Anda di halaman 1dari 4

Soal hari ke 8 no 1

saya melakukan identifikasi terhadap peserta didik yaitu dengan cara pengumpulan data melalui
asesmen kemudian hasil dari asesmen tersebut, saya menyiapkan PPI (Program pembelajaran
Individual) yang akan membantu peserta didik untuk memahami materi belajar yang akan dipelajari.
Setelah itu, palanning matrix juga harus dipersiapkan sebaik mungkin menyesuaikan dengan
karakteristik peserta didik agar dapat dipakai sebagai pedoman saat kegiatan belajar mengajar di
kelas. Peran dari PPI ini sangat penting karena mampu Untuk memberi arah pengajaran; dengan
mengetahui kekuatan, kelemahan dan minat peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) maka
program yang diindividualisasikan terarah pada tujuan atas dasar kebutuhan dan sesuai dengan
tahap kemampuannya saat ini, Menjamin setiap peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) memiliki
suatu progrm yang diindividualkan untuk mempertemukan kebutuhan khs mereka dan
mengkomunikasikan program tersebut kepada orang-orang yang berkepentingan, Meningkatkan
keterampilan guru dalam melakukan asesmen tentang karakteristik kebutuhan belajar tiap peserta
didik berkebutuhan khusus (PDBK) dan melakukan usaha mempertemukan dengan kebutuhan-
kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK), Meningkatkan potensi untuk komunikasi
antar atau dengan anggota tim, khususnya keterlibatan orang tua, sehingga sering beretemu dan
saling mendukung untuk keberhasilan peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) dalam pendidikan,
yang terakhir yaitu menjadi wahana bagi peningkatan usaha untuk memberikan pelayanan
pendidikan yang lebih efektif

No 2
Asesmen anak berkebutuhan khusus adalah suatu proses pengumpulan informasi tentang anak
secara menyeluruh yang berkenaan dengan kondisi dan karakteristik kelainan, kelebihan dan
kekurangan sebagai dasar dalam penyusunan program pembelajaran dan program kebutuhan
khusus yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan anak. Identifikasi dan asesmen merupakan
tahapan atau rangkaian kegiatan dari suatu proses pelayanan pendidikan bagi anak-anak
berkebutuhan khusus. Identifikasi sering disebut sebagai kegiatan penjaringan, sedangkan asesmen
disebut penyaringan (Direktorat PSLB, 2007). Kegiatan penjaringan biasanya belum tentu dilanjutkan
ke kegiatan penyaringan. Sementara itu, kegiatan penyaringan sudah tentu dilakukan karena adanya
kegiatan penjaringan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan identifikasi dapat dilakukan oleh guru dan
pihak lain yang dekat dengan anak, seperti orang tua dan keluarganya, sedangkan asesmen biasanya
perlu melibatkan tenaga profesional yang ahli dalam bidangnya, seperti psikolog, sosiolog dan
terapist.
Planning matrix adalah mapping diskripsi tentang kondisi ABK secara individu yang menggambarkan
tentang kondisi actual hambatan karakteristiknya, dampak, strategi layanan dan media yang
diperlukan dalam intervensi. Deskripsi mapping karakteristik kebutuhan khusus tersebut selanjutnya
disusun skala prioritas yang menggambarkan urutan urgensi masalah yang perlu segera ditangani.
Oleh sebab itu dengan adanya planning matrix ini, guru pendidikan khusus menjadi sangat terbantu,
karena untuk menetapkan program layanan kebutuhan khusus, tinggal menyusun program layanan
kebutuhan khusus tersebut sesuai dengan skala prioritas yang telah diperoleh.
Jadi untuk asesmen peserta didik sebaiknya sudah dilakukan saat PPDB sehingga sekolah/guru sudah
mempunyai data tentang kondisi peserta didik yang akan masuk di sekolah tersebut. Dan untuk
planning matriknya adalah ketika guru menyiapkan materi pembelajaran untuk kebutuhan semua
peserta didik di kelasnya.

Soal no.3

Modifikasi berarti merubah atau menyesuaikan satu atau beberapa komponen kurikulum
dengan menggunakan standar isi (KI-KD) standar kurikulum nasional. Dalam kaitan dengan
model kurikulum untuk siswa berkebutuhan pendidikan khusus, maka model modifikasi
berarti cara pengembangan kurikulum, dimana kurikulum umum yang diberlakukan bagi
siswa-siswa reguler dirubah untuk disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan
siswa berkebutuhan pendidikan khusus. Dengan demikian, siswa berkebutuhan pendidikan
khusus menjalanikurikulum yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan
mereka. Adaptasi kurikulum bagi PDBK di sekolah inklusif meruapakan suatu keharusan.
Mengingat bervariasnya kemampuan dan hambatan yang dimiliki oleh PDBK. Adaptasi
kurikulum dilakukan dengan melakukan penyesuaian pada salah satu atau beberapa
komponen kurikulum dan memungkinkan melakukan penyesuaian (menaikkan atau
menurunkan) standar isi (KI dan KD). Dengan demikian PDBK adalah mereka yang
mengalami hambatan dalam dirinya. Hambatan yang mereka miliki sangat bervariasi.
Perkembangan pemahaman tentang pendidikan, membawa mereka untuk dapat menikmati
pendidikan di sekolah regular yakni berada bersama peserta didik regular yang kita sebut
sekolah inklusif. Sekolah inklusif semkain banyak ditemukan di beberapa daerah di
Indonesia. Kurikulum yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
dasarnya menggunakan kurikulum reguler yang berlaku di sekolah umum. Namun demikian
karena ragam hambatan yang dialami peserta didik berkebutuhan khusus sangat bervariasi,
mulai dari yang sifatnya ringan, sedang sampai yang berat, maka dalam implementasinya,
kurikulum reguler perlu dilakukan modifikasi (penyelarasan) sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Soal no,3

Secara garis besar komponen Progrm Pembelajaran Individual meliputi : 1) Deskripsi tingkat
kecakapan/kemampuan saat ini (performance levels): tingkat kemampuan/kecakapan yang
diketahui setelah dilakukan asesmen, sehingga guru kelas dapat mengetahui kekuatan,
kelemahan dan kebutuhan pembelajaran peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) yang
bersangkutan. Informasi ini umumnya berkaitan dengan kemampuan akademik, pola perilaku
khusus, keterampiln menolong diri, bakat voksional, dan kemampuan berkomunikasi 2)
Sasaran program tahunan/tujuan pengajaran tahunan ( longrange or annual goals) Komponen
ini merupakan kunci komponen pembelajaran karena dapat memperkirakan program jangka
panjang selama kegiatan sekolah dan dapat dipecah-pecah menjadi beberapa sasaran.
Kerjasama antara guru dan orangtua perlu dilakukan sehingga tujuan pembelajaran lebih
realis. Merumuskan tujuan PPI hrus memperhatikan empat kriteria yaitu: a.. dapat diukur ->
pernyataan harus menggunakan kata kerja opersional (menyebutkan ,menjelaskan,
mendefinisikan,mengidentifikasi, menulis dll) dan tidak menimbulkan penafsiran ganda
(memahami, mengetahui, mengerti ) b. positif -> tujuan itu harus membawa perubahan ke
arah positif (mis. “peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) dpat merespon waktu dengan
tepat” bukan “peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) dapat bertahan menutup mulut” c.
orientasi pada peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) > merumuskan apa yang dipelajari
bukan apa yang peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) pikirkan (mis: siswa dapat
menanggapi secara lisan pertanyaan dengan dua-tiga prase) d. relevan -> sesuai dengan
kebutuhan individu. 3) Sasaran belajar jangka pendek (shortterm objectives) Sasaran belajar
jangka pendek/tujuan jangka pendek harus dikonsep dan dikembangkan melalui analisa
tugas, dipakai sebagai acuan dalam proses pembelajaran guna mencapai kemampuan yang
lebih spesifik. Sasaran belajar ini harus dapat diamati, dapat diukur, berpusat pada peserta
didik berkebutuhan khusus (PDBK), positif dan hendaknya mencerminkan pengajaran antara
tingkat kecakapan dan tujuan akhir. Tujuan khusus mempunyai beberapa komponen yaitu
ABCD (Audience – Behavior – Condition – Degree); mis:  Jika ditunjukkan empat warna
(condition) Budi (audience) dapat menyebutkan nama-nama warna tsb (behavior) 100%
benar (degree).  Anak diberi empat macam uang logam bernilai Rp.25,- , Rp.50,- . Rp.100,-
dan Rp.500,-; dapat menentukan nilai tiap mata uang logam tsb dengan ketepatan seratus
persen. 4) Diskripsi pelayanan(Description of services) , meliputi :* guru yang mengajar, * isi
program pengajaran dan kegiatan pembelajaran, * alat yang dipergunakan. 5) Tanggal
pelayanan (Dates of service) -> dlam Program Pembelajaran Individual harus terdapat
tanggal kapan pengajaran mulai dilaksanakan dan antisipasi lamanya pelayanan. 6) Penilaian
(Evaluation) ->terbagi dalam dua bagian yaitu: a. Penilaian untuk menentukan tingkat
kecakapan peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) saat ini, menjelaskan kekuatan dan
kelemahan peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) (assesment) b. Menilai keberhasilan
peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) dalam mencapai tujuan jangka pendek yang telah
ditetapkan. Prosedur penilaian dapat dilakukan dengan lisan, tulisan atau perbuatan.
Metodenya dapat melalui tes atau observasi.

Dari prnjabaran diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa PPI ini mirip dengan RPP sekolah
pada umumnya, hanya saja jika PPI lebih disesuaikan dengan kondisi/karakteristik PDBK.
Jadi peran guru sangat penting untuk menyusun PPI ini unuk kelancaran proses belajar
mengajar.

Anda mungkin juga menyukai