Anda di halaman 1dari 4

APLIKASI KOMPUTER PENGAUDITAN

RESUME BAB 3

Dosen Pengampu: I Gd Nandra Hary Wiguna, S.E., M.Si

Disusun Oleh :

Nama : Kadek Chintya Angelina


NIM : 1917051196
Kelas : 6G
Prodi : S1 Akuntansi

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
TAHUN AJARAN 2021 / 2022
A. Pengendalian Internal

Dalam teori akuntansi, pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi
oleh sumber daya manusia dan teknologi informasi yang dirancang untuk membantu sebuah
organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuannya masing-masing. Pengendalian internal
ini sebuah cara untuk mengawasi, mengarahkan, dan mengukur sumber daya manusia dalam
suatu organisasi atau perusahaan. Maka, dapat dikatakan bahwa pengendalian internal ini
cukup penting bagi perusahaan karena menyangkut data-data di dalam perusahaan karena
setiap ada data yang masuk harus diverifikasi. Pengendalian internal diperlukan untuk
mengidentifikasi risiko agar proses bisnis perusahaan tidak terganggu Jadi dapat disimpulkan
bahwa pengendalian internal adalah pengendalian dalam suatu organisasi bertujuan untuk
menjaga aset perusahaan, pemenuhan terhadap kebijakan dan prosedur, kehandalan dalam
proses, dan operasi yang efisien . Adapun tujuan penendalian audit, antara lain:

1. Menjaga kekayaan organisasi,


2. Mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntasi,
3. Mendorong efisiensi,
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

B. Eksposur dan Risiko

Eksposur risiko mungkin bangkit dari berbagai sumber eksternal maupun internal,
seperti karyawan, pelanggan, heker komputer, pelaku kriminal, dan terjadi secara alami.
Adapun eksposur pada risiko dipengaruhi oleh faktorfaktor di bawah ini, antara lain:

a) Frekuensi : Semakin sering keterjadiannya, maka eksposur pada risiko juga semakin
besar.
b) Sifat mudah terserang : Semakin mudah terserang suatu asset tersebut, maka eksposur
terhadap risiko semakin besar.
c) Ukuran : Semakin tinggi nilai moneter kehilangan potensial, semakin besar risiko
eksposur.

Adapun kondisi permasalahan yang mempengaruhi eksposur risiko, antara lain:

a) Kolusi : Kondisi kegagalan yang harus diperhatikan adalah kolusi internal, yaitu
kerjasama dua atau tiga karyawan untuk tujuan kecurangan.
b) Kurangnya pelaksanaan : Kondisi permasalahan yang lain adalah kurangnya
pelaksanaan. Sebuah perusahaan mungkin memiliki kebijakan manajemen yang cukup
memadai dan prosedur pengendalian namun mungkin terlihat tidak teratur.
c) Kriminalitas komputer : Kriminalitas komputer adalah risiko relatif saat ini yang
proporsinya meningkat.

C. Klasifikasi Pengendalian Internal

Menurut tujuannya, bedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:


1. Pengendalian preventif dimaksudkan untuk mencegah masalah sebelum masalah
tersebut benar-benar terjadi.
2. Pengendalian detektif untuk menemukan masalah segera setelah masalah tersebut
terjadi.
3. Pengendalian korektif dimaksudkan untuk memcahkan masalah yang ditemukan oleh
pengendalian detektif.

Menurut waktu pelaksanaannya, dibagi dalam dua kelompok yaitu:


1. Pengendalian umpan balik (feedback control) adalah pengendalian yang termasuk
dalam kelompok pengendalian preventif karena jenis pengawasan ini memonitor proses
dan input untuk memprediksi masalah yang akan terjadi (potential problem).
2. Pengendalian dini (feedforward control) pengendalian yang masuk dalam kelompok
pengendalian detektif, karena jenis pengawasan ini mengukur sebuah proses dan
menyesuaikannya apabila terjadi penyimpangan dari rencana semua.

Menurut objek dikendalikan, maka dikelompokkan menjadi dua, yaitu:


1. Pengawasan umum adalah pengawasan yang dirancang untuk menjamin bahwa
lingkungan organisasi sudah bagus dan dikelola dengan baik untuk meningkatkan
efektivitas pengawasan aplikasi.
2. Pengawasan aplikasi adalah pengawasan yang digunakan untuk mencegah, mendeteksi,
dan membetulkan kesalahan transaksi saat trnsaksi tersebut diproses.

Menurut tempat implementasi dalam siklus pengolahan data,¬ dikelompokkan


menjadi tiga, yaitu:
1. Pengawasan input dirancang untuk menjamin bahwa hanya data yang sah (valid),
akurat, dan diotorisasi saja yang dimasukkan dalam proses.
2. Pengawsan proses dirancang untuk menjamin bahwa semua transaksi diproses secara
akurat dan lengkap, dan semua file dan record diupdate secara tepat.
3. Pengawasan output dirancang untuk menjamin bahwa keluaran sistem diawasi dengan
semestinya.

D. Pernyataan Standar Audit No. 78

Pengendalian internal, seperti didefinisikan dalam SAS 78, terdiri atas lima komponen,
yaitu:

1) Lingkungan pengendalian : menetapkan arah perusahaan dan pengaruh kesadaran pihak


manajemen dan para karyawannya akan pengendalian.
2) Penilaian Risiko : Para auditor harus mendapatkan pengetahuan yang cukup atas
prosedur penilaian risiko perusahaan untuk memahami bagaimana cara pihak
manajemen mengidentifikasi, membuat prioritas, serta mengelola risiko yang berkaitan
dengan pelaporan keuangan.
3) Informasi dan Komunikasi : Auditor harus mendapatkan cukup pengetahuan mengenai
sistem informasi perusahaan untuk memahami berbagai aspek yang ada pada suatu
organisasi
4) Pengawasan : Pemonitoran aktivitas entitas terkait dalam berbagai prosedur yang
terpisah dapat dilakukan dengan mengumpulkan bukti atas kecukupan pengendalian
dengan menguji berbagai pengendalian, kemudian mengkomunikasikan kekuatan serta
kelemahan pengendalian ke pihak manajemen. Dalam lingkungan TI, proses ini
melibatkan pengumpulan bukti yang berkaitan dengan keandalan pengendalian
komputer serta isi basis data yang telah diproses oleh program-program computer.
5) Aktivitas pengendalian (control activity) : adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang
digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah dilakukan untuk
menangani berbagai risiko yang telah diidentifikasi perusahaan. Aktivitas pengendalian
dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori: pengendalian computer dan pengendalian
fisik.

Anda mungkin juga menyukai