Di susun oleh :
(14901.08.21041)
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP HERNIA INGUINALIS LATERAL
DI RUANG MARWAH RSI MASYITHOH BANGIL
BANGIL, ................................
MAHASISWA
(...................................)
(.............................................) (.............................................)
KEPALA RUANGAN
(.............................................)
I. Anatomi Hernia
II. Fisiologi
V. Manifestasi Klinis
Menurut Natadidjaja (2013), tanda dan gejala hernia adalah :
1. Benjolan di daerah inguinal.
2. Nyeri pada benjolan
3. Obstruksi usus yang di tandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram dan
distensi abdomen.
4. Terdengar bising usus pada benjolan
5. Kembung
6. Perubahan pola eliminasi BAB
7. Gelisah
8. Dehidrasi
VI. Klasifikasi
VII. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka akan menutup pada usia 2
bulan, bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel, kanalis
terbuka terus karena prosesus tidak berobliterasi, maka akan timbul hernia
inguinalis lateralis. Keadaan ini menyebabkan tekanan intra abdominal
meninggi sehingga kanal dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis
lateral. Keadaan yang menyebabkan tekanan abdominal naik atau meninggi
adalah hamil, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat, defikasi yang
mengejan. Tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan
menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang
tipis atau tidak cukup kuat pada daerah tersebut di mana kondisi itu ada sejak
atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama.
Pertama – tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding
abdomen, kemudian terjadi hernia. Karga organ – organ selalu saja melakukan
pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga
terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.
Sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut
mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat
menyebabkan gangren.
VIII. Alur Masalah
Herniasi
Hernia Inguinalis
X. Penatalaksanaan medis
a. Secara konservatif (non operatif)
1) Reposisi hernia : hernia di kembalikan pada tempat semula bisa langsung
dengan tangan.
2) Penggunaan alat penyangga dapat di pakai sebagai pengelolahan
sementara, misalnya pemakaian korset.
b. Secara operatif
1) Hernioplasty : memindahkan fasia pada dinding perut yang lemah,
hernioplasty sering di lakuakn pada anak-anak.
2) Hernioraphy pada bedah elektif, kanalis di buka, isi hernia di masukkan,
kantong di ikat, dan di lakuakn bainyplasty atau teknik yang lain untuk
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Ini sering di lakuakn
pada orang dewasa.
3) Herniotomy, seluruh hernia di potong dan di angkat lalu di buang. Ini di
lakuakn pada hernia yang sudah nekrosis.
XI. Komplikasi
Akibat dari hernia dapat menimbulkan beberapa komplikasi antara lain
1. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan isi kantung hernia sehingga isi
kantung hernia tidak dapat dikembalikan lagi, keadaan ini disebut hernia
inguinalis lateralis ireponibilis. Pada keadaan ini belum gangguan penyaluran
isi usus. Isi hernia yang tersering menyebabkan keadaan ireponibilis, adalah
omentum, karena mudah melekat pada dinding hernia dan isinya dapat menjadi
lebih besar karena infiltrasi lemak. Usus besar lebih sering menyebabkan
ireponibilis daripada usus halus.
2. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat banyaknya usus yang masuk.
Keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus di ikuti dengan gangguan
vascular (proses strangulasi). Keadaan ini di sebut hernia inguinalis strangulata
XII. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Secara Teori
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Meliputi : Nama, umur (Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Untuk
hernia inguinalis lateralis, insiden tertinggi pada anak muda), jenis
kelamin, alamat, pendidikam, agama, pekerjaan, tanggal MRS, No register.
b. Keluhan utama
Merupakan faktor utama yang mendorong pasien berobat ke rumah sakit.
Biasanya pada pasien hernia di dapatkan keluhan berupa nyeri pada
benjolan, dehidrasi dan perut kembung.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien dengan hernia biasanya akan di awali dengan adanya tanda seperti
dehidrasi, gelisah, benjolan di daerah inguinal. Perlu juga di tanyakan
mulai kapan keluhan itu muncul dan tindakan apa yang telah di lakuakn.
d. Riwayat penyakit dahulu
Menanyakan kepada pasien apakah pasien pernah menderita batuk kronis
dan sebagainya. Hal ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya faktor predisposisi.
e. Riwayat penyakit keluarga
Perlu di tanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit
hernia sebelumnya.
2. Pengkajian pola-pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi
Adanya tindakan medis dan perawatan di rumah sakit mempengaruhi
persepsi tentang kesehatan, kemungkinaan adanya riwayat kebiasaan
merokok, minum alkohol atau penggunaag obat-obatan bisa menjadi faktor
predisposisi timbulnya penyakit.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Mengukur tinggi dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi pasien.
Juga perlu di tanyakn kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama
MRS.
c. Pola eliminasi
Dalam pengkajian eliminasi perlu di tanyakan mengenai kebiasaan
defekasi sebelum dan sesudah MRS. Biasanya pada pasien Hernia akan
mengalami perubahan eliminasi.
d. Pola aktivitas dan latian
Karna adanya nyeri benjolan di abdomen pasien akan mengurangi
aktivitasnya karna merasa nyeri di benjolan.
e. Pola istirahat dan tidur
Pasien menjadi susah tidur karna sesak nafas dan nyeri. Hospitalisasi juga
dapat membuat pasien tidak tenang karna suasana yang berbeda dengan
lingkungan rumah.
f. Pola hubungan dengan peran
Karna sakit pasien akan mengalami perubahan peran, baik peran dalam
keluarga ataupun dalam masyarakat.
g. Pola persepsi dan konsep diri
Persepi pasien terhadap dirinya akan berubah, pasien yang tadinya sehat,
tiba-tiba mengalami sakit. Sebagaimorang awam mungkin akan
beranggapan bahwa penyakitnya berbahaya dan mematikan. Dalm hal ini
pasien mungkin akan kehilangan gambarn positif terhdap dirinya.
h. Pola sensori dan kognitif
Fungsi panca indra pasien tisak mengalami perubahan, demikian juga
dalam proses berfikirnya.
i. Pola reproduksi seksual
Kebutuhan seksual pasien dalam hal ini akan terganggu untuk sementara
waktu. Karna pasien berada di rumah sakit
j. Pola koping
Pasien bisa mengalami stress karna belum mengetahui proses penyakitnya.
Mungkin pasien akan banyak bertanya pada perawat atau orang yang
mungkin di anggap lebih tau mengenai penyakitnya.
k. Pola spiritual
Kehidupan beragama klien dapat terganggu karna proses penyakitnya.
3. Pemeriksaan fisik
Status kesehatan umum, tingkat kesadaran pasien, perlu di kaji
bagaimana penampilan pasien secara umum, ekspresi wajah pasien swlama di
lakukan anamnesa. Sikap dan perilaku pasien terhadap petugas. Bagaimana
mood pasien untuk mengetahui tingkat kecemasan dan ketegangan pasien.
Perlu juga di lakuakan penhukuran tinngi dan berat badan.
a. Keadaan umum
Keadaan klien dengan hernia biasanya mengalami kelemahan, dan
periksa status gizinya serta tingkat kesadaran composmentis.
b. Tanda-tanda vital
Pada pemeriksaan ini dilakukan pemeriksaan vital sign. Biasanya pada
pasien dengan post herniotomy terjadi penurunan tekanan darah,
peningkatan suhu dan demam, pernapasan cepat dan dangkal.
4. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d agen cidera fisik
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
c. Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit
d. Kurang perawatan diri b/d kelemahan
e. Risiko infeksi d.d efek prosedur invasif
5. Intervensi
Nursing Nursing
4. Berikan teknik non 4. Membrikan teknik non
farmakologis untuk farmakologis misal, akupresur,
mengurangi nyari terapi pijat
5. Kontrol lingkungan 5. Mengontrol lingkungan yang dapat
memperberat nyeri
yang dapat memperberat
rasa nyeri
6. Fasilitasi istirahat dan 6. Menganjurkan untuk istirahat yang
tidur cukup
Edukasi Edukasi
7. Jelaskan penyebab,
7. Menjelaskan penyebab terjadinya
priode, dan pemicu nyeri
nyeri
8. Jelaskan strategi
8. Menjelaskan strategi meredakan
meredakan nyeri
nyeri
9. Anjarkan teknik non
9. Mengajarkan teknik
farmakologisuntuk
nonfsrmakologis, sepertiterapi pijat,
mengurangi rasa nyeri
relaksasi nafas dalam.
9. Menentukan pedoman
diet
10.Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
Edukasi
11.Berikan makanan tinggi 13. Menganjurkan posisi dukuk
kalori dan protein 14. Menganjurkan diet yang di
prograkan
12.Berikan suplemen Kolaborasi
makanan 15. Kolaborasi pemberian medikasi
Edukasi sebelum makan
16. Kolaborasi dengan ahli gizi
13.Anjurkan posisi duduk
14.Anjurkan diet yang di
programkan
Kolaborasi
15.Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan
16.Kolaborasi ahli gizi
untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrisi
DAFTAR PUSTAKA