Anda di halaman 1dari 65

Pelatihan EKG

Abnormalitas Atria, Hipertrofi Ventrikel


dan Defek Konduksi Intra Ventrikel

dr. Mirah Sanjiwani, SpJP, FIHA


Pendahuluan
Pendahuluan
Abnormalitas Atrium Kanan
 Gelombang P defleksi Pertama ECG akibat
aktivasi atria
 P wave is smooth and well rounded
 ½ Aktivasi atrium kanan dan ½ aktivasi
atrium kiri
 Durasi P ≤ 2.5 kotak kecil (≤ 0.1 scd)
 Amplitudi P ≤ 2.5 kotak kecil (≤ 0.25 mV)
 (P positif V3-V6), (Positif, bifasik, inverted di
V1-V2), Positif di lead II
Abnormalitas Atrium Kanan (AAKa)

AAKa biasanya berhubungan dengan kelainan katup


dan ventrikel
 Penyakit Pulmonal (Asma bronkial, emboli paru,
bronkitis dan empisema) dan
 PJB (PV stenosis, kelainan katup trikuspid,
ASD, Hipertensi Pulmonal, Ebstein’s anomaly
dan TOF)
Abnormalitas Atrium Kanan (AAKa)
Abnormalitas Atrium Kanan (AAKa)

Kriteria EKG untuk AAKa :


 P tinggi dan lancip di II, III dan aVF : tinggi > 2.5
mm dan durasi / interval tidak berubah ≤ 0.11 detik.
 Aksis bergeser ke kanan

 Bentuk gelombang P pada AAKa sering disebut "P


pulmonale"
Abnormalitas Atrium Kanan (AAKa)
Abnormalitas Atrium Kiri
Abnormalitas Atrium Kiri (AAKi)
Penyebab AAKi :
 Penyakit jantung katup (AS, AR, MR dan MS)
 Disfungsi sistolik dan diastolik oleh berbagai
sebab (HHD, CAD, Kardiomiopati)
 Sering ditemukan pada pasien dengan LVH
Abnormalitas Atrium Kiri (AAKi)
Kriteria EKG untuk AAki :
 Aksis bergeser ke kiri
 Amplitudo tidak berubah signifikan
 Baik diliat di lead I, II, aVF dan V1
 Interval / durasi P melebar > 2.5 mm / > 100 msec
 Sering gelombang P berlekuk karena mempunyai 2
puncak.
 Defleksi terminal di V1 negatif dengan lebar > 0.04
detik dan dalam > 1 mm
 Kriteria ini disebut kriteria Morris.
 Bentuk P pada AAKi sering disebut "P mitrale"
Abnormalitas Atrium Kiri (AAKi)
Abnormalitas Atrium Kiri (AAKi)
Abnormalitas Atrium Kiri (AAKi)
Abnormalitas Atrium Kiri (AAKi)
Abnormalitas Atrium Kiri (AAKi)
Hipertrofi Ventrikel Kiri
Hipertrofi Ventrikel Kiri (HVKi)
Hipertrofi Ventrikel Kiri (HVKi)
Hipertrofi Ventrikel Kiri (HVKi)
1. Abnormalitas komplek QRS
 S dalam di V1/V2 > 30 mm
 R yang tinggi di V5/V6 > 30 mm
 S di V1 + R di V5/V6 > 35 mm
 R tinggi di aVL > 11 mm
 R tinggi atau S dalam di lead ektremitas > 20 mm
 R di aVL + S di V3 > 28 mm (pria) dan > 20 mm
(wanita)
 Total amplitudo komplek QRS di 12 lead > 175
mm
 Onset defleksi intrinsikoid > 0.05 scd di V5 / V6
 Durasi QRS komplek > 0.09 scd
 Deviasi aksis kiri ≥ -30º
Hipertrofi Ventrikel Kiri (HVKi)

2. AAKi
3. Abnormalitas segmen ST dan gelombang T
 ST depresi dan T inversi di lead yang R nya tinggi
(ventrikel strain)
Hipertrofi Ventrikel Kiri (HVKi)
Hipertrofi Ventrikel Kiri (HVKi)
Beberapa catatan tentang HVKi :

 Pada HVKi yang disebabkan karena beban tekanan,


gambaran EKG terutama menunjukkan R yang tinggi
disertai depresi ST dan inversi T pada sandapan
ventrikel kiri ( V5 dan V6 )

 Pada HVKi yang disebabkan karena beban volume,


gambaran EKG terutama menunjukkan aktivasi septal
awal yang menonjol, yaitu adanya gelombang Q di I,
aVL, V5 dan V6 dan gelombang R yang menonjol di V1
dan V2.
Hipertrofi Ventrikel Kiri (HVKi)
Hipertrofi Ventrikel Kanan
Hipertrofi Ventrikel Kanan (HVKa)

Penyebab HVKa :
 PJB (PS, ASD, TOF atau Eisenmenger’s
syndroma)
 Penyakit Paru Menahun (PH)
 MS dengan Abnormalitas atrium kiri
Hipertrofi Ventrikel Kanan (HVKa)
Hipertrofi Ventrikel Kanan (HVKa)
Kriteria EKG untuk HVKa :
• Abnormalitas komplek QRS
• RAD ≥ 90º
• Komplek qR di V1
• Gelombang R ≥ 7 mm di V1
• Gelombang R lebih tinggi dibanding S di V1
(rasio R/S ≥ 1)
• Defleksi intrinsikoid di V1 > 0.03 scd
• Komplek rS di V1-V6 dengan RAD
• S1S2S3 pattern pada orang dewasa
• Abnormalitas gelombang P
• AAKa (P-Pulmonal)
• Abnormalitas segmen ST dan gelombang T
• Depresi ST dan T inversi di sadapan prekordial
( V1& V2)
Hipertrofi Ventrikel Kanan (HVKa)

Beberapa catatan tentang HVKa :


 Diagnosa HVKa pada EKG mempunyai sensitivitas
yang rendah tapi spesifisitas yang tinggi.
 Kriteria EKG untuk HVKa yang paling kuat ialah
rasio R/S di V1.
Hipertrofi Ventrikel Kanan (HVKa)
HVKa dibagi menjadi 3 tipe :
1. Tipe A HVKa:
• Tipe tersering dikenali
• R tinggi di V1, bisa juga V2/V3
• R biasanya monofasik (tanpa S di V1)
• Bila dengan gelombang S rasio R/S>1
dan S di V5/V6 dalam dibandingkan R
• Tebal Ventrikel Kanan lebih besar
dibandingkan ventrikel kiri
• Sering ditemukan pada PS, PPH, MS
dengan PH berat
• RAD +120º
Hipertrofi Ventrikel Kanan (HVKa)
HVKa dibagi menjadi 3 tipe :
2. Tipe B :
• Gelombang R di V1 sedikit lebih besar
dibanding S dengan rasio R/S ≥ 1
• Gambaran rsr’ di V1
• Komplek QRS di V5/V6 hampir sama
dengan gambaran normal
• Biasanya ditemukan pada ASD atau MS
dengan PH ringan-sedang
• Frontal axis 90º
Hipertrofi Ventrikel Kanan (HVKa)
HVKa dibagi menjadi 3 tipe :
3. Tipe C :
• Sulit dikenali karena gelombang R di V1
tidak tinggi dan lebih kecil dibanding
dengan gelombang S
• S dalam di V1 & V2 bahkan sampai V6
• rS komplek di V1-V6
• R di V6 lebih rendah dari S
• QRS axis ≤ 90º
• Biasanya diakibatkan oleh PPOK atau
manifestasi akut seperti pada emboli paru
Defek Konduksi Intraventrikuler
Defek Konduksi Intraventrikuler

Menurut tempatnya, blok intraventrikuler


dapat dibagi :
• Blok Cabang Berkas Kanan ( BCBKa )
• Blok Cabang Berkas Kiri ( BCBKi )
• Blok Intraventrikuler Nonspesifik
• Blok Fasikuler :
1. Blok Fasikuler Kiri Anterior
2. Blok Fasikuler Kiri Posterior.
Defek Konduksi Intraventrikuler
Blok Cabang Berkas Kanan (BCBka)
 Komplek QRS lebar ≥ 0.12 scd
– Sadapan prekordial kanan V1
 R yang lebar dengan rSR’ / rR’ biasanya
konfigurasi M shaped
 onset defleksi intrinsikoid memanjang >
0.05 scd
– Sadapan Prekordial Kiri V6
S yang lebar dengan qRS, RS, rS
 onset defleksi intrinsikoid normal ≤ 0.05
scd
– Sadapan ektremitas
S lebar I & aVL
Normal Axis QRS
Blok Cabang Berkas Kanan (BCBka)
Segmen ST dan Gelombang T
– (biasanya diskordan dengan QRS komplek)
– Tidak masuk dalam kriteria RBBB
Sadapan prekordial Kanan V1/V2
– ST segmen isoelektrik / depresi
– Inversi T
Sadapan prekordial kiri V5/V6
– ST segmen isoelektrik / elevasi
– T upright
Blok Cabang Berkas Kanan (BCBka)

Bila interval QRS 0.10 - 0.12 detik, maka


disebut BCBKa inkomplit.

Bila interval QRS > 0.12 detik, maka disebut


BCBKa komplit.
Blok Cabang Berkas Kanan (BCBka)
Blok Cabang Berkas Kanan (BCBka)
Blok Cabang Berkas Kanan (BCBka)
Blok Cabang Berkas Kiri (BCBki)

Gambaran EKG pada BCBKi :


QRS lebar ≥ 0.12 scd
• Sadapan prekordial kanan V1
• QS yang dalam/ rS komplek
• onset defleksi intrinsikoid normal ≤ 0.03 scd
• Sadapan prekordial kiri V6
• Monofasik R dengan rR’, RR’ atau konfigurasi
M-shaped
Blok Cabang Berkas Kiri (BCBki)

ST segment dan gelombang T searah dengan


arah QRS komplek
• Sadapan prekordial kanan V1
• elevasi segmen ST
• upriht T
• Sadapan prekordial kiri
• Depresi segmen ST
• Inversi T
Blok Cabang Berkas Kiri (BCBki)
Blok Cabang Berkas Kiri (BCBki)
Blok Cabang Berkas Kiri (BCBki)
LAFB
LAFB
LPFB
LPFB
Tabel abnormalitas konduksi intraventrikel
Summary
 Kriteria untuk mendiagnosa hipertrofi bervariasi

 AAKi : P Mitral

 AAKa : P Pulmonale

 LVH : Sokolow and Lyon, Cornell, Roberts, dan Romhilt-estes

 RVH : R/S Ratio di V1

 LBBB : absent q wave I dan aVL, QS complex V1-V2, Lebar QRS >

0.12 detik

 RBBB : RsR’ V1-V2, Rabbit ear, S dalam dan lebar I, aVL, V5-V6,

QRS > 0.12 detik


Thank you

Anda mungkin juga menyukai