Anda di halaman 1dari 13

FILSAFAT PENDIDIKAN

TOPIK: Aliran Filsafat Pendidikan

Skor Nilai:

DI SUSUN OLEH:

NAMA : KUBUN GINTA GINTING


NIM : 4202441002
DOSEN PENGAMPU : GITA NOVERI EZA S.Pd.,M.Pd
MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2020
ABSTRAK: Filsafat mengajukan pertanyaan dan menyelidiki realita dan pengalaman
yang banyak terdapat dalam pendidikan. Filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan
yang erat satu sama lain, karena problema-problema tersebut berada dalam lingkungan dua
disiplin ini. Pendidikan dalam pengembangan konsep-konsepnya antara lain menggunakan
dasardasar dari kedua konsep tersebut yaitu filsafat dan pendidikan. Aliran filsafat
pendidikan mencakup naturalisme, idealisme, realisme, pragmatisme, progresivisme,
esensialisme, dan perenialisme.

Kata Kunci : Filsafat ilmu, filsafat pendidikan,retivisme budaya, filosofi moral

ABSTRACT: Philosophy asks questions and questions about the realities and experiences
contained in education. Philosophy and education are closely related to each other, because
these problems lie within the sphere of these two disciplines. Education in developing its
concepts, among others, uses the basic foundations of these two concepts, namely
philosophy and education. The philosophy of education includes naturalism, idealism,
realism, pragmatism, progressivism, essentialism, and perennialism.

Keywords: Phylosophy of science, phlosophy of education, cultural retivism, moral


phylosophy

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan saya kesehatan dan
kesempatan untuk menyelesaikan tugas rekayasa ide ini. Terimakasih kepada ibu Gita
Noveri Eza S.Pd.,M.Pd. yang telah memberikan tugas ini kepada saya, sehingga membuat
saya mendapatkan wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang perkembangan filsafat
pendidikan.

Tujuan dari penulisan rekayasa ide ini semata-mata untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah filsafat pendidikan serta memenuhi salah satu tugas KKNI di Universitas Negeri
Medan ini. Saya sangat sadar bahwasanya penulisan ini masih banyak kekurangan, saya
berharap mendapatkan saran yang baik dan membangun sehingga penulisan saya akan
lebih baik kedepannya. Saya berharap Rekayasa Ide ini akan sangat berguna untuk para
pembaca maupun saya sendiri.

BINJAI, 02 NOVEMBER 2020

KUBUN GINTA GINTING

DAFTAR ISIABSTRAK......................................................................................i

ii
KATA PENGANTAR..........................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Filsafat Pendidikan.............................................1


B. Tujuan Tugas Rekayasa Ide.............................................................1
C. Manfaat Tugas Rekayasa Ide...........................................................1

BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

A. Permasalahan Umum.....................................................................................2
B. Identifikasi Permasalahan Aliran Filsafat Pendidikan...........................2
1. Apa itu aliran filsafat progresivisme ?...............................................2
2. Apa itu filsafat pendidikan ?..............................................................2
3. Apa hubungan filsafat dan ilmu pendidikan ?....................................3
4. Pandangan filsafat progresivisme tentang pendidikan...........................3
5. Aliran filsafat apa yang lebih efektif diterapkan ?...................................3

BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN

A. Solusi dan pembahasan tentang aliran filsafat progresivisme...............4


B. Solusi dan pembahasan tentang apa itu filsafat pendidikan.................5
C. Solusi dan pembahasan tentang hubungan antara filsafat dan ilmu
pendidikan....................................................................................6
D. Solusi dan pembahasan tentang pandangan filsafat progresivisme tentang
pendidikan.......................................................................7
E. Solusi dan pembahasan tentang aliran filsafat apa yang lebih efektif
diterapkan..................................................................................7

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................8
B. Rekomendasi........................................................................8

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................9

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Aliran Filsafat Pendidikan

Kadang, kita bingung bagaimana cara ataupun metode mendidik yang baik, agar
murid mampu memahami materi dengan baik. Maka, disini saya akan membuat
pemahaman yang lebih jelas dan dapat di mengerti tentang aliran filsafat pendidikan
apa saja yang mungkin akan menjadikan tenaga pendidik lebih baik mendidik melalui
Tugas Rekayasa Ide saya ini.

B. Tujuan Tugas Rekayasa Ide.


 Memenuhi tugas mata kuliah filsafat pendidikan.
 Memenuhi salah satu tugas KKNI di UNIMED yaitu Tugas Rekayasa Ide.
 Memperjelas tentang beberapa aliran filsafat pendidikan.
C. Manfaat Tugas Rekayasa Ide.
 Memperoleh pemahaman lebih dalam mengenai aliran filsafat pendidikan.
 Dapat memecahkan permasalahan mengenai cara mengajar melalui aliran
filsafat pendidikan.
 Mendapatkan suatu kesimpulan tentang aliran filsafat pendidikan dan dapat
menerapkannya pada kegiatan belajar mengajar.

BAB II

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

1
A. PERMASALAHAN UMUM ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Pembahasan tentang konsep pendidikan perlu dikaitkan dengan ilmu pendidikan


karena keduanya menyangkut masalah hakikat manusia yang menjelaskan kedudukan
peserta didik dan pendidik dalam interaksi pendidikan. Keduanya tidak dapat dipisahkan.
O’Connor menyatakan bahwa teori pendidikan memiliki syarat-syarat berpikir lurus dan
benar (logis), deskriptif, dan menjelaskan (Barnadib, 1996:8-9).

B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

1. Apa itu aliran filsafat progresivisme ?

Progresivisme merupakan aliran filsafat pendidikan modern yang menghendaki adanya


perubahan pelaksanaan pendidikan menjadi lebih maju. Aliran progresivisme ini
mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak dan
menjadikan pendidik hanya sebatas sebagai fasilitaor, pembimbing, dan pengarah bagi
peserta didik.

2. Apa itu filsafat pendidikan ?

Istilah “filsafat” dapat ditinjau dari dua segi, yakni: a). Segi semantik: perkataan filsafat
berasal dari bahasa arab ‘falsafah’, yang berasal dari bahasa yunani, ‘philosophia’, yang
berarti ‘philos’= cinta, suka (loving), dan ’sophia’ = pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi
‘philosophia’ berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya,
setiap orang yang berfilsafat diharapkan menjadi bijaksana. b). Segi praktis: dilihat dari
pengertian praktisnya, filsafat berarti ‘alam pikiran’ atau ‘alam berpikir’. Berfilsafat
artinya berpikir, olah pikir. Namun tidak semua berpikir berarti berfilsafat.

3. Apa hubungan filsafat dan ilmu pendidikan ?

Pembahasan tentang konsep pendidikan perlu dikaitkan dengan ilmu pendidikan karena
keduanya menyangkut masalah hakikat manusia yang menjelaskan kedudukan peserta
didik dan pendidik dalam interaksi pendidikan. Teori pendidikan merupakan pengetahuan
tentang apa dan bagaimana seyogyanya pendidikan dilaksanakan. Sedangkan pendidikan
praktis merupakan pelaksanaan pendidikan secara konkret. Filsafat pendidikan adalah ilmu
pendidikan yang berdasarkan atas filsafat, atau filsafat yang dijadikan pendangan dalam
menghadapi permasalahan manusia. Filsafat juga sebagai ibu agung dari berbagai ilmu

2
pengetahuan, jika di ibaratkan seperri hubungan ibu dan anaknya, maka filsafat sebagai
ibunya dan pendidikan sebagai anaknya.

4. Pandangan filsafat progresivisme tentang pendidikan.

Dari segi istilah, pada dasarnya kata progress merupakan kata baru yang baru bisa
dipahami serta dimengerti maksud dan arti sebenarnya sekitar abad ke-19. Tetapi tidak
dapat dipungkiri bahwa maksud dari kata tersebut sekarang ini telah dipergunakan dan
dikenal di dalam segala pengalaman hidup yang mengandung ide perbaikan dalam segala
aspek kehidupan,seperti bidang politik, kemasyarakatan,hubungan kemanusiaan,
ekonomi,kehidupan keluarga, perawatan anak, dan termasuk juga bidang kehidupan
beragama. Aliran filsafat progresivisme ini senantiasa berusaha mengembangkan asas
kemajuan dalam semua realita, terutama dalam kehidupan untuk tetap survive terhadap
semua tantangan hidup manusia.

5. Aliran filsafat apa yang lebih efektif diterapkan ?

Filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat dalam pendidikan (Kneller, 1971: 86).
Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah-masalah pendidikan tidak hanya
menyangkut pelaksanaan pendidikan yang dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah
yang lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang tidak dibatasi pengalaman
maupun fakta-fakta pendidikan, dan tidak memungkinkan dapat dijangkau oleh sains
pendidikan.

3
BAB III

SOLUSI DAN PEMBAHASAN

A. Solusi dan pembahasan tentang aliran filsafat progresivisme.

Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa
manusia itu mempunyai kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi
masalah-masalah yang bersifat menekan atau mengancam adanya manusia itu sendiri.
Sehubungan dengan hal tersebut progresivisme menolak adanya pendidikan yang bersifat
otoriter. Alasan penolakannya didasarkan bahwa pendidikan yang bersifat otoriter dapat
diperkirakan akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan pendidikan, karena
dianggap kurang menghargai dan memberikan tempat semestinya kepada siswa dalam
proses pendidikannya.Inti perhatian dari progresivisme adalah mendorong kemajuan atau
progress dari ilmu pengetahuan. Oleh karena itu beberapa ilmu pengetahuan yang mampu
menumbuhkan kemajuan dipandang progresivisme merupakan bagian utama dari suatu
budaya. Disamping kemajuan atau progress yang menjadi inti perhatian, progresivisme
juga memperhatikan lingkungan dan pengalaman. Berkaitan dengan inti utama perhatian
progresivisme, ide-ide, teori-teori, atau cita-cita tidak hanya cukup diakui sebagai hal-hal
yang ada, tetapi yang ada itu harus dicari artinya bagi suatu kemajuan demi
kebaikan.Pandangan progresivisme tentang realita, seperti yang dinyatakan oleh Dewey
(1946) bahwa sifat utama mengenai realita, sebenarnya dapat dikatakan dengan tepat
bahwa tiada teori realita yang umum. Diantara kaum pragmatis jadi progresivis, Dewey
mempunyai pandangan yang ekstrim, sebab tokoh-tokoh lain seperti John Santayana, John
Childs tidaklah demikian. Mereka mengatakan bahwa metafisika itu ada, karena
pragmatisme mempunyai berbagai konsep tentang eksistensi. Berdasarkan pandangan
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ontologi progresivisme mengandung pengertian
dan kualitas evoluasionistis yang kuat. Untuk itu pengalaman diartikan sebagai ciri dari
dinamika hidup, dan hidup adalah perjuangan, tindakan, dan perbuatan. Dengan demikian

4
pengalaman adalah juga merupakan perjuangan.

B. Solusi dan pembahasan tentang apa itu filsafat pendidikan.

Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah
pendidikan. Filsafat akan menentukan “mau dibawa kemana” siswa kita. Filsafat
merupakan perangkat nilai-nilai yang melandasi dan membimbing ke arah pencapaian
tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, filsafat yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok
masyarakat tertentu atau yang dianut oleh perorangan (dalam hal ini Dosen/Guru) akan
sangat mempengaruhi tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Falsafah yang dianut oleh
suatu Negara bagaimanapun akan mewarnai tujuan pendidikan di negara tersebut. Dengan
demikian, tujuan pendidikan suatu negara akan berbeda dengan negara lainnya,
disesuaikan dengan falsafah yang dianut oleh negara-negara tersebut. Tujuan pendidikan
pada dasarnya merupakan rumusan yang komprehemsif mengenai apa yang seharusnya
dicapai. Tujuan itu memuat pernyataan-pernyataan (statement) mengenai berbagai
kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa selaras dengan sistem nilai dan
falsafah yang dianut. Hal ini menunjukkan adanya keterkaitan yang sangat erat antara
filsafat yang dianut dengan tujuan pendidikan yang dirumuskan.

C. Solusi dan pembahasan tentang hubungan antara filsafat dan ilmu pendidikan.

Brubacher (1950:35-40) berpendapat bahwa filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan


yang erat satu sama lain, karena problema-problema tersebut berada dalam lingkungan dua
disiplin ini. Pendidikan dalam pengembangan konsep-konsepnya antara lain menggunakan
dasar-dasar dari kedua konsep tersebut yaitu filsafat dan pendidikan. Dalam
menyelenggarakan pendidikan diperlukan pendirian mengenai pandangan dunia yang
bagaimanakah yang kita perlukan saat sekarang ini. Epistemologi dalam pendidikan
diperlukan karena berkaitan dengan penyusunan dasar-dasar kurikulum. Kurikulum ini
lazimnya diartikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan dapat diibaratkan
sebagai jalan raya yang perlu dilewati oleh siswa dalam usahanya untuk memahami dan
mengenal ilmu pengetahuan. Aksiologi sebagai cabang filsafat yang mempelajari nilai-
nilai dekat pula dengan lmu pendidikan, karena dunia nilai sebagai dasar bagi pendidikan,
oleh karena itu perlu dipertimbangkan dalam penentuan tujuan pendidikan. Disisi lain
pendidikan sebagai fenomena kehidupan sosial, kultural, dan keagamaan tidak dapat

5
dipisahkan dari sistem nilai.Logika sebagai cabang filsafat yang meletakkan dasar ajaran
berpikir diperlukan oleh pendidikan kecerdasan. Pendidikan kecerdasan menghendaki
seseorang mampu mengutarakan pendapat dengan benar dan tepat. Untuk itu diperlukan
penguasaan logika dengan baik.

D. Solusi dan pembahasan tentang pandangan filsafat progresivisme tentang pendidikan.

Progresivisme merupakan teori yang mucul dalam reaksi terhadap pendidikan tradisional
yang selalu menekankan kepada metode formal pengajaran. Pada dasarnya teori ini
menekankan beberapa prinsip, antara lain; 1) Proses pendidikan berawal dan berakhir pada
peserta didik; 2) Peserta didik adalah sesuatu yang aktif, bukan pasif; 3) Peran guru hanya
sebagaifasilitator, pembimbing, dan pengarah; 4) Sekolah harus menciptakan iklim yang
bersifat kooperatif dan demokratif; 5) Aktifitas pembelajaran lebih focus pada pemecahan
masalah bukan untuk mengajarkan materi kajian. Menurut pandangan
progresivisme,proses pendidikan memiliki dua bidang garapan, yaitu psikologis dan
sosiologis. Dilihat dari segi psikologis, pendidik harus dapat mengetahui potensi dan daya
yang ada pada peserta didik untuk dikembangkan. Dengan mengenal hal tersebut, pendidik
dapat memilih cara yang tepat dan landasan apa yang akan digunakan. Jika memperhatikan
peran pandangan progresivisme di beberapa negara maju, psikologi yang banyak
digunakan adalah aliran behaviorisme dan pragmatisme. Hal ini sejalan dengan teori
bahwa aliran progresivisme disebut juga instrumentalisme, eksperimental, atau
environmentalisme yang erat kaitannya dengan alat, pengalaman, lingkungan, serta
kemajuan dan manfaat dari suatu aktivitas yang dilakukan, termasuk aktivitas pendidikan.

E. Solusi dan pembahasan tentang aliran filsafat apa yang lebih efektif diterapkan.

Aliran humanistik muncul pada pertengahan abad 20 sebagai reaksi teori psikodinamika
dan behavioristik. Teori Psikodinamika yang dipelopori oleh Sigmund Freud (1856-1939)
yang berupaya menjelakan hakekat dan perkembangan tingkah laku kepribadian. Model
Psikodinamika yang di ajukan Freud disebut dengan Teori Psikoanalisis (analytic theory).
Menurut teori ini tingkah laku manusia merupakan hasil tenaga yang beroperasi didalam
pikiran yang sering tanpa disadari oleh individu. Freud menyakini bahwa tingkah laku
manusia lebih ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologi yang tidak disadarinya.
Tingkah laku manusia lebih ditentukan dan dikontrol oleh kekuatan psikologis, naluri
irasional (terutama naluri menyerang dan naluri sex) yang sudah ada sejak awal setiap
individu. Sedangkan behavioristik merupakan aliran dalam pemahaman tingkah laku
manusia yang dikembangkan oleh Jhon B. Watson (1878-1959). Perspektif behavioristik
berfokus pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingah laku manusia. Asumsi dasar
6
mengenai tingkah laku manusia menurut teori ini, bahwa tingkah laku manusia sepenuhnya
ditentukan oleh aturan-aturan, bisa diramalkan, dan juga bisa dikendalikan (Desminta,
2010: 134).

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Van Peursen mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga
definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut(Peursen, 1985). Dahulu
seorang filsuf memiliki pengetahuan yang luas sehinggabeberapa ilmu dipahaminya karena
pada waktu itu jumlah atau volume pengetahuan belum sebanyak zaman kini. Sebagai
contoh, Plato adalah filsuf yang mampu di bidang politik kenegaraan, kosmologi, filsafat
manusia, filsafat keindahan, dan juga seorang pendidik. Aristoteles adalah filsuf yang ahli
di dalam masalah epistemologi, etika, dan ketuhanan. Plotinos bahkan ahli disemua cabang
filsafat kecuali filsafat politik. Dalam memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat
diandalkan tidak cukup dengan berpikir secara rasional ataupun sebaliknya berpikir secara
empirik saja karena keduanya mempunyai keterbatasan dalam mencapai kebenaran ilmu
pengetahuan. Jadi pencapaian kebenaran menurut ilmu pengetahuan didapatkan melalui
metode ilmiah yang merupakan gabungan atau kombinasi antara rasionalisme dengan
empirisme sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi.

B. REKOMENDASI

Rekomendasi Adapun rekomendasi yang dapat saya berikan dalam rekayasa ide
filsafatpendidikan ini adalah tentang gambaran ciri pokok tentang permasalahan
yangsering di perbicangkan tentang filsafat.

7
DAFTAR PUSTAKA
H.A. Yunus.2016. Telaah Aliran Pendidikan Progresivisme Dan Esensialisme Dalam
Perspektif Filsafat Pendidikan, 2(1), 29-39.
Mukh Nursikin.2016. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan Dan Implementasinya
Dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam, 1(2), 303-334.
Satrijo Budiwibowo. Kajian Filsafat Ilmu Dan Filsafat Pendidikan Tentang
Relativisme Kultural Dalam Perspektif Filsafat Moral, 10-20.
M. Fadlillah.2017. Aliran Progresivisme Dalam Pendidikan Di Indonesia, 5(1), 17-24.
Ruslan.2018. Perspektif Aliran Filsafat Progresivisme Tentang Perkembangan Peserta
Didik, 2(2), 211-217.

Anda mungkin juga menyukai