Anda di halaman 1dari 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/350495655

IMPLIKASI ETIS DARI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA


PEGAWAI SEKRETARIAT JENDERAL MPR RI

Article · March 2021

CITATIONS READS

0 702

2 authors:

Azhyqa Rereantica Martkliana Yananto Mihadi Putra


Universitas Mercu Buana Universitas Mercu Buana
29 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    2,200 PUBLICATIONS   2,597 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Sistem Informasi Manajemen (SIM) View project

Tugas Sistem Informasi Manajemen View project

All content following this page was uploaded by Azhyqa Rereantica Martkliana on 30 March 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


IMPLIKASI ETIS DARI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

PADA PEGAWAI SEKRETARIAT JENDERAL MPR RI

Tugas 4 Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Nama : Azhyqa Rereantica Martkliana

NIM : 43217120150

Kelas : M-705-1

Dosen : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2021
ABSTRAK

Perkembangan teknologi komputer sebagai sarana informasi memberikan banya keuntungan.


Salah satu manfaatnya adalah bahwa informasi dapat dengan segera diperoleh dan pengambilan
keputusan dapat dengan cepat dilakukan secara lebih akurat, tepat dan berkualitas. Namun, di
sisi lain, perkembangan teknologi informasi, khususnya komputer menimbulkan masalah baru.
Bahwa banyak sekarang penggunaan komputer sudah di luar etika penggunaannya, misalnya:
dengan pemanfaatan teknologi komputer, dengan mudah seseorang dapat mengakses data dan
informasi dengan cara yang tidak sah. Adapula yang memanfaatkan teknologi komputer ini untuk
melakukan tindakan kriminal.
Salah satu komponen penunjang dari era Globalisasi tersebut adalah para Profesional di bidang
Teknologi Informasi yang mempunyai peran sangat penting dalam menyajikan informasi yang
dapat berguna bagi masyarakat banyak. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
berlangsung sangat cepat. Dengan perkembangan tersebut diharapkan akan dapat
mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup manusia untuk menjadi manusi secara utuh.
Maka tidak cukup dengan mengandalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, manusia juga harus
menghayati secara mendalam kode etik ilmu, teknologi dan kehidupan. Seseorang yang
melakukan pelanggaran terhadap etika dalam teknologi informasi akan mendapatkan sangsi
berupa sanksi sosial (sanksi skala relatif kecil, dipahami sebagai kesalahan yang dapat
dimaafkan) atau sanksi hukum (sanksi skala besar, merugikan orang lain, pelaku dapat dikenai
hukum pidana).

Kata Kunci: Etika. Teknologi Informasi.


BAB 1
PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi yang semakin maju pada era industri 4.0 ini, membawa banyak
sekali dampak pada masyarakat khususnya dalam hal kemudahan mendapatkan informasi secara
tepat dan akurat melalui internet. Menurut data hasil survey yang dilakukan APJII (Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) terdapat 171,17 juta pengguna internet Indonesia di
tahun 2018 dan dinilai angka terus naik setiap tahunnya. Jika dibandingkan dengan total jumlah
penduduk Indonesia, maka lebih dari setengah penduduknya merupakan pengguna internet atau
dapat kita sebut sebagai "masyarakat melek internet". Berbanding lurus dengan kemudahan
akses internet, kecanggihan teknologi juga menjadikan teknologi informasi berkembang sangat
pesat. Perkembangan teknologi informasi ini juga membawa banyak pengaruh positif dan negatif
dalam kehidupan.
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi khususnya komputer, etika dalam
pemanfaatan sistem informasi dirasa sangat penting bagi masyarakat. Etika sistem informasi
mendapat perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya karena masyarakat memiliki persepsi
dan ketakutan tertentu dengan penggunaan teknologi informasi. Salah satunya adalah banyak
penggunaan internet sudah di luar etika penggunaannya, misalnya: dengan pemanfaatan
teknologi komputer, dengan mudah seseorang dapat mengakses data dan informasi dengan cara
yang tidak sah. Adapula yang memanfaatkan teknologi komputer ini untuk melakukan tindakan
kriminal. Sehingga menimbulkan fakta bahwa komputer dapat mengubah kehidupan sehari-hari
serta apa yang dilakukan komputer bisa jadi tidak terlihat oleh orang yang menjadi korban.
Namun di sisi lain, teknologi komputer sebagai sarana informasi juga memberikan banya
keuntungan. Salah satu manfaatnya adalah bahwa informasi dapat dengan segera diperoleh dan
pengambilan keputusan dapat dengan cepat dilakukan secara lebih akurat, tepat dan berkualitas.
Hal-hal inilah yang kemudian memunculkan unsur etika sebagai faktor yang sangat penting
kaitannya dengan penggunaan sistem informasi berbasis komputer, mengingat salah satu
penyebab pentingnya etika adalah karena etika melingkupi–wilayah yang belum tercakup dalam
wilayah hukum. Faktor etika disini menyangkut identifikasi dan penghindaran terhadap
unethical behavior dalam penggunaan sistem informasi berbasis komputer.
Masyarakat secara umum memberikan perhatian terutama karena kesadaran bahwa
komputer dapat mengganggu hak privasi individual, properti dan akses. Sedangkan dalam dunia
bisnis salah satu alasan utama perhatian tersebut adalah masalah pembajakan perangkat alat
lunak yang dapat mengurangi pendapatan penjual perangkat lunak cukup signifikan. Namun
subyek etika komputer lebih dalam daripada masalah privasi dan pembajakan.
BAB 2
LITERATUR TEORI

A. DEFINISI MORAL, ETIKA DAN HUKUM


Dalam suatu masyarakat yang memiliki kesadaran sosial, tentunya setiap orang diharapkan
dapat melakukan melakukan apa yang benar secara moral, etis dan mengikuti ketentuan hukum
yang berlaku. Dalam kaitannya dengan Sistem Informasi, perilaku kita di dunia maya diarahkan
oleh moral, etika, dan hukum.

1) Moral

Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan yang salah. Moral adalah
institusi social dengan sejarah dan seperangkat aturan. Kita mulai belajar mengenai perilaku
moral semenjak kecil. Saat kita tumbuh dewasa secara fisik adan mental, kita belajar mengenai
peraturan-peraturan yang diharapkan masyarakat untuk kita ikuti. Aturan perilaku ini adalah
moral.

2) Etika

Perilaku kita juga diarahkan oleh etika. Kata etika berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti
“karakter”. Etika (ethics) adalah sekumpulan kepercayaan, standar, atau teladan yang
mengarahkan, yang merasuk ke dalam seorang atau masyarakat. Menurut Arief (2009: 228)
pengertian etika adalah prinsip-rinsip mengenai suatu yang benar dan salah yang dilakukan
setiap orang dalam menentukan pilihan sebagai pedoman perilaku mereka. Perkembangan
teknologi dan sistem informasi menimbulkan pertanyaan baik untuk individu maupun
masyarakat pengguna karena perkembangan ini menciptakan peluang untuk adanya perubahan
sosial yang hebat dan mengancam adanya distribusi kekuatan, uang, hak, dan kewajiban. Tidak
seperti moral, etika bias jadi amat bervariasi dari satu komunitas dengan komunitas yang lain.
Keberagaman komputer ini bias dilihat dala bentuk peranti lunak bajakan yaitu peranti lunak
yang diduplikasi secara illegal dan kemudia digunakan atau dijual.

3) Hukum

Hukum adalah peraturan perilaku formal yang diterapkan oleh otoritas yang berwenang, seperti
pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya. Selama 10 tahun pertama penggunaan
komputer di bidang bisnis dan pemerintahan, tidak terdapat hukum yang berkaitan dengan
komputer. Hal ini dikarenakan karena komputer merupakan inovasi baru, dan sistem hukum
membutuhkan waktu untuk mengerjakannya.

Pada tahun 1966, kasus kejahatan komputer pertama terjadi, yaitu seorang programer sebuah
bank mengubah suatu program komputer sehingga program tersebut tidak akan menandia
rekeningnya ketika terlau banyak menarik uang. Programer tersebut tidak di tuntut atas kejahtan
komputer, karena tidak ada landasan hukumnya. Ia dituntut atas tuduhan membuat entri palsu
pada catatan bank.

B. DEFINISI SISTEM INFORMASI


sistem informasi yang ada pada saat ini, maka tidak akan terlepas dari penggunakan teknologi
informatika atau yang lebih dikenal dengan teknologi informasi yang menjadi sarana berjalannya
suatu sistem informasi, yang merupakan suatu sistem sudah pasti terbentuk terdiri dari berbagai
komponen yang saling berkaitan dan salah satunya adalah sarana berjalannya sistem informasi
tersebut serta komponen pendukungnya. Adapun komponen-komponen sistem informasi saat ini
paling tidak terdiri dari:
1) Hardware, terdiri dari komputer dan perlengkapannya termasuk perangkat jaringan
(network).
2) Software, merupakan kumpulan dari perintah/fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu
untuk memerintahkan komputer untuk melaksanakan proses tertentu.
3) Data, merupakan komponen yang paling penting dan menjadi bahan dasar dari sistem
informasi yang akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan suatu informasi.
4) Prosedur, termasuk di dalamnya adalah dokumentasi proses dari sistem, pedoman teknis,
dan arahan atau kebijakan pimpinan.
5) Manusia, komponen ini yang akan menentukan seberapa besar manfaat dan kegunaan
dari suatu sistem informasi, karena semahal dan secanggih apapun sistem informasi di
bangun, tanpa ditunjang oleh sumber daya manusia yang handal dan berkompeten di
bidang tersebut teknologi tersebut hanya akan menjadi tumpukan barang yang tidak
memiliki manfaat besar bagi kemajuan suatu organisasi.

C. DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI


Dampak dari perkembangan teknologi informasi terhadap masyarakat yaitu:
1) Ketergantungan adalah Media komputer memiliki kualitas atraktif yang dapat merespon
segala stimulus yang diberikan oleh penggunanya. Terlalu atraktifnya, membuat
penggunanya seakan-akan menemukan dunianya sendiri yang membuatnya terasa
nyaman dan tidak mau melepaskannya. kita bisa menggunakan komputer sebagai pelepas
stress dengan bermain games yang ada.
2) Violence and Gore adalah Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan pada
komputer. Karena segi isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs
menggunakan berbagai macam cara agar dapat menjual situs mereka. Salah satunya
dengan menampilkan hal-hal yang menunjukan kekejaman dan kesadisan. Studi
eksperimental menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara bermain permainan
komputer dengan tingkat kejahatan di kalangan anak muda, khususnya permainan
komputer yang banyak memuat unsur kekerasan dan pembunuhan. Bahkan ada sebuah
penelitian yang menunjukkan bahwa games yang di mainkan di komputer memiliki sifat
menghancurkan yang lebih besar dibandingkan kekerasan yang ada di televisi ataupun
kekerasan dalam kehidupan nyata sekalipun. Hal ini terjadi terutama pada anak-anak.
Mereka akan memiliki kekurangan sensitivitas terhadap sesamanya, memicu munculnya
perilaku perilaku agresif dan sadistis pada diri anak, dan bisa mengakibatkan dorongan
kepada anak untuk bertindak kriminal seperti yang dilihatnya (meniru adegan
kekerasan).
3) Pornografi adalah Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi,
memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet,
pornografi pun merajalela. Begitu banyak situs-situs pornografi yang ada di internet,
meresahkan banyak pihak terutama kalangan orang tua yang khawatir anak-anaknya
akan mengonsumsi hal-hal yang bersifat porno. Di internet terdapat gambar-gambar
pornografi yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak
kriminal. Ironisnya, ada situs-situs yang memang menjadikan anak-anak sebagai target
khalayaknya. Mereka berusaha untuk membuat situs yang kemungkinan besar
memilikiketerkaitan dengan anak-anak dan sering mereka jelajahi.
4) Antisosial Behavior adalah Salah satu dampak yang dapat ditimbulkan dari
penyalahgunaan komputer adalah antisosial behavior. Dimana pengguna komputer
tersebut tidak lagi peduli kepada lingkungan sosialnya dan cenderung mengutamakan
komputer. Selain itu, pengguna komputer tersebut tidak peduli lagi apa yang terjadi
disekitarnya, satu-satunya yang dapat menarik perhatiannya hanyalah komputer saja.
Orang akan menjadi lebih jarang berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya, sehingga
kemampuan interpersonal dan emosionalnya tidak berkembang secara optimal. Lama
kelamaan, seseorang akan sulit menjalin komunikasi dan membangun relasi dengan
orang-orang disekitarnya. Bila hal tersebut tidak segera ditanggulangi akan
menumbulkan dampak yang sangat buruk, yang dimana manusia lama kelamaan akan
sangat individualis dan tidak akan ada lagi interaksi ataupun sosialisasi.

D. MUNCULNYA KEJAHATAN DALAM TEKNOLOGI INFORMASI


Adapun kejahatan dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah Pencurian uang atau
harta benda dengan menggunakan sarana komputer/ siber dengan melawan hukum. Bentuk
kejahatan ini dapat dilakukan dengan mudah dalam hitungan detik tanpa diketahui siapapun
juga. Penggelapan, pemalsuan pemberian informasi melalui komputer yang merugikan pihak lain
dan menguntungkan diri sendiri. Perbuatan pidana perusakan sistem komputer (baik merusak
data atau menghapus kode-kode yang menimbulka kerusakan dan kerugian). Perbuatan pidana
ini juga dapat berupa penambahan atau perubahan program, informasi, dan media dan
Pembajakan yang berkaitan dengan hak milik intelektual, hak cipta, dan hak paten.
Kegiatan melalui media sistem elektronik, yang disebut juga ruang siber (cyber space),
meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan atau perbuatan hukum yang
nyata. Secara yuridis kegiatan pada ruang siber tidak dapat didekati dengan ukuran dan
kualifikasi hukum konvensional saja sebab jika cara ini yang ditempuh akan terlalu banyak
kesulitan dan hal yang lolos dari pemberlakuan hukum. Kegiatan dalam ruang siber adalah
kegiatan virtual yang berdampak sangat nyata meskipun alat buktinya bersifat
elektronik.Berkaitan dengan hal itu, perlu diperhatikan sisi keamanan dan kepastian hukum
dalam pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi agar dapat berkembang secara
optimal. Oleh karena itu, terdapat tiga pendekatan untuk menjaga keamanan di cyber space, yaitu
pendekatan aspek hukum, aspek teknologi, aspek sosial, budaya, dan etika. Untuk mengatasi
gangguan keamanan dalam penyelenggaraan sistem secara elektronik, pendekatan hukum
bersifat mutlak, karena tanpa kepastian hukum, persoalan pemanfaatan teknologi informasi
menjadi tidak optimal.
Masalah keamanan (security) merupakan salah satu isu dalam ecommerce. Salah satu
pokok yang terkait di sini adalah cybercrime. Apa yang dinamakan cybercrime tidaklah berarti
perbuatan yang bersangkutan harus telah diancamkan pidana dalam suatu undang-undang.
Cybercrime merupakan suatu perilaku yang oleh para pengguna internet dipandang sebagai
perilaku yang anti-sosial, sedangkan dapat atau tidaknya dituntut dan dihukum menurut hukum
pidana merupakan soal lain. bahwa perilaku itu sasaran dan atau akibatnya adalah pada
kelancaran dan kesehatan jalannya cyberspace. Contohnya, seorang tanpa hak merubah tampilan
situs internet milik orang lain, menyebarkan hoax (berita tidak benar) tentang adanya suatu virus
berbahaya, atau menciptakan dan mengirim worm sehingga membuat macetnya banyak server
e-mail. Perilaku anti-sosial yang dilakukan melalui (via) cyberspace adalah bahwa perilaku anti-
sosial itu sasaran dan atau akibatnya adalah pada orang/orang-orang tertentu. Contohnya, orang
melakukan access ke dalam server suatu perusahaan atau departemen pertahanan, baik untuk
main-main saja, merusak data ataupun mencuri data.
Internet merupakan jaringan komputer global yang sangat terbuka. Ada orang-orang yang
dengan berbagai teknik selalu berupaya menembus ke suatu sistem jaringan, terutama jaringan
suatu perusahaan atau instansi pemerintah. Orang seperti ini lazimnya dinamakan hacker, yang
hurufiah berarti orang yang suka memotong atau ngeluyur. Di antara hackers ini ada yang
melakukannya dengan tujuan jahat, yaitu menerobos suatu jaringan komputer dengan tujuan
mencuri password, data, nomor kartu kredit, ataupun alih rekening. Peristiwa yang banyak
diberitakan adalah perseteruan antara industri musik dengan bursa ilegal pertukaran lagu MP3
secara peer-to-peer. Mulanya yang terkenal adalah Napster tetapi kemudian telah menutup
layanan download gratisnya untuk lagu-lagu yang memiliki hak cipta. Tetapi muncul pula
jaringan pertukaran gratis lain seperti Gnutela, yang cakupannya bukan lagi hanya lagu MP3
tetapi juga video clips.

E. ISU SEPUTAR ETIKA TEKNOLOGI INFORMASI


Lahirnya etika teknologi informasi sebagai sebuah disiplin ilmu baru dalam bidang
teknologi tidak dapat dipisahkan dari permasalahan-permasalahan seputar penggunaan
komputer yang meliputi kejahatan komputer, netiket, e-commerce, pelanggaran HAKI (Hak Atas
Kekayaan Intelekstual) dan tanggung jawab profesi.
1) Kejahatan Komputer
Kejahatan komputer atau computer crime adalah kejahatan yang ditimbulkan karena
penggunaan komputer secara ilegal. Kejahatan komputer terus berkembang seiring dengan
kemajuan teknologi komputer saat ini. Beberapa jenis kejahatan komputer meliputi Denial of
Services (melumpuhkan layanan sebuah sistem komputer), penyebaran virus, spam, carding
(pencurian melalui internet) dan lain-lain.
2) Netiket
Internet merupakan aspek penting dalam perkembangan teknologi komputer. Internet
merupakan sebuah jaringan yang menghubungkan komputer di dunia sehingga komputer dapat
mengakses satu sama lain. Internet menjadi peluang baru dalam perkembangan bisnis,
pendidikan, kesehatan, layanan pemerintah dan bidang-bidang lainnya. Melalui internet,
interaksi manusia dapat dilakukan tanpa harus bertatap muka. Tingginya tingkat pemakaian
internet di dunia melahirkan sebuah aturan baru di bidang internet yaitu netiket. Netiket
merupakan sebuah etika acuan dalam berkomunikasi menggunakan internet. Standar netiket
ditetapkan oleh IETF (The Internet Engineering Task Force), sebuah komunitas internasional
yang terdiri dari operator, perancang jaringan dan peneliti yang terkait dengan pengoperasian
internet.
3) E-commerce
Berkembangnya penggunaan internet di dunia berpengaruh terhadap kondisiekonomi dan
perdagangan negara. Melalui internet, transaksi perdagangan dapat dilakukan dengan cepat dan
efisien. Akan tetapi, perdagangan melalui internet atau yang lebih dikenal dengan e-commerce
ini menghasilkan permasalahan baru seperti perlindungan konsumen, permasalahan kontrak
transaksi, masalah pajak dan kasus-kasus pemalsuan tanda tangan digital. Untuk menangani
permasalahan tersebut, para penjual dan pembeli menggunakan Uncitral Model Law on
Electronic Commerce1996 sebagai acuan dalam melakukan transaksi lewat internet.
4) Pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh internet menyebabkan terjadinya pelanggaran HAKI
seperti pembajakan program komputer, penjualan program ilegal dan pengunduhan ilegal.
5) Tanggung Jawab Profesi
Berkembangnya teknologi komputer telah membuka lapangan kerja baru seperti
programmer, teknisi mesin komputer, desainer grafis dan lain-lain. Para pekerja memiliki
interaksi yang sangat tinggi dengan komputer sehingga diperlukan pemahaman mendalam
mengenai etika komputer dan tanggung jawab profesi yang berlaku.

F. DASAR HUKUM PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI


Indonesia merupakan salah satu negara pengguna komputer terbesar di dunia sehingga
penerapan etika komputer dalam masyarakat sangat dibutuhkan. Indonesia menggunakan dasar
pemikiran yang sama dengan negara-negara lain sesuai dengan sejarah etika komputer yang ada.
Terkait kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, khususnya melalui Kementerian
Komunikasi dan Informatika, Indonesia sebenarnya telah memiliki arahan yang cukup jelas
mengenai sektor TIK, yaitu masyarakat harus dapat mengakses layanan TIK berkualitas dengan
harga yang terjangkau, serta memastikan sektor TIK mampu menjadi komponen penting dalam
pembangunan ekonomi nasional. Adapun Undang-undang terkait meliputi UU Telekomunikasi
dan UU ITE, serta peraturan perundang-undangan lainnya yang mengikuti. Dalam upaya
mewujudkan arahan ini, pemerintah sadar bahwa peranan dari berbagai pihak diperlukan, dan
tidak semata-mata hanya dikontrol oleh pemerintah. Kompetisi antar badan usaha swasta,
berujung pada tersedianya berbagai pilihan layanan dan juga peningkatan kualitas. Tak hanya itu,
sektor swasta juga sudah diarahkan agar ikut terlibat dalam pembangunan infrastruktur TIK,
khususnya di wilayah dengan biaya investasi yang mahal dan tidak memiliki nilai ekonomis yang
tinggi—karena sedikitnya pelanggan—agar seluruh kalangan masyarakat, terlepas dari kondisi
sosial dan letak geografisnya, dapat mengakses layanan TIK.
Peranan ini diamanatkan melalui kewajiban pelayanan universal atau universal service
obligation (USO), dan juga pembentukan pembiayaan TIK (ICT Fund). Meski kebijakan yang
dilahirkan oleh pemerintah belum mampu mendongkrak situasi riil TIK di Indonesia, namun
upaya pemerintah telah menunjukkan peningkatan yang berarti. Tetapi perlu diingat bahwa
tidak ada laporan resmi mengenai USO dari pihak swasta, seberapa banyak ICT Fund yang
berhasil dikumpulkan, dan bagaimana serapannya untuk mendukung pembangunan
infrastruktur TIK.
Terkait dengan bidang hukum, maka pengguna harus mengetahui undang-undang yang
membahas tentang HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) dan pasal-pasal yang membahas hal
tersebut. Hukum Hak Cipta bertujuan melindungi hak pembuat dalam mendistribusikan, menjual
atau membuat turunan dari karya tersebut. Perlindungan yang didapatkan oleh pembuat
(author) adalah perlindungan terhadap penjiplakan (plagiat) oleh orang lain. Hak Cipta sering
diasosiasikan sebagai jual-beli lisensi, namun distribusi Hak Cipta tersebut tidak hanya dalam
konteks jual-beli, sebab bisa saja sang pembuat karya membuat pernyataan bahwa hasil karyanya
bebas dipakai dan didistribusikan (tanpa jual-beli), seperti yang kita kenal dalam dunia Open
Source, originalitas karya tetap dimiliki oleh pembuat, namun distribusi dan redistribusi
mengacu pada aturan Open Source.
BAB III
PEMBAHASAN

A. RELEVANSI ETIKA DALAM TEKNOLOGI INFORMASI


James H. Moor mengidentifikasikan tiga alasan utama di balik minat masyarakat yang tinggi
akan etika teknologi informasi, yaitu:
1) Kelenturan secara logis
Moor mengartikan kelenturan secara logis sebagai kemampuan untuk memprogram komputer
untuk melakukan hampir apa saja yang ingin kita lakukan. Komputer akan melakukan terpat
seperti apa yang diinstruksikan oleh pemogram, dan hal ini bisa menjadi pikiran yang
menakutkan. Tetapi, jika komputer digunakan untuk melakukan kegiatan yang tidak etis
bahayanya bukan terletak pada komputer tersebut, melainkan orang-orang yang berada di balik
komputer tersebutlah yang bersalah.
2) Faktor transformasi
Alasan atas etika komputer yang ini didasarkan pada fakta bahwa komputer dapat mengubah
cara kita mengerjakan sesuatu dengan drastis. Salah satu conteh yang baik adalah e-mail. E-mail
tidak menggantikan surat biasa atau sambungan telepon, melainkan menyediakan cara
berkomunikasi yagn benar-benar baru.
3) Faktor ketidaktampakan
Alasan ketiga untuk minat masyarakat atas etika komputer adalah karena masyarakat
memandang komputer sebagai kotak hitam. Seluruh operasi internal komputer tersebut
tersembunyi dari pengelihatan. Ketidaknampakan operasi internal ini memberikan kesempatan
terjadinya nilai-nilai pemograman yang tidak tampak, penghitungan rumit yang tidak tampak,
dan penyalahguanaan yang tidak tampak.

• Nilai pemograman yang tidak tampak adalah perintah rutin yang dikodekan programer
ke dalam program yang menghasilkan proses yang diinginkan si pengguna. Selama proses
penulisan program, programer tersebut harus melakukan serangkaian penilaian
mengenai bagaimana program tersebut harus mencapai tugasnya. Hal ini bukan
merupakan tindakan jahat yang dilakukan pemogram, tapi lebih pada kurangnya
pemahaman.
• Penghitungan rumit yang tidak tampak berbentuk program yang sangat rumit sehingga
pengguna tidak dapat memahaminya.
• Penyalahguanaan yang tidak tampak mencakup tindakan yang disengaja yang melintasi
batasan hukum maupun etis. Misalnya, pelanggaran hak individu akan privasi dan
memata-maai orang lain.

B. HAK SOSIAL DAN HAK KOMPUTER


Masyarakat tidak hanya mengharapkan pemerintah dan dunia usaha untuk menggunakan
komputer secara etis, namun juga menuntut beberapa hak yang berhubungan dengan komputer.
Klasifikasi hak-hak manusia dalam wilayah komputer yang paling banyak dipublikasikan adalah
PAPA rancangan Richard O. Mason. PAPA untuk merepresentasikan empat hak dasar masyarakat
sehubungan dengan informasi: privasi (accuracy), kepemilikan (property), dan aksesibilitas
(accessibility).
1) Hak Privasi
Menurut Mason para pembuat keputusan sering kali melanggar hak privasi seseorang untuk
mendapatkannya. Misalnya: Para peneliti pemasaran seringkali ditemukan menyelidiki sampah
orang lain untuk mempelajari produk apa yang mereka beli
2) Hak untuk Mendapatkan Keakuratan
Komputer memungkinkan tingkat keakuratan yang tidak dapat dicapai dengan nokomputer.
Potensi ini memang tersedia, namun tidak selalu didapatkan. Beberapa sistem berbasis komputer
berisiskan lebih banyak kesalahan daripada yang diberikan sistem manual.
3) Hak Kepemilikan
Disini yang dibahas adalah hak kepemilikan inteektual biasanya dalam bentuk program
komputer. Vendor peranti lunak dapat menghindari pencurian hak kepemilikan intelektual
melalui undang-undang hak cipta, hak paten atau hukum paten. Keduanya dapat digunakan untuk
melndungi hak kepemilikan.
4) Hak Mendapatkan Akses
Sebelum diperkenalkannya basis data yang terkomputerisasi, kebanyakan informasi tersedia
untuk masyarakat umum dalam bentuk dokumen cetak atau gambar mikroformat yang disimpan
diperpustakaan. Sekarang, kebanyakan informasi ini telah dikonversikan ke basis data komersial,
sehimgga membuat ketersediaan untuk masyarakat berkurang.

C. IMPLEMENTASI ETIKA, MORAL DAN HUKUM DALAM PERSPEKTIF


Kita dapat melihat bahwa penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai
moral dan etika seorang manajer, spesialis informasi dan pemakai serta hukum yang berlaku.
Hukum paling mudah diinterpretasikan karena bentuknya tertulis. Di pihak lain, etika tidak
didefinisikan secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat. Bidang yang
sukar dari etika komputer inilah yang sedang memperoleh banyak perhatian.
1) Perlunya Budaya Etika
Pendapat umum dalam bisnis bahwa perusahaan mencerminkan kepribadian pemimpinnya.
Hubungan antara CEO dengan perusahaan merupakan dasar budaya etika. Jika perusahaan harus
etis, maka manajemen puncak harus etis dalam semua tindakan dan kata-katanya. Manajemen
puncak memimpin dengan memberi contoh. Prilaku ini adalah budaya etika.
Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya menyebar di seluruh
organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua pegawai. Hal tersebut dicapai melalui
metode tiga lapis yaitu

• Menetapkan credo perusahaan, Merupakan pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai etis


yang ditegakkan perusahaan, yang diinformasikan kepada orang-orang dan organisasi-
organisasi baik di dalam maupun di luar perusahaan.
• Menetapkan program etika, Suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang
dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan lapis pertama. Misalnya
pertemuan orientasi bagi pegawai baru dan audit etika.
• Menetapkan kode etik perusahaan, Setiap perusahaan memiliki kode etiknya masing-
masing. Kadang-kadang kode etik tersebut diadaptasi dari kode etik industri tertentu.
2) Etika Dan Jasa Informasi
Etika komputer, menurut James H. Moor merupakan analisis mengenai sifat dan dampak sosial
teknologi komputer, serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan teknologi
tersebut secara etis. Oleh karena itu, etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama, yaitu :

• Waspada dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat;


• Memformulasikan kebijakan-kebijakan yang memastikan bahwa teknologi tersebut
digunakan secara tepat.
3) Kontrak Sosial Jasa Informasi
Guna memecahkan permasalahan etika komputer, Mason menyarankan bahwa jasa informasi
harus msuk ke dalam suatu kontrak sosial yang memastikan bahwa komputer akan digunakan
untuk kebaikan sosial. Kontrak tersebut menyatakan bahwa:

• Komputer tidak akan digunakan dengan sengaja untuk mengganggu privasi seseorang.
• Setiap ukuran akan dibuat untuk memastikan akurasi pemrosesan komputer.
• Hak milik intelektual akan dilindungi.
• Komputer dapat diakses masyarakat sehingga anggota masyarakat terhindar dari
ketidaktahuan informasi.
Dengan demikian, masyarakat jasa informasi harus bertanggung jawab atas kontrak sosial yang
timbul dari sistem yang dirancang dan diterapkannya.
4) Kode Etik
Ada empat asosiasi profesional komputer AS telah membuat kode etik sebagai panduan bagi para
anggotanya, yaitu :

• Kode etik ACM (Association for Computing Machinery - 1947)


Kode perilaku profesionalnya menyatakan bahwa seorang anggota ACM selalu bertindak dengan
integritas, berusaha meningkatkan kemampuannya serta kemampuan dan prestise profesinya,
bertanggung jawab atas pekerjaannya, bertindak dengan tanggung jawa profesional, dan
menggunakan pengetahuan dan keahlian khususnya untuk kesejahteraan umat manusia.

• Kode etik DPMA (Data Processing Management Association – 1951)


Misi dari DPMA adalah menjunjung manajemen informasi yang efektif dan bertanggung jawab
untuk kebaikan para anggotanya, para pemberi kerja, dan masyarakat bisnis. Kode etik DPMA
terdiri dari standar prilaku yang menguraikan kewajiban manajer pengolahan data pada
manajemen perusahaan, rekan anggota DPMA dan profesi, masyarakat dan pemberi kerja.

• Kode etik ICCP (Institute for Certification of Komputer Professionals – 1973)


Maksud dari ICCP adalah memberi sertifikasi kepada para profesional komputer, yang meliputi
certified computer programmer (CCP), certified in data processing (CDP). Hal tersebut harus
ditempuh dengan ujian dan harus setuju dengan kode etik ICCP. Kode etik ICCP ada yang bersifat
permanen dan dapat diperbaharui secara berkala. Kode etik ICCP yang menyatakan bahwa para
anggotanya bertanggung pada pprofesi, pemberi kerja dan kliennya. Bile terjadi pelanggaran
maka dapat mengakibatkan sertifikasinya dicabut.
• Kode etik ITAA (Information Technology Association America – 1961)
ITAA merupakan suatu asosiasi bagi organisasi-organisasi yang memasarkan perangkat lunak
dan jasa yang berkaitan dengan komputer. Kode etik ITAA terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang
mengatur penilaian, komunikasi, dan kualitas jasa dengan klien. Perusahaan dan pegawai
diharapkan menegakkan integritas profesional industri komputer.

D. PENTINGNYA IMPLEMENTASI ETIKA DALAM TEKNOLOGI INFORMASI


Teknologi adalah segala sesuatu yang diciptakan manusia untuk memudahkan
pekerjaannya. Kemajuan teknologi telah membawa perubahan dan pergeseran yang cepat dalam
suatu kehidupan tanpa batas. Pemanfaatan teknologi tersebut telah mendorong pertumbuhan
bisnis yang pesat, karena berbagai informasi dapat disajikan melalui hubungan jarak jauh dan
mereka yang ingin mengadakan transaksi tidak harus bertemu muka, akan tetapi cukup melalui
peralatan komputer dan telekomunikasi. Namun, dengan kemajuan teknologi informasi, harus
tetap memiliki peraturan, etika dan sopan santun yang harus dipahami. Maka dari itu, seseorang
harus berhati-hati dalam menulis di blog, mengirimkan suatu pesan dari email atau mengirimkan
gambar, video tanpa memperhatikan etika, cara orang berkomunikasi, by email or by surat,
membawa perubahan signifikan, dalam sapaan/tutur kata.
Beberapa alasan mengenai pentingnya etika dalam teknologi informasi adalah sebagai
berikut :
1) Bahwa pengguna teknologi informasi berasal dari berbagai negara yang mungkin
memiliki budaya, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda.
2) Pengguna teknologi informasi merupakan orang–orang yang hidup dalam dunia
anonymouse, yang tidak mengharuskan pernyataan identitas asli dalam berinteraksi.
3) Berbagai macam fasilitas yang diberikan dalam kemajuan teknologi informasi
memungkinkan seseorang untuk bertindak etis seperti misalnya ada juga pengguna yang
suka iseng dengan melakukan hal–hal yang tidak seharusnya dilakukan.
4) Harus diperhatikan bahwa pengguna teknologi informasi akan selalu bertambah setiap
saat dan memungkinkan masuknya “penghuni” baru.

E. HAMBATAN IMPLEMENTASI ETIKA DALAM TEKNOLOGI INFORMASI


Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan tantangan pelaksanaan etika
dalam dunia usaha bisnis teknologi informasi seiring dengan perubahan dan perkembangan yang
sering kali terjadi secara revolusioner:
1) Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat. Mengingat perubahan yang begitu cepat
dalam bidang teknologi informasi, sering kali perubahan yang terjadi memberikan
“tekanan” bagi masyarakat atau perusahaan untuk mengikuti perubahan tersebut.
2) Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi. Globalisasi menciptakan apa yang
disebut lingkungan verikal di mana setiap perusahaan diibaratkan sebagai pemain yang
harus bertanding di atas tanah yang terus bergoyang.
3) Tantangan pergaulan internasional. Sering terjadi bahwa perusahaan internasional
mengambil tindakan yang tak dapat diterima secara lokal di suatu negara.
4) Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi cepat, memberikan tantangan penegakan nilai – nilai etika
dan moral setiap individu guna mengendalikan kemajuan dan penerapan teknologi
tersebut bagi kemanusiaan.
5) Tantangan pengembangan sumber daya manusia sebuah institusi bisnis, tidak hanya
memiliki uang untuk kepentingan bisnis, tetapi juga sumber daya manusia yang berguna
bagi pengembangan bisnis tersebut.

F. IMPLEMENTASI ETIKA DALAM TEKNOLOGI INFORMASI DI SETJEN MPR


Berikut beberapa etika implementasi teknologi informasi bagi Pegawai di Sekretariat Jenderal
MPR RI:
1) Menggunakan fasilitas teknologi informasi untuk melakukan hal yang bermanfaat.
2) Tidak memasuki sistem informasi orang lain secara illegal.
3) Tidak memberikan user ID dan password kepada orang lain untuk masuk ke dalam
sebuah sistem. Tidak diperkenankan pula untuk menggunakan user ID orang lain untuk
masuk ke sebuah sistem.
4) Tidak mengganggu dan atau merusak sistem informasi orang lain dengan cara apa pun.
5) Menggunakan alat pendukung teknologi informasi dengan bijaksana dan merawatnya
dengan baik.
6) Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan dengan
masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk.
7) Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi menyinggung
secara langsung dan negatif masalah suku, agama dan ras (SARA), termasuk didalamnya
usaha penghinaan, pelecehan, pendiskreditan, penyiksaan serta segala bentuk
pelanggaran hak atas perseorangan, kelompok/ lembaga/ institusi lain.
8) Tidak mempergunakan, mempublikasikan dan atau saling bertukar materi dan informasi
yang memiliki korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking dan cracking.
9) Tidak menggunakan eknologi informasi dalam melakukan perbuatan yang melanggar
hukum dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
10) Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku dimasyarakat internet
umumnya dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap segala muatan/ isi situsnya.
11) Menjunjung tinggi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI). Misalnya, pencantuman url
website yang menjadi referensi tulisan kita baik di media cetak atau elektronik
12) Tetap bersikap sopan dan santun walaupun tidak bertatap muka secara langsung.
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Moral, etika, dan hukum, semua mengatur perilaku kita. Moral memiliki sejarah dan ada dalam
bentuk peraturan-peraturan. Etika, di lain pihak dipengaruhi oleh masyarakat dan dapat berbeda
dari satu masyarakat ke yang lain. Hukum ada dalam bentuk tertulis dan mewakili perilaku
masyarakat yang menerapkan hukum tersebut.
Dalam pemanfaatan teknologi informasi, ada tindakan baik dan buruk (kriminal). Memanfaatkan
teknologi menjadi hak setiap orang, tetapi hak orang akan terganggu jika ada pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab ikut campur dalam pemanfaatan teknologi. Maka dari itu perlu adanya
etika dalam pemanfaatan teknologi untuk mengantisispasi pihak-pihak yang kurang bertanggung
jawab.
Hubungan etika dalam sistem informasi sangatlah berpengaruh besar untuk menyaring efek-efek
negatif. Pada saat ini undang-undang mengenai kejahatan computer belum begitu tegas, sehingga
masih banyak yang menganggap enteng kejahatan komputer. Organisasi bisnis biasanya tidak
dilindungi oleh UU komputer dan hanya bergantung pada etika mereka sendiri dan lingkungan
sekitar mereka.

B. Saran
Dengan mempelajari etika dan moral ini diharapkan kita bisa menjadi lebih baik dalam
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu, sebaiknya pemerintah
menyediakan perlindungan kepada pengguna komputer. Dan menekankan untuk beretika dalam
memanfaatkan teknologi innformasi. Pemeritah sebaiknya juga memberikan sanksi tegas kepada
siapa saja yang menggunakan teknologi informasi secara tidak bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, M. 2009. Sistem Informasi Manajemen. Malang: Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Malang.
Azhar Susanto. 2015. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.
Damayanti, K., Fardinal., (2019). The Effect of Information Technology Utilization, Management
Support, Internal Control, and User Competence on Accounting Information System Quality.
Schollars Bulletin, 5(12), 751-758.
Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education, Accounting
Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality The Quality of MSME ’ s
Financial Reports. The 1st Annual Conference Economics, Business, and Social Sciences
(ACEBISS) 2019, 1 (3). https://doi.org/10.4108/eai.3-2-2020.163573
Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants of Micro, Small
and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic Banks (Religion, Religiosity, and
Location of Islamic Banks ). The 1st Annual Conference Economics, Business, and Social Sciences
(ACEBISS) 2019, 1 , (2). https://doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290775.
James A. Hall. 2013. Accounting Information Systems, 8th Edition, South Western Cengage
Learning. USA.
Maramis Frans, Bahan Ajar Hukum Teknologi Informasi dan Teknologi, Fakultas Hukum
Universitas Samratulangi, 2015.
Marshall B. Romney dan Paul John Steintbart. 2015. Accounting Information Systems, edisi 13.
Pearson Education Limited. England.
McLeod, R. & Schell, G. 2004. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Indeks.
Nugroho, L., Mastur, A.A., Fardinal, F., Putra, Y.M., (2019). Hajj, Civilization and Islamic Banking
Contribution Discourses. Location of Islamic Banks ). The 1st Annual Conference Economics,
Business, and Social Sciences (ACEBISS) 2019, 1 (11), http://dx.doi.org/10.4108/eai.26-3-
2019.2290773
O’Brien, James. A. (2005). Introduction to Information System. 12th Edition. McGraw-
Hill.Singapore.
Putra, Y. M., (2018). Implikasi Etis dari Teknologi Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta
Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using Accounting
Applications. Journal of Economics and Business, 2(3), 818-826.
https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.03.129
Zamzami, A.H., & Putra, Y. M., (2019). Intensity of Taxpayers Using E-Filing (Empirical Testing of
Taxpayers in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi). EPRA International Journal of
Multidisciplinary Research (IJMR) 5(7), 154-161.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai