JUDUL :
PENGARUH PROJECT BASED E-LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR IPAS PESERTA DIDIK KELAS
X SMK NEGERI 1 TEMBUKU
1. Latar Belakang
1) Capaian Sains yang ditunjukkan dari hasil Programme for International Student
Assesment (PISA) 2018
1. Kemampuan baca siswa rendah
2. Skor matematika dan sains di bawah rata-rata
3. Alami tren penurunan kemampuan
4. Persentase capaian masih rendah :
https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/04/13002801/skor-pisa-terbaru-
indonesia-ini-5-pr-besar-pendidikan-pada-era-nadiem-makarim?page=all.
Penulis : Yohanes Enggar Harususilo
Editor : Yohanes Enggar Harususilo
GRAND TEORI :
1. keterampilan berpikir kritis pada penelitian mengacu pada konsep yang dikemukakan oleh Ennis
Dimensi Keterampilan
No Indikator
Berpikir Kritis
2. Prestasi belajar IPAS pada penelitian mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Zainal Arifin
dimana prestasi belajar berkenaan dengan aspek kognitif dan dipengaruhi faktor model
pembelajaran yang diterapkan pada peserta didik. Prestasi belajar IPAS ranah kognitif
didasarkan pada taksonomi bloom yang direvisi dengan ranah capaian minimal sama dengan
3. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian yaitu Projek Based E-Learning mengacu
Menurut Baron (dalam Wajdi, 2017. hlm 85) project based learning merupakan
Pengawasan Kemajuan
Pengevaluasian pengalaman Pengujian Hasil
Proyek
Model project based e-learning merupakan model pembelajaran yang
dunia nyata dalam jangka waktu tertentu, berfokus pada masalah dan
menghasilkan produk.
peserta didik dalam mengelola sumber belajar serta membuat suasana belajar yang
Model ini melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi
dunia nyata.
Eksperimen semu atau eksperimen quasi adalah jenis penelitian eksperimen dimana peneliti
tidak mampu mengontrol variabel yang diteliti. Pada dasarnya eksperimen kuasi merupakan
pengembangan dari penelitian true experimental dimana pengontrolan variabel luar sulit
dilakukan.
Sama seperti penelitian eksperimen sesungguhnya, penelitian eksperimen semu juga bertujuan
untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat atau mencari tahu penyebab sebuah peristiwa. Hanya
saja, pada eksperimen ini kelompok kontrol dan kelompok perlakuan tidak dipilih secara acak.
Secara sekilas, pelaksanaan eksperimen semu serupa dengan eksperimen sesungguhnya. Namun,
jika diamati lebih lanjut, ciri-ciri dan karakteristik masing-masing eksperimen memiliki
perbedaan yang cukup terlihat. Ciri-ciri dari metode penelitian eksperimen semu diantaranya:
Ketika akan melaksanakan penelitian eksperimen semu, peneliti bisa memilih satu dari beberapa
jenis rancangan penelitian. Masing-masing rancangan eksperimen semu memiliki kelebihan dan
kekurangannya tersendiri. Beberapa rancangan penelitian eksperimen semu adalah sebagai
berikut:
Salah satu rancangan eksperimen semu adalah time series experiment. Pada penelitian ini objek
hanya terdiri dari kelompok perlakuan saja. Selain itu objek juga dipilih secara tidak acak.
Penelitian dimulai dengan mengobservasi objek penelitian dan memberi pretest pada objek.
Observasi ini dilakukan selama beberapa kali untuk melihat tingkat kestabilan objek penelitian.
Ketika observasi selesai dilakukan, peneliti akan memberi perlakuan atau intervensi kepada
kelompok objek. Selanjutnya objek kembali diobservasi selama beberapa kali dengan instrumen
yang sama. Hal ini dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan setelah diberi perlakuan.
Pada rancangan ini objek penelitian dibagi menjadi dua yakni kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan. Pemilihan kedua kelompok ini tidak dilakukan secara acak.
Penelitian diawali dengan pemberian pretest sebagai acuan untuk mengetahui perubahan objek.
Setelah diberi perlakuan, objek akan kembali diberi posttest untuk melihat sejauh mana
perubahan yang dihasilkan akibat intervensi atau perlakuan.
3. The Equivalent Time Series Samples Design
Secara umum, rancangan ini memiliki kemiripan dengan time series. Hanya saja, pada rancangan
ini, intervensi atau perlakuan dilakukan lebih dari sekali. Meskipun demikian, intervensi tidak
terus menerus dilakukan. Ada beberapa periode dimana intervensi tidak dilakukan.
Bagi seorang peneliti, memahami cara kerja metode penelitian eksperimen semu adalah
kewajiban. Hal ini dilakukan agar sewaktu-waktu peneliti tidak merasa kesulitan dalam
melaksanakan metode penelitian ini.