Anda di halaman 1dari 10

PATTINGALLOANG

©Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

Tradisi Adat Pattaungeng Situs Tinco di Soppeng, 2007-2017


Eka Yanti, Jumadi, Muh. Rasyid Ridha
Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar
khaekayanti@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang keberadaan Tradisi Adat
Pattaungeng, proses pelaksanaan serta cara masyarakat mempertahankan Tradisi Adat
Pattaungeng Di Situs Tinco. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri atas 4
tahapan yaitu heuristik, kritik, interpretasi serta historiografi.Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Tradisi Adat Pattaungeng merupakan kegiatan tahunan yang telah dilaksanakan secara
turun temurun. Pemerintah mulai ikut berpartisipasi mulai tahun 2012. Faktor pendukung
yang menyebabkan pelaksanaan Tradisi Adat Pattaungeng masih tetap dilaksanakan oleh
masyarakat di daerah tinco yaitu adanya niat dari dalam diri untuk membudayakan dan
melestarikan tradisi adat pattaungeng, adanya penerus atau pergantian generasi yang akan
melaksanakan sehingga budaya tersebut tetap terlaksana dan bertahan didalam masyarakat.
Tradisi tersebut dilaksanakan antar bulan september-oktober.Berdasarkan hasil penelitian di
atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat di Tinco melakukan Tradisi Adat Pattaungeng
dengan keyakinan bahwa tradisi tersebut di laksanakan untuk tola bala, untuk keselamatan dan
kesejahteraan agar terhindar dari bencana. Serta ucapan rasa syukur kepada Tuhan atas reski
yang berlimpah di berikan Tuhan kepada mereka.

Keyword: Tradition, Pattaungeng, Tinco

Abstract
The purpose of this study was to determine the background of the existence of the Pattaungeng
Indigenous Tradition, the implementation process and the way the community maintained the
Pattaungeng Indigenous Tradition on the Tinco Site. This study uses a historical method
consisting of 4 stages, namely heuristics, criticism, interpretation and historiography. The
results showed that the Pattaungeng Traditional Tradition is an annual activity that has been
carried down for generations. The government began to participate starting in 2012. Supporting
factors that led to the implementation of the Pattaungeng Indigenous Tradition are still carried
out by the community in the Tinco area, namely the existence of an inner intention to cultivate
and preserve the pattaungeng traditional traditions, the successor or succession of generations
who will carry out so that the culture remains implemented and survived in society. The
tradition is carried out between September-October. Based on the results of the above research
it can be concluded that the people in Tinco carry out the Pattaungeng Traditional Tradition
with the belief that the tradition is carried out for tolaala, for safety and prosperity in order to
avoid disaster. As well as gratitude to God for the abundant blessings God gave them

Keyword: Tradition, Pattaungeng, Tinco

A. Pendahuluan masyarakat Sulawesi Selatan yang


Sulawesi Selatan merupakan provinsi mempunyai berbagai macam suku
yang memiliki baragam kebudayaan dan mayoritas yaitu Bugis, Makassar, Mandar,
kesenian tradisi, hal ini dipengaruhi oleh

Volume 6 No.2 April-Juni 2019, 46-55 |46


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

Toraja. Dari empat suku tersebut masing- yang masih terpelihara dengan baik dan
masing memiliki kesamaan tradisi. masih dilaksanakan sampai saat ini yang
Tradisi merupakan sesuatu yang telah telah menjadikan masyarakat yang
dilakukan untuk sejak lama dan menjadi berbudaya. Salah satu tradisi yang ada di
bagian dari kehidupan suatu kelompok Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten
masyarakat. sedangkan tradisi diartikan Soppeng, adalah tradisi yang disebut oleh
sebagai adat kebiasaan turun-temurun dari masyarakat setempat dengan Pattaungeng
nenek moyang yang masih dijalankan yang khususnya dilakukan oleh masyarakat
dalam masyarakat dan anggapan bahwa Tinco.
cara-cara yang telah ada merupakan yang Anggapan masyarakat Tinco terhadap
paling baik dan benar. Adat merupakan Tradisi Adat Pattaungeng merupakan suatu
pencerminan kepribadian sesuatu bangsa bentuk upacara keagamaan yang bersifat
dan merupakan salah satu penjelmaan jiwa sacral (suci) yakni suatu kekuatan simbolis
bangsa dari abad ke abad. Oleh karena itu, atau tindakan sekaligus sebagai wujud dari
bangsa di dunia memiliki adat kebiasaan ekspresi jiwa mereka.
sendiri-sendiri yang satu dengan yang Penelitian tentang tradisi adat
lainnya tidak sama. Karena ketidaksamaan Pattaungeng yang dilakukan di situs tinco
inilah dapat dikatakan bahwa adat Kelurahan Ompo Kabupaten Soppeng
merupakan unsur yang terpenting yang merupakan suatu kajian kebudayaan lokal
memberikan identitas bangsa yang dengan menggunakan pendekatan Ilmu
bersangkutan. Sejarah secara khusus. Meskipun telah
Tradisi di setiap daerah pasti memiliki banyak lahir penelitian-penelitian maupun
ciri-ciri yang berbeda, tradisi tersebut telah tulisan-tulisan yang menyangkut atau terkait
menjadi ciri khas yang membedakan antara dengan tradisi yang berkembang
satu daerah dengan daerah lainnya, dan dimasyarakat. Misalnya Ttradisi
merupakan warisan dari nenek moyang dan Pattaungeng di situs Bulu Matanre Desa
leluhur secara turun temurun. Indonesia Mattabulu Kacamatan Lalabata Kabupaten
merupakan daerah yang masih tergolong Soppeng yaitu skripsi yang di tulis oleh
mampu mempertahankan tradisinya Rizky Arafiki tahun 2017. Pada penelitian
ditengahtengah kehidupan modern, namun ini penulis mendeskripsikan fungsi sosial
tidak nguntuk menyesuaikan tradisi dengan dari tradisi Pattaungeng, rangkaian
perkembangan zaman. pelaksaan, siapa yang melaksankan tradisi,
Tingkat peradaban, maupun cara waktu pelaksanaan dan perangkat-
penghidupan yang modern, ternyata tidak perangkat yang digunakan dalam tradisi
mampu menghilangkan adat kebiasaan tersebut. (Arafiky, 2017)
yang hidup dalam masyarakat. Dalam Salah satu upacara adat yang masih
proses kemajuan zaman yang tampak, dilestarikan dalam lingkungan masyarakat
bahwa adat tersebut menyusuaikan diri Tinco Kelurahan Ompo Kecematan
dengan keadaan dan kehemdak zaman, Lalabata Kabupaten Soppeng adalah
sehingga adat itu menjadi kekal serta tetap pelaksanaan tradisi adat Pattaungeng, yang
segar. Adat-istiadat yang hidup serta yang merupakan tradisi untuk menghormati dan
berhubungan dengan tradisi rakyat inilah syukuran atas hasil panen yang diperoleh.
merupakan sumber yang mengagumkan Tradisi Pattaungeng sampai sekarang tidak
bagi pembinaan dan pengembangan diketahui kapan pertama kali dilaksanakan
kebudayaan bangsa indonesia. Adat, Tidak karna tradisi tersebut merupakan warisan
dapat dipisahkan dengan kebudayaan nenek moyang.
bahkan adat adalah bagian kebudayaan
suatu suku bangsa. (Wahid, 2007) B. Metode Penelitian
Seperti halnya di Sulawesi Selatan Metode merupakan sebuah cara
memiliki beragam kebudayaan dan tradisi prosedural untuk membuat dan

Volume 6 No.2 April-Juni 2019, 46-55 |47


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

mengerjakan sesuatu dalam sebuah sistem dilanjutkan verifikasi berikutnya (Hamid &
yang teratur dan terencana. Terdapat Madjid, 2008).
persyaratan yang ketat dalam melakukan 3. Interpretasi
sebuah penelitian, yaitu prosedur yang Tahapan ini merupakan setelah kritik
sistematis. Menurut Sartono Kartodirdjo, sumber.Sumber-sumber yang telah
metode merupakan cara bagaimana didapatkan perlu ditafsirkan oleh
seseorang memperoleh pengetahuan ( how peneliti.Dalam tahap interpretasi, imajinasi
to know ) (Madjid, 2014). Terdapat empat seorang peneliti dibutuhkan untuk
langkah metode sejarah yang wajib menafsirkan seluruh kejadian berdasarkan
hukumnya dilaksanakan oleh sejarawan data-data yang terkumpul. Pada
dalam penulisa karya sejarah, yaitu heuristic hakikatnya,interpretasi sejarah seringkali
(pengumpulan sumber), kritik sumber disbut dengan analisis data sejarah. Dalam
(eksternal/bahan dan internal/isi), hal ini, ada dua metode yang digunakan
interpetasi (penafsiran), dan historiografi yaitu analisi dan sistesis.Keduanya
(penulisan kisah sejarah). dipandang sebagai metode utama dalam
1. Heuristik sintesis atau sejumlah fakta yang diperoleh
Berasal dari bahasa yunani heuristiken dari sumber-sumber sejarah dan bersama-
yang berarti menemukan atau sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu
mengumpulkan sumber. Dalam kaitannya dalam suatu interpretasi yang menyeluruh.
dengan sejarah tentulah yang di maksud Interpretasi dapat dilakukan dengan cara
dengan sumber yaitu sumber sejarah yang membandingkan data yang telah diperoleh
berupa catatan kesaksian, dan fakta-fakta sehingga seorang peneliti mampu
lain yang dapat memberikan gambaran menyusun fakta-fakta sejara yang dapat
tentang sebuah peristiwa yang menyangkut dibuktikan kebenarannya
kehidupan manusia. 4. Historiografi
2. Kritik Tahap ini merupakan tahap terakhir
Tahap kedua dalam penelitian sejarah dalam penelitian sejarah. Pada tahap ini
adalah kritik sumber.Hasil yang ingin peneliti akan menuliskan peristiwa sejarah
dicapai pada tahap ini adalah didapatnya tersebut dalam sebuah tulisan yang dalam
sumber sejarah yang benar-benar penulisan, pemaparan dan pelaporan
memvberikan fakta guna merekonstruksi menggunakan tata cara tertentu. Dimana
masa lalu, terdapat dua aspek yang harus dalam hal ini, penelitian yang peneliti
diverifikasi yaitu Otentisitas atau keaslian lakukan adalah penelitian dengan kajian
sumber, dan kredibilitas atau tingkat keperpustakaan dan lapangan. Penulisan
kebenaran informasi dari sumber sejarah. sejarah merupakan proses penjelasan dari
Penentuan keaslian suatu sumber semua kegiatan dalam proses penelitian
berkaitan dengan bahan yang dgunakan sejarah. Pada tahap ini penulis mencoba
dari sumber tersebut, atau disebut kritik untuk menggambarkan hasil penelitiannya.
eksternal. Sedangkan penyeleksian Dalam hal ini pada penelitian tentang
informasi yang terkandung dalam sumber Tradisi Adat Pattaungeng di Situs Tinco
sejarah, dapat dipercaya atau tidak dikenal Soppeng (2007-2017)
dengan kritik internal. Setiap sumber
sejarah diperlakukan sama, yakni diseleksi C. Tinjauan Umum Lokasi Penelitian
baik dari segi eksternal maupun Watansoppeng, yang merupakan daya
internalnya. Tahap penyeleksiannya harus tarik kawasan ini. Masyarakat Sulawesi
sistematis, yaitu diawali dengan kritik Selatan bahkan memberi julukan
eskternal dan kemudian kritik internal. Jika Watansoppeng sebagai kota kelelawar.
tahap pertama suatu sumber sejarah tidak Kabupaten soppeng yang beribukota di
memenuhi syarat sebuah sumber sejarah Watansoppeng terletak antara 40° Lintang
(dari segi otentisitasnya), tidak perlu Selatan dan 4°32 Lintang Selatan dan antar

Volume 6 No.2 April-Juni 2019, 46-55 |48


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

119°47’ 18’’ Bujur Timur dan 120°06’ 13’’ masyarakat pendukungnya untuk
Bujur Timur. Di sebelah timur secara berinteraksi secara aktif dan efektif sehingga
administrasi berbatasan dengan Kabupaten mampu membina budi pekerti luhur. Sifat
Wajo dan Bone. Di sebelah utara keanekaragaman masyarakat dan
berbatasan Langsung Dengan Kabupaten kebudayaan Indonesia tersebut dapat
Sidenreng rappang.sedangkan di sebelah dipersamakan dengan suatu lukisan mozaik
Barat dan Selatan di batasi oleh Kabupaten yang secara keseluruhan manggambarkan
Barru dan Kabupaten Bone. Kabupaten nilai-nilai budaya bangsa. Seperti halnya
Soppeng merupakan daerah dataran dan sebuah bingkai warna merupakan unsur
perbukitan dengan luas wilayah 1.500 Km2. keseluruhan yang hanya dapat dipahami
Dengan luas daratan 700Km2 berada pada dalam hubungan kebudayaan sebagai suatu
ketinggian rata-rata kurang lebih 60 M di kesatuan. (Purwadi, 2007)
atas permukaan laut. Pada umumnya tradisi-tradisi yang ada
Kelurahan Ompo merupakan salah di Indonesia merupakan warisan dari
satu kelurahan yang berada dalam wilayah generasi sebelumnya. Tradisi tersebut ada
Kecematan Lalabata. terletak lebih kurang yang mengalami perubahan dan kemudian
enam kilometer di sebelah utara hilang, ada juga yang dipelihara dan
Watansoppeng masuk dalam wilayah dikembangkan sehingga dapat disaksikan
Kecematan Lalabata, Kabupaten Soppeng. oleh generasi selanjutnya. Upacara adat
Letak astronominya 119° 52’ 32’’ BT dan atau tradisi itu semula merupakan
4° 19’ 33’’ BS. Kawasan ini merupakan pemujaan terhadap para leluhur yang
dataran tinggi yang membujur dari timur ke kemudian menjadi wilujengan
barat. Di sebelah baratnya bersambung (permohonan selamat) terhadap Tuhan dan
dengan perbukitan Lawo, sedang di sebelah leluhur tersebut.
timurnya adalah dataran rendah. Di sebelah Setiap kerajaan, utamanya yang
selatan dan timur membentang persawahan keberadaannya diawali seorang raja atau
penduduk yang merupakan sawah teknis pun ratu yang berasal dari to manurung.
dengan sumber air dari sumgai Lawo.` Sebagai lambang kebesaran dan
Berikut gambaran tentang Sejarah kekuasaannya adalah berupa benda yang
Perkembangan Kelurahan Ompo disebut dengan Arajang . Arajang berasal
a. Batas Wilayah dari kata raja yang berasal dari kata raja
Sebelah Utara Desa Pesse, Sebelah yang berarti besar yang dalam bahasa
Selatan, Kelurahan Lapajung, Sebelah makassar disebut Kalompoang. Sebagai
Barat, Desa Mattabulu, Sebelah Timur, Arajang, dapat berupa senjata tajam (keris,
Kelurahan Salo Karaja kalewang, tombak dan lain-lain) atau dapat
b. Luas wilayah berupa perhiasan, rambut dan benda yang
Luas wilayah Kelurahan Ompo sekitar dianggap sakral (keramat). Fungsi utama
23 Km2 dan pada umumnya masyarakat dari Arajang ini adalah untuk menambah
bermata pencaharian sebagai petani. Luas kharisma dan wibawa seorang raja sebagai
lahan pertanian yang ada adalah 71,5 ha seorang pemimpin dan pemersatu.
Di daerah Soppeng, benda-benda yang
D. Pembahasan dianggap sebagai arajang adalah berupa
1. Latar Belakang Keberadaan Tradisi gulungan rambut yang konon dimiliki la
Adat Pattaungeng Temmamala Manurungnge ri Sekkanyili,
Di dalam masyarakat Indonesia menurut kisah, suatu ketika ia meminta
terdapat beraneka ragam budaya antara lain agar rambutnya ikellu (dicukur habis hingga
berupa upacara tradisional dan adat istiadat gundul) dan setelah rambut nya habis
yang perlu dilestarikan, karena di dalamnya tercukur, maka iapun mallajang. Tempat
terkandung makna nilai-nilai luhur yang dimana ia cukur itu kemudian dinamakan
tinggi yang dapat mempengaruhi situs Tinco. Disitus tinco di temukan

Volume 6 No.2 April-Juni 2019, 46-55 |49


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

bongkaha batu yang kemudian di sebut bentuk yang satu dengan bentuk yang
Lakelluaja, yaitu berasal dari kata Ikellu’i lainnya. Sedangkan lingkungan merupakan
Nallajang yang artinya rambutnya dicukur faktor utama lahirnya suatu kebudayaan
gundul maka ia pun menghilang. atau tradisi. Seperti halnya di Tinco
Secara etimologi Pattaungeng berasal terdapat situs megalitik berupa batu yang
dari kata Taung dalam bahasa bugis yang dimana di yakini oleh masyarakat sekitar
artinya Tahun. Jadi Pattungeng berarti bahwa tempat menghilangnya
tradisi yang dilaksanakan setiap tahunnya Latemmamala (Datu Soppeng). Tradisi itu
secara turun temurun, sebagai bukti bahwa berlangsung tanpa mengenal jarak dan
mereka senatiasa telah menjaga arwah waktu, karena ia bisa terjadi dari hubungan
leluhur yang telah meninggal. Tidak hanya antara manusia secara langsung maupun
itu, di tradisi inilah akan dilakukan upacara tidak langsung. Hal ini menyebabkan hasil
tradisional, sebagai realisasi pelepasan nazar kebudayaan megalitik Tinco sampai
setelah mendapatkan hasil panen selama sekarang masih berkembang dalam
satu tahun. masyarakat.
Tradisi dan budaya merupakan Di situs tinco terdapat beberapa titik
beberapa hal yang menjadi sumber dari penting yang mempunyai hubungan dengan
akhlak dan budi pekerti. Tradisi peristiwa atau tokoh yang bersifat mitos
merupakan suatu gambaran sikap dan seperti Lakelluaja ( peristiwa raib nya to
perilaku manusia yang telah berproses manurung ketika sedang menggunting
dalam waktu lama dan dilakukan secara rambut nya), Petta Pallaongrumae (mitos
turun-temurun dimulai dari nenek tentang tokoh yang membawa pengetahuan
moyang. Tradisi yang telah membudaya yang berkaitan dengan pertanian) dan Petta
akan menjadi sumber dalam berakhlak Passaunge (mitos tentang tokoh yang
dan berbudi pekerti seseorang. Manusia memiliki kesenangan menyabung ayam).
dalam berbuat akan melihat realitas yang (Hasanuddin, 2016)
ada di lingkungan sekitarnya sebagai upaya Situs Tinco adalah toponim yang
dari sebuah adaptasi walaupun sebenarnya mengacu kepada nama suatu daerah yang
orang tersebut telah mempunyai motivasi disebut dalam sumber lontarak sebagai
berperilaku yang sesuai dengan tradisi yang pusat berdirinya kerajaan Soppeng yang
di lakukannya. pertama. Allangkanae, merupakan toponim
Tidak ada angka pasti mengenai sejak ruang mengacu kepada nama suatu tempat
kapan masyrakat melaksanakan tradisi adat tinggal raja (tempat berdirinya istana
tersebut. Sejauh ini data yang ada bahwa kerajaan). Tempat ini di tandai dengan
keberadaan tradisi adat Pattaungeng tidak pohon beringin yang diperkirakan umurnya
lepas dari peristiwa ditemukannya to sudah ratusan tahun. Matoa Tinco adalah
manurung di Situs Tinco. Meskipun tidak tempat pemakaman raja soppeng yang
disebutkan tentang kurung waktu pertama yaitu Matoa Tinco. Lakelluaja atau
kedatangan to manurung. (Tangke, 2001) Petta Mallajangnge, yaitu tempat dimana
a. Situs Tinco datu Soppeng I La Temmamala
Dengan adanya peninggalan megalitik Manurunge, mencukur rambutnya
yang tersebar pada suatu tempat atau situs kemudian menghilang kembali ke angkasa
berarti masyarakat pernah menggunakan sebagai tempat asalnya.
obyek tersebut sebagai medium untuk 1. Kepercayaan
berhubungan dengan arwah leluhurnya. Di Nilai agama atau kepercayaan termasuk
dalam melakukan aktifitas pemujaan inilah, salah satu unsur nilai budaya leluhur yang
maka setiap benda atau kebudayaan materil terkandung dalam tradisi adat Pattaungeng
yang digunakan mempunya makna dan di situs Tinco Kabupaten Soppeng.
tujuan tertentu. Bentuk kebudayaan materil Perwujudan nilai agama atau kepercayaan
yang digunakan saling berhubungan antara dapat dilihat pada saat akan di mulai nya

Volume 6 No.2 April-Juni 2019, 46-55 |50


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

acara. Pada saat seperti ini pemangku adat leluhur. Dengan demikian, pattaungeng
yang memimpin tradisi terlebih dahulu merupakan kebudayaan mencakup tujuan
membacakan doa keselamatan dan mantra- kebudayaan maupun cara-cara yang
mantra, dimaksudkan agar acara tersebut dianggap baik untuk mencapai tujuan
dapat berjalan dengan lancar sampai selesai. tersebut. Tradisi Pattaungeng memiliki
Kepercayaan keagamaam yang telah peraturan-peraturan yang beranekaragam.
berkembang dimasyarakat setempat 1) Persiapan Pelaksanaan Tradisi
didasarkan pada kepercayaan manusia Sebelum tradisi adat Pattaungeng
terhadap roh leluhur. Masyarakat percaya dilaksanakan, terlebih dahulu melakukan
bahwa roh leluhur tersebut merupakan tudang sipulung (musyawarah). Tudang
kekuatan tuhan yang ada di muka bumi ini. sipulung adalah musyawarah yang
Kepercayaan roh leluhur tersebut dilakukan oleh masyarakat Tinco dengan
dihubumhkan dengan kepercayaan pemangku adat dan keturunan matoa
animisme dan dinanisme yang telah lama Tinco dan membicarakan kapan waktu
berkembang di masyarakat jauh sebelum tepat pelaksanaan tradisi adat Pattaungeng.
agama islam masuk. Kepercayaan Keputusan kapan pelaksanaan ditentukan
animisme adalah kepercayaan terhadap oleh sanro, pemangku adat bersama
arwah nenek moyang yang bersemayam masyarakat. Setelah adanya keputusan
disuatu tempat seperti batu dan pohon kapan pelaksanaan tradisi adat Pattaungeng
sedangkan kepercayaan dinamisme adalah maka masyarakat mulai mempersiapkan
kepercayaan terhadap benda yang di apa-apa saja yang di perlukan saat
anggap gaib seperti jimat dan badik. Selain pelaksanaan tradisi adat Pattaungeng.
itu masyarakat juga sangat percaya adanya 2) Kelengkapan Pelaksanaan Tradisi
alam gaib yang merupakan asal dari Pada pelaksanaan tradisi adat
kekuatan yang selama ini diagung-agungkan Pattaungeng, maka satu minggu sebelum di
Dimana di Tinco sebagian besar mulai, panitia pelaksana sibuk
masyarakat nya menganut agama islam. mempersiapkan segala perlengkapan
Mereka berpandangan bahwa tradsi ini tradisi. Dalam mempersiapkan
sangat perlu dilestarikan. Tradisi tersebut perlengkapan ini, mereka harus hati-hati
merupakan bentuk penghormatan kita dalam memilih bahan yang akan dipakai.
terhadap To Manurung yang di temukan di Bahan yang digunakan tidak boleh bahan
Situs Tinco. yang rusak atau busuk karena jika hal itu
Meskipun masyarakat Tinco mayoritas terjadi, proses tradisi tidak akan hikmat dan
beragama islam tetapi kepercayaan yang tidak akan diterima oleh para leluhur. Dana
telah diwariskan oleh leluhur masih sangat yang di gunakan untuk membeli
kental dikehidupan mereka. Bahkan perlengkapan yang digunakan saat tradisi
kepercayaan-kepercayaan tersebut telah di peroleh dari sumbamgan sukarela dari
menjadi pedoman hidup penganut nya. keturunan Matoa Tinco dan masyarakat
Sebagai ungkapan rasa syukur kepada setempat. Sumbangan tersebut dapat
tuhan atas limpahan rezeki maka berupa uang ataun beras.
dilaksanakan nya tradisi adat Pattaungeng Adapun perlengkapan Tradisi yang
Di situs Tinco. dipersiapkan adalah:
2. Pelaksanaan Tradisi Adat Pattaungeng 1) Ayam kampung
Di Situs Tinco 2) Pisang ambon
a. Priode Tahun 2007-2011 3) Anreang sakke
Tradisi adat pattaungeng mempunyai 4) Sokko fatanrufa
fungsi yang sangat besar bagi masyarakat 5) Minnya bau
karena tradisi pattaungeng merupakan 6) Benno
peraturan tingkah laku atau tindakan yang 7) Fesse
harus dilakukan untuk menghargai para 8) Kaluku tara bila

Volume 6 No.2 April-Juni 2019, 46-55 |51


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

9) Telur ayam dengan pemangku adat dan ketua panitia


10) Kemenyan atau dupa pelaksanaan yang merupakan keturunan
11) Kain putih matoa Tinco dan membicarakan kapan
12) Leppe-leppe waktu tepat pelaksanaan tradisi adat
Pattaungeng yang biasanya dilaksanakan di
Dapat diketahu bahwa dalam proses rumah ketua panitia dan keputusan kapan
tradisi pattaungeng terdapat bahan-bahan pelaksanaan ditentukan oleh ketua panitia,
dan alat-alat yang digunakan seperti yang sanro, pemangku adat bersama masyarakat.
telah disebutkan diatas. Dan memiliki Setelah adanya keputusan kapan
makna-makna tersendiri dalam pelaksanaan tradisi adat Pattaungeng, ketua
menyimbolkan tradisi pattaungeng. panitia beserta beberapa masyarakat Tinco
3) Proses Pelaksanaan Tradisi kemudian menemui kepala Dinas
Pelaksanaan tradisi adat pattaungeng Kebudayaan yakni untuk menyampaikan
biasanya di adakan antara bulan okteber prihal yang telah mereka sepakati dari hasil
atau september. Dilaksanakan secara Tudang Sipulung. Pemerintah dalam hal ini
sederhana yaitu dengan membawa sesajen hanya mewadahi pelaksanaan tradisi adat
ke tempat pelaksanaan tradisi, adapun Pattaungeng ini.
sesajen yaitu sokko fatanrufa, kaluku Bahan-bahan yang diperlukan dalam
tarabila, anreang sakke yang terdiri dari tradisi adat dipersiapkan , khususnya hewan
salonde, bette bale, bette urang dan tempa- kerbau yang merupakan hewan yang akan
tempa. Keseluruhan sesajen tersebut di disembeli dalam proses tradisi adat
susun tepat di hadapan bongkahan batu Pattaungeng.Pelaksanaan tradisi adat
yang dianggap tempat menghilang nya La pattaungeng ini biasa nya dilakukan setahun
Temmamala kemudian di bacakan doa-doa sekali yaitu setelah dilaksanankannya panen
oleh Sanro. Tradisi tersebut hanya dihadiri oleh masyarakat tinco.
oleh sanro, pemangku adat, keturunan 2) Kelengkapan Pelaksanaan Tradisi
Matoa Tinco dan masyarakat sekitar Pada pelaksanaan tradisi adat
wilayah Tinco. Karena tradisi Pattaungeng Pattaungeng di tahun 2012 berkat bantuan
merupakan hal yang sangat sakral bagi dari pemerintah kabupaten dalam hal ini
masyarakat setempat. Namun seiring diwakili oleh Dinas Kebudayaan dan
berjalannya waktu, pegelaran tradisi ini Pariwisata, akhirnya pelaksanaan nya lebih
mengalami perkembangan dalam hal meriah. Keikut sertaan pemerintah ini
pelaksanaan. cukup meringankan beban masyarakat
b. Priode tahun 2012-2017 Tinco karena hampir semua kelengkapan
Tradisi pattaungeng sendiri adalah Tradisi adat Pattaungeng di tanggung oleh
tradisi yang diwariskan secara turun pemerintah dalam hal nya yaitu Dinas
temurun oleh nenek moyang yang Pariwisata dan Kebudayaan. Bahan-bahan
dilaksanakan untuk memanjatkan rasa yang digunakan hampir sama pada tahun
syukur kepada tuhan karena mendapat sebelumnya seperti Ayam kampung, Pisang
hasil panen yang melimpah. Tradisi ini ambon, Anreang sakke, Sokko fatanrufa,
berlangsung dari masa ke masa, perlahan Minnya bau, Benno, Fesse, Kaluku tara
mengalami akulturasi di berbagai bila, Telur ayam, Kemenyan atau dupa,
perkembangan di era setiap generasi. Kain putih, Leppe-leppe, Lawasoji yang
1) Persiapan Pelaksanaan Tradisi hanya membedakan yaitu adanya hewan
Sebelum tradisi adat Pattaungeng yang disembeli berupa seekor kerbau.
dilaksanakan, terlebih dahulu melakukan 3) Proses pelaksanaan tradisi
tudang sipulung (musyawarah). Tudang Sebelum dimulainya tradisi adat
sipulung adalah musyawarah yang Pattaungeng di Situs Tinco, terlebih dahulu
dilakukan oleh masyarakat yang disiapkan sesajen yang akan dibawa ke
dilaksanakan oleh masyarakat Tinco lokasi pelaksanaan, sesajen yang dimaksud

Volume 6 No.2 April-Juni 2019, 46-55 |52


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

berupa sokko fattangrufa, telur, pisang, itu sendiri, tindakan tersebut memiliki
kelapa dan leppe-leppe. Tidak lupa juga fungsi tersendiri mungkin saja akan
hewan yang akan disembeli yakni seekor membentuk rasa solidaritas masyarakat.
kerbau yang telah dipersiapkan. Pembelian Salah satu contoh yang dapat kita lihat yaitu
kerbau tersebut dari sumbangan dana sebuat tradisi dan adat-istiadat itu
SKPD yang telah diberikan pemerintah dipertahankan sampai saat ini dan memiliki
Kabupaten Soppeng. Selain itu juga alat fungsi.
musik genrang juga dipersiapkan untuk Tradisi menjadi bagian dari hasil kreasi
mengiringi Bissu pada saat tradisi adat manusia dalam mengembangkan potensi
tersebut berlangsung. yang dimilikinya sebagai mahkluk ciptaan
Mengenai kehadiran bissu masih Allah Swt. di muka bumi Dalam
diperlukan dalam melangsungkan prosesi menjalankan fungsinya sebagai khalifah
tradisi adat. Hal ini disebabkan dalam adat manusia mengatur kehidupannya
masyarakat di sulawesi selatan terutama berdasarkan aturan dari agamanya demi
kalangan etnis bugis, Bissu dan upacara terwujudnya hidup yang diridhai-Nya,
adat merupakan satu kesatuan yang tidak menjalin hubungan dengan sesama
dapat dipisahkan. Meskipun bissu makhluk berdasarkan petunjuk dan
bertentangan dengan ajaran. tuntunan agama sehingga segala bentuk
Rangkaian kegiatan dalam pelaksaan aktivitasnya baik berupa adat-istiadat,
tradisi Pattaungeng di Situs Tinco norma, kebiasaan atau tradisi harus sejalan
Kelurahan Ompo Kecamatan Lalabata dengan syari’at.
Kabupaten Soppeng Berlangsung selama Sulawesi Selatan sejak dahulu sampai
dua hari dan biasanya dilaksanakan pada saat sekarang terbangun dari pola tertentu
bulan september atau oktober. Adapun yang dalam diskusi ini disebut pola budaya
rangkaian kegiatan yang dilakukan selama atau Budaya Sulawesi Selatan. berbagai
dua hari diantaranya: studi menunjukkan bahwa budaya Sulawesi
1. Mappalemme / Mappatudang rekko ota Selatan dapat ditemukan dan terangkum
( mengubur daun siri) dalam konsep Panngaderreng (Bugis) atau
2. Menjemput Arajang ( benda pusaka) Panngadakkang (Makassar). kedua konsep
3. Pemotongan Kerbau tersebut berasal dari kata dasar Adeq
4. Sambutan (Bugis) dan Adaq (Makassar), yang berarti
Kearifan lokal adalah pengetahuan yang Adat.
dikembangkan oleh para leluhur dalam 3. Upaya Pemerintah dan Masyarakat
mensiasati lingkungan hidup sekitar dalam mempertahankan Tradisi Adat
mereka, menjadikan pengetahuan itu Pattaungeng
sebagai bagian dari budaya dan Akulturasi kebudayaan hanya dapat
memperkenalkan serta meneruskan itu dari bergerak dalam ruang kebudayaan yang
generasi ke generasi. Beberapa bentuk adiptif dengan tingkat resestensif yang tidak
pengetahuan tradisional itu muncul lewat terlalu tinggi. Berbagai elemen sosial yang
cerita-cerita, legenda-legenda, nyanyian- ada didakam masyarakat tinco menjadi alat
nyanyian, ritual-ritual, dan juga aturan atu dukungan terjadinnya proses akulturasi.
hukum setempat. (Nuraeni & Alfan, 2012) Elemen politik, ekonomi dan nalar budaya
4) Eksistensi Tradisi Adat Pattaungeng Di merupakan faktor pergerak terjadinya
Situs Tinco akulturasi kebudayaan. Adaptasi
Kehidupan manusia berjalan mengikuti kebudayaan pendatang hanya dapat terjadi
alur waktu, setiap proses perjalanannya apabila elemen-elemen internal dapat
banyak hal yang terjadi dalam kehidupan mendukung. (Ismail, 2012)
manusia. Tindakan dan tingkah laku a. Pemerintah
manusia terjadi bukan tanpa sebab Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
melainkan sebuah proses interaksi manusia Kabupaten Soppeng merupakan Satuan

Volume 6 No.2 April-Juni 2019, 46-55 |53


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

Kerja Perangkat Daerah yang secara khusus Kawasan Watansoppeng memiliki


menaungi kebudayaan asli Kabupaten sumber daya budaya (SDB) yang beragam.
Soppeng. Berkaitan dengan hal tersebut, di Sumberdaya budaya yang dimaksud adalah
tahun 2012 pemerintah mulai memfasilitasi tinggalan budaya Kerajaan Soppeng baik
anggaran yang dibutuhkan oleh masyarakat yang berupa material (sumberdaya
Tinco dalam melaksanakan Tradisi Adat Arkeologi) maupun yang non-material
Pattaungeng. Perintah menganggarkan (tradisi-tradisi tradisional yang masih
sekitar 10 juta dari dana SKPD. berlangsung). Sebaran SDB seperti
Pemerintah juga melakukan renovasi di kompleks Istana Datu Soppeng dan
tempat dilaksanakan nya tradisi seperti peninggalan kolonial di Kota
perbaikan bangunan di situs tinco, Watansoppeng menimbulkan kesan
pembangunan baruga, wc, serta dapur. sebagai kota tua bersejarah.
Upaya pemerintah dalam mempertahan Masyarakat Sulawesi Selatan juga
tradisi adat pattaungeng di situs tinco yaitu mengenal Watansoppeng sebagai kota
dengan mengajak masyarakat setempat dengan sumberdaya alam yang khas.
untuk tetap melaksanakan tradisi tersebut Keindahan lansekap kota yang
tiap tahunnya. Dan mesosialisasikan kepada bergelombang dan ribuan kelelawar yang
masyarakat agar tetap menjaga warisan bergantungan di pohon asam di jantung
kebudayaan leluhur nenek moyang. Kota Watansoppeng, yang merupakan daya
b. Masyarakat tarik kawasan ini. Masyarakat Sulawesi
Masyarakat Tinco sangat berperan Selatan bahkan memberi julukan
penting dalam mempertahankan Tradisi Watansoppeng sebagai kota kelelawar.
Adat Pattaungeng. Karena mereka Pengembangan suatu daerah tujuan
menanamkan dalam diri mereka untuk wisata dimulai dengan mengidentifikasi
membudayakan dan melestarikan warisan jenis objek yang hendak dikembangkan, hal
nenek moyang. Adanya kecintaan dan tersebut berkenaan dengan warisan alam
terhadap budaya itu sendiri, adanya yang dimiliki oleh suatu daerah atau objek
penerus atau pergantian generasi yang akan wisata peninggalan nenek moyang sebagai
melaksanakan sehingga budaya tersebut peninggalan sejarah dalam hal ini berupa
tetap terlaksana dan bertahan didalam cara ritual penyembahan. Penting
masyarakat. diperhatikan dalam pengembangan suatu
Kegiatan ini dilakukan untuk mengingat daerah tujuan wisata agar dapat menarik
para leluhur dan mengingat akan rasa untuk dikunjungi oleh wisatawan harus
nikmat, syukur, dan kebahagiaan yang memiliki 2 syarat yakni, something to see
dirasakan keturunannya. Seacar spritual (sesuatu yang dapat dilihat), dan something
menurut kepercayaan masyarakat setempat, to do (sesuatu yang dapat dilakukan)
apabila kita melakukan tradisi seperti itu Seperti halnya tradisi adat pattaungeng
para arwah leluhur kita juga ikut datang disitus tinco, merupakan salah satu
duduk bersama menikmati makanan yang kebudayaan masyarakat Kabupaten
disajikan dan merasakan kenikmatan dalam Soppeng yang dilakukan secara turun
kuburnya karna mendapat kiriman doa dari temurun kerena merupakan warisan dari
para keturunannya yang masih hidup. nenek moyang. Maka dari itu tradisi adat
Bagaimana pun rangkain tradisi adat pattaungeng memiliki daya tari wisata.
Pattaungeng ini telah dilakukan oleh orang Berdasarkan syarat yang disebutkan
terdahulu yang tidak bisa kita lupakan. sebelumnya, tradisi ada Pattaungeng
Maka dari itulah sebagai keturunannya, memiliki suatu rangkaian acara yang cukup
masyarakat Tinco melaksanakan kegiatan menarik dilihat mulai dari menjemput
tersebut setiap tahunnya. arajangnge sampai dengan acara
4. Tradisi Adat Pattaungeng Di Situs mappadendang. Hal tersebut termasuk
Tinco Sebagai Objek Wisata

Volume 6 No.2 April-Juni 2019, 46-55 |54


PATTINGALLOANG
©Jurnal Pemikiran Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan

dalam syarat something to see (sesuatu yang perkembangan selanjutnya masyrakat lain
dapat disaksikan). pun ikut berpartisipasi dalam pegelaran ini.
Selain itu wisatawan yang menyaksikan Bahkan sejak tahun 2012 pelaksanaan
tradisi adat Pattaungeng di Situs tinco juga tradisi Pattaungeng sudah di ambilalih oleh
bisa ikut serta dalam kegiatan tersebut, pemerintah daerah dalam hal ini Dinas
namun tidak dengan acara inti. Karenan Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
acara inti hanya dapat diikuti oleh Soppeng.
keturunan Matoa Tinco. Seperti hal nya Tradisi Pattaungeng adalah tradisi yang
ikut menikmati hidangan yang disediakan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat
setelah acara tradisi adat Pattaungeng Tinco. Dalam tradisi ini terjalin interaksi
selesai. Hal tersebut termasuk syarat sosial yang baik, membangun solidaritas
something to do (sesatu yang dilakukan). yang kuat antar masyarakat lainnya. Begitu
Selain syarat tersebut, tradisi adat pula dalam segi keagamaan, walaupun
Pattaungeng di Situs Tnco yang memiliki agama islam telah resmi masuk dan
nilai sejarah sehingga dikategorikan sebagai berkembang dimasyarakat, namun
objek wisata. Dengan dilaksanakan nya kepercayaan nenek moyang mereka masih
tradisi tersebut diharapkan wisatawan dapat tetap dipegang teguh.
mengetahui asal usul tradisi adat
Pattaungeng di Situs Tinco dan kaitannya F. Daftar Pustaka
dengan menghilangnya La Temmamala
yang merupakan Raja Soppeng yang Arafiky, R., 2017. Tradisi Pattaungeng di
pertama, di kawasan Situs Tinco. Hal Situs Bulu Matanre Desa Mattabulu
tersebut dapat memberikan pengetahuan Kecamatan Lalabata Kabupaten
sejarah secara tidak langsung. Soppeng (1990-2015). Makassar:
Situs tinco yang merupakan tempat Fakultas Ilmu Sosial Universitas
terlaksanakannya tradisi adat Pattaungeng, Negeri Makassar.
beberapa tahun terakhir ini mulai dikelola Hamid, A. R. & Madjid, M. S., 2008.
dan dijadikan objek wisata bersejarah oleh Pengantar Ilmu Sejarah. Makassar:
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Rayhan Intermedia.
Kabupaten Soppeng. Hasanuddin, 2016. Lembah Walennae.
Yogyakarta: Ombak.
E. Kesimpulan Madjid, M. D., 2014. Ilmu Sejarah Sebuah
Dilaksanakannya tradisi Pattaungeng di Pengantar. Jakarta: Kencana.
Situs Tinco Kelurahan Ompo Kecamatan Nuraeni, H. G. & Alfan, M., 2012. Studi
Lalabata Kaupaten Soppeng, sebagai bukti Budaya Indonesia. Bandung: CV
bahwa mereka senatiasa telah menjaga Pustaka Setia.
arwah leluhur yang telah meninggal. Tidak Purwadi, 2007. Adat- Istiadat Budaya Jawa.
hanya itu, di tradisi inilah akan dilakukan Yogyakarta: Sahidia.
upacara tradisional, sebagai realisasi Sjamsuddin, H., 2007. Metodologi Sejarah.
pelepasan nazar setelah mendapatkan hasil Yogyakarta: Ombak.
panen selama satu tahun. Hal ini Tangke, A. W., 2001. Soppeng Merangkai
dimaksudkan sebagai tanda syukur kepada Esok. Makassar: Pustaka Refleksi.
nenek moyang. Wahid, S., 2007. Manusia Makassar.
Dari segi perkembangan tradisi Makassar: Pustaka Refleksi.
Pattaungeng mengalami perubahan yang
begitu pesat baik dari segi peralatan,
pelaksanaan, pengunjung maupun lokasi
situs itu sendiri. Pada awal kemunculan
tradisi Pattaungeng, pemujaan hanya
dilakukan beberapa keluarga yang dianggap
sebagai keturunan. Namun, ditahap

Volume 6 No.2 April-Juni 2019, 46-55 |55

Anda mungkin juga menyukai