Anda di halaman 1dari 26

think good one

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Usia Dewasa Pertengahan

BAB I
                                                                  PENDAHULUAN                          

A.      Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan
individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari
keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu
suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah
kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan
kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti,
memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan
fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu
penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi
jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam
pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para
anggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup
bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap
menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.
Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau keluar
meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga dewasa dimana orang
tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya anak-anak dari rumah. Pada keluarga
ini juga terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu sendiri. Dan perawat sangat
berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan kepada
keluarga.
Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa pertengahan, maka
disini kelompok tertarik untuk membahas lebih spesifik tentang konsep dan asuhan
keperawatan keluarga pada dewasa pertengahan , agar dapat memenuhi kebutuhan akan
informasi yang mengenai kesejahteraan hidup dan khususnya kesehatan, yang nantinya akan
kami bahas secara rinci dan mendalam pada bab selanjutnya.

B.       Tujuan Penulisan
1.      Tujuan umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dewasa pertengahan.
2.      Tujuan khusus
a.       Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.
b.      Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga dewasa.
c.       Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga dewasa.
C.      Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini tim penulis menggunakan metode  deskriptif yaitu dengan
mengumpulkan data-data yang diambil dari sumber buku perpustakaan dan internet, diskusi
kelompok, serta konsultasi dengan dosen pembimbing.

D.      Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun berdasarkan sistematika penulisan dalam 3 BAB yaitu :
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan teori yang terdiri dari konsep dasar teori dan konsep asuhan keperawatan pada
klien  dengan keluarga dewasa.
BAB III  : Kasus Asuhan Keperawatan pada keluarga dewasa
BAB IV  : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.      Konsep Dasar  Keperawatan Keluarga


1.         Pengertian
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen yang
saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logan’s, 2004). Keluarga adalah sebagaimana
sebuah kesatuan yang komplek dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa
komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu ( Illis, 2004 ). Keluarga
adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih masing-masing mempunyai
hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek. (Raisner, 2009).
Duvall (1986, dalam Ali, 2009 ), menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang
dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta
sosial dari setiap anggota keluraga.
Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu dewasa dan anak yang
hidup bersama secara harmonis dan memuaskan. Keluarga bukan sekedar gabungan dan
jumlah dari beberapa individual. Keluarga memiliki keragaman seperti anggota individunya
dan klien memiliki nilai – nilai tersendiri mengenai keluarganya yang harus dihormati.
Keluarga sebagai suatu kelompok hubungan yang indentifikasi klien sebagai keluarga atau
jaringan individu yang mempengaruhi kehidupan masing – masing tanpa melihat adanya
hubungan biologis atau pun hukum (Perry, 2009, hal 202).
Menurut (Friedman, 1998), membuat defenisi yang berorientasi pada tradisi dan
digunakan sebagai referensi secara luas :
a.         Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan
adopsi.
b.        Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama dalam satu rumah, atau jika
mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai
rumah mereka.
c.         Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran – peran sosial
keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki – laki dan anak perempuan, saudara dan
saudari.
d.        Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari
masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

2.         Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang mengikuti.
Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka
perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga (Suprajitno, 2004).
Menurut (Friedman, 2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :
a.       Tipe keluarga tradisional
1)      Keluarga Inti (The nuclear family)
Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).
2)      Keluarga Dyad
Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
3)      Single Parent  
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini
dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
4)      Single adult living alone
Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup sendiri.
5)      The childless
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan karena mengejar karir atau
pendidikan.
6)      Keluarga Besar (The extended family)
Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek,
nenek dan lain-lain.
7)      Commuter family
Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu atau hari libur
saja.
8)      Multi generation
Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam 1 rumah.

9)      Kin-network family
Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan menggunakan barang-
barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.
10)  Blended family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.
11)  Keluarga usila
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut, sedangkan anak sudah
memisahkan diri.
b.      Tipe keluarga non tradisional
1)      Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrid teenage mother).
Keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa terutama ibu dan anak dari hubungan tanpa nikah.
2)      The step parents family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3)      Commune family
Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu paangan monogami yang menggunakan fasilitas
secara bersama.
4)      The nonmarrital hetero seksual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
5)      Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family)
Seorang yang mempunyai persamaan seks tinggal dalam 1 rumah sebagaimana pasangan
suami istri.
6)      Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan tertentu.
7)      Groupmarriage family
Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah berbagi sesuatu termasuk seks dan
membesarkan anak.
8)      Group nertwork family
Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan dan saling
menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.
9)      Foster family
Keluaraga yang menerima anak yang tidak ada  hubungan saudara untuk waktu sementara.
10)  Home less family
Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan ekonomi atau
problem kesehatan mental.
11)  Gang
Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional,
berkembang dalam kekerasan dan kriminal.

3.         Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :
a.       Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis kekuatan
keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan
fungsi afektif tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap
anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan
dikembangan melalui interaksi dan hubungan dalam kelurga. Dengan demikian kelurga yang
berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri
yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :
1)      Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota
keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang
lain maka kemampuan untuk memberikan kasih sayang akan maningkat yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga
merupakan modal dasar memberi hubungan dengan orang lain diliat keluarga atau
masyarakat.
2)      Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan
hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi
afektif akan tercapai.
3)      Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan
anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuian pada berbagai
aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengemban proses identifikasi yang
positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kabahagian keluarga keretakan
keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah kelurga timbul karena fungsi
afektif keluarga tidak terpenuhi.
b.      Fungsi sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan
sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi
atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga
belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi
dengan keluaarga.
c.       Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
d.      Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti kebutuhan makanan,
tempat tinggal dan lain sebagainya.
e.       Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga yang sakit.
Kemampuan keluarga memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga. Kesanggupan kelurga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari
tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
1)      Mengenal masalah.
2)      Membuat keputusan tindakan yang tepat.
3)      Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4)      Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
5)      Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

4.      Dimensi dasar struktur keluarga


Menurut (Friedman, 2009), struktur keluarga terdiri atas:
a.       Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi:
1)      Bersifat terbuka dan jujur.
2)      Selalu menyelesaikan konflik keluraga.
3)      Berfikir positif.
4)      Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri.
Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi:
a.    Karakteristik pengirim:
1)        Yakin dalam mengemukakan pendapat.
2)        Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
3)        Selalu minta maaf dan menerima umpan balik.
b.    Karakteristik penerima :
1)        Siap mendengar.
2)        Memberikan umpan balik.
3)        Melakukan validasi.
b.      Struktur peran
Peran adalah serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam masyarakat misalnya
sebagai suami atau istri atau anak.
c.       Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah prilaku seseorang kearah positif. Tipe
struktur kekuatan antara lain :
1)       Legitimate power/authority
Hak untuk mengatur seperti orang tua pada anak.
2)       Referent power
Seseorang yang ditiru.
3)       Reword power
Pendapat ahli.

4)       Coercive power


Dipaksakan sesuai keinginan.
5)       Informational power
Pengaruh melalui persuasi.
6)       Affectif power
Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.
d.      Nilai –nilai dalam keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
memepersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman prilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola
perilaku yang baik, menurut masyrakat bardasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya
adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan
tujuan untuk menyelesaikan masalah.

5.      Peran Perawat Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga
sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Fungsi perawat membantu
keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan
keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga (Suprajitno, 2004). Peran
perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Suprajitno,
2004) :
a.       Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
1)      Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
2)      Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b.      Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif dapat dicapai.
Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai
disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
c.       Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga dengan
menggunakan metode keperawatan.

d.      Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur untuk
mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e.       Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar
keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien harus terbina
dengan baik , kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi yang disampaikan secara
terbuka dapat dipercaya.
f.       Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim kesehatan
lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
g.      Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi, sehingga
perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana
sehat.
h.      Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat sehingga
menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
i.        Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar
tercipta lingkungan sehat.
6.      Tingkat Pencegahan
Mengembangkan sebuah kerangka kerja, yang disebut  sebagai tingkat pencegahan,
yang digunakan untuk menjelaskan tujuan dari keperawatan keluarga. Tingkat pencegahan
tersebut mencakup seluruh spektrum kesehatan dan penyakit, juga tujuan – tujuan yang
sesuai untuk masing – masing tingkat. Leavell dkk. (1965,  dalam  Friedman, 1998). Ketiga
tingkatan tersebut adalah adalah :
1.      Pencegahan primer  yang meliputi peningkatan kesehatan ddan tindakan preventif khusus
yang dirancang untuk menjaga orang bebas dari penyakit dan cedera.
2.      Pencegahan sekunder yang terdiri dari atas deteksi dini, diagnosa, dan pengobatan.
3.      Pencegahan tertier, yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi, dirancang untuk
meminimalkan ketidakmampuan klien dan memaksimalkan tingkat fungsinya.
Ketiga tingkat pencegahan itu, merupakan tujuan dari keperawatan keluarga. Tujuan –
tujuan tersebut terdiri atas peningkatan, pemeliharaan, pemulihan terhadap kesehatan
( Hanson, 1987 dalam  Friedman, 1998). Peningkatan kesehatan merupakan pokok terpenting
dari keperawatan keluarga. Akan tetapi, sudah tentu, pendeteksian secara dini, diagnosa dan
pengobatan merupakan tujuan penting pula. Pencegahan tertier atau rehabilitasi dan
pemulihan kesehatan secara khusus menjadi tujuan yang penting bagi keperawatan keluarga
saat ini, mengingat perkembangan keperawatan kesehatan dirumah dan pravelensi penyakit –
penyakit kronis, serta ketidakberdayaan dikalangan lanjut usia yang populasinya semakin
meningkat dan cepat (Friedman, 1998).

B.     Konsep Keperawatan Keluarga Dengan Keluarga Dewasa Pertengahan


1.      Pengertian
Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60-65 tahun
(Schaie & Willis,1996 dlm Psikologi Perkembangan). Dewasa Pertengahan adalah masa –
menyesuaikan diri & kesedaran bahawa ia bukan lagi muda & masa depannya tidak lagi
dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan yg tidak terhadapi, hasilnya membawa satu
masa krisis, (Craig, 1976). Usia dewasa tengah (Middle adulthood) disebut sebagai periode
perkembangan yang dimulai kira-kira 35-45 tahun hingga memasuki usia 60an tahun.
(Santrock, 1995)
Keluarga dewasa pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan bagi
orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun
atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki
usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun
kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan merupakan sebuah
keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan orangtua mereka yang lanjut usia dan
anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil
perkawinan keturunannya.
Pasangan Postparental (pasangan yang anak-anaknya telah meninggalkan rumah)
biasanya tidak terisolasi lagi saat ini, semakin banyak pasangan usia pertengahan hidup
hingga menghabiskan seluruh masa hidupnya dan menghabiskan sebagian masa hidupnya
dalam fase postparental, dengan hubungan ikatan keluarga hingga empat generasi, yang
merupakan hal yang biasa(Troll, 1971, dalam Friedman, 1988, hal 130).
Dari definisi tentang keluarga usia dewasa pertengahan diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa keluarga usia dewasa pertengahan adalah keluarga yang usianya 40-60 tahun, dimulai
ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah
satu pasangan didalam keluarga.

2.      Karakteristik keluarga dewasa pertengahan


Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian perkawinan
(seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami dan istri (lebih merata), dan
pada peran (diferensi peran perkawinan meningkat) (Leslie dan Korman, 1989, dalam
Friedman 1988, hal 130).
Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-masalah penuaan,
hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka bahwa mereka gagal menjadi
membesarkan anak dan usaha kerja. Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan
kepuasan perkawinan dan keluarga melewati siklus-siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa
studi tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan menurun
tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus menurun hingga tahun pertengahan (Leslie
dan Korman, 1989, dalam Friedman 1988, hal 130).
3.      Masalah yang biasa ditemukan oleh keluarga dewasa pertengahan
Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang dapat terjadi
pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
a.       Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu luang dan
tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga yang tidak teratur, pengurangan
berat badan hingga berat badan yang optimum, berhenti merokok, berhenti atau mengurangi
penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif.
b.      Masalah-masalah hubungan perkawinan.
c.       Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang tua yang berusian
lanjut.
d.      Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan orang tua yang lanjut
usia atau tidak mampu merawat diri.
4.      Tugas Perkembangan
Usia dewasa pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang tua
melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan yang “terperangkap”
yaitu terperangkap antara tuntutan kaum kaum muda dan terperangkap antara dunia kerja dan
tuntutan yang bersaing dan keterlibatan keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak
mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.
Tugas perkembangan keluarga dewasa menurut Fridman(1998, hal 131) yang penting pada
fase ini adalah :
a.      Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih menonjol
bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin mereka telah melakukan kebiasaan-
kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-64 tahun. Meskipun dapat dianjurkan
sekarang, karena “lebih baik sekarang daripada tidak pernah” adalah selalu benar, agaknya
terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu banyak perubahan-perubahan fisiologis yang
telah terjadi, seperti tekanan darah tinggi akibat kurangnya olahraga, stress yang
berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital akibat merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup mereka adalah
karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang dibangkitkan bila seorang teman atau
anggota keluarga mengalami serangan jantung, stroke, atau kanker. Selain takut, keyakinan
bahwa pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup yang sehat merupakan cara-cara yang
efektif untuk mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit juga merupakan kekuatan
pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kanker dan stroke merupakan dua pertiga dari semua
penyebab kematian antara usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai penyebab kamatian urutan ke
empat.
b.      Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para
orangtua lansia dan anak-anak.
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga dan
meningkatkan hubungan antargenerasi, tugas perkembangan ini mendatangkan penghargaan
yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman , 1988, hal 131). Tugas perkembangan ini
memungkinkan pasangan usia pertengahan terus merasa seperti sebuah keluarga dan
mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai kakek-nenek tanpa
tanggungjawab sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur harapan hidup meningkat,
menjadi seorang kakek-nenek secara khusus terjadi pada tahap siklus kehidupan ini (Sprey
dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988, hal 132). Kakek nenek memberikan dukungan
besar kepada anak dan cucu mereka pada saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka
melalui pemberian dorongan dan dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam
Friendman, 1988, hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan membantu
orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar lain yang lebih tua. Delapan
puluh enam persen pasangan usia pertengahan minimal memiliki satu orang tua masih
hidup(hagestad, 1988, dalam Friedman, 1988, hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi
perawatan bagi orang tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan merupakan pengalaman yang
tidak asing. Banyak wanita yang merasa berada dalam “himpitan generasi” dalam upaya
mereka mengimbangi kebutuhan-kebutuhan orang tua mereka yang berusia lanju, anak-anak,
dan cucu-cucu mereka. Berbagai peran antargenerasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif
dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin.
c.       Memperkokoh hubungan perkawinan
Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah bertahun-bertahun
dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-hubungan. Meskipun muncul sebagai
sambutan kelegahan, bagi kebanyak pasangan merupakan pengalaman yang menyulitkan
untuk berhubungan satu sama lain sebagai pasangan menikah dari pada sebagai orang tua.
Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman, 1988, hal 132) melukiskan tugas perkembangan
ini sebagai “reinvestasi identitas pasangan dengan perkembangan keinginan independen yang
terjadi secara bersamaan. Keseimbangan dependensi-indepedensi antara pasangan perlu diuji
kembali, seperti keinginan independen lebih besar dan juga perhatian satu sama lain yang
penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang menurun dalam tahun-
tahun postparental tidak mendatangkan kebahagiaan perkawinan, melainkan menimbulkan
“kebohongan”. Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman, 1988, hal 132), para konselor
perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul perselisihan dalam perkawinan
selama tahun-tahun pertengahan, seringkali berkaitan dengan jemunya ikatan, bukan karena
kualitas traumatiknya. Karakteristik umum dari masa ini, berkaitan dengan kepuasan diri
sendiri dan berada dalam kebahagiaan yang membosankan.
d.      Memantapkan pengalaman nilai-nilai agama
e.       Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara
f.       Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan yang terjadi pada
aspek fisik (penurunan kemampuan atau fungsi)
g.      Memantapkan keharmonisan hidup berkeluarga
h.      Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan
i.        Memantapkan peran perannya sebagai orang dewasa
Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan atau harapan sosio
– kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita sejak dulu hingga kini tetap
memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus
mengenai hidup berkeluarga dalam masa dewasa pertengahan terdapat dua hal pokok yang
mendorong terciptanya hubungan  hidup berkeluarga. kebutuhan individu pada suatu pihak
dan tugas perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi
yang membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam satu jalinan
hubungan berkeluarga.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.H DAN NY.T (DEWASA
PERTENGAHAN)
A.    INDENTITAS UMUM KELUARGA
1.      INDENTITAS KEPALA KELUARGA
Nama                    : Tn. H
Umur                    : 57 tahun
Agama                  : islam
Suku                     : melayu
Pendidikan           : SD
Perkerjaan            :  Pensiun
Alamat                 : Jln. 28.Oktober Gg. karakterdes
No. Telpon           :  -
2.      KOMPOSISI KELUARGA
No Nama L/P Umur Hub. Perkerjaan Pendidikan
Klg
1 Tn. H L 57 Suami Tidak SD
berkerja
2 Ny . T P 52 Istri IRT SD

3.      GENOGRAM
 

Ket :
: Perempuan                            : Laki – laki
: Penderita                              :Hubungan perkawinan dan satu rumah

4.      TYPE KELUARGA
a.       Jenis Type Keluarga : keluarga “The nuclear family”
b.      Masalah Yang terjadi dengan tipe tersebut : Keluarga mengatakan sering merasa sakit –
sakitan dan merasa kesepian karena hanya tinggal suami isteri.
5.      SUKU BANGSA
a.       Asal Suku Bangsa : Tn. H bersuku banjar dan Ny. T bersuku melayu. Mereka bisa menerima
satu sama lain meskipun berbeda suku.
b.      Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: selama ini tidak ada hal –hal yang
bertentangan dengan budaya.
6.      AGAMA DAN KEPERCAYAAN YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
Agama Tn. H adalah Islam, dan begitu pula dengan Ny.T. Tn. H dan Ny. T Mengatakan
selalu berusaha untuk memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di rumah
kecuali jika Tn. H tidak ada dirumah, dan begitu juga dengan  Ny. T jika Ny. T pergi
pengajian, mereka melakukan shalat sendiri-sendiri.
7.      STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA
a.       Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Dahulunya Tn. H, yang berkerja sebagai kuli
bangunan.
b.      Penghasilan : Tidak ada
c.       Upaya lain : Rp. 2.000.000,00 – Rp. 2.500.000
d.      Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : rumah, motor yamaha, kulkas,
Tv,  kursi, serta lemari –lemari.
e.       Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : keluarga mengatakan kebutuhan tiap bulan yang
dikeluarkan hanya buat makan dan keperluan sehari –hari saja, kurang lebih Rp.1.500.000
perbulan.
8.      AKTIVITAS REKREASI KELUARGA
Keluarga mengatakan hanya dirumah, karena biasanya kalau libur anak dan cucunya
berkunjung kerumahnya. Tetapi kadang – kadang juga pergi jalan kerumah anak dan
keluarga.

B.     RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1.      Tahap perkembangan keluarga saat ini : disini keluarga termasuk dalam tahap perkembangan
usia dewasa pertengahan, dan anak – anak mereka sudah pada meninggalkan mereka dari
rumah.
2.      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : memepertahankan
kesehatan, karena keluarga cemas ketika salah satunya sakit.
3.      Riwayat kesehatan keluarga inti
a         Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Ny. T mengatakan pernah mengalami sakit usus buntu dan sekarang sudah dioperasi.
Tn. H mengatakan selama ini megalami sesak napas, dan kadang –kadang sering kambuh.
b.    Riwayat penyakit keturunan
Menurut  keluarga tidak ada keluarga yang memilki riwayat sakit yang sama dengan mereka.
c. Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga
No Nama BB Umur Keadaan kesehatan Imunisasi ( Masalah Tindakan yang
Bcg/polio kesehatan telah dilakukan
/DPT/HB/campak
1 Tn. A 85 57 -       Tn. H biasanya  - Gangguan Menembus
kg kalau cuaca dingin pola nafas obat yang telah
asmanya kambuh direspkan
dan hanya minum dokter karena
obat yang telah Tn. H
diresepkan dokter. mengatakan
-       Jika tidak minum sudah
obat juga klien ketergantungan
mengatakan obat.
asmanya akan
kambuh.
-       Tn. H juga
mengatakan bahwa
matanya sudah
mulai kabur, tidak
bisa melihat barang
dengan jarak yang
jauh.

2 Ny. T 65 52 -Ny. T mengatakan -Nyeri Melakukan


kg bahwa dia pernah perut dan operasi
mengalami usus minum dirumah sakit
buntu dan sudah obat yang negeri.
dioperasi. di beli
diapotik
-Pusing
-Klien mengatakan
bahwa tekanan
darahnya turun
naik.

b        Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut Tn. H dan Ny. T jika dirinya
sakit biasanya berobat di puskesmas.
c         Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Tn. H :  Klien mengatakan bahwa sudah 7 tahun klien merasakan sakit asma dan 2 tahun
terakhir penglihatan sudah mulai kabur.
Ny. T : klien mengatakan bahwa dahulunya sakit usus buntu dan sudah dioperasi dan klien
mengatakan biasanya klien merasakan nyeri pada perut dan minum obat yang dibelikan
anaknya diapotek, klien mengatakan jika klien sakit biasa, dirinya hanya berobat
kepuskesmas.

C.     PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1.      Karakteristik rumah
a.       Luas rumah : 7 x 12 meter
b.      Type rumah : sederhana
c.       Kepemilikan : pribadi
d.      Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 4 buah kamar tidur, Ventilasi/jendela : Ada 10 ventilasi
yang terdapat di dalam rumah
e.       Pemanfaatan ruangan : Ruang tamu, ruang tengah/ keluarga, dapur, wc/toilet, 4  Kamar tidur.
f.       Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1 meter dari rumah
g.      Sumber air minum : air hujan yang dimasak dan air galon
h.      Kamar Mandi/ WC : memiliki satu wc dan sekaligus kamar mandi
i.        Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah sejauh 100 meter
j.        Kebersihan lingkungan : keadaan kebersihan lingkungan bersih karena kelurga mengatakan
jika tidak ada aktifitas selalu membersihan samping rumah.
k.      Keadaan didalam rumah : rumah Tn. H tampak bersih dan rapi.
l.        Keadaan diluar rumah : Halaman rumah Tn. H juga bersih dan rapi terbukti tidak ada sampah
yang berserakan, dipinggir rumah klien juga terdapat sumur yang kecil dan sudah disemen
rapi.
2.      Karakteristik tetangga dan komunitas RW
a.       Kebiasaan : setiap minggu Ny. T melakukan pengajian dengan tetanga.
b.      Aturan/kesepakatan : apabila ada orang baru atau tamu yang menginap wajib lapor RT / RW
c.       Budaya : didalam satu jalu klien semua suku ada dan kebanyakan orang melayu.
3.      Mobilitas geografis keluarga :klien mengatakan dia hanya dirumah saja tetapi biasanya jika
ingin pergi, keluarga berkunjung kerumah anak dan keluarganya.
4.      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : keluarga mengatakan tiap bulan
klien ada melakukan kegiatan arisan keluarga dan pengajian dengan tetanga.
5.      System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga ada maslah dalam kesehatan,
hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah terbiasa saling
pengertian.

D.    STRUKTUR KELUARGA
1.      Pola/cara komunikasi keluarga : Menurut Ny. T dalam keluarganya berkomunikasi biasa
menggunakan bahasa melayu.
2.      Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. H dan Ny. T selalu
memutuskan secara bersama-sama dan memilih yang terbaik. Perbedaan-perbedaan pendapat
yang ada selalu bisa di atasi jika mereka bicara dengan baik- baik.
3.      Struktur peran ( peran masing – masing anggota keluarga ) : Dalam keluarga Tn. H sebagai
kepala keluarga berkewajiban memipin keluarga dan dibantu Ny. T.
4.      Nilai dan norma keluarga :  Sebagai bagian dari masyarakat jawa dan beragama islam
keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap suami
terhadap isteri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama setiap hari dari sarapan
sampai makan malam.

E.     FUNGSI KELUARGA
1.      Fungsi Afektif : klien mengatakan selama ini klien antara suami istri saling tolong menolong
dan saling pengertian dan selalu komunikasi kepada anak –anak mereka.
2.      Fungsi sosialisasi : klien mengatakan sampai sejauh ini baik dan hubungan dengan keluarga
besarnya mau pun kecil baik –baik saja. Hubungan keluarga dengan orang lain pun baik,
terutama tetangga-tetangga terdekat.
3.      Fungsi perawatan kesehatan
a.       Menurut keluarga, masalah kesehatan yang sering dihadapinya yaitu asma dan pusing dan
persiapan tuanya.
b.      Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang dialami :
klien mengatakan sejauh ini dirinya hanya berbicara dengan anak dan antar suami isteri dan
minum obat.
c.       Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan : Ke puskesmas.
d.      Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan : klien
mengatakan  biasanya keluarga hanya makan teratur dan olahraga yaitu jalan pagi setiap hari
minggu.
4.      Fungsi reproduksi
a.       Perencanaan jumlah anak : tidak ingin mempunyai anak lagi
b.      Akseptor : tidak
5.      Keterangan lain : Ny. T mengatakan sejak dilakukan operasi sejak 10 tahun yang lalu Ny. T
tidak mengalami menstruasi lagi.
6.      Fungsi ekonomi
Fungsi ekomoni dahulunya tidak ada kendala karena kebutuhan tiap bulan diberi anak –
anaknya.
F. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1.      Stressor jangka pendek : klien mengatakan merasa kesepian karena dahulunya terasa ramai
dirumah tetapi sekarang hanya tinggal berdua saja.
2.      Sressor jangka panjang : keluarga mengatakan cemas dengan keadaan suami karena tidak
bisa putus obat.
3.      Respons keluarga terhadap stressor : jika terdapat masalah selalu diselesaikan dengan anak –
anak juga.
4.      Strategi koping : klien mengatakan itu memang waktu yang tepat, dimana anak sudah
menikah dan membangun rumah tangga sendiri.
5.      Strategi adaptasi disfungsional : tidak ada.
G. KEADAAAN GIZI KELUARGA
Pemenuhan gizi : biasanya Ny. T selalu masak, masakan kesukaan suaminya yaitu masakan
bersantan dan bening.
Upaya lain :  kadang –kadang juga klien mengatakan anaknya membawakan makan seperti
sayur-sayuran dan lauk pauk.
H. HARAPAN KELUARGA
1.      Terhadap masalah kesehatan : klien mengatakan mungkin ini masalah yang didapatkan
dimasakan lanjut usia.
2.      Terhadap petugas kesehatan yang ada :  klien mengatakan agar mahasiswa yang datang bisa
berbagi pengetahuan.

F.      PEMERIKSAAN FISIK
No Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga
Fisik Tn. H Ny. T
1 Keadaan Umum
BB 85 kg 52 kg
TB 165 cm 150 cm
2 Kepala :
Rambut Hitam tampak ubun Hitam sedikit
disela – sela rambut dan uba,  panjang dan
agak keriting. keriting.
Mata Konjungtiva pink,
sclera pucat.penglihatan Konjungtiva pink, sclera
agak mulai menurun. pucat, dan penglihatan
mulai menurun.
sinusitis (-),
Hidung polip (-), penciuman
baik. sinusitis (-),
polip (-), penciuman
baik.
Mulut Mulut bersih, mukosa
lembab, lidah bersih, Mulut bersih, mukosa
gigi sudah rapuh. lembab, lidah bersih, gigi
sudah rapuh
Telinga Pendengaran baik. .
Pendengaran baik.
3 Leher
JVP Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
vena jugularis. vena jugularis.

Kelenjar Tiroid Tidak ada Tidak ada pembengkakan


pembengkakan.
4 Dada
Mamae
      Inspeksi Tidak ada Tidak ada
pembengkakan, simetris pembengkakan, simetris
antara kiri dan kanan. antara kiri dan kanan.

      Palpasi Tidak ada Tidak ada


pembengkakan. pembengkakan.
Paru
      Inspeksi Saat Saat bernafas tidak
bernafas  menggunakan menggunakan otot
otot bantuan bantuan pernafasan.
pernafasan.
      Palpasi Tidak ada kelainan.
Tidak simetris
penurunan antara kiri
dan kanan
      Perkusi Tidak ada penimbunan
Terdengar bunyi dalnes. cairan.

      Auskultasi Bunyi nafas vesikuler,


Bunyi nafas ronchi, RR normal
RR normal

Jantung Letak normal dan ukuran


      Palpasi Letak normal. Dan normal.
ukuran normal. Ictus cordis normal yaitu
      Perkusi Ictus cordis normal ics 5 dan 6
yaitu ics 5 dan 6. Irama teratur, sura
      Auskultasi Irama teratur, suara tambahan tidak ada
tambahan tidak ada TD : 130/80 mmHg
TD : 140/90 mmHg
5 Abdomen
      Inspeksi Simetris, warna normal, Simetris, warna normal,
asites (-) asites (-)
      Palpasi Tidak ada nyeri tekan, Ada nyeri tekan, tidak
tidak ada benjolan ada benjolan
      Auskultasi Bising usus (+) Bising usus (+)
      Perkusi Organ pada abdomen Organ pada abdomen
normal normal
6 Genetalia - -
7 Eksremitas atas
dan bawah
      Inspeksi Berfungsi dengan baik Berfungsi dengan baik
      Perkusi Reflek patella lemah. Klien mengatakan
 Klien mengatakan kadanga terasa lemah.
kadang – kadang klien
mengatakan terasa
lemah jika akan
berjalan.

I. TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN


N DAFTAR MASALAH KESEHATAN
O
1 ANCAMAN :
 Resiko kesepian

 Ketidakefetifan manajemen kesehatan diri.

2 KURANG/TIDAK SEHAT :
 Ganggauan pola nafas

3 DIFISIT
-

J. DAFTAR MASALAH PENGKAJIAAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS


sKELUARGA DENGAN DIAGNOSA KEFEKTIFAN MANAJEMEN KESEHATAN DIRI.
N KRITERIA PENGKAJIAN
O
1 Mengenal Masalah Keluarga belum bisa mengenal masalah.
 

“ klien mengatakan bahwa klien ingin mengatasi


penyakit agar suami tidak tergantung dengan obat.
2 Mengambil Keputusan Klien belum bisa mengambil keputusan tetapi jika
yang tepat klien sakit anak datang dengan membawa obat.
3 Merawat anggota Jika Tn. H sakit istri klien meminta bantuan atau
keluarga yang sakit pertolongan dengan tetangga.
ataupun punya masalah
4 Memodifikasi              Klien masih belum bisa mengubah atau  
lingkungan memodifikasi lingkungan.
5 Memanfaatkan sarana  Klien mengatakan  belum mengetahui pemanfaatan
kesehatan sarana kesehatan yang ada.

K. DAFTAR MASALAH PENGKAJIAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS


KELUARGA DENGAN DIAGNOSA GANGGUAN POLA NAFAS
N KRITERIA PENGKAJIAN
O
1 Mengenal Masalah  Tn H, sudah mengenal masalah.
Dengan klien mengatakan bahwa dia tidak bisa
kalau tidak minum obat.
Klien juga mengatakan bahwa masalah ini
dirasakan sejak 10 tahun yang lalu, waktu masuk
rumah sakit, rontgen tidak ada masalah, cuma ada
penyempitan saluran nafas.
Klien mengatakan sejak sakit dia sudah berhenti
merokok.
2 Mengambil Keputusan Tn.H  mengatakan bahwa dirinya tidak bisa putus
yang tepat minum obat.
 Jadinya biasanya isteri selalu mengingatkan.

3 Merawat anggota Ny. T  selalu menemani Tn. H, jika sakit dan


keluarga yang sakit mengurut –urut dada Tn. H.
ataupun punya masalah
4 Memodifikasi  Menciptakan lingkungan yang bersih karena  Tn. H

lingkungan juga alergi terhadap debu.


5 Memanfaatkan sarana Jika sakit klien pergi kepuskesmas dengan
kesehatan menggunakan JAMKESMAS.

L. DAFTAR MASALAH PENGKAJIAAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS


KELUARGA DENGAN DIAGNOSA RESIKO KESEPIAN
N KRITERIA PENGKAJIAN
O
1 Mengenal Masalah keluarga sudah bisa mengenal masalah
 

Keluarga mengatakan biasanya merasa kesepian,


keluarga meengatakan menelpon atau melihat foto
–foto anaknya.,
2 Mengambil Keputusan keluarga bermusyawarah untuk berkunjung kerumah
yang tepat anak cucu terdekat.
3 Merawat anggota Klien mengatakan biasanya kesepian kita saling
keluarga yang sakit bercerita.
ataupun punya masalah
4 Memodifikasi §  Keluarga kadang – kadang merasa kesiapan karena
lingkungan hanya diam berdua saja dirumah.
§  Keluarga memasang foto anak- anak dan cucunya
diruangan tamu dan kamarnya.
5 Memanfaatkan sarana§  -
kesehatan

M. DAFTAR MASALAH
N DATA PROBLEM ETIOLOGI
O
1. Ds : Kurang pengetahuan Keefektifan Manajemen
·         Keluaraga Kesehatan Diri.
mengatakan bahwa
dirinya kurang bisa
dalam mengatasi
masalah kesehatan
yang dialaminya.
Do:
·      Keluarga tampak
binggung ketika
ditanya.
2.Ds : Kurang mengenal Gangguan pola nafas
·         Klien mengatakan masalah
bahwa biasanya kalau
kehabisan obat klien
merasakan sesak dan
ketika terkena debu
juga.
Do :
·         Klien tampak
terenggah –terenggah
.
3. Kurang mengetahui Resiko kesepian
·         Klien mengatakan tugas perkembangan
merasa kesepian sejak dewasa pertengahan
ditinggalkan oleh
anak-anaknya.
Do:
·         Klien tampak sedih
ketika dikaji.

N. SKORING
1.      Keefektifan manajemen kesehatan diri b.d kurang pengetahuan
KRITERIA SKOR BOBOT Pembenaran
SIFAT MASALAH 2/3 Sifat masalah ini termasuk
o   Tidak sehat 3 ancaman karena jika tidak
o   Ancaman kesehatan 2 diberi pengetahuan keluarga
o   Krisis atau keadaan tidak tahu dan tetap minum
sejahtera 1 obat tiap hari dan kita tahu
efek yang terjadi akibat terlalu
banyak minum obat streroid.
KEMUNGKINAN 1 Masalah tersebut mungkin
MASALAH DAPAT hanya sebagian dapat diubah
DIUBAH karena melihat kondisi
o   Dengan Mudah 2 keluarga yang ketergantungan
o   Hanya Sebagian 1 dengan obat.
o   Tidak dapat 0
PONTISIAL 1 Potensial masalah dapat
MASALAH DAPAT dicegah cukup, karena
DICEGAH keluarga mengatakan bahwa
o   Tinggi 3 keluarga ingin sembuh dari
o   Cukup 2 sakit.
o   Rendah 1
MENONJOLNYA 1 Masalah ini merupakan
MASALAH masalah berat, sehingga harus
o   Masalah berat, harus 2 ditangi, sehingga keluarga
segera ditangani tidak terlalu ketergantungan
o   Ada masalah, tapi tidak dengan obat.
perlu segera ditangani
o   Masalah tidak dirasakan 1

0
 2/3 + 1/2+ 2/3+1 =2 1/3
2.  Gangguan pola nafas b.d kurang mengenal masalah
KRITERIA SKOR BOBOT Pembenaran
SIFAT MASALAH 1 Sifat masalah
o   Tidak sehat 3 ini sudah
o   Ancaman kesehatan 2 tidak sehat
o   Krisis atau keadaan sejahtera 1 karena
melihat
kondisi klien.
KEMUNGKINAN MASALAH 2 Kemungkinan
DAPAT DIUBAH masalah
o   Dengan Mudah 2 dapat diubah
o   Hanya Sebagian 1 hanya
o   Tidak dapat 0 sebagian
karena
masalah ini
sudah terlalu
berat.
PONTISIAL MASALAH 1 Potensial
DAPAT DICEGAH masalah
o   Tinggi 3 dapat dicegah
o   Cukup 2 cukup, karena
o   Rendah 1 kemungkinan
hanya
tergantung
kondisi klin
MENONJOLNYA MASALAH 1 Masalah ini
o   Masalah berat, harus segera 2 berat dan
ditangani harus segera
o   Ada masalah, tapi tidak perlu 1 ditangani,
segera ditangani karena agar
o   Masalah tidak dirasakan 0 tidak
menimbulkan
komplikasi
yang lebih
berat.
1+1+2/3+1 =3 2/3
3. Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan dewasa pertengahan
KRITERIA SKOR BOBOT Pembenaran
SIFAT MASALAH 1 Sifat
o   Tidak sehat 3 masalah ini
o   Ancaman kesehatan 2 merupakan
o   Krisis atau keadaan sejahtera 1 krisis
karena
kelurga
masih bisa
mengatasi
masalah
tersebut.
KEMUNGKINAN MASALAH 2 Karena
DAPAT DIUBAH menurut
o   Dengan Mudah 2 pengkajian
o   Hanya Sebagian 1 yang kami
o   Tidak dapat 0 lakukan
keluarga
mengatakan
bahwa
mungkin
memang
waktunya
“kami
hidup
berdua
lagi.”
PONTISIAL MASALAH 1 Karena
DAPAT DICEGAH tindakan
o   Tinggi 3 masalah
o   Cukup 2 yang
o   Rendah 1 dihadapi
keluarga
wajar,
mungkin
beradaptasi
dengan
keadaan.
MENONJOLNYA MASALAH 1 Masalah ini
o   Masalah berat, harus segera 2 tidak perlu
ditangani ditangani
o   Ada masalah, tapi tidak perlu 1 karena klien
segera ditangani baru
o   Masalah tidak dirasakan 0 merasakan
hal tersebut.
2/3 +2+2/3+1/2 = 3 5/6s

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITAS


1. Gangguan Pola Nafas b.d Kurang mengenal masaqlah
2. Keefektifan Manejemen Diri b.d kurang pengetahuan
3. Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan dewasa pertengahan

C. RENCANA KEPERAWATAN
No Dx keperawatan Intervensi Keperawatan
Tujuan dan kriteria Tindakan Rasional
hasil keperawatan
1. Gangguan Pola
·         Gangguan yang 1. mengecek 1. untuk mengetahui
Nafas b.d terjadi berkurang atau mengkaji keadsaan umum klien.
kurang kuyrun waktunya keadaan umum
mengenal setelah dilakukan klien.
masalah tindakan selama 1 X 2. melakukan
30 menit. PENKES 2. untuk memberi wawasan
Dengan  KH : berhubungan kepada klien dan kelurga
1. klien dapat dengan penyakit tentang kondisi atau
melakukan apa yang klien. keadaan klien.
telah disarankan. 3. ajarkan klien
2. klien mengerti, hal –hal yang 3. agar klien dapat
olaharaga yang baik tepat untuk melakukan hal –hal yang
untuk dia. klien. tepat bagi kesehatan
4. minta klien diurinya.
untuk 4. untuk mengetahui
memeriksaa diri kondisi klien.
kerumah sakit.
2. Keefektifan Klien mengerti 1. mengkaji 1. untuk mengetahui
Manejemen setelah dilakukan kemampuan kemampuan klien
Diri b.d kurang tindakan selama 3 X klien.
pengetahuan 45 menit. 2. melakukan 2. agar klien memahami
Dengan KH: penkes manejemen diri yang tepat.
1. klien mengatakan kesehatan.
bahwa sudah 3. ajarkan klien 3. agar kjlien makin
mengerti dengan hal cara manejemen mengerti dengan hal hal
– hal yang harus diri. yang harus dilakukan dan
dilakukan dihindari.
2. klien mengerti hal 4. evaluasi 4. agar untuk memahami
– hal yang harus kemampuam kemampuan klien.
dihindari klien.
3. Resiko Kesepian tidak 1. kaji faktor 1.  untuk memastikan
Kesepian terlalalu larut setelah penyebab faktor penyebab kesepian.
b.d Kurang dilakukan tindakan keluarga merasa
mengetahui selama 3 X 45 menit. kesepian.
tugas Dengan KH : 2. beri informasi 2. agar klien makin
perkembangan 1. Klien mengatakan kepada keluarga memahami tentang tugas
dewasa tidak terlalu sepi lagi. tentang tugas perkembangan.
pertengahan 2. perkembangan.
keluarga  mengatakan 3. ajarkan klien 3. agar klien mampu
bahwa dirinya sudah cara – cara mengatasi kesepian secara
mengerti tugas mengatasi wajar.
perkembangannya. kesepian.
4. ajak pasien 4. untuk mengetahui
untuk kemampuan keluarga
mengevaluasi dalam mengatasi masalah
kembali. kesepian.

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Selain itu keluarga juga mempunyai
tahap perkembangan salah satunya keluarga dengan anak dewasa pertengahan. Kondisi
keluarga usia dewasa pertengahan berkisar antara usia 40-60 tahun dan anak terakhirnya telah
meninggalkan rumah atau sudah menikah. Tugas yang harus terpenuhi pada keluarga dengan
usia ini adalah mampu menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,
mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua
lansia dan anak-anak, memperkokoh hubungan perkawinan.
Peran perawat keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan adalah pelayanan
kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai suatu inti pelayanan untuk mewujudkan
keluarga sehat serta membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan
keluarga. Selain itu peran atau tugas perawat yang lain ialah sebagai pendidik, coordinator,
pelaksanaan, pengawas kesehatan, konsultan, kolaborasi, fasilitator, penemu kasus,
modifikasi lingkungan.

B.     Saran
1.      Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, hal pertama yang harus dilakukan
adalah membangun hubungan saling percaya dengan didasarkan sifat empati bukan simpati,
dan mengetahu tugas perkembangan keluarga khususnya keluarga dengan anak usia
dewasa pertengahan.
2.      Puskesmas
Tenaga kesehatan khususnya pekerja puskesmas mampu mengaplikasikannya kepada
masyarakat terutama pada keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan.
3.      Keluarga
Keluarga memahami tugas perkembangan khususnya pada keluarga dengan usia
dewasa pertengahan dan mampu mengaplikasikannya terhadap keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 1.Jakarta : EGC


Mubarak, wahit iqbal. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 2.Jakarta : EGC
Setiawati, santun. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans info media
M. Friedman, marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Labels: Keperawatan Keluarga
Newer PostOlder PostHome

Popular Posts
 Konseptual Model Keperawatan Jiwa - Model Sosial
BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Dengan berkembangnya teknologi maka manusia harus dituntut u
teknolog...
 Askep pada Klien dengan Kehilangan dan Berduka
BAB I PENDAHULUAN A.     LatarBelakang Pengalaman kehilangan dan duka cita adalah hal yang esensial   d
 Model Konseptual Keperawatan Jiwa - Model Perilaku
BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Profesi keperawatan sebagai profesi yang unik dan kompleks. Da
perawat...
 Perilaku Kekerasan
BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Psikososial merupakan suatu perilaku dimana seseorang dap
bersosi...
 Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
BAB II TINJAUAN TEORITIS A.     Konsep Harga Diri Rendah Kronis 1.       Pengertian Harga diri rendah kronik
Labels
 Android
 Anti Virus
 Aplikasi Android
 ASCII
 Avira
 Blogger
 Download
 Excel
 Featured
 fisika
 Gangguan Sistem Integumen
 gimp
 Google
 Gratis
 Harga
 indonesia
 Internet
 Java
 Keperawatan Jiwa masalah Adaptasi bio-psiko-sosial-spiritual.
 Keperawatan Jiwa Masalah Perilaku
 Keperawatan Keluarga
 Konseptual Model Keperawatan Jiwa
 Learning and Sharing
 linux
 masak apa
 Mugi
 Office
 open source
 panjat pinang
 Reviews
 Samsung
 Seminar
 Share
 Sistem Endokrin
 Site Map
 SmartPhone
 Tools
 Tutorial
 ubuntu
 ubuntu one
 Webmatrix
 Windows 8
 Windows Blue
 Windows Phone
 Zodiak

Blog Archive
 ▼  2013 (125)
o ►  June (5)
o ►  May (6)
o ▼  April (35)
 Cara Daftar Paket Internetan Blackberry Smartfren ...

 Cara Main WeChat dari Komputer/Laptop


 Cara Daftar Paket Android Internetan XL Terbaru 2013
 Aplikasi Untuk Menjalankan File ISO Gratis Dari Mi...
 Blisekenbali, Tempat Jual Beli Barang Bekas Di Bali
 Cara Mengunci Wallpaper di Windows 8
 Cara Menghapus Video di Youtube
 Cara Memasang Kotak Komentar Google+ di Blogger
 Cara Mudah Install Windows 8 Dari USB Flashdisk
 Cara Mengaktifkan dan Non-Aktifkan Windows 8 Firewall
 Cara Mengganti Screensaver Windows 8
 Download Aplikasi Office Untuk Android Terbaru
 Download WeChat 4.5.1 Terbaru
 Download Facebook Home Untuk Android
 Sindrom Cushing
 Cara Uninstall Internet Explorer Di Windows 8
 Download Wikipedia Untuk Windows Phone
 Memory Optimizer Untuk Windows 8
 Cara Merubah Warna Folder Pada Windows 8, 7, Vista...
 Facebook Home Mirip dengan Windows Phone
 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkemban...
 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Usia Dewasa Per...
 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkemban...
 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkemban...
 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkemban...
 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkemban...
 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkemban...
 Fitur Baru Windows Blue
 Cara Mudah Install Hyper V Pada Windows 8
 Harga dan Spesifikasi HTC First
 Facebook Home - Launcher Facebook Untuk Android
 Cara Cepat Install IIS pada Windows 8
 Cara Mengatasi Masalah Suara Pada Windows 8 Apps
 Siapakah Maria Sibylla Merian

 Ramalan Zodiak Tanggal 15 Sampai 21 April 2013


o ►  March (16)
o ►  February (29)
o ►  January (34)
 ►  2012 (88)
 ►  2011 (5)

About Me
tekek ngambang
View my complete profile
Awesome Inc. theme. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai