Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA Ny. “M”


DI PUSKESMAS TANASITOLO KAB. WAJO
TANGGAL 10 S/D 06 MARET 2022

Disusun dan Diajukan Oleh:

NURNENGSI
NIM: 190401010

PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG SENGKANG
TAHUN 2022
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA Ny. “M”


DI PUSKESMAS TANASITOLO KAB. WAJO
TANGGAL 10 S/D 06 MARET 2022

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Prodi
DIII Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang

Disusun dan Diajukan Oleh:

NURNENGSI
NIM: 190401010

PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNGSENGKANG
TAHUN 2022

iii
PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Laporan Tugas Akhir Prodi DIII Kebidanan Fakultas Keperawatan dan

Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung

Sengkang, Januari 2022

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Marhumi S.ST, M.Kes ) (Lisna, S.ST, M.Keb)


NIDN. 0931126834 NIDN. 0920088803

iv
PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS AKHIR
ASUHAN KEBIDANAN CONTIUNITY OF CARE PADA Ny.”M”
DI PUSKESMAS TANASITOLO KAB. WAJO
TANGGAL 10 S/D 06 MARET 2022.

Oleh
NURNENGSI
NIM 190401010
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian Sidang Laporan Tugas Akhir
Prodi DIII Kebidanan Fakultas Keperawatan dan KebidananUniversitas
Puangrimaggalatung, pada:

Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Mengesahkan
Tim Penguji :

1. Ketua : (……….………)
2. Anggota : (………...…..…)
3. Anggota : (…………….....)

Mengetahui

Ketua Program Studi DIII Kebidanan

(Lisna, S.ST., M.Keb)


NIDN. 0920088803

v
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,Saya :

Nama : Nurnengsi

NIM : 190401010

Progeam Studi : DIII Kebidanan

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas

Akhir saya yang berjudul:

“ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA Ny. “M” DI

PUSKESMAS TANASITOLO KAB. WAJO TANGGAL 10 JANUARI S/D 06

MARET 2022”

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan

menerima sanksi yang telah ditetapkan .

Sengkang, Januari 2022

Penulis

NURNENGSI
NIM 190401010

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur , kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Atas

limpahan rahmat dan karuniya-Nya, sehingga laporan tugas akhir ini dapat

terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Pada Laporan tugas akhir

ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Prodi

DIII Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang. Dalam hal ini, Kami juga

mendapat pengalaman meneliti dan menulis karya ilmiah berupa LTA(Laporan Tugas

Akhir ).

Kami sangat menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan dan

pembahasan LTA (laporan tugas akhir ), masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karenanya, kami dengan senang hati menerima saran dan kritikan dari pembaca

demi kesempurnaan LTA(Laporan Tugas Akhir) yang sifatnya dapat mengubah

menjadi lebih baik lagi kedepanya.

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, kami banyak mendapat

pengetahuan serta bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan banyak terima kasih yang tulus khususnya kepada :

1. Ibu Hj. Febriani Sulianti Sanusi selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan

Universitas Puangrimaggalatung Sengkang.

2. Bapak dr. H. Abdul Aziz, M., M.Kes. selaku Ketua Umum Yayasan Universitas

Puangrimaggalatung Sengkang.

vii
3. Bapak Prof. Dr. H. Imran Ismail, M.S. selaku Rektor Universitas

Puangrimaggalatung Sengkang.

4. Bapak drg. Anugerah Yanuar Azis, S.KG., MARS selaku dekan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang atas

segala pelayanan yang diberikan kepada kami .

5. Bpk barangkau,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku wakil dekan Fakultas Keperawatan dan

Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang yang telah memberi

bimbingan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

6. Ibu Lisna, S.ST., M.Keb selaku ketua Prodi DIII Kebidanan Fakultas

Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung Sengkang

sekaligus pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan ketulusan hatinya

telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan yang terbaik

7. Ibu Marhumi ,S.ST., M.Kes selaku pembimbing I yang dengan penuh kesabaran

dan ketulusan hatinya telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan

dukungan dan bantuan dengan menyelesaikan latihan tugas akhir

8. Ibu Hj Hasnidar S.ST M,Kes selaku penguji III

9. Kepala puskemas tanasitolo kabupaten wajo dan para staf yang memberikan

informasi yang berkaitan dengan penelitian.

10. Kepada bapak dan ibu dosen yang telah bersusah payah mendidik kami selama

proses perkuliahan dengan sepenuh hati.

11. Ibu dan keluarga responden atas kerja samanya yang baik.

viii
12. Staf Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Puangrimaggalatung

Sengkang yang memberikan petunjuk dan nasehat selama penulis menjalani

pendidikan.

13. Kedua Orang tua tercinta, ayahanda Muhammad Nur serta keluarga yang selalu

memberikan dorongan dan bimbingan/bantuan baik moril ataupun materil serta

doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.

14. Seluruh rekan mahasiswa, kerabat dan sahabat serta teman-teman pihak lainnya

yang tidak sempat disebutkan satu persatu atas partisipasi dan bantuannya yang

sangat membantu dan mendukung dalam proses penyelesaian Proposal Laporan

Tugas Akhir ini.

Segala bantuan dari semua pihak, penulis menyerahkan kepada Allah SWT.

untuk memberikan pahala yang berlipat ganda. Akhirnya mudah-mudahan Laporan

Tugas Akhir ini dengan segala kekurangannya dapat bermanfaat bagi kita sekalian,

Aamiin.

Sengkang, Juni 2022

Penulis

NURNENGSI
NIM 190401010

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................iv

HALAMAN PERNYATAAN.................................................................................v

KATA PENGANTAR............................................................................................vi

DAFTAR ISI...........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL..................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH............................xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................5

C. Tujuan Penelitian....................................................................................5

D. Manfaat Penelitian..................................................................................6

E. Keaslian Penelitian.................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kasus..............................................................................9

1. Kehamilan........................................................................................9

a. Pengertian Kehamilan................................................................9

x
b. Perubahan Fisiologi dan Psikologi pada Ibu Hamil...................9

c. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil.....................................................15

2. Persalinan.......................................................................................18

a. Pengertian Persalinan...............................................................18

b. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan.........................................19

c. Tahap Persalinan......................................................................20

d. Faktor Yang Berpengaruh Pada Persalinan..............................22

e. Sebab-Sebab Yang Minumbulkan Persalinan..........................24

f. Kebutuhan Dasar Selama Persalinan, Baik Fisik Maupun


Psikologis.................................................................................25

3. Nifas...............................................................................................27

a. Pengertian Nifas.......................................................................27

b. Perubahan Fisiologi dan Psikologi Pada Masa Nifas...............27

c. Kebutuhan Dasar Masa Nifas...................................................31

4. Neonatus.........................................................................................34

a. Pengertian Neonatus.................................................................34

b. Adaptasi neonatus....................................................................34

5. KB..................................................................................................39

a. Pengertian KB..........................................................................39

b. Tujuan......................................................................................39

c. Manfaat KB..............................................................................40

d. Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi.......................................40

xi
e. Sasaran Pogram KB.................................................................41

B. Standar Asuhan Kebidanan..................................................................41

C. Kewenangan Bidan..............................................................................46

BAB III METODE LAPORAN KASUS

A. Kerangka Konsep Kegiatan Asuhan COC...........................................50

B. Pendekatan/Desain Penelitian (Case Study).........................................51

C. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................51

D. Obyek Penelitian..................................................................................51

E. Metode Pengumpulan Data..................................................................51

F. Etika Penelitian....................................................................................54

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian yang Serupa...............................................................................6

Tabel TFU Menurut Leopold.....................................................................................10

Tabel Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan.................................................14

Tabel Jadwal Pemberian Imunisasi TT......................................................................18

Tabel Penilaian dan Intervensi selama kala 1............................................................21

Tabel Involusio Uterus...............................................................................................28

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep Ibu Hamil, Bersalin , Nifas, Neonatus dan


KB............................................................................................................50

xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH

A : Assesment

A : Abortus

AKB : Angka Kematian Bayi

AKI : Angka Kematian Ibu

APD : Alat Perlindungan Diri

APD : Asuhan Persalinan Normal

ASI : Air Susu Ibu

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

BB : Berat Badan

BBL : Bayi Baru Lahir

BCB : Bayi Cukup Bulan

BDP : Bergerak Dalam Panggul

BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencara Nasional

COC : Continuity Of Care

DEPKES : Departemen Kesehatan

DJJ : Denyut Jantung Janin

Fe : Ferrum

G : Gestasi

HB : Haemoglobin

xv
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

IMD : Inisiasi Menyusu Dini

IU : International Unit

IUD : Intrauterine Device

JRBPST : Jari Bawah Pusah

KB : Keluarga Berencana

KEMENKES : Kementerian Kesehatan

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

KIE : Komunikasi Informasi Edukasi

KMS : Kartu Menuju Sehat

KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

K : Kunjungan

KF : Kunjungan Nifas

KN : Kunjungan Neonatus

LD : Lingkar Dada

LILA : Lingkar Lengan Atas

LK : Lingkar Kepala

LP : Lingkar Perut

MENKES : Menteri Kesehatan

N : Nadi

O : Objektif

P : Partus

xvi
P : Pernapasan

P : Planning

P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PONED : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar

PONEK : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif

PUKA : Punggung Kanan

PUS : Pasangan Usia Subur

PX : Prosesus Xiphoideus

S : Suhu

S : Subjektif

SMK : Sesuai Masa Kehamilan

TB : Tinggi Badan

TD : Tekanan Darah

TFU : Tinggi Fundus Uteri

TP : Tafsiran Persalinan

TT : Tetanus Toxoid

TTV : Tabda-Tanda Vital

Vit.K : Vitamin K

WHO : World Health Organization

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan Kebidanan Continuity of Care (COC) merupakan pelayanan

kebidanan yang berkesinambungan yang diberikan kepada ibu dan bayi dimulai

pada saat kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan Kb, dengan adanya

asuhan COC maka perkembangan kondisi ibu setiap saat akan terpantau dengan

baik, selain itu asuhan berkelanjutan yang dilakukan bidan dapat membuat ibu

lebih percaya dan terbuka karena sudah mengenal pemberi asuhan. Asuhan

kebidanan secara COC adalah salah satu upaya untuk menurunkan Angka

kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Diana, 2017).

World Health Organization (WHO) tahun 2016 menyatakan AKI didunia

pada tahun 2015 yaitu 216 per 100.000 kelahiran hidup (KH). Kematian ibu di

dunia diperkirakan 303.000 jiwa, hampir semua kematian (99%) terjadi di negara

berpenghasilan rendah dan menengah, dengan 64 % terjadi di wilayah Afrika

(WHO, 2018).

AKI di Indonesia menurut hasil SUPAS 2015 masih menunjukkan 305 per

100 ribu kelahiran hidup (Nuraini et.all, 2015). Meskipun jumlah kematian ibu dari

tahun ke tahun telah menunjukkan adanya trend penurunan yaitu tahun 2018

dengan jumlah 4.226 kematian, dan tahun 2019 sejumlah 4.221 kematian.

(Kemenkes RI, 2019).

1
2

Pada tahun 2019, Rekapitulasi Data Kabupaten/Kota menunjukkan jumlah

kasus kematian ibu di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 144 kasus. Kondisi ini

belum mencapai angka yang ditargetkan yaitu dibawah 114 kasus, dan mengalami

peningkatan sebanyak 5 kasus dari tahun sebelumnya (tahun 2018 = 139 kasus).

Kondisi ini menjadi tolak ukur di sektor kesehatan ibu, untuk merencanakan dan

melakukan langkah-langkah strategis dalam penurunan jumlah kasus kematian ibu.

Upaya penurunan AKI dan AKB dilakukan dengan cara meningkatkan

kualitas pelayanan emergency obstetric dan bayi baru lahir minimal di rumah

sakit (PONEK) dan puskesmas (PONED) dan memperkuat sistem rujukan yang

efisien dan efektif antar pukesmas dan rumah sakit. Selain itu, pemerintah

bersama masyarakat juga bertanggung jawab untuk menjamin setiap ibu

memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas mulai dari

saat hamil hingga nifas oleh tenaga kesehatan yang terlatih. Sehingga bidan

sebagai tenaga kesehatan melakukan Continuity of Care (COC) (Depkes, 2014).

Dari berbagai perbaikan dilakukan semaksimal mungkin dalam

menurunkan AKI dan AKB dengan meningkatkan pelayanan kesehatan,

khususnya pelayanan asuhan kebidanan secara komprehensif yang berfokus pada

asuhan sayang ibu dan sayang bayi sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.

Peran bidan sangat dibutuhkan untuk menurunkan AKI dan AKB yaitu dengan

pelayanan Continuity of Care yang dapat mendeteksi dini resiko terjadinya

komplikasi pada ibu dan bayi.


3

Berdasarkan latar belakakang diatas, asuhan kebidanan

berkesinambungan sangat penting dalam mengurangi AKI dan AKB yang

menjadi dasar saya untuk melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada

Ny.”M” Di Puskesmas Tanasitolo Kab.Wajo, mulai dari masa kehamilan, masa

persalinan, masa nifas, perawatan bayi baru lahir dan KB serta melakukan

pendokumentasian kebidanan.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Asuhan Kebidanan Continuity Of Care Pada ibu hamil, bersalin,

nifas, neonatus, dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan

pada Ny”M” Di Puskesmas Tanasitolo Kab. Wajo?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care pada Ny.”M.” Di

Puskesmas Tanasitolo Kab.Wajo dengan menggunakan pendekatan

manajemen kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada ibu hamil, bersalin dan BBL, nifas,

neonatus, serta KB

b. Menyusun diagnosa Kebidanan sesuai dengan prioritas pada ibu hamil,

bersalin dan , nifas, neonatus, serta KB


4

c. Merencanakan asuhan kebidanan secara kontinyu pada ibu hamil,

bersalin dan , nifas, neonatus, serta KB

d. Melaksanakan asuhan kebidanan secara kontinyu pada ibu hamil sampai

bersalin pada ibu hamil, bersalin dan nifas, neonatus, serta KB

e. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu

hamil sampai bersalin pada ibu hamil, bersalin dan , nifas, neonatus,

serta KB

f. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu

hamil, bersalin dan BBL, , neonatus serta KB dengan SOAP

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis, antara lain:

Hasil studi kasus ini dapat sebagai pertimbangan masukan untuk menambah

wawasan tentang kasus yang diambil.

2. Aplikatif, antara lain

a. Profesi: Hasil studi kasus ini dapat sebagai masukan sebagai profesi

bidan dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang optimal

kepada masyarakat dan tentunya dapat memberikan tambahan khasanah

ilmu pengetahuan bagi dunia kebidanan.

b. Institusi pendidikan sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif dalam

asuhan kebidanan komprehensif.

c. Klien dan masyarakat: Agar masyarakat mendapatkan pelayanan

kesehatan terutama asuhan kebidanan yang komprehensif.


5

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Penelitian yang Serupa

N Peneliti Judul penelitian Desain Hasil

O /Tahun penelitian

1 Marta Asuhan kebidanan pada NY. Studi Asuhan Dari semua

tangguhana / “H” dengan study kasus komprehensif data yang di

2014 hamil,bersalin,neonates,dan peroleh penulis

nifas normal Di Puskesmas selama

Radamata Kec.Loura melakukan

asuhan

kebidanan pada

Ny.“H” sejak

UK 39 minggu

4 hari sampai

masa nifas 3

hari penyusun

menyimpulkan

bahwa masa

kehamilan

bersalin,BBL
6

dan nifas

Ny.“H”

berlangsung

normal.

2 Karitas Asuhan kebidanan pada Ny. Study asuhan Hasil penelitian

mawu “M” dengan kehamilan komprehensif pada study

mudi/2014 trimester III, persalinan, kasus ini

nidfas, dan neonates. Di adalah

Puskesmas Radamata. mahasiswa

dapat

melaksanakan

asuhan pada

kasus ibu hamil

normal

trimester III,

bersalin, BBL,

dan nifas

Dari table diatas diketahui bahwa ada perbedaan studi kasus ini dengan studi kasus

sebelumnya. Perbedaan dengan studi kasus yang dilakukan oleh penulis adalah pada:

1. Tempat, waktu dan objek penelitian, pada studi kasus ini di Puskesmas tanasitolo

tahun 2022 pada Ny.”M”


7

2. Metode atau desain penelitian pada studi kasus ini menggunakan desain penelitian

studi kasus ini menggunnakan metode penelitian study kausus komprehensif, di

Puskesmas Tanasitilo tahun 2022 pada Ny. “M”


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kasus

1. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan (pregnancy) didefenisakan sebagai proses 9 months

atau lebih dimana seseorang wanita yang sedang membawa embrijanin

yang sedang berkembang di dalam rahimnya.(WHO,2020)

Kehamilan merupakan peyatuan dari spermatozoa dan ovum

yang akan berimplantasi mulai dari fertilisasi sampai dengan lahirnya

bayi. Adapun batasan normal kehamilan yaitu 40 minggu atau 10 bulan

atau 9 bulan menurut kalender internasional. kehamialn terdapat atas 3

trimester, pada trimester 1 (0-12 minggu),trimester 2 (13-27 minggu),

dan trimester 3 (28-40 minggu).(walyani 2015)

Trimester III adalah dimana usia kehamilan seseorang ibu 7-9

bulan atau kehamilan memasuki mingggu ke 28 sampai tiba waktu

melahirkan 28-40 minggu.trimester ketiga ditandai dengan klimaks

kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. ( padila,2014)

Tabel Pertumnuhan dan perkembangan janin

Usia kehamilan Berat janin Panjang janin Perkembangan

Minggu ke-29 1100-1200 37-39 cm Otak sudak bisa

mengidentifikasi

8
9

cahaya, rasa dan

bau

Minggu ke-30 1500 gr 39 cm Sudah ada

gerakan,mulai

denyutan halus

Minggu ke-31 1550-1560 gr 41-43 cm Sudah mulai terasa

gerakan janin

Minggu ke-32 1800 gr 43 cm Kulit janin mulai

memerah lanugo

sudah ada.

Minggu ke-34 2000-2100 gr 43-45 cm Janin sudah dapat

membuka dan

menutup mata

Minggu ke-36 2400-2450 gr 47-48 cm Kulit janin

semakin halus

Minggu ke-38 3100 gr 50 cm Janin sudah siap

dilahirkan

Minggu ke-40 3300 gr 52 cm Janin benar-benar

sudah cukup

bulan, siap
10

dilahirkan, jika

laki-laki testis

sudah jatuh ke

skrotum, jika

wanita labia mayor

sudah menutup

labia minora.

(Sumber : Hutahaen, S dalam buku perawatan antenatal .2013)

b. Perubahan fisiologi dan psikologi pada ibu hamil trimester 3

1) Perubahan fisiologi

a) Sistem reproduksi

(1) Uterus

Pembesaran uterus awal kehamilan disebabkan oleh

peningkatan vaskularisasi (pembuluh darah), vasodilatasi

(pelebaran pembuluh darah), hyperplasia (penebalan

dinding rahim) dan hipertropi (pertumbuhan/

perkembangan) pada miometrium (lapisan tengah dinding

rahim) dan perkembangan endometrium (jaringan yang

melapisi dinding rahim) yang menjadi decidua disebabkan

karena efek estrogen dan progesteron yang dihasikan oleh


11

corpus luteum. Berat Uterus naik secara luar biasa dari

30−50 gram menjadi ± 1000 gram pada akhir kehamilan.

Pada akhir kehamilan uterus akan terus membesar

dalam rongga pelvis, dan seiring perkembangannya uterus

akan menyentuh dinding abdomen mendorong usus

kesamping dan keatas, terus tumbuh hingga menyentuh

hati (Walyani, 2015).

Table TFU menurut Leopold

Usia kehamilan Tfu (jari ) Tfu (cm)

12 minggu 1/3 diatas simpisi -

16 minggu ½ diatas simpisis-pusat -

20 minggu Dua sampai tiga jari dibawah 20 cm

pusat

24 minggu Setinggi pusat 23 cm

28 minggu Dua sampai tiga jari diatas pusat 26 cm

32 minggu Pertengahan pusat-PX 30 cm

36 minggu Setinggi PX 33 cm

40 minggu Dua samapi tiga jari dibawah 30 cm

PX (janin mulai memasuki

panggul )

(penentu usian kehamilan menurut leopold ,2012)


12

(2) Servik uteri

Pada kehamilan bagian organ ini akan mengalami

hipervaskularasi warna menjadi kebiruan akibat stimulasi

estrogen dan perlunakan akibat progesterone (tanda hegar),

sekresi lender serviks meningkat saat kehamilan sehingga

memberikan gejala keputihan (W.Ferrial,2013)

(3) Ovarium

Pada trimester III korpus luteum sudah tidak

berfungsi lagi karena sudah digantikan oleh plasenta yang

telah terbentuk,ovulasi berhenti namun masih terdapat

korpus luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta

yang akan mengambil alih pengeluaran estrogen dan

progesterone.dan plasenta terbentuk pada UK empat

minggu. (Elisabeth,2015)

(4) Vulva vagina

Pada trimester III dinding vagina akan mengalami

berbagai perubahan seperti peningkatan ketebalan

mukosa,mengedornya jaringan ikat serta hipertropi otot

polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah

panjangnya dinding vagina dibandingkan trimester

sebelunya. (Elisabeths,2015).

(5) Mammae
13

Perubahan pada ibu hamil yaitu payudara akan

menjadi lebih besar, dan areola mamae semakin hitam

karena hiperpigmentasi. Gandula montgomery makin

tampak menonjol di permukaan areola mamae dan pada

kehamian 12 minggu ke atas dari putting susu akan keluar

colostrum (Walyani, 2015).

b) Sistem perkemihan

Perubahan yang terjadi pada ureter membesar,dan tonus

otot saluran kemih akan menurun akibat pengaruh dari

esterogen dan progesterone. dapat menimbulkan kencing-

kencing lebih sering (poliuria), lalu filtrasi meningkat hingga

60%-150%, dinding saluran kemih bias tertekan oleh

pembesaran uterus, namun ini dianggap normal.

(W.Ferrial,2013)

c) Sistem respirasi

Pada kehamilan tigapuluh dua minggu ke atas karena

usus-usus tertekan uterus yang membesar ke arah diafragma

sehingga diafragma kurang leluasa dalam bergerak. Hal

tersebut mengakibatkan kebanyakan wanita hamil yang

mengalami derajat kesulitan bernafas (Hutahaean, 2013).

d) Sistem pencernaan
14

Pada kehamilan trimester III, lambung berada pada

posisi vertical dan bukan pada posisi normalnya, yaitu

horizontal. Kekuatan mekanis ini menyebabkan peningkatan

intragestrik dan perubahan sudut persambungan

gastroesofageal yang mengakibatkan terjadinya refluks

resofagial yang lebih besar. Nyeri ulu hati dianggap akibat

adanya sedikit peningkatan intragastriks yang di kombinasikan

dengan penurunan tonus sfingter bawah esophagus sehingga

asam lambung refluks ke dalam esophagus bagian bawa

(putranti, 2018:50)

e) Sistem BB (Berat badan )

Pada kehamilan trimester III, pertumbuhan berat badan

yang diharapkan selama kehamilan berfariasi antara yang satu

dengan lainnya, dan faktor utamnya yang menjadikan

pertimbangan untuk rekomendasikan kenaikan BB yaitu Body

MaSs Indeks (BMI) ataukah Indeks Masa Tubuh (IMT) yakni

kesesuaian berat badan sebelum hamil terhadap timbangan

berat TB yaitu, apakah ibu tergolong kurus, normal atau

gemuk. untuk itu sangatlah penting mengetahui BB selama

hamil. (Walyani,2015)

Tabel Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan


15

20 minggu 30 minggu 40 minggu


Jaringan dan cairan
(gram) (gram) (gram)

Janin 300 1500 3400

Plasenta 170 430 650

Cairan amnion 350 750 800

Uterus 320 600 970

Mamae 180 369 405

Darah 600 1300 1450

Cairan ekstrakuler 30 80 1480

Lemak 2050 3480 3345

Total 4000 8500 12500

Sumber: (Saifuddin dalam buku Ilmu Kebidanan Sarwono


Prawirohardjo 2014)

2) Perubahan psikologi

Kehamilan trimester III dikenal sebagai metode penantian.

Yang dimana seseorang ibu hamil menanti akan kelahiran bayinya

dan menjadi tidak sabar ingin melihat bayinya. sejumlah ibu hamil

terlihat ketakutan karena khawatir terhadap hidupnya dan bayinya.

pada trimester III libido tidak setinggi trimester II karena abdomen

membesar. (Hutahaeda,2013)

c. Kebutuhan dasar ibu hamil

1) Nutrisi
16

Pada trimester III ebutuhan nutrisi pada ibu hamil menurut

Angka kecukupan Gizi (AKG) , di anjurkan untuk mengonsusmsi

tambahan energy sebesar 300-500 kalori,ptotein sebesar 17

gram,kalsium 150 mg,zat besi sebesar 13 mg,zinc 9 mg dan vit.C

10 mg.(Kemenkes RI,2012)

2) Vitamin B1,B2,B3

Kebutuhan vitamin dapat membantu enzim untuk mengatur

metabolism system pernafasan dan energy. Maka ibu hamil

dianjurkan untuk konsumsi vitamin B1 dan B2 sekitar 1,2 mg/hari,

dan B3 11 mg/hari.adapun yang mencakup vitamin itu yakni : keju,

susu, kacang-kacangan, hati dan telur. (nugroho,dkk 2014)

3) Oksigen

Kebutuhan oksigen merupakan hal utama pada manusia

termasuk ibu hamil.berbagai gangguan pernafasan biasa terjadi saat

hamil sehingga akan menggangu kebutuhan oksigen. Dan akan

mempengaruhi bayi yang di dalam kandungan .untuk mencegah hal

tersebut demi memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu

latihan nafas melalui senam hamil, tidur dengan bantal yang agak

tinggi, makan tidak terlalu bnyak,dan jika ada keluhan lain seperti

asma bias di konsul ke dokter.(Romauli,2016)

4) Personal Hygiene
17

Untuk ibu hamil kebersihan juga perlu dijaga setiap harinya,

karena kebersihan juga merupakan salah satu dampak bagi

kesehatan ibu dan janin ,sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi,dan

ganti pakaian 2 kali sehari.(Nugroho,dkk,2014)

5) Eliminasi

Untuk ibu hamil tentu sering buang air kecil dan frekuensi

buang air besar juga berpengaruh terutama menjelang trimester III

diakibatkan karena adanya konstipasi, ibu hamil akan sering ke WC

terutama pada malam hari akan menganggu aktifitas tidur,

sebaiknya intake cairan sebelum tidur harus dikurangi.

(Nugroho,dkk,2014)

6) Pakaian

Walaupun pakaian bukan hal yang berakibat langsung

terhadap kesejahteraan ibu dan janin, namun harus tetap

dipertimbangkan beberapa aspek kenyamanan dalam berpakaian.

oleh karna itu pakaian yang kurang tepat akan akan membuat ibu

tidak nyaman dan menganggu aktifitas fisik dan psikis ibu.

(Walyani, 2015).

7) Seksual

Kebutuhan seksual selama kehamilan berlajan normal ibu

diperbolehkan berhubungan seks, namun terdapat beberapa ahli


18

mengatakan sebaiknya tidak lagi melakukan hubungan seks selama

empat belas hari menjelang kelahiran hal tersebut biasa berakibat

terjadinya abortus atau partus prematurus imminens, dan juga

ketuban pecah sebelum waktunya. (Reeder,martin,dan griffin,2013)

8) Imunisasi

Di masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan suntik

Tetanus Toksoit (TT), Tetanus toksit pada antenatal berguna untuk

menurunkan angka kemtian bayi dan terutama dapat melindungi

bayi dari penyakit Tetanus Neonatrum (TN),dan juga dapat

mencegah kematian ibu yang disebakan oleh tetanus.pada imunisasi

TT trimester 1 dan 2 dilakukan sebanyak 3-5 bulan minimal 4

minggu. (Maternity,2016)

Tabel jadwal pemberian imunisasi TT

IMUNISA INTERVAL LAMA %


19

PERLINDUNGA PERLINDUNGA
SI TT
N N

TT 1 Kunjungan
- _
anc 1

TT 2 4 minggu
3 tahun 80
setelah TT 1

TT 3 6 bulan
5 tahun 95
setelah TT 2

TT 4 1 tahun
10 tahun 99
setelah TT 3

TT 5 1 tahun 25 tahun/seumur
99
setelah TT 4 hidup

Sumber : (Anggrita dkk,2015)

2. Persalinan

a. Pengertian persalinan

Persalinan merupakan proses terjadinya pengeluaran janin,

plasenta, dan membram dari dalam uterus melalui jalan lahir. Prosesnya

berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks yang disebakan oleh

kontraksi uterus dengan frekuensi, dengan kekuatan yang teratur .dan

kekuatan itu mulai muncul kecil sampai meningkat hingga puncaknya


20

yaitu pembukaan lengkap sehingga janin dapat dikeluarka dari rahim

(rohani,saswita dan marisah,2014).

Persalinan yaitu dimulai dari inpartu sejak uterus berkontarksi

yang disebakan oleh perubahan serviks dan berakhir sampai dengan

lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum dapat dikatakan inpartu

apabila belum terjadi pembukaan.(JNPK-KR,2017)

b. Tanda-tanda permulaan persalinan

1) Kontraksi rahim

Tanda awal yang terjadi pada ibu hamil yaitu degan adaya

kontraksi yang berirama dan teratur yang tujuannya meningkatkan

aliran darah didalam plasenta.(Fritasari,2013).

2) Keluar lendir dan darah

Keluarnya lendir dan darah disebabkan oleh penyubatan

pada leher rahim yang terlepas dan terdorong oleh kontraksi yang

menandakan mulut rahim menjadi lunak dan membuka.

(Fritasari,2013).

3) Pengeluaran air ketuban

Pecahnya air ketuban menjelang persalinan merupakan

tanda-tanda persalinan.keluarnya cairan ketuban diakibatkan karena

adanya kontraksi rahim yang semakin sering.(Fritasari,2013).


21

4) Serviks membuka

Pembukaan serviks ditadai dengan adanya kontraksi

semakin sering, tanda ini dapat diketahui apabila telah dilakukan

periksa dalam atau VT vagina toucer, petugas akan melakukan

pemeriksaan untuk menentukan pematangan, penipisan dan

pembukaan leher rahim. (Fritasari,2013)

c. Tahapan persalinan

1) Kala I (pembukaan)

Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontrkasi

uterus dan pembukaan serviks hingga pembukaan lengkap (sepuluh

cm ), yang tandai dengan keluarnya lendir becampur darah akibat

dari pecahnya pembulu darah kapilar melalui kanalis serfikalis.

Kala satu ini terdapat 2 fase yaitu ; Fase laten dimulai sejak

pembukaan 1 sampai 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam, dan Fase

aktif dimulai sejak pembukaan 4 sampai 10 cm berlangsung selama

6 jam dan dibagi atas 3 subfase, (priode akselerasi, berlangsung 2

jam,bukanya 4 cm), (priode dilatasi maksimal,berlangsung 2 jam

bukanya langsung cepat 9 cm), (priode deselerasi,berlangsung

lambat, bukanya lengkap atau 10 cm).


22

Tabel penilaian dan intervensi selama kala 1

Parameter Fase laten Fase aktif

Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Suhu Setiap 4 jam Setiap 2 jam

Nadi Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Djj Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Sumber ( Depkes,2013).

2) Kala II (pengeluaran janin)

Kala dua persalinan dimulai pembukaan lengkap atau

pembukaan 10, sampai dengan lahirnya bayi. kala 2 pada primipara

berlngsung 2 jam,dan pada multipara berlangsung 1 jam.adapun

tanda gejalanya yaitu; his semakin kuat,adanya kontraksi atau rasa

ingin meneran, tekanan semakin meningkat pada rectum dan

vagina, perineum menonjol, vulva vagina dan sfinter ani membuka.

pengeluaran lendir dan darah meningkat. (Depkes,2013)

3) Kala III (pengeluaran plasenta)

Kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berahkir dengan

lahirnya plasenta atau ari-ari. Biasanya berlangsung 5-30 menit


23

setelah bayi lahir. Adapun tanda – tanda yaitu ; Tali pusat

bertambah panjang, adanya semburan darah dan adanya perubahan

bentuk uterus dan TFU.(Depkes,2013)

4) Kala IV (pemantauan)

Kala empat disebut sebagai kala pemantauan.dimulai stelah

plasenta lahir dan berakir 2 jam. pada kala ini sering didapatkan

perdarahan post partum, adapun masalah –masalah yang

menyebabkan perdarahan sering muncul yaitu ; laserasi jalan

lahir,masih ada sisa plasenta dan atonia uteri (massase) atau kondisi

ketika rahim tidak bisa berkontraksi kembali setelah melahirkan.dan

pemantauan yang harus dilakukan yaitu; pantau kontraksi,

pemantauan kala 4 (setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca

persalinan,setiap 20-30 menit pada jam ke 2 pasca persalinan),jika

uterus tidak berkontraksi dengan baik maka lakukan atonia uteri

(massase).(Depkes,2013)

d. Faktor yang berpengaruh pada persalinan

1) Passage / jalan lahir

Jalan lahir terdiri atas 2 bagian yaitu ; bagian keras hal yang

harus diperhatikan ukuran dan bentuk (tulang panggul), sedangkan

untuk tulang lunak hal yang perlu diperhatikan (uterus, serviks, otot

dasar panggul, vagina, introitus vagina) (Sondakh,2013).


24

2) Passanger/ penumpang

Penumpang terdapat 2 bagian yaitu janin dan plasenta, hal

yang harus diperhatikan, pada janin (ukuran kepala janin,

presentasi, letak, sikap, dan posisi janin). Sedangkan pada plasenta

(letak). (sondakh,2013)

3) Power / kekuatan

Kekuatan pada persalinan terdapat 2 yaitu ; a). kekuatan

primer (kontraksi involunter) kontraksi ini berasal dari segmen atas

uterus yang menebal dan dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk

gelombang.adapun istilah yang digunakan untuk menggambarkan

kontrasi yaitu frekuensi,durasi,dan intensitasi kontraksi.hal ini dapat

mengakibatkan serviks menipis dan berubah bentuk sehingga janin

turun, b). kekutan sekunder (kontraksi volunter) kekuatan ini ,otot-

otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi mendorog isi sampai

kejalan lahir sehingga menimbulkan tekanan intra abdomen. Uterus

tertekan pada semua sisi dan menambah kekuatan dalam

mendorong keluar dan kekuatan ini tidak mempengarihi dilatasi

serviks.(sondakh,2013)

4) Posisi ibu / positioning

Posisi yang diberikan bertujuan untuk menghilangkan rasa

letih, nyaman dan memperbaiki sirkulasi.posisi tegak (contoh :

berdiri,berjalan.duduk, dan jongkok) member sejumlah keuntungan


25

yaitu memungkinkan gaya gravitasi,membantu penurunan janin,

selain itu,posisi ini dianggap dapat mengragi kejadian penekanan

tali pusat. (sondakh,2013)

5) Respon psikologis / psychology response

Dukungan ayah bayi atau pasangan selama proses

persalinan, dukungan kakek-nenek atau saudara dekat selama

persalinan, saudara kandung bayi selama persalinan.(sondakh,2013)

e. Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan

1) Teory keregangan

Kemampuan otot rahim memiliki batas kemampuan

meregang sehingga akan terjadi kontraksi persalinan. (Rohani,

saswita, Marisah, 2014).

2) Teory penurunan progesterone

Proses penurunan plasenta mulai UK 28 minggu,dimana

terjadi penimbungan jaringan sehingga akan mengalami

pnyempitan dan buntu pada pembuluh darah. progesteron

mengalami penurunan dan otot rahim sensitif terhadap oksitosin

akibatnya, otot rahim mulai berkontraksi setelah dicapai penurunan

pogesteron.(Rohani, saswita, Marisah,2014)


26

3) Teory iritasi mekanik

Terdapat ganglion servikale dibelakang serviks, hal ini dapat

menimbulkan kontarksi bila ganglion di geser atau ditekan.

(Mutmainah, johan, & Llyod,2017)

4) Teory oksitosin internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisi pars posterior.

Perubahan keseimbanagn estrogen dan progesterone yang dapat

mengubah sensitivitas otot rahim sehingga terjadi kontraksi Braxton

Hicks. tuanya usia kehamilan menyebabkan oksitosin meningkat

aktivitas sehingga persalinan dimulai akibat menurunya kontraksi

progesterone.(Rohani,Saswita,& Marisah,2014)

5) Teori prostaglandin

Prostaglandin meningkat sejak UK 15 minggu yang

dikeluarkan oleh desidua.hal ini dapat menimbukan kontraksi otot

rahim sehingga konsepsi dapat dikeluarkan dan juga sebagai

pemicu terjadinya persalinan.(Rohani,Saswita,& Marisah,2014)

f. Kebutuhan dasar selama persalinan,baik fisik maupun psikologis

Menurut JNPK-KR (2017) kebutuhan dasar selama persalinan yaitu:

1) Support emosional

Support dari suami, orang tua dan orang terdekat yang di

sukai ibu sangat di dibutuhkan dalam mengurangi rasa tegang,

cemas dan membantu kelancaran proses persalinan dan lahirnhya


27

bayi. Penolong persalinan juga dapat memberikan dukungan dan

semngat pada ibu serta anggota keluarga dengan menjelaskan

tahapan dan kemajuan proses persalinan dan kelahiran bayinya.

2) Makanan dan cairan

Selama persalinan ibu dianjuarkan anjurkan minum dan

makanan makanan ringan sesering mungkin.

3) Eliminasi

Ibu dianjurkan untuk mengosongkan kandung kencing setiap

2 jam atau lebih sering jika kandung kemih ibu terasa penuh selama

proses persalinan

4) Mengatur posisi

Peran bidan adalah mendukung ibu dalam memilih dan

menuntukan posisi apapun yang buat dia nyaman, menyarankan

alternatif hanya apabila tindakan ibu tidak efektif atau

membahayakan bagi diri sendiri maupun bagi bayinya.

5) Peran pendamping

Peran suami atau orang terdekat ibu untuk memberikan

support pada ibu sehingga ibu merasa lebih tenang nyaman dan

proses persalinannya dapat berjalan lancar.


28

6) Pengurangan rasa nyeri

Rasa nyeri dapat dikurangi jika di lakukan dengan pijitan.

Pijatan dapat di lakukan pada lumbosakralis dengan arahan

melingkar.

3. Nifas

a. Pengertian nifas

Masa nifas (puerperium) merupakan masa lahirnya plasenta dan

berakhir Ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula

atau sebelum hamil ,yang berlangsung 6 minggu atau 42 hari (Yuliana,

2020).

Masa nifas (puerperium) dilmulai sejak 2 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Puerperium yaitu

dari kata puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan.

Jadi, puerperium adalah masa setelah melahirkan bayi yaitu masa

pemulihan kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat

kandungan kembali seperti pra hamil (Rini, 2017).

b. Perubahan fisiologi dan psikologi masa nifas

a). Perubahan fisiologi nifas

1). Uterus

secara berangsur-angsur uterus akan menjadi kecil involusio

sehingga kembali kekeadaan semula sebelu hamil. Adapun table

urutan dibawah ini :


29

Tabel Involusio Uterus

Involusio TFU BB

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr

Uri lahir 2 jrbps 759 gr

Satu minggu Pertenganhan pusat- 500 gr

sympisis

Dua minggu Tak teraba diatas 350 gr

simpisis

Enam minggu Bertambah kecil 50 gr

Delapan minggu Sebesar normal 30 gr

Sumber : Astutik,R.Y,2015

2).Lochea

Lochea adalah cairan/ secret yang berasal dari cavum uteri

dan vagina dalam masa nifas. Macam-macam lochea

(Astutik,2015):

(a). Lochea rubra (cruenta), berisi darah segar dan sisa–sisa

selaput ketuban, sel desidua, verniks caesosa, lanugo dan

mekonium, selama 2 hari nifas.

(b). Lochea sanguinolenta, berwarna kuning berisi darah dan

lendir, hari 3-7 nifas.


30

(c). Lochea serosa, berwarna kuning cairan ini tidak berdarah

lagi pada hari ke 7-14 nifas.

(d).Lochea alba, cairan putih keluar setelah 2 minggu masa

nifas. Selain lochea diatas, ada jenis lochea yang tidak normal,

yaitu:

(1). Lochea purulenta, ini karena terjadi infeksi keluar

cairan seperti nanah berbau busuk.

(2). Lochea stasis, lochea tidak lancar keluarnya.

2). Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah

persalinan, ostium uteri eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari

tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks akan menutup.

3). Vulva dan vagina

Perubahan pada vulva dan vagina adalah:

(a).Vulva dan vagina mengalami penakanan serta peregangan

yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa

hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada

dalam keadaan kendur.

(b).Setelah 3 mingu vulva dan vagina kembali kepada keadaan

tidak hamil.
31

(c). Setelah 3 minggu rugae dalam vagina secara berangsur-

angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.

4). Perineum

Segera setelah lahir melahirkan, perineum menjadi kendur

karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang

bergerak maju. Pada postnatal hari ke5, perineum sudah

mendapatkan sebagian besar tonusnya sekalipu tetap lebih kendur

dari pada keadaan sebelum melahirkan (Walyani, 2015).

5). Perubahan pada sistem pencernaan (Gastointestinal)

Diperlukan waktu 3-4 hari sebelum usus kembali normal.

Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun

asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua

hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong

jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit di daerah

perineum dapat menghalangi keinginan untuk (BAB) Buang Air

Besar (Astutik, 2015).

6). Perubahan perkemihan

Buang air kecil sering sulit selam 24 jam pertama

kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli

sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin dan

tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah yang besar


32

akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan.

Setelah plasenta dilahirkan kadar hormon esterogen yang bersifat

menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan

ini menyebabkan dieresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali

normal dalam tempo 6 minggu (Walyani, 2015).

b).Peribahan psikologi nifas

Menurut sukma, dkk 2017 perubahan psikologi nifas yaitu setelah

persalinan, ibu perlu waktu untuk menyesuaikan diri, menjadi dirinya lagi

dan merasa terpisah dengan bayinya sebelum dapat menyentuh bayinya.

Banyak ibu disebut sebagai ibu yang buruk yang menyakitkan mungkin

dipendam sehingga sulit tidur.ibu menderita dengan kebisuannya sehingga

menimbulkan stress karena kemarahan terhadap situasi.

c. Kebutuhan Dasar ibu masa nifas

1) Nutrisi

Nutrisi merupakan zat yang sangat dibutuhkan tubuh untuk

keperluan metabolismenya. Kebutuhan nutrisi pada masa nifas

Khusunya masa menyusui akan meningkat 25%, karena berguna

untuk proses kesembuhan sehabis melahirkan dan untuk

memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi.

(Nurjanah,2013)

2) Ambulasi
33

Membantu mencegah trombosisi pada pembuluh tungkai

dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit

menjadi sehat. Aktivitas dapat dilakukan secara bertahap,

memberikan jarak antara aktivitas dan istirahat. Klien sudah

dibolehkan bangun dari tempat tidur dalam waktu 24-48 jam

postpartum(Nurjanah,2013).

3) Eliminasi

a) Miksi

Miksi disebut hal normal bila dapat buang air kecil spontan

setiap 3-4 jam. (Nurjanah,2013).

b) Defekasi

Biasanya 2-3 hari post partum masih sulit buang air besar. Agar

dapat buang air besar teratur dapat dilakukan dengan diet

teratur. Pemberian cairan yang banyak, makanan cukup serat,

dan olah raga (Nurjanah,2013).

4) Kebersihan Diri

Ada beberapa hal penting dalam perawatan kebersihan diri

ibu post partum ; menjaga kebersihan seluruh tubuh untuk

mencegah infeksi dan alergi kulit pada bayi, bersihkan daerah

kelamin dengan sabun dan air, Mengganti pembalut setiap kali

darah sudah penuh atau minimal 2 kali dalam sehari, cuci tangan
34

dengan sabun dan air setiap kali selesai membersihkan daerah

kemaluannya,Jika mempunyai luka episiotomi, hindari menyentuh

daerah luka.

5) Istirahat

Tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam

hari dan 1 jam pada siang hari untuk mencegah kelelahan

berlebihan. Anjurkan ibu untuk kembali beraktifitas pada kegiatan

rumah tangga secara perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau

beristirahat selama bayi tidur.

6) Seksualitas

Berhubungan seks dapat dilakukan apabila luka episiotomi

telah sembuh dan lokea telah henti. Hendaknya pula hubungan seks

dapat ditunda sampai 40 hari setelah persalinan, karena pada waktu

itu diharapkan organ-organ tubuh telah pulih kembali. Secara fisik

aman untuk memulai hubungan seksual suami-istri begitu darah

merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya

kedalam vagina tanpa rasa nyeri, aman untuk melakukan hubungan

suami istri (Nurjanah,2013).

7) Latihan/senam nifas
35

Tujuan senam nifas diantaranya : memperlancar terjadinya

proses involusi uteri (kembalinya rahim kebentuk semula); cepat

pemulihan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan pada kondisi

semula; mencegah komplikasi yang mungkin terjadi selama

menjalani masa nifas; memelihara dan memperkuat otot perut, otot

dasar panggul, serta otot pergerakan;memperbaiki sirkulasi darah,

sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, tonus otot pelvis,

regangan otot tungkai bawah; menghindari pembengkakan pada

peregangan kaki dan mencegah timbulnya varices(Nurjanah,2013).

Manfaat senam nifas diantaranya: membantu

penyembuhanrahim, perut dan otot pinggul yang mengalami trauma

serta cepat kembalinya bagian-bagian tersebut ke bentuk normal;

membantu menormalkan sendi yang menjadi longgar diakibatkan

kehamilan; menghasilkan manfaat psikologis menambah

kemampuan menghadapi stres dan bersantai sehingga mengurangi

depresi pasca-persalinan (Nurjanah,2013).

4. Neonatus

a. Pengertian neonatus

Menurut Wahyuni (2012) Bayi Baru Lahir (BBL) normal adalah bayi

yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan

lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram.


36

b. Adaptasi neonatus

Adaptasi fisiologi neonatus merupakan proses penyesuaian

fungsional neonatus dari kehidupan didalam uterus ke kehidupan

diluar uterus. kemampuan adaptasi fisiologis disebut juga homeostatis.

homeostatis artinya kemampuan mempertahankan unsur-unsur vital

yang bersifat dinamis dipengaruhi oleh pertumbuhan dan

perkembangan termasuk masa pertumbuhan dan perkembangan

intrauterine .

Neonatus juga dapat mengalami kehilangan panas lebih cepat

dan menunjukkan tanda vital yang tidak sabil ( Komakech,et,2020).

Tanda vital merupakan parameter untuk menilai fungsi organ vital

tubuh atau mekanisme homeostatis tubuh meliputi suhu tubuh, denyut

jantung, pernafasan, tekanan darah, saturasi oksigen neonatus

(mardini,et al,2020)

5. Keluarga Berencana

a. Pengertian KB

Keluarga Berencana merupakan salah satu strategi untuk

mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4 Terlalu:

terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu sering

melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan

(di atas usia 35 tahun). Selain itu, program KB juga bertujuan untuk

meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram,


37

dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan

kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin (Kemenkes, 2015).

Keluarga berencana merupakan upaya untuk mencegah

kehamilan dan mengukur jumlah adan jarak anak yang diinginakan,

upaya ini dapat bersifat semntara maupun bersifat permanen (Diana,

Sulis: 2017).

Menurut Purba (2021), Keluarga Berencana (KB) merupakan

usaha pokok di dalam kebijakan kependudukan umumnya dan usaha

menurunkan tingkat kelahiran khususnya. Usaha menurunkan kelahiran

melalui keluarga berencana sekaligus dikaitkan dengan meningkatkan

kesejahteraan ibu dan anak. Sasaran keluarga berencana adalah seluruh

lapisan masyarakat

b. Tujuan KB meliputi :

1) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda

kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah

kelahiran anak pertama sertamenghentikan kehamilan bila dirasakan

anak telah cukup.

2) Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah

menikahlebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai

keturunan hal inimemungkinkan untuk tercapainya keluarga

bahagia.
38

3) Konseling perkawinan atau nasehat perkawinan bagi remaja atau

pasangan yang akan menikah degan harapan bahwa pasangan akan

mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam

membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.

c. Manfaat KB

Manfaat kb antara lain :

Menjaga kesehatan ibu dan bayi, Mendorong kecukupan ASI dan pola

asuh yang baik bagi anak, Mencegah kehamilan tidak direncanakan,

Menurunkan angka kematian ibu dan bayi, Membentuk keluarga yang

berkualitas

d. Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi

Sikap, pengetahuan ibu dan pelayanan Kb, tingkat pengetahuan ibu,

dukungan suami seta pelayanan dalam keluarga berencana.

e. Sasaran Program KB

Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung

dan sasaran tidak langsung, tergantung tujuan yang ingin dicapai.

Sasaran langsungnya adalah pasangan usia subur (PUS) yaitu pasangan

yang wanitanya berusia antara 15- 49 tahun, karena kelompok ini

merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan

setiap kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. Sedangkan

Sasaran tidak langsung adalah kelompok usia remaja 15- 19 tahun,

remaja ini memang bukan merupakan target untuk menggunakan alat


39

kontrasepsi secara langsung tetapi merupakan kelompok yang beresiko

untuk melakukan hubungan seksual akibat telah berfungsinya alat- alat

reproduksinya (Suratun, dkk. 2013).

B. Standar Asuhan kebidanan

Standar asuhan kebidanan yaitu berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan

Republik Indonesia No.938/MENKES/PER/X/2007 tentang Standar Asuhan

Kebidanan adalah acuan proses pengambilan keputusan dan tindakan yang

dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup prakteknya

berdasarkan kiat dan ilmu dan kiat kebidanan mulai dari pengkajian, perumusan,

diagnosa, atau masalah kebidanan,perencanaan, implementasi, evaluasi, dan

pencatatan asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP

1. Standar I : pengkajian

a. Pernyataan standar

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

b. Kriteria pengkajian

1) Data tepat, akurat, dan lengkap

2) Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa : biodata, keluhan utama,

riwayat obstetri, riwayat kesehatan, latar belakang sosial budaya)

2. Standar II : perumusan diagnose atau masalah kebidanan

a. Pernyataan standar
40

Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,

menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan

diagnosa dan masalah kebidanan yang tepat.

b. Kriteria perumusan diagnosa atau masalah

1) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

2) Masalah dirumuskan sesuai kondisi pasien

3) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan

3. Standar III : perencanaan

a. Pernyataan standar

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan

masalah yang ditegakkan.

b. Kriteria perencanaan

1) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan

kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan

secara komprehensif.

2) Melibatkan klien/pasien dan keluarga

3) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien

berdasarkan evidence base dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermanfaat untuk klien

4) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber

daya serta fasilitas yang ada


41

4. Standar IV : Implementasi

a. Pernyataan standar

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif.

Efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence base kepada klien/pasien

dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi, dan rujukan.

b. Kriteria

1) Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-

spiritual-kultural

2) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujan dari klien

atau keluarganya

3) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence base

4) Melibatkan klien dalam setiap tindakan

5) Menjaga privasi klien

6) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi

7) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan

8) Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada dan

sesuai

9) Melakukan tindakan sesuai standar

10) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

5. Standar V : Evaluasi

a. Pernyataan standar
42

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan

untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan sesuai

dengan perubahan perkembangan kondisi klien.

b. Kriteria evaluasi

1) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan

sesuai kondisi klien

2) Hasil evaluasi segera dicatat dan didokumentasi pada klien

3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar

4) Hasil evaluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien

6. Standar VI : pencatatan asuhan kebidanan

a. Pernyataan standar

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas

mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam

memberikan asuhan kebidanan.

b. kriteria asuhan kebidanan

1) Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada

formulir yang tersedia (rekam medis/KMS/status pasien/KIA)

2) Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP

S : subyektif, mencatat hasil anamnesa

O : data obyektif, mencatat hasil pemeriksaan

A : data hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan


43

P : penatalaksanaan mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif:

penyuluhan, dukungan, kolaborasi evaluasi/follow up dan

rujukan.

C. Kewenangan Bidan

Kewenangan bidan merupakan aspek hukum dan perundangan yang

mengatur tugas pokok dan kompetensi bidan terkait kasus yang dipilih.

Berdasarkan Permenkes RI No 28/Menkes/Per/XVII/2017 Tentang Izin Dan

Penyelenggaraan Praktik Bidan Bab III Penyelenggaraan Praktik

Pasal 18

Dalam penyelenggaraan praktik kebidanan, bidan memiliki kewenangan

untuk memberikan :

1) Pelayanan kesehatan ibu

2) Pelayanan kesehatan anak

3) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

Pasal 19

a. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf a

diberikan pada masa sebelum hamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa

nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.

b. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

1. Pelayanan konseling pada masa sebelum hamil


44

2. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

3. Pelayanan persalinan normal

4. Pelayanan ibu nifas normal

5. Pelayanan ibu menyusui

6. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

c. Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), bidan berwenang untuk :

1. Episiotomi

2. Pertolongan persalinan normal

3. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

4. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan

5. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

6. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

7. Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu

eksklusif

8. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III dan postpartum

9. Penyuluhan dan konseling

10. Bimbingan pada kelompok ibu hamil

11. Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran

Pasal 20

a) Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf b

diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak prasekolah.
45

b) Dalam memberikan pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), Bidan berwenang melakukan:

1. Pelayanan neonatal esensial

2. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan

3. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah,

dan

4. Konseling dan penyuluhan

c) Pelayanan neonatal esensial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

meliputi inisiasi menyusui dini, pemotongan dan perawatan tali pusat,

pemberian suntikan Vit K1, pemberian imunisasi B0, pemeriksaan fisik bayi

baru lahir, pemantauan tanda bahaya, pemberian tanda identitas 108 diri, dan

merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil dan tepat

waktu ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu.

d) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:

1).Penanganan awal asfiksia bayi baru lahir melalui pembersihan jalan

nafas, ventilasi tekanan positif, dan/ kompresi jantung.

2).Penanganan awal hipotermia pada bayi baru lahir dengan BBLR

melalui penggunaan selimut atau fasilitas dengan cara menghangatkan tubuh

bayi dengan metode kangguru

3). Penanganan awal infeksi tali pusat dengan mengoleskan alkohol

atau povidon iodine serta menjaga luka tali pusat tetap bersih dan kering, dan
46

4).Membersihkan dan pemberian salep mata pada bayi baru lahir

dengan infeksi gonore (GO)

e) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak prasekolah

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c meliputi kegiatan penimbangan

berat badan, pengukuran lingkar kepala, pengukuran tinggi badan, stimulasi

deteksi dini, dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita

dengan menggunakan kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP)

f) Konseling dan penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d

meliputi pemberian komunikasi, informasi, edukasi (KIE) kepada ibu dan

keluarga tentang perawatan bayi baru lahir, pelayanan kesehatan, imunisasi,

gizi seimbang, PHBS, dan tumbuh kembang.

Pasal 21

Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf c, Bidan berwenang

memberikan:

g. Penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana

h. Pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntikan


BAB III
METODE LAPORAN KASUS

A. Kerangka Konsep Kegiatan Asuhan COC

Kehamilan
Persalinan dan
BBL Nifas, Neonatus
dan KB
Asuhan kehamilan 7
langkah Varney ANC 10 KALA I (ᴓ 0-10cm):
KF1/KN1
T. Ukur BB & TB, Ukur Fase laten,
TB, Ukur LILA, ukur TFU, pembukaan < 4 cm Cegah perdarahan, deteksi dan
Tentukan presentase & rawat penyebab lain perdarahan,
DJJ, TT, Tablet Fe, Tes Fase aktif : akselerasi konseling cara cegah perdarahan,
Lab, Penanganan kasus, (pembukaan 4 cm), beri ASI awal, lakukan hubungan
dan Temu wicara dilatasi maksimal ibu-bayi, cegah hipotermi pada
(pembukaan 4-8 cm), bayi, bidan bersama ibu & bayi
deselerasi selama 2 jam pertama atau sampai
(pembukaan 9-10 cm) ibu dan bayi stabil

Kesehatan ibu
dan janin
KF2/KN 2

KALA II (ᴓ Lengkap - BBL) : Pastikan involusi


Penatalaksanaan 60 baik, nilai tanda-
KALA III (BBL-Plasenta) : Langkah APN. tanda bahaya,
Nilai tanda-tanda pastikan makan,
pelepasan plasenta dan minum dan istirahat
lakukan Manajemen Aktif ibu, pastikan ibu beri
Kala (MAK) III ASI eksklusif,
konseling perawatan
bayi sehari-hari
Ibu sehat bayi KALA IV : Periksa TFU, nutrisi &
lahir dengan hidrasi, bersihkan ibu, istirahat, ASI, Nifas berlangsung
selamat bantu ibu, ke kamar, mandi, ajari normal, bayi sehat dan
periksa TFU & tanda bahaya Ibu menjadi akseptor KB

47
48

Gambar 1. Kerangka Konsep Ibu Hamil, Bersalin dan BBL, Nifas, Neonatus dan KB

B. Pendekatan /Desain Penelitian (Case Study)

Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

penelitian atau menguji keahlian hipotesis. Desain dalam penelitian kualitatif

dapat bervariasi sehubungan dengan bentuk alami yang dijumpai oleh peneliti

yang bersangkutan di lapangan. Dalam penyusunan laporan tugas ahkir perlu

direncanakan desain penelitian agar penelitian berjalan sesuai apa yang

diharapkan (Sujarweni, 2014).

Metode yang digunakan dalam asuhan komprehensif pada ibu hamil,

bersalin, nifas, neonatus dan KB ini adalah metode penelitian deskriptif dan jenis

penelitian deskriptif yang digunakan adalah study penelaahan kasus (Case

Study), yakni dengan cara meneliti suatu permasalahan yang berhubungan

dengan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian

khusus yang muncul sehubungan dengan kasus maupun tindakan dan reaksi

kasus terhadap suatu perlakuan.

Studi kasus yang digunakan penulis dalam pembuatan LTA ini dengan

menggunakan asuhan kebidanan komprehensif menurut SOAP. SOAP adalah

cara mencatat informasi tentang pasien yang berhubungan dengan masalah

pasien yang terdapat pada catatan kebidanan. Bersifat sederhana, jelas, logis dan

singkat. Prinsip pendokumentasian secara SOAP: S (Subjective) yaitu pernyataan

atau keluhan pasien yang di dapat dari anamnesa. O (Objektive) yaitu data yang

diobservasi yang didapat dari pemeriksaan dilakukan oleh tenaga. Case Studi
49

dalam penelitian ini adalah asuhan kebidanan pada Ny.”E” G5P4A0 Usia

kehamilan 38 Minggu 3 Hari mulai dari kehamilan, bersalin, bayi baru lahir,

nifas, neonatal serta pemilihan alat kontrasepsi.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat studi kasus

Studi kasus ini dilaksanakan di Puskesmas Tanasitolo Kab. Wajo

2. Waktu penelitian

Pelaksanaan studi kasus ini pada tanggal 10 Januari s/d 06 maret 2022

D. Obyek Penelitian/Partisipan

Obyek Penelitian/Partisipan dalam studi kasus ini yaitu Ny.”M” dengan asuhan

kebidanan komprehensif.

E. Metode Pengumpulan Data

Pengambilan data asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.”M” menggunakan

beberapa metode, diantaranya :

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu manajemen asuhan kebidanan

sesuai 7 langkah Varney:

1. Langkah 1 Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi atau data yang

akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :

a. Anamnesis
50

Anamnesis dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat menstruasi,

riwayat kesehatan, persalinan, dan nifas, bio-psiko-sosial-spiritual serta

pengetahuan klien.

b. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan klien

serta tanda-tanda vital, meliputi :

1) Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi)

2) Pemeriksaan penunjang (laboratorium dan catatan terbaru serta

catatan sebelumnya.

Dalam manajemen kolaborasi, bila klien mengalami komplikasi yang

perlu dikonsultasikan kepada dokter, bidan akan melakukan upaya

konsultasi. Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan

langkah berikutnya sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang 10

dihadapi akan menentukan benar tidaknya proses interprestasi pada tahap

selanjutnya. Oleh karena itu pendekatan ini harus komprehensif, mencakup

data subjektif, data objektif, dan hasil pemeriksaan sehingga dapat

menggambarkan keadaan klien yang sebenarnya valid. Kaji ulang data yang

sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat.

2. Langkah 2 Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan

sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah


51

sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang

diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.

Diagnosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan bidan dalam

lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis

kebidanan. Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien

yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.

Standar nomenklatur diagnosa kebidanan:

a. Diakui dan telah disahkan oleh profesi

b. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan

c. Memiliki ciri khas kebidanan

d. Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan

e. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan

Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah

tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan

penanganan. Masalah adalah hal-hal berkaitan dengan pengalaman klien

yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai. Masalah sering

berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita yang

diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering

menyertai diagnosa. Selain masalah yang tetap membutuhkan penanganan,

klien juga memiliki kebutuhan.


52

Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum

teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan

melakukan analisa data.

3. Langkah 3 Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

Mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial berdasarkan masalah dan

diagnose saat ini berkenaan dengan tindakan antisipasi, pencegahan, jika

memungkinkan, menunggu dengan waspada penuh, dan persiapan terhadap

semua keadaan yang mungkin muncul. Langkah ini adalah langkah yang

sangat penting dalam memberi perawatan kesehatan yang aman.

4. Langkah 4 Menetapkan Kebutuhan Tindakan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan

atau dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan

yang lain sesuai dengan kondisi klien.

Langkah keempat ini mencerminkan kesinambungan dari proses

manajemen kebidanan. Jadi manajemen kebidanan bukan hanya selama

asuhan primer periodic atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama

wanita tersebut bersama bidan terus-menerus.

5. Langkah 5 Menyusun Rencana Asuhan

Pada langkah ini asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-

langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen

terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi,

pada langkah ini informasi atau data dasar tang tidak lengkap dapat
53

dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang

sudah diidentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang

berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita

tersebut seperti apa yng diperkirakan akan tejadi berikunya.

Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh kedua belah pihak yaitu

oleh bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien

merupakan bagian dari pelaksanaan perencanaan tersebut, oleh karena itu

pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai

dengan pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat kesepakatan

bersama sebelum melaksankannya.

6. Langkah 6 Implementasi

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah diuraikan pada langkah ke lima akan dilaksanakan secara efisien dan

aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, atau sebagian

oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

Jika bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tangggung

jawab untu mengarahkan pelaksanaannya. Dalam situasi dimana

berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami

komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien

adalah bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama

secara menyeluruh tersebut.

7. Langkah 7 Evaluasi
54

Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-

benar telah terpenuhi atau sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah

diidentifikasi didalam masalah dan diagnose. Rencana tersebut dapat dianggap

efektif jika memang benar efektif pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa

sebagian rencana tersebut telah efektif sedangkan sebagian belum efektif.

Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kontinu maka

perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efetif melalui proses

manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak efektif

serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut.

F. Etika Peneliti

Dalam melakukan penelitian perlu mendapatkan rekomendasi dari institusi atau

pihak lain dengan pengajuan permohonan izin kepada institusi atau lembaga tempat

penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan barulah melakukan penelitian dengan

menekankan pada masalah etika yang meliputi. ( Efendi,2016)

1.informen consent

Informen consent adalah persetujuan bebas yang diberikan oleh terhadap

suatu tindakan medis, setelah ia memperoleh semua informasi yang penting mengenal

sifat serta konsekuensi tindakan tersebut. Infomen consent dibuat berdasarkan prinsip

autonomi,benecifentia dan nonmaleficentia yang berakar pada martabat manusia

dimana otonomi dan integrasi pribadi pasien dilindungi dan dihormati.

2.Anonomity ( Tanpa Nama )


55

Untuk menjaga kerahasiaan, maka peneliti tidak akan mencantumkan identitas

(nama) tapi cuckup dengan memberikan kode pada masing-masing lembar tersebut.

3.confidentiality ( kerahasiaan )

Menjelaskan masing-masing responden yang akan dirahasiakan dalam

penelitian. Kerahasiaan oleh peneliti, hanya data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset.(Aziz,2016 )

Anda mungkin juga menyukai