Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/350495784

Sistem Informasi Manajemen IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM


PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PERUSAHAAN INDOFOOD

Article  in  Akuntansi dan Teknologi Informasi · March 2021

CITATIONS READS

0 59

1 author:

Febrianti Safitri Anggraini


Universitas Mercu Buana
14 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PENGELOLAAN PROYEK BISNIS BERBASIS SISTEM INFORMASI DALAM RANGKA DIGITALISASI PROSES BISNIS PERUSAHAAN PADA PT. WASKITA KARYA View project

IMPLEMENTASI APLIKASI SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN View project

All content following this page was uploaded by Febrianti Safitri Anggraini on 30 March 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Sistem Informasi Manajemen
IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMANFAATAN
TEKNOLOGI INFORMASI PADA PERUSAHAAN INDOFOOD
Dosen pengampu: Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si, CMA.,CAP.,CAPF

Disusun Oleh :
NAMA : FEBRIANTI SAFITRI ANGGRAINI
NIM : 43217120010

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Mercu Buana Jakarta
2021
ABSTRAK

Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi khususnya komputer, etika


komputer dira sasangat penting bagi masyarakat. Etika dalam penggunaan komputer sedang
mendapat perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya. Etika berkomputer amat penting
karena masyarakat memiliki persepsidan ketakutan tertentu dengan penggunaan komputer. Fitur-
fitur penggunaan komputer yang mengkhawatirkan masyarakat adalah kemampuan untuk
memprogram komputer untuk melakukan apasaja, fakta bahwa komputer dapat mengubah
kehidupan sehari-hari dan fakta bahwa apa yang dilakukan komputer bisa jadi tidak terlihat oleh
orang yang menjadi korban.Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena
kesadaran bahwa computer dapat mengganggu hak privasi individual, properti dan akses.
Sedangkan dalam dunia bisnis salah satualasan utama perhatian tersebut adalah masalah
pembajakan perangkat alat lunak yang dapat mengurangi pendapatan penjual perangkat lunak
cukup signifikan. Namun subyek etika komputer lebih dalam daripada masalah privasi dan
pembajakan. Komputer adalah peralatan sosial yang penuh daya, yang dapat membantu atau
mengganggu masyarakat dengan banyak cara yang semuanya itu tergantung pada cara
penggunaannya. Perilaku kita diarahkan oleh moral, etika, dan hukum. Undang-undang mengenai
komputer telah diterapkan di banyaknegara untuk mengatasi kekhawatiran seperti hak
mendapatkan akses data, hak akan privasi.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi khususnya komputer, etika computer
dirasa sangat penting bagi masyarakat. Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat
perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya. Etika berkomputer amat penting karena
masyarakat memiliki persepsi dan ketakutan tertentu dengan penggunaan computer. Fitur-fitur
penggunaan computer yang mengkhawatirkan masyarakat adalah kemampuan untukmem
program komputer untuk melakukan apa saja, fakta bahwa komputer dapat mengubah kehidupan
sehari-hari dan fakta bahwa apa yang dilakukan komputer bisa jadi tidak terlihat oleh orang yang
menjadi korban. Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena kesadaran
bahwa komputer dapat mengganggu hak privasi individual, properti dan akses. Sedangkan
dalam dunia bisnis salah satu alasan utama perhatian tersebut adalah masalah pembajakan
perangkat alat lunak yang dapat mengurangi pendapatan penjual perangkat lunak cukup
signifikan. Namun subyek etika komputer lebih dalam daripada masalah privasi dan pembajakan.
Proses penggunaan teknologi informasi dan komunikasi merupakan dasar yang muncul
dandikenal sebagai Informatika Masyarakat. Masyarakat informatika melibatkan diri lebih
darisekedar pengadopsian teknologi informasi dan komunikasidi dalamnya, tetapi ikut
dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi demi keuntungan masyarakat lokal.
Komunikasi telah memainkan peranan penting dalam mengembangkan dan mempertahankan
kesehjateraan masyarakat secara geografis sepanjang sejarah. Sejak permulaan, tujuan utama
teknologi masyarakat adalah untuk menggunakan prasarana, aplikasi, dan layanan informasi dan
komunikasi untuk memberdayakan dan melestarikan modal sosial masyarakat lokal
(jaringan,organisasi,kelompok, aktivitas, dan nilai yang mendasari kehidupan masyarakat).
Namun,terkadang terdapat beberapa pihak dalam masyarakat yang kurang tepat menggunakan
teknologi informasi secara bijak. Hal itu terlihat pada beberapa penyalahgunaan mereka dalam
beberapahal yang tidak sesuai dengan nilai, danno rma yan ada dalam masyarakat. Pentingnya
pengetahuan etis dalam penggunaan teknologi informasi menjadi kajian lanjut yang perlu
dipelajari demi tercapainya tujuan awal teknologi informasi untuk mempermudah kehidupan.
LITERATUR TEORI

A. PERBEDAAN MORAL, ETIKA DAN HUKUM

1. Moral

Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar dan salah. Moral adalah institusi
social dengan suatu sejarah dan daftar peraturan. Walau berbagai masyarakat tidak megnikuti satu
set moral yang sama, terdapat keseragaman kuat yang mendasar. Misalnya, anak-anak jepang di
ajarkan untuk mengucapkan “terima kasih”

2. Etika

Etika adalah satu set kepercayaan, standar, atau pemikiran yang mengisi suatu individu,
kelompok atau masyarakat. Etika sangat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
Perbedaan ini di dibidang komputer dalam bentuk perangkat lunak bajakan – perangkat lunak
yang digandakan secara illegal lalu di gunakan atau dijual. Pada tahun 1990, diperkirakan bahwa
pembajakan perangkat lunak mengakibatkan penjual perangkat lunak AS kehilangan pendapatan
tahunan lebih dari $40 milyar.

3. Hukum

Hukum adalah peraturan perilaku formal yang dipaksakan oleh ototritas berdaulat, seperti
pemerintah, pada rakyat atau warga negaranya. Hingga kini sangat sedikit hukum yang mengatur
penggunaan komputer. Hal ini karena komputer merupakan penemuan baru – umurnya hanya
sekitar empat puluh tahun – dan teknologinya berubah sangat cepat selama periode tersebut.
Sistem hukum sulit mengikutinya.

B. PERLUNYA BUDAYA ETIKA

Hubungan antara CEO dengan perusahaan merupakan dasar budaya etika. Jika perusahaan
harus etis, maka manajemen puncak harus etis dalam semua tindakan dan kata-katanya.
Manajemen puncak memimpin dengan memberi contoh. Perilaku ini adalah budaya etika. Tugas
manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya menyebar di seluruh organisasi,
melalui semua tingkatan dan menyentuh semua pegawai. Para eksekutif mencapai penerapan ini
melalui suatu metode tiga lapis, yaitu :
1. Corporate credo ialah pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai yang ditegakkan
perusahaan.
2. Program etika ialah suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang
dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan corporate credo.
3. Kode etik perusahaan

C. ETIKA DAN JASA INFORMASI

Etika komputer adalah sebagai analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi
kompueter, serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan teknologi tsb secara etis.
(James H. Moor) Manajer yang paling bertanggungjawab terhadap etika komputer adalah CIO.
Etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama yaitu :
1. CIO harus waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat.
2. CIO harus berbuat sesuatu dengan menformulasikan kebijakan-kebijakan yang
memastikan bahwa teknologi tersebut secara tepat.
Namun ada satu hal yang sangat penting bahwa bukan hanya CIO sendiri yang bertanggung
jawab atas etika komputer. Para manajer puncak lain juga bertanggung jawab. Keterlibatan seluruh
perusahaan merupakan keharusan mutlak dalam dunia end user computing saat ini. Semua manajer
di semua area bertanggung jawab atas penggunaan komputer yang etis di area mereka. Selain
manajer setiap pegawai bertanggung jawab atas aktivitas mereka yang berhubungan dengan
komputer.
Alasan pentingnya etika komputer
Menurut James H. Moor ada tiga alasan utama minat masyarakat yang tinggi pada komputer,
yaitu :
1. Kelenturan logika : kemampuan memprogram komputer untuk melakukan apapun
yang kita inginkan .
2. Faktor transformasi : komputer dapat mengubah secara drastis cara kita
melakukan sesuatu.
3. Faktor tak kasat mata : semua operasi internal komputer tersembunyi dari
penglihatan.
Faktor ini membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat, perhitungan rumit
yang tidak terlihat dan penyalahgunaan yang tidak terlihat.
D. HAK KOMPUTER DAN HAK SOSIAL
Hak atas komputer
Komputer merupakan peralatan yang begitu penuh daya sehingga tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat. Dengan demikian masyarakat memiliki hak atas komputer, yakni berupa (menurut
Deborah Johnson) :
1. Hak atas akses komputer
Setiap orang tidak perlu memiliki sebuah komputer. Namun pemilikan atau akses komputer
merupakan kunci mencapai hak-hak tertentu lainnya, yakni mendapatkan pendidikan yang baik,
pelatihan keahlian, mendukung wiraswasta, dan lain-lain.
2. Hak atas keahlian komputer
Di awal pemunculan komputer, ada ketakutan yang luas dari para pekerja bahwa komputer akan
mengakibatkan pemutusan hubungan kerja masal. Kenyataannya, komputer telah menciptakan
pekerjaan lebih banyak daripada yang dihilangkannya. Sehingga pengetahuan tentang komputer
sebagai suatu kebutuhan.
3. Hak atas spesialis komputer
Mustahil seseorang memperoleh semua pengetahuan dan keahlian komputer yang diperlukan.
Karena itu kita harus memiliki akses ke para spesialis tersebut, seperti kita memiliki akses ke
dokter, dan pengacara.
4. Hak atas pengambilan keputusan komputer
Walau masyarakat tidak banyak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai
bagaimana komputer digunakan, msyarakat memiliki hak tersebut. Hal tersebut layak jika
komputer dapat berdampak buruk bagi masyarakat. Hak-hak tersebut dicerminkan dalam UU
komputer yang telah mengatur penggunaan komputer. Di Indonesia masih dalam tahap
pembahasan dan belum dalam bentuk RUU.
Hak Atas Informasi
1. Hak atas privacy : meningkatnya kemampuan computer untuk digunakan bagi pengintaian,
dan yang lain adalah meningkatnya nilai informasi dalam dalam pengambilan keputusan.
Pemerintah federal mengatasi sebagian masalah ini dalam Privacy Act of 1974.
2. Hak atas Akurasi : komputer dipercaya mampu mencapai tingkat akurasi yang tidak dapat
dicapai oleh sstem nonkomputer.
3. Hak atas kepemilikan : para penjual perangkat lunak dapat menjaga hak milik intelektual
mereka dari pencurian melalui hak cipta, paten, dan perjanjian lisensi. Hingga tahun 1980-
an, perangkat lunak tidak dilindungi oleh UU hak cipta atau paten.
4. Hak atas Akses : banyak informasi tersebut yang telah diubah menjadidatabase komersial
yang menjadikannya kurang dapat diakses masyarakat. Dengan melihat fakta bahwa
komputer dapat mengakses data dari penyimpanan lebih cepat dan lebih mudah dari teknologi
lain.

Untuk memecahkan permasalahan etika komputer, jasa informasi harus masuk ke dalam
suatu kontrak sosial yang memastikan bahwa komputer akan digunakan untuk kebaikan sosial.
Jasa informasi membuat kontrak dengan individu dan kelompok yang menggunakan atau yang
mempengaruhi oleh output informasinya. Kontrak ini tidak tertulis tetapi tersirat dalam segala
sesuatu yang dilakukan jasa informasi.
Kontrak tersebut, menyatakan bahwa :
- Komputer tidak akan digunakan untuk sengaja mengganggu privasi orang
- Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemrosesan komputer
- Hak milik intelektual akan dilindungi
- Komputer dapat diakses masyarakat sehingga anggota masyarakat terhindar dari ketidaktahuan
informasi.
E. KODE-KODE ETIK
Ada empat asosiasi profesional komputer AS telah membuat kode etik sebagai panduan bagi
para anggotanya, yaitu :
a). Kode etik ACM (Association for Computing Machinery - 1947)
Kode perilaku profesionalnya menyatakan bahwa seorang anggota ACM selalu bertindak dengan
integritas, berusaha meningkatkan kemampuannya serta kemampuan dan prestise profesinya,
bertanggung jawab atas pekerjaannya, bertindak dengan tanggung jawa profesional, dan
menggunakan pengetahuan dan keahlian khususnya untuk kesejahteraan umat manusia.
b). Kode etik DPMA (Data Processing Management Association – 1951)
Misi dari DPMA adalah menjunjung manajemen informasi yang efektif dan bertanggung jawab
untuk kebaikan para anggotanya, para pemberi kerja, dan masyarakat bisnis. Kode etik DPMA
terdiri dari standar prilaku yang menguraikan kewajiban manajer pengolahan data pada
manajemen perusahaan, rekan anggota DPMA dan profesi, masyarakat dan pemberi kerja.
c). Kode etik ICCP (Institute for Certification of Komputer Professionals – 1973)
Maksud dari ICCP adalah memberi sertifikasi kepada para profesional komputer, yang
meliputi certified computer programmer (CCP), certified in data processing (CDP). Hal tersebut
harus ditempuh dengan ujian dan harus setuju dengan kode etik ICCP. Kode etik ICCP ada yang
bersifat permanen dan dapat diperbaharui secara berkala. Kode etik ICCP yang menyatakan
bahwa para anggotanya bertanggung pada pprofesi, pemberi kerja dan kliennya. Bile terjadi
pelanggaran maka dapat mengakibatkan sertifikasinya dicabut.
d). Kode etik ITAA (Information Technology Association America – 1961)
ITAA merupakan suatu asosiasi bagi organisasi-organisasi yang memasarkan perangkat lunak dan
jasa yang berkaitan dengan komputer. Kode etik ITAA terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang
mengatur penilaian, komunikasi, dan kualitas jasa dengan klien. Perusahaan dan pegawai
diharapkan menegakkan integritas profesional industri komputer.
F. ETIKA DAN CIO (Chief Information Officer)
Perilaku CIO dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu hukum, budaya etika perusahaan, kode etik
profesional, tekanan sosial (orang atau kelompok di luar perusahaan) dan tekanan pribadi
(mungkin berala dari dalam perusahaan). Berdasarkan hasil survey oleh Scott J. Vitell dan Donald
L. Davis, diperoleh hasil :
i. CIO tidak bertindak yang tidak etis, walaupun kesempatan untuk berbuat yang tidak ada.
ii. CIO yang berhasil senantiasan berbuat etis.
iii. Perusahaan dan manajer memiliki tanggung jawa sosial.
iv. Manajer mendukung keyakinan etika mereka dengan tindakan.
PEMBAHASAN
IMPLIKASI ETIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI
INFORMASI PADA PERUSAHAAN INDOFOOD

A. SEJARAH PERUSAHAAN INDOFOOD


Perusahaan ini didirikan pada tanggal 14 Agustus 1990 oleh Sudono Salim dengan nama PT
Panganjaya Intikusuma yang pada tanggal 5 Februari 1994 menjadi Indofood Sukses Makmur.
Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa.
Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) didirikan tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT
Panganjaya Intikusuma dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990. Kantor pusat
INDF berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 21, Jl. Jend. Sudirman Kav. 76 – 78,
Jakarta 12910 – Indonesia. Sedangkan pabrik dan perkebunan INDF dan anak usaha berlokasi di
berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INDF antara lain terdiri dari
mendirikan dan menjalankan industri makanan olahan, bumbu penyedap, minuman ringan,
kemasan, minyak goreng, penggilingan biji gandum dan tekstil pembuatan karung terigu.

B. KASUS INDOFOOD

Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karena disebut mengandung
bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia dan ditarik dari peredaran. Zat yang terkandung
dalam Indomie adalah methyl parahy droxy benzoate dan benzoic acid (asam benzoat). Kedua zat tersebut
biasanya hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik, dan pada Jumat (08/10/2010) pihak Taiwan
telah memutuskan untukmenariksemua jenis produk Indomie dari peredaran. Di Hongkong, dua
supermarket terkenal juga untuk sementara waktu tidak memasarkan produk dari Indomie.

C. IMPLEMENTASI KASUS
Indofood merupakan salah satu perusahaan global asal Indonesia yang produk-produknya banyak
di ekspor ke negara-negara lain. Salah satunya adalah produk mi instan Indomie. Di Taiwan
sendiri, persaingan bisnis mi instant sangatlah ketat, disamping produk-produk mi instant dari
negara lain, produk mi instant asal Taiwan pun banyak membanjiri pasar dalam negeri Taiwan.
Harga yang ditwarkan oleh Indomie sekitar Rp1500, tidak jauh berbeda dari harga indomie di
Indonesia, sedangkan mi instan asal Taiwan dijual dengan harga mencapai Rp5000 per
bungkusnya. Disamping harga yang murah, indomie juga memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan produk mi instan asal Taiwan, yaitu memiliki berbagai varian rasa yang
ditawarkan kepada konsumen. Dan juga banyak TKI/W asal Indonesia yang menjadi konsumen
favorit dari produk Indomie selain karena harganya yang murah juga mereka sudah familiar
dengan produk Indomie. Tentu saja hal itu menjadi batu sandungan bagi produk mi instan asal
Taiwan, produk mereka menjadi kurang diminati karena harganya yang mahal. Sehingga pihak
perindustrian Taiwan mengklaim telah melakukan penelitian terhadap produk Indomie, dan
menyatakan bahwa produk tersebut tidak layak konsumsi karena mengandung beberapa bahan
kimia yang dapat membahayakan bagi kesehatan. Hal tersebut sontak dibantah oleh pihak PT.
Indofood selaku produsen Indomie. Mereka menyatakan bahwa produk mereka telah lolos uji
laboratorium dengan hasil yangdapat dipertanggung jawabkan dan menyatakan bahwa produk
indomie telah diterima dengan baik oleh konsumen Indonesia selama berpuluh-puluh tahun
lamanya. Dengan melalui tahap-tahap serangkaian tes baik itu badan kesehatan nasional maupun
internasional yang sudah memiliki standarisasi tersendiri terhadap penggunaan bahan kimia dalam
makanan, indomie dinyatakan lulus uji kelayakan untuk dikonsumsi. Dari fakta tersebut, penarikan
produk Indomie dari pasar dalam negeri Taiwan disinyalir karena persaingan bisnis semata, yang
mereka anggap merugikan produsen lokal.
Yang menjadi permasalahan pemrintah Taiwan tidak sedari dulu mengklaim produk indomie dan
dibahas oleh pemerintah Taiwan, atau pemerintah tidak melarang produk Indomie masuk pasar
Taiwan
Melainkan mengklaim produk Indomie berbahaya untuk dikonsumsi pada saat produk tersebut
sudah menjadi produk yang diminati di Taiwan. Dari kasus tersebut dapat diliha tbahwa ada
persainag bisnis yang telah melanggar etika dalam berbisnis.
Hal-hal yang dilanggar terkait kasus pelanggaran etika bisnis pada perusahaan PT Indofoodsecara
hukum :
1. Undang-undang nomor 8 tahun 1999 pasal 3 F yang berisi meningkatkan kualitas barang
dan jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang/jasa , esehatan,
kenyamanan, dan keselamatan konsumen
2. Undang-undang nomor 8 tahun1999 pasal 4 A tentang hak atas kenyamanan, keamanan,
dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/jasa
3. Undang-undang nomor 8 tahun 1999 pasal 8 yang berisi “pelaku usaha dilarang untuk
memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar dengan atau tanpa
memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang yang dimaksud.

Solusi dalam pelanggaran akan etika bisnis dalam hal perlindungan konsumen pada kasus
yang dialami perusahaan P&G :
Dalam Undang-undang pasal 62 disebutkan bahwa pelaku usaha yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17,ayat
(1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e,, ayat (2), dan Pasal 18 dipidana dengan pidanapenjara paling
lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2.000.000.000,00(dua milyar rupiah).
Terhadap sanksi pidana sebagaimana dalam pasal 62, dapat dijatuhkan hukuman tambahan,
berupa:
1.Perampasan barang tertentu;
2.Pengumuman putusan hakim;
3.Pembayaran ganti rugi;
4.Perintah penghentian kegiatan tertentu yang menyebabkan timbulnya kerugiankonsumen;
5.Kewajiban penarikan barang dari peredaran
6.Pencabutan izin usaha.
KESIMPULAN
Perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dimaksudkan untuk menjaga dan
mencapai keunggulan kompetitif perusahaan dalam menghadapi persaingan global. Tapi dalam
kenyataannya, pengembangan dan pemanfaatan ini telah memicu terjadinya pergeseran nilai di
suatu masyarakat atau bangsa. Ini menunjukkan bahwa dalam perkembangannya teknologi
informasi sangat melekat dengan perubahan-perubahan etika dalam suatu komunitas.
Teknologi informasi menimbulkan beberapa kemungkinan munculnya perilaku yang
belum ada perundangan dan peraturannya secara hukum. Dampak atau isu-isu etika, sosial, dan
politik utama yang ditimbulkan oleh sistem informasi berpusat pada hak-hak informasi dan
kewajiban, hak-hak kepemilikan, pertanggung-jawaban dan kendali, kualitas sistem, dan kualitas
hidup. Tidak optimalnya fungsi teknologi informasi ini dapat terjadi antara lain karena
lemahnya sumber daya manusia. Faktor sumber daya manusia adalah faktor kunci keberhasilan
perusahaan dalam menguasai teknologi informasi yang berguna khususnya dalam persaingan di
era global.
Ada empat pokok persoalan etika yang berkaitan dengan sistem informasi manajemen ini,
yaitu privacy, accuracy, property, dan accessbility (PAPA). Untuk mengurangi atau mencegah
terjadinya dampak etika ini, beberapa profesi di bidang system informasi manajemen (terutama
di Amerika Serikat) telah mewujudkan suatu aturan berupa kode etik profesi yang setidaknya
mengandung tiga kewajiban pokok, kode etik profesi diantaranya ada: Data Processing
Management Association (DPMA),The Institute for Certification of Computer Professional (IC
CP), The Association for Computing Machinery (ACM) dan The Information Thechnology
Association Technology Association Of America (ITTA).
DAFTAR PUSAKA

Putra, Y. M. (2018). Pengantar Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi


Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta.
O'Brien, J. A., & Marakas, G. M. (2005). Introduction to Information Systems (Vol. 13). New
York City, USA: McGraw-Hill/Irwin.
Pambayu R. A. (2019) Teknologi Informasi Pada Perusahaan Indofood. Universitas Mercubuana.

http://rizkitr21.blogspot.com/2018/01/contoh-kasus-etika-bisnis-indomie.html (diakses pada


tanggal 26 Maret 2021)

http://herihanafi.blogspot.com/2012/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html (diakses
pada tanggal 26 Maret 2021)

http://apriliawp98.blogspot.com/2018/01/implementasi-sistem-informasi-pada-pt.html (diakses
pada tanggal 26 Maret 2021)

http://ernaparj.blogspot.com/2015/06/implikasi-etis-dari-teknologi-informasi.html(diakses pada
tanggal 26 Maret 2021)

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai