KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
HAK PATEN
HAK CIPTA
MEREK DAGANG
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karuniaNya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan
tentang Menyampaikan Pesan Secara Efektif. Diharapkan Makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun, selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,
saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan global internet sebagai ‘milik’ publik mengisyaratkan adanya
harapan-harapan akan terjadinya perubahan ruang dan jarak. Perkembangan
tersebut juga diramalkan akan menuju pada terbentuknya intensitas dengan sistem
tingkah laku tertentu, melalui pola-pola pengujian dengan unsur-unsur dominan
berupa pengalaman dan budaya dalam penggunaan informasi. Semua itu pada
gilirannya harus diakui oleh hukum mana pun disemua belahan bumi, yang tentu
saja berbeda-beda dampaknya terhadap kaitan antara hukum dengan ekonomi,
politik ataupun ideologi.
Hubungan antara hukum dan teknologi internet tentu saja akan menjadi hal yang
unik. Faktor yang utama adalah undang-undang itu sendiri harus siap namun dalam
kenyataan apabila ada kasus yang baru biasanya kita belum siap untuk menentukan
hukumannya. Dunia cyber sebagai manifestasi sistem informasi dan
telekomunikasi yang terpadu dalam suatu jaringan global, adalah ruang tanpa batas
yang dapat diisi dengan sebanyak mungkin katagori. Baik yang sudah ada, akan
ada, dan mungkin akan terus berkembang.
Hukum dan alat perlengkapannya tentu juga terus berkembang, kesiapan para
aparat atau sumber daya manusia dari penegak hukum harus ditingkatkan terutama
dalam hal ini adalah POLRI, yang menjadi masalah adalah apakah undang-undang
dapat berkembang sepesat dan secepat perkembangan dunia cyber. Bahkan pada
taraf “unlimited world” (dunia yang tiada batas) yang bisa melanda semua kategori
yang sempat terpikirkan manusia seperti u-commerce, u-banking, u-trade dan lain-
lain.
Kemajuan teknologi komputer, teknologi informasi dan teknologi komunikasi
menimbulkan suatu tindak pidana baru yang memiliki karakteristik yang berbeda
dengan tindak pidana konvensional. Penyalahgunaan komputer sebagai salah satu
dampak dari ketiga perkembangan tersebut tidak terlepas dari sifatnya yang khas
sehingga membawa persoalan baru yang agak rumit untuk dipecahkan, berkenaan
dengan masalah penanggulangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etika Penggunaan Komputer
Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat perhatian yang
lebih besar daripada sebelumnya. Masyarakat secara umum member ikan
perhatian terutama karena kesadaran bahwa komputer dapat menganggu hak
privasi individual. Dalam dunia bisnis salah satu alasan utama perhatian tsb
adalah pembajakan perangkat alat lunak yang menggerogoti pendapatan penjual
perangkat lunak hingga milyaran dolar setahun. Namun subyek etika komputer
lebih dalam daripada masalah privasi dan pembajakan. Komputer adalah peralatan
sosial yang penuh daya, yang dapat membantu atau mengganggu masyarakat
dalam banyak cara. Semua tergantung pada cara penggunaannya.
A. Moral, Etika dan Hukum
1. Moral : tradisi kepercayaan mengenai per ilaku benar atau salah
2. Etika : satu set kepercayaan, standart atau pemikiran yang mengisi suatu
individu, kelompok dan masyarakat.
3. Hukum : peraturan per ilaku yang dipaksakan oleh otoritas berdaulat,
seperti pemerintah pada rakyat atau warga negaranya.
Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika
dari para manajer, spesialis informasi dan pemakai dan juga hukum yang
berlaku. Hukum paling mudah diiterprestasikan karena berbentuk tertulis. Dilain
pihak etika dan moral tidak didefinisikan secara persis dan tidak disepakati oleh
semua anggota masyarakat.
Namun ada satu hal yang sangat penting bahwa bukan hanya CIO sendiri
yang bertanggungjawab atas etika komputer. Para manajer puncak lain
juga bertanggungjawab. Keterlibatan seluruh perusahaan merupakan keharusan
mutlak dalam dunia end user computing saat ini. Semua manajer di semua
area bertanggungjawab atas penggunaan komputer yang etis di area mereka.
Selain manajer setiap pegawai bertanggungjawab atas aktivitas mereka yang
berhubungan dengan komputer.
Alasan pentingnya etika computer Menurut James H. Moor ada tiga alasan utama
minat masyarakat yang tinggi pada komputer, yaitu :
1. Kelenturan logika : kemampuan memprogram komputer untukmelakukan apapun
yang kita inginkan .
2. Faktor transformasi : komputer dapat mengubah secara drastis cara kita melakukan
sesuatu.
3. Faktor tak kasat mata : semua operasi inter nal komputer tersembunyi dari
penglihatan.
Faktor ini membuka peluang pada nilai- nilai pemrograman yang tidak terlihat,
perhitungan rumit yang tidak terlihat dan penyalahgunaan yang tidak terlihat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika komputer mengharuskan CIO untuk waspada pada etika penggunaan
computer dan menempatkan kebijakan yang memastikan kepatuhan pada budaya
etika. Manajer-manajer lain dan semua pegawai yang menggunakan komputer atau
yang terpengaruh oleh komputer turut bergabung dengan CIO dalam tanggung
jawab ini. Masyarakat mementingkan etika komputer karena tiga alasan dasar,
yaitu :
1. Logika kelenturan computer
2. Komputer mengubah cara hidup dan kerja kita
3. Proses komputer tersembunyi dari penglihatan karena nilai-nilai pemograman yang
tidak terlihat.
Masyarakat memiliki hak tertentu berkaitan dengan komputer, yaitu :
-Hak atas komputer :
-Hak atas akses computer
-Hak atas keahlian komputer
-Hak atas spesialis computer
-Hak atas pengambilan keputusan computer
-Hak atas informasi :
*Hak atas privasi
*Hak atas akurasi
*Hak atas kepemilikan
*Hak atas akses.