Disusun Oleh :
1. Aria Dhara Sekar A (10217008)
2. Elvita Ratna K.D (10217020)
3. Firman Teguh W (10217027)
4. Lia Hayu Ratnasari (10217038)
5. Odya Hafidz P (10217047)
6. Reda ayu Saraswati (10217051)
7. Timing Dwi Noer S (10217060)
S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama allah swt yang Maha Pengasih lagi Maha
penyanyang, Kami panjatkan puja puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang “ASUHAN KEPERAWATAN
PANKREATITIS”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaharui makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................…....i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................4
2.1 Definisi dari Pankreatitis......................................................................................4
2.2 Etiologi dari Pankreatitis......................................................................................5
2.3 Manifestasi Klinis dari Pankreatitis.....................................................................5
2.4 Komplikasi dari Pankreatitis................................................................................6
2.5 Penunjang apa yang digunakan untuk memastikan dari Pankreatitis..................7
2.6 Penatalaksanaan dari Pankreatitis........................................................................9
2.7 Patofisiologi dari Pankreatitis..............................................................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PANKREATITIS........................................13
BAB IV PENUTUP...................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pankreas merupakan suatu organ yang mempunyai fungsi endokrin dan
eksokrin, dan kedua fungsi ini saling berhubungan. Fungsi eksokrin yang utama
adalah untuk memfasilitasi proses pencernaan melalui sekresi enzim-enzim ke
dalam duodenum proksimal. Sekretin dan kolesistokinin-pankreozimin (CCC-PZ)
merupakan hormon traktus gastrointestinal yang membantu dalam mencerna zat-
zat makanan dengan mengendalikan sekret pankreas. Sekresi enzim pankreas
yang normal berkisar dari 1500-2500 mm/hari.
Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada
pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif
ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal
yang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Brunner & Suddart, 2001;
1338)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Pankreatitits?
2. Apa etiologi dari Pankreatitis?
3. Bagaimana Manifestasi Klinis dari Pankreatitis?
4. Apasajakah penyakit komplikasi dari Pankreatitis?
5. Pemeriksaan Penunjang apa yang digunakan untuk memastikan dari
Pankreatitis?
6. Bagaimana penatalaksanaan dari Pankreatitis?
7. Bagaimana Patofisiologi dari Pankreatitis?
8. Bagaimana Asuhan Keperawatan dari Pankreatitis?
1
BAB II
PEMBAHASAN
Etiologi yang paling sering adalah batu empedu (40-70%) dan alkohol (25-
35%). Karena prevalensi yang tinggi dan pentingnya pencegahan, USG abdomen
untuk menilai kolelitiasis harus dilakukan pada semua pasien pankreatitis akut.
Pankreatitis karena batu empedu biasanya merupakan kejadian akut, dan sembuh
apabila batu telah disingkirkan atau lewat/lepas secara spontan. Apabila tidak
ada riwayat batu empedu dan minum alkohol, medikasi, agen infeksius, dan
penyebab metabolik seperti hiperkalsemia dan hiperparatiroid dianggap sebagai
penyebab. Beberapa obat termasuk 6-mercaptopurine, azathioprine, dan DDI
(2’-,3’-dideoxyinosine) dapat menyebabkan pankreatitis akut. Trigliserida serum
harus di atas 1000 mg/dL untuk dipertimbangkan sebagai penyebab pankreatitis
akut jika tidak ditemukan etiologi lain. Pankreatitis akut idiopatik didefinisikan
sebagai pankreatitis dengan/tanpa etiologi yang dapat ditemukan setelah
2
pemeriksaan awal (termasuk kadar kalsium dan lemak) dan pemeriksaan
radiologi (USG abdomen dan CT scan).
Hipertriglisedemia Hiperkalsemia
Gagal ginjal
Infrksi pankreas
Disfungsi sfingter oddi
Latrogenik (misal trauma, ERCP)
Terapi obat
3
2.3 Manifestasi Klinis
Gejala utama dan paling mencolok adalah keluhan nyeri pada perut, timbul
akut dan terus-menerus. Nyeri terlokalisirpada epigastrium, menjalar ke
kanan kiri garis midepigastrik, ke punggung. Pada umumnya nyeri akan
berkurang dengan posisi duduk sambil membungkuk ke depan. Gejala lain
adalah muntah, muntah pada 24 jam pertama, kemudian dapat hilang seiring
dengan berat ringannya infeksi atau kerusakan pankreas. Tanda fisik berupa
kembung, bising usus menurun, demam. Gejala sistemik berupa
leukositosis,takikardia, perdarahan saluran cerna dan bahkan bisa syok.(Diyono &
Mulyanti,2013)
2.4 Komplikasi
Komplikasi multisistem pankreatitis akut berhubungan dengan
kemampuan pankreas untuk menghasilkan zat vasoaktif yang mempengaruhi
organ diseluruh tubuh.
Hal ini di gambarkan pada tabel (Hudak & Gallo,2010)
Organ Komplikasi
Pulmonari 1. Atelektasis
2. Sindrom gagal pernapasan akut
Kardiovaskuker 1. Syok hipotensif
2. Depresi miokardial (MDF)
Ginjal 1. Gagal ginjal akut
Hematologi 1. Koagulasi intravaskuler
diseminata
Metabolik 1. Hipokalsemia
2. Metabolik asidosis
Gastrointestinal 1. Pseudokis pankreatik
2. Abses pankreas
3. Pendarahan gastrointestinal
4
Tampaknya, begitu sel-sel pankreas dirusak, maka lebih banyak enzim-
enzim pencernaan dilepaskan, yang selanjutnya menyebabkan timbulnya
kerusakan pada pankreas. Efek lokal pankreatitis termasuk inflamasi
pankreas, inflamasi peritoneum di sekitar pankreas dan akumulasi cairan
dalam rongga peritoneal. Efek sistemik utama lainnya dari pelepasan enzim
pencernaan ke dalam sirkulasi adalah vasodilatasi perifer, yang pada
gilirannya dapat mengakibatkan hipotensi dan syok. Penurunan perfusi pada
pankreas dapat mengakibatkan pelepasan faktor depresan faktor depresan
miokardial. Faktor depresan miokardial diketahui dapat menurunkan
kontraktilitas jantung dan oleh karenanya dapat mempengaruhi curah jantung.
Perfusi keseluruh organ tubuh kemudian dapat terganggu. Resusitasi cairan
dini dan agresif diduga dapat mencegah pelepasan MDF. Aktivasi tripsin
diketahui dapat menyebabkan abnormalitas dalam koagulasi darah dan lisis
bekuan. Koagulasi intravaskular diseminata dengan keterkaitan gangguan
perdarahan selanjutnya dapat mempengaruhi keseimbangan cairan.Pelepasan
enzim-enzim lain misalnya fosfolipase diduga menyebabkan banyak
komplikasi pulmonar yang berhubungan dengan pankreatitis akut. Ini
termasuk hipoksemia arterial, atelektasis, efusi pleura, pneumonia, gagal
napas akut dan sindroma distress pernapasan akut.
Gas darah arterial harus diperiksa setiap 8 jam selama beberapa hari
pertama untuk memantau komplikasi ini. Penanganan hipoksemia termasuk
perawatan pulmonar (misalnya napas dalam dan batuk) dan perubahan
posisi berulang kali. Terapi oksigen dapat pula digunakan untuk
memperbaiki status oksigenasi keseluruhan. Pemberian cairan dengan berhati-
hati adalah penting untuk mencegah kelebihan cairan dan kongesti pulmonar.
Pasien dengan gangguan respiratori akut membutuhkan dukungan ventilator
mekanik.Gagal ginjal akut diduga sebagai konsekuensi hipovolemia dan
penurunan perfusi ginjal yang berkaitan. Kematian selama dua minggu
pertama pankeatitis akut biasanya diakibatkan oleh komplikasi pulmonar atau
komplikasi ginjal. Komplikasi metabolik dari pankreatitis akut termasuk
5
hipokalsemia dan hiperlipidemia, yang diduga berhubungan pada daerah
nekrosis lemak di sekitar pankreas yang meradang. Hiperglikemiadapat timbul
disebabkan respon terhadap stress. Kerusakan sel-sel islet langerhans
menyebabkan hiperglikemia refraktori. Asidosis metabolik dapat diakibatkan
oleh hipoperfusi dan aktivasi metabolik anaerobik.
Komplikasi gastrointestinal dari pankreatitis akut termasuk pseudokis
pankreatik, abses pankreatik, dan hemoragi gastrointestinal akut.
Pseudokis pankreatik terjadi sampai 20 % dari seluruh pankreatitis akut dan
bagian dari proses nekrotisasi. Pseudokis merupakan penumpukan debris
peradangan dan sekresi pankreas. Pseudokis dapat pecah dan hemoragi atau
menjadi terinfeksi yang menyebabkan translokasi bakteri dan sepsis.
Pseudokis harus dicurigai terjadi pada setiap pasien yang mengalami nyeri
abdomen persisten disertai rasa mual dan muntah, demam yang
berkepanjangan dan peningkatan amilase serum. CT Scan dapat berguna dalam
mendiagnosa letak dan ukuran pseudokis.Abses pankreatik adalah suatu
penumpukan bahan-bahan purulen di sekitar dinding pankreas. Tanpa intervensi
operasi angka kematiannya 100%. Tanda-tanda dan gejala abses abdomen
termasuk kenaikan sejumlah SDP, demam, nyeri abdomen, dan muntah.
Sumber-sumber hemoragi gastrointestinal termasuk perdarahan ulkus
peptikum, gastroduodenitis hemoragik, ulkus peptikum dan sindrom malory-
wiess. (Hudak & Gallo,2010)
6
b. Blood urea nitrogen (BUN) meningkat saat masuk (> 20 mg/dL) atau
meningkat 24 jam setelahnya, mengindikasikan perburukan.
2. Pemeriksaan Radiologik
Adanya efusi pleura pada X-ray dada saat masuk memprediksi
perburukan. Namun,CT scan abdomen lebih penting. Gradation system pada
hasil CT scan dikembangkan oleh Balthazar, digabung dengan skor
nekrosis,mendapatkan radiological severity index (CT Severity Index); skor
lebih tinggi dari 5 mempunyai mortalitas lebih tinggi,perawatandi RS; lebih
lama dan lebih membutuhkan nekrosektomi. Tidak semua pasien pankreatitis
akut membutuhkan CT scan, kecuali mereka dengan pankreatitis akut berat
atau menunjukkan penurunan kondisi selama perawatan ( Cruz-Santamaría
DM,dkk.,2012).
2.6 Penatalaksanaan
1. Pengobatan yang bersifat simptomatik seperti pemberian analgetik contohnya
meperidin untuk mengurangi nyeri penderita, memberi obat antiemetic untuk
mengurangi mual dan muntah.
2. Semua asupan oral harus dihentikan karena dapat mempengaruhi sekresi pada
gaster dan pankreas dimana sekresi itu akan naik apabila ada bahan makanan
yang masuk.
7
8. Rainase billier. Tindakan pemasangan drainase pada pankreas mempunyai
tujuan mengurangi timbunan sekresi pada pankreas dan akan melancarkan
aliran pada pankreas.
2.7 Patofisiologi
Enzim-enzim proteolitik pankreas disimpan dalam bentuk granul zimogen
asinar sebagai pro-enzim. Normalnya, enzim-enzim tersebut baru diaktifkan
hanya setelah berada di dalam duodenum sebagai akibat dari aktivitas
enzim brush border enterokinase. Enzim ini akan mengaktifkan tripsinogen
menjadi tripsin yang selanjutnya mengaktifkan bukan hanya lebih banyak
tripsinogen tetapi juga semua proenzim proteolitik yang lain. Lebih lanjut,
proteksi jaringan asinar pankreas dilaksanakan oleh inhibitor tripsin; inhibitor
ini diproduksi oleh kelenjar asinus dalam pankreas yang mengelilingi butir-
butir granul zimogen. Inhibitor tripsin membuat inaktif setiap enzim tripsin
yang terbentuk secara 15autokatalitis di dalam asinus pankreas. Mekanisme
proteksi ini dapat mengalami kegagalan karena berbagai faktor seperti misalnya
endotoksin, eksotoksin, infeksi virus, iskemia, anoreksia atau trauma langsung
pankreas.
8
Kebocoran enzim-enzim lipolitik ke dalam jaringan lemak peri-pankreas
menyebabkan nekrosis lemak. Hipokalsemia yang cukup berat sehingga
dapat terjadi tetapi kerapkali terlihat tetapi penyebabnya tidak jelas. Tidak
ada bukti eksperimental yang menunjukkan bahwa keadaan ini disebabkan
oleh pengendapan kalsium dalam jaringan lemak yang mengalami nekrosis.
Hiperglikemia umumnya terlihat pada pasien-pasien pankreatitis akut.
Penyebabnya diyakini bersifat multifaktor seperti misalnya peningkatan pelepasan
glukosa, penurunan pelepasan isulin dan peningkatan sekresi glukokortikoid
adrenal serta katekolamin. Kenaikan nyata kadar enzim amilase serum dan
atau lipase merupakan petunjuk diagnostik.
9
WOC
Faktor penyebab : alkohol, batu empedu, obat – obatan, proses infeksi
Pola nafas
terganggu
Pola nafas
tidak efektif
10
KASUS
Pada hari Rabu 15 Maret 2019 pukul 13.00 Nn N umur 63 tahun diantar oleh
suaminya datang ke IGD RS Bhakti Wiyata dengan keluhan nyeri perut pada daerah
epigastrium, pasien merasa mual muntah dan demam. Nyeri yang dirasakan pasien
seperti tertusuk-tusuk sehingga pasien tidak bisa bendiri, dan keluhan yang dirasakan
terus-menerus sampai menjalar kepunggung kiri. Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda
vital oleh perawat didapat TD : 100/70mmHg, Nadi : 96x/mnt, Suhu : 38oC, RR :
20x/menit
11
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA KEDIRI
IDENTITAS
1. Nama Pasien : Nn A Penanggung jawab Biaya : Tn T
2. Umur : 63 Nama : Tn T
3. Suku/ Bangsa : Jawa Alamat : Kediri
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Ibu rumahtangga
7. Alamat : Kediri
2. Riwayat Penyakit Sekarang → Pada hari Rabu 15 Maret 2019 pukul 13.00 Nn N
umur 63 tahun diantar oleh suaminya datang ke IGD RS Bhakti Wiyata dengan
keluhan nyeri perut pada daerah epigastrium, pasien merasa mual muntah dan
demam. Nyeri yang dirasakan pasien seperti tertusuk-tusuk sehingga pasien tidak
bisa bendiri, dan keluhan yang dirasakan terus-menerus sampai menjalar
kepunggung kiri. Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital oleh perawat didapat TD
: 100/70mmHg, Nadi : 96x/mnt, Suhu : 38oC, RR : 20x/menit.
3.
a. P = Provoking atau Paliatif
Pasien merasakan nyeri yang disebabkan penyakit yang sedang dideritanya,
yaitu Pankreatitis.
b. Q = Quality
Nyeri pada daerah epigastrum sampai punggung
c. R = Region
12
Nyeri pada daerah epigastrum sampai punggung
d. S = Severity
Nyeri yang dirasakan pasien dengan skala nyeri 2 (sedang)
e. T = Time
Nyeri dirasakan hampir setiap saat.
Menurut Skala Intensitas Numerik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
13
Riwayat kontrol : Tidak ada
Riwayat penggunaan obat : Tidak ada
3. Riwayat alergi : ya tidak Jenis : Tidak ada
4. Riwayat operasi : ya tidak Kapan : Tidak pernah
2. Keadaan Umum
Klien tampak mual ,muntah dan demam.
3. Sistem Pernafasan
Inspeksi
a. Keluhan : sesak nyeri waktu nafas
Batuk : produktif Kering Darah
Sekret : Tidak ada Konsistensi : Tidak ada
Warna : Tidak ada Bau : Tidak ada
b. Irama nafas Teratur Tidak teratur
c. Pola Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
d. Bentuk dada Simetris Asimetris
e. Bentuk thorax Normal chest Pigeon chest
Funnel chest Barrel chest
f. Retraksi Intercosta ya tidak
g. Retraksi Suprasternal ya tidak
h. Pernafsn cuping hidung ya tidak
i. Alat bantu napas ya tidak
Jenis : Tidak ada Flow: Tidak ada
Palpasi
Pemeriksaan taktil / vokal fremitus : Getaran antara kanan dan kiri teraba ( sama )
Perkusi
Area paru : (sonor)
Auskultasi
Suara nafas :
14
Area Vesikuler Bersih Halus Kasar
Area Brochial Bersih Halus Kasar
Area Bronkovesikuler Bersih Halus Kasar
Suara tambahan :
Crakles Rochi Wheezing Pleural Friction rub
Lain-lain :
Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Sistem Persyarafan
a. GCS ( Glasgow Coma Skale )
Eye ( Buka mata ) : Normal
Verbal: Normal
Motorik : Normal
b. Refleks fisiologis patella triceps biceps
c. Refleks patologis babinsky budzinsky kernig
15
d. Keluhan pusing ya tidak
e. Pupil Isokor Anisokor Diameter: Normal
f. Sclera/Konjunctiva anemis ikterus
g. Gangguan pandangan ya tidak
h. Gangguan pendengaran ya tidak
i. Gangguan penciuman ya tidak
j. Kaku kuduk ya tidak
k. Kejang ya tidak
l. Mual ya tidak
m. Muntah ya tidak
n. Nyeri kepala ya tidak
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
6. Sistem perkemihan
a. Kebersihan Bersih Kotor
b. Keluhan Kencing Nokturi Inkontinensia
Gross hematuri Poliuria
Disuria Oliguria
Retensi Hesistensi
Anuria
16
g. Diet padat lunak cair
h. Nafsu makan baik menurun Frekuensi: 1x/hari
i. Porsi makan habis tidak Keterangan : .........
Lain-lain:
Lain-lain:
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
9. Sistem Endokrin
Pembesaran kelenjat tyroid ya tidak
Pembesaran Kelenjar getah bening ya tidak
Hipoglikemia ya tidak
Hiperglikemia ya tidak
Luka gangren ya tidak
Lain-lain:
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Cobaan Tuhan hukuman lainnya
b. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Murung/diam gelisah tegang marah/menangis
c. Reaksi saat interaksi kooperatif tidak kooperatif curiga
17
d. Gangguan konsep diri ya tidak
Lain-lain:
4 Kesulitan
makan dan Tidak ada
minum
5 Usaha untuk
mengatasi Tidak ada Dibuat istirahat
masalah
b. Pola Eliminasi
No Pemenuhan Eliminasi Sebelum Sakit Setelah Sakit
BAB / BAK
1 Jumlah / Waktu Pagi Pagi
BAK : 2x BAK : 1x
BAB : 1x BAB : 1x
Siang Siang
BAK : 1x BAK : 2x
18
BAB : - BAB : -
Malam Malam
BAK : 2x BAK : 1x
BAB : - BAB : -
2 Warna BAK : kuning jernih BAK : kuning
BAB : kuning kecoklatan jernih
BAB : kuning
kecoklatan
3 Bau BAK : bau amoniac/ bau BAK : bau khas
khas urine obat
BAB : bau khas feses BAB : bau khas
obat
4 Konsistensi BAK : 1500ml/hari BAK :
BAB : lunak 1000ml/hari
BAB : lunak
5 Masalah eliminasi - -
6 Cara mengatasi masalah - -
19
sama setiap harinya
PENGKAJIAN SPIRITUAL
Kebiasaan beribadah
a. Sebelum sakit sering kadang- kadang tidak pernah
b. Selama sakit sering kadang- kadang tidak pernah
Masalah Keperawatan : Intoleransi Aktvitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM :
A. Darah Lengkap
Leukosit :14800............. ( N : 3.500 - 10.000 mL )
Eritrosit : Normal ( N : 1,2 juta - 1,5 juta )
Trombosit :213000............. ( N : 150.000 – 350.000 / mL )
Hemoglobin :10,5.................. ( N : 11,0 – 16,3 gr / dl )
Hematrokit :32..................... ( N : 35,0 – 50 gr / dl )
B. Kimia Darah
Ureum : Normal ( N : 10 – 50 mg / dl )
Creatinin : Normal ( N : 07 – 1,5 mg / dl )
SGOT : Normal ( N : 2 – 17 )
SGPT : Normal ( N : 3 – 19 )
BUN : Normal ( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg / dl )
Bilirubin :8,5.................... ( N : 1,0 mg / dl )
Total Protein : Normal ( N : 6,7 – 8,7 mg / dl )
GD Puasa : Normal ( N : 100 mg / dl )
GD 2 JPP : Normal ( N : 140 – 180 mg / dl )
C. Analisa elektrolit
20
Natrium : Normal ( N : 136 – 145 mmol / l )
Kalium : Normal ( N : 3,5 – 5,0 mml / l )
Clorida : Normal ( N : 98 – 106 mmol / l )
Calsium : Normal ( N : 7,6 – 11,0 mg / dl )
Phospor : Normal ( N : 2,5 – 7,07 mg / dl )
21
A. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
DS : Nyeri
Klien mengeluh
nyeri perut pada
daerah epigastrium
DO :
Pasien berkeringat
dingin karena
22
menahan nyeri
DS : Hipertermi
Klien mengeluh
demam
DO :
Hasil pemeriksaan
fisik didapatkan
suhu 38 C
DS : Defisit volume cairan
Klien mengatakan
juga mengalami
mual dan muntah
DO :
Klien tampak pucat
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d edema pada penkreas, distensi abdomen.
2. Hipertermia b.d proses inflamasi.
3. Defisit volume cairan b.d mual dan muntah.
23
C. INTERVENSI
NO DX NOC NIC
1 Nyeri akut b.d edema pada penkreas, Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1. Selidiki keluhan verbal
distensi abdomen. keperawatan diharapkan nyeri hilang/ nyeri, lihat lokasi dan
terkontrol (di buktikan dengan skala intensitas khusus (skala 0
nyeri). -10). Catat faktor-faktor
Kriteria Hasil : yang meningkatkan dan
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu mengurangi nyeri.
penyebab nyeri, mampu 2. Pertahankan tirah baring
menggunakan teknik selama serangan akut.
nonfarmakologi untuk mengurani Berikan lingkungan yang
nyeri). tenang.
2. Melaporkan bahwa nyeri 3. Berikan pilihan tindakan
berkurang dengan menggunakan nyaman (contoh pijatan
manajemen nyeri. punggung); dorong teknik
3. Mampu mengenali nyeri (skala, relaksasi (contoh
intensitas, frekuensi dan tanda bimbingan imajinasi,
nyeri). visualisasi); aktivitas
4. Menyatakan rasa nyaman setelah hiburan (contoh TV,
nyeri berkurang.
24
radio).
4. Kolaborasi pemberian
analgesik narkotik,
contoh meferidin
(demerol).
2 Hipertermia b.d proses inflamasi. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan TTV, khususnya
keperawatan diharapkan suhu kembali pantau suhu tubuh pasien.
normal (36,5oC – 37,5oC). 2. Berikan antiperiutik,
Kriteria Hasil : sesuai anjuran.
1. Suhu tubuh (36,5oC – 37,5oC) 3. Turunkan panas yang
dalam rentang normal. berlebihan dengan
2. Nadi (60-100 x/mnt) dan RR (24 melepas selimut dan
x/mnt) dalam rentang normal. pasang kain sebatas
3. Tidak ada perubahan warna kulit pinggang pada pasien,
dan tidak ada pusing. berikan kompres dingin
pada aksila dan lipatan
paha, seka dengan air
hangat, dan gunakan
selimut hipotermia
25
dengan suhu tinggi.
4. Anjurkan pasien untuk
minum sebanyak
mungkin air jika tidak
dikontraindikasikan.
3 Defisit volume cairan b.d mual dan Tujuan : Cairan dan elektrolit 1. Pertahankan catatan
muntah. terpenuhi. intake dan output yang
Kriteria Hasil : akurat.
1. Mempertahankan urine output 2. Monitor status hidrasi
sesuai dengan usia dan BB. (kelembaban membran,
2. Tekanan darah (110-120/80-90 mukosa, nadi adekuat).
mmHg), nadi (60-100 x/mnt), suhu 3. Monitor TTV.
tubuh (36,5oC – 37,5oC) dalam 4. Monitor status cairan/
batas normal. makanan dan hitung
3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi. intake kalori harian.
4. Elastisitas turgor rentang normal. 5. Kolaborasi pemberian
5. Input dan output cairan seimbang. cairan IV.
6. Edukasi keluarga untuk
membantu pasien
26
D. IMPLEMENTASI
NO. JAM IMPLEMENTASI
1 14.00 Mengkaji tingkat nyeri, lokasi, karakteristik dan integritas nyeri dengan skala (0-10)
14.10 mengObservasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan pasien saat nyeri
14.20 mengkaji pengalaman nyeri pasien baik saat ini atau lampau
14.25 mengajarkan teknik penanganan nyeri non farmakologi pada asien ( relaksasi )
14.35 melakukan penanganan nyeri baik farmakologi maupun non farmakologi
14.45 meningkatkan waktu istirahat pasien cukup
14.50 mengkolaborasikan dengan dokter jika ada tindakan yang tidak berhasil
2 15.00 Mengobservasi TTV terutama suhu pasien
15.10 Memberikan kompres hangat pada pasien
15.20 Menganjurkan pasien memakai pakaian tipis
15.25 Menganjurkanpasien untuk banyak minum
15.30 Memberikan antibiotic : ceftriaxone 1 gr
E. EVALUASI
NO EVALUASI
1 S: - pasien mengatakan abdomen masih terasa sakit . skala nyeri 2
27
- Pasien mengatakan sudah memahami cara mengurangi nyeri dengan terapi relaksasi
O: - ekspresi wajah Nampak meringis
A: - masalah belum teratasi
P: - lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat nyeri
2. Anjurkan teknik relaksasi nafas dalam
3. Memberikan kompres hangat pada abdomen
28
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pankreas merupakan suatu organ yang berperan dalam sistem endokrin,
eksokrin dan juga sistem pencernaan. Dalam sistem endokrin pankreas berperan
menghasilkan hormon isulin dan juga enzim. Pankreatitis akut merupakan
penyakit yang terjadi secara tiba-tiba yang terjadi akibat alkoholisme dan juga
peradangan dari pankreas sendiri. penanganan yang tepat sangat penting untuk
mencegah komplikasi terjadinya kegagalan pernafasan serta komplikasi lain yang
dapat mengakibatkan kematian.
B. Saran
Sebagai tenaga profesional tindakan perawat dalam penanganan masalah
keperawatan khususnya pankreatitis akut harus dibekali dengan pengetahuan
yang luas dan tindakan yang di lakukan harus rasional sesuai gejala penyakit
29
DAFTAR PUSTAKA
30