BELAJAR
Dr. Wuryansari Muharini Kusumawinahyu, M.Si.
Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M)
Universitas Brawijaya
OUTLINE
2
Jenis-jenis Evaluasi Hasil Belajar
Fungsi
• Formatif
• Sumatif
• Diagnostik
Evaluasi • Selektif
• Penempatan
• Test
• Tes lisan: individual atau berkelompok
Alat
• Tes tertulis : Essai dan Objektif
• Tes tindakan: individual atau berkelompok
• Non Test
Evaluasi
• Observasi: langsung, tak langsung.
partisipasi
• Kuesioner/wawancara
• Studi kasus
• Checklist
Prinsip-Prinsip Evaluasi Hasil
Belajar
Kompetensi
yang akan
menjadi
dinilai, materi
bagian tak hendaknya
penilaian, alat objektif dan
terpisahkan diikuti dengan
penilaian dan komprehensif
dalam proses tindak lanjut
interpretasi
pembelajaran
hasil penilaian
harus jelas
Prosedur Evaluasi Hasil Belajar
- melakukan introspeksi
CIRI-CIRI HASIL BELAJAR AFEKTIF
No. Tingkat Contoh
3. Menghargai mengapresiasi seni
menunjukkan perhatian
menunjukkan alasan
mengoleksi kaset lagu, novel, atau
barang antik
4. Mengorganisasi rajin, tepat waktu
berdisiplin diri mandiri dalam
bekerja secara independen
objektif dalam memecahkan
masalah
menyelesaikan konflik antar- teman
10
CIRI-CIRI
HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK
• Peserta didik bertanya kepada dosen
• Peserta didik mencari dan membaca buku-buku,
• Peserta didik dapat memberikan penjelasan kepada orang
lain / teman dengan peragaan
• Peserta didik menganjurkan kepada teman-teman sekolah
atau adik-adiknya, agar berlaku disiplin
• Peserta didik dapat memberikan contoh-contoh kedisiplinan
di rumah, di kampus, dan di masyarakat
11
SOAL TES
PERTANYAAN ATAU TUGAS
DIRENCANAKAN
SUBYEKTIF
OBYEKTIF
(ESSAY)
tidak menggambarkan
14
kemampuan sebenarnya
Komponen Soal PG
a. permintaan
Option b. propaganda
(Pilihan jawaban)
c. pengumuman
d. penawaran* 15
SOAL ESSAY / URAIAN
Jawabannya Kemampuan
menuntut siswa yang Kelemahan
untuk diungkap
Pemecah an
meng kognitif masalah
Mengor Perlu
secara logis, Materi
ekspresi tingkat ketrampilan
mengingat ganisasi analitis, Subyektif waktu
kan kan menengah sistematis, berbahasa terbatas
gagasan - tinggi kritis, dan skoring
kreatif
Contoh soal uraian terbatas
1. Apa perbedaan antara foetus dengan janin
2. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan kehamilan
19
Prinsip Konstruksi Butir Soal
20
KISI-KISI SOAL
Contoh Kisi-kisi Soal (Matriks Proporsi Soal)
Program Studi : Matematika
Mata Kuliah : Kalkulus III
Semester/Tahun : Genap / 2017-2018
Durasi Ujian : 120 menit
Tipe Soal : pilihan ganda
Jumlah Butir Soal : 20
22
23
24
25
KAIDAH-KAIDAH PENULISAN SOAL
26
KAIDAH 1: Soal harus sesuai dengan indikator
Indikator : peserta didik dapat mengidentifikasi faktor pendorong
perpindahan penduduk dari desa ke kota
CONTOH SOAL :
CONTOH SOAL:
Sumber protein untuk memenuhi makanan empat sehat dapat berasal dari:
a. ikan
b. nasi
c. daging
d. sayuran
kunci : a dan c
29
KAIDAH 4:
Pokok soal dirumuskan dengan jelas dan singkat
CONTOH SOAL:
Makanan empat sehat ......
a. Makanan yang terdiri dari empat sumber karbohidrat
b. Makanan yang mengandung lauk-pauk
c. Makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin dan
mineral
d. Makanan yang tidak dicemari oleh bakteri merugikan
30
KAIDAH 5:
Rumusan pokok soal harus merupakan suatu pernyataan yang
diperlukan
CONTOH SOAL:
Prinsip kerja mata hampir sama dengan kerja kamera, karena tersusun atas
berbagai macam alat, begitu halnya dengan mata. Bagian mata yang
mengatur banyaknya cahaya yang masuk adalah … .
a. pupil
b. retina
c. kornea
d. selaput iris
31
KAIDAH 6:
Pokok soal jangan memberikan petunjuk jawaban yang benar
CONTOH SOAL:
CONTOH SOAL:
Gambar berikut menunjukkan kedudukan matahari, bulan dan bumi.
Peristiwa yang terjadi adalah … .
a.gerhana matahari
b.gerhana rembulan
c.rotasi bumi
d.revolusi bumi
kunci : a
34
* tidak ada keterangan gambar
CONTOH LAGI:
Menurut diagram berikut, banyaknya siswa yang mempunyai
berat badan 30 kg adalah ….. siswa.
a. 10
b. 15 30
c. 20
Jumlah Murid
d. 25
0
25 30 35 36 40
Berat Badan Dalam kg
35
KAIDAH 9: Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama
Peserta didik cenderung memilih jawaban yang paling panjang dan lebih lengkap
Secara materi pilihan jawaban berkurang satu karena pernyataan ini bukan
merupakan materi yang ditanyakan dan pernyataan itu menjadi tidak
homogen.
38
KAIDAH 12: Hindari butir soal yang bergantung pada jawaban
soal sebelumnya
CONTOH :
2. Berapa persen dari zat yang dihasilkan pada jawaban di atas terdapat di
udara sekitar kita :
a. 10 % c. 25 %
b. 20 % d.50 % kunci : d
39
KAIDAH 13: Soal harus menggunakan bahasa sesuai
dengan kaidah bahasa yang baik dan benar
Fikri punya duit Rp 20.000 dan Maula Rp15.000. Mereka pingin beli
bola voli seharga Rp 30.000. Sisa duit mereka adalah ....
a. Rp 1.000
b. Rp 5.000
c. Rp 10.000
d. Rp 15.000
Kunci: B
40
KAIDAH 14: Menggunakan bahasa komunikatif
CONTOH SOAL:
1. Panjang hipotenusa segitiga siku-siku dengan sisi siku-siku 3 cm dan 4 cm
adalah ....
a. 1 cm c. 7 cm
b. 5 cm d. 12 cm kunci : b
2. Panjang sisi miring suatu segitiga siku-siku yang memiliki sisi siku-siku 3 cm
dan 4 cm adalah ....
a. 1 cm c. 7 cm
b. 5 cm d. 12 cm kunci : b
41
KAIDAH 15: Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat yang
dapat menimbulkan perbedaan persepsi / penafsiran
CONTOH SOAL:
Gedang berkembang biak dengan … .
a.umbi c. Biji
b.Batang d. Tunas kunci : D
• 50% soal ujian harus cukup mudah dijawab dengan benar oleh mahasiswa
yang belajar secara biasa C
• 25% soal lebih sulit tetapi bisa dijawab oleh yang belajar lebih baik B
• 25% soal lebih sulit lagi dan hanya dapat dijawab oleh yang belajar dengan
sangat baik dan yang cerdas A
• Nilai D adalah untuk yang sedikit belajar
• Nilai F adalah untuk yang tidak belajar.
44
46
Pembobotan Soal = pengukuran
47
Contoh Pembobotan Soal
Kemampuan dalam Sasaran Bobot Total 100 (Misal)
Belajar
Menyebutkan Rendah 5
Menerapkan Sedang 20
Menganalisa Tinggi 25
Mensintesis Tinggi 35
48
Scoring (Penilaian)
adalah suatu proses untuk mengambil
keputusan dengan menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar baik yang menggunakan instrumen
test maupun non-test. Penilaian dimaksudkan
untuk mengkuantifikasi kualitas hasil belajar
49
Contoh Scoring Test Obyektif
Test Benar – Salah
• Tanpa hukuman atau tanpa denda.
Rumus S = T(otal) – 2W
Test pilihan ganda
• Tanpa hukuman atau tanpa denda.
Rumus: S = R – W
• Dengan hukuman atau dengan denda.
𝑊
Rumus 𝑆=𝑅 −
𝑛−1
• n = banyaknya pilihan
SISTEM SCORING SOAL URAIAN
1. Lebih sulit daripada memeriksa tes objektif. Untuk menghindari faktor
subyektivitas perlu diberi penomeran, bergantung atribut yang diuji,
misal 1-30
2. Pemberian skor dapat dipilih di antara beberapa skala pengukuran,
misalnya skala 1-4, 1-10 atau 1-100. Sebaiknya jangan memberikan skor
nol. Mulailah scoring dari angka 1. Semakin tinggi skala pengukuran yang
digunakan maka hasilnya semakin halus dan akurat.
3. Menetapkan pembobotan sesuai dengan tingkat kesukaran soal.
Sebaiknya gunakan skala 1-10. misalnya soal yang mudah diberi bobot 1,
sedang bobotnya 2 dan soal yang sulit bobotnya 3 51
Scoring Test Subyektif
• Metode keseluruhan (Whole method)
Hasil kerja seluruh peserta pada setiap nomor diberi skor,
kemudian skor semua nomor setiap peserta didik
dijumlahkan.
• Metode sebagian (separate method)
Memeriksa hasil tes setiap peserta dari nomor 1 sampai
dengan selesai. Kemudian diberi skor satu persatu dan
dijumlahkan menjadi skor total
• Kombinasi
MENENTUKAN SKOR DENGAN SKOR MAKSIMUM
SKOR = ∑ X : ∑ S = 23 : 3 = 7,67
53
MENENTUKAN SKOR DENGAN SISTEM BOBOT
SKOR = ∑ XB : ∑ B = 90 : 9 = 10
54
• Menetapkan nilai dan kelulusan hasil belajar
• Acuan norma: nilai yang digunakan di suatu PT
• Konversi hasil skoring menjadi nilai akhir
Nilai Angka Akhir Konversi
huruf Standar 10 Standar 4
90-99 A 9 4
80-89 B 8 3
70-79 C 7 2
60-79 D 6 1
Dibawah 60 GAGAL GAGAL GAGAL 55
56
57
Analisis soal adalah salah satu kegiatan
untuk mendapatkan gambaran tentang
mutu soal, baik mutu keseluruhan
maupun mutu tiap butir soal.
feedback
58
Analisis pada umumnya dilakukan melalui dua cara :
A. Analisis kualitatif (qualitative control)
1. sebagai validitas logis (logical validity) yang dilakukan
sebelum soal digunakan.
2. untuk melihat berfungsi tidaknya sebuah soal.
B. Analisis soal secara kuantitatif (quantitative control).
1. sebagai validitas empiris (empirical validity) yang dilakukan
setelah soal digunakan
2. untuk melihat lebih berfungsi tidaknya sebuah soal itu setelah
diujicobakan kepada sampel yang representatif.
59
Analisis kualitatif
• Analisis materi: penelaahan terkait substansi keilmuan yang
ditanyakan dalam soal serta tingkat kemampuan yang sesuai
dengan soal.
63
1. Tingkat Kesukaran Butir Soal
64
Bagaimana Mengukur Tingkat Kesukaran soal?
Tingkat Kesukaran
Difficulty Index
(P = Proportion)
65
Kategori Tingkat Kesukaran
(P = proportion)
Nilai P Kategori
P < 0,3 Sukar
0,3 ≤ P ≤ 0,70 Sedang
P > 0,7 Mudah
66
CONTOH KASUS
No. Nama No. Soal Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Edi 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 6
2 Bambang 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 7
3 Andi 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8
4 Titik 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8
5 Endang 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 4
6 Halimah 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 7
7 Bramanto 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
8 Heri 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7
9 Nurul 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 4
10 Eko 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 5
Jumlah 9 8 7 4 7 6 7 8 7 3
P = tk kesulitan 0,9 0,8 0,7 0,4 0,7 0,6 0,7 0,8 0,7 0,3
TINDAK LANJUT HASIL ANALISIS
Status Soal Tindak Lanjut
Sukar 1. butir dibuang dan tidak dikeluarkan lagi dalam tes-tes hasil
belajar yang akan datang
2. diteliti ulang dan dilacak faktor penyebabnya kemudian
diperbaiki dan dapat dikeluarkan lagi dalam tes hasil belajar
yang akan datang.
3. butir-butir yang terlalu sulit dapat digunakan pada tes seleksi
yang sifatnya sangat ketat (misalnya tes untuk calon peserta
kompetisi) .
Sedang Butir ini dapat dikeluarkan lagi dalam tes-tes hasil belajar pada
waktu-waktu yang akan datang
Mudah Butir-butir yang terlalu mudah dapat digunakan dalam tes
68
seleksi yang sifatnya longgar.
Tingkat Kesukaran Soal
Ujian harus diusahakan agar tidak mematikan semangat belajar,
tetapi justru sebaliknya harus meningkatkan semangat belajar.
69
2. Berdasarkan Daya Pembeda
(D = discriminatory power)
70
Cara Menentukan Daya Beda Butir Soal Pilihan Ganda
• Urutkan nilai total yang diperoleh mahasiswa dari nilai tertinggi sampai
dengan terendah
• Bagilah peserta menjadi dua kelompok yang sama besar jumlahnya.
• Bila jumlah peserta lebih dari 50 orang maka diambil masing-masing 27%
dari total peserta untuk kelompok atas dan untuk kelompok bawah
• Hitung jumlah kelompok atas dan kelompok bawah yang menjawab benar
soal yang akan ditentukan daya bedanya.
• Kalkulasikan proporsi (p) peserta yang menjawab benar untuk masing-
masing kelompok.
• Kurangilah proporsi kelompok atas dari kelompok bawah maka diperolehlah
indeks daya beda butir soal tersebut.
71
Contoh Perhitungan Daya Beda Soal
Misal test diikuti 20 peserta
(10 di kelompok atas, 10 di kelompok bawah)
Jadi Indeks Daya Beda Soal nomor 1 adalah: 1.0 –0.2 = 0.8
72
Kriteria
Indeks Daya Klasifikasi Interpretasi
Pembeda
Daya pembeda butir soal lemah sekali (buruk),
< 0,20 Poor dianggap tidak memiliki daya pembeda yang
baik
0,20 – 0,40 73
Satisfactory Daya pembeda butir soal cukup (sedang)
Butir soal yang bersangkutan telah memiliki
0,40 – 0,70 Good
daya pembeda yang baik
0,70 – 1,00 Excellent Daya pembeda butir soal baik sekali
Bertanda negatif Butir soal yang bersangkutan daya pembedanya
-
(-) jelek sekali
Perhitungan Daya Beda Butir Soal Essay
• Urutkan nilai total yang diperoleh mahasiswa dari nilai tertinggi sampai
dengan terendah
• Bagilah peserta menjadi dua kelompok sama besar jumlahnya.
• Bila jumlah peserta lebih dari 50 orang maka diambil 27% dari kelompok atas
dan 27% dari kelompok bawah
• Hitung rata-rata nilai kelompok atas dan kelompok bawah untuk soal yang
akan dikalkulasi daya bedanya.
• Kurangilah rata-rata kelompok atas dengan rata-rata kelompok bawah lalu
bagilah dengan nilai maksimal.
• Diperoleh indeks daya beda butir soal tersebut.
74
Kriteria hasil analisis :
Daya pembeda soal dianggap sudah berfungsi dalam
membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi
dengan peserta tes yang berkemampuan rendah apabila
memiliki nilai D > 0,20
75
3. Berdasarkan Fungsi Distraktor (Pengecoh)
Jawaban-jawaban salah di antara jawaban benar pada jenis soal PG,
dikenal dengan istilah distractor (pengecoh)
Perlu dilakukan analisis pola penyebaran jawaban setiap butir soal,
yaitu pola yang dapat menggambarkan bagaimana peserta ujian
menentukan pilihan jawabnya terhadap kemungkinan-kemungkinan
jawaban yang telah dipasangkan pada setiap butir soal
Distraktor dinyatakan telah berfungsi dengan baik apabila distraktor
tersebut sekurang-kurangnya sudah dipilih oleh 5 % dari seluruh
peserta ujian.
76
Tindak lanjut atas hasil analisis :
distraktor yang sudah dapat menjalankan fungsinya dengan
baik dapat dipakai lagi pada tes-tes yang akan datang,
sedangkan distraktor yang belum dapat berfungsi dengan
baik sebaiknya diperbaiki atau diganti dengan distraktor
yang lain
77
Kontemplasi
Hasil penilaian / tes peserta didik
yang tidak memuaskan boleh jadi
disebabkan oleh pertanyaan (soal)
yang kurang baik, bukan disebabkan
oleh cara atau kemampuan berpikir
peserta didik yang rendah.
78
TUGAS Mandiri :
Lakukan analisis kualitatif
dan kuantitatif terhadap
butir soal UTS
79
80