Anda di halaman 1dari 139

ABSTRAK

.
Sistem Informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari
brainware, hardware, software
jaringan komunikasi dan sumber daya data yang
mengumpulkan, mengubah, mengolah dan
menghasilkan output berupa informasi dalam bentuk
gambar, suara maupun tulisan. Sistem
Informasi merupakan komponen pembentuk sistem
yang mempunyai keterkaitan dengan
melibatkan serangkaian proses yang berisi informasi-
informasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Teknologi adalah gabungan alat, mesin, material dan
proses yang sudah dikembangkan
dan diaplikasikan untuk menolong manusia
menyelesaikan masalahnya dan pekerjaannya.
Informasi merupakan data yang sudah diproses.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang
digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai
cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yang
digunakan untuk keperluan pribadi,
bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang
strategis untuk pengambilan keputusan.
Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada
hardware dan software yang akan digunakan
untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan
mencakup teknologi komunikasi untuk
mengirimkan/menyebarkan informasi.
Dengan kata lain, yang disebut Teknologi Informasi adalah
gabungan antara Teknologi
Komputer dan Teknologi Telekomunikasi.
Perilaku kita diarahkan oleh moral, etika, dan
hukum. Undang-undang mengenai
komputer telah diterapkan di banyak negara untuk
mengatasi kekhawatiran seperti hak
mendapatkan akses data, hak akan privasi, kejahatan
komputer, dan paten peranti lunak.
Etika komputer amat penting karena masyarakat memiliki
persepsi dan ketakutan tertentu
yang terkait dengan penggunaan komputer. Fitur-
fitur penggunaan komputer yang
menghawatirkan masyarakat adalah kemampuan untuk
memprogram komputer untuk melakukan
nyaris apa saja.
PEMBAHASAN
1. Moral.
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku
yang benar dan yang salah. Moral
adalah institusi social dengan sejarah dan seperangkat
aturan. Kita mulai belajar mengenai
perilaku moral semenjak kecil. Saat kita tumbuh dewasa
secara fisik adan mental, kita belajar
mengenai peraturan-peraturan yang diharapkan masyarakat
untuk kita ikuti. Aturan perilaku ini
adalah moral.
2. Etika.
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal
dari bahasa Yunani ethos, yang
berarti karakter. Etika adalah sekumpulan keprcayaan,
standar, atau teladan yang mengarahkan,
yang masuk kedalam seseorang atau masyarakat.
Tidak seperti moral, etika bias jadi amat bervariasi dari
satu komunitas dengan komunitas
yang lain. Keberagaman komputer ini bias dilihat dala
bentuk peranti lunak bajakan yaitu
peranti lunak yang diduplikasi secara illegal dan kemudia
digunakan atau dijual.
3. Hukum.
Hukum adalah peraturan perilaku formal yang
diterapkan oleh otoritas yang berwenang,
seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya.
Selama 10 tahun pertama penggunaan
komputer di bidang bisnis dan pemerintahan, tidak
terdapat hukum yang berkaitan dengan
komputer. Hal ini dikarenakan karena komputer
merupakan inovasi baru, dan sistem hukum
membutuhkan waktu untuk mengerjakannya.
Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-
nilai moral dan etika dari para
manajer, spesialis informasi dan pemakai dan juga hukum
yang berlaku. Hukum paling mudah
diiterprestasikan karena berbentuk tertulis. Dilain
pihak etika dan moral tidak didefinisikan
secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota
masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari,
kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga
negara yang memiliki tanggung jawab
sosial, kita ingin melakukan hal yang secara moral benar,
berlaku etis, dan mematuhi hukum.
Pada tahun 1966, kasus kejahatan komputer pertama
terjadi, yaitu seorang programer
sebuah bank mengubah suatu program komputer sehingga
program tersebut tidak akan menandia
rekeningnya ketika terlau banyak menarik uang. Programer
tersebut tidak di tuntut atas kejahtan
komputer, karena tidak ada landasan hukumnya. Ia
dituntut atas tuduhan membuat entri palsu
pada catatan bank.
Etika dan Jasa Informasi
1. Etika.
komputer adalah sebagai analisis mengenai sifat dan
dampak sosial teknologi kompuetr, serta
formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan
teknologi tsb secara etis. (James H.
Moor) Manajer yang paling bertanggungjawab
terhadap etika komputer adalah CIO. Etika
komputer terdiri dari dua aktivitas utama yaitu :
a. CIO harus waspada dan sadar bagaimana komputer
mempengaruhi masyarakat.
b. CIO harus berbuat sesuatu dengan menformulasikan
kebijakan-kebijakan yang memastikan
bahwa teknologi tersebut secara tepat.
Namun ada satu hal yang sangat penting bahwa
bukan hanya CIO sendiri yang
bertanggungjawab atas etika komputer. Para manajer
puncak lain juga bertanggungjawab.
Keterlibatan seluruh perusahaan merupakan keharusan
mutlak dalam dunia end user computing
saat ini. Semua manajer di semua area bertanggungjawab
atas penggunaan komputer yang etis di
area mereka. Selain manajer setiap pegawai
bertanggungjawab atas aktivitas mereka yang
berhubungan dengan komputer.
Alasan pentingnya etika komputer yaitu Menurut James H.
Moor ada tiga alasan utama minat
masyarakat yang tinggi pada komputer, yaitu :
a. Kelenturan logika : kemampuan memprogram komputer
untuk melakukan apapun yang
kita inginkan .
b. Faktor transformasi : komputer dapat mengubah
secara drastis cara kita melakukan
sesuatu.
c. Faktor tak kasat mata : semua operasi internal komputer
tersembunyi dari penglihatan.
d. Faktor ini membuka peluang pada nilai-nilai
pemrograman yang tidak terlihat,
perhitungan rumit yang tidak terlihat dan penyalahgunaan
yang tidak terlihat.
2. Jasa Informasi.
Kontrak sosial jasa informasi Untuk memecahkan
permasalahan etika komputer, jasa
informasi harus masuk ke dalam suatu kontrak sosial yang
memastikan bahwa komputer akan
digunakan untuk kebaikan sosial. Jasa informasi
membuat kontrak dengan individu dan
kelompok yang menggunakan atau yang mempengaruhi
oleh output informasinya. Kontrak ini
tidak tertulis tetapi tersirat dalam segala sesuatu
yang dilakukan jasa informasi. Kontrak
tersebutb, menyatakan bahwa :
a. Komputer tidak akan digunakan untuk sengaja
mengganggu privasi orang.
b. Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi
pemrosesan komputer.
c. Hak milik intelektual akan dilindungi.
d. Komputer dapat diakses masyarakat sehingga
anggota masyarakat terhindar dari
ketidaktahuan informasi.
C. Hak Sosial dan Komputer.
Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan
penggunaan komputer, yaitu :
1. Hak atas komputer :
a. Hak atas akses komputer.
Yaitu setiap orang berhak untuk mengoperasikan
komputer dengan tidak harus
memilikinya. Sebagai contoh belajar tentang komputer
dengan memanfaatkan software yang ada.
b. hak atas keahlian komputer.
Pada awal komputer dibuat, terdapat kekawatiran yang
luas terhadap masyarakat akan
terjadinya pengangguran karena beberapa peran
digantikan oleh komputer. Tetapi pada
kenyataannya dengan keahlian di bidang komputer dapat
membuka peluang pekerjaan yang lebih
banyak.
c. hak atas spesialis komputer.
Pemakai komputer tidak semua menguasai akan ilmu yang
terdapat pada komputer yang
begitu banyak dan luas. Untuk bidang tertentu diperlukan
spesialis bidang komputer, seperti kita
membutuhkan dokter atau pengacara.
d. hak atas pengambilan keputusan komputer.
Meskipun masyarakat tidak berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan mengenai
bagaimana komputer diterapkan, namun masyarakat
memiliki hak tersebut.
2. Hak atas informasi :
Klasifikasi hak-hak manusia dalam wilayah komputer
yang paling banyak dipublikasikan
adalah PAPA rancangan Richard O. Mason. Mason
menciptakan akronim PAPA untuk
mempresentasikan empat hak dasar masyarakat
sehubungan dengan informasi: privasi (privacy),
akurasi (accuracy), kepemilikan (property), dan
aksesibilitas (accessbility).
a. Privasi.
Sebuah informasi yang sifatnya pribadi baik secara
individu maupu dalam suatu
organisasi mendapatkan perlindungan atas hukum tentang
kerahasiannya.
Mason merasa bahwa hak ini terancam oleh dua
hal. Pertama, meningakatnya
kemampuan komputer untuk digunakan dalam kegiatan
mata-mata. Kedua, meningkatnya nilai
informasi dalam proses pengambilan keputusan.
Pemerintah federal menjawab sebagian dari
masalah ini dalam Undang-Undang Privasi (Privacy Act)
tahun 1974. Namun, undang-undang
ini hanya mencakup pelanggaran yang dilakukan oleh
pemerintah.
b. Akurasi.
Komputer memungkinkan tingkat keakuratan yang tidak
dapat dicapai dengan sistem
nonkomputer. Potensi ini memang tersedia, namun
tidak selalu didapatkan. Beberapa sistem
berbasis komputer berisikan lebih banyak kesalahan
daripada yang diberikan sistem manual.
c. Kepemilikan.
Ini berhubungan dengan hak milik intelektual, umumnya
dalam bentuk program-program
komputer yang dengan mudahnya dilakukan
penggandaan atau disalin secara ilegal. Ini bisa
dituntut di pengadilan. Vedor peranti lunak dapat
menghindari pencurian hak kepemilikan
intelektual melalui undang-undang hak cipta, hak paten,
dan persetujuan lisensi. Peranti lunak
tidak dilindungi oleh hak cipta atau hukum paten.
Sekarang, keduanya dapat digunakan untuk
memberikan perlindungan.
d. Aksesibilitas.
Informasi memiliki nilai, dimana setiap kali kita akan
mengaksesnya harus melakukan
account atau izin pada pihak yang memiliki informasi
tersebut. Sebelum diperkenalkannya basis
data yang terkomputerisasi, kebanyakan informasi
tersedia untuk masyarakat umum dalam
bentuk dokumen cetak atau gambar mikroformat yang
disimpan diperpustakaan. Informasi ini
berisikan berita, hasil penelitian ilmiah, statistik
pemerintah, dan lain-lain. Sebagai contoh kita
dapat membaca data-data penelitian atau buku-buku
online di Internet yang harus bayar untuk
dapat mengaksesnya. Sekarang, kebanyakan informasi
ini telah dikonvesikan ke basis data
komersial, sehingga membuat ketersediaannya untuk
masyarakat berkurang.
D. Penerapan Kode Etik.
Bagaimanakah budaya etika dicapai dalam sebuah
perusahaan? Perusahaan tersebut tidak
harus mengusahakan semua pekerjaan sendiri. Bantuan
dalam bentuk kode etik dan program
edukasi etika yang dapat memberikan fondasi untuk
budaya tersebut. Kode etika dapat
digunakan seperti apa adanya atau disesuaikan dengan
perusahaan tersebut.
1. Kode Etik.
Association For Computing Machinery (ACM) yang
didirikan pada tahun 1947, adalah
sebuah organisasi dan perilaku professional (Code of
Ethis and Profesional Practice) yang
diharapkan diikuti oleh 80.000 anggotanya. Selain itu,
Kode etik dan praktik professional
rekayasa perantai lunak (Software Engineering Code of
Ethis and Professional Practise) dibuat
dengan tujuan agar bertindak sebagai panduan untuk
mengajarkan dan mempraktekkan rekayasa
peranti lunak, yaitu penggunaan prinsip-prinsip
perancangan dalam pengembangan peranti
lunak.
2. Perilaku Profesional ACM.
Bentuk kode etik ACM yang ada saat ini diadopsi
pada tahun 1992 dan berisikan
“keharusan,” yang merupakan pernyataan tanggung
jawab pribadi.Kode ini dibagi menjadi
empat bagian. Masing-masing keharusan ditulis dengan
sebuah narasi singkat.
a. Keharusan moral umum.
keharusan ini berkenaan dengan perilaku moral (member
kontribusi kepada masyarakat ;
menghindari budaya ; berlaku jujur, dapat dipercaya, dan
adil ) dan isu-isu yang pada saat ini
mendapatkan perhatian hukum (hak milik,hak cipta,privasi,
dan kerahasiaan ).
b. Tanggung jawab professional yang lebih spesifik.
hal ini berkenaan dengan dimensi-dimensi kinerja
professional. Isu moral seperti berlaku
jujur dalam melakukan evaluasi dan menghargai
kometmen dibahas di sini. Isu hukum dan
tanggung jawab social untuk berkontribusi terhadap
pemahaman umum mengenai komputer juga
dibahas.
c. Keharusan kepemimpinan organisasi.
Sebagai pemimpin, anggota ACM memiliki tanggung
jawab untuk mendukung
penggunaan sah sumber daya komputer, menstimulasi
orang lain di organisasi untuk memenuhi
tanggung jawab social, memungkinan pihak lain di dalam
organisasi mendapatkan manfaat dari
komputer, serta melindungi kepentingan para pengguna.
d. Kepatuhan terhadap kode.
Disini, anggota ACM harus mengindidikasikan dukungan
untuk kode etik. Kode ACM
membahas lima dimensi utama pekerjaan yang
berkaitan dengan komputer-moral, hukum,
kinerja professional, tanggung jawab sosial, dan dukungan
internal.
3. Praktik Profesional Rekayasa Peranti Lunak.
Kode ini mencatat pengaruh penting yang dapat
diterapkan para ahli peranti lunak pada
sistem dan terdiri atas ekspektasi di delapan hal penting:
Masyarakat, Klien dan Atasan, Produk,
Penilaian, Manajemen, Profesi, Kolega,dan Diri Sendiri.
4. Pendidikan Etika Komputer.
a. Mata Kuliah di Perguruan Tinggi.
Perguruan tinggi dan universitas telah mengajarkan etika
komputer sejak beberapa waktu
lamanya. Sekolah-sekolah bisnis biasanya
menawarkan mata kuliah etika komputer atau
mengintegrasikan ilmu tersebut kedalam mata kuliah bisnis
seperti pemasaran dan akuntansi.
b. Program Profesional.
Misalnya, Asosiasi Manajemen Amerika menawarkan
program khusus yang membahas
masalah-masalah penting saat ini, seperti etika.
c. Program Edukasi Swasta.
Legal Knowlede Company, menawarkan modul mata
kuliah berbasis web yang
membahas berbagai permaslahan hukum dan etika.
Mata kuliah ini ditunujukan untuk
diperunakna perusahaan yang beruahan meningkatkan
keadaran beretika karyawannya. Program
profesioanal memungkinkan manajer dan karyawan di
setiap tingkatan untuk menjaga keadran
beretika serta komitmen mereka seiring dengan perubahan
tuntutan social.
PENUTUP
Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-
nilai moral dan etika dari para
manajer, spesialis informasi dan pemakai dan juga hukum
yang berlaku.
Etika komputer mengharuskan CIO untuk waspada pada
etika penggunaan komputer dan
menempatkan kebijakan yang memastikan kepatuhan pada
budaya etika. Manajer-manajer lain
dan semua pegawai yang menggunakan komputer atau
yang terpengaruh oleh komputer turut
bergabung dengan CIO dalam tanggung jawab ini.
Masyarakat memiliki hak tertentu berkaitan dengan
komputer, yaitu :
1. Hak atas komputer :
a. Hak atas akses komputer.
b. Hak atas keahlian komputer.
c. Hak atas spesialis komputer.
d. Hak atas pengambilan keputusan komputer
2. Hak atas informasi :
a. Hak atas privasi.
b. Hak atas akurasi.
c. Hak atas kepemilikan.
d. Hak atas akses
ABSTRAK
.
Sistem Informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari
brainware, hardware, software
jaringan komunikasi dan sumber daya data yang
mengumpulkan, mengubah, mengolah dan
menghasilkan output berupa informasi dalam bentuk
gambar, suara maupun tulisan. Sistem
Informasi merupakan komponen pembentuk sistem
yang mempunyai keterkaitan dengan
melibatkan serangkaian proses yang berisi informasi-
informasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Teknologi adalah gabungan alat, mesin, material dan
proses yang sudah dikembangkan
dan diaplikasikan untuk menolong manusia
menyelesaikan masalahnya dan pekerjaannya.
Informasi merupakan data yang sudah diproses.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang
digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai
cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yang
digunakan untuk keperluan pribadi,
bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang
strategis untuk pengambilan keputusan.
Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada
hardware dan software yang akan digunakan
untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan
mencakup teknologi komunikasi untuk
mengirimkan/menyebarkan informasi.
Dengan kata lain, yang disebut Teknologi Informasi adalah
gabungan antara Teknologi
Komputer dan Teknologi Telekomunikasi.
Perilaku kita diarahkan oleh moral, etika, dan
hukum. Undang-undang mengenai
komputer telah diterapkan di banyak negara untuk
mengatasi kekhawatiran seperti hak
mendapatkan akses data, hak akan privasi, kejahatan
komputer, dan paten peranti lunak.
Etika komputer amat penting karena masyarakat memiliki
persepsi dan ketakutan tertentu
yang terkait dengan penggunaan komputer. Fitur-
fitur penggunaan komputer yang
menghawatirkan masyarakat adalah kemampuan untuk
memprogram komputer untuk melakukan
nyaris apa saja.
PEMBAHASAN
1. Moral.
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku
yang benar dan yang salah. Moral
adalah institusi social dengan sejarah dan seperangkat
aturan. Kita mulai belajar mengenai
perilaku moral semenjak kecil. Saat kita tumbuh dewasa
secara fisik adan mental, kita belajar
mengenai peraturan-peraturan yang diharapkan masyarakat
untuk kita ikuti. Aturan perilaku ini
adalah moral.
2. Etika.
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal
dari bahasa Yunani ethos, yang
berarti karakter. Etika adalah sekumpulan keprcayaan,
standar, atau teladan yang mengarahkan,
yang masuk kedalam seseorang atau masyarakat.
Tidak seperti moral, etika bias jadi amat bervariasi dari
satu komunitas dengan komunitas
yang lain. Keberagaman komputer ini bias dilihat dala
bentuk peranti lunak bajakan yaitu
peranti lunak yang diduplikasi secara illegal dan kemudia
digunakan atau dijual.
3. Hukum.
Hukum adalah peraturan perilaku formal yang
diterapkan oleh otoritas yang berwenang,
seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya.
Selama 10 tahun pertama penggunaan
komputer di bidang bisnis dan pemerintahan, tidak
terdapat hukum yang berkaitan dengan
komputer. Hal ini dikarenakan karena komputer
merupakan inovasi baru, dan sistem hukum
membutuhkan waktu untuk mengerjakannya.
Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-
nilai moral dan etika dari para
manajer, spesialis informasi dan pemakai dan juga hukum
yang berlaku. Hukum paling mudah
diiterprestasikan karena berbentuk tertulis. Dilain
pihak etika dan moral tidak didefinisikan
secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota
masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari,
kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga
negara yang memiliki tanggung jawab
sosial, kita ingin melakukan hal yang secara moral benar,
berlaku etis, dan mematuhi hukum.
Pada tahun 1966, kasus kejahatan komputer pertama
terjadi, yaitu seorang programer
sebuah bank mengubah suatu program komputer sehingga
program tersebut tidak akan menandia
rekeningnya ketika terlau banyak menarik uang. Programer
tersebut tidak di tuntut atas kejahtan
komputer, karena tidak ada landasan hukumnya. Ia
dituntut atas tuduhan membuat entri palsu
pada catatan bank.
Etika dan Jasa Informasi
1. Etika.
komputer adalah sebagai analisis mengenai sifat dan
dampak sosial teknologi kompuetr, serta
formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan
teknologi tsb secara etis. (James H.
Moor) Manajer yang paling bertanggungjawab
terhadap etika komputer adalah CIO. Etika
komputer terdiri dari dua aktivitas utama yaitu :
a. CIO harus waspada dan sadar bagaimana komputer
mempengaruhi masyarakat.
b. CIO harus berbuat sesuatu dengan menformulasikan
kebijakan-kebijakan yang memastikan
bahwa teknologi tersebut secara tepat.
Namun ada satu hal yang sangat penting bahwa
bukan hanya CIO sendiri yang
bertanggungjawab atas etika komputer. Para manajer
puncak lain juga bertanggungjawab.
Keterlibatan seluruh perusahaan merupakan keharusan
mutlak dalam dunia end user computing
saat ini. Semua manajer di semua area bertanggungjawab
atas penggunaan komputer yang etis di
area mereka. Selain manajer setiap pegawai
bertanggungjawab atas aktivitas mereka yang
berhubungan dengan komputer.
Alasan pentingnya etika komputer yaitu Menurut James H.
Moor ada tiga alasan utama minat
masyarakat yang tinggi pada komputer, yaitu :
a. Kelenturan logika : kemampuan memprogram komputer
untuk melakukan apapun yang
kita inginkan .
b. Faktor transformasi : komputer dapat mengubah
secara drastis cara kita melakukan
sesuatu.
c. Faktor tak kasat mata : semua operasi internal komputer
tersembunyi dari penglihatan.
d. Faktor ini membuka peluang pada nilai-nilai
pemrograman yang tidak terlihat,
perhitungan rumit yang tidak terlihat dan penyalahgunaan
yang tidak terlihat.
2. Jasa Informasi.
Kontrak sosial jasa informasi Untuk memecahkan
permasalahan etika komputer, jasa
informasi harus masuk ke dalam suatu kontrak sosial yang
memastikan bahwa komputer akan
digunakan untuk kebaikan sosial. Jasa informasi
membuat kontrak dengan individu dan
kelompok yang menggunakan atau yang mempengaruhi
oleh output informasinya. Kontrak ini
tidak tertulis tetapi tersirat dalam segala sesuatu
yang dilakukan jasa informasi. Kontrak
tersebutb, menyatakan bahwa :
a. Komputer tidak akan digunakan untuk sengaja
mengganggu privasi orang.
b. Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi
pemrosesan komputer.
c. Hak milik intelektual akan dilindungi.
d. Komputer dapat diakses masyarakat sehingga
anggota masyarakat terhindar dari
ketidaktahuan informasi.
C. Hak Sosial dan Komputer.
Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan
penggunaan komputer, yaitu :
1. Hak atas komputer :
a. Hak atas akses komputer.
Yaitu setiap orang berhak untuk mengoperasikan
komputer dengan tidak harus
memilikinya. Sebagai contoh belajar tentang komputer
dengan memanfaatkan software yang ada.
b. hak atas keahlian komputer.
Pada awal komputer dibuat, terdapat kekawatiran yang
luas terhadap masyarakat akan
terjadinya pengangguran karena beberapa peran
digantikan oleh komputer. Tetapi pada
kenyataannya dengan keahlian di bidang komputer dapat
membuka peluang pekerjaan yang lebih
banyak.
c. hak atas spesialis komputer.
Pemakai komputer tidak semua menguasai akan ilmu yang
terdapat pada komputer yang
begitu banyak dan luas. Untuk bidang tertentu diperlukan
spesialis bidang komputer, seperti kita
membutuhkan dokter atau pengacara.
d. hak atas pengambilan keputusan komputer.
Meskipun masyarakat tidak berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan mengenai
bagaimana komputer diterapkan, namun masyarakat
memiliki hak tersebut.
2. Hak atas informasi :
Klasifikasi hak-hak manusia dalam wilayah komputer
yang paling banyak dipublikasikan
adalah PAPA rancangan Richard O. Mason. Mason
menciptakan akronim PAPA untuk
mempresentasikan empat hak dasar masyarakat
sehubungan dengan informasi: privasi (privacy),
akurasi (accuracy), kepemilikan (property), dan
aksesibilitas (accessbility).
a. Privasi.
Sebuah informasi yang sifatnya pribadi baik secara
individu maupu dalam suatu
organisasi mendapatkan perlindungan atas hukum tentang
kerahasiannya.
Mason merasa bahwa hak ini terancam oleh dua
hal. Pertama, meningakatnya
kemampuan komputer untuk digunakan dalam kegiatan
mata-mata. Kedua, meningkatnya nilai
informasi dalam proses pengambilan keputusan.
Pemerintah federal menjawab sebagian dari
masalah ini dalam Undang-Undang Privasi (Privacy Act)
tahun 1974. Namun, undang-undang
ini hanya mencakup pelanggaran yang dilakukan oleh
pemerintah.
b. Akurasi.
Komputer memungkinkan tingkat keakuratan yang tidak
dapat dicapai dengan sistem
nonkomputer. Potensi ini memang tersedia, namun
tidak selalu didapatkan. Beberapa sistem
berbasis komputer berisikan lebih banyak kesalahan
daripada yang diberikan sistem manual.
c. Kepemilikan.
Ini berhubungan dengan hak milik intelektual, umumnya
dalam bentuk program-program
komputer yang dengan mudahnya dilakukan
penggandaan atau disalin secara ilegal. Ini bisa
dituntut di pengadilan. Vedor peranti lunak dapat
menghindari pencurian hak kepemilikan
intelektual melalui undang-undang hak cipta, hak paten,
dan persetujuan lisensi. Peranti lunak
tidak dilindungi oleh hak cipta atau hukum paten.
Sekarang, keduanya dapat digunakan untuk
memberikan perlindungan.
d. Aksesibilitas.
Informasi memiliki nilai, dimana setiap kali kita akan
mengaksesnya harus melakukan
account atau izin pada pihak yang memiliki informasi
tersebut. Sebelum diperkenalkannya basis
data yang terkomputerisasi, kebanyakan informasi
tersedia untuk masyarakat umum dalam
bentuk dokumen cetak atau gambar mikroformat yang
disimpan diperpustakaan. Informasi ini
berisikan berita, hasil penelitian ilmiah, statistik
pemerintah, dan lain-lain. Sebagai contoh kita
dapat membaca data-data penelitian atau buku-buku
online di Internet yang harus bayar untuk
dapat mengaksesnya. Sekarang, kebanyakan informasi
ini telah dikonvesikan ke basis data
komersial, sehingga membuat ketersediaannya untuk
masyarakat berkurang.
D. Penerapan Kode Etik.
Bagaimanakah budaya etika dicapai dalam sebuah
perusahaan? Perusahaan tersebut tidak
harus mengusahakan semua pekerjaan sendiri. Bantuan
dalam bentuk kode etik dan program
edukasi etika yang dapat memberikan fondasi untuk
budaya tersebut. Kode etika dapat
digunakan seperti apa adanya atau disesuaikan dengan
perusahaan tersebut.
1. Kode Etik.
Association For Computing Machinery (ACM) yang
didirikan pada tahun 1947, adalah
sebuah organisasi dan perilaku professional (Code of
Ethis and Profesional Practice) yang
diharapkan diikuti oleh 80.000 anggotanya. Selain itu,
Kode etik dan praktik professional
rekayasa perantai lunak (Software Engineering Code of
Ethis and Professional Practise) dibuat
dengan tujuan agar bertindak sebagai panduan untuk
mengajarkan dan mempraktekkan rekayasa
peranti lunak, yaitu penggunaan prinsip-prinsip
perancangan dalam pengembangan peranti
lunak.
2. Perilaku Profesional ACM.
Bentuk kode etik ACM yang ada saat ini diadopsi
pada tahun 1992 dan berisikan
“keharusan,” yang merupakan pernyataan tanggung
jawab pribadi.Kode ini dibagi menjadi
empat bagian. Masing-masing keharusan ditulis dengan
sebuah narasi singkat.
a. Keharusan moral umum.
keharusan ini berkenaan dengan perilaku moral (member
kontribusi kepada masyarakat ;
menghindari budaya ; berlaku jujur, dapat dipercaya, dan
adil ) dan isu-isu yang pada saat ini
mendapatkan perhatian hukum (hak milik,hak cipta,privasi,
dan kerahasiaan ).
b. Tanggung jawab professional yang lebih spesifik.
hal ini berkenaan dengan dimensi-dimensi kinerja
professional. Isu moral seperti berlaku
jujur dalam melakukan evaluasi dan menghargai
kometmen dibahas di sini. Isu hukum dan
tanggung jawab social untuk berkontribusi terhadap
pemahaman umum mengenai komputer juga
dibahas.
c. Keharusan kepemimpinan organisasi.
Sebagai pemimpin, anggota ACM memiliki tanggung
jawab untuk mendukung
penggunaan sah sumber daya komputer, menstimulasi
orang lain di organisasi untuk memenuhi
tanggung jawab social, memungkinan pihak lain di dalam
organisasi mendapatkan manfaat dari
komputer, serta melindungi kepentingan para pengguna.
d. Kepatuhan terhadap kode.
Disini, anggota ACM harus mengindidikasikan dukungan
untuk kode etik. Kode ACM
membahas lima dimensi utama pekerjaan yang
berkaitan dengan komputer-moral, hukum,
kinerja professional, tanggung jawab sosial, dan dukungan
internal.
3. Praktik Profesional Rekayasa Peranti Lunak.
Kode ini mencatat pengaruh penting yang dapat
diterapkan para ahli peranti lunak pada
sistem dan terdiri atas ekspektasi di delapan hal penting:
Masyarakat, Klien dan Atasan, Produk,
Penilaian, Manajemen, Profesi, Kolega,dan Diri Sendiri.
4. Pendidikan Etika Komputer.
a. Mata Kuliah di Perguruan Tinggi.
Perguruan tinggi dan universitas telah mengajarkan etika
komputer sejak beberapa waktu
lamanya. Sekolah-sekolah bisnis biasanya
menawarkan mata kuliah etika komputer atau
mengintegrasikan ilmu tersebut kedalam mata kuliah bisnis
seperti pemasaran dan akuntansi.
b. Program Profesional.
Misalnya, Asosiasi Manajemen Amerika menawarkan
program khusus yang membahas
masalah-masalah penting saat ini, seperti etika.
c. Program Edukasi Swasta.
Legal Knowlede Company, menawarkan modul mata
kuliah berbasis web yang
membahas berbagai permaslahan hukum dan etika.
Mata kuliah ini ditunujukan untuk
diperunakna perusahaan yang beruahan meningkatkan
keadaran beretika karyawannya. Program
profesioanal memungkinkan manajer dan karyawan di
setiap tingkatan untuk menjaga keadran
beretika serta komitmen mereka seiring dengan perubahan
tuntutan social.
PENUTUP
Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-
nilai moral dan etika dari para
manajer, spesialis informasi dan pemakai dan juga hukum
yang berlaku.
Etika komputer mengharuskan CIO untuk waspada pada
etika penggunaan komputer dan
menempatkan kebijakan yang memastikan kepatuhan pada
budaya etika. Manajer-manajer lain
dan semua pegawai yang menggunakan komputer atau
yang terpengaruh oleh komputer turut
bergabung dengan CIO dalam tanggung jawab ini.
Masyarakat memiliki hak tertentu berkaitan dengan
komputer, yaitu :
1. Hak atas komputer :
a. Hak atas akses komputer.
b. Hak atas keahlian komputer.
c. Hak atas spesialis komputer.
d. Hak atas pengambilan keputusan komputer
2. Hak atas informasi :
a. Hak atas privasi.
b. Hak atas akurasi.
c. Hak atas kepemilikan.
d. Hak atas akses
PEMBAHASAN
1. Moral.
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku
yang benar dan yang salah. Moral
adalah institusi social dengan sejarah dan seperangkat
aturan. Kita mulai belajar mengenai
perilaku moral semenjak kecil. Saat kita tumbuh dewasa
secara fisik adan mental, kita belajar
mengenai peraturan-peraturan yang diharapkan masyarakat
untuk kita ikuti. Aturan perilaku ini
adalah moral.
2. Etika.
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal
dari bahasa Yunani ethos, yang
berarti karakter. Etika adalah sekumpulan keprcayaan,
standar, atau teladan yang mengarahkan,
yang masuk kedalam seseorang atau masyarakat.
Tidak seperti moral, etika bias jadi amat bervariasi dari
satu komunitas dengan komunitas
yang lain. Keberagaman komputer ini bias dilihat dala
bentuk peranti lunak bajakan yaitu
peranti lunak yang diduplikasi secara illegal dan kemudia
digunakan atau dijual.
3. Hukum.
Hukum adalah peraturan perilaku formal yang
diterapkan oleh otoritas yang berwenang,
seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya.
Selama 10 tahun pertama penggunaan
komputer di bidang bisnis dan pemerintahan, tidak
terdapat hukum yang berkaitan dengan
komputer. Hal ini dikarenakan karena komputer
merupakan inovasi baru, dan sistem hukum
membutuhkan waktu untuk mengerjakannya.
Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-
nilai moral dan etika dari para
manajer, spesialis informasi dan pemakai dan juga hukum
yang berlaku. Hukum paling mudah
diiterprestasikan karena berbentuk tertulis. Dilain
pihak etika dan moral tidak didefinisikan
secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota
masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari,
kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga
negara yang memiliki tanggung jawab
sosial, kita ingin melakukan hal yang secara moral benar,
berlaku etis, dan mematuhi hukum.
Pada tahun 1966, kasus kejahatan komputer pertama
terjadi, yaitu seorang programer
sebuah bank mengubah suatu program komputer sehingga
program tersebut tidak akan menandia
rekeningnya ketika terlau banyak menarik uang. Programer
tersebut tidak di tuntut atas kejahtan
komputer, karena tidak ada landasan hukumnya. Ia
dituntut atas tuduhan membuat entri palsu
pada catatan bank.
Etika dan Jasa Informasi
1. Etika.
komputer adalah sebagai analisis mengenai sifat dan
dampak sosial teknologi kompuetr, serta
formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan
teknologi tsb secara etis. (James H.
Moor) Manajer yang paling bertanggungjawab
terhadap etika komputer adalah CIO. Etika
komputer terdiri dari dua aktivitas utama yaitu :
a. CIO harus waspada dan sadar bagaimana komputer
mempengaruhi masyarakat.
b. CIO harus berbuat sesuatu dengan menformulasikan
kebijakan-kebijakan yang memastikan
bahwa teknologi tersebut secara tepat.
Namun ada satu hal yang sangat penting bahwa
bukan hanya CIO sendiri yang
bertanggungjawab atas etika komputer. Para manajer
puncak lain juga bertanggungjawab.
Keterlibatan seluruh perusahaan merupakan keharusan
mutlak dalam dunia end user computing
saat ini. Semua manajer di semua area bertanggungjawab
atas penggunaan komputer yang etis di
area mereka. Selain manajer setiap pegawai
bertanggungjawab atas aktivitas mereka yang
berhubungan dengan komputer.
Alasan pentingnya etika komputer yaitu Menurut James H.
Moor ada tiga alasan utama minat
masyarakat yang tinggi pada komputer, yaitu :
a. Kelenturan logika : kemampuan memprogram komputer
untuk melakukan apapun yang
kita inginkan .
b. Faktor transformasi : komputer dapat mengubah
secara drastis cara kita melakukan
sesuatu.
c. Faktor tak kasat mata : semua operasi internal komputer
tersembunyi dari penglihatan.
d. Faktor ini membuka peluang pada nilai-nilai
pemrograman yang tidak terlihat,
perhitungan rumit yang tidak terlihat dan penyalahgunaan
yang tidak terlihat.
2. Jasa Informasi.
Kontrak sosial jasa informasi Untuk memecahkan
permasalahan etika komputer, jasa
informasi harus masuk ke dalam suatu kontrak sosial yang
memastikan bahwa komputer akan
digunakan untuk kebaikan sosial. Jasa informasi
membuat kontrak dengan individu dan
kelompok yang menggunakan atau yang mempengaruhi
oleh output informasinya. Kontrak ini
tidak tertulis tetapi tersirat dalam segala sesuatu
yang dilakukan jasa informasi. Kontrak
tersebutb, menyatakan bahwa :
a. Komputer tidak akan digunakan untuk sengaja
mengganggu privasi orang.
b. Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi
pemrosesan komputer.
c. Hak milik intelektual akan dilindungi.
d. Komputer dapat diakses masyarakat sehingga
anggota masyarakat terhindar dari
ketidaktahuan informasi.
C. Hak Sosial dan Komputer.
Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan
penggunaan komputer, yaitu :
1. Hak atas komputer :
a. Hak atas akses komputer.
Yaitu setiap orang berhak untuk mengoperasikan
komputer dengan tidak harus
memilikinya. Sebagai contoh belajar tentang komputer
dengan memanfaatkan software yang ada.
b. hak atas keahlian komputer.
Pada awal komputer dibuat, terdapat kekawatiran yang
luas terhadap masyarakat akan
terjadinya pengangguran karena beberapa peran
digantikan oleh komputer. Tetapi pada
kenyataannya dengan keahlian di bidang komputer dapat
membuka peluang pekerjaan yang lebih
banyak.
c. hak atas spesialis komputer.
Pemakai komputer tidak semua menguasai akan ilmu yang
terdapat pada komputer yang
begitu banyak dan luas. Untuk bidang tertentu diperlukan
spesialis bidang komputer, seperti kita
membutuhkan dokter atau pengacara.
d. hak atas pengambilan keputusan komputer.
Meskipun masyarakat tidak berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan mengenai
bagaimana komputer diterapkan, namun masyarakat
memiliki hak tersebut.
2. Hak atas informasi :
Klasifikasi hak-hak manusia dalam wilayah komputer
yang paling banyak dipublikasikan
adalah PAPA rancangan Richard O. Mason. Mason
menciptakan akronim PAPA untuk
mempresentasikan empat hak dasar masyarakat
sehubungan dengan informasi: privasi (privacy),
akurasi (accuracy), kepemilikan (property), dan
aksesibilitas (accessbility).
a. Privasi.
Sebuah informasi yang sifatnya pribadi baik secara
individu maupu dalam suatu
organisasi mendapatkan perlindungan atas hukum tentang
kerahasiannya.
Mason merasa bahwa hak ini terancam oleh dua
hal. Pertama, meningakatnya
kemampuan komputer untuk digunakan dalam kegiatan
mata-mata. Kedua, meningkatnya nilai
informasi dalam proses pengambilan keputusan.
Pemerintah federal menjawab sebagian dari
masalah ini dalam Undang-Undang Privasi (Privacy Act)
tahun 1974. Namun, undang-undang
ini hanya mencakup pelanggaran yang dilakukan oleh
pemerintah.
b. Akurasi.
Komputer memungkinkan tingkat keakuratan yang tidak
dapat dicapai dengan sistem
nonkomputer. Potensi ini memang tersedia, namun
tidak selalu didapatkan. Beberapa sistem
berbasis komputer berisikan lebih banyak kesalahan
daripada yang diberikan sistem manual.
c. Kepemilikan.
Ini berhubungan dengan hak milik intelektual, umumnya
dalam bentuk program-program
komputer yang dengan mudahnya dilakukan
penggandaan atau disalin secara ilegal. Ini bisa
dituntut di pengadilan. Vedor peranti lunak dapat
menghindari pencurian hak kepemilikan
intelektual melalui undang-undang hak cipta, hak paten,
dan persetujuan lisensi. Peranti lunak
tidak dilindungi oleh hak cipta atau hukum paten.
Sekarang, keduanya dapat digunakan untuk
memberikan perlindungan.
d. Aksesibilitas.
Informasi memiliki nilai, dimana setiap kali kita akan
mengaksesnya harus melakukan
account atau izin pada pihak yang memiliki informasi
tersebut. Sebelum diperkenalkannya basis
data yang terkomputerisasi, kebanyakan informasi
tersedia untuk masyarakat umum dalam
bentuk dokumen cetak atau gambar mikroformat yang
disimpan diperpustakaan. Informasi ini
berisikan berita, hasil penelitian ilmiah, statistik
pemerintah, dan lain-lain. Sebagai contoh kita
dapat membaca data-data penelitian atau buku-buku
online di Internet yang harus bayar untuk
dapat mengaksesnya. Sekarang, kebanyakan informasi
ini telah dikonvesikan ke basis data
komersial, sehingga membuat ketersediaannya untuk
masyarakat berkurang.
D. Penerapan Kode Etik.
Bagaimanakah budaya etika dicapai dalam sebuah
perusahaan? Perusahaan tersebut tidak
harus mengusahakan semua pekerjaan sendiri. Bantuan
dalam bentuk kode etik dan program
edukasi etika yang dapat memberikan fondasi untuk
budaya tersebut. Kode etika dapat
digunakan seperti apa adanya atau disesuaikan dengan
perusahaan tersebut.
1. Kode Etik.
Association For Computing Machinery (ACM) yang
didirikan pada tahun 1947, adalah
sebuah organisasi dan perilaku professional (Code of
Ethis and Profesional Practice) yang
diharapkan diikuti oleh 80.000 anggotanya. Selain itu,
Kode etik dan praktik professional
rekayasa perantai lunak (Software Engineering Code of
Ethis and Professional Practise) dibuat
dengan tujuan agar bertindak sebagai panduan untuk
mengajarkan dan mempraktekkan rekayasa
peranti lunak, yaitu penggunaan prinsip-prinsip
perancangan dalam pengembangan peranti
lunak.
2. Perilaku Profesional ACM.
Bentuk kode etik ACM yang ada saat ini diadopsi
pada tahun 1992 dan berisikan
“keharusan,” yang merupakan pernyataan tanggung
jawab pribadi.Kode ini dibagi menjadi
empat bagian. Masing-masing keharusan ditulis dengan
sebuah narasi singkat.
a. Keharusan moral umum.
keharusan ini berkenaan dengan perilaku moral (member
kontribusi kepada masyarakat ;
menghindari budaya ; berlaku jujur, dapat dipercaya, dan
adil ) dan isu-isu yang pada saat ini
mendapatkan perhatian hukum (hak milik,hak cipta,privasi,
dan kerahasiaan ).
b. Tanggung jawab professional yang lebih spesifik.
hal ini berkenaan dengan dimensi-dimensi kinerja
professional. Isu moral seperti berlaku
jujur dalam melakukan evaluasi dan menghargai
kometmen dibahas di sini. Isu hukum dan
tanggung jawab social untuk berkontribusi terhadap
pemahaman umum mengenai komputer juga
dibahas.
c. Keharusan kepemimpinan organisasi.
Sebagai pemimpin, anggota ACM memiliki tanggung
jawab untuk mendukung
penggunaan sah sumber daya komputer, menstimulasi
orang lain di organisasi untuk memenuhi
tanggung jawab social, memungkinan pihak lain di dalam
organisasi mendapatkan manfaat dari
komputer, serta melindungi kepentingan para pengguna.
d. Kepatuhan terhadap kode.
Disini, anggota ACM harus mengindidikasikan dukungan
untuk kode etik. Kode ACM
membahas lima dimensi utama pekerjaan yang
berkaitan dengan komputer-moral, hukum,
kinerja professional, tanggung jawab sosial, dan dukungan
internal.
3. Praktik Profesional Rekayasa Peranti Lunak.
Kode ini mencatat pengaruh penting yang dapat
diterapkan para ahli peranti lunak pada
sistem dan terdiri atas ekspektasi di delapan hal penting:
Masyarakat, Klien dan Atasan, Produk,
Penilaian, Manajemen, Profesi, Kolega,dan Diri Sendiri.
4. Pendidikan Etika Komputer.
a. Mata Kuliah di Perguruan Tinggi.
Perguruan tinggi dan universitas telah mengajarkan etika
komputer sejak beberapa waktu
lamanya. Sekolah-sekolah bisnis biasanya
menawarkan mata kuliah etika komputer atau
mengintegrasikan ilmu tersebut kedalam mata kuliah bisnis
seperti pemasaran dan akuntansi.
b. Program Profesional.
Misalnya, Asosiasi Manajemen Amerika menawarkan
program khusus yang membahas
masalah-masalah penting saat ini, seperti etika.
c. Program Edukasi Swasta.
Legal Knowlede Company, menawarkan modul mata
kuliah berbasis web yang
membahas berbagai permaslahan hukum dan etika.
Mata kuliah ini ditunujukan untuk
diperunakna perusahaan yang beruahan meningkatkan
keadaran beretika karyawannya. Program
profesioanal memungkinkan manajer dan karyawan di
setiap tingkatan untuk menjaga keadran
beretika serta komitmen mereka seiring dengan perubahan
tuntutan social.
PENUTUP
Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-
nilai moral dan etika dari para
manajer, spesialis informasi dan pemakai dan juga hukum
yang berlaku.
Etika komputer mengharuskan CIO untuk waspada pada
etika penggunaan komputer dan
menempatkan kebijakan yang memastikan kepatuhan pada
budaya etika. Manajer-manajer lain
dan semua pegawai yang menggunakan komputer atau
yang terpengaruh oleh komputer turut
bergabung dengan CIO dalam tanggung jawab ini.
Masyarakat memiliki hak tertentu berkaitan dengan
komputer, yaitu :
1. Hak atas komputer :
a. Hak atas akses komputer.
b. Hak atas keahlian komputer.
c. Hak atas spesialis komputer.
d. Hak atas pengambilan keputusan komputer
2. Hak atas informasi :
a. Hak atas privasi.
b. Hak atas akurasi.
c. Hak atas kepemilikan.
d. Hak atas akse
PEMBAHASAN
1. Moral.
Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku
yang benar dan yang salah. Moral
adalah institusi social dengan sejarah dan seperangkat
aturan. Kita mulai belajar mengenai
perilaku moral semenjak kecil. Saat kita tumbuh dewasa
secara fisik adan mental, kita belajar
mengenai peraturan-peraturan yang diharapkan masyarakat
untuk kita ikuti. Aturan perilaku ini
adalah moral.
2. Etika.
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal
dari bahasa Yunani ethos, yang
berarti karakter. Etika adalah sekumpulan keprcayaan,
standar, atau teladan yang mengarahkan,
yang masuk kedalam seseorang atau masyarakat.
Tidak seperti moral, etika bias jadi amat bervariasi dari
satu komunitas dengan komunitas
yang lain. Keberagaman komputer ini bias dilihat dala
bentuk peranti lunak bajakan yaitu
peranti lunak yang diduplikasi secara illegal dan kemudia
digunakan atau dijual.
3. Hukum.
Hukum adalah peraturan perilaku formal yang
diterapkan oleh otoritas yang berwenang,
seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya.
Selama 10 tahun pertama penggunaan
komputer di bidang bisnis dan pemerintahan, tidak
terdapat hukum yang berkaitan dengan
komputer. Hal ini dikarenakan karena komputer
merupakan inovasi baru, dan sistem hukum
membutuhkan waktu untuk mengerjakannya.
Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-
nilai moral dan etika dari para
manajer, spesialis informasi dan pemakai dan juga hukum
yang berlaku. Hukum paling mudah
diiterprestasikan karena berbentuk tertulis. Dilain
pihak etika dan moral tidak didefinisikan
secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota
masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari,
kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga
negara yang memiliki tanggung jawab
sosial, kita ingin melakukan hal yang secara moral benar,
berlaku etis, dan mematuhi hukum.
Pada tahun 1966, kasus kejahatan komputer pertama
terjadi, yaitu seorang programer
sebuah bank mengubah suatu program komputer sehingga
program tersebut tidak akan menandia
rekeningnya ketika terlau banyak menarik uang. Programer
tersebut tidak di tuntut atas kejahtan
komputer, karena tidak ada landasan hukumnya. Ia
dituntut atas tuduhan membuat entri palsu
pada catatan bank.
Etika dan Jasa Informasi
1. Etika.
komputer adalah sebagai analisis mengenai sifat dan
dampak sosial teknologi kompuetr, serta
formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan
teknologi tsb secara etis. (James H.
Moor) Manajer yang paling bertanggungjawab
terhadap etika komputer adalah CIO. Etika
komputer terdiri dari dua aktivitas utama yaitu :
a. CIO harus waspada dan sadar bagaimana komputer
mempengaruhi masyarakat.
b. CIO harus berbuat sesuatu dengan menformulasikan
kebijakan-kebijakan yang memastikan
bahwa teknologi tersebut secara tepat.
Namun ada satu hal yang sangat penting bahwa
bukan hanya CIO sendiri yang
bertanggungjawab atas etika komputer. Para manajer
puncak lain juga bertanggungjawab.
Keterlibatan seluruh perusahaan merupakan keharusan
mutlak dalam dunia end user computing
saat ini. Semua manajer di semua area bertanggungjawab
atas penggunaan komputer yang etis di
area mereka. Selain manajer setiap pegawai
bertanggungjawab atas aktivitas mereka yang
berhubungan dengan komputer.
Alasan pentingnya etika komputer yaitu Menurut James H.
Moor ada tiga alasan utama minat
masyarakat yang tinggi pada komputer, yaitu :
a. Kelenturan logika : kemampuan memprogram komputer
untuk melakukan apapun yang
kita inginkan .
b. Faktor transformasi : komputer dapat mengubah
secara drastis cara kita melakukan
sesuatu.
c. Faktor tak kasat mata : semua operasi internal komputer
tersembunyi dari penglihatan.
d. Faktor ini membuka peluang pada nilai-nilai
pemrograman yang tidak terlihat,
perhitungan rumit yang tidak terlihat dan penyalahgunaan
yang tidak terlihat.
2. Jasa Informasi.
Kontrak sosial jasa informasi Untuk memecahkan
permasalahan etika komputer, jasa
informasi harus masuk ke dalam suatu kontrak sosial yang
memastikan bahwa komputer akan
digunakan untuk kebaikan sosial. Jasa informasi
membuat kontrak dengan individu dan
kelompok yang menggunakan atau yang mempengaruhi
oleh output informasinya. Kontrak ini
tidak tertulis tetapi tersirat dalam segala sesuatu
yang dilakukan jasa informasi. Kontrak
tersebutb, menyatakan bahwa :
a. Komputer tidak akan digunakan untuk sengaja
mengganggu privasi orang.
b. Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi
pemrosesan komputer.
c. Hak milik intelektual akan dilindungi.
d. Komputer dapat diakses masyarakat sehingga
anggota masyarakat terhindar dari
ketidaktahuan informasi.
C. Hak Sosial dan Komputer.
Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan
penggunaan komputer, yaitu :
1. Hak atas komputer :
a. Hak atas akses komputer.
Yaitu setiap orang berhak untuk mengoperasikan
komputer dengan tidak harus
memilikinya. Sebagai contoh belajar tentang komputer
dengan memanfaatkan software yang ada.
b. hak atas keahlian komputer.
Pada awal komputer dibuat, terdapat kekawatiran yang
luas terhadap masyarakat akan
terjadinya pengangguran karena beberapa peran
digantikan oleh komputer. Tetapi pada
kenyataannya dengan keahlian di bidang komputer dapat
membuka peluang pekerjaan yang lebih
banyak.
c. hak atas spesialis komputer.
Pemakai komputer tidak semua menguasai akan ilmu yang
terdapat pada komputer yang
begitu banyak dan luas. Untuk bidang tertentu diperlukan
spesialis bidang komputer, seperti kita
membutuhkan dokter atau pengacara.
d. hak atas pengambilan keputusan komputer.
Meskipun masyarakat tidak berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan mengenai
bagaimana komputer diterapkan, namun masyarakat
memiliki hak tersebut.
2. Hak atas informasi :
Klasifikasi hak-hak manusia dalam wilayah komputer
yang paling banyak dipublikasikan
adalah PAPA rancangan Richard O. Mason. Mason
menciptakan akronim PAPA untuk
mempresentasikan empat hak dasar masyarakat
sehubungan dengan informasi: privasi (privacy),
akurasi (accuracy), kepemilikan (property), dan
aksesibilitas (accessbility).
a. Privasi.
Sebuah informasi yang sifatnya pribadi baik secara
individu maupu dalam suatu
organisasi mendapatkan perlindungan atas hukum tentang
kerahasiannya.
Mason merasa bahwa hak ini terancam oleh dua
hal. Pertama, meningakatnya
kemampuan komputer untuk digunakan dalam kegiatan
mata-mata. Kedua, meningkatnya nilai
informasi dalam proses pengambilan keputusan.
Pemerintah federal menjawab sebagian dari
masalah ini dalam Undang-Undang Privasi (Privacy Act)
tahun 1974. Namun, undang-undang
ini hanya mencakup pelanggaran yang dilakukan oleh
pemerintah.
b. Akurasi.
Komputer memungkinkan tingkat keakuratan yang tidak
dapat dicapai dengan sistem
nonkomputer. Potensi ini memang tersedia, namun
tidak selalu didapatkan. Beberapa sistem
berbasis komputer berisikan lebih banyak kesalahan
daripada yang diberikan sistem manual.
c. Kepemilikan.
Ini berhubungan dengan hak milik intelektual, umumnya
dalam bentuk program-program
komputer yang dengan mudahnya dilakukan
penggandaan atau disalin secara ilegal. Ini bisa
dituntut di pengadilan. Vedor peranti lunak dapat
menghindari pencurian hak kepemilikan
intelektual melalui undang-undang hak cipta, hak paten,
dan persetujuan lisensi. Peranti lunak
tidak dilindungi oleh hak cipta atau hukum paten.
Sekarang, keduanya dapat digunakan untuk
memberikan perlindungan.
d. Aksesibilitas.
Informasi memiliki nilai, dimana setiap kali kita akan
mengaksesnya harus melakukan
account atau izin pada pihak yang memiliki informasi
tersebut. Sebelum diperkenalkannya basis
data yang terkomputerisasi, kebanyakan informasi
tersedia untuk masyarakat umum dalam
bentuk dokumen cetak atau gambar mikroformat yang
disimpan diperpustakaan. Informasi ini
berisikan berita, hasil penelitian ilmiah, statistik
pemerintah, dan lain-lain. Sebagai contoh kita
dapat membaca data-data penelitian atau buku-buku
online di Internet yang harus bayar untuk
dapat mengaksesnya. Sekarang, kebanyakan informasi
ini telah dikonvesikan ke basis data
komersial, sehingga membuat ketersediaannya untuk
masyarakat berkurang.
D. Penerapan Kode Etik.
Bagaimanakah budaya etika dicapai dalam sebuah
perusahaan? Perusahaan tersebut tidak
harus mengusahakan semua pekerjaan sendiri. Bantuan
dalam bentuk kode etik dan program
edukasi etika yang dapat memberikan fondasi untuk
budaya tersebut. Kode etika dapat
digunakan seperti apa adanya atau disesuaikan dengan
perusahaan tersebut.
1. Kode Etik.
Association For Computing Machinery (ACM) yang
didirikan pada tahun 1947, adalah
sebuah organisasi dan perilaku professional (Code of
Ethis and Profesional Practice) yang
diharapkan diikuti oleh 80.000 anggotanya. Selain itu,
Kode etik dan praktik professional
rekayasa perantai lunak (Software Engineering Code of
Ethis and Professional Practise) dibuat
dengan tujuan agar bertindak sebagai panduan untuk
mengajarkan dan mempraktekkan rekayasa
peranti lunak, yaitu penggunaan prinsip-prinsip
perancangan dalam pengembangan peranti
lunak.
2. Perilaku Profesional ACM.
Bentuk kode etik ACM yang ada saat ini diadopsi
pada tahun 1992 dan berisikan
“keharusan,” yang merupakan pernyataan tanggung
jawab pribadi.Kode ini dibagi menjadi
empat bagian. Masing-masing keharusan ditulis dengan
sebuah narasi singkat.
a. Keharusan moral umum.
keharusan ini berkenaan dengan perilaku moral (member
kontribusi kepada masyarakat ;
menghindari budaya ; berlaku jujur, dapat dipercaya, dan
adil ) dan isu-isu yang pada saat ini
mendapatkan perhatian hukum (hak milik,hak cipta,privasi,
dan kerahasiaan ).
b. Tanggung jawab professional yang lebih spesifik.
hal ini berkenaan dengan dimensi-dimensi kinerja
professional. Isu moral seperti berlaku
jujur dalam melakukan evaluasi dan menghargai
kometmen dibahas di sini. Isu hukum dan
tanggung jawab social untuk berkontribusi terhadap
pemahaman umum mengenai komputer juga
dibahas.
c. Keharusan kepemimpinan organisasi.
Sebagai pemimpin, anggota ACM memiliki tanggung
jawab untuk mendukung
penggunaan sah sumber daya komputer, menstimulasi
orang lain di organisasi untuk memenuhi
tanggung jawab social, memungkinan pihak lain di dalam
organisasi mendapatkan manfaat dari
komputer, serta melindungi kepentingan para pengguna.
d. Kepatuhan terhadap kode.
Disini, anggota ACM harus mengindidikasikan dukungan
untuk kode etik. Kode ACM
membahas lima dimensi utama pekerjaan yang
berkaitan dengan komputer-moral, hukum,
kinerja professional, tanggung jawab sosial, dan dukungan
internal.
3. Praktik Profesional Rekayasa Peranti Lunak.
Kode ini mencatat pengaruh penting yang dapat
diterapkan para ahli peranti lunak pada
sistem dan terdiri atas ekspektasi di delapan hal penting:
Masyarakat, Klien dan Atasan, Produk,
Penilaian, Manajemen, Profesi, Kolega,dan Diri Sendiri.
4. Pendidikan Etika Komputer.
a. Mata Kuliah di Perguruan Tinggi.
Perguruan tinggi dan universitas telah mengajarkan etika
komputer sejak beberapa waktu
lamanya. Sekolah-sekolah bisnis biasanya
menawarkan mata kuliah etika komputer atau
mengintegrasikan ilmu tersebut kedalam mata kuliah bisnis
seperti pemasaran dan akuntansi.
b. Program Profesional.
Misalnya, Asosiasi Manajemen Amerika menawarkan
program khusus yang membahas
masalah-masalah penting saat ini, seperti etika.
c. Program Edukasi Swasta.
Legal Knowlede Company, menawarkan modul mata
kuliah berbasis web yang
membahas berbagai permaslahan hukum dan etika.
Mata kuliah ini ditunujukan untuk
diperunakna perusahaan yang beruahan meningkatkan
keadaran beretika karyawannya. Program
profesioanal memungkinkan manajer dan karyawan di
setiap tingkatan untuk menjaga keadran
beretika serta komitmen mereka seiring dengan perubahan
tuntutan social.
PENUTUP
Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-
nilai moral dan etika dari para
manajer, spesialis informasi dan pemakai dan juga hukum
yang berlaku.
Etika komputer mengharuskan CIO untuk waspada pada
etika penggunaan komputer dan
menempatkan kebijakan yang memastikan kepatuhan pada
budaya etika. Manajer-manajer lain
dan semua pegawai yang menggunakan komputer atau
yang terpengaruh oleh komputer turut
bergabung dengan CIO dalam tanggung jawab ini.
Masyarakat memiliki hak tertentu berkaitan dengan
komputer, yaitu :
1. Hak atas komputer :
a. Hak atas akses komputer.
b. Hak atas keahlian komputer.
c. Hak atas spesialis komputer.
d. Hak atas pengambilan keputusan komputer
2. Hak atas informasi :
a. Hak atas privasi.
b. Hak atas akurasi.
c. Hak atas kepemilikan.
d. Hak atas akse
BAB 8
IMPLIKASI ETIS DARI TEKNOLOGI INFORMASI
Sistem Informasi merupakan suatu kombinasi teratur dari orang-orang, hardware, software jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan,
mengubah,dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Sistem Informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang
menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan. Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan
antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasidalam suatu bidang tertentu. Tetapi Pengertian Sistem Informasi Secara
umum merupakan kegiatan atau aktifitas yang melibatkan serangkaian proses dan berisi informasi- informasi yang digunakan untuk mencapai tujuan. SISKO mampu
memberikan kemudahan pihak pengelola menjalankan kegiatannya dan meningkatkan kredibilitas dan akuntabilitas dalam berbagai bidang.
Etika dalam penggunaan komputer sedang mendapat perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya. Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama
karena kesadaran bahwa komputer dapat menganggu hak privasi individual. Dalam dunia bisnis salah satu alasan utama perhatian tersebut adalah pembajakan
perangkat alat lunak yang menggerogoti pendapatan penjual perangkat lunak hingga milyaran dolar setahun. Namun subyek etika komputer lebih dalam daripada
masalah privasi dan pembajakan. Komputer adalah peralatan sosial yang penuh daya, yang dapat membantu atau mengganggu masyarakat dalam banyak cara. Semua
tergantung pada cara penggunaannya.
1. MORAL,  ETIKA DAN HUKUM

Dalam kehidupan sehari-hari, kita diarahkan oleh banyak pengaruh. Sebagai warga Negara yang memiliki tanggug jawab sosial, kita ingin melakukan hal yang secara
moral benar, berlaku etis, dan mematuhi hukum.
 Moral

Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan salah. Moral adalah institusi sosial dengan sejarah dan seperangkat aturan. Kita mulai belajar
mengenai perilaku moral semenjak kecil: “Perilaku orang lain sebagaimana layaknya kita ingin diperlakukan.” “Selalu ucapkan terima kasih,” Saat kita tumbuh dewasa
secara fisik dan mental, kita belajar mengenai peraturan-peraturan yang diharapkan masyarakat untuk kita ikuti. Aturan perilaku ini adalah moral kita.
Meskipun masyarakat di sekeliling dunia tidak semuanya mengikuti seperangkat moral yang sama, terdapat kesamaan di antara semuanya. “Melakukan apa yang secara
moral benar,” adalah landasan dasar perilaku sosial kita.
 Etika
Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti “karakter”. Etika (ethics) adalah sekumpulan kepercayaan, standar, atau
teladan yang mengarahkan, yang merasuk ke dalam seorang atau masyarakat. Semua individu bertanggung jawab terhadap komunitas mereka atas perilaku mereka,
Komunitas dapat berarti rukun tetangga, kota, Negara, atau profesi.
Tidak seperti moral, etika bisa jadi amat bervariasi dari satu komunitas dengan yang lain. Keberagaman di bidang computer ini terlihat dalam bentuk peranti lunak
bajakan (pirated software) peranti lunak yang diduplikasi secara illegal dan kemudian digunakan atau dijual. Di beberapa Negara praktik ini lebih menyebar disbandingkan
yang lain. Pada tahun 2004, diperkirakan sekitar 21 persen peranti lunak yang digunakan di Amerika Serikat telah dibajak; angka ini melonjak menjadi 32 persen di
Australia dan 90 persen di Cina.
Beberapa orang mungkin berkata bahwa angka-angka ini menunjukkan bahwa para pengguna computer di Cina tidak seetis pengguna computer di Amerika Serikat.
Namun sebenarnya tidak selalu demikian. Beberapa budaya, khususnya budaya di Negara-negara Asia, mendorong orang-orang untuk saling berbagi. Dalam peribahasa
Cina “Orang yang berbagi harus dihargai, sedangkan yang tidak harus dihukum.” Meskipun demikian,pembajakan peranti lunak adalah suatu masalah, karena tidak
terdapat insentif untuk merancang dan mendistribusikan peranti lunak baru kecuali jika para penggunanya menyadari nilai ekonomisnya.
 Hukum
Hukum (law) adalah peraturan perilaku formal yang diterapkan oleh otoritas yang berwenang, seperti pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya. Selama sekitar
10 tahun pertama penggunaan computer dibidang bisnis dan pemerintahan, tidak terdapat hukum yang berkaitan dengan penggunaan computer. Hal ini dikarenakan
pada saat itu computer merupakan inovasi baru, dan system hokum membutuhkan waktu untuk mengejarnya.
Pada tahun 1966, kasus kejahatan computer pertama menjadi berita ketika seorang programmer untuk sebuah bank mengubah suatu program computer sehingga
program tersebut tidak akan menandai rekeningnya ketika terlalu banyak uang ditarik. Ia dapat terus menulis cek meskipun tidak ada uang di dalam rekeningnya. Tipuan
ini bekerja hingga computer tersebut rusak, dan pemrosesan manual mengungkapkan rekening dengan saldo yang sudah negatih dan tidak ditandai tersebut.
Programmer tersebut tidak dituntut atas kejahatan computer, karena pada saat itu tidak ada hokum mengenai kejahatan tersebut. Sebaliknya, ia dituntut atas tuduhan
membuat entri palsu pada catatan bank.
 
Penggunaan computer di dunia bisnis diarahkan oleh nilai moral dan etis manajer, spesialis informasi, dan pengguna, serta hokum yang berlaku. Hukum adalah yang
termudah untuk diinterpretasikan karena bersifat tertulis. Tetapi etika tidak terdefinisi demikian tepat, dan mungkin bahkan tidak disetujui oleh semua anggota
masyarakat. Wilayah etika computer yang kompleks inilah yang saat ini sangat banyak diperhatikan.
Moral ialah tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar atau salah. Etika ialah satu set kepercayaan, standart atau pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok dan
masyarakat. Hukum adalah peraturan perilaku yang dipaksakan oleh otoritas berdaulat, seperti pemerintah pada rakyat atau warga negaranya.
Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika dari para manajer, spesialis informasi dan pemakai dan juga hukum yang berlaku. Hukum
paling mudah diiterprestasikan karena berbentuk tertulis. Dilain pihak etika dan moral tidak didefinisikan secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota
masyarakat.
1. MELETAKKAN MORAL, ETIKA, DAN HUKUM PADA TEMPATNYA

Penggunaan komputer di dunia bisnis diarahkan oleh nilai moral dan etis manajer, spesialis informasi, dan pengguna, serta hukum yang berlaku. Hukum adalah yang
termudah untuk diinterpretasikan karena bersifat tertulis. Tetapi etika tidak terdefinisi demikian tepat, dan mungkin bahkan tidak disetujui oleh semua anggota
masyarakat.
1. Kebutuhan akan Budaya Etika

Opini yang dipegang luas di dunia bisnis adalah bahwa bisnis merefleksikan kepribadian dari pemimpinnya. Misalnya pengaruh seorang CEO sangat mempengaruhi
kepribadia dari perusahaannya. Sehingga CEO yang memiliki pengaruh yang amat penting pada organisasinya sehingga masyarakat cenderung memandang perusahaan
tersebut seperti CEO-nya.
Jika perusahaan di tuntut untuk berlaku etis, maka manajemen tingkat tinggi harus bersikap etis dalam segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakannya. Manajemen
tingkat atas harus memimpin melalui contoh. Perilaku ini disebut budaya etika.
2. Bagaimana Budaya Etika Diterapkan

Tugas manajemen tingkat atas adalah untuk meyakinkan bahwa konsep etikany merasuk ke seluruh organisasi, dan turun ke jajaran bawah sehingga menyentuh setiap
karyawan. Para eksekutif dapat mencapai implementasi ini melalui tiga tingkat yaitu:
1. Kredo Perusahaan
Kredo perusahaan adalah pernyataan singkat mengenai nilai-nilai yang ingin dijunjung perusahaan. Tujuan kredo tersebut adalah untuk memberitahu individu-individu
dan organisasi, baik dalam dan diluar perusahaan, akan nilai-nilai yang dianut perusahaan tersebut.
1. Program Etika
Program etika dalah upaya yang terdiri atas berbagai desain untuk memberikan petunjuk kepada para karyawan untuk menjalankan kredo perusahaan. Aktivitas yang
bisa dilakukan adalah sesi orientasi yang diadakan untuk karyawan baru. Contoh lain dari program etika adalah audit etika.
1. Kode Perusahaan yang Disesuaikan
Banyak perusahaanyang merancang sendiri kode etiknya. Terkadang kode-kode etik ini merupakan adaptasi dari kode etik untuk industry atau profesi tertentu.
3. Meletakkan Kredo, Prigram, dan Kode pada Tempatnya

Kredo perusahaan memberikan dasar untuk pelaksanaan program etika perusahaan. Kode etik tersebut menggambarkan perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan
dilaksanakan oleh para karyawan  perusahaan dalam berinteraksi antara satu dengan lain dan dengan elemen-elemen lingkungan perusahaan.
1. MENERAPKAN ETIKA DALAM TEKNOLOGI INFORMASI

Bagaimana budaya etika dicapai dalam sebuah perusahaan?  Perusahaan tersebut tidak harus mengusahakan semua pekerjaan sendiri. Bantuan dalam bentuk kode etik
dan program eduksi etika yang dapat memberikan fondasi untuk budaya tersebut. Program edukai dapat membantu menyusun kredo perusahaan dan meletakkan
program etika pada tempatnya. Kode etik dapat digunakan seperti pap adanya atau disesuaikan dengan perusahaan tersebut.
1. Kode Etik
Association for Computing Machinery (ACM) yang didirikan pada tahun 1947, adalah sebuah organisasi komputer professional tertua di dunia. ACM telah menyusun  Kode
Etik dan Perilaku Professional (Code of Ethics and Proffesional Practice) yang diharapkan diikuti oleh 80.000 anggotanya. Selain itu, Kode Etik dan Praktik Profesional Rekayasa
Peranti Lunak (Software Engineering Code of Ethics and Proffesional Practice) dibuat debnan tujuan agar bertindak sebagai panduan untuk mengajarkan dan mempraktikan
rekayasa peranti lunak, yaiu penggunaan prinsip-prinsip perancangan dalam pengembangan peranti lunak.
Kode Etik dan Perilaku Profesional ACM merupakan Bentuk kode etik ACM yang ada saat ini diadopsi pada tahun 1992 dan berisikan suatu “keharusan”, yang merupakan
pernyataan tanggung jawab pribadi. Kode ini dibagi lagi menjadi empat bagian.
 Keharusan moral umum
 Tanggung jawab profesioanal yang lebih spesifik
 Keharuan kepemimpinan organisasi
 Kepatuhan terhadap kode etik
2. Kode Etika dan Praktik Profesional Rekayasa Peranti Lunak

Kode ini mencatat pengaruh penting yang dapat diterapkan para ahli peranti lunak pada sistem dan terdiri atas ekspektasi di delapan hal penting:
1. Masyarakat
2. Klien dan Atasan
3. Produk
4. Penilaian
5. Manajemen
6. Profesi
7. Kolega
8. Diri Sendiri.
Lima dari hal diatas berkaitan dengan tanggung jawab di mana ahli tersebut menjadi bagian)masyarakat, klien dan atasan, manaemen, pro&esi, dan kolega). Dua hal
(produk dan penilaian) berkaitan dengan kinerja profesional, dan satu hal (diri sendiri) mengacu pada peningkatan diri sendiri
3. Pendidikan Etika Komputer
 Mata Kuliah di Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi dan universitas telah mengajarkan etika komputer sejak beberapa waktu lamanya. Sekolah-sekolah bisnis biasanya menawarkan mata kuliah etika
komputer atau mengintegrasikan ilmu tersebut kedalam mata kuliah bisnis seperti pemasaran dan akuntansi.
 Program Profesional
Misalnya, Asosiasi Manajemen Amerika menawarkan program khusus yang membahas masalah-masalah penting saat ini, seperti etika.
 Program Edukasi Swasta
Legal Knowlede Company, menawarkan modul mata kuliah berbasis web yang membahas berbagai permaslahan hukum dan etika. Mata kuliah ini ditunujukan untuk
diperunakna perusahaan yang beruahan meningkatkan keadaran beretika karyawannya. Program profesioanal memungkinkan manajer dan karyawan di setiap tingkatan
untuk menjaga keadran beretika serta komitmen mereka seiring dengan perubahan tuntutan social.
1. ETKA DALAM TEKNOLOGI INFORMASI

Tujuan dari etika adalah kehidupan yang lebih baik dengan, dan untuk orang lain, dalam lembaga yang bersangkutan.sedangkan James H. Moor mendefinisikan etika
komputer sebagai analisis sifat dan dampak sosial teknologi komputer serta perumusan dan justifikasi dari kebijakan-kebijakan yang terkait untuk  penggunaan teknologi
tersebut secara etis.
salah satu penyebab pentingnya etika adalah karena etika melingkupi wilayah-wilayah yang belum tercakup dalam wilayah hukum. Faktor etika disini menyangkut
identifikasi dan penghindaran terhadap perilaku yang salah dalam penggunaan teknologi informasi. Untuk itu etika dipandang perlu dibentuk sebagai perilaku yang
mengikat oleh pengguna teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat tentu memberikan dampak positif dan negative bagi penggunanya.
Etika dalam teknologi informasi diperlukan tidak dapat dipisahkan dari permasalahan-permasalahan seputar penggunaan teknologi yangmeliputi kejahatan komputer,
netiket, e-commerce, pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelekstual) dan tanggung jawab profesi.
1. MASALAH ETIKA TEKNOLOGI INFORMASI

Menurut Richard Masson, masalah etika Teknologi Informasi diklasifikasi menjadi empat hal sebagai berikut berikut :
1. Privasi yaitu hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari pengaksesan orang lain yang memang tidak berhak untuk melakukannya.
2. Akurasi yaitu layanan informasi harus diberikan secara tepat dan akurat sehingga tidak merugikan pengguna informasi.
3. Property yaitu perlindungan kekayaan intelektual yang saat ini digalakkan oleh HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) mencakup tiga hal :
4. hak cipta (copy right), hak yang dijamin kekuatan hukum yang melarang menduplikasi kekayaan intelektual tanpa seizin pemegangnya. Diberikan selama 50
tahun.
5. Paten, bentuk perlindungan yang sulit diberikan karena hanya diberikan bagi penemuan inovatif dan sangat berguna. Berlaku selama 20 tahun.
Rahasia perdagangan, perlindungan terhadap kekayaan dalam perdagangan yang diberikan dalam bentuk lisensi atau kontrak.
1. Akses, semua orang berhak untuk mendapatkan informasi. Perlu layanan yang baik dan optimal bagi semua orang dalam mendapatkan informasi yang diinginkan
 Faktor penyebab pelanggaran kode etik profesi IT adalah :
 Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat
 Organisasi pro!esi tidak dilengkapi dengan sarana dan mekanisme bagi masyarakat untuk menyampaikan keluhan
 Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik profesi, karena buruknya pelayanan sosialisasi
 Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari pengemban profesi IT untuk menjaga martabat luhur profesinya
 Tidak adanya kesadaran etis dan moralitas diantara para pengemban profesi IT
 Perbuatan-perbuatan yang tidak melanggar hak cipta :
1. Penggunaan hasil karya orang lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penulisan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pencipta.
2. Pengambilan ciptaan orang lain untuk kepentingan pembelaan dalam pengadilan.
3. Menggunakan hasil karya orang lain untuk kepentingan orang cacat dan tidak komersial.
4. Backup program komputer untuk kepentingan pengamanan data dan tidak komersial
 Potensi-potensi Kerugian yang disebabkan pemanfaatan Teknologi Informasi
1. Rasa ketakutan

Banyak orang mencoba menghindari pemakaian komputer, karena takut merusakkan, atau takut kehilangan kontrol, atau secara umum takut menghadapi sesuatu yang
baru, ketakutan akan kehilangan data, atau harus diinstal ulang sistem program menjadikan  pengguna makin memiliki rasa ketakutan ini.
1. Keterasingan

Pengguna komputer cenderung mengisolir dirinya, dengan kata lain menaiknya  jumlah waktu pemakaian komputer, akan juga membuat mereka makin terisolir.
1. Golongan miskin informasi dan minoritas

Akses kepada sumberdaya juga terjadi ketidakseimbangan ditangan pemilik kekayaan dan komunitas yang mapan.
1. Pentingnya individu

Organisasi besar menjadi makin impersonal, sebab biaya untuk menangani kasus khusus/pribadi satu persatu menjadi makin tinggi.
1. Tingkat kompleksitas serta kecepatan yang sudah tak dapat ditangani
Sistem yang dikembangkan dengan birokrasi komputer begitu kompleks dan cepat  berubah sehingga sangat sulit bagi individu untuk mengikuti dan membuat pilihan.
Tingkat kompleksitas ini menjadi makin tinggi dan sulit ditangani, karena dengan makin tertutupnya sistem serta makin besarnya ukuran sistem (sebagai contoh program
Ms Windows 2000 yang baru diluncurkan memiliki program sekitar 60juta baris). Sehingga proses pengkajian demi kepentingan publik banyak makin sulit dilakukan.
1. Makin rentannya organisasi

Suatu organisasi yang bergantung pada teknologi yang kompleks cenderung akan menjadi lebih ringkih. Metoda seperti Third Party Testing haruslah makin
dimanfaatkan.
1. Dilanggarnya privasi

Ketersediaan sistem pengambilan data yang sangat canggih memungkinkan terjadinya pelanggaran privasi dengan mudah dan cepat.
1. Pengangguran dan pemindahan kerja

Biasanya ketika suatu sistem otomasi diterapkan, produktifitas dan jumlah tempat  pekerjaan secara keseluruhan meningkat, akan tetapi beberapa jenis pekerjaan
menjadi makin kurang nilainya, atau bahkan dihilangkan
1. Kurangnya tanggung jawab profesi

Organisasi yang tak bermuka (hanya diperoleh kontak elektronik saja), mungkin memberikan respon yang kurang personal, dan sering melemparkan tanggungjawab
dari  permasalahan
1. Kaburnya citra manusia

Kehadiran terminal pintar (intelligent terminal), mesin pintar, dan sistem pakar telah menghasilkan persepsi yang salah pada banyak orang.
1. JENIS PELANGGARAN ETIKA IT

Dibawah ini terdapat beberapa jenis Pelanggaran Etika IT yang terjadi :


1. Hacker

Menurut Mansield, hacker didefinisikan sebagai seorang yang memiliki keinginan untuk melakukan eksplorasi dan penetrasi terhadap sebuah system operasi dank ode
computer pengaman lainya tetapi tidak melakukan tindakan pengerusakan apapun tidak mencuri uang atau informasi.
Hacking adalah kegiatan menerobos program komputer milik orang/pihak lain. Hacker adalah orang yang gemar ngoprek komputer, memiliki keahlian membuat dan
membaca program tertentu, dan terobsesi mengamati keamanan (security)-nya. “Hacker” memiliki wajah ganda; ada yang baik dan ada yang buruk. “Hacker” yang baik
memberi tahu kepada programer yang komputernya diterobos, akan adanya kelemahan-kelemahan pada program yang dibuat, sehingga bisa “bocor”, agar segera
diperbaiki. Sedangkan, hacker buruk, menerobos program orang lain untuk merusak dan mencuri datanya.
2. Cracker

Cracker sama dengan Craking yaitu sisi gelap dari hacker dan memiliki ketertarikan untuk mencuri informasi , melakukan berbagai macam kerusakan dan sesekali waktu
juga mekumpuhkan seluruh system computer.
Cracking adalah hacking untuk tujuan jahat. Sebutan untuk “cracker” adalah “hacker” bertopi hitam (black hat hacker). Berbeda dengan “carder” yang hanya mengintip
kartu kredit, “cracker” mengintip simpanan para nasabah di berbagai bank atau pusat data sensitif lainnya untuk keuntungan diri sendiri. Meski sama-sama menerobos
keamanan komputer orang lain, “hacker” lebih fokus pada prosesnya. Sedangkan “cracker” lebih fokus untuk menikmati hasilnya. Kasus kemarin, FBI bekerja sama
dengan polisi Belanda dan polisi Australia menangkap seorang cracker remaja yang telah menerobos 50 ribu komputer dan mengintip 1,3 juta rekening berbagai bank di
dunia. Dengan aksinya, “cracker” bernama Owen Thor Walker itu telah meraup uang sebanyak Rp1,8 triliun. “Cracker” 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA itu
tertangkap setelah aktivitas kriminalnya di dunia maya diselidiki sejak 2006.
3. Denial Of Service Attack

Didalam keamanan computer, Denial of Service Attack (DoS Attack) adalah suatu usaha untuk membuat suatu sumber daya computer yang ada tidak bisa digunakan
oleh para pemakai. Denial of Service Attack mempunyai dua format umum :
 Memaksa computer computer korban untuk mereset atau korban tidak bisa lagi menggunakan perangkat komputernya seperti yang diharapkannya.
 Menghalangi media komunikasi antara para pemakai dan korba sehingga mereka tidak bisa lagi berkomunikasi.
4. Piracy

Piracy adalah pembajakan perangkat lunak (software). Secara moral hal ini merupakan pencurian hak milik orang lain
Contoh : pembajakan software aplikasi ( Microsoft, lagu MP3,MP4, dll)
Solusi : gunakan software aplikasi open source.
Undang undang yang melindungi HAKI : UU no 19 tahun 2002.
5. Fraud

Fraud Merupakan kejahatan manipulasi informasi dengan tujuan mengeruk keuntungan yang sebesar besarnya. Biasanya kejahatan yang dilakukan adalah memanipulasi
informasi keuangan. Sebagai contoh adanya situs lelang fiktif. Melibatkan berbagai macam aktifitas yang berkaitan dengan kartu kredit.
6. Gambling
Perjudian tidak hanya dilakukan secara konfensional, akan tetapi perjudian sudah marak didunia cyber yang berskala global. Dan kegiatan ini dapat diputar kembali
dinegara yang merupakan “tax heaven” seperti cyman islands yang merupakan surga bagi money laundering.
Jenis jenis online gambling antara lain :
 Online Casinos
 Online Poker
 Mobil gambling
 Pornography merupakan jenis kejahatan dengan menyajikan bentuk tubuh tanpa busana, erotis, dan kegiatan seksual lainnya dengan tujuan merusak moral.
 Paedophilia merupakan kejahatan penyimpangan seksual yang lebih condong kearah anak anak (child phornography)
7. Data Forgery

Kejahatan ini dilakukan dengan tujuan memalsukan data pada dokumen dokumen penting yang ada di internet. Dokumen dokumen ini biasanya dimiliki oleh institusi
atau lembaga yang memiliki situs berbasis web database. Dokumen tersebut disimpan sebagai scriptless document dengan menggunakan media internet. Kejadian ini
biasanya diajukan untuk cokumen e-commerce.
8. DEFACING

Defacing adalah kegiatan mengubah halaman situs/website pihak lain, seperti yang terjadi pada situs Menkominfo dan Partai Golkar, BI baru-baru ini dan situs KPU saat
pemilu 2004 lalu. Tindakan deface ada yang semata-mata iseng, unjuk kebolehan, pamer kemampuan membuat program, tapi ada juga yang jahat, untuk mencuri data
dan dijual kepada pihak lain.
9. PHISING

Phising adalah kegiatan memancing pemakai komputer di internet (user) agar mau memberikan informasi data diri pemakai (username) dan kata sandinya (password)
pada suatu website yang sudah di-deface. Phising biasanya diarahkan kepada pengguna online banking. Isian data pemakai dan password yang vital yang telah dikirim
akhirnya akan menjadi milik penjahat tersebut dan digunakan untuk belanja dengan kartu kredit atau uang rekening milik korbannya.
10. SPAMMING

Spamming adalah pengiriman berita atau iklan lewat surat elektronik (e-mail) yang tak dikehendaki. Spam sering disebut juga sebagai bulk email atau junk e-mail alias
“sampah”. Meski demikian, banyak yang terkena dan menjadi korbannya. Yang paling banyak adalah pengiriman e-mail dapat hadiah, lotere, atau orang yang mengaku
punya rekening di bank di Afrika atau Timur Tengah, minta bantuan “netters” untuk mencairkan, dengan janji bagi hasil. Kemudian korban diminta nomor rekeningnya,
dan mengirim uang/dana sebagai pemancing, tentunya dalam mata uang dolar AS, dan belakangan tak ada kabarnya lagi. Seorang rector universitas swasta di Indonesia
pernah diberitakan tertipu hingga Rp1 miliar dalam karena spaming seperti ini.
11. MALWARE
Malware adalah program komputer yang mencari kelemahan dari suatu software. Umumnya malware diciptakan untuk membobol atau merusak suatu software atau
operating system. Malware terdiri dari berbagai macam, yaitu: virus, worm, trojan horse, adware, browser hijacker, dll. Di pasaran alat-alat komputer dan toko perangkat
lunak (software) memang telah tersedia antispam dan anti virus, dan anti malware. Meski demikian, bagi yang tak waspadai selalu ada yang kena. Karena pembuat virus
dan malware umumnya terus kreatif dan produktif dalam membuat program untuk mengerjai korban-korbannya.
1. SANKSI/PIDANA KEJAHATAN-KEJAHATAN DIDUNIA MAYA
 Pasal 362 KUHP yang dikenakan untuk kasus carding.
 Pasal 378 KUHP dapat dikenakan untuk penipuan.
 Pasal 335 KUHP dapat dikenakan untuk kasus pengancaman dan pemerasan yang dilakukan melalui e-mail yang dikirimkan oleh pelaku untuk memaksa
korban melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya.
 Pasal 311 KUHP dapat dikenakan untuk kasus pencemaran nama baik dengan menggunakan media Internet.
 Pasal 303 KUHP dapat dikenakan untuk menjerat permainan judi yang dilakukan secara online di Internet dengan penyelenggara dari Indonesia.
 Pasal 282 KUHP dapat dikenakan untuk penyebaran pornografi.
 Pasal 282 dan 311 KUHP dapat dikenakan untuk kasus penyebaran foto atau film pribadi seseorang.
 Pasal 406 KUHP dapat dikenakan pada kasus deface atau hacking yang membuat sistem milik orang lain.
Secanggih apapun teknologi jika tidak diiringi oleh etika dalam pemakainnya akan menghasilkan penyalahgunaan yang dapat merugikan orang lain. Walaupun setinggi
apapun kecanggihan peraturan atau hukum yang mengatur untuk tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran, jika manusia menginginkan tentulah ada saja celah yang dapat
digunakannya. Semuanya kembali pada etika masing-masing individu.
Sebagai pengguna teknologi janganlah terlalu berbaik sangka, berhati-hatilah terhadap kejahatan, jangan berikan kesempatan pada orang lain untuk berbuat kejahatan,
ingatlah “kejahatan tidak saja karena ada niat pelakunya tetapi karena ada kesempatan.
1. UNDANG UNDANG ITE DAN CONTOH KASUS
 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Internet & Transaksi Elektronik (ITE) Undang-undang ini, yang telah disahkan dan diundangkan pada tanggal 21
April 2008, walaupun sampai dengan hari ini belum ada sebuah PP yang mengatur mengenai teknis pelaksanaannya, namun diharapkan dapat menjadi sebuah
undang-undang cyber atau cyberlaw guna menjerat pelaku-pelaku cybercrime yang tidak bertanggungjawab dan menjadi sebuah payung hukum bagi masyarakat
pengguna teknologi informasi guna mencapai sebuah kepastian hukum.
1. Pasal 27 UU ITE tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan. Ancaman pidana pasal 45(1) KUHP. Pidana penjara paling lama
6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Diatur pula dalam KUHP pasal 282 mengenai kejahatan terhadap
kesusilaan.
2. Pasal 28 UU ITE tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
konsumen dalam transaksi elektronik.
3. Pasal 29 UU ITE tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang berisi ancaman
kekerasaan atau menakut-nakuti yang dutujukkan secara pribadi (Cyber Stalking). Ancaman pidana pasal 45 (3) Setiap orang yang memenuhi unsur sebagaimana
dimaksud dalam pasal 29 dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah).
4. Pasal 30 UU ITE tahun 2008 ayat 3 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses computer dan/atau system elektronik dengan
cara apapun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau menjebol system pengaman (cracking, hacking, illegal access). Ancaman pidana pasal 46 ayat 3
setiap orang yang memebuhi unsure sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat 3 dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 (delapan) dan/atau denda paling
banyak Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).
5. Pasal 33 UU ITE tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan tindakan apa pun yang berakibat terganggunya
system elektronik dan/atau mengakibatkan system elektronik menjadi tidak bekerja sebagaiman mestinya.
6. Pasal 34 UU ITE tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, menjual, mengadakan untuk digunakan,
mengimpor, mendistribusikan, menyediakan atau memiliki.
7. Pasal 35 UU ITE tahun 2008 : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan,
pengrusakan informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dengan tujuan agar informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik tersebut seolah-olah data
yang otentik (Phising = penipuan situs).
 Kitab Undang Undang Hukum Pidana
 Pasal 362 KUHP yang dikenakan untuk kasus carding.
 Pasal 378 KUHP dapat dikenakan untuk penipuan.
 Pasal 335 KUHP dapat dikenakan untuk kasus pengancaman dan pemerasan yang dilakukan melalui e-mail yang dikirimkan oleh pelaku untuk memaksa
korban melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya.
 Pasal 311 KUHP dapat dikenakan untuk kasus pencemaran nama baik dengan menggunakan media Internet.
 Pasal 303 KUHP dapat dikenakan untuk menjerat permainan judi yang dilakukan secara online di Internet dengan penyelenggara dari Indonesia.
 Pasal 282 KUHP dapat dikenakan untuk penyebaran pornografi.
 Pasal 282 dan 311 KUHP dapat dikenakan untuk kasus penyebaran foto atau film pribadi seseorang.
 Pasal 406 KUHP dapat dikenakan pada kasus deface atau hacking yang membuat sistem milik orang lain.
 Undang-Undang No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Menurut Pasal 1 angka (8) Undang – Undang No 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, program komputer
adalah sekumpulan intruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa, kode, skema ataupun bentuk lain yang apabila digabungkan dengan media yang dapat dibaca
dengan komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi-fungsi khusus atau untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan
dalam merancang intruksi-intruksi tersebut.
 Undang-Undang No 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi Menurut Pasal 1 angka (1) Undang – Undang No 36 Tahun 1999, Telekomunikasi adalah setiap
pemancaran, pengiriman, dan/atau penerimaan dan setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat,
optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya.
 Undang-Undang No 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan Undang-Undang No. 8 Tahun 1997 tanggal 24 Maret 1997 tentang Dokumen Perusahaan,
pemerintah berusaha untuk mengatur pengakuan atas mikrofilm dan media lainnya (alat penyimpan informasi yang bukan kertas dan mempunyai tingkat
pengamanan yang dapat menjamin keaslian dokumen yang dialihkan atau ditransformasikan. Misalnya Compact Disk – Read Only Memory (CD – ROM), dan Write –
Once -Read – Many (WORM), yang diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang tersebut sebagai alat bukti yang sah.
 Undang-Undang No 25 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang Jenis tindak pidana yang
termasuk dalam pencucian uang (Pasal 2 Ayat (1) Huruf q). Penyidik dapat meminta kepada bank yang menerima transfer untuk memberikan identitas dan data
perbankan yang dimiliki oleh tersangka tanpa harus mengikuti peraturan sesuai dengan yang diatur dalam Undang-Undang Perbankan.
 Undang-Undang No 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Undang-Undang ini mengatur mengenai alat bukti elektronik sesuai dengan
Pasal 27 huruf b yaitu alat bukti lain berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa
dengan itu. Digital evidence atau alat bukti elektronik sangatlah berperan dalam penyelidikan kasus terorisme. karena saat ini komunikasi antara para pelaku di
lapangan dengan pimpinan atau aktor intelektualnya dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas di Internet untuk menerima perintah atau menyampaikan kondisi di
lapangan karena para pelaku mengetahui pelacakan terhadap Internet lebih sulit dibandingkan pelacakan melalui handphone. Fasilitas yang sering digunakan adalah
e-mail dan chat room selain mencari informasi dengan menggunakan search engineserta melakukan propaganda melalui bulletin board atau mailing list.

Anda mungkin juga menyukai