Anda di halaman 1dari 13

PENYELESAIAN SENGKETA AKAD PEMBAYARAN JASA

SERVIS HONDA DI TINJAU HUKUM ISLAM


(Studi Kasus di Bengkel AHASS Caleue)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Oleh :

NURHALIZA OETARI YANNA


NPM. 18112668

Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah


Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Mu’amalah)

Telah Dilakukan Seminar

Mengetahui Ketua Penguji


Ketua Prodi HES

Mariana, M.Si Mariana, M.Si


PROPOSAL SKRIPSI

Nama : Nurhaliza Oetari Yanna NPM : 18112668

JUDUL

Penyelesaian Sengketa Akad Pembayaran Jasa Servis Honda


Di Tinjau Hukum Islam
(Studi Kasus di Bengkel AHASS Caleue)

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan manusia, kebutuhan yang diperlukan tidak cukup hanya

kebutuhan rohani saja. Manusia juga memerlukan kebutuhan jasmani seperti makan,

minum, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan

jasmaninya, dia harus berhubungan dengan sesama dan alam sekitarnya, inilah yang

disebut dengan masalah muamalah. Termasuk dalam masalah muamalah antara lain

adalah jual beli, pinjam-meminjam, beri-memberi, upah-mengupah, dan lain

sebagainya. Agama Islam itu bukan hanya mengatur hubungan antara manusia

dengan Allah, tetapi juga mengatur hubungan antara manusia dengan manusia.

Di antara masalah-masalah yang banyak melibatkan anggota masyarakat

dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah muamalah yaitu masalah akad dan

transaksi dalam berbagai bidang. Karena masalah muamalah ini langsung melibatkan

manusia dalam masyarakat, maka pedoman dan tatanannya pun perlu dipelajari dan

diketahui dengan baik, sehingga tidak terjadi penyimpangan dan pelanggaran yang

merusak kehidupan ekonomi dan hubungan sesama manusia. Kesadaran

bermuamalah hendaknya tertanam terlebih dahulu dalam diri masing-masing

sebelum terjun dalam kegiatan muamalah. Dan pemahaman agama, pengendalian


diri, pengamalan akhlaqul karimah dan pengetahuan tentang seluk-beluk muamalah

sangat perlu diketahui dan dipelajari dengan baik.

Perjanjian atau akad mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan di

masyarakat yang merupakan dasar dari sekian banyak aktivitas keseharian. Melalui

akad, berbagai kegiatan bisnis dan termasuk usaha menjalankan bengkel motor. Akad

memfasilitasi setiap orang dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingannya yang

tidak dapat dipenuhi sendiri tanpa bantuan dan jasa orang lain, maupun jasa servis

honda dibengkel sekalipun.

Secara umum bengkel adalah tempat untuk memperbaiki suatu kendaraan

yang rusak agar diperbaiki menjadi benar atau menjadi normal kembali yang di

dalamnya terdapat seseorang yang ahli di bidang tersebut. Dalam dunia bisnis

terutama di bidang jasa service bengkel tidak menutup kemungkinan terjadinya

sesuatu yang mungkin tidak diinginkan dapat tejadi. Misalkan, suatu kendala ketika

melakukan pekerjaan. Karena suatu problematika, hambatan, dan rintangan pada

semua bisnis itu pasti ada.

Dalam praktiknya bengkel AHASS Caleue menerapkan sistem pelayanan

pada siang hari, orang-orang yang mau memservis hondanya yang rusak ringgan

biasa menuggu sampai selesai, namun ada juga yang motornya rusak berat dan tidak

siap dalam satu hari, biasanya meninggalkan kunci dan motornya itu langsung di

bengkel dengan tanpa adanya pembicaraan atau akad terlebih dahulu dengan pemilik

ataupun pekerja yang ada di bengkel. Dengan penerapan pelayanan yang seperti

itulah biasanya dari pelanggan mudah untuk melakukan wanprestasi karena kurang

jelasnya akad dari pelanggan ketika memservis hondanya. Sehingga, kurang jelasnya
akad dalam suatu perjanjian ketika seseorang memservis hondanya menjadi kendala

yang menimbulkan suatu kerugian yang dialami oleh pihak bengkel.

Dalam hal ini kasus yang terjadi di bengkel AHASS Caleue, pemilik motor

menservis hondanya ke bengkel AHASS Caleue dengan semua kerusakan yang ada

(dengan artian bahwa ketika ada onderdil yang perlu diganti maka diminta untuk

diganti), dan pengecekan kerusakan sepenuhnya diatasi oleh pihak bengkel, sehingga

penggantian semua onderdil sepenuhnya dilakukan oleh pihak bengkel, selesai

diperbaiki dan siap untuk dikembalikan untuk diambil. Dan pihak bengkel

mengatakan kepada pemilik motor kalau mengalami kerusakan lagi terhadap

motornya agar besok dibawa lagi ke bengkel untuk diperbaiki, namun hal ini tidak

dilakukan oleh pemilik motor, pemilik motor membawa motor 1 (satu) minggu

kemudian setelah motornya mengalami kerusakan, dan pemilik motor tidak mau

membayar lagi jasa perbaikan, sehingga menjadi sengketa antara pemilik bengkel

dengan pemilik motor, akibat kurang jelasnya akad dalam suatu perjanjian ketika

pemilik motor memservis hondanya.

Maka dengan demikian perlu ada penyelesaian sengketa akad pembayaran

jasa perbaiki di bengkel AHASS Caleue, supaya tidak menimbulkan kerugian kedua

belah pihak.

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik meneliti tentang penyelesaian

sengketa akad pembayaran jasa servis honda tersebut, sehingga penulis mengangkat

judul penelitian “Penyelesaian Sengketa Akad Pembayaran Jasa Servis Honda


Di Tinjau Hukum Islam (Studi Kasus di Bengkel AHASS Caleue)”.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang diuraikan, maka rumusan

masalah yang dikemukakan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:

1. Bagaimana proses penyelesaian akad pembayaran jasa servis honda di

bengkel AHASS Caleue?

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam dalam penyelesaian akad pembayaran

jasa servis honda di bengkel AHASS Caleue?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan pembahasan penulisan skripsi ini antara lain

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses penyelesaian akad sengketa pembayaran jasa

servis honda di bengkel AHASS Caleue.

2. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam proses penyelesaian sengketa

akad pembayaran jasa servis honda di bengkel AHASS Caleue

D. Manfaat Penelitian

1) Untuk mengembangkan wawasan dan pengatahuan sekaligus sebagai

sumbangan ilmu khususnya dalam materi penyelesaian sengketa akad

pembayaran jasa servis honda sehingga dapat membantu mempersiapkan diri

sebagai generasi penerus bangsa yang berwawasan dan bercita-cita tinggi.

2) Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi mereka yang melakukan

penelitian lebih lanjut.


3) Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dan berguna untuk

pengembangan ilmu pengetahuan dalam arti membangun, memperkuat, dan

menyempurnakan teori yang ada, dan diharapkan untuk menambah

khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang muamalah khususnya

pengetahuan tentang penyelsaian sengketa akad pembayaran jasa.

4) Secara praktis memberikan manfaat serta menambah khazanah ilmu

pengetahuan bagi masyarakat dan akademisi mengenai proses penyelesaian

sengketa akad pembayaran jasa servis honda.

E. Penjelasan Istilah

1. Penyelesaian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penyelesaian adalah proses,

cara, perbuatan, menyelesaikan (dalam berbagai-bagai arti seperti pemberesan,

pemecahan). Penyelesaian berasal dari kata dasar selesai.1 Dalam hal ini penyelesaian

yang penulis maksud adalah penyelesaian sengketa pembayaran jasa servis honda di

bengkel AHASS Caleue, diman penyelesaian sengketa secara pengadilan maupun

diluar pengadilan.

2. Sengketa

Sengketa adalah perselisihan yang terjadi antara pihak-pihak dalam perjanjian

karena adanya wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak dalam perjanjian,

yang mengartikan bahwa konflik atau sengketa merupakan situasi dan kondisi di

1
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Depertemen Pendidika
Nasional, 2008), hal. 1931
mana orang-orang saling mengalami perselisihan yang bersifat faktual maupun

perselisihan-perselisihan yang ada pada persepsi mereka saja.2

Dengan demikian, yang dimaksud dengan sengketa ialah suatu perselisihan

yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang saling mempertahankan persepsinya

masing-masing, di mana perselisihan tersebut antara pemilik bengkel dengan pemilik

motor di bengkel AHASS Caleue dalam pembayaran akad jasa servis honda, yang

harus diselesaikan oleh kedua belah pihak.

3. Pembayaran

Pembayaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “perihal (cara)

membayar, memberi uang tersebut untuk dibayar.”3 Pembayaran adalah perpindahan

hak atas nilai antara pembeli dan pihak penjual secara bersamaan terjadi pula

perpindahan hak atas barang atau jasa secara berlawanan, namum dalam hal ini

pembayaran yang penulis maksud adalah pembayaran jasa servis honda di bengkel

AHASS Caleu.

4. Akad

Dalam terminologi hukum Islam akad adalah pertalian antara ijab dan qabul

yang dibenarkan oleh syara’ yang menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya.

Yang dimaksud dengan ijab adalah ungkapan atau pernyataan kehendak melakukan

perikatan (akad) oleh satu pihak, biasanya disebut sebagai pihak pertama. Sedangkan

2
Amriani, Nurnaningsih, Mediasi: Aternatif Penyelesaian Sengketa di Pengadilan, (Jakarta,
Raja Grafindo Persada. 2012), hal 13

3
Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Depertemen Pendidika
Nasional, 2008), hal. 151
qabul adalah pernyataan atau ungkapan yang menggambarkan kehendak pihak lain,

biasanya dinamakan pihak kedua, menerima dan meyetujui pernyataan ijab.4

Oleh karena itu akad yang penulis maksud adalah perjanjian antara penerima

jasa servis honda di bengkel AHASS Caleue dengan pemilik motor.

5. Hukum Islam

Merupakan ketentuan dan aturan yang berkaitan dengan kehidupan berlandas

al-Quran dan Hadits serta para Fuqoha. Dalam hal ini hukum Islam yang mengatur

tentang penyelesaian sengketa pembayaran jasa servis honda di bengkel AHASS

Caleu.

F. Metode Penelitian

Dalam penyusunan karya ilmiah, metode yang dipergunakan sangat besar

pengaruhnya, metode yang berbeda justru dapat membedakan hasil dari pada karya

ilmiah tersebut. Maka dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode

diskritif, berarti penelitian dilakukan serangkaian proses pengumpulan data,

menginterprestasikan data serta mengambil kesimpulan yang berkenaan dengan data

itu sendiri. Untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan pembahasan ini

penulis menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Lokasi dan Sumber Data

a. Lokasi

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Penetapan

lokasi penelitian merupakan tahap yang sangat penting dalam penelitian ini, karena

4
Gufron A.Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual. Ed 1, Cet 1, (Jakarta: Grafindo Persada,
2002), hal.76
dengan ditetapkannya lokasi penelitian berarti objek dan tujuan sudah ditetapkan

sehingga mempermudah penulis dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian ini,

lokasi atau daerah yang dijadikan objek penelitian adalah di Kedeu Caleue, yaitu di

bengkel AHASS Caleue. Peneliti memilih lokasi ini karena di daerah ini terdapat

bengkel yang pada bengkel tersebut terdapat permasalahan yang perlu untuk diteliti,

yaitu permasalahan antara pihak bengkel dengan pelanggan sehingga merugikan

salah satu pihak.

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh

dalam penelitian ini, data yang dibutuhkan penulis diperoleh dari dua sumber, yaitu:

1) Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data pertama dimana sebuah data

dihasilkan”5 Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan wawancara yang

yang diperoleh langsung dari sumber data lapangan, yaitu data yang didapat dari

pihak bengkel maupun pihak pelanggan pemilik motor yang rusak.

2) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data kedua sesudah sumber data primer.

Fungsi sumber data skunder adalah membantu keterangan atau data pelengkap

sebagai bahan pembanding.”6 Data ini diperoleh dari data kepustakaan, buku,

dokumen dan lain sebagainya dan tentunya berhubungan dengan penyelesaian

5
Burhan bungin, Metodelogi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif
(Surabaya: Airlangga Universitas Press, 2001), hal. 129.

6
Burhan bungin, Metodelogi Penelitian Sosial…,hal. 130
sengketa pembayaran jasa dan indikasinya menurut Hukum Islam. data ini sebagai

data awal sebelum peneliti terjun ke lapangan.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah “Proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis

mengenai gejala-gejala yang diteliti. Observasi ini menjadi salah satu dari teknik

pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, yang direncanakan dan

dicatat secara sistematis”7

Observasi yang penulis maksud adalah mengadakan pengamatan langsung ke

lokasi penelitian, untuk memperoleh data yang lengkap tentang sasaran penelitian.

Dalam hal ini penulis mengamati dan mencatat kegiatan penyelesaian sengketa

pembayaran jasa servis honda.

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu “mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, trankrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat dan sebagainya”8

Dalam hal ini penulis mencari data dari buku monografi dan foto-foto dan

pendukung lainnya.

c. Interview ( wawancara )

Metode interview adalah “metode pengumpulan data dengan jalan tanya

jawab lisan secara sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada

tujuan penelitian.”9

7
Sutrisno Hadi, Metode Penelitian, Jilid I, (Yogyakarta: Bumi Putera, 2011), hal. 84.

8
Sutrisno Hadi, Metode…,hal. 85.
9

Sutrisno Hadi, Metode..,hal. 86.


Komunikasi langsung dan mengadakan wawancara dengan orang-orang yang

penulis anggap penting untuk lebih memperdalam data yang diperoleh dari observasi.

Adapun yang menjadi sampel utama dalam penelitian ini adalah 10 orang yang

terlibat dalam penyelesaian sengketa pembayaran jasa servis honda beberapa subjek

yang penulis ajukan sejumlah pertanyaan tersebut antara lain adalah: penyelesaian

sengketa pembayaran jasa servis honda.

3. Teknik Pengelohan dan Analisis Data

a. Tehnik Pengolahan Data

Tehnik pengolahan data dilakukan dengan cara editing dan koding. Mengedit

adalah “Memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh pengumpul data”10

Data yang berupa hasil wawancara, berkas, informasi yang dikumpulkan oleh penulis

diperiksa kembali untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan.

Setelah data terkumpul, dilakukan pemilahan dan ricek data sesuai dengan

permasalahan, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif

kualitatif, dengan menggunakan pola berpikir induktif, yaitu penulis melihat kejadian

kasuistis di lapangn kemudian kemudian digeneralisasikan dalam bentuk kesimpulan

yang bersifat umum.

b. Analisis Data

Tahap ini, data akan dianalisis menggunakan metode analisis kualitatif yaitu

metode induksi. Metode induksi adalah “proses pengambilan kesimpulan (atau

pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada satu atau dua fakta atau bukti-bukti.

Pendekatan induksi sangat berbeda dengan deduksi. Tidak ada hubungan yang kuat

10

Sutrisno Hadi, Metode..,hal. 90.


antara alasan dan konklusi.”11 Data-data yang bersifat khusus dari pelaksanaan

penyelesaian sengketa dan akan ditarik kesimpulan yang bersifat umum tentang

penyelesaian sengketa pembayaran jasa servis honda.12 Dalam hal ini penulis

menganalisis data mengunakan beberapa tahap, yang pertama data yang diperoleh

dari berbagai sumber ditelaah secara keseluruhan. Data tersebut berupa hasil

observasi, dokumentasi dan hasil wawancara dengan pihak bengkel dan pemilik

motor dalam penyelesaian sengketa pembayaran jasa servis honda.

4. Pedoman Penulisan

Mengenai teknik penulisan karya ilmiah ini berfokus pada buku Pedoman

Penyusunan Skripsi yang dikeluarkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Syari`ah Perguruan

Tinggi Islam Al-Hilal Sigli tahun 2021.

11
Sutrisno Hadi, Metod…, hal. 87.

12
Hendi Suhendi Fiqih Muamalah, (Jakarta : Raja Grafindo Persada..2005), hal. 154.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Amriani, Nurnaningsih, Mediasi: Aternatif Penyelesaian Sengketa di Pengadilan,


Jakarta, Raja Grafindo Persada. 2012.

Burhan bungin, Metodelogi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan


Kualitatif Surabaya: Airlangga Universitas Press, 2001.

Gufron A.Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual. Ed 1, Cet 1, Jakarta: Grafindo


Persada, 2002.

Hendi Suhendi Fiqih Muamalah, (Jakarta : Raja Grafindo Persada..2005.


.
Sutrisno Hadi, Metode Penelitian, Jilid I, Yogyakarta: Bumi Putera, 2011.

Tim Penyusun, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Depertemen


Pendidika Nasional, 2008.

Anda mungkin juga menyukai