Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok dalam Mata Kuliah Fiqih
II Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2016
I. PENDAHULUAN
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu[22]. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"[23].
Dalam kaitannya dengan teori kependidikan dapat di katakan, bahwa fitrah mengandung
implikasi kependidikan yang berkonotasi kepada paham converagent. Karena fitrah mengandung
makna kejadian yang di dalamnya berisi potensi dasar beragama yang benar dan lurus yaitu
Islam.Namun potensi dasar ini bisa di ubah oleh lingkungan sekitarnya[24].
A. Kesimpulan
Secara operasionalaliran pendidikan Islam adalah paham atau pemikiran pendidikan Islam
sebagai titik tolak dalam membina dan mengembangkan potensi-potensi manusia serta hal-hal
yang mempengaruhinya sesuai pandangan Islam.
Berdasarkan pembahasan di atas, aliran-aliran pendidikan dibagi menjadi enam aliran, yaitu
sebagai berikut:
1. Aliran Nativisme,
2. Aliran Naturalisme,
3. Aliran Empirisme,
4. Aliran Konvergensi,
5. Aliran Progresivisme, dan
6. Aliran Konstruktivisme.
Dari aliran-aliran di atas, adapula aliran-aliran yang bergerak di bidang pendidikan Islam
menurut para tokoh pendidikan Islam, diantaranya yang berpendapat yaitu Ibn Mizkawaih dan
Al-Gazali.
Menurut Ibn Mizkawaih, berpendapat bahwa seorang anak telah mempunyai kemampuan-
kemampuan alamiah, akan tetapi mengandalkan kemampuan tersebut tidak cukup untuk
mendidik seseorang, dan harus ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Seoranganak yang
lahir dari keluarga dokter belum tentu ia dapat mengikuti profesi keluarganya kalau ia tidak
dibekali dan dasari dengan bakat serta kecenderungan anak itu ataupun hal-hal lain yang
mempengaruhinya.
Sedangkanmenurut Al-Gazali, berpendapat bahwa anak yang lahir telah membawa fitrahnya
sendiri, kecenderungan-kecenderungan serta warisan dari orang tuanya. Kesemuanya itu perlu
diberi pendidikan. Jika ia bengkok maka harus diluruskan, jika salah maka harus dibenarkan dan
jika sudah benar maka harus di arahkan pada pengembangannya. Faktor internal dan eksternal
keduanya sangat berperan dalam perkembangan anak didik.
Berdasarkan uraian di atas dapat di pahami bahwa:
1. Ada beberapa aliran yang mewarnai dunia pendidikan terutama cara memandang manusia
sebagai subjek sekaligus objek pendidikan dalam proses perkembangannya dan hubungannya
dengan proses belajar.
2. Islam telah memberi petunjuk tentang adanya konsep insan dan basyr dalam Al-Qur'an dan yang
mana kedua hal ini mengarh kepada potensi manusia dan lingkungan mnusia yang
mempengaruhi pendidikannya.
3. Tokoh-tokoh pemikir islm dalam mengajukan tesisnya tentang pendidikan mengarah kepada
aliran konvergensi yang mengakui adanya penyatuan kedua hal itu- melliu dan hereditas
berpengaruh dalam kehidupan manusia sebagai obyek atau manusia didik
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat dijadikan bahan refrensi baru akan kepenulisan
selanjutnya agar mendapatkan sedikit nilai kesempurnaan dari kepenulisan ini. Dengan tulisan
selanjutnya dapat menanggapi atau mengomentari bahkan mengkritik tulisan sederhana ini. Insya
Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Abrasy, Muh. Athiyah. (1975). "Al-Tarbiyah Al-Islamiyah wa Falasifatuha". (Cet. III). Kairo: Isa Al-
Bab Al-Halaby.
Al-Jufy, Abu Abdillah Muhammad Ibn Al-Bukhary. (1992). "Shahih Bukhariy". Juz 1 (Cet. I). Beirut:
Dar Al-Fikr Al-Ilmiy.
Al-Nahlawi, Abd. Rahman. "Ushul At-Tarbiyah Al-Islamiyah wa Asalibuha fi Al-Bait wa Al-Madrasah
wa Al-Mujtama'". Damasq: Dar Al-Fikr.
Arief, Armai. (2002). "Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam". Jakarta: Ciputat Pers.
Barandib, Imam. (1987). " Filsafat pendidikan; Sistem dan Metode". Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fak.
Ilmu Pendidikan IKIP.
Darajat, Zakiyah. (1996). "Ilmu Pendidikan Islam". (Cet. III). Jakarta: Bina Aksara.
Departemen Agama RI. (2006). "Al Qur'an dan Terjemahnya". Edisi Terkini Revisi Tahun 2006.
Surabaya: Duta Ilmu Surabaya.
Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam. (1994). "Ensiklopedia Islam". Jilid III. (Cet. III). Jakarta: Ichtiar
Baru-Van Hoeve.
Getteng, Abd. Rahman. (1997). "Pendidikan Islam dalam Pembangunan". Ujungpandang: Yayasan Al-
Ahkam.
Jalaluddin dan Abdullah Idi. (1997). "Filsafat Pendidikan". (Cet. I). Jakarta: Gaya Media Pratama.
Kadir, Abdul. (2012). "Dasar-Dasar Pendidikan". Makassar: Kencana Prenada Media Group.
Khaeruddin. (2002). "Ilmu Pendidikan Islam". Makassar:CV Berkah Utami.
Miskawaih,Ibn. (1997). "Tahzib Al-Akhlak" diterjemahkan oleh Helmi Hidayat dengan judul "Menuju
Kesempurnaan Akhlak". (Cet. III). Bandung: Mizan.
Munir Ba'laba'kiy. (1985). "Al-Maurid; A Modern English Arabic Dictionary". Beirut: Dar Al-Ilm Al-
Malayin.
Munir Mursiy Sarhan. (1987). "Fi Ijtimaiyyah Al-Tarbiyah". (Cet. II). Mesir: Maktabah Al-Anjlu Al-
Misriyyah.
Prasetya. (1997). "Filsafat Pendidikan". (Cet. I). Bandung: Pustaka Setia.
Purwanto, M. Ngalim. (1995). "Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis". Edisi II (Cet. VIII). Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Zuhairirni. Al. (1991). "Filsafat Pendidikan Islam". (Cet. II). Jakarta: Bumi Aksara.
Sarwono, Sarito Wirawan. (1991). "Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi". (Cet.
III). Jakarta: Bulan Bintang
Smits, Titus. dan Nolan. (1984). "Living Isseu in Philoshopy" diterjemahkan oleh Muhammad Rasyidi
dengan judul "Persoalan-persoalan Filsafat". (Cet. I). Jakarta: Bulan Bintang.
Syah, Muhibbin. (1995). "Psikologi Pendidikan; Suatu Pendekatan Baru". (Cet. II). Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995). "Kamus Besar Bahasa
Indonesia". Edisi II (Cet. IV). Jakarta: Balai Pustaka.
[1] Abd. Rahman Getteng. "Pendidikan Islam dalam Pembangunan". Ujungpandang: Yayasan
Al-Ahkam. 1997 (Hal. 25).
[2] Zakiyah Darajat. "Ilmu Pendidikan Islam". (Cet. III). Jakarta: Bina Aksara. 1996 (Hal. 16).
[3] Zuhairirni. Al. "Filsafat Pendidikan Islam". (Cet. II). Jakarta: Bumi Aksara. 1991 (Hal. 19-
30).
[4] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. "Kamus Besar Bahasa
Indonesia". Edisi II (Cet. IV). Jakarta: Balai Pustaka. 1995 (Hal. 26)
[5] Munir Ba'laba'kiy. "Al-Maurid; A Modern English Arabic Dictionary". Beirut: Dar Al-Ilm
Al-Malayin. 1985 (Hal. 447).
[6] Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam. "Ensiklopedia Islam". Jilid III. (Cet. III). Jakarta: Ichtiar
Baru-Van Hoeve. 1994 (Hal. 25).
[7] Abd. Rahman Getteng. Op. Cit. (Hal. 25).
[8] Abd. Rahman Al-Nahlawi. "Ushul At-Tarbiyah Al-Islamiyah wa Asalibuha fi Al-Bait wa Al-
Madrasah wa Al-Mujtama'". Damasq: Dar Al-Fikr. (Hal. 28).
[9] Muhibbin Syah. "Psikologi Pendidikan; Suatu Pendekatan Baru". (Cet. II). Bandung: Remaja
Rosdakarya. 1995 (Hal. 42-43).
[10] Jalaluddin dan Abdullah Idi. "Filsafat Pendidikan". (Cet. I). Jakarta: Gaya Media Pratama.
1997 (Hal. 128).
[11] Prasetya. "Filsafat Pendidikan". (Cet. I). Bandung: Pustaka Setia. 1997 (Hal. 190).
[12] Titus Smits dan Nolan. "Living Isseu in Philoshopy" diterjemahkan oleh Muhammad
Rasyidi dengan judul "Persoalan-persoalan Filsafat". (Cet. I). Jakarta: Bulan Bintang. 1984 (Hal.
47).
[13] Munir Mursiy Sarhan. "Fi Ijtimaiyyah Al-Tarbiyah". (Cet. II). Mesir: Maktabah Al-Anjlu
Al-Misriyyah. 1987 (Hal. 50-51).
[14] Prasetya. Op. Cit. (Hal. 191).
[15] Titus Smits dan Nolan. Op. Cit. (Hal. 174).
[16] Sarito Wirawan Sarwono. "Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi".
(Cet. III). Jakarta: Bulan Bintang. 1991 (Hal. 31).
[17] Muhibbin Syah. Op. Cit. (Hal. 43-44).
[18] Imam Barandib. " Filsafat pendidikan; Sistem dan Metode". Yogyakarta: Yayasan Penerbit
Fak. Ilmu Pendidikan IKIP. 1987 (Hal. 53).
[19]Khaeruddin. "Ilmu Pendidikan Islam". Makassar:CV Berkah Utami.2002 (Hal.62-66).
[20]M. Ngalim Purwanto. "Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis". Edisi II (Cet. VIII). Bandung:
Remaja Rosdakarya. 1995 (Hal. 60).
[21]Jalaluddin dan Abdullah Idi. Op. Cit. (Hal. 161).
[22] Fitrah Allah: maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri
beragama yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid. Maka hal itu tidaklah
wajar, mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.
[23] Departemen Agama RI. "Al Qur'an dan Terjemahnya". Edisi Terkini Revisi Tahun 2006. Surabaya: Duta Ilmu
Surabaya. 2006. (Hal. 573).
[24] Armai Arief. "Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam". Jakarta: Ciputat Pers. 2002 (Hal. 6-
8).
[25]Abdul Kadir. "Dasar-Dasar Pendidikan". Makassar: Kencana Prenada Media Group.2012
(Hal. 126-130).
[26] Abu Abdillah Muhammad Ibn Al-Bukhary Al-Jufy. "Shahih Bukhariy". Juz 1 (Cet. I).
Beirut: Dar Al-Fikr Al-Ilmiy. 1992 (Hal. 421).
[27] Ibn Miskawaih. "Tahzib Al-Akhlak" diterjemahkan oleh Helmi Hidayat dengan judul
"Menuju Kesempurnaan Akhlak". (Cet. III). Bandung: Mizan. 1997 (Hal. 35-36).
[28] Muh. Athiyah Al-Abrasy. "Al-Tarbiyah Al-Islamiyah wa Falasifatuha". (Cet. III). Kairo: Isa
Al-Bab Al-Halaby. 1975 (Hal. 218).
[29] Muh. Athiyah Al-Abrasy. Op. Cit. (Hal. 255).