STIKES HAMZAR
TAHUN 2022
KATAPENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh
manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materil, sehingga makalah
ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.Sangat disadari bahwa dengan
kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis, walaupun telah dikerahkan segala
kemampuan untuk lebih teliti, tetapi masih dirasakan banyak kekurangan, oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran yang membangun agar Makalah
ini bermanfaat bagi yang membutuhkan. Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah
ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi,
teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari makalah yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
HARGA DIRI RENDAH sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seseorang dengan konsep diri yang positif dapat mengeksplorasi dunianya secara
terbuka dan jujur karena latar belakang dan penerimaanya sukses,konsep diri yang
positif berasal dari pengalaman yang positif mengarah pada kemampuan pemahaman.
Konsep diri yang negative dapat di lihat dari hubungan individu dan social
yang mal adaptif.
Aktualisasi diri merupakan respon yang adaptif yang tertinggi karena individu
dapat mengekspresikan kemampuan yang dimilikinya .Konsepdiri yang positif adalah
individu dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya secara jujur dan
dalam menilai suatu masalah individu berfikir secara positif dan realistic .Apabila
individu menggunakan koping yang destruktif dia akan mengalami
kecemasan,sehingga menimbulkan rasa bermusuhan yang di lanjutkan dengan
individu menilai dirinya rendah,tidak berguna,tidak berdaya,tidak berarti takut dan
mengakibatkan perasaan bersalah. Rasa bersalah ini akan berlangsung terus yang
dapat menimbulkan respon yang mal adaptif berupa kekacauan identitas,harga diri
yang rendah dan depersonalisasi.
Keterangan:
-Respon adaptif adalah respon yang di hadapi klien bila klien menghadapi dapat
menyelesaikan secara baik antara lain:
a. Aktualisasi diri
Kesadaran akan diri berdasarkan konservasi mandiri termasuk persepsi masa lalu
akan diri dan perasaannya
b. Konsep diri positif
Menunjukkan individu akan sukses dalam menghadapi masalah
Respon mal adaptif adalah respon individu dalam menghadapi masalah di mana
individu tidak mampu meremehkan masalah tersebut. Respon mal-adaptif gangguan
konsep diri adalah
b. Kekacauan identitas
Identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak memberikan kehidupan dalam
mencapai tujuan
c. Depoersonalisasi (tidak mengenal diri)
Tidak mengenal diri yaitu mempunyai keperibadian yang kurang sehat,tidak
mampu berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya diri
atau tidak dapat membina hubungan dengan orang lain.
3. komponen Konsep Diri
Citra diri atau gambaran diri adalah sikap individu mempersepsikan tubuhnya,
baik secara sadar maupun tidak sadar,meliputi,ukuran,fungsi,penampilan dan potensi
tubuh berikut bagian-bagiannya.(Sunaryo,2004).
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang di capai dengan
menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya.Harga
diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu di cintai,dihormati,dan di hargai.
Individu akan merasa harga dirinya tinggi bila sering mengalami
keberhasilan,sebaliknya individu akan merasa harga dirinya rendah apabila sering
mengalami kegagalan,tidak di cintai atau di terima lingkungan (Suliswati,2009).
Harga diri adalah penilaian individu terhadap hasil yang di capai,dengan cara
menganalisis seberapa jauh prilaku individu tersebut sesuai dengan ideal diri. Harga
diri dapat di peroleh melalui orang lain dan diri sendiri. (Sunaryo,2004).
d.Peran (Self-Role)
Performa peran adalah serangkaian pola sikap perilaku yang di harapkan oleh
lingkungan social berhubungan dengan fungsi individu berbagai kelompok
social.Peran yang ditetapkan adalah peran yang di jalani dan seseorang tidak
mempunyai pilihan.Peran yang di ambil adalah peran yang terpilih atau di pilih oleh
individu (Stuart,Gail W.,2006).
Menurut Stuart dan Sunden (dikutip oleh Salbiah, 2003) penyesuaian individu
terhadap perannya dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu :
1) Kejelasan perilaku yang sesuai dengan perannya serta pengetahuan yang spesifik
tentang peran yang diharapkan
2) Kejelasan budaya dan harapannya terhadap perilaku perannya
3) Konsistensi respon orang yang berarti atau dekat dengan perannya
4) Pemisahan situasi yang dapat menciptakan ketidak selarasan
1) Transisi perkembangan
Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pola identitas. Setiap
perkembangan harus dilalui individu dengan menjelaskan tugas perkembangan yang
berbeda-beda. Hal ini dapat merupakan stresor bagi konsep diri
2) Transisi situasi
Transisi situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau berkurang orang
yang berarti melalui kelahiran atau kematian, misalnya status sendiri menjadi berdua
atau menjadi orang tua. Perubahan status menyebabkan perubahan yang dapat
menimbulkan ketegangan peran yaitu konflik peran, peran tidak jelas atau peran
berlebihan.
3) Transisi sehat sakit
Stresor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan berakibat
perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen
konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri, peran dan harga diri. Masalah konsep
diri dapat dicetuskan oleh faktor psikologis, sosiologi atau fisiologi, namun yang
penting adalah persepsi klien terhadap ancaman.
e. Identitas diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari
observasi dan penilaian terhadap dirinya, menyadari individu bahwa dirinya berbeda dengan
orang lain (Suliswati,2009).
Identitas diri adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengamatan dan
penilaian, sebagai sintesis semua aspek konsep diri dan menjadi satu kesatuan yang utuh
(Sunaryo,2004)
Identitas diri merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan
yang utuh, tidak dipengaruhi oleh pencapaian tujuan atribut/ jabatan dan peran. Seseorang
yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan
orang lain, dan tidak ada duanya. Kemandirian timbul dari perasaan berharga (respek pada
diri sendiri), kemampuan dan penguasaan diri (Suliswati, 2009)
1) Memahami diri sendiri sebagai organisme yang utuh, berbeda dan terpisah dari
orang lain
2) Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat
3) Mengakui jenis kelamin sendiri
4) Menyadari hubungan masa lalu, sekarang, dan masa yang akan dating
5) Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keserasiaan dan
keselarasaan
6) Mempunyai tujuan hidup yang bernilai dan dapat direalisasikan
1) Mengenal diri sebagai organisme yang utuh terpisah dari orang lain
2) Mengakui jenis kelamin sendiri
3) Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan
4) Menilai diri sendiri sesuai dengan penilaian masyarakat
5) Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang akan dating
6) Mempunyai tujuan yang bernilai yang dapat dicapai/direalisasikan
4. Keperibadian Yang Sehat
Ciri- ciri individu yang mempunyai keperibadian sehat (Suliswati, 2009) :
a. Citra tubuh positif dan akurat
Kesadaran akan diri bersadar atas observasi mandiri dan perhatian yang sesuai
akan kesehatan diri termasuk persepsi saat ini dan yang lalu akan diris endiri
dan perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi tubuh
b. Ideal diri realistis
Individu yang mempunyai ideal diri realistis akan mempunyai tujuan hidup
yang dapat dicapai
c. Harga diri tinggi
Individu yang mempunyai harga diri tinggi akan memandang dirinya sebagai
seseorang yang berarti dan bermanfaat
d. Penampilan peran memuaskan
Individu dengan penampilan peran memuaskan akan dapat berhubungan
dengan orang lain secara intim dan mendapat kepuasaan. Ia dapat
mempercayai dan terbuka pada orang lain dan membina hubungan
interdependen
e. Identitas jelas
Individu merasakan keunikan dirinya yang memberi arah kehidupan dalam
mencapai tujuan
a. Faktor predisposisi
1) Faktor – faktor predisposisi gangguan citra tubuh (Suliswati, 2009) :
a) Kehilangan/kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)
b) Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh (akibat
pertumbuhan dan perkembangan atau penyakit)
c) Proses patologik penyakit ddan damfaknya terhadap struktur
maupun fungsi tubuh
d) Prosedur pengobatan (radiasi, kemoterapi, trasplantasi
2) Faktor predisposisi gangguan harga diri (Suliswati, 2009) :
a) Penolakan dari orang lain
b) Kurang penghargaan
c) Pola asuh yang salah : terlalu dilarang, terlalu dikontrol, terlalu
dituruti, terlalu dituntut dan tidak konsisten
d) Persaingan antar-saudara
e) Kesalahan dan kegagalan yang berulang
f) Tidak mampu memcapai standar yang ditentukan.
a) Transisi peran yang sering yerjadi pada proses perkembangan, perubahan situasi dan
keadaan sehat sakit.
b) Ketegangan peran, ketika individu menghadapi dua tantangan yang bertentangan
secara terus menerus yang belum terpenuhi.
c) Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya tentang harapan peran yang
spesifikdan bingung tentang tingkah laku peran yang sesuai.
d) Peran yang terlalu banyak
1). Trauma
Masalah spesifiksehubungan dengan konsep diri adalah sesuatu yang membuat individu
sulit menyesuaikan diri tidak dapat menerima khususnya trauma emosi seperti penganiayaan
fisik, seksual dan fsikologispada masa anak-anak atau merasa terancam kehiduoannya atau
menyaksikan kejadian beruoa tindakan kejahatan ( Susilawati, 2009) .
3). Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi( Stuart, Gail W, 2007).
6. Sumber Koping
Mekanisme kopingtermasuk pertahanan koping jangka pendek atau jangka panjang serta
penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi
persepsi diri yang menyakitkan (Stuart, Gail W, 2006).
1. Pengertian
2. Faktor predisposisi
a. Trauma
Masalah spesifik klien dengan HDR adalah situasi yang membuat individu
sulit menyesuaikan diri atau tidak dapat menerima khususnya trauma emosi seperti
penganiayaan fisik, seksual, dan psikologis pada masa anak-anak atau merasa
terancam kehidupannya atau menyaksikan kejadian berupa tindakan kejahatan.
b. Ketegangan peran
Ketegangan peran adalah perasaan frustasi ketika individu merasa tidak adequat
melakukan peran atau melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya.
Ketegangan peran ini sering dijumpai saat terjadi konflik peran, keraguan peran
dan terlalu banyak peran. Konflik peran terjadi saat individu menghadapi dua harapan
yang bertentangan dan tidak dapat dipenuhi (Suliswati, 2005).
Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan
individu mengalaminya sebagai frustasi (Stuart, 2006).
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Pada umumnya identitas yang dikaji pada klien dengan HDR adalah biodata
meliputi : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk RSJ dan nomor register. Sedangkan
penanggung jawab meliputi : nama, umur, hubungan keluarga dan alamat keluarga.
b. Alasan masuk rumah sakit
Merupakan penyebab klien dibawa kerumah sakit, pada umumnya alasan masuk
rumah sakit pada klien dengan masalah keperawatan utama HDR adalah klien
mengatakan dirinya tidak berguna, klien mengatakan malas melakukan apa-apa.
c. Predisposisi
Faktor predisposisi klien dengan masalah utama HDR umumnya adalah pernah
atau tidaknya mengalami gangguan jiwa, usaha pengobatan bagi klien yang telah
mengalami gangguan jiwa karena semakin sering masuk rumah sakit jiwa dan gagal
dalam pengobatan sebelumnya maka prognosa klien semakin jelek, trauma psikis
seperti penganiayaan, penolakan, kekerasan dalam keluarga dan keturunan yang
mengalami gangguan jiwa serta pengalaman yang tidak menyenangkan bagi klien
sebelum mengalami gangguan jiwa.
d. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi tanda vital, pada umumnya tekanan darah dan
frekuensi nadi klien semakin lama semakin menurun karena aktivitas fisik menurun,
penurunan relatif lambat, demikian juga berat badan menurun, karena asupan kurang
adequat, tinggi badan relatif tetap dan keluhan biasanya pusing, gangguan tidur
terutama dini hari dan perawatan diri sangat memerlukan bantuan.
e. Aspek psikososial
1) Genogram
Pada umumnya menggambarkan struktur keluarga
2) Konsep diri
Pada umumnya klien dengan masalah keperawatan utama HDR mengalami
gangguan seperti : tidak menerima bagian tubuhnya, merasa tidak berharga, hidup
tidak berguna, tidak mampu mempertahankan kontak mata, sering memalingkan
wajah, tidak mampu membentuk identitas diri, tidak mampu berperan sesuai dengan
umur atau profesinya.
3) Hubungan sosial
Pada umumnya klien dengan masalah keperawatan utama HDR mengalami gangguan
seperti merasa kehilangan orang yang berarti, tidak pernah melakukan kegiatan
kelompok atau masyarakat dan mengalami hambatan dalam pergaulan.
4) Status spiritual
Biasanya spiritual pada klien dengan masalah utama HDR tidak mengalami
gangguan dalam melaksanakan ibadah.
f. Status mental
1) Penampilan
Biasanya klien berpenampilan tidak rapi, rambut acak-acakan, kulit kotor, gigi
kuning, klien tidak mengetahui kapan dan dimana harus mandi, tetapi penggunaan
pakaian sesuai dengan keadaan.
2) Pembicaraan
Pada umumnya klien tidak mampu memulai pembicaraan, bila berbicara topik yang
dibicarakan tidak jelas atau kadang menolak diajak bicara.
3) Aktivitas motorik
Umumnya klien tampak lesu, tidak bergairah dalam beraktivitas.
4) Alam perasaan
Biasanya klien tampak putus asa dan dimanifestasikan dengan sering melamun.
5) Afek
Afek klien biasanya sesuai, yaitu ekpresi wajah dan perasaannya sesuai (Apropiate
afect).
6) Interaksi selama wawancara
Biasanya klien menunjukkan tidak mampu mempertahankan kontak mata, menunduk
dan kadang-kadang menolak untuk berbicara dengan orang lain.
7) Persepsi
Pada umumnya klien dengan masalah utama HDR tidak mengalami perubahan
persefsi sensori.
8) Isi pikir
Biasanya tidak mengalami gangguan isi pikir, baik waham maupun depersonalisasi
atau waham curiga.
9) Proses pikir
Biasanya terlambat sehingga klien kadang jarang mau bicara
10) Kesadaran
Biasangnya klien dengan masalah utama HDR tidak mengalami gangguan
kesadaran.
11) Memori Biasanya tidak mengalami gangguan memori, dimana klien mampu
mengingat hal-hal yang telah terjadi.
12) Konsentrasi dan berhitung Pada umumnya tidak mengalami gangguan dalam
konsentrasi dan berhitung.
14) Daya tilik diri Klien biasanya mengingat penyakit yang dideritanya.
2. SIAGNOSA KEPERAWATAN
POHON MASALAH
Pasien Keluarga
SP l p SPI k
1. Mengidentifikasi kemampuan 1. Mendiskusikan masalah
dan aspek positif yang dimiliki dirasakan keluarga dalam
pasien pasien.
2. Membantu pasien menilai 2. Menjelaskan pengertian,tanda
kemampuan pasien yang masih dan gejala harga diri rendah
dapat digunakan. yang dialami pasien beserta
3. Membantu pasien memilih proses terjadinya.
kegiatan yang akan dilatih 3. Menjelaskan cara-cara merawat
sesuai kemampuan pasien. pasien harga diri rendah.
4. Melatih pasien sesuai
kemampuan yang dipilih
5. Memberikan pujian yang wajar SPII k