Makalah Kelompok 5, Kep Anak
Makalah Kelompok 5, Kep Anak
Firmansyah C1AA20035
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan bengitu
banyak rizki dan hidayah-nya kepada kami semua. Shalawat dan salam selalu kita panjatkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SWT, sebagai rahmatan lil alamin yang telah
membawa umat manusia dari jalan kegelapan menuju kehidupan yang mendapat sinat ifahi.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman amin.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas tahun),
termasuk anak yang masih di dalam kandungan.1 Setiap anak sebagai Warga Negara
Indonesia memiliki hak yang dijamin oleh Negara melalui Pasal 28 B ayat (2)
Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi : setia anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh dan berkembang serta hak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi. Anak dinilai belum mampu untuk mendapatkan haknya secara mandiri,
sehingga perlu adanya perlindungan hak anak di bidang kesehatan. Perlindungan hak
anak didasarkan pada Deklarasi Hak Anak yang disahkan oleh PBB pada tahun 1959
disebutkan bahwa terdapat dua jenis perlindungan anak yaitu bersifat non yuridis
meliputi: bidang sosial, kesehatan dan pendidikan. Kemudian perlindungan hak anak
yang bersifat yuridis terdapat pada berbagai ketentuan hukum, antara lain : Undang-
Undang Nomor 36Tahun 2009 Tentang Kesehatan terdapat pada Pasal 131 ayat (1)
berbunyi :
upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan
generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk
menurunkan angka kematian bayi dan balita.
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) sebagai salah satu upaya
kesehatan anak memiliki pengertian suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam
tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada
kesehatan anak usia 0-5 tahun (balita) secara menyeluruh. Kegiatan MTBS memiliki
tujuanuntuk menurunkan kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan anak balita di unit rawat jalan kesehatan dasar seperti Puskesmas
danPuskesmas Pembantu. Bila dilaksanakan dengan baik, upaya ini tergolong lengkap
untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan
balita. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya promotif berupa konseling,
preventif(pencegahan), kuratif (pengobatan), perbaikan gizi dan imunisasi.
Pemerintah Indonesia juga melakukan upaya dengan mengeluarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013
1
mengenai Penyelenggaraan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Berbasis
Masyarakat. Peraturan Menteri Kesehatan tersebut memuat paket pelayanan
kesehatan khusus untuk bayi muda dengan usia 0-2 bulan atau paket pelayanan
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). MTBM merupakan salah satu komponen
dari MTBS, dimana digunakan sebagai pedoman pada penanganan bayi muda, baik
bayi dalam keadaan sehat maupun sakit. Penanganan atau tatalaksana ini diberikan
pada kunjungan neonatal (Kemenkes RI, 2013). Paket untuk bayi muda adalah
perawatan esensial bayi baru lahir, pengenalan tanda bahaya bayi baru lahir serta
persiapan rujukan, penatalaksanaan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), dan
penatalaksanaan infeksi pada bayi baru lahir (Kemenkes RI,
2014).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit)?
2. Apa tujuan dari MTBS (Manajemen Terpadu Bayi sakit) ?
3. Bagaimana proses manajemen kasus balita sakit ?
4. Bagaimana manajemen terhadap balita sakit umur 2 bulan- 5 tahun?
5. Apa deifinisi dari MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda) ?
6. Bagaimana pelaksanaan MTBM pada bayi umur kurang dari 2 bulan ?
7. Apa penilaian dan klasifikasi bayi muda umur kurang 2 bulan ?
8. Apa tindakan dan pengobatan yang dilakukan ?
9. Bagaimana konseling bagi ibu ?
10. Bagaimana kunjungan ulang untuk pelayanan tindak lanjut ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi dari MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit)
2. Untuk mengetahui tujuan dari MTBS (Manajemen Terpadu Bayi sakit)
3. Untuk mengetahui proses manajemen kasus balita sakit
4. Untuk mengetahui manajemen terhadap balita sakit umur 2 bulan- 5 tahun
5. Untuk mengetahui deifinisi dari MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda)
6. Untuk mengetahui pelaksanaan MTBM pada bayi umur kurang dari 2 bulan
7. Untuk mengetahui penilaian dan klasifikasi bayi muda umur kurang 2 bulan
8. Untuk mengetahui tindakan dan pengobatan yang dilakukan
9. Untuk mengetahui konseling bagi ibu
10. Untuk mengetahui kunjungan ulang untuk pelayanan tindak lanjut
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Membuat klasifikasi diartikan membuat sebuah keputusan mengenai
kemungkinan penyakit atau masalah serta tingkat keparahannya.Memilih suatu
kategori atau klasifikasi untuk setiap gejala utama yang berhubungan dengan
berat ringannya penyakit. Klasifikasi merupakan suatu kategori untuk
menentukan tindakan, bukan sebagai diagnose spesifik penyakit. Menentukan
tindakan dan memberi pengobatan di fasilitas kesehatan sesuai dengan
klasifikasi, memberi obat untuk diminum di rumah dan juga mengajari ibu
tentang cara memberikan obat serta tindakan lain yang harus dilakukan di
rumah.
4
Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat alam perawatan di rumah
dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan).
5
e) Penilaian kelima tanda status gizi seperti badan kelihatan bertambah
kurus,bengkak pada kedua kaki,telapak tangan pucat,status gizi dibawa garis
merah pada pemeriksaan berat badan menurut umur
2) Klasifikasi dehidrasi
Pada klasifikasi ini termasuk klasifikasi diare dengan dihindari yang
terbagi menjadi 3 kelompok yaitu:
Dehidrasi berat apabila ada tanda dan gejala seperti letargis atau tidak
sadar,mata cekung,turgor kulit jelek sekali
Klasifikasi dehidrasi ringan sedang dengan tanda seperti
gelisah,rewet,mata cekung,haus,turgor jelek
Klasifikasi diare tanpa dehidrasi apabila tidak cukup tanda adanya
dehidrasi
3) Klasifikasi diare
persisten Untuk klasifikasi diare ini ditemukan apabila diarenya
sudah lebih dari 14 hari dengan dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu
diare persisten berat ditemukan adanya tanda dehidrasi dan diare persisten
apabila tidak ditemukan adanya tanda dehidrasi.
6
4) Klasifikasi disentri
Pada klasifikasi disentri ini juga termasuk klasifikasi diare secara
umum akan tetapi apabilah diarenya disertai dengan darah dalam tinja atau
diarenya bercampur dengan darah
6) Klasifikasi Campak
Pada klasifikasi campak ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
Campak dengan komplikasi berat apabila ditemukan adanya tanda
bahaya umum terjadi kekeruhan pada kornea mata, adanya luka pad
daerah mulut yang dalam & luas serta adanya tanda umum campak
7
seperti adanya ruang kemerahan dikulit yang menyeluruh, adanya
batuk, pilek, atau mata merah.
Campak dengan komplikasi pada mata atau mulut apabila ditemukan
tanda mata bernanah serta luka dimulut dan ketiga klasifikasi campak
apabila hanya khas campak yang tidak disertai tanda klasifikasi diatas.
8
Klasifikasi gizi buruk dan atau anemia berat apabila adanya bengkak
pada kedua kaki serta pada telapak tangan ditemukan adanya
kepucatan.
Klasifikasi bawah garis merah dan atau anemia apabila ditemukan
tanda sebagai berikut: apabila lapak tangan agak pucat, berat badan
menurut umur di bawah garis merah
Klasifikasi tidak bawah garis merah dan tidak anemia apabila tidak
ada tanda seperti di atas.
2) Dehidrasi
Pada klasifikasi dehidrasi tindakan dapat dikelompokkan berdasarkan
derjat dari dehidrasi, apabila klasfikasinya dehidrasi berat maka
tindakannya adalah sbb:
Berikan cairan intravena secepatnya, apabila anak dapat minum
berikan oralit melalui mulut sambil infus dipersiapkan, berikan 100
ml/kg ringer laktat atau NaCl
Lakukan monitoring setiap 1-2 jam tentang status dehidrasi, apabila
belum membaik berikan tetesan intravena
9
Berikan oralit (kurang dari 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau
minum
Lakukan monitoring kembali sesudah 6 jam pada bayi atau pada anak
sesudah 3 jam dan tentukan kembali status dehidrasi kemudian
ditentukan status dehidrasi dan lakukan sesuai dengan derjat dehidrasi
Anjurkan untuk tetap memberikan ASI
3) Klasifikasi diare
pesisten Pada klasifikasi ini tindakan ditentukan oleh derajat
dehidrasi, kemudian apabila ditemukan adanya klorea maka pengobatan
yang adapat dianjurkan adalah : pilihan pertama antibiotika kotrimokzasol
dan pilihan kedua adalah tetrasiklin.
5) Klasifikasi Campak
Pada klasifikasi campak dapat dilakukan tindakan sebagai berikut :
Apabila campak dijumpai dengan komplikasi berat maka tindakannya
adalah pemberian vitamin A, antibiotik yang sesuai, saleo mata
tetrasiklin atau kloramefnikol apabila dijumpai kekeruhan pada
kornea, pemberian paracetamol apabila disertai demam tinggi (38,5
derajat celcius), kemudian apabila campak disertai komplikasi mata
10
dan mulut ditambahkan dengan gentian violet dan apabila hanya
campak saja tidak ditemukan penyakit atau komplikasi lain maka
tindakannya hanya diberikan vitamin A.
11
4. Pemberian Konseling
Pada pemberian konseling yang dilakukan manajemen terpadu balita sakit
umur 2 bulan sampai dengan 5 tahun pada umumnya adalah konseling tentang:
a) Konseling pemberian makan pada anak
Lakukan evaluasi tentang cara memberikan makanan pada anak
menyatakan cara meneteki anak, berapa kali sehari apakah pada
malam hari menetek, kemudian anak mendapat makan atau minum
lain, apabila anak berat badan berdasarkan umur sangat rendah
menyatakan berapa banyak makan atau minum yang diberikan pada
anak apakah anak dapat makan sendiri dan bagaimana caranya apakah
selama sakait makan ditambah dan lain-lain.
Menganjurkan cara pemberian makan pada ibu
b) Konseling pemberian cairan
selama sakit Pada konseling ini kasusnya setiap anak sakit
dilakukan dengan cara menganjurkan ibu agar memberi ASI lebih sering
dan lebih lama setiap meneteki serta meningkatkan kebututhan cairan
seperti memberikan kua sayur, air tajin atau air matang.
c) Konseling kunjungan ulang
Pada pemberian konseling tentang kunjungan ulang yang harus
dilakukan pada ibu atau keluarga apabila ditemukan tanda-tanda klasifikasi
berikut dalam waktu yang ditentukan ibu harus segera ke petugas
Kesehatan
12
2) Diare persistem
Pada tindak lanjut masalah ini dilakukan sesudah 5 hari dengan
cara mengevaluasi diare apabila diare belum berhenti maka pelayanan
tindak lanjut adalah memberikan obat yang diperlukan dan apabila sudah
berhenti maka makan sesuai umur.
3) Disentri
Pelayanan tindak lanjut untuk disentri dilakukan sesudah 2 hari
dengan mengevaluasi jumlah darah dalam tinja berkurang tentang tanda
disentri apabila anak masi mengalami disentri maka lakukan tindakan
sesuai tindaka dehidrasi berdasarkan derajatnya.
4) Resiko malaria
Pelayan tindak lanjut pada resiko malaria dilkukan sesudah 2 hari
apabila demam lagi dalam 14 hari dengan melakukan penilaian sebagai
berikut: apabila ditemukan malaria oral pilihan kedua bahaya umum atau
kakuk kuduk maka lakukan tindakan sesuai protap.
5) Campak
Pelayanan tindak lanjut pada klasifikasi campak ini dilakukan
sesudah 2 hari dengan mengevaluasi atau memperhatikan tentang gejala
yang pernah dimilikinya apabila mata masi bernanah maka lakukan
evaluasi kepada keluarga atau ibu dengan menjelaskan cara mengobati
infeksi mata jika sudah benar lakukan rujukan dan apabila kurang benar
maka ajari dengan benar.
6) Demam berdarah
Pada klasifikasi pelayanan tindak lanjut dilakukan sesudah 2 hari
dengan melakukan evaluasi tanda dan gejala yang ada,apabila ditemuakan
tanda bahaya umum dan adanya kaku kuduk maka lakukan tindakan sesui
dengan pedoman tindakan pada penyakit demam berdarah dengan penyakit
berat,akan tetapi apabila ditemukan penyebab lain dari demam berdarah
maka berikan pengobatan yang sesuai dan apabila masih ada tanda demam
berdarah maka lakukan tindakan sebagaimana tindakan demam berdarah
13
dan dalam waktu 7 hari masi ditemukan demam lakukan pemeriksaan
lebih lanjut.
7) Masalah telinga
Pada pelanyanan tindak lanjut masalah telinga ini dilakukan
sesudah 5 hari dengan mengetahui nana evaluasi tanda dan gejala yang
ada,apabilah pada waktukunjungan didapatkan pembengkakan dan nyeri
dibelakang telinga dan demam tinggi maka segera lakukan rujukan,dan
apabilah masih terdapat nyeri dan keluarkan cairan atau nana maka
lakukan pengobatan antibotika selama 5 hari dengan mengerinkan bagian
telinga,apabila sudah benar anjurkan tetap mempertahankan apabila masih
kurang ajari tentang cara mengeringkannya,kemudian apabila keadaan
telinga sudah tidak timbul nyeri atau tidak keluar cairan maka lanjutkan
pengobatan antibiotika sampai habis.
14
Proses penanganan Bayi Muda tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit
umur 2 bulan sampai 5 tahun.
Menanyakan kepada ibu mengenai masalah bayi muda. Tentukan pemeriksaan ini
merupakan kunjungan atau kontak pertama dengan bayi muda atau kunjungan ulang
untuk masalah yang sama. Jika merupakan kunjungan ulang akan diberikan pelayanan
tindak lanjut yang akan dipelajari pada materi tindak lanjut. Kunjungan Pertama
lakukan pemeriksaan berikut :
1. Periksa bayi muda untuk kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi
bakteri.selanjutnya dibuatkan klasifikasi berdasarkan tanda dan gejalanya yang
ditemukan.
2. Menanyakan pada ibu apakah bayinya diare, jika diare periksa tanda dan gejalanya
yang terkait. klasifikasikan bayi muda untuk dehidrasi nya dan klasifikasikan juga
untuk diare persisten dan kemungkinan disentri.
3. Periksa semua bayi muda untuk ikterus dan klasifikasikan berdasarkan gejala yang
ada.
4. Periksa bayi untuk kemungkinan berat badan rendah dan atau masalah pemberian
asi. selanjutnya klasifikasikan bayi muda berdasarkan tanda dan gejala yang
ditemukan.
5. Menanyakan kepada ibu apakah bayinya sudah di imunisasi?. tentukan status
imunisasi bayi muda.
6. Menanyakan status pemberian vit k1.
7. Menanyakan kepada ibu masalah lain seperti kelainan kongenital, trauma lahir,
perdarahan tali pusat dan sebagainya.
15
8. Menanyakan kepada ibu keluhan atau masalah yang terkait dengan kesehatan
bayinya. Jika Bayi Muda membutuhkan RUJUKAN SEGERA lanjutkan
pemeriksaan secara cepat. Tidak perlu melakukan penilaian pemberian ASI karena
akan memperlambat rujukan.
16
Dengar : apakah bayi menangis melengking tiba-tiba? Biasanya
menunjukkan ada proses tekanan intra kranial atau kerusakan susunan
saraf pusat lainnya
C. Gangguan Napas
Pola napas Bayi Muda tidak teratur (normal 30-59 kali/menit) jika <30
kali/menit atau ≥ 60 kali/menit menunjukkan ada gangguan napas, biasanya
disertai dengan tanda atau gejala bayi biru(sianosis), tarikan dinding dada
yang sangat kuat (dalam sangat kuat mudah terlihat dan menetap), pernapasan
cuping hidung serta terdengar suara merintih (napas pendek menandakan
kesulitan bernapas)
D. Hipotermia
Suhu noramal 36,5 -37,5 C jika suhu < 35,5C disebut hipotermi berat
yang mengidentikasikan infeksi berat sehingga harus segera dirujuk, suhu
35,5-36,0 C disebut hipotermi sedang dan suhu ≥ 37,5 disebut demam
Mengukur suhu menggunakan termometer pada aksiler selama 5 menit tidak
dianjurkan secara rektal karena dapat mengakibatkan perlukaan rektal.
2. Menilai Diare
17
Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak
seperti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibandingkan biasanya.
Biasanya bayi dehidrasi rewel dan gelisah dan jika berlanjut bayi menjadi letargis
atau tidak sadar, karena bayi kehilangan cairan matanya menjadi cekung dan jika
dicubit kulit akan kembali dengan lambat atau sangat lambat. Cubit kulit perut
dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk lihat apakah kulit itu kembali lagi
dengan sangat lambat (lebih dari 2 detik), lambat atau segera.
3. Ikterus
Ikterus merupakan perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi
kekuningan sebagian besar(80%) akibat penumpukan bilirubin (hasil pemecahan
sel darah merah) sebagian lagi karena ketidak cocokan gol.darah ibu dan bayi.
Peningkatan kadar bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebihan
atau ada gangguan pengeluaran. Ikterus dapat berupa fisiologis dan patologis
(hiperbilirubin mengakibatkan gangguan saraf pusat) Sangat penting mengetahui
kapan ikterus timbul, kapan menghilang dan bagian tubuh mana yang kuning.
Timbul setelah 24 jam dan menghilang sebelum 14 hari tidak memerlukan
tindakan khusus hanya pemberian ASI. Ikterus muncul setelah 14 hari
berhubungan dengan infeksi hati atau sumbatan aliran bilirubin pada empedu.
Lihat tinja pucat seperti dempul menandakan adanya sumbatan aliran bilirubin
pada sistem empedu. Untuk menilai derajat kekuningan digunakan metode
KRAMER
1. Kramer I : kuning pada daerah kepala dan leher
2. Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke atas)
3. Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku
4. Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki
5. Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki
18
apakah ada bercak putih dimulut, adakah celah bibir /dilangit-langit Timbang dan
menentukan BB menurut umur dipakai standar WHO 2005 yang berbeda untuk
laki-laki dan perempuan. Bayi muda dengan berat badan rendah yang memiliki
BB menurut umur < -3 SD (dibawah garis merah), antara -2 SD dan -3 SD (BB
pada pita kuning), >-2 SD (tidak ada masalah BB rendah) Penilaian Cara
pemberian ASI (jika ada kesulitan pemberian ASI/ diberi ASI kurang dari 8 jam
dalam 24 jam, diberi selain ASI, BB rendah menurut umur)
Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir jika tidak sarankan ibu untuk
menyusui, jika iya menunggu bayi mau menyusu lagi, amati pemberian ASI.
Lihat bayi menyusu dengan baik (posisi bayi benar, melekat dengan baik,
mengisap dengan efektif)
19
Memeriksa kemungkinan Trauma lahir Merupakan perlukaan pada bayi baru
lahir yang terjadi pada proses persalinan (kaput suksedanium, sefal hematome
dll)
Memeriksa Perdarahan Tali pusat Perdarahan terjadi karena ikatan tali pusat
longgar setelah beberapa hari dan bila tidak ditangani dapat syok
20
2. Gangguan Nafas pada penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat
Posisikan kepala bayi setengah mengadah jika perlu bahu diganjal dengan
gulungan kain
Bersihkan jalan nafas dan beri oksigen 2 l per menit
Jika apnoe lakukan resusitasi
3. Hipotermi
Menghangatkan tubuh bayi
Cegah penurunan gula darah (berikan ASI bila bayi masih bisa menyusu dan
beri ASI perah atau air gula menggunakan pipet bila bayi tidak bisa menyusu)
dapat menyebabkan kerusakan otak
Nasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan rujukan
Rujuk segerta
4. Ikterus
Cegah turunnya gula darah
Nasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat
Rujuk segera
6. Diare
Rehidrasi (RL atau NaCl 100 ml/kg BB 30 ml/kg BB selama 1 jam 70 ml/ kg
BB selama 5 jam Jika memungkinkan beri oralit 5 ml/kg BB/jam
Rehidrasi melalui pipa nasogastrik 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam (120
ml/kg BB)
Sesudah 6 jam periksa kembali derajat dehidrasi
21
Cegah penurunan gula darah dengan pemberian infus
Jaga kehangatan bayi
Rujuk segera
Konseling diberikan pada Bayi Muda dengan klasifikasi kuning dan hijau
1. Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah (macam obat, dosis, cara
pemberian )
2. Mengajari ibu cara mengobati infeksi bakteri lokal (tetes mata /salep
tetraciklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dengan bahan penyerap, luka
dimulut dengan gentian violet)
3. Mengajari pemberian oralit
4. Menasehati ibu tentang pemberian ASI : pemberian ASI eksklusif, cara
meningkatkan produksi ASI, posisi yang benar saat meneteki, cara menyimpan
ASI
5. Mengajari ibu cara merawat tali pusat dan menjelaskan jadwal pemberian
imunisasi
6. Menasehati ibu kapan harus segera membawa bayi ke petugas kesehatan dan
kapan kunjungan ulang
7. Menasehati ibu tentang kesehatan dirinya
Pada kunjungan ulang petugas dapat menilai apakah anak membaik setelah diberi
obat atau tindakan lainnya. Apabila anak mempunyai masalah lain gunakan penilaian
awal lengkap pada kunjungan awal.
Kunjungan ulang :
a. Dua hari
Infeksi bakteri lokal
Gangguan pemberian ASI
Luka atau bercak putih di mulut
Hipotermi sedang
Diare dengan dehidrasi ringan /sedang
22
Ikterus fisiologik jika tetap kuning
b. 14 hari
Berat Badan Rendah menurut umur
23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan keterpaduan
dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan
kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare,
campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya promotif dan preventif yang
meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang
bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita serta menekan
morbiditas karena penyakit tersebut (Pedoman Penerapan Manajemen Terpadu Balita
Sakit di Puskesmas, Modul-7. 2004).
B. SARAN
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
24
DAFTAR PUSTAKA
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Dan Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM) . Https://Pdfcoffee.Com/Makalah-Mtbs-Dan-Mtbm-5-Pdf-Free.Html. Diakses Pada
14 Maret 2022
Kegiatan Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit (Mtbs) Kota Palangka Raya
Tahun 2017. Https://Dinkes.Palangkaraya.Go.Id/Kegiatan-Pelatihan-Manajemen-Terpadu-
Balita-Sakit-Mtbs-Kota-Palangka-Raya-Tahun-2017/. Diakses Pada 14 Maret 2022
25