Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PROFESI DALAM BIDANG TIK


(IT MULTIMEDIA)

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Septi Andryana, S.Kom, MMSI

DISUSUN OLEH
Muchlis Suri Dermawan
183112706440282

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI


PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS NASIONAL
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Multimedia (IT Multimedia) tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Dr. Septi Andryana, S.Kom, MMSI pada mata kuliah Etika Profesi
Teknologi Informasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Dr. Septi Andryana, S.Kom,
MMSI selaku dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
` Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 06 Agustus 2021

Muchlis Suri
Dermawan

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................3
2.1 Kode Etik dan Fungsi Etika profesi Multimedia............................................3
2.2 Sanksi pelanggran Etika profesi Multimedia..................................................4
2.3 Sertifikasi profesi Multimedia............................................................................ 5

BAB III PENUTUP...............................................................................................6


5.1 Kesimpulan .....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan
menggabungkan teks, suara, gambar, animasi, audio, dan video dengan alat bantu
(tool) dan tautan (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi,
berinteraksi, berkarya, dan berkomunikasi. Multimedia sering digunakan dalam
dunia informatika. Selain dari dunia informatika, multimedia juga diadopsi oleh
dunia game, dan juga pembuatan situs web.
Pemanfaatan multimedia termasuk juga dalam bidang pendidikan dan
bisnis. Di bidang pendidikan, multimedia dimanfaatkan sebagai media pengajaran,
baik dalam kelas maupun secara mandiri atau otodidak. Di bidang bisnis,
multimedia dimanfaatkan dalam media profil perusahaan, profil produk, bahkan
sebagai media kios informasi dan pelatihan dalam sistem pembelajaran daring.
Pada awalnya multimedia hanya mencakup media yang menjadi konsumsi
indra penglihatan (gambar diam, teks, gambar gerak video, dan gambar gerak
rekaan/animasi), dan konsumsi indra pendengaran (suara) dan juga memiliki rupa
(berwujud). Dalam perkembangannya, multimedia mencakup juga kinetik (gerak)
dan bau yang merupakan konsumsi indra penciuman. Multimedia mulai
memasukkan unsur kinetik sejak diaplikasikan pada pertunjukan film 3 dimensi
yang digabungkan dengan gerakan pada kursi tempat duduk penonton. Kinetik
dan film 3 dimensi membangkitkan kesan realistis.
Perkembangan teknologi yang pesat membuat segala sesuatu menjadi jauh
lebih mudah serta praktis. Banyaknya temuan baru di dunia teknologi
mempermudah pelbagai macam aktivitas yang dilakukan dalam keseharian
manusia. Mudahnya mengakses informasi di berbagai media, berkaitan erat
dengan istilah multimedia. Bagi generasi millennial yang kreatif, inovatif, serta
suka berbagai hal baru menikmati multimedia yang dihadirkan di dunia teknologi

1
dan informasi. Penyampaian informasi yang menarik kepada publik adalah senjata
utama bagi multimedia

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas maka terdapat beberapa permasalahan yang
perlu dibahas dalam paper ini antara lain:
1. Kode Etik dan Fungsi Etika profesi Multimedia
2. Sanksi pelanggran Etika profesi Multimedia
3. Sertifikasi profesi Multimedia

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis setelah penulisan paper ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Kode Etik dan Fungsi Etika profesi Multimedia
2. Mengetahui Sanksi pelanggran Etika profesi Multimedia
3. Mengetahui Sertifikasi profesi Multimedia

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kode Etik dan Fungsi Etika profesi Multimedia


Etika adalah sesuatu yang berkaitan dengan nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Definisi etika mencakup
analisis dan penerapan konsep seperti benar dan salah, baik dan buruk, tanggung
jawab, dan lain sebagainya. Kata etika berasal dalam bahasa Yunani Kuno yakni
ethikos, yang berarti timbul dari kebiasaan. Sedangkan pengertian etika menurut
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah ilmu tentang apa yang baik dan
apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam
pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan,
antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang
lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia. Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan
dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan
sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu.
Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia.
Fungsi dari kode etik profesi khusunya dalam profesi Multimedia adalah:

1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi


tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan
kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang
boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas
profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat
memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat
memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan
pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial).

3
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat
dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau
perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain
instansi atau perusahaan.

2.2 Sanksi pelanggran Etika profesi Multimedia

Secara umum, ada 2 jenis sanksi yang mungkin diberikan kepada


pelanggar kode etik profesi adalah:
1. jika kode etik yang dilanggar masih dalam pelanggaran moral, maka
sanksi yang diberikan adalah sanksi moral, berupa celaan dari kelompok
atau pihak-pihak terkait.
2. jika kode etik yang dilanggar telah melewati batas norma moral dan sosial,
maka sanksi yang mungkin diberikan adalah sanksi hukum. dan pesawat
peluncur satelit telah secara dramatis mengubah penggunaan aplikasi-
aplikasi satelit dari aplikasi data kecepatan rendah sampai aplikasi data
berkecepatan skala gigabit. Munculnya permintaan-permintaan atas
berbagai aplikasi satelit telah mendorong para produsen satelit untuk
melaksanakan konsep-konsep baru dan menerapkan teknologi-teknologi
yang lebih efektif biayanya seperti improve power (EIRP and linearity),
lifetime (lebih dari 15 tahun), serta pemakaian ulang polarisasi dan
frekuensi, maupun fleksibilitas muatan.
Dalam profesi Multimedia yang sering berkaitan dengan bidang informasi dan
transaksi elektronik, sanksi pelanggran dimuat dalam Undang-undang nomor 11
tahun 2008 adalah UU yang mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik,
atau teknologi informasi secara umum. UU ini memiliki yurisdiksi yang berlaku
untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah Indonesia maupun di luar
wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum

4
Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan
Indonesia.

2.3 Sertifikasi profesi Multimedia

Sertifikasi Profesi adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang


dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui Uji Kompetensi yang mengacu
pada Standar Kompetensi Kerja baik yang bersifat Nasional, Khusus maupun
Internasional.
Dengan memiliki Sertifikat Profesi maka seseorang akan mendapatkan
bukti pengakuan tertulis atas kompetensi kerja yang dikuasainya.
Sertifikasi Profesi bukan hanya tren semata untuk memenuhi syarat
memasuki ERA MEA. Namun juga sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi para
tenaga pengajar. Karena seiring berkembangnya jaman, ijazah yang didapat dari
pendidikan formal tidak cukup untuk menghadapi persaingan. Akan tetapi itu
semua jauh lebih berarti ketika seorang tenaga pengajar memiliki sertifikasi untuk
profesinya.
Sertifikasi dalam profesi Miltimedia mengacu pada test kempuan yang
dimiliki dalam menggunakan tool-tool multimedia. Bentuk test Sertifikasi
biasanya bersifat teori dan juga praktik, seperti contoh sertifikasi pada Adobe
Illustrator yang merupakan aplikasi design grafis, peserta yang ingin mendapatkan
sertifikat harus mempelajari dan memahami tool-tool dan cara kerja dari aplikasi
tersebut.
Penyedia dan penyelengara sertifikasi saat ini sudah sangat banyak, salah
satu contohnya adalah Certiport. Certiport adalah pelopor dalam menyediakan
sertifikasi keahlian yang berorientasi pada dunia kerja untuk institusi pendidikan
dan pekerja IT. Sertifikasi tersebut meliputi pengembangan tes, psikometrik,
pengelolaan program, pemasaran untuk Microsoft Office certification programs,
the Adobe Certified Associate certification program, HP Accredited Technical
Associate, CompTIA Strat IT Fundamentals, Autodesk Certified User, Intuit
QuickBooks Certified User dan Internet and Computing Core Certification.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Kode Etik profesi sangat dibutuhkan dalam dunia pekerjaan karena
memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Kode etik profesi merupakan sarana
kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Kode etik
profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi.
 Dalam profesi Multimedia yang sering berkaitan dengan bidang informasi
dan transaksi elektronik, sanksi pelanggran dimuat dalam Undang-undang
nomor 11 tahun 2008 adalah UU yang mengatur tentang informasi serta
transaksi elektronik, atau teknologi informasi secara umum. UU ini
memiliki yurisdiksi yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan
perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik
yang berada di wilayah Indonesia maupun di luar wilayah hukum
Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia
dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan
Indonesia.
 Sertifikasi Profesi bukan hanya tren semata untuk memenuhi syarat
memasuki ERA MEA. Namun juga sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi
para tenaga pengajar. Karena seiring berkembangnya jaman, ijazah yang
didapat dari pendidikan formal tidak cukup untuk menghadapi persaingan.
Akan tetapi itu semua jauh lebih berarti ketika seorang tenaga pengajar
memiliki sertifikasi untuk profesinya.

6
DAFTAR PUSTAKA

[1] itc-indonesia.com. (2021). Tentangcertiport. 01/08/2021, https://itc-


indonesia.com/service/tentangcertiport/.

[2] brainly.co.id. (2019). Sanksi pelangaran terhadap kode etik profesi.


01/08/2021, https://brainly.co.id/tugas/23957530.

[3] smkn3merauke.sch.id. (2020). MULTIMEDIA. 01/08/2021.


https://smkn3merauke.sch.id/2020/04/20/multimedia/.

[4] Sudira, Putu & Nopriyanti. (2015). PENGEMBANGAN MULTIMEDIA


PEMBELAJARAN INTERAKTIF KOMPETENSI DASAR PEMASANGAN
SISTEM PENERANGAN DAN WIRING KELISTRIKAN DI SMK. Vol 5,
Nomor 2, Jurnal Pendidikan Vokasi.

[5] K. Adji, Kunta. (2013). ETIKA PROFESI DALAM PROBLEMATIKA DI


ERA COMPETITIF MENURUT SISI PANDANG AKUNTAN PUBLIK.
Volume 9, Nomor 1. MODERNISASI.

Anda mungkin juga menyukai