Anda di halaman 1dari 12

ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN MOTIVASI, SARANA


PRASARANA, BUDAYA, DAN
DUKUNGAN BIDAN TERHADAP
PERILAKU PUS DALAM PENGGUNAAN IUD

Disusun Oleh
NINING ROSMIYATI NDOLU
07180100383

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
TAHUN 2019
1

Hubungan Motivasi, Sarana Prasarana, Budaya, Dan Dukungan Bidan


Terhadap Perilaku PUS Dalam Penggunaan IUD
Tahun 2019

Nining Rosmiyati Ndolu 1, Milka Anggreni Karubuy 2


Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
1,2

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju


Jln. Harapan No. 50 Lenteng Agung – Jakarta Selatan 12610, Indonesia
Telp. (021) 78894045 Email: 1 niningndolu1995@gmail.com,2 milkaemail01@gmail.com

Abstrak
IUD atau AKDR adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau
juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan kebanyakan mempunyai benang.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan motivasi, sarana prasarana, budaya dan dukungan bidan terhadap
perilaku PUS dalam penggunaan IUD di Puskesmas Oelaba, Rote Ndao Tahun 2018. Jenis penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan metode analitik observasional yang menggunakan desain cross
sectional, yaitu variabel independen diteliti dalam waktu yang sama. Populasi dalam penelitian ini berjumlah
100 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Data yang diperoleh menggunakan SPSS versi 18. Hasil penelitian motivasi terhadap
perilaku penggunaan IUD dengan nilai p value=0,001 < 0,05 dengan OR 11,400, sarana prasarana nilai p value=
0,009 < 0,05 dengan OR 6,080, budaya nilai p value= 0,008 < 0,05 dengan nilai OR 6,229, dan dukungan bidan
nilai p value= 0,011 < 0,05 dengan OR 5,556. Maka dapat kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara hubungan motivasi, sarana prasarana, budaya, dan dukungan bisan terhadap perilaku PUS dalam
penggunaan IUD di Puskesmas Oelaba, Rote Ndao. Sarannya diharapkan Puskesmas dapat memperbaiki
pelayanan kesehatan khususnya masalah yang berkaitan dengan IUD dan bagi peneliti lain diharapkan dapat
menjadi referensi atau masukan.
Kata Kunci : iud, motivasi, sarana prasarana, bidan

Abstract
An IUD or AKDR is a small object made of flexible plastic, has a copper twist or also contains hormones and is
inserted into the uterus through the vagina and most have threads. The aim of the study was to determine the
relationship between motivation, facilities, culture and midwife support for EFA behavior in IUD use at Oelaba
Health Center, Rote Ndao in 2018. This type of research uses a quantitative method with an observational
analytic method that uses a cross sectional design, namely the independent variables are examined at the same
time. The population in this study amounted to 100 people. The sample in this study were 50 respondents. Data
collection is done using a questionnaire. Data obtained using SPSS version 18. The results of the research
motivation on the behavior of the use of IUDs with the value of p value = 0.001 <0.05 with OR 11,400,
infrastructure facilities the value of p value = 0.009 <0.05 with OR 6.080, culture p value = 0.008 <0.05 with a
value of OR 6.229 and midwife support p value = 0.011 <0.05 with OR 5.556. Then it can be concluded that
there is a significant relationship between the relationship of motivation, infrastructure, culture, and support for
the behavior of EFA in the use of IUD at Oelaba Health Center, Rote Ndao. He suggested that the Puskesmas be
able to improve health services, especially problems related to IUD and for other researchers it is hoped that
they could be a reference or input.
Key Words: iud, motivation, infrastructure facilities, midwives
Pendahuluan kontrasepsi modern telah meningkat tidak
signifikan dari 54% pada tahun 1990 menjadi
Program Keluarga Berencana yang kita
57,4% pada tahun 2014. Secara regional,
kenal seperti sekarang ini adalah buah
proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun
perjuangan yang cukup lama yang dilakukan
melaporkan penggunaan metode kontrasepsi
oleh tokoh-tokoh atau pelopor dibidang itu,
modern telah meningkat minimal 6 tahun
baik didalam maupun diluar negeri. Di luar
terakhir. Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%,
negeri upaya keluarga berencana mula-mula
di Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi
timbul atas prakarsa kelompok orang-orang
61,6%, sedangkan Amerika Latin dan Karibia
yang menaruh perhatian pada masalah
naik sedikit dari 66,7% menjadi 67,0%.
kesehatan ibu, yaitu pada awal abad 19 di
Diperkirakan 225 juta perempuan dinegara-
Inggris. Hal tersebut sejalan dengan
negara berkembang ingin menunda atau
ditinggalkannya cara-cara mengatur kehamilan
menghentikan kesuburan tetapi tidak
secara tradisional dan dimulai digunakannya
menggunakan metode kontrasepsi apapun
alat-alat kontrasepsi yang memenuhi syarat
dengan alasan sebagai berikut: terbatas pilihan
medis, maka dimulailah usaha-usaha keluarga
metode kontrasepsi dan pengalaman efek
berencana di abad modern, dengan tujuan dan
samping, kebutuhan yang belum terpenuhi
sasaran yang lebih luas, tidak terbatas pada
untuk kontrasepsi masih terlalu tinggi,
upaya mewujudkan kesehatan ibu dan anak
ketidakadilan didorong oleh pertumbuhan
dengan cara membatasi kehamilan/kelahiran
populasi.(4)
saja.(1)
Di Indonesia pada Januari 2017 terdapat
Keluarga Berencana (KB) adalah usaha
sebanyak 657.724 peserta. Mayoritas peserta
suami-istri untuk mengukur jumlah dan jarak
KB baru bulan januari 2017 didominasi oleh
anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud
peserta KB yang menggunakan kontrasepsi
termasuk kontrasepsi atau pencegahan
non jangka panjang (Non MKJP) yaitu sebesar
kehamilan dan perencanaan keluarga. Prinsip
82,97% (545.705 jiwa) dari seluruh peserta KB
dasar metode kontrasepsi adalah mencegah
baru. Jenis KB yang masuk ke dalam kategori
sperma laki-laki mencapai dan membuahi sel
Non MKJP antara lain suntik, pil, dan kondom.
telur wanita supaya tidak berkembang didalam
Sedangkan peserta KB baru yang
rahim.(2) Pelayanan KB merupakan salah satu
menggunakan kontrasepsi jangka panjang
paket pelayanan kesehatan reproduksi esensial
(MKJP) yaitu vasektomi, tubektomi, IUD dan
yang perlu mendapatkan perhatian yang serius,
Implant hanya sebesar 17,03% (112.019 jiwa).
karena dengan mutu pelayanan KB berkualitas
Untuk KB pasca persalinan terdapat 83.293
diharapkan akan meningkatkan tingkat
peserta juga mayoritas masih menggunakan
kesehatan dan kesejahteraan. Perilaku
non metode kontrasepsi jangka panjang yaitu
seseorang pemakaian kontrasepsi selain itu
sebesar 72,45% dan untuk penggunaan metode
ditujukan untuk merencanakan kapan
kontrasepsi jangka panjang sebesar 27,45%.(5)
kehamilan akan berlangsung, ditujukan pula
untuk mengatur jarak antara kelahiran pertama Kabupaten Rote Ndao pada tahun 2017
dengan kehamilan selanjutnya.(3) memiliki Pasangan Usia Subur sebanyak
19.359 jiwa. Namun, penggunaan IUD di
Dampak kesehatan yang terjadi bila PUS
Kabupaten ini masih terbilang rendah yaitu
tidak menggunakan kontrasepsi KB IUD
hanya sebanyak 60 akseptor dibandingkan
adalah terjadinya kehamilan yang tidak
dengan kontrasepsi suntik sebanyak 1.198
terkontrol, jadi ibu disarankan untuk
akseptor, Implant sebanyak 290 akseptor,
menggunakan alat kontrasepsi IUD untuk bisa
kondom 31 akseptordan kontrasepsi Pil
menjarangkan kehamilan, durasi kontrasepsi
sebanyak 367 akseptor.
yang ditawarkan juga cukup lama yaitu 5-10
tahun. Perilaku PUS dalam penggunaan alat
kontrasepsi IUD ini berhubungan dengan
Menurut World Health Organization
faktor-faktor predisposisi (predisposing factor)
(WHO) (2017) penggunaan kontrasepsi telah
yang meliputi pengetahuan PUS, sikap, tingkat
meningkat dibanyak bagian dunia, terutama di
pendidikan, jumlah anak dan keinginan
Asia dan Amerika Latin dan terendah di Sub-
memiliki anak lagi, faktor pendukung
Sahara Afrika. Secara global, pengguna
(enabling factor) yang meliputi tingkat
pendapatan keluarga dan fasilitas pelayanan diketahui sebanyak 303 akseptor dengan
KB, serta faktor pendorong (reinforcing penggunaan KB suntik sebanyak 147 orang,
factor) yang meliputi efek samping, peran serta IUD 10 orang, Pil 8 orang, Implant 94 orang,
suami, serta sikap dan perilaku petugas. MOW tidak ada, MOP 44 dan kondom tidak
Faktor-faktor tersebut saling berhubungan satu ada.
dengan yang lain dalam membentuk sebuah
Dilakukan wawancara awal dengan
perilaku.(6)
pertanyaan mengenai hubungan motivasi yaitu
Motivasi pada dasarnya merupakan “apa motivasi ibu menggunakan KB IUD”
dorongan yang timbul didalam diri seseorang Hasilnya dari 10 orang tersebut, 3 (30%) orang
terhadap situasi tertentu yang dihadapinya, menjawab bahwa motivasinya itu agar bisa
kemudian dihubungkan antara kebutuhannya menjarangkan kehamilan dan bisa juga
dengan situasi diluar objek tersebut dalam digunakan untuk wanita yang menderita
rangka memenuhi kebutuhan yang dimaksud. penyakit hipertensi, sedangkan 7 (70%) orang
Oleh sebab itu, motivasi adalah suatu alasan menjawabdengan alasan dilarang oleh suami
seseorang untuk bertindak dalam rangka untuk menggunakan KB. Pertanyaan mengenai
memenuhi kebutuhan hidupnya.(7) sarana prasarana yaitu “apakah tersedianya
transportasi yang bisa mengantar ibu ke
Sarana prasarana merupakan segala
puskesmas” Didapatkan 5 (50%) orang
sesuatu alat penunjang keberhasilan suatu
mendapat transportasi untuk ke puskesmas
proses upaya yang dilakukan didalam
sedangkan 5 orang (50%) menjawab bahwa
pelayanan publik, karena apabila hal ini tidak
tidak tersedianya alat trasportasi yang bisa
tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan
mengantar ibu ke puskesmas. Pertanyaan
tidak akan dapat mencapai hasil yang
mengenai budaya, yaitu “apakah budaya atau
diharapkaan sesuai dengan rencana.
kepercayaan mendukung ibu memakai KB”
Kurangnya sarana prasarana mengakibatkan
Didapatkan 4 (40%) orang mengatakan budaya
rendahnya PUS dalam pengunaan kontrasepsi,
mendukung memakai KB IUD sedangkan 6
hal ini juga disebabkan oleh budaya/
(60%) orang mengatakan budaya tidak
kepercayaan seorang PUS dan ketersedian
mendukung karena menurut kepercaayan
fasilitas pelayanan kesehatan yang kurang
mereka banyak anak banyak rejeki. Pertanyaan
memadai sehingga mempengaruhi seorang
mengenai dukungan tenaga kesehatan, yaitu
PUS dalam pemilihan kontrasepsi.(8)
“apakah tenaga kesehatan mendukung ibu
Budaya merupakan hal kompleks dalam pemelihan alat kontrasepsi IUD”
mencakup pengetahuan, kepercayaan, Didapatkan 6 (60%) orang mengatakan bahwa
kesenian, moral, hukum dan adat istiadat dan tenaga kesehatan memberikan dukungan untuk
kemampuan yang lain serta kebiasaan yang pemelihan alat kontrasepsi sedangkan 4 (40%)
didapat oleh manusia sebagai anggota orang mengatakan tidak mendapat dukungan
masyarakat. Faktor budaya dapat dari tenaga kesehatan dalam pemelihan alat
mempengaruhi ibu dalam memilih kontrasepsi kontrasepsi.
IUD karena disebabkan oleh pengetahuan yang
Tujuan menggunakan KB IUD adalah
rendah, serta masyarakat masih berpegang
untuk meningkatkan kesejateraan ibu, anak
teguh pada budaya dan nilai yang diyakini,
dalam rangka mewujudkan NKKBS ( Normal
sebagian dari masyarakat yang ada di NTT
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang
khususnya Rote Ndao juga masih
menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang
mempercayai bahwa banyak anak banyak
sejahtera dengan mengendalikan kelahiran
rejeki sehingga hal tersebut menyebabkan
sekaligus menjamin terkendalinya pertambaha
sebagian orang atau masyarakat enggan untuk
n penduduk.
menggunakan alat kontrasepsi.(9)
Berdasarkan latar belakang diatas maka
Berdasarkan hasil survei awal yang
penulis tertarik untuk meneliti tentang “
dilakukan penulis di Puskesmas Oelaba
Hubungan Motivasi, Sarana Prasarana,
Kabupaten Rote Ndao diperoleh data sebanyak
Budaya, Dukungan Tenaga Kesehatan
100 pasangan usia subur pada bulan Januari –
Terhadap Perilaku PUS Dalam Penggunaan
Februari 2019. Akseptor KB aktif dari bulan
IUD Di Puskesmas Oelaba, Rote Ndao, NTT
Januari sampai dengan bulan Desember 2017
Tahun 2018.
Metode 15 pernyataan. Yang keempat sebanyak 15
Desain penelitian suatu strategi dalam pernyataan tentang dukungan bidan terhadap
mengidentifikasi permasalahan sebelum PUS dalam penggunaan IUD dan pada bagian
perencanaan akhir pengumpulan data dan kelima pernyataan tentang perilaku PUS dalam
digunakan untuk mendefenisikan struktur penggunaan IUD sebanyak 10 pernyataan.
dimana penelitian dilaksanakan. Jenis Dari pernyataan 1-65 menggunakan metode
penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode check list (√) dengan pilihan jawaban Sangat
analitik observasional yang menggunakan setuju, Setuju, Tidak setuju dan Sangat tidak
desain cross sectional, yaitu variabel setuju.
independen diteliti dalam waktu yang sama. Tahap dalam mengumpulkan data
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Oelaba yang dilakukan pertama yaitu peneliti
Rote-Ndao, NTT pada bulan Januari-Februari memperkenalkan diri kepada responden,
2019.(10) menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian,
Populasi adalah keseluruhan atau subjek serta menjamin kerahasiaan asta identitas serta
riset, dalam arti lain populasi dapat juga jawaban dari responden. Setelah disetujui
diartikan sebagai segala sesuatu yang memiliki responden, peneliti meminta responden untuk
nilai yang akan diteliti. Populasi dari penelitian menandatangani lembar persetujuan dan
ini adalah semua Pasangan Usia Subur yang kemudia dilakukan pengisian kuesioner.
berada di Puskesmas Oelaba Rote NTT bulan Peneliti juga menjelaskan cara mengisi
Januari- Februari sebanyak 100 orang.(11) kuesioner dan persilakan responden untuk
Sampel adalah sebagaian dari populasi bertanya jika tidak mengerti.
yang dengan cara tertentu dianggap Validitas berasal dari kata validity
representatif untuk mewakili populasi yang yang mempunyai arti sejumlah mana ketepatan
menjadi sasaran penelitian.(11) Sampel atau dan kecermatan suatu alat ukur dalam
responden yang dipilih tersebut dengan teknik mengukur suatu data. Misalnya seseorang
penentuan sampel berdasarkan faktor mengukur berat badan, maka ia harus
spontanitas, artinya siapa saja yang secara menggunakan timbangan berat badan. Dilain
tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan pihak jika seseorang cincin, maka ia harus
sesuai dengan karakteristik, maka orang menggunakan timbangan emas. Jadi dapat
tersebut dapat digunakan sebagai sampel disimpulkan bahwa timbangan emas valid
( accidental sampling ). Dalam penelitian ini untuk mengukur cincin, tetapi timbangan emas
sampel yang diambil sebanyak 100 orang di tidak valid untuk mengukur berat badan.
Puskesmas Oelaba Rote Ndao tahun 2019. Demikian pula kuesioner sebagai alat ukur
Syarat sampel atau surat informasi terdiri dari harus mengukur apa yag diukur.
bebrapa kriteria- kriteria diantaranya ada Dasar pengambilan keputusan
kriteria inklusi adalah karakteristik umum validitas suatu pernyataan adalah jika r hitung>
subjek populasi target yang terjangkau yang r tabel maka pernyataan tersebut dikatakan
akan diteliti. Kriteria eksklusi adalah valid, namun sebaliknya jika r hitung < tabel
karakteristik yang tidak termasuk dalam maka pernyataan tersebut dikatakan tidak
penelitian. Kriteria non inklusi adalah valid. Hasil uji kuesioner dalam penelitiaan ini
menghilangkan atau mengeluarkan subjek memiliki r tabel untuk n=20 orang
yang memenuhi kriteria inklusi dari studi menggunakan df=n-2 yaitu 18, maka r tabel
karena berbagai sebab.(11) adalah 0,444. Jika nilai r hasil diatas 0,444
dinayatakan valid, sedangkan jika r hasil
Alat pengumpul data yang dipakai dibawah 0,444 dinyatakan tidak valid.
dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
terdiri dari 5 bagian. Yang pertama berisikan Data yang telah diolah baik secara
pernyataan tentang motivasi PUS mengenai manual maupun dengan bantuan komputer
perilaku penggunaan IUD sebanyak 15 tidak akan ada maknanya apabila tidak
pernyataan. Yang kedua terdapat 10 dianalisis. Menganalisis data tidak hanya
pernyataan tentang sarana dan prasarana yang sekedar mendeskripsikan dan menginterpretasi
mendukung penggunaan IUD. Yang ketiga kan data yang telah diolah. Akhir dari analisis
tentang budaya yang mendukung/melarang data kita harus memperoleh makna atau arti
penggunaan IUD dengan pernyataan sebanyak dari hasil penelitian tersebut. Interpretasi data
mempunyai dua sisi, sisi yang sempit dan sisi Dukungan Bidan
yang luas. Interpretasi data dari sisi yang 1. Mendukung 24 28%
sempit hanya sebatas pada masalah penelitian 2. Tidak mendukung 26 52%
yang akan dijawab melalui data yang diperoleh Jumlah 50 100
tersebut. Sedangkan dari sisi luas, interpretasi Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2019
data berarti mencari makna data hasil Berdasarkan tabel I diketahui
penelitian dengan cara tidak hanya distribusi frekuensi berdasarkan tabel 1
menjelaskan hasil penelitian tersebut, tetapi diambil kesimpulan bahwa dari 50 responden,
juga melakukan inferensi atau generalisasi dari yang memiliki perilaku baik dalam
data yang kita peroleh melalui penelitian menggunakan IUD sebanyak 21 orang (42%)
tersebut. dan perilaku tidak baik sebanyak 29 orang (58,
Hasil yang memiliki motivasi mendukung dalam
menggunakan IUD sebanyak 28 orang (56%)
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik yang tidak mendukung untuk memakai IUD
Responden, Perilaku Penggunaan IUD, Motivasi sebanyak 22 orang (44%), yang menyatakan
Penggunaan IUD, Sarana Prasarana Terhadap
bahwa sarana parasarana yang mendukung
Penggunaan IUD, Budaya Terhadap Pengunaaan
IUD dan Dukungan Bidan Terhadap Penggunaan responden dalam menggunakan IUD sebanyak
IUD 26 orang (52%) yang mengatakan sarana
prasarana tidak mendukung sebanyak 24 orang
Frekuensi (48%), yang mengatakan bahwa budaya yang
Variabel
N % tidak mendukung penggunaan IUD sebanyak
Perilaku 31 orang (62%) dan yang mengatakan budaya
1. Baik 21 42% mendukung dalam menggunakan IUD
2. Tidak baik 29 58% sebanyak 19 orang (38%) dan yang
Jumlah 50 100 mengatakan dukungan bidan mendukung
Motivasi
dalam memakai IUD sebanyak 24 orang (28%)
1. Baik 28 56%
2. Tidak baik 22 44% sedangkan yang tidak mendukung
Jumlah 50 100 menggunakan IUD sebanyak 26 orang (52%)
Sarana Prasarana yang artinya bahwa banyak bidan yang masih
1. Mendukung 26 52% belum mendukung PUS untuk menggunakan
2. Tidak mendukung 24 48% IUD dilihat dari dukungan informasi,
Jumlah 50 100 dukungan emosional maupun dukungan
Budaya penghargaan. Ini juga dilihat dari kurangnya
1. Mendukung 19 38% kegiatan bidan dalam melakukan penyuluhan
2. Tidak mendukung 31 62% pada masyarakat mengenai kontrasepsi IUD.
Jumlah 50 100
Tabel 2.Hubungaan MotivasiTerhadap perilaku IUD, Sarana Prasarana dan Perilaku penggunaan IUD, Budaya
dan Perilaku Penggunaan IUD, Dukungan bidan dan Perilaku Penggunaan IUD tahun 2018

Perilku PUS dalam


penggunaan IUD Total OR
Variabel P. Value
Baik Kurang baik (95% CI)
N % N % N %
Motivasi
1. Baik 18 64,3 10 35,7 28 100 0,001 11,400
2. Tidak baik 3 13,6 19 86,4 22 100
Sarana Prasarana
1. Mendukung 16 61,55 10 38,5 26 100 0,009 6,080
2. Tidak mendukung 5 20,8 19 79,2 24 100
Budaya
1. Mendukung 13 68,4 6 31,6 19 100 0,008 6,229
2. Tidak mendukung 8 25,8 23 74,2 31 100
Dukungan Bidan
1. Mendukung 15 62,5 9 37,5 24 100
0,011 5,556
2. Tidak mendukung 6 23,1 20 76,9 26 100
Sumber: Hasil Olahan Data Tahun 2018

Hubungan motivasi baik dengan berperilaku tidak baik dibandingkan budaya


perilaku baik sebanyak 18 orang (64,3%), yang mendukung.
sedangkan responden yang memiliki motivasi Hubungan bidan mendukung
tidak baik dengan perilaku baik sebanyak 3 menggunakan IUD dan perilaku baik sebanyak
orang (13,6%). Hasil analisis hubungan antara 15 orang (62,5%), sedangkan responden yang
motivasi dengan perilaku penggunaan IUD menyatakan bidan yang tidak mendukung
diperoleh dengan nilai p=0,001 lebih kecil bila menggunakan IUD dengan perilaku tidak baik
dibandingkan dengan nilai ɑ = 0,05 sehingga sebanyak 6 orang (23,1%). Hasil analisis
dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan hubungan antara dukungan bidan dengan
antara motivasi dan perilaku penggunaan IUD. perilaku penggunaan IUD diperoleh dengan
Dari hasil analisis lebih lanjut didapat nilai nilai p = 0,011 lebih kecil bila dibandingkan
OR= 11,400 dengan 95% CI (2,695-48,227), dengan nilai ɑ = 0,05 sehingga dapat ditarik
artinya responden dengan motivasi baik kesimpulan bahwa ada hubungan antara
berpeluang 11,400 kali berperilaku lebih baik dukungan bidan dan perilaku penggunaan
menggunakan IUD dibandingkan dengan IUD. Dari hasil analisis lebih lanjut didapat
responden yang motivasi kurang baik. nilai OR = 5,556 dengan 95% CI (1,622-
19,025), artinya dukungan bidan yang tidak
Hubungan sarana prasarana yang
mendukung perilaku penggunaan IUD 5,556
mendukung dan perilaku baik sebanyak 16
orang (61,55%), sedangkan responden yang kali lebih besar dibandingkan dukungan bidan
menyatakan sarana prasarana tidak mendukung yang mendukung perilaku penggunaan IUD.
namun perilaku baik sebanyak 5 orang Pembahasan
(20,8%). Hasil analisis hubungan antara sarana
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini
prasarana dan perilaku penggunaan IUD
masih memiliki kelemahan dan keterbatasan
diperoleh dengan nilai P = 0,009 lebih kecil
yang harus diperbaiki dalam penelitian dimasa
bila dibandingkan dengan nilai ɑ =0,05,
yang akan datang. Interprestasi data yang
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
disajikan dalam penelitian ini berbentuk narasi
hubungan antara sarana prasarana dan perilaku
sehingga memudahkan pemahaman terhadap
penggunaan IUD. Dari hasil analisis lebih
hasil penelitian, yaitu diuraikan bahwa
lanjut lanjut didapat nilai OR = 6,080 dengan
berdasarkan teori yang ada dan dapat dilihat
95% CI (1,720-21,495), artinya sarana
adanya hubungan antara motivasi, sarana
prasarana yang baik berpeluang 6,080 kali
prasarana, budaya, dan dukubngan bidan
lebih mendukung berperilaku baik
terhadap perilaku penggunaan IUD di
dibandingkan sarana prasarana yang tidak
puskesmas oelaba rote ndao tahun 2018.
baik.
Hubungan Motivasi Terhadap Perilaku
Hubungan budaya mendukung
PUS Dalam Penggunaan IUD di Puskesmas
penggunaan IUD dengan perilaku baik
Oelaba, Rote Ndao, NTT
sebanyak 13 orang (68,4%), sedangkan
responden yang menyatakan budaya yang tidak
Berdasarkan hasil penelitian hubungan
mendukung dan perilaku baik sebanyak 8
Motivasi Terhadap Perilaku PUS Dalam
orang (25,8%). Hasil analisis hubungan antara
Penggunaan IUD diPuskesmas Oelaba, Rote
budaya dan perilaku penggunaan IUD
Ndao, NTT diperoleh nilai nilai p=0,001 lebih
diperoleh dengan nilai p = 0,008 lebih kecil
kecil bila dibandingkan dengan nilai ɑ = 0,05
bila dibandingkan dengan nilai ɑ = 0,05
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
hubungan antara motivasi dan perilaku
hubungan antara budaya dan perilaku
penggunaan IUD. Dari hasil analisis lebih
penggunaan IUD. Dari hasil analisis lebih
lanjut didapat nilai OR= 11,400 dengan 95%
lanjut didapat nilai OR= 6,229 dengan 95% CI
CI (2,695-48,227), artinya responden dengan
(1,770-21,920), artinya budaya yang tidak
motivasi baik berpeluang 11,400 kali
mendukung berpeluang 6,229 kali lebih besar
berperilaku lebih baik menggunakan IUD Hubungan Budaya Terhadap Perilaku PUS
dibandingkan dengan responden yang motivasi Dalam Penggunaan IUD di Puskesmas
kurang baik. Oelaba, Rote Ndao, NTT
Berdasarkan hasil penelitian yang Berdasarkan hasil penelitian dari Berdasarkan
dilakukan oleh Yuli Irawati yang berjudul hasil penelitian hubungan budaya terhadap
tentang Hubungan Motivasi terhadap Perilaku perilaku PUS dalam penggunaan IUD
Penggunaan IUD didesa Sumber Kabupaten diPuskesmas Oelaba, Rote Ndao, NTT
Rembang pada tahun 2014, dari 63 responden diperoleh dengan nilai P = = 0,008 lebih kecil
yang memiliki motivasi cukup sebanyak 29 bila dibandingkan dengan nilai ɑ = 0,05
orang (46,0%), motivasi kurang sebanyak 26 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
orang (41,3%), dan responden yang memiliki hubungan antara budaya dan perilaku
motivasi baik sebanyak 8 orang (12,7%). penggunaan IUD. Dari hasil analisis lebih
Berdasarkan analisis uji statistik dengan nilai lanjut didapat nilai OR= 6,229 dengan 95% CI
signifikasi 5% didapatkan hasil, ada hubungan (1,770-21,920), artinya budaya yang tidak
antara motivasi dengan peminatan akseptor KB mendukung berpeluang 6,229 kali lebih besar
IUD (p value= 0,000).(12) berperilaku tidak baik dibandingkan budaya
yang mendukung.
Hubungan Sarana Prasarana Terhadap
Perilku PUS Dalam Penggunaan IUD di Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Puskesmas Oelaba, Rote Ndao, NTT oleh Rizkiani tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan pengunaan AKDR di
Berdasarkan hasil penelitian hubungan
Wilayah kerja Puskesmas Kopandakan
Sarana Prasarana Terhadap Perilaku PUS
Gorontalo pada tahun 2012, dengan jumlah
Dalam Penggunaan IUD diPuskesmas Oelaba,
responden 100 orang menggunakan penelitian
Rote Ndao, NTT diperoleh dengan nilai P =
kuantitatif dengan desain case control
0,009 lebih kecil bila dibandingkan dengan
didapatkan hasil p = 0,002 yang menyatakan
nilai ɑ =0,05, sehingga dapat ditarik
adanya hubungan budaya dengan perilaku
kesimpulan bahwa ada hubungan antara sarana
penggunaan IUD dimana budaya adalah faktor
prasarana dan perilaku penggunaan IUD. Dari
dominan yang mempengaruhi penggunaan
hasil analisis lebih lanjut lanjut didapat nilai
IUD. Hasil analisis yang dilakukan oleh
OR = 6,080 dengan 95% CI (1,720-21,495),
Vinsensius Sihombing tentang Pengaruh
artinya sarana prasarana yang baik berpeluang
Budaya, Kepercayaan, Nilai, Kekerabatan
6,080 kali lebih mendukung berperilaku baik
Terhadap penggunaan IUD di Kecamatan
dibandingkan sarana prasarana yang tidak
Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang tahun
baik.
2011 dengan uji chi square antara kepercayaan
Berdasarkan hasil penelitian dari
dengan penggunaan kontrasepsi IUD diperoleh
Martha irene Kartasur yayang berjudul
dari 10 akseptor KB yang kepercayaan positif
hubungan ketersedian sarana prasaran dengan
9 orang (90%) menggunakan kontrasepsi IUD
perilaku pelayanan kontrasepsi IUD di
dan 1 orang (1%) tidak menggunakan
Kabupaten Kebumen Tahun 2013 menyatakan
kontrasepsi IUD. Sedangkan dari 50 akseptor
dari 44 responden yang menyatakan sarana
KB yang memiliki kepercayaan negatif ada 21
prasarana yang mendukung pengunaan IUD
orang (42%) menggunakan kontrasepsi IUD
namun tidak memilih menggunakan IUD
dan 29 orang (58%) tidak menggunakan
sebanyak 26 orang (59,1%), sedangkan dari 37
kontrasepsi IUD. Hasil uji statistik diperoleh
responden yang menyatakan sarana prasarana
nilai p = 0,015 (p < 0,05) yang menyatakan
tidak mendukung dan tidak memilih
terdapat hubungan yang signifikan antara
menggunakan IUD sebanyak 32 orang (86,5%)
budaya dengan penggunaan kontrasepsi IUD.
dengan hasil uji statistik p value=0,0013
Hal ini disebabkan karena agama dan
dengan nilai a=0,05, sehingga ditarik
kepercayaan bahwa laki-laki dalam suku Batak
kesimpulan bahwa ada hubungan antara
adalah penerus marga dan pemegang warisan
ketersediaan sarana prasarana dengan perilaku
atau kekayaan.(14)
penggunaan IUD.(13)
Hubungan Dukungan Bidan Terhadap
Perilaku PUS Dalam Penggunaan IUD di
Puskesmas Oelaba, Rote Ndao, NTT
Berdasarkan hasil penelitian hubungan Bagi Puskesmas Oelaba, hasil
dukungan bidan terhadap perilaku PUS dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi
penggunaan IUD di Puskesmas Oelaba, Rote masukan untuk lebih bekerjasama,
Ndao, NTT diperoleh nilai P = 0,011 lebih memperbaiki pelayanan kesehatan kepada
kecil bila dibandingkan dengan nilai ɑ = 0,05 masyarakat, khususnya masalah-masalah yang
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada berkaitan dengan penggunaan IUD yang
hubungan antara dukungan bidan dan perilaku menjadi target nomor satu penggunaan
penggunaan IUD. Dari hasil analisis lebih kontrasepsi.
lanjut didapat nilai OR= 5,556 dengan 95% CI
Bagi Institusi Pendidikan, data dan hasil
(1,622-19,025), artinya dukungan bidan yang
penelitian ini dapat digunakan sebagai
tidak mendukung perilaku penggunaan IUD
referensi dan data dasar bahan pengajaran dan
5,556 kali lebih besar dibandingkan dukungan
bagi penelitian selanjutnya.
bidan yang mendukung perilaku penggunaan
IUD. Bagi Peneliti Selanjutnya, diharapkan hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai data awal
Hasil analisis tentang dukungan tenaga
untuk penelitian selanjutnya mengenai perilaku
kesehatan dengan perilaku penggunaan
PUS dalam penggunaan IUD dengan variabel
kontrsepsi IUD yang dilakukan oleh fitri R
dan metode yang berbeda.
(2012) diperoleh hasil kolerasi antara
dukungan tenaga kesehatan negatif dengan Daftar Pustaka
perilaku penggunaan IUD tidak baik sebanyak 1. Niken Meilani. Pelayanan Keluarga
28 akseptor (80%) dibandingkan dengan Berencana. Yogyakarta: Fitramaya; 2010.
akseptor dengan dukungan tenaga kesehatan
positif dan perilaku baik sebesar 7 (20%) 2. Endang Purwoastuti. Reproduksi dan
akseptor. Nilai OR 8,500 dan P value 0,001, Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pt.
artinya bahwa akseptor KB IUD dengan Pustaka Baru; 2015.
dukungan tenaga kesehatan negatif 8,500 kali 3. Saiffudin. Panduan Praktis Pelayanan
lebih berpeluang untuk berperilaku tidak baik Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
dalam pemakaian KB IUD.(15) Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Kesimpulan Prawirohardjo; 2012.
4. WHO. Data Akseptor KB. 2018.
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan mengenai hubungan motivasi, 5. BKKBN. Pencapaian Peserta KB Baru dan
sarana prasarana, budaya dan dukungan bidan Jumlah PUS. Jakarta; 2017.
terhadap perilaku PUS dalam penggunaan IUD 6. Notoatmodjo S. Pendidikan dan Perilaku
di Puskesmas Oelaba Kabupaten Rote Ndao Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005.
Tahun 2018 dengan jumlah responden
sebanyak 50 orang. Peneliti menarik 7. Irwanto. Psikologi Umum. Jakarta: PT.
kesimpulan sesuai dengan penelitian yang Prenhallindo; 2012.
dilakuakan bahwa adanya hubungan antara 8. Notoatmodjo s. Ilmu Perilaku Kesehatan.
motivasi, sarana prasarana, budaya dan Jakarta: PT. Rineka Cipta; 2010.
dukungan bidan terhadap perilaku PUS dalam
penggunaan IUD. Maka, dapat ditarik 9. Drs. Ridwan Effendi. Ilmu Sosial dan
kesimpulan bahwa menggunakan kontrasepsi Budaya Dasar. Jakarta: Putra Grafika;
IUD dapat mencegah akan kehamilan yang 2008.
tidak terkontrol. 10. Wibowo Adik. Metedologi penelitian
Praktis Bidang Kesehatan. Depok:
Saran Rajawali Press; 2014.
11. Azwar Azrul. Metedologi penelitian
kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
Tangerang: Binarupa aksara; 2014.
12. Yuli Irawati. Hubungan Motivasi,
Dukungan Suami Dengan peminatan
Akseptor IUD di Desa Sumber.
Kabupaten Rembang; 2014.
13. Martha Irene Kartasurya. Analisis Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Pelayanan Kontrasepsi Oleh
Bidan. Kabupaten Kebumen; 2013.
14. Vinsensius Sihombing. Pengaruh Budaya,
Kepercayaan, Nilai Kekerabatan
Terhadap Penggunaan IUD di Kecamatan
Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
2011.
15. Rahmi Fitri. Hubungan Faktor
Predisposisi, Faktor Pemungkin, Faktor
Penguat Dengan pemelihan Kontrasepsi
IUD di Wilayah kerja Puskesmas Pugaran
Tapah Darusallam Kabupaten Rokan
Hulu Provinsi Riau. 2012.
.

Anda mungkin juga menyukai