Anda di halaman 1dari 13

Skor Nilai:

FILSAFAT PENDIDIKAN

TOPIK: Hakekat Pendidikan Seumur Hidup

DISUSUN OLEH:

NAMA: ANCE MERIANA TAMBA

NIM: 4203141038

DOSEN PENGAMPU: GITA NOVERI EZA S.Pd.,M.Pd

MATA KULIAH: FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NOVEMBER 2020
ABSTRAK: Pendidikan merupakan universalitas manusia sekaligus faktor paling strategis
dalam hidupnya. Di Dalam kerangka filsafat, manusia adalah objek material, sedangkan
objek formal adalah segalanya upaya diupayakan untuk pengembangan semua potensi
yang kesemuanya diarahkan mencapai tujuan tertentu. Keberadaan manusia harus
dirancang dengan jelas untuk mendapatkan formulasi ideal pendidikan.Keberadaan
manusia telah dibekali berbagai potensi dasar yang bermanfaat oleh Tuhan sebagai alat
untuk mengungkap realitas eksplisit yang mengelilinginya untuk mencapai kebenaran.
Sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kemampuan orientasi dalam tiga dimensi
waktu (masa lalu,sekarang, dan masa depan) menjadikan manusia istimewa di antara
makhluk lainnya. Untuk mempertahankan Kredibilitas diri, manusia harus terus belajar.
Diberikan secara alami bukan sebagai semata makhluk dalam "makhluk" melainkan
makhluk "menjadi", ia membutuhkan proses belajar terus menerus, terus menerus serta
berkesinambungan sepanjang hidupnya, mulai dari buaian ke kuburan. Hal inilah yang
kemudian melahirkan paradigma pendidikan seumur hidup.Islam, berabad-abad yang
lalu sebelum berlalunya konsep Barat, telah memiliki teori tentang pendidikan seumur
hidup. Bahkan pendidikan Islam tidak hanya berorientasi pada dimensi antropologis,
melainkan mencakup dua kutub sekaligus; yaitu teosentris dan antroposentris.Kajian ini
pada dasarnya bertujuan untuk menggali konsep pendidikan sepanjang hayat secara
filosofis,termasuk: (1) Apa sifat pendidikan pendidikan seumur hidup ?; (2) Bagaimana
perkembangan pendidikan seumur hidup ?; (3) Bagaimana pelaksanaan seumur hidup
pendidikan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian pustaka ini menggunakan
hemeneutika to menafsirkan fakta, data, dan fenomena. Pengumpulan data diperoleh
dari sumber primer dan sekunder dengan pendekatan deduktif dan induktif.Penelitian
ini juga menggunakan logika kontekstual reflektif, yaitu sistem penalaran dengan tata
kelola antara empiris dan abstrak.

Kata kunci: pendidikan sepanjang hayat, proses pembelajaran, potensi manusia

ABSTRACT: Education is a human universality as well as a most strategic factor


in his life. In the framework of philosophy, man is a material object, while the
formal object is all efforts striven for the development of all the potency, all of
which were directed at achieving a particular goal. Human existence should be
clearly drafted to obtain the ideal formulation of education.Human existence
has been equipped with a variety of useful basic potency by God as a tool to
reveal the explicit reality that surrounds them in order to get to the truth. As
the only creature that has the ability of orientation in three dimensions of time
(past, present, and future) make human being special among other beings. To
maintain the credibility of the self, man must keep learning. Given by nature not
as a mere creature in “being” but rather a creature of “becoming”, he requires
a learning process continually, continuously as well sustainably throughout his
life, ranging from cradle to grave. This then produced the paradigm of life-long
education.Islam, so many centuries ago before the passing of Western concept,
has had a theory about lifelong education. Even Islamic education is not only
oriented towards the anthropological dimension, but rather includes two poles
at once; namely the theocentric and anthropocentric.This study basically aims to
explore the concept of lifelong education philosophically, including: (1) What is
the nature of lifelong education education?; (2) How is the development of
lifelong education?; (3) How is the implementation of lifelong education? To
answer these questions, this library research uses hemeneutika to interpret
facts, data, and phenomenons. The collection of data is obtained from primary
sources and secondary ones with deductive and inductive approaches. This study
also uses reflective contextual logic, namely a system of reasoning with
governance between the empirical and the abstract.

Keywords: lifelong education, learning process, human potency


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan saya
kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan tugas rekayasa ide ini.
Terimakasih kepada ibu Gita Noveri Eza S.Pd.,M.Pd. yang telah memberikan
tugas ini kepada saya, sehingga membuat saya mendapatkan wawasan dan ilmu
pengetahuan dalam bidang perkembangan filsafat pendidikan.

Tujuan dari penulisan rekayasa ide ini semata-mata untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah filsafat pendidikan serta memenuhi salah satu tugas KKNI di
Universitas Negeri Medan ini. Saya sangat sadar bahwasanya penulisan saya
masih sangat berantakan, saya berharap mendapatkan saran yang baik dan
membangun sehingga penulisan saya akan lebih baik kedepannya. Saya berharap
critical journal report ini akan sangat berguna untuk para pembaca maupun saya
sendiri.

MEDAN, 07 NOVEMBER 2020

ANCE MERIANA TAMBA


DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pendidikan Seumur Hidup


B. Tujuan Tugas Rekayasa Ide
C. Manfaat Tugas Rekayasa Ide

BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

A. Permasalahan Umum
B. Identifikasi Permasalahan Pendidikan Seumur Hidup
1. Apa pendidikan itu?
2. Mengapa pendidikan seumur hidup sangat di perlukan?
3. Bagaimana tujuan dan strategi dalam pendidikan seumur hidup?
4. Apa yang di peroleh dalam melakukan pendidikan seumur hidup?

BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN

A. Solusi dan pembahasan tentang maksud dari pendidikan.


B. Solusi dan pembahasan tentang pendidikan seumur hidup sangat
diperlukan.
C. Solusi dan pembahasan tentang tujuan dan strategi pendidikan seumur
hidup.
D. Solusi dan pembahasan tentang perolehan dari pendidikan seumur hidup.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.
B. Rekomendasi.

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pendidikan Seumur Hidup.

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan


sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah
bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.Pendidikan
merupakan hal yang tidak asing lagi bagi kita, dari kita kecil kita sudah mendapat
pendidikan, bahkan dari bayi. Tetapi masih banyak dari kita yang bingung apakah
pendidikan hanya dengan sekolah ataupun kuliah saja? Disini saya akan membuat
pemahaman yang lebih jelas dan dapat di mengerti tentang pendidikan seumur
hidup, agar dapat mempermudah pembaca dalam memahami arti pendidikan melalui
Tugas Rekayasa Ide saya ini.

B. Tujuan Tugas Rekayasa Ide.


● Memenuhi tugas mata kuliah filsafat pendidikan.
● Memenuhi salah satu tugas KKNI di UNIMED yaitu Tugas Rekayasa
Ide.
● Memperjelas tentang persoalan mengenai pendidikan seumur
hidup.
C. Manfaat Tugas Rekayasa Ide.
● Memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai pendidikan.
● Dapat memecahkan masalah tentang pemahaman pendidikan
seumur hidup.
● Mendapatkan suatu kesimpulan tentang pendidikan seumur hidup
dan dapat menerapkannya untuk lebih giat belajar tanpa mengenal
lelah.
BAB Il

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

A. PERMASALAHAN UMUM FILSAFAT ILMU

Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan
implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di
sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi.  Wikipedia

B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP


1. Apa pendidikan itu?
Pendidikan, sebagai bagian dari kehidupan manusia merupakan sebuah
proses yang berjalan secara otomatis dan natural - selain tidak terikat
oleh usia dan waktu, ia tidak juga dibatasi oleh sistematika lembaga
pendidikan tertentu. Hal inilah yang dalam dunia pendidikan dikenal
dengan istilah “Life Long Education”(sebenarnya dalam Islam telah
menjadi sebuah paradigma jauh sebelum konsep barat digulirkan).
(Saifiddin Zuhri dan Mudhofar 2014)
2. Mengapa pendidikan seumur hidup sangat diperlukan?
Mandini dalam tesisnya menyatakan bahwa manusia merupakan
sentral pembahasan pendidikan di samping sebagai subyek sekaligus
menjadi obyek. Konsep dasar pelaksanaan pendidikan seumur hidup
bertolak dari adanya kewajiban menuntut ilmu bagi manusia yang
secara asasi terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits. Manusia adalah
makhluk yang harus dikembangkan fitrahnya dengan baik secara
integral dan holistik agar memiliki implikasi terhadap akal/fikir,
keluasan ilmu maupun jasmani. (Saifuddin zuhri dan Mudhoffar,
2014).
Banyak orang yang tidak menyadari bahwa ia sesungguhnya butuh
ilmu, namun tidak segera memenuhinya. Ia memang tetap bisa
hidup normal, namun memiliki hati dan pikiran yang salah. Ia
sesungguhnya sedang membahawayakan dirinya dan orang lain. Ia
hidup namun sesungguhnnya ia teah mati. (Nur Huda, 2018)
3. Bagaimana tujuan dan strategi dalam pendidikan seumur hidup?
Dikemukakan dalam pasal 10 ayat (1) yang
berbunyi:“Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua
jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah. Jalur
pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya
pendidikan keluarga. Pendidikan keluarga merupakan bagian dari
jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga
dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral,
dan keterampilan.” (Suhartono, 2017).
Konsep pendidikan seumur hidup merupakan alat untuk
mengembangkan individu-individu berlangsung terus menerus agar
lebih bernilai dalam masyarakat. Dalam penerapannya diperlukan
adanya suatu strategi, sehingga pendidikan bagi manusia dapat
diartikan secara tepat dan benar. (Fathul Jannah, 2013)

4. Apa yang di peroleh dalam melakukan pendidikan seumur hidup?


Kebutuhan manusia akan ilmu lebih banyak dari kebutuhan manusia
akan makanan. Manusia butuh makan sehari tiga kali, sedangkan
ilmu dibutuhan setiap saat. Makanan untuk bertahan hidup di dunia
saja, sedangkan Ilmu untuk bekal hidup di dunia dan akhirat.
Kebutuhan akan ilmu seperyi kebutuhan kita akan oksigen yang
mensuplay seluruh sel tubuh. Ia tidak boleh terlambat dan
jumlahnya harus berlimpah, jika mengalami keterlambatan ia akan
mengalami pingsan. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa ia
sesungguhnya butuh ilmu, namun tidak segera memenuhinya. Ia
memang tetap bisa hidup normal, namun memiliki hati dan pikiran
yang salah. Ia sesungguhnya sedang membahayakan dirinya dan
orang lain. Ia hidup namun sesungguhnya ia telah mati. (Nur Huda,
2017)
BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN

A. Solusi dan pembahasan tentang maksud dari pendidikan.


Pendidikan adalah karya bersama yang berlangsung dalam suatu
pola kehidupan insani tertentu, sebagai Proses pelatihan dan
pengembangan pengetahuan, keterampilan, pikiran dan karakter
manusia. Pendidikan adalah lembaga atau usaha pembangunan
watak bangsa, yang menacakup ruang lingkup kemampuan mental,
fikir dan kepribadian manusia. Pendidikan terkait dengan
perkembangan manusia, mulai dari perkembangan fisik, kesehatan,
ketrampilan pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada
perkembangan iman, mental, spiritual maka akan didapatkan hasil
secara seimbang. Pendidikan membuat manusia lebih berkualitas
dalam meningkatkan hidupnya, dari taraf kehidupan alamiah ke
taraf kehidupan berbudaya. ( Fathul Jannah, 2013)
B. Solusi dan pembahasan tentang pendidikan seumur hidup sangat
diperlukan.
Stressing tesis ini pada optimalisasi beberapa aspek (kemampuan)
manusia sebagai subyek dan obyek pendidikan. Selanjutnya karya
ini dianggap cukup representatif untuk ditindaklanjuti dalam suatu
penelitian, kendati di dalamnya belum detail mengkaji secara
filosofis (baik dalam sistematika ontologi, epistemologi, aksiologi)
berikut mengenai aspek apa saja yang dominan berpengaruh dan
terdapat dalam diri manusia. Beberapa persamaan antara tesis
Mandini dengan tulisan ini di antaranya: (1) konseptualisasi
pendidikan seumur hidup diambil dari konsep Al-Qur’an dan Hadits
yang terkait dengan topik; (2) tujuan pelaksanaan pendidikan
seumur hidup adalah untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat,
diperoleh melalui optimasi segenap kemampuan manusia.
Sedangkan beberapa perbedaannya terletak pada: (1) Mandini
belum mengkaji konsep pendidikan seumur hidup ini secara
mendetail dalam kerangka filsafat; (2) beberapa implikasi
pelaksanaan pendidikan seumur hidup ditekankan pada adanya
pengembangan optimal dimensi fikir dan jasmani, belum membahas
lebih lanjut tentang sisi kerohanian manusia sebagai bagian integral
dan menuntut optimalisasinya. (Saifuddin zuhri dan Mudhoffar,
2014)
C. Solusi dan pembahasan tentang tujuan dan strategi pendidikan
seumur hidup.
Pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk
membantu pengembangan personal sepanjang hidup. Konsepsi
pendidikan semur hidup merupakan alat untuk mengembangkan
individu-individu yang akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai
bagi masyarakat. Tujuan pendidikan manusia seutuhnya dan
dilaksanakan seumur hidup adalah untuk mengembangkan potensi
kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakekatnya, dan
untuk menumbuhkan kesadaran bahwa proses pertumbuhan dan
perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis
serta untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu kehidupan.
Strategitrategi pendidikan seumur hidup meliputi :
a. Konsep Dasar Pendidikan Seumur Hidup yaitu :
1. Sebagai tujuan/ide formal,
2. Sebagai respon terhadap keinginan,
3. Sebagai cara yg logis untuk mengatasi problem,
4. Sebagai dasar desain kurikulum
b. Arah dan alasan pendidikan seumur hidup
Pendidikan seumur hidup dalam rangka menambah
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan di dalam hidup,
umumnya diarahkan:

1. Kepada orang dewasa, yaitu sebagai generasi penerus, kaum


muda/dewasa membutuhkan pendidikan seumur hidup dalam
rangka pemenuhan ”self interest” yang merupakan tuntutan
hidup sepanjang masa.
2. Kepada anak-anak, yaitu anak adalah tempat awal bagi orang
dewasa, maka pendidikan bagi anak perlu mendapat perhatian,
dengan program kegiatan tersusun mulai dari peningkatan
kecakapan baca tulis, keterampilan dasar, mempertinggi daya
pikir, sehingga membuat anak belajar berpikir kritis dan
mempunyai pandangan hidup ke depan (Fathul Jannah, 2013)

D. Solusi dan pembahasan tentang perolehan dari pendidikan seumur


hidup.
Dalam perspektif islam, belajar seumur hidup ini sebenarnya telah
dicanangkan oleh Nabi Muhammad SAW ratusan tahun yang silam.
Selain itu dipahami bahwa belajar itu seumur hidup , dijelaskan
pula bahwa belajar adalah suatu kewajiban, sebagaimana sabdanya
pula: “Mencari ilmu pengetahuan adalah wajib atas setiap orang
muslim” (H.R.Abdi’I Barr)
Adapun tujuan pendidikan seumur hidup adalah : Pertama
Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat
dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembawaannya seoptimal
mungkin. Sehingga secara potensial keseluruhan potensi manusia
diisi kebutuhannya agar berkembang secara wajar. Yang kedua
adalah dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan
kepribadian manusia bersifat hidup dan dinamis, maka pendidikan
wajib belajar berlangsung selama manusia hidup. Pendidikan
seumur hidup atau life long education adalah pendidikan sepanjang
hayat. Yang tentunya pendidikan ini dimulai sejak awal adanya ruh
didalam tubuh bayi hingga maut menjemput.(Suhartono, 2017)
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendidikan Sebagai Kegiatan Ilmu dan Seni. Menurut Al-Syaibani


dalam Jalaludin (1997:13) filsafat pendidikan adalah aktifitas pikiran yang
teratur yang menjadikan filsafat tersebut sebagai cara untuk mengatur,
dan menyelaraskan proses pendidikan. Artinya, bahwa filsafat pendidikan
dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan
untuk mencapainya, maka filsafat pendidikan dan pengalaman
kemanusian merupakan faktor yang integral atau satu kesatuan. (Al-
Syaibani)

B. REKOMENDASI

Dengan mempelajari dan mengkaji tentang pendidikan


ini, diharapkan mulai sekarang mahasiswa lebih berpikir
kritis terhadap masalah-masalah yang ada di dunia
pendidikan, karena sudah sepantasnya mahasiswa
pendidikan nantinya akan menjadi penerus pendidik dan
filsof di dalam dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Setya Widyawati.2013.Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu


Pendidikan. Gelar Jurnal Seni Budaya, 11(1), 87-96.

Fathul Jannah.2013. Pendidikan Seumur Hidup Dan Implikasinya.


Dinamika Ilmu, 13(1), 1-16.

Saifuddin Zuhri dan Mudhoffar.2014. Konsep Pendidikan Seumur Hidup


Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam. Jurnal Pusaka, 2(1), 57-73.

Nur Huda.2017. Pendidikan Seumur Hidup Dalam Perspektif Islam Dan


Barat: Sebuah Kajian Komparatif. Ta’dibi: Jurnal Prodi Manajemen Pendidikan
Islam, 4(02), 82-103.

Suhartono.2017. Konsep Pendidikan Seumur Hidup Dalam Tinjauan


Pendidikan Islam.Jurnal Pendidikan Islam Al I’tibar, 3(1), 17-26.

Nur Ani Aziz.2013. Pendidikan Seumur Hidup ( Long Life Education).


Jurnal Pilar, 2(2), 100-112.

Anda mungkin juga menyukai