Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN KELUARGA USIA BARU MENIKAH

Disusun Oleh:
Nama : Nasrudin
Nim : 21317086
Prodi : Profesi ners
Stase : keluarga

Dosen Pembimbing : Ns. Siti Robeatul Adawiyah, S. Kep., M. Kep

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI
TANGERTANG
2021/2022
FORMAT LAPORAN PENDAHULUAN (LP) MINGGUAN
KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah Keluarga adalah unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila keluarga sehat maka akan tercipta
komunitas yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga dapat
mempengaruhi anggota keluarga yang lain (Sudiharto, 2012).
Departemen Kesehatan Republik indonesia (1988) seperti dikutip Setiadi (2010),
mengemukakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap
dalam keadaan ketergantungan. Keluarga merupakan anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan (Setiadi, 2010).

Tipe - Tipe Keluarga


Menurut Sudiharto (2012), beberapa bentuk keluarga yaitu :
1. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang
direncanakan yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural)
maupun adopsi.
2. Keluarga asal (family of origin)
Keluarga asal (family of origin) merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang
dilahirkan.
3. Keluarga besar (extended family)
Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena
hubungan darah) misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern,
seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, sert keluarga pasangan sejenis (guy /
lesbian families).
4. Keluarga berantai (social family)
Keluarga berantai (social family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
5. Keluarga duda atau janda
Keluarga duda atau janda adalah keluarga yang terbentuk karena perceraian dan kematian
pasangan yang dicintai.
6. Keluarga komposit (composite family)
Keluarga komposit (composite family) adalah keluarga dari perkawinan poligami atau
perkawinan poliandri dan hidup bersama.
7. Keluarga kobilitasi (cohabitation)
Keluarga kobilitasi (cohabitation) adalah dua orang menjadi satu keluarga tanpa
pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. Bentuk keluarga ini tidak lazim dan bertentangan
dengan budaya orang 9 timur. Namun, lambat laun keluarga kohabilitasi ini mulai dapat
diterima.
8. Keluarga inses (incest family)
Keluarga inses (incest family) adalah bentuk keluarga yang tidak lazim, misalnya anak
perempuan menikah dengan ayah kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung laki-
laki paman menikah dengan keponakannya, kakak menikah dengan adik dari satu ayah
menikah dengan anak perempuan tirinya.
9. Keluarga tradisional dan nontradisional
Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga nontradisional tidak diikat
oleh perkawinan.

Fungsi Keluarga

Menurut Padila (2012), keluarga memiliki 5 fungsi yaitu :

1. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga yang bahagia. Anggota keluarga yang
mengembangkan konsep diri yang positif, rasa dimiliki dan memiliki, rasa berarti serta
merupakan sumber kasih sayang. Reinforcement dan support dipelajari dan dikembangkan
melalui interaksi dalam keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami individu yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.
3. Fungsi reproduksi Keluarga
berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan meningkatkan sumber daya
manusia, dengan adanya program keluarga berencana maka fungsi ini sedikit dapat
terkontrol. Namun disisi lain banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan
perkawinan sehingga lahir keluarga baru dengan satu orang tua (single parent).
4. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan rumah, maka
keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga dibawah
garis kemiskinan (gaskin atau pra keluarga sejahtera). Perawat berkontribusi untuk mencari
sumber - sumber di masyarakat yang dapat digunakan keluarga dalam meningkatkan status
kesehatan mereka.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi lain keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan. Selain keluarga menyediakan
makanan, pakaian dan rumah, keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan
terhadap anggotanya baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota
yang sakit. Keluarga juga menentukan kapan anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan memerlukan bantuan atau pertolongan tenaga professional. Kemampuan ini
mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga.

2. Tahap Perkembangan Keluarga (Sesuai Kasus)


Menurut Doengoes (2010), pembentukan pasangan menandakan permulaan suatu
keluarga baru dengan pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai ke hubungan intim yang
baru. Tahap ini juga disebut tahap pernikahan. Pasangan yang baru menikah saat ini membuat
porsi rumah tangga menjadi lebih kecil daripada beberapa dekade sebelumnya.

3. Tugas Perkembangan Keluarga (Sesuai Kasus)


a. Membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain.
b. Berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan.
c. Merencanakan sebuah keluarga.
d. Perhatian kesehatan

4. Masalah dan Intervensi Perkembangan Keluarga


Proses Asuhan Keperawatan Keluarga

Asuhan keperawatan Keluarga adalah keperawatan kesehatan yang ditunjukkan

atau dipasarkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat

sebagai tujuannya yang dilakukan oleh perawat profesional dengan proses keperawatan

yang berpedoman pada standart praktek keperawatan dengan berlandaskan etik atau etika

keperawatan dalam lingkup dan wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Setiadi,

2010).

1. Pengkajian

Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan informasi yang terus menerus

dan keputusan profesional yang mengandung arti terhadap informasi yang dikumpulkan.

Dengan kata lain data dikumpulkan secara sistematik menggunakan alat pengkajian

keluarga, kemudian diklasifikasikan dan dianalisis untuk menginterprestasikan artinya

(Doengoes, 2010). Menurut Setiadi(2010),

Pengkajian keperawatan keluarga meliputi :

a. Pengkajian keluarga meliputi :

Pengkajian data umum :

a) Nama KK

b) Umur

c) Alamat

d) Pekerjaan KK

e) Pendidikan KK

f) Komposisi keluarga

g) Genogram

h) Tipe keluarga

i) Suku bangsa
j) Agama

k) Status sosial ekonomi keluarga

l) Aktivitas rekreasi keluarga

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a) Tahap keluarga saat ini

Tahapan perkembangan keluarga saat ini ditentukan oleh usia anak tertua dari

keluarga inti

b) Tugas tahapan perkembangan yang belum terpenuhi Menjelaskan tentang tugas

keluarga yang belum terpenuhi dan kendala yang dialami keluarga.

c) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan tentang riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat kesehatan anggota

keluarga, upaya dalam pencegahan suatu penyakit.

d) Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan riwayat kesehatan generasi keluarga dari penyakit menular dan

keturunan.

e) Data Lingkungan

(1) Karakteristik rumah

(a) Ukuran rumah.

(b) Kondisi dalam rumah dan luar rumah.

(c) Kebersihan rumah.

(d) Ventilasi rumah.

(e) Saluran pembuangan air limbah.

(f) Pengolahan sampah.

(g) Kepemilikan rumah.


(h) Kamar mandi.

(i) Denah rumah.

(2) Karakteristik tetangga dan komunitas

Menjelaskan tentang karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat dan

meliputi kebiasaan, nilai dan norma serta budaya penduduk setempat.

(3) Mobilisasi geografi keluarga

Menjelaskan mobilisasi keluarga dan anggota keluarga.

(4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan

mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul dan berinteraksi

dengan masyarakat.

(5) Sistem pendukung keluarga

Menjelaskan jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas keluarga yang

mendukung kesehatan.

f) Struktur komunikasi keluarga

(1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan bagaimana komunikasi dalam keluarga dan bagaimana anggota

keluarga menciptakan komunikasi.

(2) Struktur kekuatan keluarga

Menjelaskan kemampuan keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan

anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan

kesehatan.

(3) Struktur Peran


Menjelaskan tentang peran anggota keluarga secara formal maupun informal

baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat.

(4) Nilai dan norma budaya


Menjelaskan mengenai sistem norma yang dianut keluarga dan berhubungan

dengan kesehatan.

g) Fungsi keluarga

Secara umum fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu :


(1) Fungsi afektif

Yaitu fungsi mempertahankan kepribadian memfasilitasi stabilisasi kepribadian

orang dewasa, memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga.

(2) Fungsi Sosialisasi dan status sosial

Yaitu fungsi memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan

anak sebagai anggota masyarakat yang produktif, serta memberikan status

pada anggota keluarga.

(3) Fungsi Reproduksi

Yaitu fungsi untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa

generasi untuk keberlangsungan hidup masyarakat.

(4) Fungsi Ekonomi

Yaitu fungsi menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.

(5) Fungsi perawatan Kesehatan

Yaitu menyediakan kebutuhan fisik: makanan, pakaian, tempat tinggal dan

perawatan kesehatan.

h) Stress dan koping keluarga

(1) Stressor jangka pendek dan jangka panjang

Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga dan memerlukan

penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan. Sedangkan stressor jangka

panjang adalah stressor yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.


(2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dan situasi mengkaji sejauh

mana keluarga berespon terhadap stressor dan situasi.

(3) Strategi koping yang digunakan

Menjelaskan strategi seperti apa yang digunakan keluarga bila ada

permasalahan.

(4) Harapan keluarga

Menjelaskan harapan keluarga terhadap kesehatan.

(5) Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik anggota keluarga meliputi: pengkajian mental,

pengkajian fisik, pengkajian emosi, pengkajian sosial dan pengkajian spritual.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon manusia terhadap

gangguan kesehatan atau proses kehidupan atau kerentanan respon dari seorang

individu, keluarga, kelompok, atau komunitas (Herdman, 2015).

Menurut Sudiharto (2012), ada tiga komponen penting dalam suatu diagnosis

keperawatan yaitu :

a. Problem

Dapat didefinisikan sebagai respons manusia terhadap masalah masalah kesehatan

yang aktual atau potensial sesuai dengan data data yang didapat dari pengkajian yang

dilakukan.

b. Etiologi

Dapat didefinisikan sebagai petunjuk pengalaman - pengalaman individu yang telah

lalu, pengaruh genetika, faktor - faktor lingkungan yang ada saat ini, atau perubahan

– perubahan patofisiologis.
c. Sign and sympton

Menggambarkan sesuatu yang dikatakan oleh sesuatu yang dikatakan oleh klien dan

sesuatu yang diobservasi oleh perawat yang mengidentifikasikasikan adanya masalah

tertentu.

Diagnosa keperawatan keluarga yang bisa diambil berdasarkan masalah menurut

Herdman (2015), yaitu :

1) Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pergeseran pada status

kesehatan anggota keluarga.

2) Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan konflik

pengambilan keputusan.

3) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan.

4) Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan fungsi tubuh.

5) Ansietas berhubungan dengan stresor.

3. Skoring diagnosa keperawatan

Berdasarkan Bailon & Maglaya tabel skala untuk menentukan prioritas asuhan

keperawatan keluarga (Andarmoyo, 2012).

Tabel 2.1 Skoring Diagnosa Keperawatan(Andarmoyo, 2012)


No Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah : 1
Skala :
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah bisa diubah 1
Skala :
Mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensial masalah yang harus 1
dicegah Skala :
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala :
Masalah berat, harus segera
ditangani ada masalah tetapi tidak 2
perlu ditangani masalah tidak 1
dirasakan 0
4. Prioritas diagnosa keperawatan

Berdasarkan Bailon & Maglaya menentukan prioritas masalah pada asuhan keperawatan

keluarga adalah dengan menggunakan skala menyusun prioritas atau skoring (Andarmoyo,

2012).

5. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan serangkaian tindakan untuk mencapai setiap tujuan

khusus. Intervensi keperawatan meliputi : perumusan tujuan, tindakan dan penilaian

rangkaian asuhan keperawatan (Sudiharto, 2012).

Menurut Bulechek (2013), intervensi yang dapat disusun berdasarkan masalah

keperawatan pada tahap perkembangan pasangan baru dengan keluarga berencana yaitu

1) Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pergeseran pada status kesehatan

anggota keluarga.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama waktu yang ditentukan. Menurut

Moorhead (2016), diharapkan gangguan proses keluarga berhubungan dengan

pergeseran pada status kesehatan anggota keluarga dapat teratasi dengan kriteria hasil

a) Kesehatan fisik anggota keluarga tidak terganggu

b) Aktivitas fisik anggota keluarga tidak terganggu


c) Skrining kesehatan anggota keluarga sesuai usia

d) Sumber daya perawatan kesehatan yang tepat

Intervensi :

a. Identifikasi bagaimana keluarga menyelesaikan masalah

kesehatannya

b. Identifikasi peran yang biasa dalam sistem keluarga

c. Berikan pendidikan dan informasi mengenai status kesehatan

d. Bantu keluarga meningkatkan strategi koping yang ada

e. Fasilitasi strategi untuk menurunkan stres dalam keluarga

2) Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan konflik

pengambilan keputusan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama waktu yang ditentukan. Menurut

Moorhead (2016), diharapkan ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga

berhubungan dengan konflik

pengambilan keputusan dapat teratasi dengan kriteria hasil :

a) Mampu mengidentifikasi informasi yang relevan

b) Mampu mengidentifikasi alternatif pilihan

c) Mampu memilih alternatif - alternatif pilihan

Intervensi :

a) Bangun komunikasi sedini mungkin sejak bertemu dengan keluarga

b) Informasikan pada keluarga mengenai pandangan - pandangan atau solusi

alternatif dengan cara yang jelas dan mendukung

c) Berikan informasi sesuai permintaan keluarga

d) Tentukan apakah terdapat perbedaan antara pandangan keluarga dan

pandangan penyedia perawatan kesehatan mengenai kondisi keluarga


e) Bantu menjelaskan keputusan pada keluarga sesuai dengan kebutuhan

f) Fasilitasi percakapan keluarga mengenai perawatan

3) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama waktu yang ditentukan. Menurut

Moorhead (2016), diharapkan defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang

sumber pengetahuan

dapat teratasi dengan kriteria hasil :

a) Keluarga mengetahui bagaimana konsepsi terjadi

b) Keluarga mengetahui pengaruh nilai personal dalam pemilihan metode kontrasepsi

c) Keluarga mengetahui bagaimana kontrasepsi yang dipilih bekerja

d) Keluarga mengetahui penggunaan kontrasepsi pilihan yang tepat

e) Keluarga mengetahui efektifitas metode kontrasepsi pilihan Intervensi :

a) Gali pengetahuan dan pemahaman keluarga terhadap pilihan kontrasepsi

b) Diskusikan metode - metode kontrasepsi (misalnya, bebas obat, barier, hormonal,

spiral, IUD dan sterilisasi) termasuk efektifitas, efek samping, kontraindikasi dan

tanda gejala yang perlu dilaporkan ke petugas kesehatan.

c) Instruksikan keluarga mengenai fisiologi reproduksi manusia, termasuk sistem

reproduksi laki - laki dan perempuan

d) Instruksikan aktivitas seks yang aman sesuai indikasi.

e) Tentukan kemampuan dan motivasi klien dalam menggunakan metode tertentu.

4) Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan fungsi tubuh.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama waktu yang ditentukan. Menurut

Moorhead (2016), diharapkan disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan fungsi

tubuh dapat teratasi dengan kriteria hasil :


a) Keluarga mengetahui fungsi anatomi seksual

b) Keluarga mengetahui pengaruh sosial terhadap perilaku seksual

c) Keluarga mengetahui praktik seksual yang aman

d) Keluarga mengetahui strategi untuk mencegah penyakit menular seksual

Intervensi :

a) Ciptakan suatu suasana menerima dan tidak menghakimi

b) Jelaskan anatomi dan fisiologi reproduksi manusia

c) Diskusikan tanda - tanda kesuburan (terkait dengan siklus ovulasi dan menstruasi)

d) Informasikan keluarga mengenai manfaat - manfaat untuk menunda aktivitas

seksual

e) Diskusikan manfaat pantang seks

5) Ansietas berhubungan dengan stresor.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama waktu yang ditentukan. Menurut

Moorhead (2016), diharapkan Ansietas

berhubungan dengan stresor dapat teratasi dengan kriteria hasil :

a) Distress tidak ada

b) Kekurangan kepercayaan diri tidak ada

c) Kesulitan memecahkan masalah tidak ada

d) Ketakutan tidak ada

e) Kepanikan tidak ada

Intervensi :

a) Kaji kemampuan klien dalam mengambil keputusan

b) Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat kecemasan

c) Berikan pendekatan yang tenang dan meyakinkan


d) Bantu kelurga mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

e) Berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis

f) Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat

6. Implementasi keperawatan

Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dan rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini, perawat

sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara integrasi semua profesi

kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan dirumah (Setiadi, 2010).

7. Evaluasi keperawatan

Tahap terakhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Tahap penilaian atau evaluasi

adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan keluarga dengan

tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan

klien dengan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat

kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan (Setiadi, 2010).

5. Konsep Penyakit (Jika ada )s sesuai kasus misalnya Hipertensi, Diare, Ispa dll :-

Anda mungkin juga menyukai