Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ETIKA DAN KODE ETIK DALAM PENGGUNAAN


TEKNOLOGI INFORMASI

MAKALAH
Ditulis untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi

Oleh:

Medyka Pratama Putra

2020.2087.1.02

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI KEIMIGRASIAN


POLITEKNIK IMIGRASI
TAHUN 2021
Daftar Isi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................3

B. Rumusan Masalah..........................................................................4

C. Tujuan Penulisan............................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika dan Kode Etik dalam Teknologi Informasi....5

B. Tujuan dari Etika dan Kode Etik dalam Penggunaan


Teknologi Informasi.......................................................................7

C. Prinsip - Prinsip Etika dalam Teknologi Informasi..................10

D. Aturan dalam Pengunaan Teknologi Informasi........................13

E. Jenis Pelanggaran Etika dan Kode Etik dalam Penggunaan


Informasi Komunikasi.................................................................15

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN.............................................................................19
B. SARAN..........................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................21

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan berkembangnya perubahan pada sistem tatanan kehidupan


dunia, disaat itu pula Teknologi Informasi dan Komunikasi berkembang dengan
pesatnya. Sejarah mencatat perkembangan teknologi yang signifikan ini dimulai
pada akhir abad ke-18 hingga pada saat ini. Segmentasi penerapan teknologi tidak
hanya berada pada lingkup kantor tapi juga sudah merambah pada kehidupan
pribadi. Pada dasarnya, pengembangan akan teknologi informasi dan komunikasi
memang sebuah kemajuan peradaban manusia. Akan tetapi, efek negative yang
ditimbulkan juga semakin massif terjadi hingga merusak moril dari setiap
individu. Sehingga diperlukan adanya etika yang diatur lebih lanjut dalam bentuk
kode etik bagi para pengguna teknologi informasi dan komunikasi tersebut.

Salah satu contoh penerapan etika dalam teknologi informasi dan


komunikasi adalah netiket atau etika dan sopan santun berkomunikasi melalui
Internet. Meski komunikasi melalui Internet banyak terjadi melalui tulisan dan
simbol, namun pengguna Internet harus menjaga tutur katanya dan menerapkan
etika yang baik. Jika seseorang memiliki etika yang baik, maka orang tersebut
juga memiliki moral yang baik. Begitu juga sebaliknya, Dalam hal penggunaan
perangkat lunak, etika serta moral berkaitan erat dengan hak seseorang, yakni
pembuat perangkat lunak tersebut. Pembuat perangkat lunak telah bekerja keras
untuk berkarya sehingga hasil karyanya itu patut dihargai dan dilindungi dengan
undang-undang. Indonesia sebagai negara hukum memiliki undang-undang yang
mengatur hak atas kekayaan intelektual.

Selain memperhatikan etika dan moral, penggunaan komputer dan alat-alat


teknologi informasi dan komunikasi lainnya harus juga memperhatikan prinsip
kesehatan dan keselamatan kerja. Penggunaan perangkat keras yang tidak sesuai
prosedur dapat mendatangkan dampak negatif bagi pengguna. Dalam dunia kerja,

3
terlebih dunia kerja yang sifatnya massal dan besar, faktor-faktor kesehatan dan
keselamatan kerja perlu diperhatikan dengan saksama. Untuk itu makalah ini akan
membahas lebih lanjut mengenai etika dan kode etik dalam pengunaan Teknologi
Informasi.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dikemukakan pada makalah ini diantaranya:

1. Apa yang dimaksud dengan Etika dan Kode Etik dalam penggunaan
Teknologi Informasi ?

2. Apa Tujuan dari Etika dan Kode Etik dalam penggunaan Teknologi
Informasi ?

3. Bagaimana prinsip dan aturan dari Etika dan Kode Etik dalam
penggunaan Teknologi Informasi ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dan tujuan dari Etika dan Kode Etik dalam
penggunaan Teknologi Informasi.
2. Mengetahui prinsip dan aturan dari Etika dan Kode Etik dalam
penggunaan Teknologi Informasi.
3. Menyelesaikan tugas Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ETIKA DAN KODE ETIK DALAM TEKNOLOGI


INFORMASI

Etika berasal dari Bahasa Yunani ethikos yang berarti timbul dari
kebiasaan. Secara defenisi, Etika dapat diartikan sebagai sekumpulan azas
atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, tata cara (adat, sopan santun) nilai
mengenai benar dan salah tentang hak dan kewajiban yang dianut oleh suatu
golongan atau masyarakat. Etika mencakup analisis dan penerapan nilai -
nilai seperti benar, salah, baik, buruk dan tanggung jawab. Etika dan moral
juga harus diterapkan dalam penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi. Meski berupa dunia digital, teknologi informasi dan
komunikasi hanyalah media yang dikendalikan oleh manusia.

Sedangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam konteks hal


yang lebih luas, mencakup semua aspek yang berhubungan dengan mesin
(komputer dan telekomunikasi dan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, menghantar dan menampilkan
suatu bentuk informasi. Teknologi informasi bermakna menggabungkan
bidang teknologi seperti komputer, telekomunikasi dan elektronik dan
bidang informasi seperti data, fakta dan proses.

Teknologi Informasi merupakan suatu teknologi yang digunakan


untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan
informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah
data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan
komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi
telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.

5
Jadi etika Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah sekumpulan
azas atau nilai yang yang berkenaan dengan akhlak, tata cara (adat, saran
santun) nilai mengenai benar dan salah, hak dan kewajiban tentang
Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dianut oleh suatu golongan atau
masyarakat dalam pendidikan. Untuk menerapkan etika dalam penggunaan
Teknologi Informasi di perlukan terlebih dahulu mengenal dan memaknai
prinsip yang terkandung di dalam penggunaan Teknologi Informasi di
antaranya adalah:

a. Tujuan Teknologi Informasi yakni untuk memberikan kepada


manusia solusi dan kemudahan dalam menyelesaikan masalah,
menghasilkan kreatifitas, membuat manusia lebih berkarya jika
tanpa menggunakan teknologi informasi dan aktivitasnya.
b. Prinsip high–tech–high–touch artinya jangan memiliki
ketergantungan terhadap teknologi tercanggih tetapi lebih
penting adalah meningkatkan kemampuan aspek “high touch”
yaitu manusia itu sendiri.
c. Sesuaikan Teknologi Informasi terhadap manusia dengan cara
teknologi informasi tersebut harus dapat mendukung segala
aktivitas manusia, bukan sebaliknya dimana manusia
menyesuaikan teknologi informasi .

Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada
kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam
kategori norma hukum. Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan,
tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau
pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman
berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-
baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan
melindungi perbuatan yang tidak professional.

Dalam lingkup Teknologi Informasi, kode etik profesinya memuat


kajian ilmiah mengenai prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan

6
hubungan antara professional atau developer Teknologi Informasi dengan
klien, antara para professional sendiri, antara organisasi profesi serta
organisasi profesi dengan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan seorang
profesional dengan klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah
program aplikasi.

Seorang professional tidak dapat membuat program semaunya, ada


beberapa hal yang harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut
nantinya digunakan oleh kliennya atau user; ia dapat menjamin keamanan
(security) sistem kerja program aplikasi tersebut dari pihak-pihak yang dapat
mengacaukan sistem kerjanya, seperti: hacker ataupun cracker. Ada 3 hal
pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:

a. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota


profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.

b. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi


masyarakat atas profesi yang bersangkutan (kalangan social).

c. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar


organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan
profesi.

B. TUJUAN DARI ETIKA DAN KODE ETIK DALAM PENGGUNAAN


TEKNOLOGI INFORMASI
Kode etik profesi Informatikawan merupakan bagian dari etika
profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih
umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini
lebih memperjelas,mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang
lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma terebut sudah tersirat
dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma
atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa
yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan
perbuatan apa

7
yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional.
Tujuan utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus dalam
masyarakat tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok.
Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :

a. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang


prinsip profesionalitas yang digariskan.

b. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang


bersangkutan.

c. Mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang


hubungan etika dalam keanggotaan profesi.

Adapun yang menjadi tujuan pokok dari rumusan etika yang dituangkan
dalam kode etik (Code of conduct) profesi adalah :

(1) Standar‐standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung


jawab terhadap klien, institusi, dan masyarakat pada umumnya.

(2) Standar‐standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam


menentukan apa yang harus mereka perbuat kalau mereka
menghadapi dilema‐dilema etika dalam pekerjaan.

(3) Standar‐standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau


nama dan fungsi‐fungsi profesi dalam masyarakat melawan
kelakuan‐kelakuan yang jahat dari anggota‐anggota tertentu.

(4) Standar‐standar etika mencerminkan atau membayangkan


pengharapan moral‐moral dari komunitas, dengan demikian
standar‐standar etika menjamin bahwa para anggota profesi akan
menaati kitab UU etika (kode etik) profesi dalam pelayanannya.

(5) Standar‐standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan


dan integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi.

(6) Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan

8
hukum (atau undang‐undang). Seorang ahli profesi yang
melanggar kode etik profesi akan menerima sanksi atau denda
dari induk organisasi profesinya.

Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang khususnya


bidang teknologi informasi. Kode etik sangat dibutuhkan dalam bidang
Teknologi Informasi karena kode etik tersebut dapat menentukan apa yang
baik dan yang tidak baik serta apakah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
IT- er itu dapat dikatakan bertanggung jawab atau tidak. Pada jaman
sekarang banyak sekali orang di bidang Teknologi Informasi
menyalahgunakan profesinya untuk merugikan orang lain, contohnya hacker
yang sering mencuri uang, password leat computer dengan menggunakan
keahlian mereka. Contoh seperti itu harus dijatuhi hukuman yang berlaku
sesuai dengan kode etik yang telah disepakati. Dan banyak pula tindakan
kejahatan dilakukan di internet selain hacker yaitu cracker dan lainnya. Oleh
sebab itu kode etik bagi pengguna internet sangat dibutuhkan pada jaman
sekarang ini. Adapun kode etik yang diharapkan bagi para pengguna internet
adalah:

a. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara


langsung berkaitan dengan masalah pornografi dan nudisme
dalam segala bentuk.

b. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki


tendensi menyinggung secara langsung dan negatif masalah
suku, agama dan ras (SARA), termasuk di dalamnya usaha
penghinaan, pelecehan, pendiskreditan, penyiksaan serta segala
bentuk pelanggaran hak atas perseorangan,
kelompok/lembaga/institusi lain.

c. Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi


instruksi untuk melakukan perbuatan melawan hukum (illegal)
positif di Indonesia dan ketentuan internasional umumnya.

d. Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak

9
dibawah umur.

e. Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling


bertukar materi dan informasi yang memiliki korelasi terhadap
kegiatan pirating, hacking dan cracking.

f. Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar / foto,


animasi, suara atau bentuk materi dan informasi lainnya yang
bukan hasil karya sendiri harus mencantumkan identitas sumber
dan pemilik hak cipta bila ada dan bersedia untuk melakukan
pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan serta
bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin
timbul karenanya.

g. Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap


produk, sumber daya (resource) dan peralatan yang dimiliki
pihak lain.

h. Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku di


masyarakat internet umumnya dan bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap segala muatan / isi situsnya.

i. Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola,


anggota dapat melakukan teguran secara langsung.

C. PRINSIP - PRINSIP ETIKA DALAM TEKNOLOGI INFORMASI

Dalam prakteknya, kode etik di dalam penggunaan Teknologi


Informasi berhubungan dengan aspek keamanan. Aspek keamanan biasanya
seringkali ditinjau dari 3 hal, yaitu confidentiality, integrity, dan availability.
Biasanya ketiga aspek ini sering disingkat menjadi CIA. Secara umum,
pengertian confidentiality, integrity, dan availability adalah sebagai berikut:

(1) Confidentiality, maksudnya secara singkat sama dengan arti katanya


yaitu kerahasian. Kerahasian dalam hal ini adalah informasi yang kita
miliki pada sistem/database kita, adalah hal yang rahasia dan

10
pengguna

11
atau orang yang tidak berkepentingan tidak dapat
melihat/mengaksesnya. Atau dengan kata lain, hanya pihak yang
berhak dan berwenang saja yang dapat mengakses informasi tersebut.
Untuk itu kebanyakan organisasi umumnya mengklasifikasikan
informasi/data untuk mengakomodir tercapainya confidentiality.
Klasifikasinya yaitu internal use only (hanya digunakan di lingkungan
internal perusahaan), public (biasanya disebarkan melaui website atau
media sosial perusahaan), dan confidential (sangat rahasia, contohnya
data-data terkait planning, finansial, business process). Ancaman yang
muncul dari pihak yang tidak berkepentingan terhadap
aspek confidentiality antara lain:

a) Password Strength (lemahnya password yang digunakan,


sehingga mudah ditebak ataupun di-bruteforce)

b) Malware (masuknya virus yang dapat membuat backdoor ke


sistem ataupun mengumpulkan informasi user)

c) Social Engineering (lemahnya security awareness pengguna


dimana mudah sekali untuk ‘dibohongi’ oleh attacker, yang
biasanya adalah orang yang sudah dikenalnya).

Cara yang umum digunakan untuk menjamin tercapainya


aspek confidentiality adalah dengan menerapkan enkripsi. Enkripsi
merupakan sebuah teknik untuk mengubah file/data/informasi dari
bentuk yang dapat dimengerti (plaintext) menjadi bentuk yang tidak
dapat dimengerti (ciphertext), sehingga membuat attacker sulit untuk
mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Enkripsi harus
dilakukan pada level media penyimpanan dan transmisi data.

(2) Integrity, maksudnya adalah data tidak dirubah dari aslinya oleh
orang yang tidak berhak, sehingga konsistensi, akurasi, dan validitas
data tersebut masih terjaga. Dengan bahasa lain, integrity mencoba
memastikan data yang disimpan benar adanya, tidak ada pengguna
yang

12
tidak berkepentingan atau software berbahaya yang mengubahnya.
Integrity berusaha untuk memastikan data diproteksi dengan aman dari
ancaman yang disengaja (serangan hacker) maupun ancaman yang
tidak disengaja (misal. kecelakaan). Integrity dapat dicapai dengan:

a) Menerapkan strong encryption pada media penyimpanan dan


transmisi data.

b) Menerapkan strong authentication dan validation pada setiap


akses file/akun login/action yang diterapkan. Authentication dan
validation dilakukan untuk menjamin legalitas dari akses yang
dilakukan.

c) Menerapkan access control yang ketat ke sistem, yaitu setiap


akun yang ada harus dibatasi hak aksesnya. Misal tidak semua
memiliki hak akses untuk mengedit, lainnya hanya bisa melihat
saja.

(3) Availability, adalah memastikan sumber daya yang ada siap diakses
kapanpun oleh user/application/sistem yang membutuhkannya. Sama
seperti aspek integrity, rusaknya aspek availability dari sistem juga
bisa diakibatkan karena faktor kesengajaan dan
faktor accidental (kecelakaan). Faktor kesengajaan bisa dari
serangan Denial of Service (DoS), malware, maupun hacker/cracker.
Untuk faktor accidental (kecelakaan) bisa karena hardware
failure (rusak atau tidak berfungsi dengan baiknya hardware tersebut),
konsleting listrik, kebakaran, banjir, gempa bumi, dan bencana alam
lainya.

Untuk memastikan tercapainya aspek availability, organisasi


perusahaan bisa menerapkan:

a) Disaster Recovery Plan (memiliki cadangan baik tempat


dan resource, apabila terjadi bencana pada sistem).

13
b) Redundant Hardware (misal memiliki banyak power supply).

c) RAID (salah satu cara untuk menanggulangi disk failure).

d) Data Backup (rutin melakukan backup data).

D. ATURAN DALAM PENGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

a. Privacy

Pada dasarnya, privacy ini sama dengan confidentiality. Namun, jika


confidentiality biasanya berhubungan dengan data-data perusahaan atau
organisasi, sedangkan privacy lebih ke arah data-data yang bersifat pribadi.

Contoh hal yang berhubungan dengan privacy adalah e-mail seorang


pemakai tidak boleh dibaca oleh administrator. Hal ini untuk menjamin
privacy dari isi e-mail tersebut, sehingga tidak bisa disalahgunakan oleh
pihak lain.

b. Term & Condition

Term & Condition adalah aturan-aturan dan kondisi yang harus ditaati
pada penggunaan teknologi informasi. Hal tersebut mencakup integrity,
privacy dan availability dari informasi yang terdapat dan dibutuhkan
didalamnya. Biasanya dalam aturan Term & Condition sudah dijelaskan
tentang Ketentuan Layanan, Ketentuan Konten dan Jurnalisme Warga,
begitu juga dengan etiket komunikasi dan berinteraksi melalui komentar,
baik berupa mengirimkan pesan, shout atau bahkan didalam tulisan sendiri.
Semuanya telah diatur, tapi ada beberapa yang bersifat privasi yanng hanya
pengguna saja yang mengetahuinya. Etiket yang berlaku ketika ada interaksi
didalam pergaulan, menunjukan cara yang tepat atau diharapkan untuk
kalangan atau situasi tertentu.

Namun perlu diingat bahwa untuk mengukurnya dapat saja berbeda,


karena etiket dapat bersifat relative, dapat dianggap tidak sopan dalam
sebuah

14
kebudayaan, namun dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Lain
halnya dengan etika jauh lebih absolute seperti adanya larangan seperti tidak
boleh berbohong atau jangan mencuri. Salah satu kelemahan internet yang
tidak dapat diukur sebagai media interaktif yaitu bahwa kita tidak tahu
kondisi emosi lawan interaktif dan kita juga tidak akan tahu karakter dan
watak lawan interaktif kita.

Oleh sebab itu terkadang tidak sengaja kita menyinggung atau


menyakiti perasaan seseorang. Kalau sudah begini maka timbullah suasana
ketidaknyamanan. Bagi orang dewasa tentu saja semua ini adalah bagian
dari proses pergaulan, sehingga adalah wajar terjadi hal demikian. Namun
alangkah bijaknya kita menghindari diri untuk melukai orang lain. Kalaupun
terlanjur, tentu penyelesaianya dapat dilakukan secara dewasa pula.
Beberapa hal dibawah ini yang harus diperhatikan pengguna:

1. Jangan Gunakan Huruf Kapital (Capslock).

2. Hati-hati untuk memberikan informasi atau berita Hoax.

3. Kutip Seperlunya.

4. Hindari menyebarkan permusuhan, penghinaan menyangkut


SARA atau komentar yang memprovokasi.

5. Perlakuan terhadap pesan pribadi.

6. Hindari untuk menyerang pribadi.

7. Ketika ‘harus’ menyimpang dari topik (out of topic)

8. Sedapatnya menyampaikan kritik dan saran yang bersifat


pribadi, disampaikan melalui pesan pribadi (Personal Message)

9. Cara bertanya yang baik.

15
E. JENIS PELANGGARAN ETIKA DAN KODE ETIK DALAM
PENGGUNAAN INFORMASI KOMUNIKASI

Terkait dengan bidang hukum, maka pengguna harus mengetahui UU


No 28 Tahun 2014 yang membahas tentang HAKI (Hak Atas Kekayaan
Intelektual) dan pasal-pasal yang membahas hal tersebut. Hukum Hak Cipta
bertujuan melindungi hak pembuat dalam mendistribusikan, menjual atau
membuat turunan dari karya tersebut. Perlindungan yang didapatkan oleh
pembuat (author) adalah perlindungan terhadap penjiplakan (plagiat) oleh
orang lain. Hak Cipta sering diasosiasikan sebagai jual-beli lisensi, namun
distribusi Hak Cipta tersebut tidak hanya dalam konteks jual-beli, sebab bisa
saja sang pembuat karya membuat pernyataan bahwa hasil karyanya bebas
dipakai dan didistribusikan (tanpa jual-beli), seperti yang kita kenal dalam
dunia Open Source, originalitas karya tetap dimiliki oleh pembuat, namun
distribusi dan redistribusi mengacu pada aturan Open Source.

1. Hacker dan Cracker

Kata hacker pertama kalinya muncul dengan arti positif untuk


menyebut seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer
yang lebih baik ketimbang yang telah dirancang bersama. Menurut
Mansield, hacker didefinisikan sebagai seorang yang memiliki keinginan
untuk melakukan eksplorasi dan penetrasi terhadap sebuah sistem operasi
dan kode komputer pengaman lainya tetapi tidak melakukan tindakan
pengerusakan apapun tidak mencuri uang atau informasi. Sedangkan
Cracker adalah sisi gelap dari hacker dan memiliki ketertarikan untuk
mencuri informasi, melakukan berbagai macam kerusakan dan sesekali
waktu juga melumpuhkan seluruh sistem komputer. Ada 3 Penggolongan
Hacker dan Cracker, yaitu:

a. Recreational Hackers, kejahatan yang dilakukan oleh netter


tingkat pemula untuk sekedar mencoba kekurang handalan
system sekuritas suatu perusahaan.

16
b. Crackers/Criminal Minded Hackers, pelaku memiliki motifasi
untuk mendapat keuntungan financial, sabotase dan pengrusakan
data, type kejahatan ini dapat dilakukan dengan banyak orang
dalam.

c. Political Hackers, aktifis politis (hactivist) melakukan


pengrusakan terhadap ratusan situs web untuk
mengkampanyekan programnya, bahkan tidak jarang
dipergunakan untuk menempelkan pesan untuk mendiskreditkan
lawannya.

2. Denial of Service Attack (DoS Attack)

Denial of Service Attack adalah suatu usaha untuk membuat suatu


sumber daya komputer yang ada tidak bisa digunakan oleh para pemakai.
Denial of Service Attack ditandai oleh suatu usaha eksplisit dengan
penyerang untuk mencegah para pemakai memberi bantuan dari penggunaan
jasa tersebut. Denial of Service Attack mempunyai dua format umum, yaitu:

a. Memaksa komputer korban untuk mereset atau korban tidak bisa


lagi menggunakan perangkat komputernya seperti yang
diharapkannya.

b. Menghalangi media komunikasi antara para pemakai dan korba


sehingga mereka tidak bisa lagi berkomunikasi.

3. Piracy

Piracy adalah pembajakan perangkat lunak (software).. Bentuk


pembajakan perangkat lunak:

a. Memasukan perangkat lunak illegal ke harddisk.

b. Softlifting, pemakaian lisensi melebihi kapasitas.

c. Penjualan CD-ROM illegal.

d. Penyewaan perangkat lunak illegal.

17
e. Download illegal.

4. Fraud

Fraud merupakan kejahatan manipulasi informasi dengan tujuan


mengeruk keuntungan yang sebesar besarnya. Biasanya kejahatan yang
dilakukan adalah memanipulasi informasi keuangan. Contoh adanya situs
lelang fiktif yang melibatkan berbagai macam aktifitas yang berkaitan
dengan kartu kredit.

5. Gambling

Perjudian tidak hanya dilakukan secara konfensional, akan tetapi


perjudian sudah marak didunia cyber yang berskala global. Dan kegiatan ini
dapat diputar kembali dinegara yang merupakan "tax heaven" seperti cyman
islands yang merupakan surga bagi money laundering. Jenis jenis online
gambling seperti Online Casinos dan Online Poker.

6. Mobile Gambling

Merupakan perjudian dengan menggunakan wireless device, seperti


PDAs, Wireless tabled PCs, berapa casino online dan poker online
menawarkan pilihan mobile. GPRS,GSM data, UMTS, IMode adalah semua
teknologi lapisan data atas nama perjudian gesit tergantung.

7. Pornography dan Paedophilia

Pornography merupakan jenis kejahatan dengan menyajikan bentuk


tubuh tanpa busana, erotis, dan kegiatan seksual lainnya dengan tujuan
merusak moral. Paedophilia merupakan kejahatan penyimpangan seksual
yang lebih condong kearah anak anak (child phornography).

8. Data Forgery

Kejahatan ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada


dokumen dokumen penting yang ada di internet. Dokumen dokumen ini
biasanya dimiliki oleh institusi atau lembaga yang memiliki situs berbasis
web

18
database. Dokumen tersebut disimpan sebagai scriptless document dengan
menggunakan media internet. Kejadian ini biasanya diajukan untuk
dokumen e-commerce.

19
Daftar Pustaka

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan


sebagai berikut:

1. Etika Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah sekumpulan azas


atau nilai yang yang berkenaan dengan akhlak, tata cara (adat, saran
santun) nilai mengenai benar dan salah, hak dan kewajiban tentang
Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dianut oleh suatu golongan
atau masyarakat dalam pendidikan.

2. Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :

(1) Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang


prinsip profesionalitas yang digariskan.

(2) Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.

(3) Mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang


hubungan etika dalam keanggotaan profesi.

Adapun yang menjadi tujuan pokok dari rumusan etika yang


dituangkan dalam kode etik (Code of conduct) profesi adalah :

(1) Standar‐standar etika menjelaskan dan menetapkan tanggung


jawab terhadap klien, institusi, dan masyarakat pada umumnya.

(2) Standar‐standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam


menentukan apa yang harus mereka perbuat kalau mereka
menghadapi dilema‐dilema etika dalam pekerjaan.

(3) Standar‐standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau

20
Daftar Pustaka

nama dan fungsi‐fungsi profesi dalam masyarakat melawan


kelakuan‐kelakuan yang jahat dari anggota‐anggota tertentu.

(4) Standar‐standar etika mencerminkan atau membayangkan


pengharapan moral‐moral dari komunitas, dengan demikian
standar‐standar etika menjamin bahwa para anggota profesi akan
menaati kitab UU etika (kode etik) profesi dalam pelayanannya.

(5) Standar‐standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan


dan integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi.

(6) Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama
dengan hukum (atau undang‐undang). Seorang ahli profesi yang
melanggar kode etik profesi akan menerima sanksi atau denda
dari induk organisasi profesinya.

3. Prinsip kode etik di dalam penggunaan Teknologi Informasi


berhubungan dengan aspek keamanan. Aspek keamanan biasanya
seringkali ditinjau dari 3 hal, yaitu confidentiality, integrity, dan
availability. Biasanya ketiga aspek ini sering disingkat menjadi CIA.

4. Aturan Etika dan Kode Etik dalam penggunaan Teknologi Informasi


dibagi menjadi dua yaitu Privacy dan Term & Condition.

B. SARAN

Dalam hal penggunaan Teknologi Informasi memang perlu adanya


pengawasan baik dari internal maupun eksternal. Kode Etik dan Etika ini
merupakan hal utama yang pada pelaksanaannya akan efektif bila
diterapkan oleh masing-masing individu itu sendiri baik professional
maupun user. Saya menyarankan untuk selalu berhati-hati dalam
penggunaan Teknologi Informasi demi kenyamanan privasi dan juga
manfaatkanlah sebijak mungkin dari kemajuan peradaban ini.

21
Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Najib. Pengertian Etika dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi.


https://smkalfattah.ilearning.me/2015/11/09/pengertian-etika-dalam-
penggunaan-teknologi-informasi-dan-komunikasi/ diakses pada Minggu (26
Juli 2021) pada pukul 01.40 WIB

Ramli, Muhammad. Etika Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Dan


Komunikasi Dalam Pendidikan. TA’LIM * Vol.II -- No.03 Jan-Jun 2012

Ramli, Muhammad. 2012. Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan.


Banjarmasin: Antasari Press. Cetakan I.

Syam Pratiwi, Yuliani. Contoh Kode Etik Dalam Penggunaan


Teknologi Informasi.https://yulianisyampratiwi.wordpress.com/2016/06/23/
contoh-kode-etik-dalam-penggunaan-teknologi-informasi/ diakses pada
Minggu (26 Juli 2021) pada pukul 23.30 WIB.

Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual.

22

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai