Anda di halaman 1dari 55

DERET FOURIER

MATEMATIKA Dr. RiriFISIKA


Murniati, II
M.Si
Dr. Riri Murniati, M.Si
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FISIKA FISIKA MATEMATIKA
MATEMATIKA I I
FPMIPA UPI PROGRAM STUDI FISIKA MILITER
PROGRAM STUDI FISIKA MILITER
UNIVERSITAS
FMIPAM PERTAHANAN
UNIVERSITAS PERTAHANANRIRI
PENDAHULUAN
 Dalam bab ini akan dibahas uraian deret dari suatu fungsi
periodik. Jenis fungsi ini menarik karena sering muncul dalam
berbagai persoalan fisika, seperti getaran mekanik, arus listrik
bolak-balik (AC), gelombang bunyi, gelombang Elektromagnet,
hantaran panas, dsb.
 Sama halnya seperti pada uraian deret Taylor, fungsi-fungsi
periodik yang rumit dapat dianalisis secara sederhana dengan
cara menguraikannya ke dalam suatu deret fungsi periodik
sederhana yang dibangun oleh fungsi sin x dan cos x atau fungsi
eksponensial eix. Uraian deret fungsi periodik ini disebut uraian
deret Fourier.
 Penamaan ini untuk menghargai jasa matematikawan Perancis
Joseph Fourier, yang pertama kali merumuskan deret ini dalam
sebuah makalah mengenai hantaran panas, yang dilaporkannya
kepada akademi ilmu pengetahuan Perancis pada tahun 1807.
Fungsi Periodik
Definisi 1:
Sebuah fungsi f(x) dikatakan periodik dengan periode T > 0, jika
berlaku:
f(x + T) = f(x)
untuk samua x.
catatan:
Jika T adalah periode terkecil, maka T disebut periode dasar, dan
selang a < x < a + T , dimana a sebuah konstanta, disebut selang
dasar fungsi periodik f(x). Untuk selanjutnya sebutan periode
dimaksudkan bagi periode dasar ini.
Konstanta a pada selang dasar dapat dipilih sembarang, berharga
nol atau negatif. Pilihan a = - T/2 sering digunakan untuk
memberikan selang dasar yang simetris terhadap x = 0, yakni
selang – T/2 < x < T/2.
 Contoh fungsi periodik yang paling sederhana adalah
fungsi sin x dan cos x, karena:
sin (x + 2π) = sin x dan cos (x + 2π) = cos x

 Yang menunjukkan bahwa keduanya memiliki periode


T = 2π. Dalam hal ini x adalah variabel sudut dengan
satuan radian atau derajad. Bila x bukan merupakan
variabel sudut, maka x harus dikalikan dengan suatu
faktor alih p, sehingga berdimensi sudut. Jadi satuan
p adalah:

[radian ]
[ satuan p ] =
[ Satuan x ]
 Misalkan x berdimensi panjang, dengan satuan
meter (m), maka satuan p = rad/m. Dengan
demikian pernyataan fungsi Sin dan Cos yang
bersangkutan menjadi:
sin x  sin px ; cos x  cos px

 Jadi translasi sudut sebesar satu periode


T = 2π dapat dialihkan ke translasi variabel x
sejauh + T, dengan syarat:

px ± 2π = p ( x ± T )
 Hubungan ini mengaitkan p dengan T
melalui hubungan:

p=
T

 Dengan pernyataan faktor alih ini, sifat


periodik fungsi sin px dan cos px diberikan
oleh hubungan:

sin px = sin p ( x ± T ); cos px = cos p ( x ± T )


 Yang memperlihatkan bahwa sin px dan cos
px adalah periodik dengan periode T.
Khusus dalam hal T = 2π, maka p = 1.
 Salah satu contoh sederhana benda
bermassa m yang digantungkan pada ujung
sebuah pegas dengan tetapan pegas k.

titik kesetimbangan
 Jika benda ditarik sejauh A dari kedudukan
setimbangnya, kemudian dilepaskan, benda
tersebut akan bergerak secara harmonik
sederhana akibat adanya gaya pemulih yang
arahnya selalu berlawanan dengan arah
simpangan benda.
 Simpangan vertikal benda y(t) setiap saat t
berubah-ubah dari kedudukan setimbangnya,
menurut persamaan:
y (t ) = A cos(ωt + Φ 0 )
 Besaran A dan ω berturut-turut adalah
amplitudo dan frekuensi sudut getaran,
sedangkan Φ = (ωt + Φ 0 ) adalah fase getaran,
dengan ф0 sebagai fase awalnya, yang
berdimensi sudut.

 Jika T adalah periode atau waktu getar (waktu


yang diperlukan benda untuk melakukan satu
kali getaran) yang diukur dalam satuan detik,
maka , ω = 2π / T bersatuan (rad/s). Dengan
demikian ω merupakan faktor alih (p) yang
membuat ωt berdimensi sudut.
Deret Fourier
 Andaikan f(x) adalah sebuah fungsi
periodik dengan periode T yang T
terdefinisikan dalam selang dasar a < x <
a + T, yakni f(x) = f (x + T), maka fungsi
f(x) dapat diuraikan dalam deret Fourier
sebagai berikut:
a0 ∞
nπx nπx
f ( x) = + ∑ (a n cos + bn sin )
2 n =1 L L
Dengan koefisien-koefisien a0, an, dan bn yang
disebut sebagai koefisien-koefisien Fourier,
ditentukan oleh fungsi f(x) melalui hubungan
integaral:
a +T
1
a0 = ∫ f ( x)dx
L a
a +T
1 nπx
an =
L ∫
a
f ( x) cos
L
dx

a +T
1 nπx
bn =
L ∫
a
f ( x) sin
L
dx

Dengan T = periode dan L = ½ periode.


Contoh 1.
Diketahui fungsi f(x) sebagai berikut:

−π < x < 0
1
f ( x) = 
0 0< x <π

Periodik dengan periode 2π sehingga f(x + 2π) = f(x)


Uraikan fungsi ini dalam uraian deret Fourier.
Pemecahan:

Menurut definisi fungsi periodik, periode fungsi f(x) di atas


adalah T = 2π, dengan demikian L = ½ T = π, selang
dasarnya –π < x < π, jadi a = - π. Di luar selang ini, f(x)
didefinisikan sebagai perluasan selang dasar ke arah kiri
dan kanan sumbu x, seperti terlihat pada Gambar 1.
f(x)

x
-5π -4π -3π -2π -π π 2π 3π 4π 5π

Gambar 1
Koefisien-koefisien Fourier dapat dicari sebagai berikut:
a +T π π
1 1 1  0

a0 =
L ∫ a
f ( x)dx = ∫ f ( x)dx =  ∫ (1)dx + ∫ (0)dx 
π −π π −π 0 
π
0 0
1 1
a0 =
π ∫π dx = π ( x)
− −π
= =1
π
a +T π
1 nπx 1 nπx
an =
L ∫ a
f ( x) cos
L
dx =
π ∫−π f ( x) cos L dx
π
1  0
 1 0
a n =  ∫ (1). cos nx.dx + ∫ (0) cos nxdx  = ∫π cos nx.dx
π −π 0  π −
0
1 1 
a n =  sin nx  =
1
(sin 0 + sin nπ ) = 0
π n  −π nπ
a +T π
1 n πx 1 n πx
bn =
L ∫
a
f ( x ) sin
L
dx =
π ∫π

f ( x ) sin
L
dx

π
1  1
0 0
bn =  ∫ (1) sin nx .dx + ∫ ( 0 ) sin nxdx  = ∫π sin nx dx
π  −π 0  π −
0
1 1 
bn =  − cos nx  = −
1
(cos 0 − cos( − n π ) ) = −
1
(1 − ( − 1) n )
π n  −π nπ nπ
bn = { − 2 / n π , n ganjil
0 , n genap .

Dengan demikian, uraian Fourier untuk fungsi f(x) pada contoh ini adalah:
a0 ∞  nπx nπx 
f ( x) = + ∑  a n cos + bn sin , a n = 0
2 n =1  L L 
1 ∞ 2 nπx
f ( x) = + ∑ − sin
2 n =1 nπ π
ganjil

1 2 1 1 
f ( x) = +  − sin x − sin 3x − sin 5 x − L
2 π 3 5 
1 2 1 1 
f ( x) = −  sin x + sin 3x + sin 5 x + L
2 π 3 5 
Contoh 2.

Diketahui fungsi f(x) sebagai berikut:

f (x) = { 1,

0,
0<x<1

1<x
<x<2

Periodik dengan periode 2 sehingga f (x + 2) = f(x)


Uraikan fungsi ini dalam uraian deret Fourier !
Pemecahan:
Periode T = 2, sehingga L = ½ T = 1. selang dasarnya 0 < x < 2, jadi a = 0.
Perluasan f(x) dalam daerah kiri dan kanan sumbu x dapat dilihat
dalam Gambar 2.

f(x)

x
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6

Gambar 2
Koefisien-koefisien Fouriernya dapat dicari sebagai berikut:

a +T
1 1
2
1 2

a0 =
L ∫
a
f ( x)dx = ∫ f ( x)dx =1∫ (1)dx + ∫ (0)dx 
10 0 1 
1
a 0 = ∫ dx = ( x) 0 = 1
1

a +T
nπx nπx
2
1 1
an =
L ∫
a
f ( x) cos
L
dx = ∫ f ( x) cos
10 1
dx

1 2
 1
an = ∫ (1). cos nπx.dx + ∫ (0) cos nπxdx = ∫ cos nπx.dx
0 1  0
1

an =
1
(sin nπx ) = (sin nπ − sin 0) = 0
1
nπ 0 nπ
a +T
nπx nπx
2
1 1
bn =
L ∫
a
f ( x) sin
L
dx = ∫ f ( x) sin
10 1
dx

1 2
 1
bn = ∫ (1). sin nx.dx + ∫ (0) sin nxdx  = ∫ sin nπx.dx
0 1  0
1

bn = −
1
(cos nπx ) = − 1 (cos nπ − cos 0) = − 1 ((−1) n − 1)
nπ 0 nπ nπ
 n2π , n ganjil
bn = 
0 , n genap .

Dengan demikian, uraian Fourier untuk fungsi f(x) pada contoh ini adalah:

a0 2
f ( x) = +∑ sin nπx
2 n =1 nπ
ganjil

1 2 2 2 
f ( x) = +  sin πx + sin 3π x + sin 5πx + L
2 π 3π 5π 
1 2 1 1 
f ( x) = +  sin πx + sin 3π x + sin 5πx + L
2 π 3 5 
SYARAT DIRICHLET
 Persyaratan sebuah fungsi f(x) agar dapat diuraikan
dalam deret Fourier ditentukan oleh syarat Dirichlet
berikut:
 Jika:
1. f(x) periodik dengan periode T
2. Bernilai tunggal serta kontinu bagian demi bagian dalam
selang dasarnya; a < x < a + T, dan
a +T
3.
∫ f ( x) dx nilainya berhingga.
a

 Maka deret Fourier di ruas kanan konvergen ke:


a. f(x) di semua titik kekontinuan f(x) dan
b.
1
{lim f ( x0− ) + lim f ( x0+ )} di setiap titik ketakkontinuan x0 (pada
2
daerah lompatan).
Latihan 1.

Pada contoh 2 di atas (Perhatikan Gambar 2); Tentukanlah konvergen


ke nilai berapa di titik-titik kekontinuan !

1 3 3 −5
x= , , ,
2 2 4 2
dan di titik-titik ketakkontinuan x = 0, 1, 2, 3.
FUNGSI GANJIL DAN FUNGSI
GENAP
 Perhitungan koefisien-koefisien Fourier sering
kali dipermudah, jika fungsi f(x) yang diuraikan
memiliki sifat istimewa tertentu, yakni genap
atau ganjil terhadap sumbu x = 0 (sumbu f(x)).
Keduanya didefinisikan sebagai berikut:
Definisi 2.
 Sebuah fungsi f(x) adalah:
a) genap, jika berlaku f(-x) = f(x)
b) ganjil, jika berlaku f(-x) = - f(x)
 untuk semua x dalam daerah definisi f(x).
Sebagai contoh:
 Fungsi x2 dan cos x adalah fungsi
genap, karena (-x)2 = x2 dan cos (-x) = cos
x. Sedangkan fungsi x dan sin x adalah
fungsi ganjil, karena (-x) = -(x) dan sin (-
x) = - sin (x). Pada umumnya fungsi
pangkat genap dari x (x2, x4, x6 , . . .)
merupakan fungsi genap dan fungsi
pangkat ganjil dari x (x, x3, x5, . . .)
merupakan fungsi ganjil. Dengan definisi
di atas dapat dicari contoh-contoh lain dari
kedua fungsi ini.
Untuk menentukan koefisien-koefisien Fourier a0, an, dan bn dari fungsi
periodik genap dan ganjil ini dipergunakan perumusan berikut:
 a0 = 2 f ( x ) dx
L

 L ∫0


Jika f ( x) genap  2 L nπx
 n L∫
a = f ( x ) cos
L
dx

 0

 bn =0
Dalam hal ini dikatakan f(x) teruraikan dalam deret kosinus (bn = 0).
 a0 = 0

 Seperti semula
 an =0
Jika f ( x ) ganjil  L = ½ T = ½ periode.


 b n = 2 ∫ f ( x ) sin n π x dx
L

 L0 L

Dalam hal ini, f(x) dikatakan teruraikan dalam deret sinus (an = 0).
Contoh 3.
Diketahi fungsi:
1 1
f ( x) = x , − < x <
2

2 2

Periodik dengan periode 1, sehingga f(x + 1) = f(x).


Uraikan fungsi tersebut dalam deret Fourier.
Pemecahan:
Fungsi f(x) = x2 adalah suatu fungsi genap
T = 1, sehingga L = ½ T = ½ , akan teruraikan dalam deret kosinus.
bn = 0, a0 dan an dapat ditentukan sebagai berikut:
L 1/ 2 1/ 2
2 2 1 3 41 1
a0 = ∫ f ( x)dx = ∫0 x 2
dx = 4 x  =  =
L0 1 3 0 38 6
 
2
nπx nπx
L 1/ 2
2 2
an = ∫ f ( x) cos dx = ∫ x cos
2
dx
L0 L 1 L
  0
2
1/ 2
an = 4 ∫ x 2 cos 2nπxdx
0
1/ 2
 1 1 2 
an = 4  x 2 sin 2nπx + 2 x cos 2 nπx − sin 2 nπx 
 2 nπ ( 2 n π ) 2
( 2 nπ ) 3
0
 1 
an = 4  cos n π 
 ( 2 nπ )
2

1  (−1) n 
an = 2  2 
π  n 
Dengan demikian uraian deret Fourier untuk f(x) = x2
dengan selang dasar -½ < x < ½ adalah:

a0 ∞ nπx
f ( x) = + ∑ an cos , bn = 0
2 n =1 1
2
1 1 ∞ (−1) n
f ( x) = + 2 ∑ 2 cos 2nπx
12 π n =1 n
1 1  cos 2πx cos 4πx cos 6πx 
f ( x) = + 2 − + − + L
12 π  12
2 2
3 2

1 1  cos 2πx cos 4πx cos 6πx 
f ( x) = − 2  − + − L
12 π  1 2
2 2
3 2

Latihan 2.

Diketahui fungsi:
π π
f ( x) = x ; − <x<
2 2

Periodik dengan periode π, sehingga f (x + π) = f(x).


Untuk fungsi tersebut dalam deret Fourier.

COBA KERJAKAN DENGAN ANALOGI LANGKAH


PADA FUNGSI GENAP !
DERET FOURIER JANGKAUAN
SETENGAH
 Dalam suatu persoalan fisika, fungsi f(x) mungkin hanya
terdefinisikan dalam suatu selang positif; 0 < x < l. Oleh karena itu
seringkali perlu untuk memperluasnya ke seluruh sumbu x, baik ke
arah sumbu x positif maupun ke arah sumbu x negatif. Dalam hal ini
ada 3 pilihan yang dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Fungsi f(x) diperluas menjadi fungsi periodik tidak ganjil – tidak


genap (seperti pada contoh 1) dengan periode T = l; dan selang
dasarnya 0 < x < l, dengan l sembarang positif.
2) Selang dasar 0 < x < l diperluas ke selang negatif secara simetris
terhadap sumbu x = 0 menjadi – l < x < l, dan fungsi f(x) diperluas
menjadi fungsi periodik dengan periode T = 2l.

 Dalam hal ini kita mempunyai dua pilihan yakni memperluas fungsi f(x)
sebagai fungsi genap fc(x) atau fungsi ganjil fs(x).
Contoh 4
Diketahui sebuah fungsi yang terdefinisi pada setengah daerah:

0< x <1
Sket:
 x
f ( x) = 
1 1< x < 2 1

x
0 1 2

Uraikan fungsi ini ke dalam:


a. deret Fourier fungsi kosinus (fungsi genap)
b. deret Fourier fungsi sinus (fungsi ganjil)
c. deret Fourier fungsi kosinus – sinus (fungsi tidak genap – tidak ganjil).
Pemecahan:
(a)Uraian deret Fourier kosinus (fungsi genap)
Untuk membentuk fungsi genap, maka selang dasar (0 < x < 2) di atas
diperluas ke selang negatif menjadi (-2 < x < 2), dan fungsi f(x) diperluas
menjadi fungsi periodik genap {f(-x) = f(x)} dengan periode
T = 4 (L = 2) seperti ditunjukkan pada gambar berikut:

fc(x)

x
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
Untuk fungsi genap ini bn = 0, a0 = dan an ditentukan sebagai berikut:

2
L
2
1 2
  1 2 1 2 3
a n = ∫ f ( x)dx = ∫ xdx + ∫ (1)dx  =  x + x 1  =
L0 2 0 1   2 0  2
nπx 2 nπx nπx nπx 
L 1 2 2
2
a n = ∫ f ( x) cos dx = ∫ x cos dx + ∫ (1) cos dx + ∫ (1) cos dx 
L0 L 2 0 2 1
2 1
2 
1 2
 2 nπx 4 nπx   2 nπx 
an = x sin + cos  +  sin 
 n π 2 ( nπ ) 2
2 0  n π 2 1
4  nπx 
an = 2 
cos − 1
( nπ )  2 
4 2 4
a1 = − 2 , a 2 = − 2 , a3 = − 2 , a1 = 0, dst
π π 9π
Maka diperoleh uraian deret Forier kosinus untuk f(x), sebagai berikut:
a0 ∞ nπx
f ( x) = + ∑ a n cos , bn = 0
2 n =1 L
3 4 1 πx 1 2πx 1 3πx 
f ( x) = − 2  cos + cos + cos + L
4 π 1 2 2 2 9 2 
(a) Uraian deret Fourier sinus (fungsi ganjil)
Untuk membentuk fungsi ganjil, maka selang dasar (0 < x < 2)
di atas diperluas ke selang negatif menjadi (-2 < x < 2), dan fungsi f(x)
diperluas menjadi fungsi periodik ganjil {f(-x) = -f(x)} dengan
periode T = 4 ( L = 2) seperti ditunjukkan pada gambar berikut:

f(x)

x
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6
Untuk fungsi ganjil ini a0 = 0, an = 0, dan bn ditentukan sebagai berikut:

nπx 2 nπx nπx 


L 1 2
2
bn = ∫ f ( x) sin dx = ∫ x sin dx + ∫ (1) sin dx 
L0 L 2 0 2 1
2 
1 2
 2 nπx 4 nπx   2 nπx 
bn = − x cos + cos  +  − cos 
 n π 2 ( nπ ) 2
2 0  nπ 2 1
 4 nπx 2 
bn =  sin − cos nπ 
 ( nπ ) 2
2 n π 
 4 + 2π  1  4 + 6π  1
b1 =  , b = − , b = −  , b = − , dst
π π π π
2 2 3 2 2
   9  2

Maka diperoleh uraian deret Fourier sinus untuk f(x), sebagai berikut:

nπx
f ( x) = ∑ bn sin , a0 = 0, a n = 0
n −1 L
 4 + 2π  πx 1 2πx  4 + 6π  3πx 
f ( x) =   sin − sin −  sin + L
 π
2
 2 π 2  9π 2  2 
Untuk membentuk fungsi periodik ini, tinggal memperluas f(x) ke kiri
dan ke kanan sumbu x dengan periode T = 2 (L = 1) seperti
pada gambar berikut:
fs(x)

x
-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6

Koefisien-koefisien Fourier a0, an, dan bn dapat ditentukan sebagai berikut:


Diperluas menjadi fungsi periodik ganjil

{ f (− x) = − f ( x)}
dengan periode T=4 (L=2) seperti ditunjukan pada gambar berikut :
Untuk fungsi ganjil ini ao = 0, an = 0 dan bn ditentukan sebagai berikut :
nπx 2 nπx nπx 
L 1 2
2
bn = ∫ f ( x) sin dx = ∫ x sin dx + ∫ (1) sin dx 
L0 L 2 0 2 1
2 
 2 nπx 4 nπx   2 nπx 
= − x + + −
1 2
cos sin  cos 
 n π 2 (n π ) 2
2 
0
 nπ 2  1

 4 nπ 2 
= sin − cos nπ 
 (n π )2
2 nπ 

 4 + 2π  1  4 + 6π  1
b1 =  , b = − , b = − , b = − , dst.
π π π π
2 2 3 2 4
   9  2

Maka diperoleh uraian deret Fourier sinus untuk f(x), sebagai berikut :
10
nπx
f ( x) = ∑ bn sin , a o = 0, a n = 0
n =1 L
 4 + 2π  πx 1 2πx  4 + 6π  3πx 
=   sin − sin −  sin + ........
 π
2
 2 π 2  9π 2  2 
(c) Uraian deret Fourier sinus-cosinus (fungsi tidak ganjil-tidak genap)
untuk membentuk fungsi periodik ini, tinggal memperluas f(x) ke kiri
dan ke kanan sumbu x dengan periode T=2 (L=1)
seperti pada gambar berikut :
Koefisien-koefisien Fourier ao, an, dan bn dapat ditentukan sebagai berikut :

1
T
1  1 2
 1 2 1 3
ao = ∫ f ( x)dx = ∫ x dx + ∫ (1) dx = x 0 + x 1 =
2

L0 1 0 1  2 2
nπx 1 
T 1 2
1
an = ∫ f ( x) cos dx = ∫ x cos nπx dx + ∫ (1) cos nπxdx
L0 L 1 0 1 
 1 1  1  1  2
= x sin nπx + cos nπx  0 +  sin nπx  1
 nπ (nπ ) 2
  nπ 
1 (− 1) − 1 − 2
 n
=
1
(cos nπ − 1) = 2  2  = 2 2 , n ganjil
(nπ )2
π  n  nπ
= 0, n genap
1 
T 1 2
1
bn = ∫ f (x) sinnπx dx = ∫ x sinnπx dx+ ∫ (1) sinnπxdx
L0 1 0 1 
 1 1  1  1 
= − x cosnπx + sinnπx 0 + − cosnπx
2

 nπ (nπ )2
  nπ 
1

1
= − cos2nπ

1
=−

DERET FOURIER EKSPONENSIAL

eix = cos x + i sin x


e −ix = cos x − i sin x
e ix + e −ix
cos x =
2
eix − e −ix
sin x =
2i
1
dengan i = − 1; i = −1; i = −
2

i
Koefisien-koefisien Fourier eksponensial ditentukan sebagai berikut :
a +T π π
1  
0
1 1
Co =
T ∫
a
f ( x)dx =
2π ∫−π f ( x ) dx =
2π −∫π
 (1) dx + ∫0 ( 0) dx 

1
0
1 0 π 1
=
2π −π
∫ dx = 2π
x −π = =
2π 2
a +T −inπx −inπx π −inπx
1  
0
1
Cn =
T ∫ f ( x )e L
dx =  ∫ (1) e π dx + ∫ (0)e
2π −π
π
dx 
a 0 
0 0
 1 −inx 
=
1
∫ e −inx dx =
1
 e  =
1
(1 − cos nπ )
2π −π
2π  − in  −π 2 nπ
 niπ , n ganjil
=
 0, n genap

Maka diperoleh uraian deret Fourier eksponensial sebagai berikut :


10
f ( x) = ∑ n
C e
n = −10
inx

1 i 1 1 1 1 
= +  ........ − e −5ix − e −3ix − e −ix + e ix + e 3ix + e 5ix + .......... 
2 π 5 3 3 5 
Untuk membandingkan hasil ini dengan hasil yang diperoleh pada Contoh 1,
maka kita gunakan kembali hubungan Euler di atas :

f ( x) =
1 i  ix
( 1
) ( 1
) ( ) 
+  e − e −ix + e 3ix − e −3ix + e 5ix − e −5ix + ..........
2 π 3 5 

= − 
( + 
)
1 1  e ix − e −ix 1  e 3ix − e −3ix  1  e 5ix − e −5ix
 + 
 
 + ..........
2 π i 3 i 
 5 i  
1 1  2 sin x 2 sin 3x 2 sin 5 x 
= −  + + + ..........
2 π 1 3 5 
1 2  sin x sin 3 x sin 5 x 
= −  + + + ..........
2 π 1 3 5 

Persis sama seperti hasil pada contoh 1.


IDENTITAS PARSEVAL
Sekarang akan diberi bagaimana hubungan antara harga
rata-rata kuadrat fungsi f(x) dalam selang dasarnya dengan
koefisien-koefisien Fourier. Hasilnya dikenal sebagai identitas Parseval
atau hubungan kelengkapan (Competeness Relation) yang bentuknya
bergantung pada rumusan uraian Fourier yang digunakan.
Untuk deret Fourier yang diuraikan dalam bentuk :

ao 10 nπx 10 nπx
f ( x ) = + ∑ an cos + ∑ bn sin
2 n =1 L n =1 L
Atau bentuk hubungannya adalah sebagai berikut :

1
a +T 
 a o 
2
1 10 
∫ f ( x) dx =   + ∑ a n + bn
2 2 2

T a  2  2 n =1 
Ruas kiri adalah harga rata-rata kuadrat fungsi f(x) dalam selang
dasarnya a < x < a + T , sementara ruas kanan adalah jumlah
kuadrat semua koefisien Fourier.
Untuk uraian deret Fourier eksponensial, bentuk hubunganya :
10 inπx
f ( x) = ∑C e
n = −10
n
L

a +T 10
1
= ∫ f ( x) dx = ∑ Cn
2 2

T a n = −10

Secara fisis, jika f(x) merupakan fungsi periodik dari suatu besaran fisika,
misalnya simpangan getaran mekanik (sistem pegas), maka
untuk x = t adalah variabel waktu, maka pernyataan :
T
2
1
p = ∫
2
f (t ) dt
T −T
2
Menyatakan daya rata-rata (Joule/s) dari getaran tersebut
dalam suatu periode T. Dengan demikian identitas Paseval,
mengaitkan daya rata-rata dengan separuh jumlah kuadrat
amplitude setiap harmonik penyusun periodik.
Secara matematik, ruas kiri dari identitas Paseval
memberikan jumlah deret bilangan diruas kanannya,
seperti pada contoh berikut :

Contoh 5
Gunakan identitas Paseval untuk mencari jumlah deret bilangan
yang bersangkutan dengan uraian deret Fourier dari fungsi f(x)

Diketahui fungsi:

1 1
f ( x) = x , − < x <
2

2 2
Periodik dengan periode 1, sehingga f(x + 1) = f(x).
Pemecahan
Pada contoh.4. f(x) = x2 dengan periode 1 dan selang dasarnya adalah
1 1
− <x< , memiliki uraian deret Fourier dengan koefisien-koefisien
2 2
sebagai berikut :

1  (− 1) 
n
1
ao = , an = 2  2  n = 1, 2, 3........, bn = 0
6 π  n 
Harga rata-rata kuadrat dari f(x) = x2 ditentukan sebagai berikut :

1
1 1 2
1 2
2 2
2
1 5 1 1 1  1
∫x dx = ∫ x dx = x =  + =
4

1 1 1 5 5  32 32  80
− − 1
2 2 −
2
Menurut identitas Paseval, nilai rata-rata kuadrat ini sama dengan

 a o  2 1 10 2 
+ ∑ +
2
   ( a n bn ) 
 
2 2 n =1 

sehingga :

 1 2 1  10 1 2
 (− 1) 4

2

   
=   +  ∑  2 
1
  2 
80  12  2  n =1  π   n  
    
1 1 1 1 10 1
4 ∑ 4
= + , atau
80 144 2 π n =1 n
10
1 1 1 1 1
4 ∑ 4
= − =
2π n =1 n 80 144 180
Sehingga :

r
1 2π 4 π 4

n =1 n
4
= =
180 90
atau

1 1 1 π4
1+ 4 + 4 + 4 =
2 3 4 90
Contoh 9
Gunakan identitas Parseval untuk mencari jumlah deret
bilangan yang bersangkutan dengan uraian Fourier dari
fungsi f (x) pada contoh 7.

Pemecahan

Pada contoh.7, f (x) diuraikan dalam deret Fourier eksonensial


dengan periode T = 2 π dan selang dasar − π < x < π
Koefisien Fourier dari uraian tersebut adalah :

1 i
Co = dan C = untuk n ganjil (1, 3, 5, ….)

n
2
Harga rata-rata kuadrat dari f (x) dalam selang ( − π < x < π )
ditentukan sebagai berikut :

1  
π 2 π 2

2π 
 dx + ∫ 0 dx  dx +

∫0 dx
 0 0

Menurut identitas
n
Paseval, harga rata-rata kuadrat ini
sama dengan ∑ C n 2, sehingga :
n = −10

10
1
= (Co ) + ∑ Cn
2 2

2 n = −10

10 2
1 1 2 i
=( ) + ∑ , n ganjil
2 2 n = −10 nπ
10 2
1 1 1 i
= + 2
2 4 π

n = −10 n
, n ganjil

10 2
1 1 1 i
= + 2
2 4 π
∑n =1
2
n
, n ganjil

10
1 1 2 1
= + 2
2 4 π
∑n =1 n 2
, n ganjil

10
atau : 2 1 1 1 1
π2

n =1 n 2
= − =
2 4 4
ganjil
10
1 π2

n =1 n 2
=
8
ganjil

1 1 1 π2
1 + 2 + 2 + 2 + .......... =
3 5 7 8
SPEKTRUM FOURIER
 Uraian Fourier suatu fungsi periodik f(x), pada dasarnya
adalah uraian fungsi f(x) kedalam komponen-komponen
harmoniknya, yakni berbagai komponen frekuensinya. Jika
P merupakan frekuensi harmonik dasarnya, maka
frekuensi harmonik ke-n, Pn, diberikan oleh hubungan :
Pn = n.P , n = 1, 3, 5,……


 Dengan P = , dimana T merupakan periode dasarnya.
T
 Himpunan semua komponen frekuensi Pn = n.P yang
membentuk fungsi periodik f(x) ini disebut spectrum
frekuensi atau spectrum fungsi f(x)
AMPLITUDO HARMONIK
 Spektrum frekuensi seringkali divisualkan secara grafis,
dengan menggambarkan Amplitudo masing-masing
harmoniknya. Untuk uraian deret Fourier cosinus, sinu,
amplitude harmonik ke-n ditentukan sebagai berikut :
 Suku ke-n dari uraian deret Fourier cosinus-sinus dapat
dituliskan :
nπx nπx
S n ( x) = a n cos + bn sin
L L
 yang juga dapat dituliskan dalam fungsi tunggal cosinus
sebagai berikut :
nπx
S n ( x) = An cos( +δn)
L
n 2 n 2 (−bn )
dengan An = a +b dan δ n = arc tg
an

Koefisien An dan δ n berturut-turut disebut amplitudo dan

ao
fase awal harmonik ke-n, dengan Ao =
2 dan δo =0

Grafik barisan amplitude setiap harmonik An terhadap n


( n = 0,1, 2, 3, 4,……), berbentuk pancang bejarak sama,
yang dikenal sebagai spektrum garis.
Contoh:

Sambung Hal. 21

Anda mungkin juga menyukai