Anda di halaman 1dari 27

Biaya relevan dan keputusan manajemen

Kelompok 5 :

1. Hofifa
2. Marisa dwi santika
3. Marisa yudia castila
4. Nur muhammad mansyur
5. Nurholipah
6. Panji alfian

Universitas pamulang
Tangerang selatan
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan semesta alam, berkat rahmat dan
karunia-Nyalah serta petunjuknya, makalah ini dengan judul materi “Pengambilan Keputusan
Taktis” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, serta
kita selaku umatnya hingga akhir zaman. Tak lupa pula ucapan rasa terimakasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil dalam penyusunan makalah
ini. Sehingga penyusunan materi ini bisa berjalan dengan lancar tanpa ada halangan suatu
apapun. Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan selaku penyusun, memohon
maaf apabila dalam penyusunan materi ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.
Daftar isi
1. Pengertian Biaya Relevan
Biaya relevan adalah data biaya yang di harapkan di masa akan datang yang berbeda dalam
beberapa alternative keputusan atau Biaya relevan merupakan biaya yang terkait dengan
keputusan operasional.
Biaya relevan dapat digunakan untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan
bisnis. Biaya relevan ini sangat berperan bila perusahaan dihadapkan pada masalah pilihan yang
cukup pelik antara menerima atau menolak, antara menghentikan atau melanjutkan, antara
membeli atau membuat, atau antara dijual di titik pisah atau setelah titik pisah dan sebagainya.
Misalnya, perusahaan yang memproduksi komponen produk seperti kancing yang
menggunakan mesin dan peralatan produksi khusus maka Biaya Overhead Pabrik (BOP) tetap
akan menjadi beban untuk perusahaan baik perusahaan membeli atau membuat sendiri
komponen tersebut. Dalam hal ini BOP tetap tersebut tidak relevan untuk dipertimbangkan
dalam keputusan.
Contoh biaya relevan adalah biaya tenaga kerja langsung, karena biaya tenaga kerjalangsung
merupakan biaya masa depan dan biaya ini berbeda pada setiap alternatif (jika alternatif
“membuat” yang digunakan maka akan timbul biaya tenaga kerja langsung, tetapi jika alternatif
“tidak membuat/membeli” yang digunakan maka tidak akan muncul biaya tenaga kerja
langsung)
Biaya relevan merupakan hasil pengolahan data historis oleh akuntan intern, oleh ahli yang
lainnya. Ia disebut relevan karena berhubungan  erat dengan pengambilan keputusan manajemen.
Ia merupakan biaya masa datang karena digunakan untuk menyusun anggaran, perencanaan laba,
dan pengendalian kegiatan yang bertumpu pada program jangka pendek dan jangka panjang.
Biaya relevan untuk pengambilan keputusan didasarkan kepada konsep “different analysis
for different purposes”, yang berarti bahwa untuk tujuan yang berbeda diperlukan analisa yang
berbeda pula. Oleh karena itu, terdapat beberapa konsep biaya relevan untuk berbagai
pengambilan keputusan, yaitu:
 Biaya Diferensial (Differntial Cost) adalah biaya yang berbeda pada berbagai alternatif
pengambilan keputusan yang mungkin untuk dipilih. Dalam pengambilan keputusan,
biaya diferensial dibandingkan dengan penghasilan diferensial untuk menentukan
besarnya laba diferensial.
 Biaya Treceabel (Treceable Cost) adalah yang dapat diakui jejaknya pada produk,
pesanan, pusat biaya, departemen, atau divisi tertentu di dalam suatu perusahaan.
 Biaya Kesempatan (Opportunity Cost) adalah penghasilan atau penghematan biaya yang
dikorbankan karena dipilihnya satu alternatif tertentu, sehingga penghasilan atau
penghematan biaya tersebut perlu diperhitungkan sebagai biaya pada alternatif tertentu.
 Biaya Incremental (Incremental Cost) adalah biaya-biaya yang ditambahkan atau biaya-
biaya yang tidak akan dikorbankan apabila suatu alternatif (proyek) tertentu tidak dipilih
untuk dilaksanakan.

1. Ciri-ciri Biaya Relevan


 Biaya dapat dihindari dengan suatu keputusan manajemen
 Biaya tersebut belum terjadi
 Biaya yang akan terjadi itu nilai berbeda untuk setiap alternatif.
 Biaya tersebut benar-benar memberi pengaruh didalam keputusan
2. Kriteria Biaya Relevan
 diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. dari sisi pandang ini biaya relevan
merupakan biaya taksiran
 berbeda diantara berbagai alternative yang dipertimbangakan. suatu biaya dapat
dikategorikan sebagai biaya relevan jika sudah menjadi unsur masuk dalam sebagai item
yang diperbandingkan diantara alternative yang tersedia.

3. Langkah-langkah analisis Biaya Relevan


 Mengumpulkan semua biaya yang akan terjadi yang berkaitan dengan setiap alternatif
yang akan dipertimbangkan
 Memisahkan biaya masa lalu atau yang merupakan sunk cost.
 Memisahkan biaya masa yang akan datang yang tidak berbeda dalam setiap alternatif
keputusan.
 Membuat keputusan berdasarkan biaya yang masih tersisa, karena biaya tersebut pasti
biaya diferensial atau biaya terhindarkan dan biaya tersebut relevan dalam suatu
keputusan

4. Hal-hal utama yang perlu diperhatikan dalam Biaya Relevan ?


 Biaya-biaya masa lalu (historis) dapat membantu sebagai dasar untuk membuat prediksi,
namun biaya-biaya masa lalu tersebut selalu tidak relevan ketika membuat keputusan
(yang bersifat masa depan).
 Alternatif-alternatif berbeda dapat dibandingkan dengan memeriksa perbedaan-perbedaan
total pendapatan dan biaya masa depan yang diharapkan
 Tidak semua pendapatan dan biaya masa depan yang diharapkan adalah relevan, sehingga
pendapatan dan biaya yang diharapkan tidak berbeda diantara alternatif-alternatif pilihan
dianggap tidak relevan dan dapat dihilangkan dari analisa.
 Mengingat tingkat kesulitan pengukurannya, titik berat yang tepat harus diberikan untuk
faktor-faktor kualitatif dan faktor-faktor kuantitatif non keuangan.

5. Kapan Manajer melakukan menggunakan biaya relevan?


Manajer hanya menggunakan biaya relevan yang akan timbul di masa yang akan datang saja
dalam pengambilan keputusan karena suatu keputusan merupakan suatu hal yang berhubungan
dengan keadaan di masa datang. Namun, untuk dianggap sebagai biaya relevan, suatu biaya tidak
hanya berhubungan dengan keadaan di masa yang akan datang, tetapi biaya tersebut harus
berbeda dengan suatu alternatif lain. Jadi, jika suatu biaya yang akan muncul di masa depan
mempunyai jumlah yang sama besar dari beberapa alternatif, biaya tersebut tidak akan
berpengaruh dengan pengambilan keputusan.
Jadi, Manajemen selalu mengambil keputusan yang meliputi berbagai macam hal, seperti
keputusan dalam kegiatan produksi rutin atau keputusan yang diambil dalam masalah-masalah
khusus. Pengambilan keputusan kegiatan rutin pada umumnya terjadi dan berkaitan dalam
melaksanakan kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan secara rutin dan teratur.
Pengambilan keputusan khusus merupakan keputusan yang bersifat tidak teratur atau tidak rutin
dilakukan oleh perusahaan.

Pengambilan keputusan khusus dalam perusahaan mempunyai banyak jenis diantaranya:


A. Keputusan membuat sendiri atau membeli dari tempat lain
B. Keputusan mempertahankan atau menghentikan usaha
C. Menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan
D. Menerima atau menolak pesanan khusus
E. Menjual atau mengolah lebih lanjut

A. Keputusan Membuat Sendiri Atau Membeli dari Tempat Lain


Keputusan khusus yang pertama adalah perusahaan dihadapkan pada pilihan dalam
rangka pengadaan komponen barang untuk memproduksi barang. Perusahaan akan membuat
sendiri atau membeli komponen tersebut di tempat lain. Akuntansi manajemen membuat
hitungan dari sisi keuangan mana dari kedua alternatif tersebut yang paling menguntungkan dari
segi keuangan. Keputusan membuat sendiri atau membeli dari tempat lain ada dua tipe, yaitu:

1. Kondisi awal membuat sendiri


2. Kondisi awal biasa membeli
Contoh:
PT. Andalas selama ini membeli salah satu komponen untuk produknya sebanyak 20.000 unit
dengan harga Rp19.000 per unit. Jadi, jika membeli komponen biaya yang akan dikeluarkan
adalah 20.000 unit x Rp19.000 = Rp380.000.000. Jika perusahaan membuat sendiri komponen
tersebut, biaya produksinya sebagai berikut.

Biaya (Rp) Unit Jumlah (Rp)


Bahan Baku 6.000 20.000 120.000.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 8.000 20.000 160.000.000
Biaya Overhead Pabrik Variabel 2.000 20.000 40.000.000
Biaya Tetap :
Biaya Gaji Tetap 40.000.000
Biaya Depresiasi 40.000.000
Jumlah 400.000.000

Maka keputusan yang diambil adalah membeli dari tempat lain seharga Rp380.000.000
karena biayanya lebih murah dibandingkan dengan membuat sendiri sebesar Rp400.000.000.

Membuat Membeli Perbedaan


Unit Biaya Jumlah Unit Biaya Jumlah
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Bahan baku: 20.000 6.000 120.000.000 120.000.000
Biaya tenaga 20.000 8.000 160.000.000 160.000.000
kerja langsung
Biaya overhead 20.000 2.000 40.000.000 40.000.000
pabrik variabel
Biaya tetap:
Biaya gaji tetap 40.000.000 40.000.000
Harga 20.000 19.000 380.000.000 380.000.000
pembelian
komponen

20.000.000
Dalam pemilihan alternatif kita perlu mempertimbangkan mana saja yang masuk dalam
biaya relavan dan biaya yang tidak relavan. Yang termasuk biaya tidak relavan yaitu memiliki
ciri biaya yang terjadi pada masa lalu atau biaya yang akan datang yang sama diantara alternatif.
Dalam hal ini biaya tidak relavan adalah biaya tetap depresiasi. Jika biaya tetap depresiasi dapat
dihilangkan, maka membuat sendiri akan lebih hemat daripada membeli dari luar. Berikut
perhitungannya:
Dari hasil di atas, ada 2 alternatif pilihan yaitu membeli dan membuat sendiri komponen
yang dibutuhkan oleh perusahaan. Apabila membeli komponen dari luar sebanyak 20.000 unit,
membutuhkan dan Rp380.000.000. sedangkan jika membuat sendiri biaya totalnya sebesar
Rp360.000.000 (Rp120.000.000 + Rp160.000.000 + Rp40.000.000 + Rp40.000.000). sehingga
ada selisih sebesar Rp20.000.000 daripada membeli komponen dari luar.

Membuat Membeli Perbedaan


Unit Biaya Jumlah Unit Biaya Jumlah
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Bahan Baku : 12.000 6.000 72.000.000 72.000.000

Biaya Tenaga 12.000 8.000 96.000.000 96.000.000


Kerja Langsung
Biaya Overhead 12.000 2.000 24.000.000 24.000.000
Pabrik Variabel
Biaya Tetap :
Biaya Gaji Tetap 40.000.000 40.000.000
Harga Pembelian 12.000 9.000 228.000.000 228.000.000
Komponen
4.000.000
Jika volume pembelian turun dari 20.000 unit menjadi 12.000 unit. Maka perhitungannya
sebagai berikut.

Dengan melihat hasil tersebut diperoleh biaya untuk membeli komponen di luar yang
lebih murah yaitu sebesar Rp228.000.000, sedangkan jika membuat sendiri sebesar
Rp232.000.000, selisihnya sebesar Rp4.000.000. jadi membeli komponen di luar lebih
menguntungkan dibanding membuat sendiri.

Manajemen dapat mengetahui pada volume berapakah kedua alternatif tersebut bernilai
sama. Untuk menghitungnya menggunakan rumus indifferent cost volume.

Perhitungan indifferent cost volume, sebagai berikut.

Total biaya beli = Total biaya membuat sendiri


19.000X = 40.000.000 + (Rp6.000 + Rp8.000 + Rp2.000)X
19.000X = 40.000.000 + (Rp16.000)X
19X = 40.000 + 16X
19X – 16 X = 40.000
3X = 40.000
X = 13.333 unit
Jadi, volume kedua alternatif yaitu membeli dari luar dan membuat sendiri akan bernilai sama
biayanya apabila perusahaan membeli atau membuat 13.333 unit.

B. Keputusan Pertahankan Atau Hentikan

Dalam perusahaan yang mempunyai berbagai jenis produk dan kadangkala dari beberapa
produk yang dibuka ini ada yang menguntungkan dan tidak menguntungkan. Dari pihak
manajemen akan melakukan tindakan untuk departemen yang tidak menguntungkan tersebut
dengan menggunakan analisis keuangan. Dalam kasus suatu departemen mengalami kerugian
secara terus-menerus, maka pihak manajemen harus mempertimbangkan pendapatan diferensial
dan biaya diferensial. Pengambilan keputusan dengan menghilangkan salah satu jenis
produk/departemen. Biaya-biaya tidak akan terjadi jika suatu jenis produk/departemen
ditiadakan.

Biaya yang tak terhindarkan adalah biaya yang tetap akan terjadi dengan pengambilan
keputusan jika suatu jenis produk/ departemen ditiadakan. Pada umumnya merupakan biaya
bersama bagi beberapa jenis produk sehingga peniadaan salah satu jenis tersebut akan
mempengaruhi biaya tersebut.

Contoh:

Sebuah departemen store memiliki 3 departemen utama, yaitu departemen makanan, departemen
kelontong, dan departemen obat-obatan. Berikut ini taksiran perhitungan rugi laba untuk setiap
departemen.

Departemen Jumlah
Makanan Kelontong Obat-obatan
Hasil penjualan 5.000.000 4.000.000 500.000 9.500.000
Biaya variabel 4.000.000 2.800.000 300.000 7.100.000
Ø Jika biaya kesempatan lebih besar daripada biaya terhindarkan apabila perusahaan meniadakan
departemen makanan, maka sebaiknya perusahaan meneruskan departemen tersebut.

Ø Sebaliknya, jika biaya kesempatan lebih kecil daripada biaya terhindarkan apabila perusahaan
meniadakan dpartemen makanan maka sebaiknya perusahaan memutuskan untuk meniadakan
departemen tersebut.

Ø Biaya terhindarkan sering pula disebut sebagai penghemat biaya tambahan (incremental cost
saving).

Ø Jika dengan meniadakan departemen makanan, perusahaan bermaksud menambah menambah


departemen baru yaitu deparemen kosmetik.

Ø Perusahaan harus menganalisis pendapatan diferensial dan biaya diferensial antara tetap
meneruskan atau menambah departemen kosmetik (mengganti departemen makanan dengan
departemen kosmetik).

Alternatif Alternatif Perbedaan


Meneruskan Dept. Menggantinya dengan
Makanan Dept. Kosmetik
Hasil penjualan Rp9.500.000 Rp7.500.000 Rp2.000.000
Biaya:
Variabel 7.100.000 5.200.000 1.900.000
Tetap terhindarkan 1.325.000 925.000 400.000
Jumlah Rp8.425.000 Rp6.125.000 Rp2.300.000
Laba sebelum biaya tak Rp1.075.000 Rp1.375.000 Rp300.000
terhindarkan diperhitungkan
Ø Data departemen kosmetik: taksiran hasil penjualan Rp3.000.000 biaya variabel Rp2.100.000,
dan biaya tetap tambahan Rp350.000.

Ø Manajemen memiliki alternatif 2 karena biaya kesempatan jika alternatif 2 dipilih adalah
Rp2.000.000 lebih kecil dibandingkan dengan biaya dapat dihindarkan (Rp2.300.000).

Ø Jika memilih alternatif 1, laba yang diperoleh (Rp175.000 - Rp1.1750.000 - Rp900.000) lebih
kecil dibandingkan dengan jika alternatif 2 yang dipilih (Rp475.000 - Rp1.375.000 -
Rp900.000).
Ø Kesimpulan: peniadaan departemen makanan dapat dibenarkan jika departemen tersebut
diganti dengan departemen kosmetik.

C. Menyewakan Atau Menjual Fasilitas Perusahaan

Jika suatu perusahaan mempunyai aktiva tetap, maka akan mempunyai 2 alternatif untuk
menyewakan atau menjual aktiva tetap tersebut yang sudah tidak digunakan oleh perusahaan.
Akuntansi manajemen akan melakukan perhitungan dari 2 alternatif tersebut, manakah yang
paling menguntungkan dari sisi keuangan.

Contoh:

PT. Andalas mempunyai mesin lama dengan harga perolehan Rp4.000.000 dan nilai sisa
Rp1.600.000, biaya penyusutan Rp2.400.000. Mesin tersebut direncanakan akan disewakan
dengan biaya sewa Rp2.500.000. Untuk bisa disewakansebaiknya mesin tersebut harus direparasi
terlebih dahulu dengan biaya Rp700.000. Selain itu PT. Andalas juga mempunyai alternatif
untuk menjual mesin lama tersebut seharga Rp2.000.000. biaya komisi untuk perantara
Rp120.000. Dari 2 alternatif di atas sebaiknya kapan PT. Andalas menyewakan atau menjual
mesin lama tersebut?

Analisis yang dibuat oleh perusahaan untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
adalah:

Disewakan Dijual Perbedaan

Pendapatan Sewa/ Penjualan Rp2.500.000 Rp2.000.000 Rp500.000

Biaya:

Reparasi Rp700.000 Rp120.000 Rp580.000

Pendapatan Bersih Rp1.800.000 Rp1.880.000 Rp80.000

PT. Andalas sebaiknya menjual mesin lama saja karena lebih menguntungkan sebesar
Rp80.000 dibandingkan jika mesin lama tersebut harus disewakan. Nilai buku mesin
Rp1.600.000 (Rp4.000.000 – Rp2.400.000) tidak perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputuan tersebut karena nilai buku mesin merupakan biaya tenggelam (surk cost).

D. Menerima Atau Menolak Pesanan Penjualan Khusus

Perusahaan yang sudah terbiasa memproduksi produk reguler dalam jumlah yang sama
setiap hari, jika mendapatkan pesanan tambahan dengan harga di bawah standar maka pesanan
tambahan tersebut dapat diterima atau ditolak. Dalam akuntansi manajemen perlu
mempertimbangkan dengan menghitung biaya-biaya yang timbul. Jika perusahaan memproduksi
dengan jumlah yang sudah penuh, apabila ada pesanan tambahan akan menyebabkan kenaikan
biaya, baik itu biaya variabel maupun biaya tetap. Maka perlu diperhitungkan kembali pesanan
tambahan dengan harga khusus jangan sampai perusahaan mengalami kerugian.

Jika perusahaan memproduksi dengan jumlah yang belum penuh dan memungkinkan
pengerjaan pesanan khusus tersebut tanpa menambah biaya tetap lagi, maka akan
menguntungkan perusahaan karena perusahaan sudah tidak lagi mengeluarkan biaya tetap untuk
pesanan tambahan tersebut.

Contoh:

Perhitungan rugi-laba perusahaan yang setiap bulan memproduksi reguler genteng sebanyak
1000 buah adalah sebagai berikut.

Keterangan Jumlah
Hasil penjualan Rp1.000.000
Biaya produksi:
Variabel: 1.000 x Rp1.000
Tetap Rp100.000
Rp700.000
Laba kotor Rp300.000
Biaya usaha Rp50.000
Laba bersih Rp250.000
Setiap bulan perusahaan membuat genteng reguler 1000 buah dan setiap bulan mendapatkan laba
sebesar Rp250.000. sebaiknya ada pesanan khusus sebanyak 300 genteng dengan harga khusus
yaitu Rp900 per genteng pesanan khusus tersebut diambil atau tidak dengan perhitungan sebagai
berikut.

Keterangan Tanpa Pesanan Khusus Dengan Pesanan Khusus Perbedaan


Hasil pendapatan
1.000 x Rp1.000 Rp1.000.000
1.000 x Rp1.000
300 x Rp900 Rp1.270.000 Rp270.000
Biaya produksi variabel
1.000 x Rp600 Rp600.000
1.300 x Rp600 Rp780.00 Rp180.000
Margin kontribusi Rp400.000 Rp490.000 Rp90.000

Dengan adanya tambahan pesanan khusus sebanyak 300 genteng dengan harga Rp900,
PT. Andalas akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp490.000. Jika tidak menerima pesanan
khusus hanya mendapat laba Rp400.000. Mendapat pesanan khusus lebih menguntungkan karena
PT. Andalas tidak lagi membayar biaya tetap jika mendapat pesanan dengan harga khusus.

E. Menjual Atau Mengolah Lebih Lanjut

Perusahaan dihadapkan pada pilihan menjual bahan mentah atau mengolah bahan mentah
tersebut menjadi produk jadi. Akuntansi manajemen akan membuat perhitungan mana yang lebih
menguntungkan dari sisi keuangan.

Contoh:

Perusahaan kaos bisa memilih alternatif menjual kaos atau memproses kain kaos menjadi
kaos polos. Harga juala kain kaos Rp9.000 per meter, harga pokok Rp6.000. Bila kain kaos
diproses lebih lanjut menjadi kaos polos, harga jual per kaos yang membutuhkan 1 meter kain
kaos Rp15.000 dan tambahan variabel Rp6.000 per kaos. Perusahaan bisa membuat 10.000 meter
kaos tiap periode. Buatlah analisis pengambilan keputusan.
Dijual Kain Kaos Dijual Kaos Polos Perbedaan
Penjualan (10.000x Rp9.000) (10.000 x Rp15.000) Rp60.000.000
(10.000m/kaos) Rp90.000.000 Rp150.000.000
Harga pokok kulit mentah Rp60.000.000 Rp60.000.000
(10.000 x Rp6.000)
Biaya meneruskan proses Rp30.000.000 Rp30.000.000
(10.000 x Rp30.000)
Laba Rp30.000.0000 Rp60.000.000 Rp30.000.000

Kesimpulan:

Perusahaan lebih baik memilih alternatif membuat kaos polos karena menghasilkan laba sebesar
Rp60.000.000.
Biaya diferensial = (Rp90.000.000 – Rp60.000.000) = Rp30.000.000

Pendapatan diferensial = (Rp150.000.000 – Rp90.000.000) = Rp60.000.000

Contoh:

PT. Abadi adalah sebuah perusahaan yang memproduksi suatu barang yakni kursi yang
dijual dengan harga Rp50.000 per buah tetapi belum finishing. Sedangkan biaya penuh yang
diperlukan untuk membuat barang tersebut adalah sebagai berikut.

Keterangan Biaya per


Satuan
Biaya bahan baku Rp5.000
Biaya tenaga kerja Rp6.000
langsung
Biaya overhead pabrik Rp7.000
(V)
Biaya overhead pabrik Rp7.000
(T)
Biaya administrasi (T) Rp7.000
Biaya pemasaran (T) Rp8.000
Total Rp40.000
Diketahui volume penjualan diperkirakan sebanyak 60.000 kursi. Berdasarkan informasi yang
diperoleh bahwa pihak manajemen mempertimbangkan untuk memproses lebih lanjut menjadi
kursi yang sudah finishing. Dalam pelaksanaannya memerlukan biaya pengelolaan lebih
lanjut/pernis yakni sebesar Rp8.000 per kursi. Sedangkan di pasaran kursi finishing cukup
banyak permintaan dengan harga jual Rp70.000. PT. Abadi lebih baik mengolah lebih lanjut atau
tidak?

Jika alternatif menjual yang dipilih, maka keuntungan yang diperoleh adalah:

Laba = Pendapatan – Beban

= (Rp50.000 x 60.000 unit) – (Rp40.000 x 60.000 unit)

= Rp3.000.000.000 – Rp2.400.000.000

= Rp600.000.000

Jika alternatif memproses lebih lanjut yang dipilih, maka keuntungan yang diperoleh
adalah:

Laba = Pendapatan diferensial – Biaya diferensial

= (Rp70.000 – Rp50.000) x (60.000 unit) – (Rp8.000 x 60.000 unit)

= Rp1.200.000.000 – Rp480.000.000

= Rp720.000.000

Jadi, jika PT. Abadi membuat keputusan sebaiknya memproses lebih lanjut karena memberikan
keuntungan yang lebih besar.

Lini produk atau yang biasa dikenal sebagai product line adalah sekelompok produk terkait yang
dipasarkan dan dijual dengan merek tertentu, yang ditawarkan oleh perusahaan tertentu.
Beberapa frasa unik yang harus difokuskan untuk memahami definisi product line ini adalah –

 Kelompok produk terkait: Lini produk adalah kelompok produk yang terdiri dari
produk terkait berdasarkan audiens target, proposisi nilai, teknologi yang digunakan,
preferensi pelanggan, dll.

 Dijual di bawah merek tertentu: Produk-produk ini dikelompokkan bersama di bawah


satu sub-merek atau ditawarkan langsung di bawah nama merek induk, dan mereka
membawa kepribadian merek yang serupa.

Berikut ini contoh untuk menjelaskan definisi dengan lebih baik –

Nike adalah perusahaan multinasional yang menjual product line sepatu olahraga, pakaian


olahraga, dan peralatan olahraga. Ketiga kategori ini selanjutnya dibagi menjadi beberapa lini
sub-produk berdasarkan olahraga dan penggunaan.

Keputusan Menjual Atau Memproses Lebih Lanjut

  Produk gabungan (joint products) memiliki proses yang umum dan biaya produksi sampai pada
titik split-off. Pada titik tersebut, mereka dapat dibedakan. Sebagai contoh, mineral tertentu
seperti tembaga dan emas mungkin terkandung dalam satu biji besi tertentu. Biji besi tersebut
harus ditambang, dihancurkan, dan diolah sebelum tembaga dan emas dipisahkan. Saat
pemisahan inilah yang disebut titik split-off (split-of point). Biaya penambangan, penghancuran,
dan pengolahan berlaku untuk kedua produk. Seringkali produk gabungan dijual pada titik split-
off. Kadangkala lebih menguntungkan memproses lebih lanjut suatu produk gabungan, setelah
titik split-off, sebelum menjualnya. Penentuan apakah akan menjual atau memproses lebih lanjut
(sell or process further) merupakan suatu keputusan penting yang harus dibuat oleh para manajer.

        Sebagai ilustrasi, mari kita pertimbangkan PT Raja Apel, yaitu sebuah perusahaan besar di
bidang pertanian yang menspesialisasikan bisnisnya pada penanaman apel. Setiap plot lahan
menghasilkan kira-kira satu ton apel. Pohon di setiap plot harus disemprot, dipupuk, disiram, dan
dipangkas. Saat apel matang, pekerja disewa untuk memetiknya. Apel-apel tersebut selanjutnya
dikirim ke gudang untuk dicuci dan disortir. Perkiraan biaya dari semua aktivitas tersebut
(termasuk pemrosesan) adalah 300 per ton per tahun. Apel disortir menjadi tiga jenis (A, B, dan
C) menurut ukuran dan kerusakan. Apel besar tanpa kerusakan (lecet, terpotong, berlubang, dan
seterusnya) disisihkan dalam sate tempat dan diklasifikasikan sebagai jenis A. Apel kecil tanpa
kerusakan disisihkan dalam tempat kedua dan diklasifikasikan sebagai jenis B. Sedangkan apel
yang tidak termasuk jenis A dan B dimasukkan dalam tempat ketiga dan diklasifikasikan sebagai
jenis C. Setiap ton apel memproduksi 800 kg jenis A, 600 kg jenis B, dan 600 kg jenis C. Apel
jenis A dijual ke supermarket besar dengan harga 40 per kg. Apel jenis B dikemas dalam
kantong sebanyak 120 kantong dan dijual ke supermarket dengan harga 130 per kantong. (Biaya
setiap kantongan adalah 5). Apel jenis C diproses lebih lanjut untuk pembuatan saus apel, yang
akan dijual dalam kaleng dengan harga 75 per kaleng. Biaya pemrosesan adalah 10 per kaleng
saus apel. Output akhirnya adalah 500 kaleng saus apel.

Suatu jaringan supermarket besar baru-baru ini meminta agar PT Raja Apel memasok saus apel
dalam kemasan kaleng dengan harga 90 per kaleng. PT Raja Apel menetapkan bahwa apel jenis
B cocok untuk memenuhi pesanan ini dan mengestimasi bahwa diperlukan biaya 20 per kaleng
untuk memproses apel menjadi saus apel. Outputnya adalah 500 kaleng.

        Ketika memutuskan apakah akan menjual apel jenis B pada titik split-off atau
memprosesnya lebih lanjut dan rnenjualnya dalam bentuk pai apel, biaya umum penyemprotan,
pemangkasan, dan seterusnya, adalah tidak relevan. Perusahaan harus membayar 300 per ton
untuk aktivitas ini tanpa memperhatikan apakah apel tersebut dijual pada titik split-off atau
setelah di proses lebih lanjut. Namun, pendapatan yang diterima dari split-off kemungkinan besar
berbeda dari pendapatan yang diterima apabila apel jenis B dijual dalam bentuk saus apel.
Karena itu, pendapatan merupakan pertimbangan yang relevan. Demikian juga, biaya
pemrosesan hanya terjadi apabila proses lanjutan dilakukan. Karena itu, biaya pemrosesan
termasuk relevan.

        Karena terdapat 600 kg apel jenis B pada titik split-off, PT Raja Apel menjual 120 kantong
dengan harga per unit bersih 125 =(130 – 5). Dengan demikian, total pendapatan bersih pada titik
split-off adalah 15.000 = (125 x 120). Apabila apel diproses menjadi saus apel, maka total
pendapatan adalah 45.000,00=(90 x 500). Karena itu, pendapatan inkremental dari proses lebih
lanjut adalah 30.000,00 = (45.000,00 – 15.000,00). Biaya inkremental pemrosesan adalah
10.000,00 = (20 x 500). Karena pendapatan naik sebesar 30.000,00 dan biaya hanya naik
10.000,00, maka manfaat bersih dari pemrosesan lebih lanjut adalah 20.000,00. Dengan
demikian, PT Raja Apel harus memproses apel jenis B menjadi saus apel apel. Analisisnya
diikhtisarkan sebagai berikut:

Menjual Memproses Jumlah


lebih lanjut diferensial
bila
memproses
lebih lanjut

Pendapatan 15.000,00 45.000,00 30.000,00


bersih

Biaya (0,00) (10.000,00) (10.000,00)


pemrosesan

Keuntungan 15.000,00 35.000,00 20.000,00

Keputusan Membeli Atau Membuat Sendiri

Dalam keputusan ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam yakni sebagai berikut :

1. Keputusan yang dihadapi oleh perusahaan yang sebelumnya memproduksi sendiri


produknya, kemudian mempertimbangkan akan membeli produk tersebut dari pemasok
luar.

2. Keputusan yang dihadapi oleh perusahaan yang sebelumnya membeli produk tertentu
dari pemasok luar, kemudian mempertimbangkan akan memproduksi sendiri produk
tersebut.

Apabila Keputusan yang pertama yang Diambil, maka ada 2 (dua) kemungkinan yang dihadapi
oleh manajemen dalam pengambilan keputusan ini, yakni :
 Fasilitas yang digunakan untuk memproduksi tidak dapat dimanfaatkan jika produk
dihentikan produksinya karena manajemen memilih alternative membeli dari luar.

 Fasilitas yang digunakan untuk memproduksi dapat dimanfaatkan untuk usaha lain yang
mendatangkan laba, jika produk dihentikan produksinya karena manajemen memilih
alternative membeli dari luar.

Namun, agar memperjelas dari Keputusan pertama , maka akan dibuat seperti ini :

Memproduksi sendiri à Membeli dari luar

–        Fasilitas yang dimiliki dihentikan pemakaiannya

Biaya diferensial : Biaya terhindarkan                             A

Biaya diferensial : harga beli dari pemasok luar              B

Keputusan :

Jika A > B à Alternatif membeli dapat dipilih

Jika A < B à Alternatif membeli tidak dapat dipilih

–        Fasilitas yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk kegiatan bisnis lainnya

Biaya diferensial : biaya terhindarkan         A

Pendapatan diferensial                                      B

Biaya difernsial :  harga beli                            C

Keputusan :

Jika (A+B) > C à Alternatif membeli dapat dipilih

Jika (A+B) < C à Alternatif membeli tidak dapat dipilih

Biaya Terhindarkan disini mempunyai arti yaitu, biaya yang dikeluarkan apabila kita memilih
untuk membuat / memproduksi sendiri produk tersebut.
Untuk pengambilan keputusan, manajemen perlu memperhitungkan pengorbanan dan manfaat
dari pemilihan alternatif membeli atau membuat sendiri.

–        Manfaat dari pemilihan alternatif membeli dari luar yaitu berupa besarnya biaya yang
terhindarkan (avoidable cost) jika kegiatan membuat sendiri dihentikan.

–        Pengorbanan dari pemilihan alternatif membeli dari luar yaitu sebesar biaya diferensial
yang berupa biaya yang dikeluarkan untuk membeli produk dari pemasok luar.

Sedangkan keputusan pada alternative kedua dapat dibagi menjadi dua yakni sebagai
berikut :

1. Tidak diperlukan tambahan fasilitas poduksi. Apabila biaya diferensial lebih kecil dari
harga beli yang dapat dihindari , maka keputusan membuat yang dipilih. Akan tetapi
apabila biaya diferensial yakni harga beli yang dapat dihindari lebih kecil dari biaya
untuk membuat, maka keputusan membeli yang dipilih.

2. Diperlukan tambahan fasilitas produksi.

Biaya Difrensial penjelasan diatas mempunyai arti yaitu, biaya yang dikeluarkan apabila kita
memilih untuk membuat / memproduksi sendiri produk tersebut.

Namun, agar memperjelas dari Keputusan kedua , maka akan dibuat seperti ini :

Membeli dari Luar à  Membuat Sendiri

 Tidak Dibutuhkan tambahan fasilitas produk

Biaya diferensial : Harga beli yang dapat dihindari          A

Biaya diferensial : Biaya untuk membuat                              B

Keputusan :

Jika A > B à alternatif membuat dapat dipilih

Jika A < B à alternatif membuat tidak dapat dipilih

 Dibutuhkan tambahan fasilitas produksi


Biaya diferensial : Harga beli yang dapat dihindarkan     A

Biaya diferensial : Biaya untuk membuat                               B

Aktiva diferensial : Investasi dalam fasilitas                        C

Keputusan :

Jika selama umur ekonomis fasilitas produksi jumlah nilai tunai

(A-B) > C à alternatif membuat sendiri dapat dipilih

Jika perusahaan sebelumnya membeli dari luar dan kemudiaan mempertimbangkan akan
membuat sendiri, serta memerlukan mesin dan ekuipmen untuk memproduksi sendiri:

–        Manfaat dari pemilihan alternatif membuat sendiri adalah berupa besarnya biaya yang


terhindarkan (avoidable cost) sebagai akibat membeli produk dari pemasok luar.

–        Pengorbanan dari pemilihan alternatif membuat sendiri adalah sebesar biaya diferensial


yang berupa biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sendiri produk tersebut.

–        Manfaat bersih yang diperoleh dibandingkan dengan besarnya investasi dalam mesin dan
ekuipmen (aktiva penuh) untuk memutuskan apakah manfaat bersih yang diperoleh
sebanding dengan investasi yang akan dilakukan.

Membeli atau Membuat Sendiri dengan Pendekatan Konvensional dan Pendekatan Activity


Based Costing.

Contoh :

Alternatif 1 (Membuat Sendiri)

Rincian Biaya pembuatan suku cadang pada PT “ Andalas Putra” adalah sebagai berikut (Jml
Produksi : 100.000 unit)

Biaya Bahan baku …………………                Rp.     500.000

Biaya tenaga kerja                                         Rp.  2.000.000


Biaya Overhead Variable                           Rp.    800.000

Biaya Overhead Tetap

Biaya tetap langsung.

Biaya Supervisi                                                    Rp.     500.000

Biaya Sewa equipment                                      Rp.     700.000

Biaya Tetap tidak langsung .                              Rp.  3.000.000

Total Biaya.                                                                  Rp.    7.500.000

Alternatif 2 (Membeli dari Pihak luar)

Jika perusahaan membeli dari pihak luar, maka harga yang ditawarkan adalah sebesar Rp. 70 per
unit.

Pendekatan Konvensional

Keputusan Membeli atau membuat sendiri berdasarkan pendekatan konvensional, biaya


terhindarkan secara sederhana hanya diidentifikasikan berdasarkan besarnya biaya variable dan
biaya tetap langsung. Biaya variable dan tetap langsung dianggap akan dapat dihindarkan jika
alternative membeli suku cadang dari pemasok luar dipilih. Biaya tetap tidak langsung bukan
merupakan biaya diferensial, karena alternative manapun yang dipilih, tidak akan terpengaruh
oleh keputusan yang diambil.

Analisis Biaya Diferensial Alternatif Membuat atau Membeli dengan Pendekatan


Konvensional

Alternatif Membuat

Biaya Bahan baku ………………                    Rp.     500.000

Biaya tenaga kerja                                         Rp.  2.000.000

Biaya Overhead Variable                            Rp.    800.000


Biaya Overhead Tetap

Biaya tetap langsung.                                   Rp.     500.000

Biaya Sewa equipment                                Rp.     700.000

Total Biaya                                                        Rp.  4.500.000

Biaya per unit   :  Rp. 4.500.000 / 100.000                     Rp.  45 per unit

Alternatif Membeli :

Biaya Membeli  =  Rp. 70 x 100.000 = Rp. 7.000.000

Keputusan :

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dapat disimpul kan bahwa membeli dari luar tidak
menguntungkan karena biaya yang dikeluarkan dalam alternative membeli lebih besar Rp.
2.500.000 daripada alternative membuat sendiri.

Pendekatan Activity Based Costing.

Dengan pendekatan dalam konsep ABC (Activity Based Costing) biaya untuk pembuatan produk
di atas dapat dirinci lagi ke dalam bentuk activity selain biaya-biaya dengan pendekatan
tradisional.

Misal Perincian biaya tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Cost Driver dan Tarif


Keterangan
per Cost Driver

Tarif per
Konsumsi
unit
Cost Driver Cost
Cost
Driver
Driver
BOP

Unit Level

Biaya Tng List Kwh Rp. 30 50.000

Batch Related

Jam
Bia Inspeksi Rp. 150 10.000
Inspeksi

Bia Frekw
Rp. 200 .5000 x
penanganan pindah

bahan

Jam
Bia persiapan Rp. 100 8.000
persiapan

produksi

Prod.
Sustaining

Order Rp.
Bia rekayasa 20
rekayasa 25.000

Dari informasi di atas dapat dibuat suatu perhitungan analisis dengan pendekatan Activity Based
Costing dalam pengambilan keputusan membuat sendiri atau membeli dari pihak luar.

Penentuan Biaya Diferensial dalam alternative Membuat Sendiri

Biaya bahan baku                                                                     Rp.         500.000


Biaya tenaga kerja                                                                    Rp.  2.000.000

Biaya overhead pabrik variable                                                 Rp.     800.000

Biaya Overhead Pabrik :

Unit level

Biaya tenaga listrik                                                     Rp.  1.500.000

Batch Related

Biaya penanganan bahan                                          Rp.  1.000.000

Biaya persiapan produksi                                         Rp.     800.000

Biaya inspeksi                                                               Rp.  1.500.000

Product sustaining

Biaya rekayasa                                                              Rp.      50.000

Biaya sewa ekuipmen                                                 Rp.    700.000

Jumlah Biaya Diferensial                                          Rp.  8.850.000

Keputusan :

Berdasarkan alternative di atas, apabila dibandingkan antara alternative membuat sendiri dan
membeli dari pihak luar, maka keputusan membeli dari pihak luar merupakan pilihan yang
paling tepat, karena dengan membeli dari pihak luar berarti perusahaan dapat menghemat sebesar
Rp. 8.850.000 – Rp. 7.000.000 = Rp. 1.850.000
kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai