Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) Dan MTBM

(Manajemen Terpadu Bayi Muda)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak


Dosen Pengampu : Gulam Ahmad, S.Kp., M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 5 :

Firmansyah C1AA20035

Intan Fhadillah Nurkhaliq C1AA20045

Resa cahya insani C1AA20091

Novia Andesa C1AA20069

Restu Chintia A C1AA17120

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan bengitu
banyak rizki dan hidayah-nya kepada kami semua. Shalawat dan salam selalu kita panjatkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SWT, sebagai rahmatan lil alamin yang telah
membawa umat manusia dari jalan kegelapan menuju kehidupan yang mendapat sinat ifahi.

Alhamdulillah makalah ini dapat diselesaikan semata-mata atas kehendaknya dan


rahmat cinta kasih-nya yang berlimpah. Rasa syukur kami atas kemurahan-nya karena telah
diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi teman-teman amin.

Sukabumi 22 Maret 2022

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH .............................................................................................................................i


KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Definisi MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit).....................................................................3
B. Tujuan MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit)......................................................................3
C. Proses Manajemen Kasus Balita Sakit.......................................................................................3
D. Manajemen Terhadap Balita Sakit Umur 2 Bulan – 5 tahun......................................................5
E. Definis MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda).................................................................14
F. Pelaksanaan MTBM pada bayi umur kurang dari 2 bulan.......................................................15
G. Penilaian Dan Klasifikasi Bayi Muda Umur Kurang 2 Bulan..................................................16
H. Tindakan dan Pengobatan........................................................................................................20
I. Konseling Bagi Ibu..................................................................................................................22
J. Kunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut.................................................................22
BAB III................................................................................................................................................24
PENUTUP...........................................................................................................................................24
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................24
B. SARAN...................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................25

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas tahun),
termasuk anak yang masih di dalam kandungan.1 Setiap anak sebagai Warga Negara
Indonesia memiliki hak yang dijamin oleh Negara melalui Pasal 28 B ayat (2)
Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi : setia anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh dan berkembang serta hak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi. Anak dinilai belum mampu untuk mendapatkan haknya secara mandiri,
sehingga perlu adanya perlindungan hak anak di bidang kesehatan. Perlindungan hak
anak didasarkan pada Deklarasi Hak Anak yang disahkan oleh PBB pada tahun 1959
disebutkan bahwa terdapat dua jenis perlindungan anak yaitu bersifat non yuridis
meliputi: bidang sosial, kesehatan dan pendidikan. Kemudian perlindungan hak anak
yang bersifat yuridis terdapat pada berbagai ketentuan hukum, antara lain : Undang-
Undang Nomor 36Tahun 2009 Tentang Kesehatan terdapat pada Pasal 131 ayat (1)
berbunyi :
upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk mempersiapkan
generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk
menurunkan angka kematian bayi dan balita.
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) sebagai salah satu upaya
kesehatan anak memiliki pengertian suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam
tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada
kesehatan anak usia 0-5 tahun (balita) secara menyeluruh. Kegiatan MTBS memiliki
tujuanuntuk menurunkan kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan anak balita di unit rawat jalan kesehatan dasar seperti Puskesmas
danPuskesmas Pembantu. Bila dilaksanakan dengan baik, upaya ini tergolong lengkap
untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan
balita. Dikatakan lengkap karena meliputi upaya promotif berupa konseling,
preventif(pencegahan), kuratif (pengobatan), perbaikan gizi dan imunisasi.
Pemerintah Indonesia juga melakukan upaya dengan mengeluarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013

1
mengenai Penyelenggaraan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Berbasis
Masyarakat. Peraturan Menteri Kesehatan tersebut memuat paket pelayanan
kesehatan khusus untuk bayi muda dengan usia 0-2 bulan atau paket pelayanan
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). MTBM merupakan salah satu komponen
dari MTBS, dimana digunakan sebagai pedoman pada penanganan bayi muda, baik
bayi dalam keadaan sehat maupun sakit. Penanganan atau tatalaksana ini diberikan
pada kunjungan neonatal (Kemenkes RI, 2013). Paket untuk bayi muda adalah
perawatan esensial bayi baru lahir, pengenalan tanda bahaya bayi baru lahir serta
persiapan rujukan, penatalaksanaan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), dan
penatalaksanaan infeksi pada bayi baru lahir (Kemenkes RI,
2014).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit)?
2. Apa tujuan dari MTBS (Manajemen Terpadu Bayi sakit) ?
3. Bagaimana proses manajemen kasus balita sakit ?
4. Bagaimana manajemen terhadap balita sakit umur 2 bulan- 5 tahun?
5. Apa deifinisi dari MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda) ?
6. Bagaimana pelaksanaan MTBM pada bayi umur kurang dari 2 bulan ?
7. Apa penilaian dan klasifikasi bayi muda umur kurang 2 bulan ?
8. Apa tindakan dan pengobatan yang dilakukan ?
9. Bagaimana konseling bagi ibu ?
10. Bagaimana kunjungan ulang untuk pelayanan tindak lanjut ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi dari MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit)
2. Untuk mengetahui tujuan dari MTBS (Manajemen Terpadu Bayi sakit)
3. Untuk mengetahui proses manajemen kasus balita sakit
4. Untuk mengetahui manajemen terhadap balita sakit umur 2 bulan- 5 tahun
5. Untuk mengetahui deifinisi dari MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda)
6. Untuk mengetahui pelaksanaan MTBM pada bayi umur kurang dari 2 bulan
7. Untuk mengetahui penilaian dan klasifikasi bayi muda umur kurang 2 bulan
8. Untuk mengetahui tindakan dan pengobatan yang dilakukan
9. Untuk mengetahui konseling bagi ibu
10. Untuk mengetahui kunjungan ulang untuk pelayanan tindak lanjut

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit)


Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan keterpaduan
dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan
kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare,
campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya promotif dan preventif yang
meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang
bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita serta menekan
morbiditas karena penyakit tersebut (Pedoman Penerapan Manajemen Terpadu Balita
Sakit di Puskesmas, Modul-7. 2004).
Manajemen Terpadu Balita Sakit, adalah pendekatan yang mampu mengintegrasi
dan memadukan penanganan berbagai masalah diatas. Penerapan MTBS dengan baik
dapat meningkat kan upaya penemuan kasus secara dini, memperbaiki manajemen
penanganan dan pengobatan, promosi serta peningkatan pengetahuan bagi ibu-ibu
dalam merawat anaknya dirumah serta upaya mengoptimalkan sistim rujukan dari
masyarakat ke fasilitas pelayanan primer dan rumah sakit sebagai pusat rujukan.

B. Tujuan MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit)


Menurunkan secara signifikan angka kesakitan dan kematian global yang terkait
dengan penyebab utama penyakit pada balita, melalui peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan di unit rawat jalan fasilitas kesehatan dasar dan memberikan konttribusi
terhadap pertumbuhan perkembangan kesehatan anak.

C. Proses Manajemen Kasus Balita Sakit


Proses manajemen kasus disajikan dlam suatu bagan yang memperlihatkan urutan
langkah – langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya. Langkah – langkahnya yaitu :
a. Menilai dan membuat klasifikasi anak sakit umur 2 bulan – 5 tahun.
Menilai anak maksudnya adalah melakukan penilaian dengan cara
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
b. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan.

3
Membuat klasifikasi diartikan membuat sebuah keputusan mengenai
kemungkinan penyakit atau masalah serta tingkat keparahannya.Memilih suatu
kategori atau klasifikasi untuk setiap gejala utama yang berhubungan dengan
berat ringannya penyakit. Klasifikasi merupakan suatu kategori untuk
menentukan tindakan, bukan sebagai diagnose spesifik penyakit. Menentukan
tindakan dan memberi pengobatan di fasilitas kesehatan sesuai dengan
klasifikasi, memberi obat untuk diminum di rumah dan juga mengajari ibu
tentang cara memberikan obat serta tindakan lain yang harus dilakukan di
rumah.

c. Memberi konseling bagi ibu.


Memberi konseling bagi ibu juga termasuk menilai cara pemberian makan
anak, member anjuran pemberian makan yang baik untuk anak serta kapan
harus membawa anaknya kembali ke fasilitas Kesehatan
d. Manajemen terpadu bayi muda umur kurang dari 2 bulan, memberi
pelayanan tindak lanjut.
Manajemen terpadu bayi muda meliputi menilai dan membuat klasifikasi,
menentukan tindakan dan memberi pengobatan, konseling, dan tindak lanjut
pada bayi umur kurang dari 2 bulan baik sehat maupun sakit. Pada prinsipnya,
proses manajemen kasus pada bayi muda umur kurang dari 2 bulan tidak
berbeda dengan anak sakit umur 2 bulan tidak berbeda dengan anak sakit umur
2 bulan sampai 5 tahun. Memberi pelayanan tindak lanjut berarti menentukan
tindakan dan pengobatan pada saat anak datang untuk kunjungan ulang

Kegiatan MTBS memiliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu :

 Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus


balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan non dokter, dapat pula
memeriksa danmenangani pasien apabila sudah dilatih ).
 Memperbaiki system kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak
program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS)

4
 Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat alam perawatan di rumah
dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan).

D. Manajemen Terhadap Balita Sakit Umur 2 Bulan – 5 tahun


Pada pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit pada umur 2 bulan sampai
dengan 5 tahun tahap pelaksanaan sama seperti pada bayi umur kurang dari 2 bulan
yaitu dengan tahap penilaian dan gejala, tahap kalisifikasi dan tingkat kegawatan,
tahap tindakan dan pengobatan, tahap pemberian konseling dan tahap pelayanan
tindak lanjut, adapun secara jelas dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Penilaian Tanda & Gejala
Pada penilaian tanda & gejala pada bayi umur 2 bulan sampai dengan 5 tahun
ini yang dinilai adalah tindakannya tanda bahaya umum (tidak bisa minum atau
muntah,kejang, letargis atau tidak sadar dan keluhan seperti batuk atau kesukaran
bernafas, adanya diare, lemah, masalah telinga, mall nutrisi, anemia dan lain-lain.
a) Penilaian pertama keluhan batuk atau sukar bernafas, tanda bahaya umum,
tarikan dinding wajah ke dalam, stridor, nafas cepat. Penentuan frekuensi
pernapasan adalah pada anak usia 2 bulan sampai 12 bulan normal pernapasan
50 atau lebih permenit sedangkan frekuensi pernapasan anak usia 12 bulan
sampai 5 tahun adalah 40 kali permenit.
b) Penilaian kedua keluhan dan tanda adanya diare seperti letargis atau tidak
sadar, atau cenderung tidak bisa minum atau malas makan maka turgor kulit
jelek, gelisah, rewel, haus atau banyak minum adanya darah dalam tinja
(berak campur darah).
c) Penilain ketiga tanda demam, disertai dengan adanya tanda bahaya umu, kaku
kuduk, dan adanya infeksi lokal seperti kekeruhan pada kornea mata,luka
pada mulut,mata bernanah adanya tanda presyok seperti nadi
lemah,ektremitas dingin,muntah darah,berak hitam,perdarahan
hidung,perdarahan bawah kulit,nyeri ulu hati dan lain-lain.
d) Penilaian keempat tanda masalah telinga seperti nyeri pada telinga,adanya
pembengkakan,adanya cairan keluar dari telinga yang kurang dari 14 hari,dan
lain-lain

5
e) Penilaian kelima tanda status gizi seperti badan kelihatan bertambah
kurus,bengkak pada kedua kaki,telapak tangan pucat,status gizi dibawa garis
merah pada pemeriksaan berat badan menurut umur

2. Penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan


Pada penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan ini dilakukan setelah
penilaian tanda dan gejala yang diklasifikasikan berdasarkan dari kelompok
keluhan atau tingkat kegawatan,adapun klasifikasinya dapat sebagai berikut :
1) Klasifikasi pneumonia
Pada klasifikasi pneumonia ini dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
 Diklasifikasi pneumonia berat apabilah adanya tanda bahaya
umum,tarikan dinding dada kedalam,adanya stridor
 Adanya pneumonia apabila ditemukan tanda frekuensi napas yang
sangat cepat
 Klasifikasi batuk bukan pneumonia apabilah tidak ada pneumonia ada
hanya keluhan batuk

2) Klasifikasi dehidrasi
Pada klasifikasi ini termasuk klasifikasi diare dengan dihindari yang
terbagi menjadi 3 kelompok yaitu:
 Dehidrasi berat apabila ada tanda dan gejala seperti letargis atau tidak
sadar,mata cekung,turgor kulit jelek sekali
 Klasifikasi dehidrasi ringan sedang dengan tanda seperti
gelisah,rewet,mata cekung,haus,turgor jelek
 Klasifikasi diare tanpa dehidrasi apabila tidak cukup tanda adanya
dehidrasi

3) Klasifikasi diare
persisten Untuk klasifikasi diare ini ditemukan apabila diarenya
sudah lebih dari 14 hari dengan dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu
diare persisten berat ditemukan adanya tanda dehidrasi dan diare persisten
apabila tidak ditemukan adanya tanda dehidrasi.

6
4) Klasifikasi disentri
Pada klasifikasi disentri ini juga termasuk klasifikasi diare secara
umum akan tetapi apabilah diarenya disertai dengan darah dalam tinja atau
diarenya bercampur dengan darah

5) Klasifikasi resiko malaria


Pada klasifikasi resiko malaria ini dikelompokkan menjadi resiko
tinggi rendah atau tampak resiko malaria dengan mengidentifikasi apabila
darahnya merupakan resiko terhadap malaria ataukah pernah kedaerah
yang beresiko,maka apabila terdapat hasil klasifikasi maka dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
 Klasifikasi dengan resiko tinggi terhadap malaria yang dikelompokkan
lagi menjadi dua bagian yaitu klasifikasi penyakit berat dengan demam
apabila ditemukan tanda bahaya umum disertai dengan kaku kuduk
dan klasifikasi malaria apabila hanya demam ditemukan suhu 37,5
derajat celcius atau lebih.
 Klasifikasi rendah terhadap malaria yang dikelompokkan lagi menjadi
3 yaitu penyakit berat dengan demam apabila ada tanda bahaya umum
atau kaku kuduk dan kalsifikasi malaria apabila tidak ditemukan tanda
demam atau campak dan klasifikasi demam mungkin bukan malaria
apabila hanya ditemukan flek atau adanya campak atau juga adanya
penyebab lain dari demam. Klasifikasi tanpa resiko malaria
diklasifikasikan menjadi 2 yaitu penyakit berat dengan demam apabila
ditemukan tanda bahaya umum dan kaku kuduk serta klasifikasi
demam bukan malaria apabila tidak ditemukan tanda bahaya umum
dan tidak ada kaku kuduk.

6) Klasifikasi Campak
Pada klasifikasi campak ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
 Campak dengan komplikasi berat apabila ditemukan adanya tanda
bahaya umum terjadi kekeruhan pada kornea mata, adanya luka pad
daerah mulut yang dalam & luas serta adanya tanda umum campak

7
seperti adanya ruang kemerahan dikulit yang menyeluruh, adanya
batuk, pilek, atau mata merah.
 Campak dengan komplikasi pada mata atau mulut apabila ditemukan
tanda mata bernanah serta luka dimulut dan ketiga klasifikasi campak
apabila hanya khas campak yang tidak disertai tanda klasifikasi diatas.

7) Klasifikasi Demam Berdarah Dengue


Pada klasifikasi ini apabila terdapat demam yang kurang dri 7 hari, yaitu :
 DBD apabila ditemukan tanda seperti adanya tanda bintik perdarahan
dikulit (ptkie) adanya tanda syok seperti extermitas peraba dingin, nadi
lemah, atau tidak teraba, muntah bercampur darah, perdarahan hidung
atau gusi, adanya tourniquet positif.
 Kalsifikasi mungkin DBD apabila adanya tanda nyeri ulu hati atau
gelisah, bintik perdarahan bawah kulit dan uji tourniquet negatif jika
ada sedikit ptkie
 Klasifikasi terakhir adalah klasifikasi demam mungkin bukan DBD
apabila tidak ada tanda seperti diatas hanya ada demam

8) Klasifikasi Masalah Telinga


Pada klasifikasi masalah telinga ini dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu
:
 Klasifikasi mastoiditis apabila ditemukan adanya pembengkakan &
nyeri di belakang telinga,
 Klasifikasi infeksi telinga akut apabila adanya cairan atau nanah yang
keluar dari telinga dan telah terjadi kurang dari 14 hari serta adanya
nyeri telinga
 Klasifikasi infeksi telinga kronis apabila ditemukan adanya cairan atau
nanah yang keluar dari telinga dan terjadi 14 hari lebih
 Klasifikasi tidak ada infeksi telinga apabila tidak ditemukan gejala
seperti di atas

9) Klasifikasi Status Gizi


Klasifikasi status gizi pada penentuan klasifikasi ini dibagi menjadi 3
bagian yaitu :

8
 Klasifikasi gizi buruk dan atau anemia berat apabila adanya bengkak
pada kedua kaki serta pada telapak tangan ditemukan adanya
kepucatan.
 Klasifikasi bawah garis merah dan atau anemia apabila ditemukan
tanda sebagai berikut: apabila lapak tangan agak pucat, berat badan
menurut umur di bawah garis merah
 Klasifikasi tidak bawah garis merah dan tidak anemia apabila tidak
ada tanda seperti di atas.

3. Penentuan Tindakan & Pengobatan


Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menentukan tindakan dan
pengobatan setelah diklasifikasikan berdasarkan kelompok gejala yang ada.
1) Pneumonia
Tindakan yang dpat dilakukan pada maslah pneumonia dalam manajemen
terpadu balita sakit sebagai berikut.
Apabila didapatkan pneumonia berat atau penyakit sangat berat maka
tindakan yang pertama adalah :
 Berikan dosis petama antibiotika Pilihan pertama kontrimoksazol
(Trimetoprim + sulfametoksazol) dan pilihan kedua adalah amoksilin
 Lakukan rujukan segera

2) Dehidrasi
Pada klasifikasi dehidrasi tindakan dapat dikelompokkan berdasarkan
derjat dari dehidrasi, apabila klasfikasinya dehidrasi berat maka
tindakannya adalah sbb:
 Berikan cairan intravena secepatnya, apabila anak dapat minum
berikan oralit melalui mulut sambil infus dipersiapkan, berikan 100
ml/kg ringer laktat atau NaCl
 Lakukan monitoring setiap 1-2 jam tentang status dehidrasi, apabila
belum membaik berikan tetesan intravena

9
 Berikan oralit (kurang dari 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau
minum
 Lakukan monitoring kembali sesudah 6 jam pada bayi atau pada anak
sesudah 3 jam dan tentukan kembali status dehidrasi kemudian
ditentukan status dehidrasi dan lakukan sesuai dengan derjat dehidrasi
 Anjurkan untuk tetap memberikan ASI

3) Klasifikasi diare
pesisten Pada klasifikasi ini tindakan ditentukan oleh derajat
dehidrasi, kemudian apabila ditemukan adanya klorea maka pengobatan
yang adapat dianjurkan adalah : pilihan pertama antibiotika kotrimokzasol
dan pilihan kedua adalah tetrasiklin.

4) Klasifikasi Resiko Malaria


Penanganan tindakan dan pengobatan pada klasifikasi resiko malaria
dapat ditentukan dari tingkat klasifikasi, adapun tindakannya adalah sbb :
 Pemberian kinin (untuk malaria dengan penyakit berat) secara intra
muskular
 Pemberian obat anti malaria oral (untuk malaria saja) dengan pilihan
pertama adalah klorokuin + primakuin dan pilihan kedua adalah
sulfadoksin primetamin + primakuin (untuk anak ≥ 12 bulan) dan
tablet kina (untuk anak ≤ 12 bulan)
 Setelah pemberian maka lakukan pengamatan selama 30 menit
sesudah pemberian klorokuin dan apabila dalam waktu tersebut
terdapat muntah maka ulangi pemberian klorokuin

5) Klasifikasi Campak
Pada klasifikasi campak dapat dilakukan tindakan sebagai berikut :
 Apabila campak dijumpai dengan komplikasi berat maka tindakannya
adalah pemberian vitamin A, antibiotik yang sesuai, saleo mata
tetrasiklin atau kloramefnikol apabila dijumpai kekeruhan pada
kornea, pemberian paracetamol apabila disertai demam tinggi (38,5
derajat celcius), kemudian apabila campak disertai komplikasi mata

10
dan mulut ditambahkan dengan gentian violet dan apabila hanya
campak saja tidak ditemukan penyakit atau komplikasi lain maka
tindakannya hanya diberikan vitamin A.

6) Klasifikasi Demam Berdarah Dengue


Pada klasifikasi demam berdarah dengue tindakan yang dapat
dilakukan antara lain apabila ditemukan maka segera berikan cairan intra
vena, pertahankan kadar gula darah, apabila dijumpai demam tinggi maka
berikan paracetamol dan berikan cairan atau oralit apabila dilakukan
rujukan selama perjalanan. Ketentuan pemberian cairan pra rujukan pada
demam berdarah
 Benrikan cairan ringer laktak apabila memungkinkan beri glukosa 5%
kedalam ringer laktak melalui intra vena apabila tidak diberikan cairan
oralit atau cairan peroaral selama perjalan.
 Apabila tidak ada berikan cairan NaCL 10-20 ml/kgbb dalam 30 menit
 Monitor selama setelah 30 menit dan apabila nadi teraba berikan
cairan intra vena dengan tetesan 10 ml/kgbb dalam 1 jam dan apabila
nadi tidak teraba berikan cairan 15-20 ml/kgbb dalam /1 jam

7) Klasifikasi masalah telinga


Tindakan dan pengobatan pada klasifikasi masalah telingah dapat
dilakukan antara lain berikan dosis pertam untuk antkbiotika yang sesuai
pemberian parasetamol apabila kronis ditambah dengan mengeringkan
telingh dengan kain penyerap.

8) Klasifikasi status gizi


Pada kalsifikasi statu gizi dapat dilakukan tindakan pemberian
vitamin A apabilaa anak kelihatan sangat kurus dan bengkak pada kedua
kaki dan apabila dijumpai aadanya anemia maka dapat dilakukan
pemberian zat besi dan pabila daerah resiko tinggi malaria dapat diberikan
anti malaria oral piratel pamoat hanya diberikan anak berumur 4 bulan atau
lebih dan belum pernah diberikan dalam 6 bulan terakhir serta hasil
pemeriksaan tinja positif

11
4. Pemberian Konseling
Pada pemberian konseling yang dilakukan manajemen terpadu balita sakit
umur 2 bulan sampai dengan 5 tahun pada umumnya adalah konseling tentang:
a) Konseling pemberian makan pada anak
 Lakukan evaluasi tentang cara memberikan makanan pada anak
menyatakan cara meneteki anak, berapa kali sehari apakah pada
malam hari menetek, kemudian anak mendapat makan atau minum
lain, apabila anak berat badan berdasarkan umur sangat rendah
menyatakan berapa banyak makan atau minum yang diberikan pada
anak apakah anak dapat makan sendiri dan bagaimana caranya apakah
selama sakait makan ditambah dan lain-lain.
 Menganjurkan cara pemberian makan pada ibu
b) Konseling pemberian cairan
selama sakit Pada konseling ini kasusnya setiap anak sakit
dilakukan dengan cara menganjurkan ibu agar memberi ASI lebih sering
dan lebih lama setiap meneteki serta meningkatkan kebututhan cairan
seperti memberikan kua sayur, air tajin atau air matang.
c) Konseling kunjungan ulang
Pada pemberian konseling tentang kunjungan ulang yang harus
dilakukan pada ibu atau keluarga apabila ditemukan tanda-tanda klasifikasi
berikut dalam waktu yang ditentukan ibu harus segera ke petugas
Kesehatan

5. Pemberian Pelayanan dan Tindak Lanjut


1) Pnemonia
Pemberian tindak lanjut pada masalah dilakukan sesudah 2 hari
dengan melakukan pemeriksaan tentang tanda adanya gejala pnemonia
apabila didapatkan tanda bahaya umum atau tarikan dinding dada ke dalam
maka berikan 1 dosis antibiotika pilihan kedua atau suntikan kloramfenikol
dan segara lakukan rujukan, namun apabila frekuensi nafas atau nafsu
makan tidak menunjukkan perbaikan gantilah antibiotika pilihan ketiga
kemudianapabila nafas melambat atau nafsu makan membaik lanjutkan
pemberian antibiotika sampai 5 hari.

12
2) Diare persistem
Pada tindak lanjut masalah ini dilakukan sesudah 5 hari dengan
cara mengevaluasi diare apabila diare belum berhenti maka pelayanan
tindak lanjut adalah memberikan obat yang diperlukan dan apabila sudah
berhenti maka makan sesuai umur.

3) Disentri
Pelayanan tindak lanjut untuk disentri dilakukan sesudah 2 hari
dengan mengevaluasi jumlah darah dalam tinja berkurang tentang tanda
disentri apabila anak masi mengalami disentri maka lakukan tindakan
sesuai tindaka dehidrasi berdasarkan derajatnya.

4) Resiko malaria
Pelayan tindak lanjut pada resiko malaria dilkukan sesudah 2 hari
apabila demam lagi dalam 14 hari dengan melakukan penilaian sebagai
berikut: apabila ditemukan malaria oral pilihan kedua bahaya umum atau
kakuk kuduk maka lakukan tindakan sesuai protap.

5) Campak
Pelayanan tindak lanjut pada klasifikasi campak ini dilakukan
sesudah 2 hari dengan mengevaluasi atau memperhatikan tentang gejala
yang pernah dimilikinya apabila mata masi bernanah maka lakukan
evaluasi kepada keluarga atau ibu dengan menjelaskan cara mengobati
infeksi mata jika sudah benar lakukan rujukan dan apabila kurang benar
maka ajari dengan benar.
6) Demam berdarah
Pada klasifikasi pelayanan tindak lanjut dilakukan sesudah 2 hari
dengan melakukan evaluasi tanda dan gejala yang ada,apabila ditemuakan
tanda bahaya umum dan adanya kaku kuduk maka lakukan tindakan sesui
dengan pedoman tindakan pada penyakit demam berdarah dengan penyakit
berat,akan tetapi apabila ditemukan penyebab lain dari demam berdarah
maka berikan pengobatan yang sesuai dan apabila masih ada tanda demam
berdarah maka lakukan tindakan sebagaimana tindakan demam berdarah

13
dan dalam waktu 7 hari masi ditemukan demam lakukan pemeriksaan
lebih lanjut.

7) Masalah telinga
Pada pelanyanan tindak lanjut masalah telinga ini dilakukan
sesudah 5 hari dengan mengetahui nana evaluasi tanda dan gejala yang
ada,apabilah pada waktukunjungan didapatkan pembengkakan dan nyeri
dibelakang telinga dan demam tinggi maka segera lakukan rujukan,dan
apabilah masih terdapat nyeri dan keluarkan cairan atau nana maka
lakukan pengobatan antibotika selama 5 hari dengan mengerinkan bagian
telinga,apabila sudah benar anjurkan tetap mempertahankan apabila masih
kurang ajari tentang cara mengeringkannya,kemudian apabila keadaan
telinga sudah tidak timbul nyeri atau tidak keluar cairan maka lanjutkan
pengobatan antibiotika sampai habis.

E. Definis MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda)


Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan yang
terpadu dalam tatalaksana bayi umur 1 hari – 2 bulan, baik yang sehat maupun yang
sakit, baik yang datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang dikunjungi oleh tenaga
kesehatan pada saat kunjungan neonatal.
Dalam perkembangannya mencakup Manajemen Terpadu Bayi Muda umur
kurang dari 2 bulan baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Umur 2 tahun tidak
termasuk pada Bayi Muda tapi ke dalam kelompok 2 bulan sampai 5 tahun. Bayi
Muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan meninggal
terutama pada satu minggu pertama kehidupan bayi. Penyakit yang terjadi pada 1
minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan masa kehamilan dan
persalinan. Keadaan tersebut merupakan karakteristik khusus yang harus
dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi penyakit. Pada bayi yang lebih tua
pola penyakitnya sudah merupakan campuran dengan pola penyakit pada
anak.Sebagian besar ibu mempunyai kebiasaan untuk tidak membawa Bayi Muda ke
fasilitas kesehatan. Guna mengantisipasi kondisi tersebut program Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir melalui kunjungan
rumah oleh petugas kesehatan.

14
Proses penanganan Bayi Muda tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit
umur 2 bulan sampai 5 tahun.

F. Pelaksanaan MTBM pada bayi umur kurang dari 2 bulan


Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan
Langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya:
1. Penilaian dan klasifikasi
2. Tindakan dan Pengobatan
3. Konseling bagi ibu
4. Pelayanan Tindak lanjut

Menanyakan kepada ibu mengenai masalah bayi muda. Tentukan pemeriksaan ini
merupakan kunjungan atau kontak pertama dengan bayi muda atau kunjungan ulang
untuk masalah yang sama. Jika merupakan kunjungan ulang akan diberikan pelayanan
tindak lanjut yang akan dipelajari pada materi tindak lanjut. Kunjungan Pertama
lakukan pemeriksaan berikut :
1. Periksa bayi muda untuk kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi
bakteri.selanjutnya dibuatkan klasifikasi berdasarkan tanda dan gejalanya yang
ditemukan.
2. Menanyakan pada ibu apakah bayinya diare, jika diare periksa tanda dan gejalanya
yang terkait. klasifikasikan bayi muda untuk dehidrasi nya dan klasifikasikan juga
untuk diare persisten dan kemungkinan disentri.
3. Periksa semua bayi muda untuk ikterus dan klasifikasikan berdasarkan gejala yang
ada.
4. Periksa bayi untuk kemungkinan berat badan rendah dan atau masalah pemberian
asi. selanjutnya klasifikasikan bayi muda berdasarkan tanda dan gejala yang
ditemukan.
5. Menanyakan kepada ibu apakah bayinya sudah di imunisasi?. tentukan status
imunisasi bayi muda.
6. Menanyakan status pemberian vit k1.
7. Menanyakan kepada ibu masalah lain seperti kelainan kongenital, trauma lahir,
perdarahan tali pusat dan sebagainya.

15
8. Menanyakan kepada ibu keluhan atau masalah yang terkait dengan kesehatan
bayinya. Jika Bayi Muda membutuhkan RUJUKAN SEGERA lanjutkan
pemeriksaan secara cepat. Tidak perlu melakukan penilaian pemberian ASI karena
akan memperlambat rujukan.

G. Penilaian Dan Klasifikasi Bayi Muda Umur Kurang 2 Bulan


1. Kemungkinan Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri
Infeksi pada Bayi Muda dapat terjadi secara sistemik atau lokal. Infeksi
sistemik gejalanya tidak terlalu khas, umumnya menggambarkan gangguan fungsi
organ seperti : gangguan kesadaran sampai kejang, gangguan napas, bayi malas
minum, tidak bisa minum atau muntah, diare, demam atau hipotermi Pada infeksi
lokal biasanya bagian yang terinfeksi teraba panas, bengkak, merah. Infeksi lokal
yang sering terjadi pada Bayi Muda adalah infeksi pada tali pusat, kulit, mata dan
telinga. Memeriksa gejala kejang dapat dilakukan dengan cara (Tanya, Lihat,
Raba).
A. Kejang
Kejang merupakan gejala kelainan susunan saraf pusat dan merupakan
kegawat daruratan. Kejang pada Bayi Muda umur ≤ 2 hari berhubungan
dengan asfiksia, trauma lahir, dan kelainan bawaan dan jika lebih dari 2 hari
dikaitkan dengan tetanus neonatorium.
 Tanya : adakah riwayat kejang? Tanyakan ke ibu dan gunakan bahasa atau
istilah lokal yang mudah dimengerti ibu
 Lihat : apakah bayi tremor dengan atau tanpa kesadaran menurun? Tremor
atau gemetar adalah gerakan halus yang konstan, tremor disertai kesadran
menurun menunjukkan kejang. Kesadaran menurun dapat dinilai dengan
melihat respon bayi pada saat baju bayi dibuka akan terbangun.
 Lihat : apakah ada gerakan yang tidak terkendali? Dapat berupa gerakan
berulang pada mulut, gerakan bola mata cepat, gerakan tangan dan kaki
berulang pada satu sisi.
 Lihat : apakah mulut bayi mencucu?
 Lihat dan raba : apakah bayi kaku seluruh tubuh dengan atau tanpa
rangsangan. Mulut mencucu seperti mulut ikan merupakan tanda yang
cukup khas pada tetanus neonatorum

16
 Dengar : apakah bayi menangis melengking tiba-tiba? Biasanya
menunjukkan ada proses tekanan intra kranial atau kerusakan susunan
saraf pusat lainnya

B. Bayi tidak bisa minum dan memuntahkannya


Bayi menunjukkan tanda tidak bisa minum atau menyusu jika bayi terlalu
lemah untuk minum atau tidak bisa mengisap dan menelan. Bayi mempunyai
tanda memuntahkan semua jika bayi sama sekali tidak dapat menelan apapun.

C. Gangguan Napas
Pola napas Bayi Muda tidak teratur (normal 30-59 kali/menit) jika <30
kali/menit atau ≥ 60 kali/menit menunjukkan ada gangguan napas, biasanya
disertai dengan tanda atau gejala bayi biru(sianosis), tarikan dinding dada
yang sangat kuat (dalam sangat kuat mudah terlihat dan menetap), pernapasan
cuping hidung serta terdengar suara merintih (napas pendek menandakan
kesulitan bernapas)

D. Hipotermia
Suhu noramal 36,5 -37,5 C jika suhu < 35,5C disebut hipotermi berat
yang mengidentikasikan infeksi berat sehingga harus segera dirujuk, suhu
35,5-36,0 C disebut hipotermi sedang dan suhu ≥ 37,5 disebut demam
Mengukur suhu menggunakan termometer pada aksiler selama 5 menit tidak
dianjurkan secara rektal karena dapat mengakibatkan perlukaan rektal.

E. Infeksi Bakteri Lokal


Infeksi bakteri lokal yang sering terjadi adalah infeksi pada kulit, mata
dan pusar. Pada kulit apakah ada tanda gejala bercak merah, benjolan berisi
nanah dikulit. Pada mata terlihat bernanah, berat ringannya dilihat dari
produksi nanah dan mata bengkak. Pusar kemerahan atau bernanah
(kemerahan meluas ke kulit daerah perut berbau , bernanah) berarti bayi
mengalami infeksi berat.

2. Menilai Diare

17
Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak
seperti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibandingkan biasanya.
Biasanya bayi dehidrasi rewel dan gelisah dan jika berlanjut bayi menjadi letargis
atau tidak sadar, karena bayi kehilangan cairan matanya menjadi cekung dan jika
dicubit kulit akan kembali dengan lambat atau sangat lambat. Cubit kulit perut
dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk lihat apakah kulit itu kembali lagi
dengan sangat lambat (lebih dari 2 detik), lambat atau segera.

3. Ikterus
Ikterus merupakan perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi
kekuningan sebagian besar(80%) akibat penumpukan bilirubin (hasil pemecahan
sel darah merah) sebagian lagi karena ketidak cocokan gol.darah ibu dan bayi.
Peningkatan kadar bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebihan
atau ada gangguan pengeluaran. Ikterus dapat berupa fisiologis dan patologis
(hiperbilirubin mengakibatkan gangguan saraf pusat) Sangat penting mengetahui
kapan ikterus timbul, kapan menghilang dan bagian tubuh mana yang kuning.
Timbul setelah 24 jam dan menghilang sebelum 14 hari tidak memerlukan
tindakan khusus hanya pemberian ASI. Ikterus muncul setelah 14 hari
berhubungan dengan infeksi hati atau sumbatan aliran bilirubin pada empedu.
Lihat tinja pucat seperti dempul menandakan adanya sumbatan aliran bilirubin
pada sistem empedu. Untuk menilai derajat kekuningan digunakan metode
KRAMER
1. Kramer I : kuning pada daerah kepala dan leher
2. Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke atas)
3. Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku
4. Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki
5. Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki

4. Kemungkinan Berat Badan Rendah dan atau masalah Pemberian ASI


Pemberian ASI merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi 6 bulan pertama kehidupannya, jika ada masalah
pemberian ASI maka bayi dapat kekurangan gizi dan mudah terkena penyakit.
Tanyakan : apakah IMD dilakukan, apakah ada kesulitan menyusui, apakah bayi
diberi ASI dan berapa kali dalam 24 jam, apakah bayi diberi selain ASI. Lihat :

18
apakah ada bercak putih dimulut, adakah celah bibir /dilangit-langit Timbang dan
menentukan BB menurut umur dipakai standar WHO 2005 yang berbeda untuk
laki-laki dan perempuan. Bayi muda dengan berat badan rendah yang memiliki
BB menurut umur < -3 SD (dibawah garis merah), antara -2 SD dan -3 SD (BB
pada pita kuning), >-2 SD (tidak ada masalah BB rendah) Penilaian Cara
pemberian ASI (jika ada kesulitan pemberian ASI/ diberi ASI kurang dari 8 jam
dalam 24 jam, diberi selain ASI, BB rendah menurut umur)
 Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir jika tidak sarankan ibu untuk
menyusui, jika iya menunggu bayi mau menyusu lagi, amati pemberian ASI.
 Lihat bayi menyusu dengan baik (posisi bayi benar, melekat dengan baik,
mengisap dengan efektif)

5. Memeriksa Status /Penyuntikan Vitamin K1


Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna
maka semua bayi yang berisiko untuk mengalami perdarahan (HDN=
haemorrhagic Disease of the Newborn). Perdarahn bisa ringan atau berat berupa
perdarahan pada kejadian ikutan pasca imunisasi ataupun perdarahan intrakranial
dan untuk mencegah diatas maka semua bayi diberikan suntikan vit K1 setelah
proses IMD dan sebelum pemberian imunisasi Hb O

6. Memeriksa Status Imunisasi


Penularan Hepatitis pada bayi dapat terjadi secara vertikal (ibu ke bayi
pada saat persalinan) dan horizontal (penularan orang lain). Dan untuk mencegah
terjadi infeksi vertikal bayi harus diimunisasi HB sedini mungkin. Imunisasi HB 0
diberikan (0-7 hari) di paha kanan selain itu bayi juga harus mendapatkan
imunisasi BCG di lengan kiri dan polio diberikan 2 tetes oral yang dijadwalnya
disesuaikan dengan tempat lahir

7. Memeriksa masalah/keluhan Lain


 Memeriksa kelainan bawaan/kongenital Adalah kelainan pada bayi baru lahir
bukan akibat trauma lahir dan untuk mengenali jenis kelainan lakukan
pemeriksaan fisik (anensefalus, hidrosefalus, meningomielokel dll)

19
 Memeriksa kemungkinan Trauma lahir Merupakan perlukaan pada bayi baru
lahir yang terjadi pada proses persalinan (kaput suksedanium, sefal hematome
dll)
 Memeriksa Perdarahan Tali pusat Perdarahan terjadi karena ikatan tali pusat
longgar setelah beberapa hari dan bila tidak ditangani dapat syok

8. Memeriksa masalah ibu


Pentingnya menanyakan masalah ibu adalah memanfaatkan kesempatan
waktu kontak dengan Bayi Muda untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
ibu. Masalah yang mungkin berpengaruh kepada kesehatan bayi
 Bagaimana keadaan ibu dan apakah ada keluhan (misalkan : demam, sakit
kepala, pusing, depresi)
 Apakah ada masalah tentang (pola makan-minum, waktu istirahat, kebiasaan
BAK dan BAB)
 Apakah lokea berbau, warna dan nyeri perineum
 Apakah ASI lancar
 Apakah ada kesulitan merawat bayi
 Apakah ibu minum tablet besi, vit A dan menggunakan alat kontrasepsi

H. Tindakan dan Pengobatan

Bayi muda yang termasuk klasifikasi merah memerlukan rujukan segera ke


fasilitas pelayanan yang lebih baik dan sebelum merujuk lakukan pengobatan pra
rujukan dan minta Informed Consent. Klasifikasi kuning dan hijau tidak memerlukan
rujukan.
1. Kejang
 Bebaskan jalan nafas dan memberi oksigen
 Menangani kejang dengan obat anti kejang (pilihan 1 fenobarbital 30 mg =
0,6 ml IM, pilihan 2 diazepam 0.25 ml
 Jangan memberi minum pada saat kejang akan terjadi aspirasi
 Menghangatkan tubuh bayi (metode kangguru selama perjalanan ke tempat
rujukan
 Jika curiga Tetanus Neonatorum beri obat Diazepam bukan Fenobarbital
 Beri dosis pertama antibiotika PP

20
2. Gangguan Nafas pada penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat
 Posisikan kepala bayi setengah mengadah jika perlu bahu diganjal dengan
gulungan kain
 Bersihkan jalan nafas dan beri oksigen 2 l per menit
 Jika apnoe lakukan resusitasi

3. Hipotermi
 Menghangatkan tubuh bayi
 Cegah penurunan gula darah (berikan ASI bila bayi masih bisa menyusu dan
beri ASI perah atau air gula menggunakan pipet bila bayi tidak bisa menyusu)
dapat menyebabkan kerusakan otak
 Nasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan rujukan
 Rujuk segerta

4. Ikterus
 Cegah turunnya gula darah
 Nasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat
 Rujuk segera

5. Gangguan saluran cerna


 Jangan berikan makanan /minuman apapun peroral
 Cegah turunnya gula darah dengan infus
 Jaga kehangatan bayi
 Rujuk segerta

6. Diare
 Rehidrasi (RL atau NaCl 100 ml/kg BB 30 ml/kg BB selama 1 jam 70 ml/ kg
BB selama 5 jam Jika memungkinkan beri oralit 5 ml/kg BB/jam
 Rehidrasi melalui pipa nasogastrik 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam (120
ml/kg BB)
 Sesudah 6 jam periksa kembali derajat dehidrasi

7. Berat tubuh rendah dan atau gangguan pemberian ASI

21
 Cegah penurunan gula darah dengan pemberian infus
 Jaga kehangatan bayi
 Rujuk segera

I. Konseling Bagi Ibu

Konseling diberikan pada Bayi Muda dengan klasifikasi kuning dan hijau
1. Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah (macam obat, dosis, cara
pemberian )
2. Mengajari ibu cara mengobati infeksi bakteri lokal (tetes mata /salep
tetraciklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dengan bahan penyerap, luka
dimulut dengan gentian violet)
3. Mengajari pemberian oralit
4. Menasehati ibu tentang pemberian ASI : pemberian ASI eksklusif, cara
meningkatkan produksi ASI, posisi yang benar saat meneteki, cara menyimpan
ASI
5. Mengajari ibu cara merawat tali pusat dan menjelaskan jadwal pemberian
imunisasi
6. Menasehati ibu kapan harus segera membawa bayi ke petugas kesehatan dan
kapan kunjungan ulang
7. Menasehati ibu tentang kesehatan dirinya

J. Kunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut

Pada kunjungan ulang petugas dapat menilai apakah anak membaik setelah diberi
obat atau tindakan lainnya. Apabila anak mempunyai masalah lain gunakan penilaian
awal lengkap pada kunjungan awal.
Kunjungan ulang :
a. Dua hari
 Infeksi bakteri lokal
 Gangguan pemberian ASI
 Luka atau bercak putih di mulut
 Hipotermi sedang
 Diare dengan dehidrasi ringan /sedang

22
 Ikterus fisiologik jika tetap kuning

b. 14 hari
 Berat Badan Rendah menurut umur

23
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan keterpaduan
dalam tatalaksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan
kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare,
campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya promotif dan preventif yang
meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang
bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita serta menekan
morbiditas karena penyakit tersebut (Pedoman Penerapan Manajemen Terpadu Balita
Sakit di Puskesmas, Modul-7. 2004).

Menurunkan secara signifikan angka kesakitan dan kematian global yang


terkait dengan penyebab utama penyakit pada balita, melalui peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan di unit rawat jalan fasilitas kesehatan dasar dan memberikan
konttribusi terhadap pertumbuhan perkembangan kesehatan anak.

Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan yang


terpadu dalam tatalaksana bayi umur 1 hari – 2 bulan, baik yang sehat maupun yang
sakit, baik yang datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang dikunjungi oleh tenaga
kesehatan pada saat kunjungan neonatal.

B. SARAN
Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

24
DAFTAR PUSTAKA

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Dan Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM) . Https://Pdfcoffee.Com/Makalah-Mtbs-Dan-Mtbm-5-Pdf-Free.Html. Diakses Pada
14 Maret 2022

Kegiatan Pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit (Mtbs) Kota Palangka Raya
Tahun 2017. Https://Dinkes.Palangkaraya.Go.Id/Kegiatan-Pelatihan-Manajemen-Terpadu-
Balita-Sakit-Mtbs-Kota-Palangka-Raya-Tahun-2017/. Diakses Pada 14 Maret 2022

25

Anda mungkin juga menyukai