Anak usia dini adalah anak yang berada di rentan usia 0-6 tahun atau disebut juga dengan usia (Golden age) dalam setiap aspek perkembangan psikis maupun fisik. Dalam usia ini sangat efektif dalam pemberian stimulus pada berbagai potensi kecerdasan yang dimiliki oleh anak untuk terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas ( Faturrohman, 2017. Gustiana et al. 2020) Dalam aspek tumbuh kembang anak, status gizi adalah salah satu aspek utama dalam kebutuhan tumbuh kembangnya. Gizi juga sebagai penunjang utama tumbuh kembang anak sehingga anak dapat berkembang sesuai usia dan memiliki pematangan fungsi tubuh yang sempurna. ( Amirullah et al.,2020 ) Tahun 2019 dunia digentarkan dengan adanya penyakit yang sangat menular yang dikenal dengan Covid-19. ( Verity et al., 2020). Covid-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh jenis virus corona terbaru (novel coronavirus). Virus dan penyakit ini diketahui pertama kali pada saat terjadi wabah di kota Wuhan, Cina sejak Desember 2019. Coronavirus-19 (COVID-19) telah dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO. Saat ini, Pemerintah Indonesia sedang berupaya untuk menurunkan angka kekurangan gizi, baik stunting maupun wasting, sebagaimana tercantum dalam dalam RPJMN 2020- 2024. Pada situasi pandemi COVID-19, pemantauan pertumbuhan balita harus tetap dilaksanakan melalui berbagai upaya alternatif untuk memastikan Balita tetap dapat dipantau tumbuh kembangnya. (Kemenkes RI, 2020) Pemerintah indonesia mengeluarkan berbagai macam kebijakan sebagai langkah preventif penularan penyakit secara terus menerus. Peraturan tersebut meliputi, social distancing, work from home, school from home, school form home. ( putri, 2020). Semua kebijakan tersebut pastinya membawa pengaruh dalam kehidupan manusia baik bisnis, penelitian, kesehatan, ekonomi, politik, interaksi sosial, dan pedidikan. ( Orfan & Elmyar, 2020) Covid-19 membuat perubahan dan berdampak pada berbagai aspek kehidupan khususnya status gizi anak usia dini. Situasi status gizi kurang (wasting) dan gizi buruk (severe wasting) pada balita di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik pada tahun 2014 masih jauh dari harapan. Indonesia menempati urutan kedua tertinggi untuk prevalensi wasting di antara 17 negara di wilayah tersebut, yaitu 12,1%. Selain itu, cakupan penanganan kasus secara rerata di 9 negara di wilayah tersebut hanya mencapai 2%. (Kemenkes RI, 2019). Dalam waktu singkat pandemi membuat beberapa orang jatuh miskin keterbatasan akses, ketersedian pangan menurun dan keterjangkauan pangan yang kurang memadai ( UNICEF,2020) Berdasar dari kondisi terkait dan data yang ada maka diperlukan sebuah review terkait faktor faktor yang mempengaruhi status gizi pada anak usia dini di masa pandemic mengingat pemenuhan gizi di awal kehidupan anak sangat penting dan akan mempengaruhi sumber daya manusia di dunia khususnya di indonesia. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana dampak pendapatan orang tua terhadap status gizi anak di masa pandemi? 2. Bagaimana tingkat pengetahuan orang tua tentang status gizi anak di masa pandemi? 3. Bagaimana tingkat pemberian asi esklusif terhadap status gizi anak di masa pandemi? 4. Bagaimana tingkat kecemasan orang tua terhadap status gizi anak di masa pandemi? 1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi anak dimasa pandemi 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi pendapatan orangtua terhadap status gizi anak dimasa pandemic 2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan tentang status gizi pada anak dimasa pandemic 3. Mengidentifikasi pemberian asi ekslusif terhadap status gizi pada anak dimasa pandemic 4. Mengidentifikasi tingkat kecemasan terhadap status gizi pada anak dimasa pandemic 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis Memberikan masukan pada orangtua terutama ibu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada anak dimasa pandemic, sehingga dapat menjadi acuan untuk memberikan gizi seimbang untuk anak dimasa pandemic. 1.4.2 Manfaat Teorotis a. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada anak dimasa pandemic, penelitian ini juga untuk menambah wawasan untuk masyarakat. b. Bagi Tenaga Kesehatan Penelitian ini bermanfaat bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan promosi kesehatan tentang status gizi pada anak dimasa pandemic, penelitian ini juga bermanfaat untuk penambahan literatur untuk tenaga kesehatan. c. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian serta dapat mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi pada anak dimasa pandemic.
Kesembuhan Pasien Penyakit Kronis Memerlukan Kerjasama Antara Penyedia Jasa Layanan Kesehatan Dengan Pasien Yang Ditunjukkan Oleh Perilaku Kesehatan Berupa Kepatuhan Pasien Dalam Minum Obat