perilaku atau interaksi kita sebagai manusia,
pengguna sekaligus penikmat dari kemajuan teknologi informasi.
Teknologi informasi yang berkembang di akhir decade abad ke 20
mentransformasi masyarakat dan bisnis dalam menciptakan problem etis baru.
Menurut Manuel G. Velasquez (2005 :23), yang paling mencolok diantara
perkembangan teknologi informasi dalam pelanggaran etika adalah sistem
komputerisasi, terutama yang terkait dengan perkembangan software dan
hardware.
Didalam organisasi modern, dan dalam bahasan ekonomis secara luas,
informasi telah menjadi komoditas yang sangat berharga, dan telah berubah dan
dianggap sebagai sumber daya habis pakai, bukannya barang bebas. Dalam suatu
organisasi perlu dipertimbangkan bahwa informasi memiliki karakter yang
multivalue, dan multidimensi. Dari sisi pandangan teori sistem, informasi
memungkinkan kebebasan beraksi, mengendalikan pengeluaran, mengefisiensikan
pengalokasian sumber daya dan waktu. Sirkulasi informasi yang terbuka dan
bebas, merupakan kondisi yang optimal untuk pemanfaatan informasi.
Perilaku kita diarahkan oleh moral, etika, dan hukum. Undang-undang
mengenai komputer telah diterapkan di banyak negara untuk mengatasi
kekhawatiran seperti kejahatan komputer, hak mendapatkan akses data, hak akan
privasi, dan paten piranti lunak. Beberapa negara lebih maju dibandingkan yang
lain dalam hal mengeluarkan undang-undang semacam ini, dan hukum di satu

1
2

negara dapat mempengaruhi penggunaan teknologi informasi (sistem komputer)


di tempat lain di dunia. Etika berkomputer amat penting karena masyarakat
memiliki persepsi dan ketakutan tertentu yang terkait dengan penggunaan
komputer. Fitur-fitur penggunaan komputer yang mengkhawatirkan masyarakat
adalah kemampuan untuk memprogram komputer untuk melakukan nyaris apa
saja, fakta bahwa komputer dapat mengubah kehidupan sehari-hari, dan fakta
bahwa apa yang dilakukan komputer bisa jadi tidak terlihat oleh orang yang
menjadi korban.
Dampak sosial dari istem informasi dalam konteks etika, yaitu bagaimana
system informasi seharusnya digunakan untuk kebaikan penggunanaya. Mengapa
etika penggunaan system informasi sangat penting dalam dunia bisnis atau
pelayanan kesehatan. Karena itu di dalam bisnis atau pelayanan kesehatan,
perlunya manajemen puncak menetapkan budaya etika secara menyeluruh di
semua aktivitasnya. Budaya ini menyediakan kerangka kerja etika, seperti halnya
kode etik dari berbagai asosiasi professionaldi bidang teknologi informasi atau
sistem informasi, dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip etika bisnis secara
umum.
Etika mempengaruhi bagaimana para pengguna teknologi informasi
melaksanakan tugas mereka dengan baik. Pemahaman serta kesadaran untuk
bersikap dan berperilaku sesuai dengan prinsip-prinsip etika secara umum sangat
diperlukan, khususnya etika dalam mengaplikasikan program-program komputer.
Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah revitalisasi nilai-nilai etis untuk
melengkapi norma-norma hukum yang mengatur penggunaan teknologi informasi
(sistem komputerisasi). Hal ini dilakukan karena kegiatan bisnis atau pelayanan
kesehatan telah menjadi semakin rumit, teknologi dalam perkembangannya telah
mencapai kemampuan yang semakin baik.

1.1 Rumusan Masalah


Dari pemaparan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana implikasi etik, moral, hukum dalam system informasi?
3

1.2 Tujuan Makalah


Tujuan makalah adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana implikasi etik, moral, hukum dalam
sistem informasi?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Moral, etika dan hukum dalam teknologi informasi


Kehadiran teknologi informasi pada berbagai bidang kehidupan,dapat
mengakibatkan atau menimbulkan dampak negatif bagi pengguna atau pelaku
bidang teknologi informasi itu sendiri, maupun bagi masyarakat luas yang secara
tidak langsung berhubungan dengan teknologi informasi tersebut. Dalam
kehidupan sehari-hari, kita dihadapkan pada banyak pengaruh. Sebagai seorang
warga negara yang memiliki tanggung jawab sosial, kita ingin melakukan hal-hal
yang secara moral benar, berlaku etis dan mematuhi hukum.

2.2. Definisi Moral, etika dan hukum


Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai prilaku benar dan salah. Moral
adalah institusi sosial dengan suatu sejarah dan daftar peraturan. Kita mulai
mempelajari peraturan-peraturan dari prilaku moral sejak kecil atau anak-anak.
Walau berbagai masyarakat tidak mengikuti satu set moral yang sama, terdapat
keseragaman kuat yg mendasar. ”Melakukan apa yang benar secara moral”
merupakan landasan prilaku sosial kita.
Kata Etika berasal dari bahasa Yunani Ethos, yang berarti karakter. Etika
adalah satu set kepercayaan, standar, atau pemikiran yang mengisi suatu individu,
kelompok atau masyarakat. Semua individu bertanggung jawab kepada
masyarakat atas prilaku mereka. Masyarakat dapat berupa suatu kota,negara atau
profesi. Tindakan kita juga diarahkan oleh etika.
Tidak seperti moral, etika dapat sangat berbeda dari satu masyarakat ke
masyarakat lain. Kita melihat perbedaan ini di bidang komputer dalam bentuk
perangkat lunak bajakan (perangkat lunak yang digandakan secara illegal lalu
digunakan atau dijual). Pada tahun 1994 diperkirakan 35 % perangkat lunak yang
digunakan di Amerika Serikat telah dibajak, dan angka ini melonjak menjadi 92
% di Jepang dan 99 % di Tailand.

4
5

Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa para pemakai komputer di


Jepang dan Thailand kurang etis dibandingkan pemakai Amerika Serikat. Namun
tidak pasti demikian. Beberapa kebudayaan, terutama di negara-negara Timur
yang menganjurkan sikap berbagi.
Hukum adalah peraturan prilaku formal yang dipaksakan oleh otoritas
berdaulat, seperti Pemerintah kepada rakyat atau warga negaranya. Hingga kini
sangat sedikit hukum yg mengatur penggunaan komputer. Hal ini karena
komputer merupakan penemuan baru dan sistem hukum kesulitan mengikutinya.

2.3 Etika Komputer di Indonesia


Sebagai negara yang  tidak bisa dilepaskan dari perkembangan teknologi
komputer, Indonesia pun tidak mau ketinggalan dalam mengembangkan etika di
bidang tersebut. Mengadopsi pemikir dunia di atas, etika di bidang komputer
berkembang menjadi kurikulum wajib yang dilakukan hampir semua perguruan
tinggi di bidang komputer di Indonesia.
2.3.1 Etika dan Teknologi Informasi
Perkembangan teknologi yang terjadi dalam kehidupan manusia, seperti
revolusi yang memberikan banyak perubahan pada cara berpikir manusia, baik
dalam usaha pemecahan masalah, perencanaan, maupun dalam pengambilan
keputusan.
Perubahan yang terjadi pada cara berpikir manusia akan berpengaruh 
terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap etika dan norma-norma
dalam kehidupannya. Orang yang biasanya berinteraksi secara fisik, melakukan
komunikasi secara langsung dengan orang lain, karena perkembangan teknologi
internet dan email maka interaksi tersebut menjadi berkurang.
Teknologi sebenarnya hanya alat yang digunakan manusia untuk
menjawab tantangan hidup. Jadi, faktor manusia dalam teknologi sangat penting.
Ketika manusia membiarkan dirinya dikuasai teknologi maka manusia yang lain
akan mengalahkannya. Oleh karena itu, pendidikan manusiawi termasuk
pelaksanaan norma dan etika kemanusiaan tetap harus berada pada peringkat
teratas, serta tidak hanya melakukan pemujaan terhadap  teknologi belaka.
6

Ada beberapa dampak pemanfaatan teknologi informasi yang tidak tepat yaitu :
1. Ketakutan terhadap teknologi informasi yang akan menggantikan fungsi
manusia  sebagai pekerja
2. Tingkat kompleksitas serata kecepatan yang sudah tidak dapat di tangani
secara manual
3. Pengangguran dan pemindahan kerja
4. Kurangnya tanggung jawab profesi
5. Adanya golongan minoritas yang miskin informasi mengenai teknologi
informasi
Untuk mengatasi beberapa kendala tersebut maka dapat dilakukan :
a. Di rancang sebuah teknologi yang berpusat pada manusia
b. Adanya dukungan dari suatu organisasi, kompleksitas dapat ditangani dengan
Teknologi Informasi
c. Adanya pendidikan yang mengenalkan teknologi informasi sehingga dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kemajuan teknologi informasi.
d. Jika adanya peningkatan pendidikan maka akan adanya umpan balik dan
imbalan yang diberikan oleh suatu organisasi
e. Perkembangan teknologi akan semakin meningkat namun  hal ini harus di
sesuaikan dengan hukum yang berlaku sehingga etika dalam berprofesi di
bidang teknologi informasi dapat berjalan dengan baik.
2.3.2 Etika  Pemanfaatan Teknologi Informasi
Menurut James H. Moor ada tiga alasan  utama  mengapa  masyarakat
berminat untuk menggunakan  komputer  yaitu;
a. Kelenturan logika (logical malleability),
Memiliki  kemampuan untuk membuat suatu aplikasi untuk melakukan
apapun yang diinginkan oleh programmer untuk penggunannya.
b. Faktor Transformasi (transformation factors). Memiliki  kemampuan
untuk bergerak dengan cepat kemanapun pengguna akan menuju ke suatu
tempat.
7

c. Faktor tak kasat mata (invisibility factors). Memiliki  kemampuan  untuk


menyembunyikan semua operasi internal computer sehingga tidak ada
peluang bagi penyusup untuk menyalahgunakan operasi tersebut.

Dengan adanya ketiga faktor tersebut di atas maka terdapat implikasi etis
terhadap penggunaan teknologi informasi meliputi moral, etika dan  hukum.
Sebelum di bahas mengenai hukum yang berlaku, ada hak sosial dan komputer
(Deborah Johnson) dan hak atas informasi (Richard O. Masson) yang harus
dijabarkan:

Hak Sosial dan Komputer (Deborah Johnson).


1. Hak atas akses computer. Setiap orang berhak untuk mengoperasikan
komputer dengan tidak harus memilikinya.
2. Hak atas keahlian computer. Pada awal komputer dibuat, terdapat
kekawatiran yang luas terhadap masyarakat akan terjadinya pengangguran
karena beberapa peran digantikan oleh komputer. Tetapi pada
kenyataannya dengan keahlian di bidang komputer dapat membuka
peluang pekerjaan yang lebih banyak;
3. Hak atas spesialis computer. Pemakai komputer tidak semua menguasai
akan ilmu yang terdapat pada komputer yang begitu banyak dan luas.
Untuk bidang tertentu diperlukan spesialis bidang komputer,
4. Hak atas pengambilan keputusan computer. Meskipun masyarakat tidak
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai bagaimana
komputer diterapkan, namun masyarakat memiliki hak tersebut.

Hak atas Informasi (Richard O. Masson)


1. Hak atas privasi. Sebuah informasi yang sifatnya pribadi baik secara
individu maupun dalam suatu organisasi mendapatkan perlindungan atas
hukum tentang kerahasiannya.
8

2. Hak atas Akurasi. Komputer dipercaya dapat mencapai tingkat akurasi


yang tidak bisa dicapai oleh sistem nonkomputer, potensi ini selalu ada
meskipun tidak selalu tercapai.
3. Hak atas kepemilikan. Ini berhubungan dengan hak milik intelektual,
umumnya dalam bentuk program-program computer yang dengan
mudahnya dilakukan penggandaan atau disalin secara ilegal. Ini bisa
dituntut di pengadilan.

Informasi memiliki nilai, dimana setiap kali kita akan mengaksesnya harus
melakukan account atau izin pada pihak yang memiliki informasi tersebut.
Sebagai contoh kita dapat membaca data-data penelitian atau buku-buku online di
Internet yang harus bayar untuk dapat mengaksesnya.
Kedua hak tersebut tidak dapat diambil oleh siapapun, namun sebagai
pengguna teknologi ini, pengguna harus belajar bagaimana mempunyai etika yang
baik dalam berkomputer. Berikut etika berkomputer, yang nantinya akan
mengurangi dampak negatif dari penggunaan komputer, yaitu :
a. Jangan menggunakan komputer untuk merugikan orang lain
b. Jangan melanggar atau mengganggu hak atau karya komputer orang lain
c. Jangan memata-matai file-file yang bukan haknya
d. Jangan menggunakan komputer untuk mencuri
e. Jangan menggunakan komputer untuk memberikan kesaksian palsu
f. Jangan menduplikasi atau menggunakan software tanpa membayar
g. Jangan menggunakan sumberdaya komputer orang lain tanpa sepengetahuan
yang bersangkutan
h. Jangan mencuri kekayaan intelektual orang lain
i. Pertimbangkan konsekuensi dari program yang dibuat atau sistem komputer
yang dirancang
j. Selalu mempertimbangkan dan menaruh respek terhadap sesama saat 
menggunakan Komputer.
9

2.3.3 Peranan Etika


Etika memiliki peranan atau fungsi diantaranya yaitu:
1. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat menegemukakan penilaian
tentang perilaku manusia.
2. Menjadi alat kontrol atau menjadi rambu-rambu bagi seseorang atau
kelompok dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitasnya sebagai
mahasiswa.
3. Etika dapat memberikan prospek untuk mengatasi kesulitan moral yang kita
hadapi sekarang.
4. Etika dapat menjadi prinsip yang mendasar bagi mahasiswa dalam
menjalankan aktivitas kemahasiswaanya.
5. Etika menjadi penuntun agar dapat bersikap sopan, santun, dan dengan etika
kita bisa di cap sebagai orang baik di dalam masyarakat.

2.4    Hukum pada Teknologi Informasi


Suatu perangkat aturan yang dibuat oleh Negara dan mengikat warga
negaranya untuk mengikuti aturan tersebut agar tercapai kedamaian yang
didasarkan atas keserasian antara ketertiban dengan ketentraman, yang secara
umum disebut Hukum.
Hukum dalam arti luas , sesungguhnya mencakup segala macam ketentuan
hukum yang ada, baik materi hukum tertulis  (tertuang dalam perundang-
undangan) dan hukum tidak tertulis (tertuang dalam kebiasaan ataupun praktek
bisnis yang berkembang). Keberadaan hukum sebagai rule of law berbanding
lurus dengan melihat sejauh mana pemahaman hukum dan kesadaran hukum 
masyarakat itu sendiri terhadap informasi hukum yang tengah berlaku.
Sistem hukum yang baik belum tentu dapat terwujud dengan pembuatan
perundang-undangan yang baru terus menerus, melainkan memerlukan suatu
kajian yang mendalam mengenai sejauh mana sistem hukum yang berlaku dapat
dioptimalkan.
Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah
mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global.
10

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan


hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan
sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat.
teknologi informasi saat ini memberikan kontribusi bagi peningkatan
kesejahteraan, kemajuan, dan  peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana
efektif perbuatan melawan hukum.. Perkembangan teknologi ini menyebabkan
munculnya suatu ilmu hukum baru yang merupakan dampak dari pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi yang dikenal dengan hukum telematika atau
cyber law.
2.4.1 Hukum Telematika
Pada saat  ini banyak  kegiatan  sosial maupun komersial dilakukan
melalui jaringan sistem komputer  dan sistem komunikasi, baik dalam lingkup
lokal maupun global (Internet), dimana permasalahan hukum seringkali dihadapi
ketika terkait dengan adanya penyampaian informasi, komunikasi, dan/atau
transaksi secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang terkait
dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan  melalui sistem elektronik, untuk
mengakomodasi  permasalahan tersebut munculnya beberapa bidang hukum  yaitu
hukum  informatika, hukum telekomunikasi dan hukum media yang saat ini
dikenal dengan hukum telematika.
Masalah – masalah yang dihadapi pada hukum telematika sangat luas,
karena tidak lagi dibatasi oleh teritori suatu Negara, dan dapat diakses kapanpun
dimanapun. Salah satu contoh yaitu kerugian dapat terjadi baik pada pelaku 
transaksi maupun pada orang lain yang tidak pernah melakukan transaksi,
misalnya pencurian dana kartu kredit melalui pembelanjaan di Internet. Di
samping itu, pembuktian merupakan faktor yang sangat penting, mengingat
informasi elektronik bukan saja belum terakomodasi dalam sistem hukum secara
komprehensif, melainkan juga ternyata sangat rentan untuk diubah, disadap,
dipalsukan, dan dikirim ke berbagai penjuru dunia dalam waktu hitungan detik.
Dengan demikian, dampak yang diakibatkannya pun bisa demikian kompleks dan
rumit, sehingga perlu diperhatikan sisi keamanan dan kepastian hukum dalam
pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi agar dapat berkembang
11

secara optimal. Oleh karena itu, terdapat tiga pendekatan untuk menjaga
keamanan di cyber space, yaitu pendekatan aspek hukum, aspek teknologi, aspek
sosial, budaya, dan etika. Untuk mengatasi gangguan keamanan dalam
penyelenggaraan sistem secara elektronik, pendekatan hukum bersifat mutlak
karena tanpa kepastian hukum, persoalan pemanfaatan teknologi informasi
menjadi tidak optimal.
2.4.2 Relevansi Etika dan Teknologi
Teknologi adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia untuk
memudahkan pekerjaannya. Kemajuan teknologi telah membawa perubahan dan
pergeseran yang cepat dalam suatu kehidupan tanpa batas. Pemanfaatan teknologi
tersebut telah mendorong pertumbuhan bisnis yang pesat, karena berbagai
informasi dapat disajikan melalui hubungan jarak jauh dan mereka yang ingin
mengadakan transaksi tidak harus bertemu muka, akan tetapi cukup melalui
peralatan komputer dan telekomunikasi. Namun, dengan kemajuan teknologi
informasi, harus tetap memiliki peraturan, etika dan sopan santun yang harus
dipahami. Maka dari itu, seseorang harus berhati-hati dalam menulis di blog,
mengirimkan suatu pesan dari email atau mengirimkan gambar, video tanpa
memperhatikan etika, cara orang berkomunikasi, by email or by surat, membawa
perubahan signifikan, dalam sapaan atau tutur kata.
Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam teknologi informasi
adalah sebagai berikut :
a. Bahwa pengguna teknologi informasi berasal dari berbagai negara yang
mungkin memiliki budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda.
b. Pengguna teknologi informasi merupakan orang–orang yang hidup dalam
dunia anonymouse, yang tidak mengharuskan pernyataan identitas asli
dalam berinteraksi.
c. Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam kemajuan teknologi
informasi memungkinkan seseorang untuk bertindak etis seperti misalnya
ada juga pengguna yang suka iseng dengan melakukan hal–hal yang tidak
seharusnya dilakukan.
12

d. Harus diperhatikan bahwa pengguna teknologi informasi akan selalu


bertambah setiap saat dan memungkinkan masuknya “penghuni” baru.

Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan


pelaksanaan etika dalam dunia usaha bisnis teknologi informasi seiring dengan
perubahan dan perkembangan yang sering kali terjadi secara revolusioner :
a. Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat. Mengingat perubahan yang
begitu cepat dalam bidang teknologi informasi, sering kali perubahan yang
terjadi memberikan “tekanan” bagi masyarakat atau perusahaan untuk
mengikuti perubahan tersebut.
b. Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi. Globalisasi menciptakan
apa yang disebut lingkungan verikal di mana setiap perusahaan diibaratkan
sebagai pemain yang harus bertanding di atas tanah yang terus bergoyang.
c. Tantangan pergaulan internasional. Sering terjadi bahwa perusahaan
internasional mengambil tindakan yang tak dapat diterima secara lokal di
suatu negara.
d. Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadiPerkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi cepat, memberikan tantangan penegakan
nilai – nilai etika dan moral setiap individu guna mengendalikan kemajuan
dan penerapan teknologi tersebut bagi kemanusiaan.
e. Tantangan pengembangan sumber daya manusia sebuah institusi bisnis,
tidak hanya memiliki uang untuk kepentingan bisnis, tetapi juga sumber
daya manusia yang berguna bagi pengembangan bisnis tersebut.

2.5 Menetapkan Moral, Etika, dan Hukum dalam Perspektif


Kita dapat melihat bahwa penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan
oleh nilai-nilai moral dan etika seorang manajer, spesialis informasi dan pemakai
serta hukum yang berlaku. Hukum paling mudah diinterpretasikan karena
bentuknya tertulis. Di pihak lain, etika tidak didefinisikan secara persis dan tidak
disepakati oleh semua anggota masyarakat. Bidang yang sukar dari etika
komputer inilah yang sedang memperoleh banyak perhatian.
13

Pendapat umum dalam bisnis bahwa perusahaan mencerminkan kepribadian


pemimpinnya. Hubungan antara CEO dengan perusahaan merupakan dasar
budaya etika. Jika perusahaan harus etis, maka manajemen puncak harus etis
dalam semua tindakan dan kata-katanya. Manajemen puncak memimpin dengan
memberi contoh. Prilaku ini adalah budaya etika.
2.5. 1 Penerapan Budaya Etika
Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya
menyebar di seluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua
pegawai. Hal tersebut dicapai melalui metode tiga lapis yaitu :
a. Menetapkan credo perusahaan. Merupakan pernyataan ringkas mengenai
nilai-nilai etis yang ditegakkan perusahaan, yang diinformasikan kepada
orang-orang dan organisasi-organisasi baik di dalam maupun di luar
perusahaan.
b. Menetapkan program etika. Suatu sistem yang terdiri dari berbagai
aktivitas yang dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam
melaksanakan lapis pertama. Misalnya pertemuan orientasi bagi pegawai
baru dan audit etika.
c. Menetapkan kode etik perusahaan. Setiap perusahaan memiliki kode
etiknya masing-masing. Kadang-kadang kode etik tersebut diadaptasi dari
kode etik industri tertentu.
2.5.2 Etika Dan Jasa Informasi
Etika komputer, menurut James H. Moor merupakan analisis mengenai
sifat dan dampak sosial teknologi komputer, serta formulasi dan justifikasi
kebijakan untuk menggunakan teknologi tersebut secara etis. Oleh karena itu,
etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama, yaitu :
a. Waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat;
b. Memformulasikan kebijakan-kebijakan yang memastikan bahwa
teknologi tersebut digunakan secara tepat.
14

2.5.3 Kontrak sosial jasa informasi


Guna memecahkan permasalahan etika komputer, Mason menyarankan
bahwa jasa informasi harus msuk ke dalam suatu kontrak sosial yang memastikan
bahwa komputer akan digunakan untuk kebaikan sosial. Kontrak tersebut
menyatakan bahwa :
a. Komputer tidak akan digunakan dengan sengaja untuk mengganggu privasi
seseorang.
b. Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemrosesan komputer.
c. Hak milik intelektual akan dilindungi.
d. Komputer dapat diakses masyarakat sehingga anggota masyarakat terhindar
dari ketidaktahuan informasi.
Dengan demikian, masyarakat jasa informasi harus bertanggung jawab atas
kontrak sosial yang timbul dari sistem yang dirancang dan diterapkannya.

2.5.4 Kode Etik


Ada empat asosiasi profesional komputer AS telah membuat kode etik
sebagai panduan bagi para anggotanya, yaitu :
a. Kode etik ACM (Association for Computing Machinery - 1947)
Kode perilaku profesionalnya menyatakan bahwa seorang anggota ACM
selalu bertindak dengan integritas, berusaha meningkatkan kemampuannya
serta kemampuan dan prestise profesinya, bertanggung jawab atas
pekerjaannya, bertindak dengan tanggung jawa profesional, dan
menggunakan pengetahuan dan keahlian khususnya untuk kesejahteraan
umat manusia.
b. Kode etik DPMA (Data Processing Management Association – 1951)
Misi dari DPMA adalah menjunjung manajemen informasi yang efektif
dan bertanggung jawab untuk kebaikan para anggotanya, para pemberi
kerja, dan masyarakat bisnis. Kode etik DPMA terdiri dari standar prilaku
yang menguraikan kewajiban manajer pengolahan data pada manajemen
perusahaan, rekan anggota DPMA dan profesi, masyarakat dan pemberi
kerja.
15

c. Kode etik ICCP (Institute for Certification of Komputer Professionals –


1973).
Maksud dari ICCP adalah memberi sertifikasi kepada para profesional
komputer, yang meliputi certified computer programmer (CCP), certified
in data processing (CDP). Hal tersebut harus ditempuh dengan ujian dan
harus setuju dengan kode etik ICCP. Kode etik ICCP ada yang bersifat
permanen dan dapat diperbaharui secara berkala. Kode etik ICCP yang 
menyatakan bahwa para anggotanya bertanggung pada pprofesi, pemberi
kerja dan kliennya. Bile terjadi pelanggaran maka dapat mengakibatkan
sertifikasinya dicabut.
d. Kode etik ITAA (Information Technology Association America – 1961)
ITAA merupakan suatu asosiasi bagi organisasi-organisasi yang
memasarkan perangkat lunak dan jasa yang berkaitan dengan komputer.
Kode etik ITAA terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mengatur penilaian,
komunikasi, dan kualitas jasa dengan klien. Perusahaan dan pegawai
diharapkan menegakkan integritas profesional industri komputer.

2.4.5 Etika dan CIO (Chief Information Officer)


Perilaku CIO dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu hukum, budaya etika
perusahaan, kode etik profesional, tekanan sosial (orang atau kelompok di luar
perusahaan) dan tekanan pribadi (mungkin berala dari dalam perusahaan).
Berdasarkan hasil survey oleh Scott J. Vitell dan Donald L. Davis,
diperoleh hasil :       
a. CIO tidak bertindak yang tidak etis, walaupun kesempatan untuk berbuat
yang tidak ada.
b. CIO yang berhasil senantiasan berbuat etis.
c. Perusahaan dan manajer memiliki tanggung jawa sosial.
d. Manajer mendukung keyakinan etika mereka dengan tindakan.
BAB III
KESIMPULAN

Sebagai warga Negara yang memiliki tanggug jawab sosial, kita ingin
melakukan hal yang secara moral benar, berlaku etis, dan mematuhi hukum. Sama
halnya seperti pelaksanaan teknologi informasi walaupun berkecimpung di dunia
maya namaun perlu mengetahui regulasi yang ada. Oleh karena itu perlindungan
terhadap akses masuk untuk suatu komputer diperlukan. Untuk menjaga itu semua
diperlukanlah sebuah aturan atau undang-undang yang mengatur mengenai itu.
Banyak Negara maju telah mempunyai undang-undang khusus mengenai
komputer. Hal yang dapat ditimbulkan bukan hanya masalah akses data pribadi
secara bebas tapi juga menyangkut kejahatan komputer dan juga hak paten peranti
lunak. Pentingnya moral dalam penggunaan system informasi. Moral adalah
keyakinan dan penilaian secara tradisi tentang baik atau buruknya hal yang
dilakukan. Moral juga merupakan institusi social yang memiliki sejarah dan
aturan-aturan tertentu. Kita mulai mempelajari aturan- aturan moral sejak masa
anak-anak, kita dapatkan itu mulai dari orang tua, lingkungan keluarga,
lingkungan rumah, ataupun lingkungan sekolah dan masyarakat dengan
terciptanya moral manusia yang bagus akan memperlancar proses kehidupan yang
aman dan sejahtera sehingga dengan demikian tidak terjadi pelanggaran dalam hal
apapun seperti contoh teknologi informasi di atas. Etika komputer mengharuskan
CIO untuk waspada pada etika penggunaan komputer dan menempatkan
kebijakan yang memastikan kepatuhan pada budaya etika.Etika, moral serta
hukum dalam penggunaan system informasi diperlukan agar tidak terjadi
penyalahgunaan teknologi yang ada.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Subchan. Implikasi etis dari teknologi informasi (system komputerisasi) di


dalam corporate/ business. Dharma Ekonomi No.38/TH.XX/oktober 2013.
2. Yahfizham. Moral, etika, dan hukum (implikasi etis teknologi
informasi dan komunikasi). Jurnal Iqra’ Volume 06 No.01Mei, 2012.
3. O’Brien, James. A. (2005). Introduction to Information System. 12th Edition.
McGraw-Hill. Singapore.
4. Whiteley, David. (2000). E-Commrece: Strategy, Technologies and
Applictions. International Edition. McGraw-Hill. Singapore
5. Glover, Steven M., Liddle, Stephen W., Prowitt, Douglas F. (2003). E-
Business: Principles and Strategies for Accountants. 2nd Edition. Prentice
Hall. New Jersey
6. ordon B. Davis, Management Information Systems, Conceptual
Foundatioan,  Structure, and Development,  Second Edition, New York
McGraw-Hill Book Company, 1998.

17

Anda mungkin juga menyukai