Anda di halaman 1dari 1

Hilya Karima/BSA 2B/126305212033

Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan dan Fenomena Pawang Hujan


Dahulunya pihak ilmuwan dan agamawan sering berdebat mengenai manakah diantara
keduanya yang paling unggul dibandingkan lainnya. Diantara keduanya juga merasa memiliki
pendapat yang paling benar dan saling menyalahkan. Jadi, peristiwa perang tidak bisa dihindari.
Lambat laun seiring perkembangan zaman, mereka saling mengakui dan berdamai.
Hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama (spritualitas) sebenarnya tidak perlu
diambil pusing karena kedua hal tersebut saling membutuhkan serta diantara keduanya
memperlihatkan adanya penyatuan atau pemaduan dan hubungan yang erat. Apabila kedua hal
tersebut dikembangan oleh para ahlinya serta tidak berusaha unggul satu sama lain maka banyak
hal baru yang bisa diketahui. Dalam kajian agama islam bisa dimengerti bahwa semua kebenaran
asalnya dari Allah yang berwujud firman yang diperuntukkan nabi atau rasul (wahyu qauli) dan
kebenaran dari ilmu pengetahuan berwujud realistis (qauni).
Fenomena saat ini yang sedang ramai dibicarakan adalah mengenai adanya pawang hujan
di acara moto GP yang diadakan di Sirkuit Mandalika. Menurut pendapat Drs. Budi Setiawan,
MA yang merupakan Dosen purna Antropologi UNAIR, “Sistem keyakinan ada sejak masa yang
sangat primitif, praktik-praktik seperti ini sudah ada dan demikian juga sampai sekarang akan
tetap ada praktik-praktik seperti itu, walaupun sekarang sudah ada peralatan yang lebih canggih
tentang prediksi ramalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Kalau ngomong sistem
keyakinan itu adalah bagian dari kebudayaan, tetapi kita gak bisa membandingkan kebudayaan
dulu dengan kebudayaan sekarang, seolah-olah lebih hebat sekarang, setiap kebudayaan tetap
hebat. Mungkin bisa diuraikan tentang peradaban, tetapi soal kebudayaan tetap sama.”
Pada dasarnya sebelum berkembangnya agama seperti Hindu, Budha, Islam, Kristen, dan
lainnya di Indonesia, kebanyakan masyarakat mengangut kepercayaan Animisme (kepercayaan
kepada roh-roh) dan Dinamisme (bahwa benda-benda mati seperti keris dan patung memiliki
kekuatan magis). Sehingga ritual-ritual yang sudah ada sejak zaman dahulu tidak bisa dipisahkan
dengan kehidupan manusia karena di Indonesia bercampur sebagai kebudayaan. Disamping itu,
berkembangnya era modern ada sebagian orang kolot yang skeptis dan ada juga yang masih
percaya bila tidak dilakukan akan membawa sial.
Ritual mengusir hujan ini bisa dikatakan tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan
karena sudah melekat menjadi kebudayaan atau ciri khas dari Indonesia. Ritual ini diadakan
hanya sebagai simbol. Tidak hanya di Indonesia saja yang masih melakukan ritual seperti ini,
bisa dilihat Jepang yang termasuk juga negara maju masih melaksanakan ritual penolakan hujan
dengan menggantungkan boneka berwarna putih.
Jadi, di era perkembangan zaman yang semakin modern ilmu pengetahuan dan agama
saling berkaitan. Ilmu pengetahuan yang mengajarkan tentang fenomena-fenomana alam dan
ilmu agama yang mengajarkan tentang kebaikan dan keburukan. Tidak semestinya saling
mengunggulkan masing-masing pihak karena bisa dilihat bahwa jawaban-jawaban dari fenomena
alam yang ada di dunia bisa ditemukan di dalam agama begitu juga sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai