Anda di halaman 1dari 58

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA Ny. “ ….”


DI PUSKESMAS……. KAB. WAJO
TANGGAL …….S/D…..2022

Disusun Oleh:

NURNENGSI
NIM: 190401010

PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG SENGKANG
TAHUN 2022
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA Ny. “…..”


DI PUSKESMAS …….. KAB. WAJO
TANGGAL….S/D….2022

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Prodi
DIII Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang

Disusun Oleh:

NURNENGSI
NIM: 190401010
PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNGSENGKANG
TAHUN 2022

PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Laporan Tugas Akhir Prodi DIII Kebidanan Fakultas Keperawatan dan

Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung

Sengkang, Januari 2022

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Marhumi S.ST, M.Kes ) (Lisna,S.ST, M.Keb)


NIDN . NIDN.0920088803
PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS AKHIR
ASUHAN KEBIDANAN CONTIUNITY OF CARE PADA “Ny…”
DI PUSKESMAS …..KAB. WAJO
TANGGAL …..

Oleh
NURNENGSI
NIM 190401010
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian Sidang Laporan Tugas Akhir
Prodi DIII Kebidanan Fakultas Keperawatan dan KebidananUniversitas
Puangrimaggalatung, pada:

Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Mengesahkan
Tim Penguji :
1. Ketua : Lisna, S.ST., M.Keb (……….………)
2. Anggota :Marhumi, S.ST., M.Kes (………...…..…)
3. Anggota : Lisna, S.ST., M.Keb (…………….....)

Mengetahui

Ketua Program Studi DIII Kebidanan

(Lisna, S.ST., M.Keb)


NIDN. 0920088803

SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,Saya :

Nama : Nurnengsi

NIM : 190401010

Progeam Studi : DIII Kebidanan

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas

Akhir saya yang berjudul:

“ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA Ny. “…” DI

PUSKESMAS…. KAB. WAJO TANGGAL……S/D…..2022”

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan

menerima sanksi yang telah ditetapkan .

Sengkang, Januari 2022


Penulis

NURNENGSI
NIM 190401010

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur , kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas

limpahan rahmat dan karuniya-Nya, sehingga laporan tugas akhir ini dapat

terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pada Laporan tugas akhir

ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Prodi

DIII Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang. Dalam hal ini, Kami juga

mendapat pengalaman meneliti dan menulis karya ilmiah berupa LTA(Laporan Tugas

Akhir ).

Kami sangat menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan dan

pembahasan LTA (laporan tugas akhir ), masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karenanya, kami dengan senang hati menerima saran dan kritikan dari pembaca

demi kesempurnaan LTA(Laporan Tugas Akhir) yang sifatnya dapat mengubah

menjadi lebih baik lagi kedepanya.

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, kami banyak mendapat

pengetahuan serta bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan banyak terima kasih yang tulus khususnya kepada :

1. Ibu Hj. Febriani Sulianti Sanusi selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan

Universitas Puangrimaggalatung Sengkang.

2. Bapak dr. H. Abdul Aziz, M., M.Kes. selaku Ketua Umum Yayasan Universitas

Puangrimaggalatung Sengkang.

3. Bapak Prof. Dr. H. Imran Ismail, M.S. selaku Rektor Universitas

Puangrimaggalatung Sengkang.

4. Bapak drg. Anugerah Yanuar Azis, S.KG., MARS selaku dekan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang atas

segala pelayanan yang diberikan kepada kami .

5. Ibu Rosmiati, S.ST., M.Kes selaku wakil dekan Fakultas Keperawatan dan

Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang yang telah memberi

bimbingan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

6. Ibu Lisna, S.ST., M.Keb selaku ketua Prodi DIII Kebidanan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang


7. sekaligus pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan ketulusan hatinya

telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan yang terbaik

8. Ibu Marhumi ,S.ST., M.Kes selaku pembimbing I yang dengan penuh kesabaran

dan ketulusan hatinya telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan

dukungan dan bantuan dengan menyelesaikan latihan tugas akhir

9. Kepada bapak dan ibu dosen yang telah bersusah payah mendidik kami selama

proses perkuliahan dengan sepenuh hati.

10. Ibu dan keluarga responden atas kerja samanya yang baik.

11. Staf Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung

Sengkang yang memberikan petunjuk dan nasehat selama penulis menjalani

pendidikan.

12. Orang tua tercinta, Ibunda Dra. Hj. ST. Rosmiati serta keluarga yang selalu

memberikan dorongan dan bimbingan/bantuan baik moril ataupun materil serta

doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.

13. Seluruh rekan mahasiswa, kerabat dan sahabat serta teman-teman pihak lainnya

yang tidak sempat disebutkan satu persatu atas partisipasi dan bantuannya yang

sangat membantu dan mendukung dalam proses penyelesaian Proposal Laporan

Tugas Akhir ini.

Segala bantuan dari semua pihak, penulis menyerahkan kepada Allah SWT.

untuk memberikan pahala yang berlipat ganda. Akhirnya mudah-mudahan Laporan


Tugas Akhir ini dengan segala kekurangannya dapat bermanfaat bagi kita sekalian,

Aamiin.

Sengkang, Juni 2022

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iv

HALAMAN PERNYATAAN.................................................................................v

KATA PENGANTAR............................................................................................vi

ABSTRACT LTA...................................................................................................ix

DAFTAR ISI............................................................................................................x

DAFTAR TABEL.................................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xv

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH............................xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................6

C. Tujuan Penelitian....................................................................................6

D. Manfaat Penelitian..................................................................................7

E. Keaslian Penelitian.................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kasus............................................................................10

1. Kehamilan......................................................................................10

a. Pegertian...................................................................................10

b. Perubahan Fisiologi dan Psikologi pada Ibu Hamil.................11

c. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil.....................................................17

2. Persalinan.......................................................................................20

a. Pengertian.................................................................................20

b. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan.........................................21

c. Tahap Persalinan......................................................................22

d. Faktor Yang Berpengaruh Pada Persalinan..............................25

e. Sebab-Sebab Yang Minumbulkan Persalinan..........................29

f. Kebuthan Dasar Selama Persalinan, Baik Fisik Maupun


Psikologis.................................................................................30

g. Ruptur Perineum......................................................................32

3. BBL................................................................................................34
a. Pengertian.................................................................................34

b. Penilaian Bayi Baru Lahir........................................................34

c. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir..................................................35

d. Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir.......................................36

e. Refleks Pada Bayi Baru Lahir..................................................37

4. Nifas...............................................................................................37

a. Pengertian Masa Nifas.............................................................37

b. Perubahan Fisiologi dan Psikologi Pada Masa Nifas...............38

c. Kebutuhan Dasar Masa Nifas...................................................44

d. Nyeri Luka Perineum...............................................................47

5. Neonatus.........................................................................................49

a. Pengertian.................................................................................49

b. Adaptasi neonatus....................................................................49

6. KB..................................................................................................49

a. Pengertian KB..........................................................................49

b. Tujuan......................................................................................50

c. Manfaat KB..............................................................................50

d. Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi.......................................50

e. Sasaran Pogram KB.................................................................50

f. KB Implant...............................................................................51
B. Standar Asuhan Kebidanan..................................................................56

C. Kewenangan Bidan..............................................................................60

BAB III METODE LAPORAN KASUS

A. Kerangka Konsep Kegiatan Asuhan COC...........................................64

B. Pendekatan/Desain Penelitian(Case Study)..........................................65

C. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................66

D. Obyek Penelitian..................................................................................66

E. Metode Pengumpulan Data..................................................................66

F. Etika Penelitian....................................................................................71

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil.....................................................................................................73

B. Pembahasan........................................................................................133

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan........................................................................................141

B. Saran...................................................................................................142

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................144

LAMPIRAN.........................................................................................................148

RIWAYAT HIDUP..............................................................................................157
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) merupakan suatu asuhan

kebidanan yang berkesinambungan yang diberikan kepada ibu dan bayi dimulai

pada saat kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana,

dengan adanya asuhan COC maka perkembangan kondisi ibu setiap saat akan
terpantau dengan baik, selain itu asuhan berkelanjutan yang dilakukan bidan

dapat membuat ibu lebih percaya dan terbuka karena sudah mengenal pemberi

asuhan. Asuhan kebidanan secara COC adalah salah satu upaya untuk

menurunkan Angka kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

(Diana, 2017).

Jumlah kasus kematian Ibu juga merupakan salah satu indikator utama

yang berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku sehat, status gizi

dan kesehatan ibu, kondisi lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan waktu

melahirkan dan ketika masa nifas. Beberapa determinan penting yang

mempengaruhi kasus kematian ibu secara langsung antara lain status gizi dan

anemia pada kehamilan. Selain itu tingkat pendidikan ibu, kesehatan lingkungan

fisik maupun budaya, ekonomi keluarga dan pola kerja rumah tangga.

World Health Organization (WHO) tahun 2016 menyatakan AKI didunia

pada tahun 2015 yaitu 216 per 100.000 kelahiran hidup (KH). Kematian ibu di

dunia diperkirakan 303.000 jiwa, hampir semua kematian (99%) terjadi di negara

berpenghasilan rendah dan menengah, dengan 64 % terjadi di wilayah Afrika

(WHO, 2018).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi

dibandingkan dengan negara-negara tetangga di asia tenggara, hasil survei

terkini melalui SUPAS 2015 didapatkan angka sebesar 305/100.000 KH (SKI

2017).
Pada tahun 2019, Rekapitulasi Data Kabupaten/Kota menunjukkan jumlah

kasus kematian ibu di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 144 kasus. Kondisi ini

belum mencapai angka yang ditargetkan yaitu dibawah 114 kasus, dan mengalami

peningkatan sebanyak 5 kasus dari tahun sebelumnya (tahun 2018 = 139 kasus).

Kondisi ini menjadi tolak ukur di sektor kesehatan ibu, untuk merencanakan dan

melakukan langkah-langkah strategis dalam penurunan jumlah kasus kematian

ibu.

Pada tahun 2017 Jumlah Kasus kematian bayi di Sulawesi Selatan

sebanyak 1.059 kasus, menurun menjadi 1.037 kasus di tahun 2018 dan sampai

dengan penghujung tahun 2019 Jumlah kasus kematian bayi kembali menurun

menjadi 916 kasus, capaian kinerja telah memenuhi angka yang ditargetkan

(dibawah 1.057 kasus). Turunnya jumlah kasus ini menunjukkan keberhasilan

upaya-upaya yang selama ini dilaksanakan dalam menekan jumlah kasus

kematian. Kemajuan ini diharapkan menjadi pemacu pelaksana program ke arah

yang lebih baik serta dapat dijadikan rujukan dalam evaluasi pencapaian

program kependudukan dalam menentukan arah pembangunan kesehatan

masyarakat di Sulawesi Selatan.

Pada tahun 2015, Data Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo menunjukkan

jumlah ibu hamil sebanyak 7.943 orang, ibu bersalin 7.321 orang, neonatus 7.196

orang, dan ibu nifas 7.245. Pada tahun 2016 jumlah ibu hamil sebanyak 7.729

orang, ibu bersalin 7.274 orang, neonatus 7.170 orang, pengguna KB 52.814

orang, dan ibu nifas 7.182 orang. Pada tahun 2017 jumlah ibu hamil sebanyak
7.203 orang, ibu bersalin 6.679 orang, neonatus 6.587 orang, pengguna KB 50.637

orang, dan ibu nifas 6.552 orang. Pada tahun 2018 jumlah ibu hamil sebanyak

6.743 orang, ibu bersalin 6.268 orang, neonatus 6.164 orang, pengguna KB 46.368

orang, dan ibu nifas 6.092 orang. Pada tahun 2019 jumlah ibu hamil sebanyak

6.842 orang, ibu bersalin 6.357 orang, neonatus 6.233 orang, pengguna KB 47.370

orang, dan ibu nifas 6.190 orang. Pada tahun 2020 jumlah ibu hamil sebanyak

6.935 orang, ibu bersalin 6.494 orang, neonatus 6.341 orang, pengguna KB 49.446

orang, dan ibu nifas 6.365 orang. Pada tahun 2021 bulan januari sampai april

jumlah ibu hamil sebanyak 2.426 orang, ibu bersalin 2.141 orang, neonatus 2.019

orang, pengguna KB 49.940 orang, dan ibu nifas 2.010 orang.

Berdasarkan data di Puskesmas Pitumpanua pada bulan Desember 2016

jumlah ibu hamil (K1) 53 orang, (K4) 62 orang, ibu bersalin 65 orang, ibu nifas

(KF1) 66 orang, (KF2) 66 orang, (KF3) 62 orang, (KF lengkap) 62 orang, bayi

(KN1) 66 orang, (KN lengkap) 69 orang. Pada bulan Desember 2017 jumlah ibu

hamil (K1) 53 orang, (K4) 49 orang, ibu bersalin 44 orang, ibu nifas (KF1) 44

orang, (KF2) 44 orang, (KF3) 45 orang, (KF lengkap) 44 orang, bayi (KN1) 43

orang, (KN2) 43 orang, (KN3) 42 orang, (KN lengkap) 42 orang, KB 44 orang.

Pada bulan Desember 2018 jumlah ibu hamil (K1) 45 orang, (K4) 52 orang, ibu

bersalin 47 orang, ibu nifas (KF1) 47 orang, (KF2) 47 orang, (KF3) 52 orang,

(KF lengkap) 52 orang, bayi (KN1) 47 orang, (KN2) 48 orang, (KN lengkap) 50

orang, KB 67 orang. Pada bulan Desember 2019 jumlah ibu hamil (K1) 51

orang, (K4) 42 orang, ibu bersalin 48 orang, ibu nifas (KF3) 31 orang, bayi
(KN1) 45 orang, (KN lengkap) 39 orang, KB 57 orang. Pada bulan Desember

2020 jumlah ibu hamil (K1) 47 orang, (K4) 47 orang, ibu bersalin 47 orang, ibu

nifas (KF3) 44 orang, bayi (KN1) 45 orang, (KN lengkap) 48 orang, KB 38

orang.

Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung. Pola

penyebab langsung dimana-mana sama, yaitu perdarahan (25% biasanya pasca

persalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%),

komplikasi aborsi tidak aman (13%), sebab-sebab lain (8%) (Prawirohardjo, 2010).

Sedangkan penyebab kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

kekurangan oksigen (asfiksia). Penyebab tidak langsung kematian ibu dan bayi baru

lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan

budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut

memperberat permasalahan ini. Beberapa hal tersebut mengakibatkan kondisi 3

terlambat (terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai ditempat pelayanan

dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) (Depkes, 2010).

Keterlambatan pengambilan keputusan ditingkat keluarga dapat dihindari

apabila ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan

serta tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya di tingkat keluarga.

Salah satu upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi adalah

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program

ini juga meningkatkan persiapan menghadapi komplikasi pada saat kehamilan,

termasuk perencaan pemakaian alat/obat kontrasepsi pasca persalinan. Selain itu,


program P4K juga mendorong ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan,

bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan oleh tenaga kesehatan

terampil termasuk skrining status imunisasi tetanus lengkap pada setiap ibu

hamil serta menganjurkan melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dilanjutkan

pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Depkes, 2010).

Upaya penurunan AKI dan AKB dilakukan dengan cara meningkatkan

kualitas pelayanan emergency obstetric dan bayi baru lahir minimal di rumah

sakit (PONEK) dan puskesmas (PONED) dan memperkuat sistem rujukan yang

efisien dan efektif antar pukesmas dan rumah sakit. Selain itu, pemerintah

bersama masyarakat juga bertanggung jawab untuk menjamin setiap ibu

memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas mulai dari

saat hamil hingga nifas oleh tenaga kesehatan yang terlatih. Sehingga bidan

sebagai tenaga kesehatan melakukan Continuity of Care (COC) (Depkes, 2014).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Kebidanan Continuity Of Care Pada Ny…” Di Puskesmas

….. Kab. Wajo?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care pada Ny. “….” Di

Puskesmas ….. Kab.Wajo dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan.
2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada ibu hamil, bersalin dan BBL, nifas,

neonatus, serta KB

b. Menyusun diagnosa Kebidanan sesuai dengan prioritas pada ibu hamil,

bersalin dan BBL, nifas, neonatus, serta KB

c. Merencanakan asuhan kebidanan secara kontinyu pada ibu hamil,

bersalin dan BBL, nifas, neonatus, serta KB

d. Melaksanakan asuhan kebidanan secara kontinyu pada ibu hamil sampai

bersalin pada ibu hamil, bersalin dan BBL nifas, neonatus, serta KB

e. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu

hamil sampai bersalin pada ibu hamil, bersalin dan BBL, nifas,

neonatus, serta KB

f. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu

hamil, bersalin dan BBL, nifas, neonatus serta KB dengan SOAP

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis, antara lain:

Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk menambah

wawasan tentang kasus yang diambil.

2. Aplikatif, antara lain

a. Profesi: Hasil studi kasus ini dapat sebagai masukan sebagai profesi

bidan dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang optimal


kepada masyarakat dan tentunya dapat memberikan tambahan khasanah

ilmu pengetahuan bagi dunia kebidanan.

b. Institusi pendidikan sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif dalam

asuhan kebidanan komprehensif.

c. Klien dan masyarakat: Agar masyarakat mendapatkan pelayanan

kesehatan terutama asuhan kebidanan yang komprehensif.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kasus

1. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan (pregnancy) didefenisakan sebagai proses 9 months atau

lebih dimana seseorang wanita yang sedang membawa embrio dan janin

yang sedang berkembang di dalam rahimnya.(WHO,2020)

Kehamilan merupakan peyatuan dari spermatozoa dan ovum yang

akan berimplantasi mulai dari fertilisasi sampai dengan lahirnya bayi.

Adapun batasan normal kehamilan yaitu 40 minggu atau 10 bulan atau 9

bulan menurut kalender internasional. kehamialn terdapat atas 3

trimester, pada trimester 1 (0-12 minggu),trimester 2 (13-27

minggu),dan trimester 3 (28-40 minggu).(walyani 2015)

b. Perubahan fisiologi dan psikologi pada ibu hamil trimester 3

- Perubahan fisiologi

 Sistem reproduksi

(1) Uterus

Pembesaran uterus awal kehamilan disebabkan oleh

peningkatan vaskularisasi(pembuluh darah),

vasodilatasi(pelebaran pembuluh darah), hyperplasia

(penebalan dinding rahim) dan hipertropi

(pertumbuhan/perkembangan) pada miometrium (lapisan

tengah dinding rahim) dan perkembangan endometrium

(jaringan yang melapisi dinding rahim) yang menjadi


decidua disebabkan karena efek estrogen dan progesteron

yang dihasikan oleh corpus luteum. Berat Uterus naik

secara luar biasa dari 30−50 gram menjadi ± 1000 gram

pada akhir kehamilan.

Pada akhir kehamilan uterus akan terus membesar

dalam rongga pelvis, dan seiring perkembangannya uterus

akan menyentuh dinding abdomen mendorong usus

kesamping dan keatas, terus tumbuh hingga menyentuh

hati (Walyani, 2015).

Table TFU menurut Leopold

Usia kehamilan Tfu (jari ) Tfu (cm)

12 minggu 1/3 diatas simpisi -

16 minggu ½ diatas simpisis-pusat -

20 minggu Dua sampai tiga jari 20 cm

dibawah pusat

24 minggu Setinggi pusat 23 cm

28 minggu Dua sampai tiga jari diatas 26 cm

pusat

32 minggu Pertengahan pusat-PX 30 cm

36 minggu Setinggi PX 33 cm

40 minggu Dua samapi tiga jari 30 cm


dibawah PX(janin mulai

memasuki panggul )

(penentu usian kehamilan menurut leopold ,2012)

(2). Servik uteri

Pada kehamilan bagian organ ini akan mengalami

hipervaskularasi warna menjadi kebiruan akibat stimulasi estrogen dan

perlunakan akibat progesterone ( tanda hegar),sekresi lender serviks

meningkat saat kehamilan sehingga memberikan gejala keputihan .

(w.ferrial,2013)

(3). Ovarium

Pada TM ketiga korpus luteum sudah tidak berfungsi

lagi karena sudah digantikan oleh plasenta yang telah

terbentuk,ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum

graviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih

pengeluaran estrogen dan progesterone.dan plasenta terbentuk pada

UK empat minggu.(Elisabeth,2015)

(4). Vulva vagina

Pada TM ketiga dinding vagina akan mengalami berbagai

perubahan seperti peningkatan ketebalan mukosa,mengedornya

jaringan ikat serta hipertropi otot polos. Perubahan ini mengakibatkan


bertambah panjangnya dinding vagina dibandingkan trimester

sebelunya.(Elisabeths,2015).

(5) Mammae

Perubahan pada ibu hamil yaitu payudara akan menjadi

lebih besar, dan areola mamae semakin hitam karena

hiperpigmentasi. Gandula montgomery makin tampak

menonjol di permukaan areola mamae dan pada

kehamian 12 minggu ke atas dari putting susu akan

keluar colostrum (Walyani, 2015).

 Sistem perkemihan

Perubahan yang terjadi pada ureter membesar,dan

tonus otot saluran kemih akan menurun akibat pengaruh dari

esterogen dan progesterone. dapat menimbulkan kencing-

kencing lebih sering (poliuria), lalu filtrasi meningkat

hingga 60%-150%, dinding saluran kemih bias tertekan oleh

pembesaran uterus ,namun ini dianggap normal.

(W.Ferrial,2013)

 Sistem respirasi

Pada kehamilan tigapuluh dua minggu ke atas karena

usus-usus tertekan uterus yang membesar ke arah diafragma

sehingga diafragma kurang leluasa dalam bergerak. Hal


tersebut mengakibatkan kebanyakan wanita hamil yang

mengalami derajat kesulitan bernafas (Hutahaean, 2013).

 Sistem pencernaan

Pada kehamilan TM 3, lambung berada pada posisi

vertical dan bukan pada posisi normalnya, yaitu horizontal.

Kekuatan mekanis ini menyebabkan peningkatan intragestrik

dan perubahan sudut persambungan gastroesofageal yang

mengakibatkan terjadinya refluks resofagial yang lebih besar.

Nyeri ulu hati dianggap akibat adanya sedikit peningkatan

intragastriks yang di kombinasikan dengan penurunan tonus

sfingter bawah esophagus sehingga asam lambung refluks ke

dalam esophagus bagian bawa (putranti, 2018:50)

 Sistem BB (Berat badan )

Pada kehamilan TM 3 pertumbuhan berat badan yang

diharapkan selama kehamilan berfariasi antara yang satu

dengan lainnya,dan faktor utamnya yang menjadikan

pertimbangan untuk rekomendasikan kenaikan BB yaitu Body

MaSs Indeks (BMI) ataukah Indeks Masa Tubuh (IMT) yakni

kesesuaian berat badan sebelum hamil terhadap timbangan

berat TB yaitu, apakah ibu tergolong kurus, normal atau gemuk

. untuk itu sangatlah penting mengetahui BB selama hamil.

(Walyani,2015)
Tabel Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan
20 minggu 30 minggu 40 minggu
Jaringan dan cairan
(gram) (gram) (gram)
Janin 300 1500 3400
Plasenta 170 430 650
Cairan amnion 350 750 800
Uterus 320 600 970
Mamae 180 369 405
Darah 600 1300 1450
Cairan ekstrakuler 30 80 1480
Lemak 2050 3480 3345
Total 4000 8500 12500
Sumber: (Saifuddin dalam buku Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo 2014)

- Perubahan psikologi

Kehamilan TM 3 dikenal sebagai metode penantian. Yang

dimana seseorang ibu hamil menanti akan kelahiran bayinya dan

menjadi tidak sabar ingin melihat bayinya. sejumlah ibu hamil terlihat

ketakutan karena khawatir terhadap hidupnya dan bayinya. pada TM 3

libido tidak setinggi TM 2 karena abdomen membesar.

(Hutahaeda,2013)

C. Kebutuhan kesehatan ibu hamil

(1). Nutrisi
Pada TM ketiga ebutuhan nutrisi pada ibu hamil

menurut Angka kecukupan Gizi (AKG) , di anjurkan untuk

mengonsusmsi tambahan energy sebesar 300-500 kalori,ptotein

sebesar 17 gram,kalsium 150 mg,zat besi sebesar 13 mg,zinc 9

mg dan vit.C 10 mg.(Kemenkes RI,2012)

(2). Vitamin B1,B2,B3

Kebutuhan vitamin dapat membantu enzim untuk

mengatur metabolism system pernafasan dan energy. Maka

ibu hamil dianjurkan untuk konsumsi vitamin B1 dan B2

sekitar 1,2 mg/hari, dan B3 11 mg/hari.adapun yang mencakup

vitamin itu yakni : keju,susu,kacang-kacangan, hati dan telur.

(nugroho,dkk 2014)

(3). Oksigen

Kebutuhan oksigen merupakan hal utama pada manusia

termasuk ibu hamil.berbagai gangguan pernafasan biasa

terjadi saat hamil sehingga akan menggangu kebutuhan

oksigen. Dan akan mempengaruhi bayi yang di dalam

kandungan .untuk mencegah hal tersebut demi memenuhi

kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu latihan nafas melalui

senam hamil, tidur dengan bantal yang agak tinggi, makan

tidak terlalu bnyak,dan jika ada keluhan lain seperti asma bias

di konsul ke dokter.(Romauli,2016)
(4). Personal Hygiene

Untuk ibu hamil kebersihan juga perlu dijaga setiap

harinya,karena kebersihan juga merupakan salah satu dampak

bagi kesehatan ibu dan janin ,sebaiknya ibu hamil mandi,

gosok gigi,dan ganti pakaian 2 kali sehari.(Nugroho,dkk,2014)

(5). Eliminasi

Untuk ibu hamil tentu sering buang air kecil dan frekuensi

buang air besar juga berpengaruh terutama menjelang TM 3

diakibatkan karena adanya konstipasi, ibu hamil akan sering ke

WC terutama pada malam hari akan menganggu aktifitas

tidur ,sebaiknya intake cairan sebelum tidur harus dikurangi.

(Nugroho,dkk,2014)

(6) Pakaian

Walaupun pakaian bukan hal yang berakibat langsung terhadap

kesejahteraan ibu dan janin, namun harus tetap dipertimbangkan

beberapa aspek kenyamanan dalam berpakaian . oleh karna itu

pakaian yang kurang tepat akan akan membuat ibu tidak nyaman

dan menganggu aktifitas fisik dan psikis ibu. (Walyani, 2015).

(7). Seksual

Kebutuhan seksual selama kehamilan berlajan normal ibu

diperbolehka berhubungan seks ,namun terdapat beberapa ahli

mengatakan sebaiknya tidak lagi melakukan hubungan seks selama


empat belas hari menjelang kelahiran hal tersebut biasa berakibat

terjadinya abortus atau partus prematurus imminens ,dan juga

ketuban pecah sebelum waktunya. (Reeder,martin,dan griffin,2013)

(9). Imunisasi

Di masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan suntik

Tetanus Toksoit (TT), Tetanus toksit pada antenatal berguna untuk

menurunkan angka kemtian bayi dan terutama dapat melindungi

bayi dari penyakit Tetanus Neonatrum (TN),dan juga dapat

mencegah kematian ibu yang disebakan oleh tetanus.pada imunisasi

TT trimester 1 dan 2 dilakukan sebanyak 3-5 bulan minimal 4

minggu. (Maternity,2016)

Tabel jadwal pemberian imunisasi TT

IMUNISA LAMA %

SI TT INTERVA PERLINDUNGA PERLINDUNGA

L N N

TT 1 Kunjungan

anc 1 - _

TT 2 4 minggu

setelah TT 3 tahun 80

TT 3 6 bulan
setelah TT 5 tahun 95

TT 4 1 tahun

setelah TT 10 tahun 99

TT 5 1 tahun 25 tahun/seumur

setelah TT hidup 99

Sumber : ( Anggrita dkk,2015)

2. Persalinan

A. Pengertian persalinan

Persalinan merupakan proses terjadinya pengeluaran

janin,plasenta,dan membram dari dalam uterus melalui jalan lahir.

Prosesnya berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks yang disebakan

oleh kontraksi uterus dengan frekuensi, dengan kekuatan yang

teratur .dan kekuatan itu mulai muncul kecil sampai meningkat hingga

puncaknya yaitu pembukaan lengkap sehingga janin dapat dikeluarka dari

rahim .(rohani,saswita dan marisah,2014).

Persalinan yaitu dimulai dari inpartu sejak uterus berkontarksi yang

disebakan oleh perubahan serviks dan berakhir sampai dengan lahirnya


plasenta secara lengkap. Ibu belum dapat dikatakan inpartu apabila belum

terjadi pembukaan.(JNPK-KR,2017)

B. Tanda-tanda permulaan persalinan

- Kontraksi rahim

Tanda awal yang terjadi pada ibu hamil yaitu degan adaya

kontraksi yang berirama dan teratur yang tujuannya meningkatkan

aliran darah didalam plasenta.(Fritasari,2013).

- Keluar lendir dan darah

Keluarnya lendir dan darah disebabkan oleh penyubatan pada

leher rahim yang terlepas dan terdorong oleh kontraksi yang

menandakan mulut rahim menjadi lunak dan membuka.

(Fritasari,2013).

- Pengeluaran air ketuban

Pecahnya air ketuban menjelang persalinan merupakan tanda-

tanda persalinan.keluarnya cairan ketuban diakibatkan karena adanya

kontraksi rahim yang semakin sering.(Fritasari,2013).

- Serviks membuka

Pembukaan serviks ditadai dengan adanya kontraksi semakin

sering, tanda ini dapat diketahui apabila telah dilakukan periksa dalam

atau VT vagina toucer, petugas akan melakukan pemeriksaan untuk


menentukan pematangan, penipisan dan pembukaan leher rahim.

(Fritasari,2013)

C. Tahapan persalinan

- Kala 1 (pembukaan)

Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontrkasi uterus dan

pembukaan serviks hingga pembukaan lengkap (sepuluh cm ), yang

tandai dengan keluarnya lendir becampur darah akibat dari pecahnya

pembulu darah kapilar melalui kanalis serfikalis. Kala satu ini terdapat

2 fase yaitu ; Fase laten dimulai sejak pembukaan 1 sampai 3 cm

berlangsung dalam 7-8 jam, dan Fase aktif dimulai sejak pembukaan 4

sampai 10 cm berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase,

(priode akselerasi, berlangsung 2 jam,bukanya 4 cm),(priode dilatasi

maksimal,berlangsung 2 jam bukanya langsung cepat 9 cm),(priode

deselerasi,berlangsung lambat,bukanya lengkap atau 10 cm).

Table penilaian dan intervensi selama kala 1

Parameter Fase laten Fase aktif

Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Suhu Setiap 4 jam Setiap 2 jam

Nadi Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Djj Setiap 1 jam Setiap 30 menit


Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Sumber ( Depkes,2013).

- Kala 2 (pengeluaran janin)

Kala dua persalinan dimulai pembukaan lengkap atau

pembukaan 10,sampai dengan lahirnya bayi. kala 2 pada primipara

berlngsung 2 jam,dan pada multipara berlangsung 1 jam.adapun tanda

gejalanya yaitu; his semakin kuat,adanya kontraksi atau rasa ingin

meneran,tekanan semakin meningkat pada rectum dan vagina,

perineum menonjol,vulva vagina dan sfinter ani

membuka.pengeluaran lendir dan darah meningkat. (Depkes,2013)

- Kala 3 (pengeluaran plasenta)

Kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berahkir dengan

lahirnya plasenta atau ari-ari. Biasanya berlangsung 5-30 menit setelah

bayi lahir. Adapun tanda – tanda yaitu ; Tali pusat bertambah panjang,

adanya semburan darah dan adanya perubahan bentuk uterus dan TFU.

(Depkes,2013)

- Kala 4 (pemantauan)

Kala empat disebut sebagai kala pemantauan.dimulai stelah

plasenta lahir dan berakir 2 jam. pada kala ini sering didapatkan
perdarahan post partum, adapun masalah –masalah yang menyebabkan

perdarahan sering muncul yaitu ; laserasi jalan lahir,masih ada sisa

plasenta dan atonia uteri (massase) atau kondisi ketika rahim tidak bisa

berkontraksi kembali setelah melahirkan.dan pemantauan yang harus

dilakukan yaitu; pantau kontraksi, pemantauan kala 4 (setiap 15 menit

pada 1 jam pertama pasca persalinan,setiap 20-30 menit pada jam ke 2

pasca persalinan),jika uterus tidak berkontraksi dengan baik maka

lakukan atonia uteri (massase).(Depkes,2013)

D. Faktor yang berpengaruh pada persalinan

 Passage / jalan lahir

Jalan lahir terdiri atas 2 bagian yaitu ; bagian keras hal yang

harus diperhatikan ukuran dan bentuk (tulang panggul), sedangkan

untuk tulang lunak hal yang perlu diperhatikan (uterus, serviks,

otot dasar panggul, vagina, introitus vagina).(Sondakh,2013).

 Passanger/ penumpang

Penumpang terdapat 2 bagian yaitu janin dan plasenta, hal

yang harus diperhatikan, pada janin ( ukuran kepala janin,

presentasi, letak, sikap, dan posisi janin). Sedangkan pada plasenta

(letak). (sondakh,2013)

 Power / kekuatan
Kekuatan pada persalinan terdapat 2 yaitu ; a). kekuatan primer

(kontraksi involunter) kontraksi ini berasal dari segmen atas uterus

yang menebal dan dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk

gelombang.adapun istilah yang digunakan untuk menggambarkan

kontrasi yaitu frekuensi,durasi,dan intensitasi kontraksi.hal ini

dapat mengakibatkan serviks menipis dan berubah bentuk sehingga

janin turun, b). kekutan sekunder (kontraksi volunter) kekuatan

ini ,otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi mendorog

isi sampai kejalan lahir sehingga menimbulkan tekanan intra

abdomen. Uterus tertekan pada semua sisi dan menambah

kekuatan dalam mendorong keluar dan kekuatan ini tidak

mempengarihi dilatasi serviks.(sondakh,2013)

 Posisi ibu / positioning

Posisi yang diberikan bertujuan untuk menghilangkan rasa letih ,

nyaman dan memperbaiki sirkulasi.posisi tegak ( contoh :

berdiri,berjalan.duduk, dan jongkok ) member sejumlah

keuntungan yaitu memungkinkan gaya gravitasi,membantu

penurunan janin, selain itu,posisi ini dianggap dapat mengragi

kejadian penekanan tali pusat. (sondakh,2013)

 Respon psikologis / psychology response


Dukungan ayah bayi atau pasangan selama proses

persalinan,dukungan kakek-nenek atau saudara dekat selama

persalinan ,saudara kandung bayi selama persalinan.

(sondakh,2013)

E. Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan

1. Teory keregangan

Kemampuan otot rahim memiliki batas kemampuan

meregang sehingga akan terjadi kontraksi persalinan.

(Rohani, saswita, Marisah, 2014).

2. Teory oksitosin internal

Proses penurunan plasenta mulai UK 28

minggu,dimana terjadi penimbungan jaringan sehingga

akan mengalami pnyempitan dan buntu pada pembuluh

darah. progesteron mengalami penurunan dan otot rahim

sensitif terhadap oksitosin akibatnya, otot rahim mulai

berkontraksi setelah dicapai penurunan pogesteron.

(Rohani,saswita ,Marisah,2014)

3. Teory iritasi mekanik

Terdapat ganglion servikale dibelakang serviks, hal ini

dapat menimbulkan kontarksi bila ganglion di geser atau

ditekan.(Mutmainah, johan, & Llyod,2017)

4. Teory oksitosin internal


Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisi pars

posterior. Perubahan keseimbanagn estrogen dan

progesterone yang dapat mengubah sensitivitas otot rahim

sehingga terjadi kontraksi Braxton Hicks.tuanya usia

kehamilan menyebabkan oksitosin meningkat aktivitas

sehingga persalinan dimulai akibat menurunya kontraksi

progesterone.( Rohani,Saswita,& Marisah,2014)

5. Teori prostaglandin

Prostaglandin meningkat sejak UK 15 minggu yang

dikeluarkan oleh desidua.hal ini dapat menimbukan

kontraksi otot rahim sehingga konsepsi dapat dikeluarkan

dan juga sebagai pemicu terjadinya persalinan.

(Rohani,Saswita,& Marisah,2014)

F. Kebutuhan dasar selama persalinan,baik fisik maupun psikologis

Menurut JNPK-KR (2017) kebutuhan dasar selama persalinan yaitu:

1) support emosional

support dari suami, orang tua dan orang terdekat yang di sukai

ibu sangat di dibutuhkan dalam mengurangi rasa tegang, cemas dan

membantu kelancaran proses persalinan dan lahirnhya bayi.

Penolong persalinan juga dapat memberikan dukungan dan semngat


pada ibu serta anggota keluarga dengan menjelaskan tahapan dan

kemajuan proses persalinan dan kelahiran bayinya.

2) makanan dan cairan

Selama persalinan ibu dianjuarkan anjurkan minum dan

makanan makanan ringan sesering mungkin.

3) eliminasi

Ibu dianjurkan untuk mengosongkan kandung kencing setiap 2

jam atau lebih sering jika kandung kemih ibu terasa penuh selama

proses persalinan

4) Mengatur posisi

Peran bidan adalah mendukung ibu dalam memilih dan

menuntukan posisi apapun yang buat dia nyaman, menyarankan

alternatif hanya apabila tindakan ibu tidak efektif atau

membahayakan bagi diri sendiri maupun bagi bayinya.

5) Peran pendamping

Peran suami atau orang terdekat ibu untuk memberikan

support pada ibu sehingga ibu merasa lebih tenang nyaman dan

proses persalinannya dapat berjalan lancar.

6) Pegurangan rasa nyeri

Rasa nyeri dapat dikurangi jika di lakukan dengan pijitan.

Pijatan dapat di lakukan pada lumbosakralis dengan arahan

melingkar.
3. Nifas

1. Pengertian nifas

2. Perubahan fisiologi dan psikologi masa nifas

- Uterus

secara berangsur-angsur uterus akan menjadi kecil involusio sehingga

kembali kekeadaan semula sebelu hamil. Adapun table urutan

dibawah ini :

Involusio TFU BB

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr

Uri lahir 2 jrbps 759 gr

Satu minggu Pertenganhan pusat- 500 gr

sympisis

Dua minggu Tak teraba diatas 350 gr

simpisis

Enam minggu Bertambah kecil 50 gr

Delapan minggu Sebesar normal 30 gr

Sumber : Astutik,R.Y,2015

- Lochea

Lochea adalah cairan/ secret yang berasal dari cavum uteri dan
vagina
dalam masa nifas. Macam-macam lochea (Astutik, 2015):
1) Lochea rubra (cruenta), berisi darah segar dan sisa–sisa selaput
ketuban, sel
desidua, verniks caesosa, lanugo dan mekonium,selama 2 hari nifas.
2) Lochea sanguinolenta, berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari
3-7 nifas.
3) Lochea serosa, berwarna kuning cairan ini tidak berdarah lagi pada
hari ke 7-14 nifas.
4) Lochea alba, cairan putih keluar setelah 2 minggu masa nifas.
Selain lochea diatas, ada jenis lochea yang tidak normal, yaitu:
a) Lochea purulenta, ini karena terjadi infeksi keluar cairan seperti
nanah berbau busuk.
b) Locheastasis, lochea tidak lancar keluarnya.

- Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan,


ostium uteri eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6
minggu persalinan serviks akan menutup.

- Vulva dan vagina


Perubahan pada vulva dan vagina adalah:
1) Vulva dan vagina mengalami penakanan serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari
pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam
keadaan kendur.
2) Setelah 3 mingu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak
hamil.
3) Setelah 3 minggu rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan

muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.

- Perineum
Segera setelah lahir melahirkan, perineum menjadi kendur
karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak
maju. Pada postnatal hari ke5, perineum sudah mendapatkan sebagian
besar tonusnya sekalipu tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum
melahirkan (Walyani, 2015).
- Perubahan pada sistem pencernaan (Gastointestinal)

Diperlukan waktu 3-4 hari sebelum usus kembali normal.


Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun
asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari,
gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika
sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit di daerah perineum
dapat menghalangi keinginan untuk (BAB) Buang Air Besar
(Astutik, 2015).

- Perubahan perkemihan
Buang air kecil sering sulit selam 24 jam pertama
kemungkinan terdapat
spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini
mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama
persalinan. Urine dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam
waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan
kadar hormon esterogen yang bersifat menahan air akan mengalami
penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan dieresis. Ureter
yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu
(Walyani, 2015).

3. Kebutuhan Dasar ibu masa nifas

a) Nutrisi

Nutrisi merupakan zat yang sangat dibutuhkan tubuh untuk


keperluan metabolismenya. Kebutuhan nutrisi pada masa nifas
Khusunya masa menyusui akan meningkat 25%, karena berguna untuk
proses kesembuhan sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air
susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. (Nurjanah,2013)

b). Ambulasi
membantu mencegah trombosisi pada pembuluh tungkai dan
membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit menjadi
sehat. Aktivitas dapat dilakukan secara bertahap, memberikan jarak
antara aktivitas dan istirahat. Klien sudah dibolehkan bangun dari
tempat tidur dalam waktu 24-48 jam
postpartum(Nurjanah,2013).

c) Eliminasi

(1)Miksi
Miksi disebut hal normal bila dapat buang air kecil spontan setiap 3-4
jam. (Nurjanah,2013).
(2) Defekasi
Biasanya 2-3 hari post partum masih sulit buang air besar. Agar dapat
buang air besar teratur dapat dilakukan dengan diet teratur. Pemberian
cairan yang banyak, makanan cukup serat, dan olah raga
(Nurjanah,2013).

d) Kebersihan Diri
Ada beberapa hal penting dalam perawatan kebersihan diri ibu
post partum ; menjaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah
infeksi dan alergi kulit pada bayi, bersihkan daerah kelamin dengan
sabun dan air, Mengganti pembalut setiap kali darah sudah penuh atau
minimal 2 kali dalam sehari, cuci tangan dengan sabun dan air setiap
kali selesai membersihkan daerah kemaluannya,Jika mempunyai luka
episiotomi, hindari menyentuh daerah luka.

e) Istirahat
Tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari
dan 1 jam pada siang hari untuk mencegah kelelahan berlebihan.
Anjurkan ibu untuk kembali beraktifitas pada kegiatan rumah tangga
secara perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau beristirahat selama
bayi tidur.

f) Seksualitas
Berhubungan seks dapat dilakukan apabila luka episiotomi
telah sembuh dan lokea telah henti. Hendaknya pula hubungan seks
dapat ditunda sampai 40 hari setelah persalinan, karena pada waktu itu
diharapkan organ-organ tubuh telah pulih kembali. Secara fisik aman
untuk memulai hubungan seksual suami-istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam
vagina tanpa rasa nyeri, aman untuk melakukan hubungan suami istri
(Nurjanah,2013).

g) Latihan/senam nifas
Tujuan senam nifas diantaranya : memperlancar terjadinya
proses involusi uteri (kembalinya rahim kebentuk semula); cepat
pemulihan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan pada kondisi semula;
mencegah komplikasi yang mungkin terjadi selama menjalani masa
nifas; memelihara dan memperkuat otot perut, otot dasar panggul,
serta otot pergerakan;memperbaiki sirkulasi darah,
sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, tonus otot pelvis, regangan
otot tungkai bawah; menghindari pembengkakan pada peregangan
kaki dan mencegah timbulnya varices(Nurjanah,2013).
Manfaat senam nifas diantaranya : membantu
penyembuhanrahim, perut dan otot pinggul yang mengalami trauma
serta cepat kembalinya bagian-bagian tersebut ke bentuk normal;
membantu menormalkan sendi yang menjadi longgar
diakibatkan kehamilan; menghasilkan manfaat psikologis menambah
kemampuan menghadapi stres dan bersantai sehingga mengurangi
depresi pasca-persalinan(Nurjanah,2013).

4. Neonatus
A. Pengertian neonatus
Menurut Wahyuni (2012) Bayi Baru Lahir (BBL) normal adalah bayi
yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan
lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram.

B. Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan Di Luar Uterus

a. Sistem Pernafasan
Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika harus
mengatasi resistensi paru pada saat pernapasan yang pertama kali.Pada
umur
kehamilan 34-36 minggu struktur paru-paru matang, artinya paru-paru
sudah
bisa mengembangkan sistem alveoli.Selama dalam uterus, janin mendapat
oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.Setelah bayi lahir, pertukaran
gas harus melalui paru-paru bayi. (Rahardjo dan Marmi, 2015: 14).

Table perkembangan system pulmunol sesuai UK

Umur kehamilan perkembangan


24 hari Bakal paru-paru terbentuk
26-28 hari 2 bronchi membesar
6 minggu Di bentuk segmen bronkus
12 minggu Differensial lobus
24 minggu Di bentuk alveolus
28 minggu Di bentuk surfakta
34-36 minggu Maturasi struktur (paru- paru dapat
mengembangkan system alveoli dan
tidak mengempis lagi ).
Sumber :Rahardjo,Asuhan Neonatus,Bayi,Balita Dan Anak Praskolah,
2015:14

b. Sirkulasi darah

Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilikalis sebagian
ke hati, sebagian langsung ke serambi kiri jantung, kemudian ke bilik kiri
jantung.Dari bilik kiri darah di pompa melalui aorta ke seluruh tubuh.Dari
bilik kanan darah di pompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus
arteriosus ke aorta.Setelah bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan
tekanan-tekanan arteriol dalam paru menurun.

Tekanan dalam jantung kiri lebih besar dari pada tekanan


jantung kanan yang mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara
fungsional.Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran.
Olehkarena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta desenden
naik dan karena rangsangan biokimia (pa02 yang naik), duktus arteriosus
akan berobliterasi, ini terjadi pada hari pertama.Aliran darah paru pada
hari pertama ialah 4-5 liter per menit / m2.Aliran darah sistolik pada hari
pertama rendah yaitu 1.96 liter/menit/m2 karena penutupan duktus
arteriosus (Indrayani, 2013)
c. Metabolisme

Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari orang dewasa
sehingga metabolisme basal per kg BB akan lebih besar, sehingga BBL harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energy diperoleh dari
metabolisme karbohidrat dan lemak.Pada jam-jam pertama energi didapatkan
dari perubahan karbohidrat.Pada hari kedua, energi berasaldari pembakaran
lemak.Setelah mendapat suhu <pada hari keenam, energy 60% di dapatkan
dari lemak dan 40% dari karbohidrat (Indrayani, 2013).

d. Keseimbangan air dan fungsi ginjal

Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air dan kadar
natriumrelatif lebih besar dari kalium karena ruangan ekstraseluler luas.
Fungsi ginjalbelum sempurna karena:

1. Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa

2. Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan volume


tubulus proksimal

3. Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatus relatif kurang
biladibandingkan dengan orang dewasa(Indrayani, 2013: 313)

e. Imunoglobulin

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga


menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem
imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang
didapat.Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang berfungsi
mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan
alami:Perlindungan dari membran mukosa, Fungsi saringan saluran nafas,
Pembentukan koloni mikroba dikulit dan usus, Perlindungan kimia oleh
lingkungan asam lambung (Walyani dan Purwoastuti, 2015:135).

f. Truktus digestivenus
Truktus digestivenus relatif lebih berat dan lebih panjang
dibandingkan dengan orang dewasa.Pada neonatus traktus digestivenus
mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan yang terdiri dari
mukopolisakarida dan disebut meconium. Pengeluaran mekonium biasanya
dalam 10 jam pertama dan 4 hari biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna
biasa. Enzim dalam traktus digestivenus biasanya sudah terdapat pada
neonatus kecuali amilase pankreas.Bayi sudah ada refleks hisap dan menelan,
sehingga pada bayi lahir sudah bisa minum ASI. Gumoh sering terjadi akibat
dari hubungan oesofagus bawah dengan lambung belum
sempurna, dan kapasitas dari lambung juga terbatas yaitu < 30 cc
(Indrayani,2013: 314).

g. Hati

Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera setelah lahir masih
dalam keadaan matur (belum matang), hal ini dibuktikan dengan
ketidakseimbangan hepar untuk menghilangkan bekas penghancuran dalam
peredaran darah (Rahardjo dan Marmi, 2015: 22). Setelah segera lahir, hati
menunjukkan perubahan kimia dan morfologis, yaitu kenaikan kadar protein
dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai
berkurang walaupun memakan waktu yang lama. Enzim hati belum aktif
benar pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasihati pada neonatus juga
belum sempurna,contohnya peberian obat kloramfenikol dengan dosis lebih
dari 50 mg/kgBB/hari dapat menimbulkan grey baby syndrome(Indrayani,
2013: 314).

4 Keluarga berencana

1. Pengertian Kb

Keluarga Berencana merupakan salah satu strategi untuk mengurangi


kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4 Terlalu: terlalu muda
melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat
jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun). Selain
itu, program KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar
dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik
dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin (Kemenkes,
2015).

Keluarga berencana merupakan upaya untuk mencegah kehamilan


dan mengukur jumlah adan jarak anak yang diinginakan, upaya ini dapat
bersifat semntara maupun bersifat permanen (Diana, Sulis ;, 2017).

Menurut Purba (2021), Keluarga Berencana (KB) merupakan usaha


pokok di dalam kebijakan kependudukan umumnya dan usaha menurunkan
tingkat kelahiran khususnya. Usaha menurunkan kelahiran melalui keluarga
berencana sekaligus dikaitkan dengan meningkatkan kesejahteraan ibu dan
anak. Sasaran keluarga berencana adalah seluruh lapisan masyarakat

2. Tujuan KB meliputi :

1. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda


kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak
pertama sertamenghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.

2. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah


menikahlebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan hal
inimemungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.

3. Konseling perkawinan atau nasehat perkawinan bagi remaja atau


pasangan yang akan menikah degan harapan bahwa pasangan akan
mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam
membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.

5. Manfaat KB

Manfaat kb antara lain :

Menjaga kesehatan ibu dan bayi, Mendorong kecukupan ASI dan pola

asuh yang baik bagi anak, Mencegah kehamilan tidak direncanakan,


Menurunkan angka kematian ibu dan bayi, Membentuk keluarga yang

berkualitas

6. Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi

Sikap , pengetahuan ibu dan pelayanan Kb, tingkat pengetahuan ibu,

dukungan suami seta pelayanan dalam keluarga berencana.

5.Sasaran Program KB

Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan


sasaran tidak langsung, tergantung tujuan yang ingin dicapai. Sasaran
langsungnya adalah pasangan usia subur (PUS) yaitu pasangan yang
wanitanya berusia antara 15- 49 tahun, karena kelompok ini merupakan
pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual
dapat mengakibatkan kehamilan. Sedangkan Sasaran tidak langsung adalah
kelompok usia remaja 15- 19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan
target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi merupakan
kelompok yang beresiko untuk melakukan hubungan seksual akibat telah
berfungsinya alat- alat reproduksinya (Suratun, dkk. 2013).

B. Standar Asuhan kebidanan


Standar asuhan kebidanan yaitu berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan
Republik Indonesia No.938/MENKES/PER/X/2007 tentang Standar Asuhan
Kebidanan adalah acuan proses pengambilan keputusan dan tindakan yang
dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup prakteknya
berdasarkan kiat dan ilmu dan kiat kebidanan mulai dari pengkajian, perumusan,
diagnosa, atau masalah kebidanan,perencanaan, implementasi, evaluasi, dan
pencatatan asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP.

1. STANDAR 1 PENGKAJIAN
a. Pernyataan standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

b. Kriteria pengkajian

1) Data tepat, akurat, dan lengkap

2) Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa : biodata, keluhan utama,

riwayat obstetri, riwayat kesehatan, latar belakang sosial budaya)

2. STANDAR 2: PERUMUSAN DIAGNOSA ATAU MASALAH

KEBIDANAN

a. Pernyataan standar

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan

diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

b. Kriteria perumusan diagnosa atau masalah

1) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

2) Masalah dirumuskan sesuai kondisi pasien

3) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan

3. STANDAR 3 PERENCANAAN

a. Pernyataan standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan

masalah yang ditegakkan.


b. Kriteria perencanaan

1) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan

kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan

secara komprehensif.

2) Melibatkan klien/pasien dan keluarga

3) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien

berdasarkan evidence base dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermanfaat untuk klien

4) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber

daya serta fasilitas yang ada

4. STANDAR 4 : IMPLEMENTASI

a. Pernyataan standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif.

Efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence base kepada klien/pasien

dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.

b. Kriteria

1) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-

spiritual-kultural

2) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujan dari klien

atau keluarganya

3) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence base


4) Melibatkan klien dalam setiap tindakan

5) Menjaga privasi klien

6) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi

7) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan

8) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan

sesuai

9) Melakukan tindakan sesuai standar

10) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

5. STANDAR 5 : EVALUASI

a. Pernyataan standar

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan

untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan sesuai

dengan perubahan perkembangan kondisi klien.

b. Kriteria evaluasi

1) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan

sesuai kondisi klien

2) Hasil evaluasi segera dicatat dan didokumentasi pada klien

3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar

4) Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien

6. STANDAR 6 : PENCATATAN ASUHAN KEBIDANAN

A. Pernyataan standar
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas

mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam

memberikan asuhan kebidanan.

B.kriteria asuhan kebidanan

1) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada

formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/status pasien/KIA)

2) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

S : subyektif, mencatat hasil anamnesa

O : data obyektif, mencatat hasil pemeriksaan

A : data hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan

P : penatalaksanaan mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif:

penyuluhan, dukungan, kolaborasi evaluasi/follow up dan

rujukan.

C. Kewenangan Bidan

Kewenangan bidan merupakan aspek hukum dan perundangan yang mengatur

tugas pokok dan kompetensi bidan terkait kasus yang dipilih. Berdasarkan

Permenkes RI No 28/Menkes/Per/XVII/2017 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan

Praktik Bidan Bab III Penyelenggaraan Praktik

Pasal 18
Dalam penyelenggaraan praktik kebidanan, bidan memiliki kewenangan

untuk memberikan :

a. Pelayanan kesehatan ibu

b. Pelayanan kesehatan anak

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

Pasal 19

(1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf a

diberikan pada masa sebelum hamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa

nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.

(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. Pelayanan konseling pada masa sebelum hamil

b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

c. Pelayanan persalinan normal

d. Pelayanan ibu nifas normal

e. Pelayanan ibu menyusui

f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

(3) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), bidan berwenang untuk :

a. Episiotomi

b. Pertolongan persalinan normal

c. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

d. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan


e. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

f. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

g. Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu

eksklusif

h. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III dan postpartum

i. Penyuluhan dan konseling

j. Bimbingan pada kelompok ibu hamil

k. Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran

Pasal 20

(1) Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf b

diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak prasekolah.

(2) Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), Bidan berwenang melakukan:

a. Pelayanan neonatal esensial

b. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan

c. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah, dan

d. Konseling dan penyuluhan

(3) Pelayanan neonatal esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

meliputi inisiasi menyusui dini, pemotongan dan perawatan tali pusat,

pemberian suntikan Vit K1, pemberian imunisasi B0, pemeriksaan fisik bayi

baru lahir, pemantauan tanda bahaya, pemberian tanda identitas 108 diri, dan
merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil dan tepat

waktu ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu.

(4) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:

a. Penanganan awal asfiksia bayi baru lahir melalui pembersihan jalan

nafas, ventilasi tekanan positif, dan/ kompresi jantung.

b. Penanganan awal hipotermia pada bayi baru lahir dengan BBLR melalui

penggunaan selimut atau fasilitas dengan cara menghangatkan tubuh bayi

dengan metode kangguru

c. Penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan alkohol atau

povidon iodine serta menjaga luka tali pusat tetap bersih dan kering, dan

d. Membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi baru lahir dengan

infeksi gonore (GO)

(5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c meliputi kegiatan penimbangan

berat badan, pengukuran lingkar kepala, pengukuran tinggi badan, stimulasi

deteksi dini, dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita

dengan menggunakan kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP)

(6) Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d

meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kepada ibu dan

keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, pelayanan kesehatan, imunisasi,

gizi seimbang, PHBS, dan tumbuh kembang.


Pasal 21

Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf c, Bidan berwenang

memberikan:

1. Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana

2. Pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan

Anda mungkin juga menyukai