Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan dan Fenomena Pawang Hujan
Dahulunya pihak ilmuwan dan agamawan sering berdebat mengenai manakah diantara keduanya yang paling unggul dibandingkan lainnya. Diantara keduanya juga merasa memiliki pendapat yang paling benar dan saling menyalahkan. Jadi, peristiwa perang tidak bisa dihindari. Lambat laun seiring perkembangan zaman, mereka saling mengakui dan berdamai. Hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama (spritualitas) sebenarnya tidak perlu diambil pusing karena kedua hal tersebut saling membutuhkan serta diantara keduanya memperlihatkan adanya penyatuan atau pemaduan dan hubungan yang erat. Apabila kedua hal tersebut dikembangan oleh para ahlinya serta tidak berusaha unggul satu sama lain maka banyak hal baru yang bisa diketahui. Dalam kajian agama islam bisa dimengerti bahwa semua kebenaran asalnya dari Allah yang berwujud firman yang diperuntukkan nabi atau rasul (wahyu qauli) dan kebenaran dari ilmu pengetahuan berwujud realistis (qauni). Fenomena saat ini yang sedang ramai dibicarakan adalah mengenai adanya pawang hujan di acara moto GP yang diadakan di Sirkuit Mandalika. Menurut pendapat Drs. Budi Setiawan, MA yang merupakan Dosen purna Antropologi UNAIR, “Sistem keyakinan ada sejak masa yang sangat primitif, praktik-praktik seperti ini sudah ada dan demikian juga sampai sekarang akan tetap ada praktik-praktik seperti itu, walaupun sekarang sudah ada peralatan yang lebih canggih tentang prediksi ramalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Kalau ngomong sistem keyakinan itu adalah bagian dari kebudayaan, tetapi kita gak bisa membandingkan kebudayaan dulu dengan kebudayaan sekarang, seolah-olah lebih hebat sekarang, setiap kebudayaan tetap hebat. Mungkin bisa diuraikan tentang peradaban, tetapi soal kebudayaan tetap sama.” Pada dasarnya sebelum berkembangnya agama seperti Hindu, Budha, Islam, Kristen, dan lainnya di Indonesia, kebanyakan masyarakat mengangut kepercayaan Animisme (kepercayaan kepada roh-roh) dan Dinamisme (bahwa benda-benda mati seperti keris dan patung memiliki kekuatan magis). Sehingga ritual-ritual yang sudah ada sejak zaman dahulu tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia karena di Indonesia bercampur sebagai kebudayaan. Disamping itu, berkembangnya era modern ada sebagian orang kolot yang skeptis dan ada juga yang masih percaya bila tidak dilakukan akan membawa sial. Ritual mengusir hujan ini bisa dikatakan tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan karena sudah melekat menjadi kebudayaan atau ciri khas dari Indonesia. Ritual ini diadakan hanya sebagai simbol. Tidak hanya di Indonesia saja yang masih melakukan ritual seperti ini, bisa dilihat Jepang yang termasuk juga negara maju masih melaksanakan ritual penolakan hujan dengan menggantungkan boneka berwarna putih. Jadi, di era perkembangan zaman yang semakin modern ilmu pengetahuan dan agama saling berkaitan. Ilmu pengetahuan yang mengajarkan tentang fenomena-fenomana alam dan ilmu agama yang mengajarkan tentang kebaikan dan keburukan. Tidak semestinya saling mengunggulkan masing-masing pihak karena bisa dilihat bahwa jawaban-jawaban dari fenomena alam yang ada di dunia bisa ditemukan di dalam agama begitu juga sebaliknya.